Anda di halaman 1dari 6

Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 19

ANALISIS WACANA KRITIS FAIRCLOUGH MENGENAI PEMBERITAAN EIGER DI


MEDIA DARING

Intan Rembulan1 dan Nur Hizbullah2


Universitas Al Azhar Indonesia
intanrembulan11@gmail.com; nurhz@uai.ac.id

ABSTRAK
Media massa merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan informasi ke khalayak umum. Informasi yang
disampaikan juga bisa sangat beragam, karena menyesuaikan dengan tren dan perkembangan yang ada. Salah satu
tren berita yang tengah hangat diperbincangkan oleh publik yaitu pemberitaan pada sebuah merek bisnis kenamaan
lokal yang menyediakan berbagai macam peralatan olahraga, Eiger. Belum lama ini, Eiger mengirim sebuah surat
pernyataan keberatan mengenai salah satu produknya yang diulas secara sukarela oleh seorang YouTuber bernama
Duniadian. Surat pernyataan keberatan itu beredar di berbagai media sosial dan membuat nama Eiger kembali
melambung. Melambungnya merek Eiger bukan lantaran banyak diminati, melainkan karena menuai banyak kritik
akibat surat keberatan tersebut. Beberapa media massa pun akhirnya turut menyoroti hal tersebut dengan
memunculkan pemberitaan dari berbagai sudut pandang dalam satu topik yang sama, yaitu keberatan pihak Eiger
karena produknya diulas menggunakan peralatan rekam sederhana dan membuat produk terlihat berbeda serta
berkurang kualitasnya. Hal tersebut menjadi menarik untuk diteliti dari sisi analisis wacana kritis. Oleh karena itu,
penelitian ini mengangkat topik pemberitaan media daring mengenai Eiger dari kacamata analisis wacana kritis
yang dikemukakan Fairclough. Fairclough menganalisis wacana melalui tiga dimensi, yaitu dimensi tekstual
(mikrostruktural), dimensi kewacanaan (mesostruktural), dan dimensi sosial-budaya (makrostruktural). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengungkap dan melihat bagaimana media massa memberitakan hal tersebut yang
tentunya pemberitaan mereka memuat ideologi maupun sikap masing-masing, apakah media cenderung netral,
menyudutkan, atau mendukung pihak tertentu, atau juga menyorotinya dari sisi berlainan. Pemberitaan diambil
dari lima media daring, yaitu Kompas.com, Detik.com, Liputan6.com, Sindonews.com, dan Kumparan.com yang
diterbitkan serentak pada 29 Januari 2021. Terdapat 15 judul berita dari kelima media tersebut dengan sudut
pandang pengambilan berita yang beragam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan
pendekatan kualitatif. Adapun pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode simak dan teknik catat.
Dari penelitian didapat hasil yang beragam mengenai cara media daring memberitakan satu topik yang sama
berdasarkan ideologi masing-masing media. Namun pada dasarnya, kelima media tersebut cenderung netral meski
ada beberapa pemberitaan yang memihak dan menyudutkan.
Kata kunci: Analisis Wacana Kritis, Fairclough, Pemberitaan Eiger, Media Daring

PENDAHULUAN
Sejak kasus pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia awal Maret lalu, hampir seluruh aktivitas masyarakat
berubah. Banyak hal yang sebelumnya menjadi rutinitas di luar rumah harus beralih di dalam rumah,
terlebih ketika kasus Covid-19 semakin meningkat dan pemerintah menetapkan keputusan PSBB
(Pembatasan Sosisal Berskala Besar) yang mengharuskan tempat-tempat perbelanjaan, ibadah, dan
pendidikan ditutup dan mengalihkan berbagai kegiatan seperti bekerja, belajar, ibadah, belanja, rekreasi,
olahraga, maupun aktivitas lainnya untuk dilakukan dari rumah. Keadaan yang sebelumnya terkesan
memaksa masyarakat untuk mengubah kebiasaan hidup, perlahan mulai menjadi rutinitas yang berterima.
Masyarakat mulai beradaptasi dan mencari alternatif kegiatan untuk mengisi waktu luang di tengah
pandemi.
Salah satu kegiatan yang menjadi minat masyarakat, bahkan menjadi hobi baru, adalah olahraga,
baik bersepeda maupun jogging. Minat baru tersebut tak ayal membuat permintaan konsumen untuk
peralatan olahraga meningkat. Dilansir dari situs nasional.kontan.id, Badan Pusat Statistik (BPS)
menyampaikan data aktivitas belanja online masyrakat di tengah pandemi. Data tersebut menunjukkan
kenaikan penjualan produk olahraga sebesar 170% pada bulan Januari 2020 dan meningkat sebesar 210%
pada bulan April 2020. Sejalan itu, situs katadata.co.id juga memberikan data hasil wawancara dengan
Head of Corporate Communication Bukalapak, Intan Wibisono, bahwa kenaikan penjualan produk
olahraga dan sepeda mencapai 400% pada periode Juni-Juli 2020. Berdasarkan kedua data tersebut, dapat
diasumsikan bahwa minat masyarakat untuk berolahraga akan terus meningkat selama masa pandemi.
Aktivitas masyarakat yang tertarik dengan pembelian produk olahraga semakin ramai
diperbincangkan pada akhir bulan Januari 2021, ketika seorang peminat olahraga sekaligus YouTuber
bernama Duniadian mendapat surat pernyataan keberatan dari salah satu merek kenamaan lokal yang
menjual alat outdoor dan olahraga, Eiger. Pasalnya, Dian yang baru membeli produk kacamata olahraga
dari Eiger mengunggah ulasan (review)-nya mengenai produk tersebut ke akun YouTube miliknya. Tidak

193
Unika Atma Jaya, 13−15 Juli 2021

berselang lama, pihak Eiger mengirim surat pernyataan keberatan mengenai video ulasan tersebut karena
menurut pihak Eiger kualitas video tersebut kurang layak dan membuat produk terlihat kurang menarik.
Pemilik akun YouTube Duniadian merasa tidak terima dengan surat pernyataan Eiger karena
dirinya membuat ulasan secara sukarela dan kemudian mengunggah surat tersebut ke akun Twitter dan
Instagram pribadinya. Sontak hal tersebut mendapat banyak perhatian dari warganet dan menuai
penilaian. Melihat keadaan demikian, media sebagai sumber penyebar informasi pun dengan tanggap
meluncurkan pemberitaan mengenai hal tersebut dari berbagai sudut pandang, mulai dari pihak Eiger,
pemilik akun YouTube, hingga tanggapan tokoh dan para ahli. Melihat banyaknya media yang
menerbitkan pemberitaan, menarik untuk dikaji karena setiap media berbeda sikap dalam menyajikan
berita dan memiliki ideologi tersendiri (Citra and Darmayanti 2019). Oleh karena itu, artikel ini akan
membahas dari sudut pandang analisis wacana kritis Fairclough.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan ancangan kualitatif. Teknik
pengambilan data yang dilakukan penulis mengacu pada metode simak dan dilanjutkan dengan teknik
catat, (Sudaryanto, dalam Citra and Darmayanti 2019).
Penelitian ini memiliki tiga tahap yaitu pengumpulan data, klasifikasi data, dan analisis. Data
yang dikumpulkan berupa berita mengenai Eiger yang diterbitkan oleh lima media daring, Kompas.com,
Detik.com, Liputan6.com, Sindonews.com dan Kumparan.com. Untuk mencegah perluasan bahasan,
penulis membatasi hanya pada judul-judul berita yang diterbitkan kelima media itu pada 29 Januari 2021,
karena hari itu merupakan puncak pemberitaan oleh media yang sampai menerbitkan total 15 berita. Data
yang telah dikumpulkan kemudian diklasifikasi berdasarkan sumber media pemberitaan. Setelah itu, data
dianalisis berdasarkan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough yang membedah wacana ke dalam
tiga dimensi, yaitu dimensi tekstual (mikrostruktural) terkait tata bahasa, diksi, kohesi dan koherensi,
dimensi kewacanaan (mesostruktural) terkait proses teks diproduksi, didistribusi, dan dikonsumsi ke
khalayak, dan dimensi sosial-budaya (makrostruktural) terkait institusional, sosial, dan situasional
(Fairclough 2003).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pencarian mengenai pemberitaan Eiger dalam lima media daring (Kompas.com, Detik.com,
Liputan6.com, Sindonews.com dan Kumparan.com) pada 29 Januari 2021 didapat 15 data sebagai berikut:
Media Daring Judul Berita
(1) Permohonan Maaf Eiger atas Surat Keberatannya ke YouTuber yang Viral di Media Sosial
Kompas.com (2) Fiersa Besari Semangati YouTuber yang Kena Semprot Eiger
(3) Tak Cuma Eiger, Masih Ada 6 Merek “Outdoor” Lokal yang Terkenal
(4) Setelah Insiden „Surat Cinta‟, Store Eiger Bandung Tetap Ramai Pengunjung
(5) Sempat Viral, Begini Kisah Eiger Vs YouTuber
(6) dr Tirta: Eiger Blunder dan Konyol, Senang Berbagi Poin Seperti Liverpool
Detik.com (7) Heboh „Surat Cinta„ dari Eiger untuk YouTuber, Pakar Marketing: Blunder!
Liputan6.com (8) Youtuber Kaget Dapat Surat Protes Usai Review Produk, Apa Tanggapan Eiger?
(9) Viral Eiger Beri Surat Cinta ke Youtuber, Pakar Marketing: Harusnya Legowo
(10) Viral Eiger: Ketika Brand Menyerang Ulasan Positif Pengguna di YouTube
(11) Berapa Modal Membuat Review Video Berkualitas Sesuai Standar Eiger?
(12) Dikritik Eiger, YouTuber Duniadian Ditawari Fasilitas Studio Mewah
Sindonews.com (13) Kasus Eiger, YouTuber Bang Koboi: Sudah Besar Jangan Sombong!
(14) Penjelasan Eiger soal Surat Keberatan Video Review YouTuber: Kami Salah
Kumparan.com (15) Setelah Surat Keberatan, Eiger Sebar Surat Cinta ke Eigerian
Tabel 1: Data Judul Berita
Pemberitaan dari Kompas.com
Terdapat tiga data judul pemberitaan yang diambil dari Kompas.com. Ketiga data tersebut diambil dari
sudut pandang yang berbeda. Data (1) Permohonan Maaf Eiger atas Surat Keberatannya ke YouTuber
yang Viral di Media Sosial merupakan pemberitaan berdasarkan fakta yang ada. Pada data (1), media
Kompas.com berusaha menampilkan sesuatu apa adanya. Hal tersebut tercermin dalam susunan kata-kata
yang dipilih. Diksi yang dipilih cenderung lurus tanpa adanya intervensi dari pihak mana pun.

194
Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 19

Lebih lanjut, pada data (2) Fiersa Besari Semangati YouTuber yang Kena Semprot Eiger,
menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyudutkan pihak Eiger. Proses pemberitaan ini diambil
dari sudut pandang pendapat tokoh yang juga merupakan YouTuber, Fiersa Besari. Media berusaha
menampilkan kedua pihak, yaitu Eiger sebagai pihak yang memberikan pernyataan dan YouTuber
sebagai pihak yang diberikan pernyataan. Meski demikian, media cenderung menyudutkan Eiger. Hal
tersebut tercermin dalam diksi „semprot„, yang menunjukkan ungkapan disfemisme. Pada data ini, media
tidak secara eksplisit menunjukkan sikap kontra terhadap Eiger, namun diwakilkan dengan pengambilan
sudut pandang seorang tokoh.
Data (3) Tak Cuma Eiger, Masih Ada 6 Merek “Outdoor” Lokal yang Terkenal, memerlihatkan
bahwa media bersikap kontra terhadap Eiger dan berusaha memengaruhi masyarakat (warganet) dengan
frasa pembuka „Tak Cuma Eiger,„. Diksi yang diambil oleh media menunjukkan bahwa Eiger bukan
menjadi merek satu-satunya, media juga berusaha menampilkan pembanding dengan menghadirkan
klausa lanjutan Masih Ada 6 Merek “Outdoor” Lokal yang Terkenal. Fungsi sintaksis „yang Terkenal„
semakin menunjukkan sikap media yang tidak memihak Eiger.
Analisis tingkat mesostruktural pada media Kompas.com dapat terlihat teks diproduksi
berdasarkan kejadian, melibatkan tokoh untuk diwawancarai dan survei lapangan. Adapun proses
distribusi teks melalui laman resmi media secara daring dan dikonsumsi oleh kalangan dengan rentang
usia 24-35 tahun, karena media ini memiliki gaya penyajian teks secara singkat dan dikombinasi dengan
visual. Secara sosio-kultural, Kompas.com cukup tanggap dalam menanggapi fenomena yang terjadi dan
melakukan pemberitaan dengan situasi yang berbeda.
Pemberitaan dari Detik.com
Pada pemberitaan yang diluncurkan oleh Detik.com, peneliti menemukan empat judul berita yaitu, (4)
Setelah Insiden „Surat Cinta‟, Store Eiger Bandung Tetap Ramai Pengunjung. Pada data tersebut terdapat
ungkapan eufemisme „insiden„, media lebih memilih diksi yang halus daripada diksi „kasus„. Media juga
berusaha menampilkan fakta yang terjadi sesuai urutan peristiwa, yaitu dengan menggunakan frasa „Surat
Cinta‟, karena surat cinta diluncurkan Eiger setelah adanya surat pernyataan dan surat keberatan. Media
juga menunjukkan sikap memihak terhadap Eiger dengan mendatangkan klausa Store Eiger Bandung
Tetap Ramai Pengunjung. Akan tetapi, pada pemberitaan tersebut terlihat media berusaha hati-hati ketika
memihak dengan mendatangkan fakta, yaitu sampel kejadian Eiger yang tetap ramai pengunjung. Media
juga menggunakan diksi „Store„ yang lebih populer dan menyesuaikan dengan target pembacanya.
Data (5) Sempat Viral, Begini Kisah Eiger Vs YouTuber, menunjukkan sikap media yang
berusaha netral dan mencoba mengangkat topik berdasarkan fakta. Pada pemberitaan tersebut, media
menampilkan hal yang terjadi secara kronologis dengan adanya fungsi sintaksis „Begini Kisah„.
Berbeda dengan data sebelumnya, pada data (6) dr Tirta: Eiger Blunder dan Konyol, Senang
Berbagi Poin Seperti Liverpool dan (7) Heboh „Surat Cinta„ dari Eiger untuk YouTuber, Pakar
Marketing: Blunder!. Media justru cenderung menunjukkan sikap kontra melalui sudut pandang kedua
tokoh, yaitu dr. Tirta sebagai pengusaha dan dari seorang pakar marketing. Pada data (6), mengandung
ungkapan satire „Senang Berbagi Poin„ dan menampilkan persamaan dengan „Seperti Liverpool„. Adapun
pada data (7), media lebih menekankan sikap kontra pada diksi yang menjadi pendapat pakar marketing,
„Blunder!„. Adanya fungsi tanda baca (!) menunjukkan emosi yang kuat dari kata blunder, yang bermakna
suatu kesalahan serius akibat kebodohan, kelalaian, dan kecerobohan yang diperbuat Eiger.
Media berusaha memroduksi teks dengan berbagai sudut pandang seperti survei lapangan secara
langsung, menguraikan fakta secara kronologis, dan melibatkan pendapat tokoh. Teks didistribusi secara
daring melalui laman resmi media dan diperuntukkan bagi generasi Y dan Z, yang dapat terlihat dengan
jumlah kata yang tidak lebih dari 500 dan disajikan dengan infografis yang sederhana dan mudah
dipahami. Adapun secara sosial budaya, media Detik.com sangat tanggap dalam menangkap fenomena
yang terjadi.
Pemberitaan dari Liputan6.com
Liputan6.com menerbitkan dua pemberitaan dari sudut yang berbeda, yaitu sudut pandang media dan
YouTuber serta pakar marketing. Data (8) Youtuber Kaget Dapat Surat Protes Usai Review Produk, Apa
Tanggapan Eiger? menunjukkan sikap media yang cenderung menyudutkan Eiger. Pemilihan kata „kaget‟
menjadi pemantik bagi pembaca dan menunjukkan kejadian yang berdampak besar. Pada data ini juga
ditemukan ungkapan disfemisme „surat protes‟, media mengganti „pernyataan‟ dan menjadi terlihat
kurang halus. Diksi „review‟ juga menunjukkan bahwa media berusaha memroduksi teks untuk pembaca

195
Unika Atma Jaya, 13−15 Juli 2021

modern, daripada diksi „ulasan‟. Pada pemberitaan tersebut juga menunjukkan media yang berusaha
memantik Eiger dengan bentuk penutup interogatif ‘Apa Tanggapan Eiger?‟.
Data (9) Viral Eiger Beri Surat Cinta ke Youtuber, Pakar Marketing: Harusnya Legowo
ditemukan ungkapan satire dengan penggunaan kata „Surat Cinta ke Youtuber‟. Faktanya, surat yang
diberikan ke YouTuber adalah surat pernyataan keberatan. Klausa pembuka pada judul tersbeut
menunjukkan adanya ungkapan eufemistik, namun disanggah menjadi satire karena adanya fungsi
sintaksis ‘Pakar Marketing: Harusnya Legowo‟. Media menunjukkan sikap kontra terhadap Eiger
berdasarakan fakta dan menghadirkan pendapat pakar marketing.
Liputan6.com melakukan produksi teks yang mengacu pada kejadian yang mengandung unsur
penggiringan pandangan dan dari pakar. Teks didistribusikan melalui media daring dan diperuntukkan
bagi kalangan di atas 20 hingga 40 tahunan, karena bentuk penyajian yang dibuat menjadi beberapa
halaman. Secara sosial, media ini tidak terlalu menanggapi fenomena tersebut seperti beberapa media
lainnya.
Pemberitaan dari Sindonews.com
Sindonews.com menampilkan empat judul yaitu (10) Viral Eiger: Ketika Brand Menyerang Ulasan
Positif Pengguna di YouTube, (11) Berapa Modal Membuat Review Video Berkualitas Sesuai Standar
Eiger?, (12) Dikritik Eiger, YouTuber Duniadian Ditawari Fasilitas Studio Mewah, dan (13) Kasus
Eiger, YouTuber Bang Koboi: Sudah Besar Jangan Sombong!. Keempat data tersebut menunjukkan
media yang berusaha memberikan citra negatif terhadap Eiger. Data (10) dan (11) diambil dari sudut
pandang media sendiri, data (10) berusaha memerlihatkan sisi kontra media dengan menampilkan fakta.
Akan tetapi, diksi „menyerang‟ merupakan ungkapan disfemistik. Media tampak menyudutkan Eiger
diperkuat dengan frasa „ulasan positif‟. Pada data (11) juga terlihat bahwa media tidak memihak Eiger.
Meski kalimat pembuka „Berapa Modal Membuat Review Video Berkualitas‟ terlihat netral, kemudian
diikuti frasa „Sesuai Standar Eiger?‟ yang merupakan satire. Pada judul tersebut nampak bahwa media
berusaha memerlihatkan Eiger yang memiliki standar terlalu tinggi dan kurang menghargai apresiasi
pengguna.
Data (12) terlihat media lebih menyoroti YouTuber. Diksi „ditawari‟ menunjukkan bahwa media
berusaha memerlihatkan kepada pembaca mengenai kondisi YouTuber yang tidak dihargai Eiger, kini
mendapat keberuntungan dengan diikuti frasa „fasilitas studio mewah‟. Adapun data (13), media mencoba
mengambil dari sudut pandang seorang tokoh yang merupakan YouTuber, Bang Koboi. Melalui
pernyataan dari tokoh, media mencoba menunjukkan sikap tidak memihak terhadap Eiger. Diksi „sudah
besar‟ menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi pada Eiger yang berkembang, namun kurang
menghargai pengguna yang merupakan faktor atas berkembangnya merek tersebut. Judul pemberitaan
ditutup dengan „jangan sombong!‟ yang merupakan bentuk peringatan sekaligus teguran kepada Eiger.
Sindonews.com memroduksi teks dengan mengambil dair berbagai sudut pandang, dan
didistribusikan secara daring. Proses konsumsi diperuntukkan bagi kalangan berusia 30an ke atas, terlihat
dari gaya penyajian teks dan pengambilan sudut pandang. Tidak seperti media lain, Sindonews.com justru
lebih memilih tokoh yang tidak terlalu dikenal kalangan muda. Adapun secara sosial, media ini sangat
tanggap dalam menyikapi fenomena ini.
Pemberitaan dari Kumparan.com
Pada dua data terakhir yang berasal dari Kumparan.com¸ peneliti menemukan data (14) Penjelasan Eiger
soal Surat Keberatan Video Review YouTuber: Kami Salah. Data tersebut menunjukkan media yang
berusaha netral dan cenderung memihak Eiger dengan mengambil sudut pandang Eiger „Penjelasan
Eiger’. Frasa tersebut diikuti „soal Surat Keberatan Video Review YouTuber’, ungkapn tersebut
memerlihatkan media yang mengangkat topik berdasarkan fakta. Media juga berusaha menunjukkan sikap
bertanggung jawab Eiger sebagai merek kenamaan lokal yang mau mengakui perbuatannya dengan
menghadirkan pernyataan Eiger „kami salah‟.
Hal yang tidak jauh berbeda juga terdapat pada data (15) Setelah Surat Keberatan, Eiger Sebar
Surat Cinta ke Eigerian. Pemberitaan tersebut menunjukkan adanya sebuah peristiwa dengan frasa
pembuka „Setelah Surat Keberatan‟. Pada judul ini, media cenderung netral yang tercerminkan dengan
diksi yang apa adanya dan berdasarkan fakta. Akan tetapi pada penutup judul, media berusaha agak
condong terhadap Eiger dengan pemilihan kata „Eigerian‟ sebagai penggati pelanggan Eiger. Diksi
tersebut menunjukkan bahwa media berusaha menampilkan Eiger merupakan brand besar yang memiliki
pelanggan setia.

196
Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 19

Media ini memeroduksi teks berdasarkan kejadia tanpa melibatkan tokoh, tidak seperti beberapa
media lain. Teks didistribusikan secara daring melalui laman resmi media, dan diperuntukkan bagi
kalangan 18 hingga 30an tahun yang terlihat pada gaya penyajian teks. Secara sosial, media ini
menanggapi fenomena yang terjadi sewajarnya dan tidak didominasi dengan penggiringan opini.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kelima media menyajikan teks secara kohesi
dan koheren, dan menggunakan beberapa diksi popular. Kelima media dapat menyajikan teks dengan
berbagai sudut pandang untuk menguatkan opini, dan secara umum dapat menanggapi fenomena yang
baru terjadi. Meski terdapat beberapa media yang terlalu memerlihatkan keberpihakannya dengan diksi
difemistik dan satire.
Berdasarkan penelitian, peneliti menyarankan agar media dapat memberikan pemberitaan dari
berbagai sudut pandang secara netral, tanpa memihak atau menyudutkan salah satu pihak agar opini
pembaca tidak tergiring, dan media dapat lebih memerhatikan diksi yang digunakan agar tidak terlihat
lebih keras atupun terlalu memperhalus informasi. Pada penelitian berikutnya, diharapkan penelitian ini
dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain dalam mengaji analisis wacana kritis lebih mendalam
dan tidak hanya bersumber dari media.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih kami haturkan kepada LP2M UAI atas dukungannya, sehingga kami dapat
memaparkan riset kecil ini di hadapan para partisipan KOLITA 19.

DAFTAR PUSTAKA
Ady Prawira Riandi. 2021. “Permohonan Maaf Eiger Atas Surat Keberatannya Ke YouTuber Yang Viral
Di Media Sosial.” Kompas.Com, January 29. Diakses dari Permohonan Maaf Eiger atas Surat
Keberatannya ke YouTuber yang Viral di Media Sosial Halaman all - Kompas.com
Akbar Bachtiar. n.d. “Representasi Ideologi Melalui Piranti Linguistik Dalam Wacana Berita Elit Politik
Di Kompas.Com (Kajian Analisis Wacana Kritis Fairclough).” 4(3):57–71.
Anisa Indriani. 2021a. “Heboh „Surat Cinta‟ Dari Eiger Untuk YouTuber, Pakar Marketing: Blunder!”
Detik.Com, January 29. Diakses dari Heboh 'Surat Cinta' dari Eiger untuk YouTuber, Pakar
Marketing: Blunder! (detik.com)
Anisa Indriani. 2021b. “Sempat Viral, Begini Kisah Eiger Vs YouTuber.” Detik.Com, January 29.
Diakses dari Sempat Viral, Begini Kisah Eiger Vs YouTuber (detik.com)
Anon. 2021a. “Penjelasan Eiger Soal Surat Keberatan Video Review YouTuber: Kami Salah.”
Kumparan.Com, January 29. Diakses dari Penjelasan Eiger soal Surat Keberatan Video Review
YouTuber: Kami Salah - kumparan.com
Anon. 2021b. “Setelah Surat Keberatan, Eiger Sebar Surat Cinta Ke Eigerian.” Kumparan.Com, January
29. Diakses dari Setelah Surat Keberatan, Eiger Sebar Surat Cinta ke Eigerian - kumparan.com
Bidara Pink. 2020. “BPS Catat Penjualan Online Melonjak Tajam Selama Pandemi Corona.” Kontan.Id.
Diakses dari BPS catat penjualan online melonjak tajam selama pandemi corona (kontan.co.id)
Cindy Mutia Annur. 2020. “Penjualan Sepeda Di E-Commerce Naik Hingga 4 Kali Lipat Selama
Pandemi.” Katadata, July 28. Diakses dari Penjualan Sepeda di E-Commerce Naik Hingga 4 Kali
Lipat Selama Pandemi - E-commerce Katadata.co.id
Citra, Cinderamata Rengganis, and Nani Darmayanti. 2019. “Analisis Wacana Kritis Fairclough pada
Pemberitaan Selebriti di Media Daring.”
Danang Arradian. 2021a. “Berapa Modal Membuat Review Video Berkualitas Sesuai Standar Eiger?”
Sindonews.Com, January 29. Diakses dari Berapa Modal Membuat Review Video Berkualitas
Sesuai Standar... (sindonews.com)
Danang Arradian. 2021b. “Kasus Eiger, YouTuber Bang Koboi: Sudah Besar Jangan Sombong!”
Sindonews.Com, January 29. Diakses dari Kasus Eiger, YouTuber Bang Koboi: Sudah Besar Jangan
Sombong! (sindonews.com)
Danang Arradian. 2021c. “Viral Eiger: Ketika Brand Menyerang Ulasan Positif Pengguna Di YouTube.”
Sindonews.Com, January 29. Diakses dari Viral Eiger: Ketika Brand Menyerang Ulasan Positif
Pengguna... (sindonews.com)Fairclough, Norman. 2003. Analysing Discourse Textual Analysis for
Social Research.

197
Unika Atma Jaya, 13−15 Juli 2021

Femi Diah. 2021. “dr. Tirta: Eiger Blunder Dan Konyol, Senang Berbagi Poin Seperti Liverpool.”
Detik.Com, January 29. Diakses dari dr Tirta: Eiger Blunder dan Konyol, Senang Berbagi Poin
Seperti Liverpool (detik.com)
Henry. 2021. “Youtuber Kaget Dapat Surat Protes Usai Review Produk, Apa Tanggapan Eiger?”
Liputan6.Com, January 29. Diakses dari Youtuber Kaget Dapat Surat Protes Usai Review Produk,
Apa Tanggapan Eiger? - Lifestyle Liputan6.com
Indrani Dewi Anggraini. 2020. “Makna Paradoksikal Pidato Kevin Rudd: The Apology to The Stolen
Generation of Australia (AWK Model Norman Fairclough).” Unika Atma Jaya (September):216–
21.
Lahay, Srisna J. 2020. “Partai Politik Dan Korupsi: Sebuah Analisis Wacana.” Unika Atma Jaya
(September):2018–21.
Maria Adeline Tiara Putri. 2021. “Tak Cuma Eiger, Masih Ada 6 Merek „Outdoor‟ Lokal Yang
Terkenal.” Kompas.Com, January 29. Diakses dari Tak Cuma Eiger, Masih Ada 6 Merek "Outdoor"
Lokal yang Terkenal Halaman all - Kompas.com
Maulandy Rizky Bayu Kencana. 2021. “Viral Eiger Beri Surat Cinta Ke Youtuber, Pakar Marketing:
Harusnya Legowo.” Liputan6.Com, January 29. Diakses dari Viral Eiger Beri Surat Cinta ke
Youtuber, Pakar Marketing: Harusnya Legowo - Bisnis Liputan6.com
Maulida Juliza. 2018. “Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Cerpen Jangan Panggil Aku Katua
Karya Yulhasni.”
Nadya Inda Syartanti. 2015. “Mudik vs Pulang Kampng: Ambiguitas Di Tengah Pandemi (Kajian
Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough).” Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18 265–
69.
Rintan Puspita Sari. 2021. “Fiersa Besari Semangati YouTuber Yang Kena Semprot Eiger.”
Kompas.Com, January 29. Diakses dari Fiersa Besari Semangati YouTuber yang Kena Semprot
Eiger (kompas.com)
Wahyu Sibarani. 2021. “Dikritik Eiger, YouTuber Duniadian Ditawari Fasilitas Studio Mewah.”
Sindonews.Com, January 29. Diakses dari Dikritik Eiger, YouTuber Duniadian Ditawari Fasilitas
Studio... (sindonews.com)
Wisma Putra. 2021. “Setelah Insiden „Surat Cinta‟, Store Eiger Bandung Tetap Ramai Pengunjung.”
Detik.Com, January 29. Diakses dari Setelah Insiden 'Surat Cinta', Store Eiger Bandung Tetap
Ramai Pengunjung (detik.com)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap Institusi Pendidikan Minat Penelitian


S1 Bahasa dan
Kebudayaan Arab, Linguistik Terapan,
Intan Rembulan
Universitas Al Azhar Penerjemahan
Universitas Al Azhar
Indonesia
Indonesia
Linguistik teoretis dan
S3 Linguistik Universitas
Nur Hizbullah Linguistik terapan
Indonesia
(korpus)

198

Anda mungkin juga menyukai