Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemilukada Gubernur DKI Jakarta telah selesai. Dari perhitungan suara

melalui metode Quick Count berbagai lembaga survey, pasangan Jokowi-Ahok

berhasil memenangkan Pemilukada Gubernur DKI Jakarta. Dan ini makin

dikuatkan dengan hasil perhitungan akhir yang resmi diumumkan oleh KPUD

DKI Jakarta melalui situs resminya bahwa telah ditetapkan pasangan Calon nomor

urut 3 (tiga) Ir. H. Joko Widodo-Ir.Basuki Tjahaja Purnama, MM sebagai

pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Terpilih periode 2012-2017.

Berbagai ulasan tentang kemenangan Jokowi-Ahok, banyak ditayangkan

di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Disadari atau tidak,

kemenangan pasangan Jokowi-Ahok ditentukan juga oleh media massa. Karena

media massa dapat mengarahkan opini publik berdasarkan isi atau berita yang

dimuat. Berikut beberapa momen pemberitaan media massa yang mengangkat

kepopuleran pasangan Jokowi-Ahok yang otomatis meningkatkan kepopuleran

media massa tersebut di Pemilukada Gubernur DKI Jakarta.

Poin pertama adalah mengenai Jokowi dan mobil ESEMKA. Kemunculan

mobil ESEMKA yang merupakan hasil karya siswa beberapa SMK ini banyak

1
mempengaruhi popularitas Jokowi. Seperti diberitakan di media massa Jokowi

memberi apresiasi yang bagus terhadap mobil ESEMKA ini dengan menjadikan

mobil tersebut sebagai mobil dinasnya.

Jokowi juga memberi dukungan penuh saat mobil menjalani uji emisi

sebagai syarat agar mobil ESEMKA tersebut bisa dipasarkan di Indonesia.

Dengan pemberitaan tersebut popularitas positif Jokowi meningkat secara

signifikan di seluruh Indonesia karena baru kali ini seorang pejabat pemerintah

mau menggunakan mobil hasil karya anak bangsa sebagai mobil dinasnya dimana

biasanya pejabat pemerintah selalu menggunakan mobil mewah dari produsen

mobil terkenal dunia. Momen kepopuleran Jokowi ini rupanya bisa dilihat oleh

PDIP sehingga PDIP pun menugaskan Jokowi untuk bertarung di Pemilukada

Gubernur DKI Jakarta

Poin ke dua adalah pemberitaan khutbah Rhoma Irama. Rekaman khutbah

Rhoma Irama yang ternyata sampai di media massa juga mempengaruhi opini

publik. Dalam rekaman tersebut Rhoma Irama menyinggung masalah

kepemimpinan dalam konteks Islam dimana seorang muslim harus memilih

pemimpin dari kalangan muslim juga dan contoh yang disampaikan Rhoma Irama

adalah Pemilukada DKI Jakarta.

Pernyataan dari Rhoma Irama yang dimuat di media massa ini tentu

menimbulkan pembicaraan hangat mulai dari yang pro sampai yang kontra dan

hal ini justru membuat masyarakat lebih penasaran terhadap pasangan Jokowi-

Ahok. Untuk memenuhi rasa penasaran tersebut masyarakat mulai mencari-cari

apapun yang berhubungan dengan pasangan tersebut di berbagai media massa dan

2
dalam proses tersebut bisa jadi masyarakat jadi tahu banyak hal-hal positif dari

pasangan tersebut yang berkenan di hati masyarakat dan hal ini mempengaruhi

pilihan mereka di Pemilukada

Berikutnya adalah pemberitaan pernyataan Fauzi Bowo. Pernyataan Fauzi

Bowo saat meninjau korban kebakaran di Karet Tengsin yang diliput banyak

media massa merupakan blunder karena pernyataannya dinilai berbagai pihak

sangat arogan. Seperti yang dilansir oleh situs pemberitaan online

http://m.merdeka.com/ pada hari Jumat, 10 Agustus 2012 09:14:51 dengan judul

“Ucapan-ucapan blunder Foke”. Pada pemberitaan ini redaksi menulis:

Pernyataan Fauzi Bowo yang menyindir Joko Widodo kepada korban kebakaran

di Karet Tengsin, Jakarta Pusat, bak bumerang. Sang gubernur terus diserang

akibat ucapan blundernya tersebut. “Sekarang lo nyolok siapa? Kalau

nyolok Jokowi mah bangun (rumah) di Solo aja sono,” kata Foke saat

mengunjungi korban kebakaran dua hari silam. Hal ini tentu berpengaruh pada

turunnya elektabilitas Fauzi Bowo dalam Pemilukada. Bahkan dengan adanya

pernyataan ini, PKS yang merupakan partai pendukung Fauzi Bowo sampai

mengingatkan Fauzi Bowo agar hati-hati dalam membuat pernyataan di depan

publik. Andai saja Fauzi Bowo tidak mengeluarkan pernyataan tersebut di depan

media massa atau pernyataan tersebut dilakukan tanpa ada media massa yang

meliput mungkin saja eletabilitas fauzi Bowo tetap terjaga

Selain faktor diatas, kemenangan Jokowi-Ahok juga ditentukan oleh sikap

mereka di depan media massa. Pasangan tersebut tidak pernah tampil emosi dalam

menyikapi "serangan" dari pihak lain. Hal tersebut semakin membangun citra

3
mereka sebagai pemimpin yang tenang dan sabar dalam menghadapi segala

persoalan.

Melalui publikasi berbagai media massa memungkinkan menguntungkan

pihak pasangan Jokowi-Ahok, karena selain pencitraan positif masyarakat dapat

memperoleh informasi lebih dalam figur pasangan tersebut. Ditambah lagi dengan

akses untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait kandidat-kandidat gubernur

DKI lebih mudah.

Dalam Pemilukada DKI Jakarta 2012, Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) di

Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (16/9/2012) mengumumkan hasil riset

terhadap media yang selalu menayangkan dan menulis serta memberitakan

pasangan calon Gubernur melalui media yang kerap menayangkan kegiatan dan

foto pasangan calon Gubernur DKI Jakarta.

Media massa yang diteliti AJI di antaranya media online (Detik.com,

Kompas.com, Vivanews.com dan Okezone.com), media cetak (Warta Kota, Pos

Kota, Indo Pos, Koran Jakarta, Republika, Kompas, Koran Tempo dan Suara

Pembaruan), media televisi (TvOne, RCTI, SCTV, TransTv, Trans7,

MNCtv,Global-TV, MetroTV, Indosiar, Daai-TV). Dari pemantauan yang AJI

yang lakukan di berbagai media tersebut, didapatkan hasilnya. Yaitu, Detik berada

di urutan pertama memberitakan dengan 434 berita, Indopos 124 berita dan Tvone

44 berita.

Dari riset yang dilakukan oleh AJI, media yang menempati urutan pertama

dalam pemberitaan Jokowi-Ahok merupakan media online yang notabenenya

merupakan media yang baru lahir namun sanggup mengalahkan media lainnya
4
seperti surat kabar dan televisi. Jadi dikaitkan dengan media massa sebagai sarana

publikasi pasangan Jokowi-Ahok, dan hasil penelitian dari AJI, maka media

online selayaknya punya peranan besar dalam proses kampanye pasangan ini.

Sedangkan menurut Organisai Masyarakat Sipil (OMS), mengemukakan

hasil penelitiannya bahwa dalam Pemilukada ini ditemukan fakta bahwa page

Facebook “Joko Widodo dan Basuki T. Purnama untuk Jakarta Baru” memiliki

jumlah likes lebih dari 88 ribu pengguna facebook. Sedangkan lebih hampir 65

ribu pemilik account facebook membicarakan tentang pasangan ini.

Menurut Firdaus Cahyadi, dalam laporan penelitiannya dalam Jurnalnya

yang berjudul “Belajar Dari Politik On-Off Jokowi”, ada beberapa hal yang dapat

kita pelajari mengenai kampanye Jokowi-Ahok:

1. Memahami bahwa masyarakat sudah berubah. Cara kampanye untuk

menjangkau mereka pun harus berubah. Tidak bisa hanya menggunakan

cara-cara lama. Berkampanye menggunakan media online adalah salah

satu cara untuk menjangkau publik. Namun perlu diingat pengguna

kampanye media online di Indonesia juga harus spesifik. Karena

penggunanya memiliki karakter-karakter tersendiri. Misalnya dari tingkat

kelas sosial, ekonomi, tingkat pendidikan dan geografisnya.yang biasanya

merupakan kalangan kelas sosial menengah ke atas. Dominasi kelas

menengah atas itu nampak dari penelitian MarkPlus Insight tentang

prilaku pengguna internet di Indonesia. Menurut survei itu pengguna

internet di Indonesia menunjukkan bahwa mereka mengalokasikan

sebagian pengeluarannya untuk akses internet.

5
2. Meskipun penggunaan media baru seperti media online ini untuk

berkampanye, namun jangan lupa untuk tetap menggunakan media

konvensional untuk berkampanye. Menurut penelitian Prof Merlyna Lim

terhadap 80 blog yang concern pada masalah sosial dan politik di

Indonesia terungkap bahwa isu yang dicover dalam blog mereka adalah isu

kelas menengah atas yang sudah disebarkan oleh media mainstream

sebelumnya. Kampanye online tetap harus didukung oleh pemberitaan

media massa konvensional.

3. Salah satu hal yang menjadi kunci kampanye di era digital adalah saling

menguatkan antara offline dan online. Artinya, kampanye online harus

menguatkan kampanye yang dilakukan secara offline dan sebaliknya. Hal

itu yang diimplementasikan oleh Jokowi dalam kampanye On-Off nya.

Tapi syaratnya kampanye offline harus menguatkan online dan sebaliknya.

4. Dalam kampanye On-Off Jokowi, terlihat jelas bahwa pesan yang

disampaikan sangat fokus, “Pilih Jokowi menjadi Gubernur DKI”.

5. Kelima, kampanye On-Off Jokowi terbukti berhasil di Jakarta. Namun di

luar Jakarta, terutama di Indonesia timur kampanye On Off belum tentu

berhasil, bahkan bisa juga akan menuai kegagalan. Pengguna internet,

khususnya media sosial seperti facebook dan twitter, di Indonesia

didominasi dari Jawa, khususnya Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,

Tanggerang dan Bekasi).

Aktifitas publikasi, pencitraan, dan pemberitaan yang ada dalam pemilihan

pemimpin seperti ini tidak terlepas dari kegiatan kampanye. Menurut

Rajasundaram dalam Venus (2009:8): “Kampanye dapat diartikan sebagai


6
pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi

dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada

masalah tertentu berikut pemecahannya.”

Berdasarkan pemaparan diatas bila kita kaitkan dengan media online

dalam kegiatan kampanye pasangan Jokowi-Ahok, merupakan kegiatan

memanfaatkan sarana yang ada untuk kegiatan kampanye yang diolah sedemikian

rupa. Pasangan ini tidak hanya mengandalkan media online yang sudah ada. Bila

kita telusur, ada satu situs resmi yang merupakan spesialisasi Jokowi-Ahok. Entah

itu mengenai figur, keberhasilan-keberhasilannya, dokumentasi kegiatan, bahkan

hingga hiburan. Semua dapat dinikmati dengan membuka www.jakartabaru.co

Hal yang harus kita ketahui, Indonesia bukanlah negara dengan jumlah

pengguna Internet yang kecil. Menurut Romi Satria Wahono dalam artikelnya di

UBB Press, mengungkapkan fakta bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia,

menurut data terakhir dari Internet World Stats, mencapai 25 juta orang. Media

online seperti media lainnya juga dapat membentuk personal branding atau yang

lebih sering disebut dengan pencitraan. Online personal branding sebenarnya

bukan hal baru di dunia teknologi dan perpolitikan. Para pengguna internet

sesungguhnya disadari ataupun tidak telah masuk kedalam lingkaran online

personal branding, bahkan sering hidup dari hasil kegiatan itu.

Kampanye Jokowi–Ahok dalam menguasai pemberitaan di media online

menjadi hal yang menarik mengingat pasar dari media online sendiri merupakan

kalangan menengah terdidik. Selain penyebaran visi misinya sebagai calon

pemimpin, lewat media online Jokowi juga menjual melakukan online personal

7
branding. Sisi lain Jokowi mengenai kotak-kotak, pemuda daerah, Walikota Solo,

mobil ESEMKA, dan sederet hal menarik lainnya menjadi target empuk untuk

dapat dimediatori secara online dan dapat menjadi bahan perbincangan bahkan

perdebatan di dalamnya.

Berdasarkan berbagai ulasan tentang kemenangan Jokowi-Ahok di atas,

disadari atau tidak, kemenangan pasangan Jokowi-Ahok ditentukan juga oleh

media massa pada umumnya dan media online pada khususnya. Maka di sini

peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam pada Kampanye Jokowi-

Ahok Melalui Media Online.

1.2 Rumusan Masalah

Momen Pemilikada DKI Jakarta berhasil membuat suatu gejolak sendiri

dalam bidang demokrasi rakyat Jakarta. Karena dalam hal ini, sosok pasangan

Jokowi-Ahok dianggap cukup fenomenal. Menurut pemberitaan yang dimuat

dalam http://www.jpnn.com/, pada hari Sabtu, 22 September 2012, dalam

kutipannnya: "Fenomena Jokowi-Ahok ini membuat politik sudah kembali pada

hakekatnya sepenuhnya. Politik kan soal publik, dari publik untuk publik. Dari

kedaulatan rakyat. Ini mengalahkan fenomena politik yang terkenal dengan

kekerasan uang, dan kekuasaan. Politik sudah kembali pada urusan publik," ujar

Hamdy dalam diskusi "Belajar dari Pilkada Jakarta" di Warung Daun, Cikini,

Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).

Dilengkapi pula oleh pemberitaan di media online lainnya, dari

http://politik.kompasiana.com/, pada tanggal 27 August 2013 dengan judul

Fenomena Penggunaan Musik Populer Melalui Jejaring Media Sosial Pada

8
Pilpres Meksiko Tahun 2012 Pasca “Musim Semi” Gerakan Revolusi Timur

Tengah dan Pilkada DKI Jakarta 2012.

Pada artikel yang ditulis oleh Adi Sodikin ini mengaatakan bahwa

setidaknya ada tiga faktor yang menjadi kunci kemenangan Jokowi yaitu

komposisi pemilih kelas menengah yang besar, strategi pendekatan yang tepat ke

pemilih, dan media yang berpihak pada Jokowi. Suka tidak suka, media juga

berperan penting dalam memoles brand Jokowi. Berita-berita tentang Jokowi

lebih banyak yang memiliki sentimen positif dibanding Foke baik di media

konvensional maupun online.

Dengan demikian fenomena Jokowi-Ahok sebagai pasangan yang maju

dan berhasil memenangkan Pemilukada DKI Jakarta 2012 memiliki banyak

faktor. Salah satunya adalah pemberitaan, dan diantara sekian banyak

pemberitaan, media online punya peran penting di dalamnya. Maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Kampanye Politik

Jokowi-Ahok Melalui Media Online?”

1.3 Tujuan Penelitian

Media online dalam kegiatan berpolitik merupakan suatu aktifitas yang

persaingannya sangat kuat. Kini semakin berwarna karena hadirnya suatu

penyajian yang berbeda dari pandangan sebelumnya. Bukan lagi selalu

menampilkan gaya berpolitik yang kaku. Kemenarikan dengan pembawaan santai

dan nyentrik, juga dipadukan dengan kreatifitas beriringan dengan tren dan

kemajuan teknologi mampu mendapatkan perhatian khalayak. Maka saya sebagai

9
penulis menganalisa mengenai Kampanye Politik Jokowi-Ahok Melalui Media

Online.

Dengan melakukan penelitian ini, penulis juga bermaksud melakukan riset

dan menyajikan jawaban dari masalah yang diteliti. Karena penelitian ini adalah

bantuk penyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan strata satu bidang ilmu

komunikasi, Universitas BSI Bandung. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan terhadap penyajian pemberitaan tentang seorang figur

politisi dan cara komunikasinya.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Literatur

Pada penelitian sebelumnya, telah ada beberapa peneliti yang meneliti

mengenai kampanye melalui media online. Diantaranya adalah mengenai Jejaring

Sosial, Identitas Kolektif dan Aksi Politik: Faktor Facebook dalam Refolusi Mesir

yang dilakukan oleh Riris Loisa. Riris menemukan bahwa situs Facebook

merupakan salah satu faktor penting pemicu terjadinya Revolusi di Mesir. Riris

mengatakan bahwa melalui jejaring sosial Facebook, masyarakat Mesir terbangun

melihat realitas keterbelengguan mereka.

Menyadari adanya dominasi dari seseorang atau rezim pemerintahan di

negaranya untuk mendapatkan dukungan serta rasa hormat dari warga negaranya.

Saat yang bersamaan Facebook membentuk adanya harapan akan impian

kehidupan di Mesir yang damai yang mengakui kedaulatan rakyat. Penelitian

yang dilakukan oleh Riris Loisa ini mengunakan studi literatur terhadap media

online Facebook dengan metodologi kualitatif.

Kedua, Firdaus Cahyadi, yang dipaparkan pada laporan penelitian dalam

Jurnalnya yang berjudul Belajar dari Politik On-Off Jokowi. Hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa dengan jumlah pengguna internet yang tinggi di Jakarta,

kampanye Online yang dilakukan pasangan Jokowi-Ahok cukup efektif. Tetapi

tetaplah kampanye on-off merupakan paduan jitu kampanye yang saling

11
melengkapi. Dalam penelitiannya Cahyadi mengatakan bahwa politisi harus

memahami bahwa masyarakat sudah berubah, cara kampanye untuk menjangkau

mereka pun harus berubah. Tidak hanya menggunakan cara-cara lama.

Berkampanye menggunakan media sosial di internet adalah salah satu cara baru

untuk menjangkau publik. Penelitian yang dilakukan Cahyadi ini menggunakan

pendekatan studi literatur terhadap media online dan observasi dengan metodologi

kualitatif.

Ketiga, hasil penelitian dari Skripsi Yuddi Yustian yang mengangkat judul

Strategi Kampanye Politik Calon Incumbent dan Pendatang Baru dalam Pemilihan

Kepala Daerah (Studi Kasus: Tim Kampanye Pasangan Danny Setiawan-Iwan

Sulanjana dan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf di Kota Bogor, Jawa Barat). Dari

hasil penelitiannya menggambarkan Perbedaan utama dari tim kampanye pasangan

calon incumbent dan pendatang baru adalah dari segi jumlah anggota tim

kampanye, distribusi anggota anggota tim kampanye ke dalam tiap bidang kerja,

dan mekanisme kerja tim kampanye.

Mekanisme kerja tim kampanye dari calon pendatang baru lebih mampu

menjalankan kampanye politik yang efektif dalam menghadapi waktu kampanye

yang hanya kurang dari dua minggu. Tim kampanye pasangan incumbent yang

merupakan gabungan dari Partai Golkar dan Partai Demokrat, menghadapi

berbagai hambatan yang menyebabkan terjadinya kondisi ”saling tunggu” dalam

pendistribusian atribut-atribut kampanye, sehingga kegiatan kampanye yang

dijalankan menjadi terganggu.

Berdasarkan penjelasan Yustian faktor-faktor yang menyebabkan

kemenangan pasangan sang pendatang baru antara lain adalah, penggunaan

12
strategi kampanye yang tepat menuju sasaran, mekanisme kerja tim kampanye

yang efektif, dan ketepatan momentum mengenai citra pasangan muda dengan isu

yang sedang berkembang saat itu. Sementara itu faktor-faktor yang menyebabkan

kekalahan pasangan incumbent antara lain adalah, kurangnya koordinasi internal

tim kampanye dan partai ke tingkat atas dan bawah, kesalahan dalam penggunaan

strategi kampanye melalui strategi ”panggung” yang merupakan cara-cara lama

dalam berkampanye, dan ketidaksesuaian citra yang ingin dibentuk dengan cara

pandangan masyarakat mengenai pasangan incumbent.

Nama Pendekatan
Judul
No Penulis /Metode Hasil Penelitian Kritik
Penelitian
(Tahun) Penelitian
1 Jejaring Riris Mengunakan Situs Facebook Dalam penelitian
Sosial, Loisa pendekatan merupakan salah satu ini penulis
Identitas (2011) kualitatif. faktor penting melihat kekuatan
Kolektif dan Dengan pemicu terjadinya spesifikasi salah
Aksi Politik: studi Revolusi Mesir. Riris satu media
Faktor literatur mengatakan bahwa online
Facebook terhadap melalui jejaring (Facebook) yang
dalam media online sosial Facebook, mempunyai
Refolusi Facebook. masyarakat Mesir perana yang
Mesir. terbangun melihat cutup kuat dalam
kenyataan menggiring
keterbelengguan kekuatan
mereka. Saat yang dukungan
bersamaan Facebook masyarakat.
membentuk adanya Namun
harapan akan impian penelitian ini
kehidupan di Mesir berfokus pada
yang damai yang satu media
mengakui kedaulatan online.
rakyat.
2 Belajar dari Firdaus Menggunakan Dengan pengguna Di dalam
Politik On- Cahyadi pendekatan internet yang tinggi penelitian ini,
Off Jokowi (2012) kualitatif. di Jakarta, kampanye untuk
Dengan studi Online yang meningkatkan
literatur dilakukan pasangan kredibilitas
13
terhadap Jokowi-Ahok cukup tulisannya,
media online efektif. Tetapi Cahyadi
dan observasi. tetaplah kampanye memasukkan
on-off merupakan beberapa hasil
paduan jitu survei yang ia
kampanye yang dapatkan.
saling melengkapi. Namun Cahyadi
Dan masyarakat sudah membahas
berubah, cara mengenai
kampanye untuk efektifitas
menjangkau mereka kampanye on-off
pun harus berubah. Jokowi. Tidak
Berkampanye spesifik pada
menggunakan media caranya
sosial di internet berkampanye.
adalah salah satu cara
baru untuk
menjangkau publik.
3 Strategi Yuddi Menggunakan Salah satu faktor Dalam penelitian
Kampanye Yustian pendekatan penentu kemenangan ini masih
Politik Calon (2008) kualitatif. dari calon pendatang membahas
Incumbent dan Dengan baru karena strategi
Pendatang menganalisa mekanisme kerja keberhasilan
Baru dalam data terhadap lebih mampu kampanye secara
Pemilihan studi literatur. menjalankan garis besar.
Kepala Daerah kampanye politik Tidak tefokus
(Studi Kasus: yang efektif dalam pada salam satu
Tim menghadapi waktu. media yang juga
Kampanye Penggunaan strategi merupakan salah
Pasangan kampanye yang tepat satu penentu
Danny menuju sasaran, kemenangan.
Setiawan-Iwan mekanisme kerja tim
Sulanjana dan kampanye yang
Ahmad efektif, dan ketepatan
Heryawan- momentum mengenai
Dede Yusuf di citra pasangan muda
Kota Bogor, dengan isu yang
Jawa Barat). sedang berkembang
saat itu.
Tabel II.1. Kajian Literatur

14
Dengan disimpulkannya penelitian diatas, dapat dipaparka bahwa pada

penelitian yang pertama peneliti lebih menitik beratkan pada salah satu media

online sebagai bentuk kekuatan pergerakan masyarakat. Pada penelitian kedua

peneliti membahas tentang efektifitas kampanye namun tidak spesifik denga cara

berkampanyenya. Dan untuk penelitian ketiga meneliti tentang strategi

berkampanye pasangan baru melawan pasangan incumbent. Namun tidak spesifik

kepada pembahasan salah satu media massa yang merupakan salah satu faktor

penting dalam berkampanye. Dengan demikian dalam hal ini peneliti dapat

memposisikan diri sebagai berikut:

Dengan bagan diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana cara kampanye

Jokowi-Ahok melalui media online. Karena sudah terbukti bahwa di Mesir media

online sudah menjadi salah satu faktor penting pendorong revolusi Mesir. Disisi

lain kampanye online Jokowi-Ahok sudah dinilai efektif karena mampu

mengalahkan pasangan incumbent.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Komunikasi Politik dan Kampanye Poitik

Menurut Nimmo (2005:6) menjelaskan Komunikasi adalah proses

interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan

citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk

bertukar citra itu melalui simbol-simbol.

Definisi komunikasi lainnya, terutama spesifik mengenai proses

komunikasi diungkapkan oleh Dean Barnlund dalam Subiakto dan Ida (2012:15)

Komunikasi melukiskanevolusi makna; makna adalah sesuatu yang diciptakan,

ditentukan, diberikan, dan bukan sesuatu yang diterima. Jadi komunikasi


15
bukanlahsuatu raksi terhadap sesuatu, bukan pula interaksi denga sesuatu,

melainkan suatu transaksi yang di dalamnya orang menciptakan dan memberi

makna agarmenyadari tujuan orang tersebut.

Sedangkan Aristoteles, seorang ahli filsafat Yunani Kuno menerangkan

dalam bukunya ”Rhetoric” sebagaimana yang dikutip oleh Cangara (2011:14)

membuat definisi komunikasi dengan menekankan “siapa” mengatakan “apa”

kepada “siapa”.

Definisi yang dibuat Aristoteles sangatlah sederhana, tetapi ia mampu

memberikan pemikiran kepada seorang ahli ilmu politik bernama Harold D.

Lasswell. Lasswell dalam Cangara (2011:14) mencoba membuat definisi

komunikasi yang lebih sempurna dengan menanyakan “siapa” mengatakan “apa”

melalui “apa” kepada “siapa” dan apa “akibatnya”.

Sedangkan menurut Budiardjo dalam Cangara (2011:23) mengatakan

bahwa politik adalah kegiatan yang dilakukan dalam suatu negara menyangkut

proses menentukan tujuan dan melaksanakan tujuan tersebut.

Dan menurut Nimmo (2005:8), Politik adalah siapa memperoleh apa,

kapan, dan bagaimana nilai-nilai oleh orang yang berwenang, kekuasaan dan

pemegang kekuasaan, pengaruh, tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan

atau memperluas tindakan lainnya.

Jadi, menurut pemikiran Nimmo (2005:9) Komunikasi politik yaitu

(kegiatan) komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan

konsekuensi-konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan

manusia di dalam kondisi-kondisi konflik.

16
Setelah kita ketahui teori mengenai komunikasi politik, kali ini penulis

mencoba mengangkat definisi dari kampanye politik. Definisi kampanye menurut

Kotler dan Roberto dalam Cangara (2011:229) Kampanye ialah sebuah upaya

yang diorganisir oleh suatu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk

memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide,

sikap dan perilaku tertentu.

Sedangkan Cangara (2011:223) mengatakan Kampanye adalah aktifitas

komonikasi yang ditujukan untuk mempangaruhi orang lain agar ia memiliki

wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar

atau pemberi informasi.

Pada tokoh lainnya, Richard A. Joslyn dalam Cangara (2011:230)

melukiskan kampanye politik tidak ada bedanya dengan sebuah adegan drama

yang dipentaskan oleh para aktor-aktor politik.

Saat ini kampanye politik telah mulai menyerap nilai-nilai pemasaran dan

pencitraan. Hal ini dapat terjadi karena perubahan mekanisme pemilihan seorang

pemimpin, dalam hal ini kepala daerah, dari yang sebelumnya dipilih oleh

parlemen menjadi dipilih oleh rakyat. Kegiatan pembangunan dan pembentukkan

citra merupaka suatu hal yang amat penting. Karena mengingat tujuan utama

kampanye itu sendiri sebgai usaha memperoleh dukungan terbanyak.

2.2.2 Strategi Kampanye Politik

Beberapa tokoh berikut mendefiniskan strategi yang dikutip oleh Cangara

(2011:236):

1. Karl Von Clausewitz (1780-1831) merumuskan bahwa strategi ialah suatu

seni mengguanakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang.

17
2. Marthin Anderson (1968) merumuskan bahwa strategi adalah seni dimana

melibatkan kemampuan inteligensi/pikiran untuk membawa semua sumber

daya maksimal dan efisien.

Masih dalam Cangara (2011:236-238) lebih diperinci lagi mengenai

strategi komunikasi dari beberapa tokoh, yaitu:

1. Rogers (1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai

suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam

skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru.

2. Middleton (1980) membuat definisi dengan menyatakan bahwa strategi

komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi

maulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada

pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan yang optimal.

Penetapan strategi komunikasi untuk sebuah kampanye menurut Cangara

(2011:238) harus diawali dengan penetapan:

1. Siapa yang menjadi juru kampanye (komunikator)?

2. Siapa yang menjadi target sasaran kampanye (khalayak)?

3. Pesan apa yang harus disampaikan?

4. Saluran atau media apa yang harus digunakan untuk penyebarluasan

informasi?

5. Bagaimana hasil atau pengaruh (efek) yang diharapkan dari kampanye itu?

Karena sesuai yang telah kita bahas sebelumnya, tujuan akhir dalam

kampanye adalah untuk membawa calon yang diusung oleh tim kampanye

politiknya berhasil menduduki jabatan yang diinginkan dan diperebutkan melalui

mekanisme pemilihan secara langsung oleh rakyatnya.

18
Tujuan utama kampanye politik untuk mencetak calonnya sebagai

pemimpin di suatu daerah, strategi komunikasi sangat diperlukan dalam hal

berkampanye politik.

Menurut Dennis McQuail dalam Subiakto dan Ida (2012:94) menjelaskan

bahwa, Suatu kampanye kemungkinan berhasil jika ada kondisi tertentu yang

mendukung pada situasi khalayak (audience), pesan (message), sumber (source),

dan kondisi media.

Berdasarkan deskripsi diatas, Subiakto dan Ida (2012:94-95) menjabarkan

sebagai berikut:

No Kategori Penjabaran
1 Khalayak 1. Kampanye harus menjangkau khalayak yang luas.
(audience) 2. Audiensi yang dijangkau harus sesuai dengan
sasaran kampanye.
3. Sifat khalayak yang dituju tidak mempunyai sikap
antipati terhadap materi kampanye.
4. Kampanye akan berhasil jika didukung oleh
struktur komunikasi interpersonal yang sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Audiensi benar-benar dapat memahami isi
kampanye secara benar.
2 Pesan (message) 1. Pesan harus tidak mempunyai makna ganda
(ambigu) dan sesuai dengan khalayaknya
2. Kampanye yang bersifat informatif akan lebih
mudah berhasil dari pada kampanye untuk
mengubah sikap
3. Materi kampanye bukannlah hal yang asing bagi
khalayak, melainkan sesuatu yang sudah akrab
bagi mereka
4. Perlu adanya repetisi atau pengulangan
penyampaian agar lebih berpengaruh.
3 Sumber (source) 1. Usahakan adanya monopoli. Yaitu seluruh saluran
komunikasi digunakan untuk menyampaikan
pesan kampanye yang sama.
2. Sumber mempunyai status yang tinggi di hadapan
khalayak, mempunyai kepribadian yang menarik
19
karena sebagai bintang atau pahlawan masyarakat.
4 Kondisi pada 1. Media yang digunakan adalah media yang akrab
media yang dengan khalayak
digunakan 2. Harus disesuaikan dengan sasaran yang dituju.
Usahakan satu media dan media yang lain
saling melengkapi.
Tabel III.1 Kondisi Yang Mendukung Kampanye
Menurut Subiakto dan Ida (2012:94-95)

2.2.3 Teknik Kampanye Politik

Dalam masa kampanye, calon beserta timnya melakukan berbagai hal

yang bertujuan untuk menggalang dukungan dan simpati pemilih agar

menentukan pilihannya kepada calon yang dituju. Dengan demikian perlu adanya

teknik-teknik tertentu dalam menjalankan kegiatan kampanye guna

mempengaruhi si pemilih.

Ada enam langkah menurut Cangara (2011:233-234) yang bisa ditempuh

dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye, yaitu:

1. Analisis khalayak (audience) dan kebutuhannya

2. Penetapan sasaaran atau tujuan komunikasi

3. Rancangan strategi yang mencakup komunikator, saluran (media), pesan

dan penerima

4. Penetapan tujuan pengelolaan (management objectives)

5. Implementasi perencanaan yang mencakup besarnya dana, sumber dana,

dan waktu

6. Evaluasi yang mencakup evaluasi formatif dan evaluasi summatif

Assifi dan French dalam Cangara (2011:232) menyusun delapan langkah

dan dapat dilakukan dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye, yaitu:

1. Menganalisis masalah

20
2. Menganalisis khalayak

3. Merumuskan tujuan (objektive)

4. Memilih media

5. Mengembengkan pesan

6. Merencanakan produksi media

7. Merencanakan managemen program

8. Monitoring dan evaluasi

Namun Nimmo dan Thomas Ungs dalam Cangara (2011:232-233) melihat

bahwa sebuah perencanaan kampanye politik, sedapat mungkin harus melalui tiga

fase, yaitu:

1. Fase pengorganisasian (organizing phase), yaitu kapan staff, informasi dan

dana dikumpulkan, strategi dan taktik ditetapkan, dan semangat kelompok

dibangkitkan untuk pengurus dan anggota.

2. Fase pengujian (testing phase), yaitu kapan calon menggalang para

anggota dan menawarkan kemudahan-kemudahan kepada orang yang

belum menjadi anggota. Fase ini ditunjukkan kepada kemampuan

menyiapkan dan membawakanorasi politik di depan massa pendukung

sebelum ditayangkan secara nasional. Demikian pula kemampuan debat

dan kecerdasan menjawab pertanyaan-pertanyaan para panelis maupun pra

wartawan harus sudah teruji.

3. Fase kritis (critical phase), dimana kampanye mencapai suatu titik dimana

calon pemilih (voters) belum menentukan sikap terhadap calon yang ada.

Umumnya kelompok yang belum memiliki pilihan seperti ini adalah

mereka yang tidak punya perhatian terhadap pemilu.

21
2.2.4 Target Kampanye Politik

Memahami khalayak, terutama yang akan menjadi target sasaran dalam

kampanye adalah hal yang sangat penting. Sebab, semua aktifitas komunikasi

kampanye diarahkan kepada khalayak tersebut. Target sasaran ini bisa saja

merupakan khalayak yang majemuk dan perlu konsentrasi tersendiri dalam

menyentuhnya. Maka dengan demikian perlu adanya peta tentang target sasaran

(khalayak).

Kotler dalam Cangara (2011:255) menyebutkan setidaknya ada enam poin

yang perlu dipetakan dalam proses kampanye:

1. Demografi

2. Kondisi ekonomi

3. Kondisi fisik. Misalnya: lokasi, perumahan dan jalan raya

4. Teknologi yang tersedia. Misalnya: jaringan telekomunikasi, transportasi

5. Parpol yang dianut masyarakat

6. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Target kampanye atau menetapkan sasaran tujuan adalah memilih salah

satu atau beberapa lapisan yang akan dibidik untuk mecapai sasaran. Menentukan

target ini dilakukan untuk memfokuskan kegiatan kampanye dan issue yang

dibuat. Sebelum menentukan target sasaran kampanye, terlebih dulu dimulai

dengan memahami wilayah pemilihan. Tim kampanye harus melihat jumlah total

pemilih di suatu wilayah, dari situ akan ditetapkan jumlah pemilih minimal yang

harus diraih untuk memenangkan pemilihan secara umum.

Sasaran atau target yang ditentukan oleh tim kampanye terutama adalah

individu-individu yang dianggap masih belum menjatuhkan pilihannya terhadap

22
kandidat tertentu. Disamping itu, kampanye juga dilakukan kepada basis massa

pendukung utamanya dalam rangka proses penguatan.

2.2.5 Media Online Sebagai Media Kampanye Politik

Berdasarkan hasil penelitian dari Jurnal Dwi Aris Subakti, dkk dengan

judul “Media Online di Indonesia; Transisi Menuju Media Kapital” menjelaskan

bahwa Media Online atau biasa disebut dengan internet adalah hasil dari teknologi

komunikasi yang menawarkan kepada pengguna sebagai media yang berfungsi

sebagai alat komunikasi antar manusia. Media ini bisa mengantarkan teks,

grafik, gambar, audio dan juga audio-video pada saat yang sama dan juga

mempunyai fungsi sebagai media massa seperti halnya televisi radio juga surat

kabar.

Dwi Aris Subakti, dkk juga menerangkan bahwa media online disebut

juga dengan media interaktif, yaitu suatu jenis media kolaboratif, mengacu

pada media yang memungkinkan partisipasi aktif oleh penerima dan pengirim

(interaktif). Media online juga berarti media massa yang tersaji secara online di

situs web internet. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah

media cetak koran, tabloid, majalah, buku dan media elektronik radio,

televisi, dan film/video.

Perkembangan teknologi juga menggiring khalayak dalam menikmati

informasi dari media massa. Mobilitas yang tinggi, tuntutan nilai praktis, dan

tingginya kebutuhan informasi menjadikan masyarakat modern mulai melirik

media baru yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Dan internet menjadi

jawaban akan media baru yang dapat memenuhi tuntutan sebagian khalayak.

23
Dengan mengutip perkataan mantan presiden NBC dan PBS, Lawrence K.

Grossman dalam Stanley J. Baran (2012:399) mengatakan bahwa Gutenberg

membuat kita semua menjadi pembaca. Radio dan televisi membuat kita semua

menjadi pengamat orang pertama. Xerox membuat kita semua menjadi penerbit.

Namun internet, membuat kita semua menjadi jurnalis, penyiar, kolumnis,

komentator, dan kritikus.

Jelaslah argumen diatas menyiratkan bahwa dengan internet sebagai media

online yang cenderung baru mempunyai kekuatan besar untuk membentuk publik

menjadi lebih aktif dari pada media-media sebelumnya.

James Carey dalam Stanley J. Baran (2012:19) menuliskan perepsinya

bahwa kita telah memandang setiap kemajuan baru dalam teknologi komunikasi

sebagai kesempatan untuk politik dan ekonomi, kita telah menyerahkannya,

hampir secara eksklusif, kepada pemerintah dan perdagangan. Kita jarang sekali

melihat teknologi komunikasi sebagai kesempatan untuk memperluas kekuatan

kita untuk belajar serta bertukar ide dan pengalaman.

Yang dimaksud dengan “kita” dalam penjelasan diatas merupakan setiap

orang yang terlibat dalam menciptakan dan menjaga ataupun terlibat dalam

industri media massa. Pada media ini, individu tunggal dapat berkomunikasi

dengan khalayak. Layaknya sebuah perusahaan besar dan multi nasional yang

memproduksi program sebuah acara televisi.

Menurut Cangara (2003:134), Media adalah alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Dalam

arti kata media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian

24
pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis.

Cangara (2011:305) melengkapi kembali bahwa dengan difasilitasi

jaringan satelit, internet dapat menyajikan informasi global dari berbagai belahan

bumi, mulai dari informasi politik, pendidikan, agama, bisnis, data, dan surat

elektronik (e-mail) dari berbagai macam bahasa, serta hiburan dari yang klasik

sampai kontemporer.

Dengan demikian media online adalah salah satu cara yang dapat

digunakan sebagai sarana penyampaian pesan terhadap khalayak. Di Indonesia

kehadiran media online telah mematikan bisnis pos karena kalah dari segi biaya

dan kecepatan (Cangara, 2011:317). Informasi melalui media online banyak

digunakan sebagai sarana global untuk berhubungan orang lain yang lintasnegara,

bahkan listas benua.

Maka pada perkembangannya yang cukup pesat, Cangara (2011:318)

memberikan pandangannya menganai beberapa kelebihan yang dimiliki media

online:

1. Kemampuan untuk menembus batas wilayah, ruang, dan waktu

2. Memperluas akses memperoleh informasi global

3. Meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas

4. Mengancam tatanan yang telah mapan, seperti pemerintahan otokrasi

5. Memiliki percepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi

Berkat kelebihan-kelebihan yang dimilikinya itu, maka pihak yang paling

diuntungkan dengan adanya media online ini adalah lembaga pendidikan, dunia

usaha, lembaga pemerintahan, dan partai politik.

25
BAB III

METODOLOGI PENILITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif. Pendekatan ini dipilih

karena dianggap mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci

berkaitan dengan suatu peristiwa atau gejala sosial yang dalam hal ini mengenai

cara kampanye politik dalam pemilihan langsung kepala pemerintahan DKI

Jakarta. Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk mengetahui kondisi tentang

permasalahan penelitian yang didasarkan pada pemahaman serta pembentukan

pemahaman yang diikat oleh teori terkait dan penafsiran peneliti.

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

sedalam-dalamnya (Kriyantono, 2006:58). Data yang dilahirkan merupakan hasil

pengamatan dari hasil kampanye politik pasangan Jokowi-Ahok di DKI Jakarta,

serta wawancara yang dilakukan peneliti kepada tim kampanye pasangan tersebut

mengenai proses perencanaan dan strategi kampanye politik dalam Pemilukada

DKI Jakarta.

Data tambahan yang berkaitan dengantopik penelitian didapatkan melalui

studi dokumen yang relevan dengan fokus penelitian. Yaitu mengenai anggaran

dana, jadwal kampanye, notulen rapat, dan foto-foto kegiatan kampanye dari tim

26
kampanye Jokowi-Ahok di Jakarta. Tidak juga terlepas dari pemberitaan di

media-media massa, terutama media online mengenai kegiatan kampanye politik

yang dilakukan Jokowi-Ahok juga digunakan sebagai data tambahan untuk

memperkaya data penulisan skripsi.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Karena

studi kasus adalah metode riset kualitatif yang menggunakan berbagai sumber

data (sebanyak mungkin data) yan bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan,

dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu

program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006:66).

Sedangkan Robert K. Yin dalam Kriyantono (2006:67) memberikan

batasan mengenai metode studi kasus sebagai riset yang menyelidiki fenomena di

dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan

konteks tak tampak dengan jelas, dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan.

Berdasarkan cara menganalisis data, dalam hal ini peneliti menggunakan jenis

atau tipe Deskriptif.

Menurut Kriyantono (2006:69) jenis riset ini (deskriptif) bertujuan

membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Dalam hal ini peneliti sudah mempunyai

konsep penelitiannya. Yaitu mengetahui cara kampanye politik yang dilakukan

pasangan Jokowi-Ahok khususnya melalui media online sebagai media baru

dalam menghadapi Pemilukada DKI Jakarta 2012.

Data yang disajikan merupakan hasil pengamatan dari dokumen-dokumen

hasil kampanye politik pasangan tersebut serta wawancara yang dilakukan peneliti
27
kepada tim kampanye mengenai proses atau cara dan strategi kampanye politik di

kancah persaingan Pemilukada DKI Jakarta 2012.

Penilaian mengenai citra maupun pengaruh figur Jokowi-Ahok yang

diaudiensikan oleh tim kampanye pasangan tersebut dalam pertarungan

Pemilukada DKI Jakarta 2012, dilakukan dengan pengumpulan data dengan studi

dokumentasi. Dalam hal ini peneliti mencari data mengenai hasil poling dari

beberapa lembaga survei online. Dan diperkuat dengan data secara lisan yang

didapatkan berdasarkan hasil wawancara tokoh yang terkait dengan penelitian ini.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan peneliti dalam menjalani penelitian

Kampanye Jokowi-Ahok Melalui media Online adalah metode studi kasus.

Menurut Kriyantono (2006:66) metode studi kasus adalah metode riset yang

menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa

digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif

berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa

secara sistematis.

Karena jika dipandang melalui judul dan tujuan penelitian, peneliti

menggunakan banyak sumber untuk mendapatkan data tentang hal yang diteliti.

Misalnya melalui dokumentasi, pemberitaan di media, buku-buku literatur, dan

sebagainya. Data yang didapatkan melalui banyak sumber itu kemudian diolah

hingga mendapatkan hasil dan dijabarkan dalam bentuk laporan penelitian ini.

28
Setelah mengetahui metode penelitian yang dipakai, penulis menentukan

subjek pilihan. Subjek dalam penelitian ini adalah pelaku kampanye pasangan

Jokowi-Ahok di Pemilukada DKI Jakarta. Penentuan nara sumber dalam

penggalian data penelitian ini dilakukan secara sengaja dan memilih perwakilan

tim kampanye dari pasangan Jokowi-Ahok. Karena penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif, maka sumber informasi didapatkan bukan tergantung

pada jumlah, melainkan potensi nara sumber untuk memberi pemahaman secara

detail dari aspek yang ingin kita cari tahu. Nara sumber dalam penelitian ini

adalah Bapak Boy Bernadi Ali Sadikin selaku ketua tim kampanye pasangan

Jokowi-Ahok, dan dibantu oleh anggotanya Bapak Muji Santoso dan Bapak Budi

Suparman yang juga tim kampanye wilayah Kecamatan Tebet.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapatkan oleh peneliti melalui tiga cara, yaitu:

3.3.1 Observasi

Observasi adalah kegiatan dimana periset mengamati langsung objek yang

diteliti. Menurut Nawawi & Martini (2005) observasi adalah pengamatan

dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam

suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.Dalam hal ini,

peneliti mengamati pergerakkan Jokowi-Ahok beserta tim kampanye

dalam melakukan kegiatan kampanye politik. Namun peneliti tidak

melakukan partisipasi langsung di dalam kelompok kampanye tersebut,dan

ini dikatakan sebagai observasi non-partisipan atau partisipan pasif. Yang

diamati dalam kegiatan observasi adalah kegiatan kampanye mulai dari


29
pra kampanye, saat kampanye berlangsung, sampai dengan pasca

kampanye. Karena dari ketiga masa tersebeut, pasangan ini cutup eksis

pemberitaannya. Dan dari hasil observasi tersebut, peneliti mendapatkan

data sekunder.

3.3.2 Wawancara mendalam.

Menurut Budiyono (2003:52) mengatakan bahwa metode wawancara

(disebut pulainterview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan

melalui percakapan antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan

subyek penelitian atau responden atau sumber data. Karena itu nara

sumber disebut juga sebagai informan. Wawancara memungkinkan

peneliti mendapatkan alasan secara detail dari jawaban nara sumber yang

antara lain terdapat opini, motivasinya, nilai-nilai yang dianut, ataupun

pengalaman-pengalamannya. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan

Bapak Boy Bernadi Ali Sadikin sebagai key informan. Karena pak boy

merupakan ketua tim kampanye Jokowi Ahok. Informasi lainnya dibantu

oleh Bapak Muji Santoso dan Bapak Budi Suparman yang juga tim

kampanye wilayah Kecamatan Tebet. Dengan mewawancarai nara sumber

yang kredibel, maka disini peneliti telah mendapatkan data primer. Selain

itu, kutipan langsung dari pernyataan anggota tim kampanye Jokowi-Ahok

yang menjadi nara sumber dalam penelitian ini juga sangat bermanfaat.

Karena hal-hal yang mengenai pengalaman, sikap, keyakinan dan

pandangan atau pemikiran, serta strategi yang dilancarkan mereka dalam

momen kesempatan wawancara langsung dengan peneliti adalah termasuk

poin penting. Hasil wawancara yang dimaksud berupa tanggapan nara

30
sumber serta pertanyaan yang diajukan kepada mereka seputar

perencanaan strategi komunikasi dan kampanye politik, pelaksanaan

kegiatan kampanye politik, dan citra diri yang ingin dibentuk dari

pasangan Jokowi-Ahok.

3.3.3 Studi dokumentasi

Menurut Sugiyono (2005;83) studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika

melibatkan atau menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian

kualitatifnya. Dengan demikian maka dari hasil studi dokumentasi, yang

dihasilkan selama penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga

kategori, yaitu:

a) Data hasil pengamatan: tulisan dalam bentuk deskripsi mengenai situasi,

kejadian atau peristiwa, orang-orang, interaksi dan perilaku yang diamati

secara langsung di lapangan, yang disajikan dalam bentuk catatan

lapangan. Dokumen tersebut dikumpulkan setelah kampanye selesai

dilaksanakan dan pasangan Jokowi-Ahok berhasil memenangkan

Pemilukada DKI Jakarta.

b) Data tertulis: petikan atau keseluruhan bagian dari dokumen yang

berkaitan dengan kampanye politik dalam Pemilukada DKI Jakarta. Bahan

tertulis yang menjadi sumber penulisan skripsi antara lain daftar anggota

tim kampanye Jokowi-Ahok, laporan evaluasi, notulen hasil rapat pra dan

pasca kampanye, jadwal kampanye, anggaran biaya kampanye,

31
dokumentasi kegiatan kampanye, dan tentu saja pemilihan media dalam

melakukan kampanye.

Kekuatan media Efektifitas Strategi calon


online sebagai kampanye on-off pemimpin baru
pergerakan Jokowi-Ahok melawan incumbent

Kampanye Online
Jokowi-Ahok
Melalui Media
Online

3.4 Teknik Analisis Data dan Penyajian Data

Menurut Moleong (2002:103) menjelaskan bahwa analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori,

dan satuan uraian dasar. Selama peneliti melakukan pengumpulan data di

lapangan, peniliti juga melakukan analisis data. Semua data yang didapat

kemudian diolah melalui tiga jalur analisis data kualitatif. Yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara rinci, tahapan analisis data

dijabarkan sebagai berikut: (John Creswell)

a. Reduksi data, dilakukan dengan cara memberikan kode terhadap data-data

yang sesuai dengan kebutuhan data penelitian untuk menjawab

pertanyaanpertanyaan dari perumusan masalah penelitian.

b. Penyajian data, data yang telah direduksi kemudian diokelompokkan dan

disajikan dalam bentuk tulisan yang memiliki arti dan kemampuan untuk

menjawab masalah-masalah penelitian. Penyajian data juga dilakukan

dalam bentuk: tabel, gambar, dan berbagai kutipan penjelasan dari nara

sumber. Tabel digunakan untuk melihat perbandingan perencanaan strategi


32
komunikasi dan bentuk kampanye yang dilakukan oleh tim kampanye

pasangan Jokowi-Ahok. Tabel juga digunakan untuk menjelaskan

persentase kesesuaian citra dari pemilih pasangan ini. Kutipan langsung

digunakan untuk menjelaskan proses perencanaan strategi komunikasi dan

mengetahui citra yang diharapkan muncul dalam benak masyarakat

sebagai sasaran kegiatan kampanye, sedangkan gambar digunakan untuk

menunjukkan kegiatan-kegiatan kampanye yang dilakukan oleh tim

kampanye masing-masing pasangan calon kepala daerah.

c. Penarikan kesimpulan, dilakukan selama proses pengumpulan data dengan

‘tetap meninjau data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya untuk

memastikan bahwa data yang dibutuhkan sudah lengkap, sehingga

penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan tepat berdasarkan data-data

yang sudah terkumpul.

33
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang

dilakukan peneliti selama dua bulan, maka peneliti dapat menyajikan data primer

dan sekunder sebagai berikut:

4.1.1 Profil Pasangan Jokowi-Ahok

Berdasarkan situs resmi kampanye Jokowi-Ahok, dan hasil kombinasi dari

informasi situs Merdeka, dijabarkan mengenai profil pasangan ini sebagai berikut:

A. Joko Widodo (Jokowi)

Nama Joko Widodo atau Jokowi lahir di Surakarta, pada 52 tahun yang

lalu, tepatnya tanggal 21 Juni 1961 mulai menjadi sorotan ketika terpilih menjadi

Walikota Surakarta. Pada awalnya pria yang menikahi Iriana ini disangsikan oleh

publik akan kemampuan pengusaha mebel tersebut untuk memimpin dan

mengembangkan kota Surakarta, namun beberapa perubahan penting yang dibuat

untuk membangun Surakarta di tahun pertama kepemimpinannya menepis

keraguan ini.

Personal branding ayah dari tiga orang anak bernama Gibran Rakabuming

(25), Kahiyang Ayu (21), dan Kaesang Pangarep (17) ini diawali dengan

kepemimpinan Jokowi kota Surakarta atau yang sering disebut dengan Solo punya

slogan 'Solo: The Spirit of Java' yang mendasari semangat warga Solo untuk
34
mengembangkan kotanya. Ini bukan sekedar branding, sejak tahun 2006 lalu kota

Surakarta telah menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia. Dengan

keanggotaan tersebut, di tahun berikutnya (2007) Solo menjadi tempat Festival

Musik Dunia (FMD) yang diadakan di Benteng Vastenburg. Penyelenggaraan

event ini membawa misi penyelamatan situs bersejarah karena benteng tersebut

terancam akan digusur untuk kepentingan bisnis. Bahkan tahun 2008, Solo

menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi Organisasi Kota-kota Warisan

Dunia ini.

Proses relokasi yang dilakukan pria lulusan Fakultas Kehutanan UGM

(1985) ini tidak seperti biasanya yang selalu diwarnai dengan penolakan dan

protes bisa dilakukan Jokowi dengan baik karena komunikasi yang langsung dan

jelas dijalin dengan masyarakat. Salah satu bentuk komunikasi tersebut adalah

melalui saluran televisi lokal di mana masyarakat bisa langsung berinteraksi

dengan walikotanya. Masalah lahan hijau juga menjadi perhatian Jokowi, relokasi

pedagang barang bekas tersebut juga dilakukan dalam rangka revitalisasi lahan

hijau di kota Solo.

Langkah besar lain yang diambil oleh Jokowi adalah menetapkan

persyaratan bagi para investor untuk memperhatikan kepentingan publik dan tidak

segan untuk menolak mereka jika tidak bisa mengikuti peraturan yang ada dalam

kepemimpinan Jokowi. Nama Surakarta kembali menjadi perbincangan ketika

para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo ini berhasil merakit mobil

yang diberi nama Esemka. Jokowi sangat mendukung hasil yang membanggakan

ini dengan ikut mengendarai mobil Esemka tersebut.

Selain itu beberapa penghargaan yang pernah diraihnya antara lain:

35
1. Penghargaan Personal

a. 10 Tokoh di Tahun 2008 oleh Majalah Tempo

b. Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Award

c. Bung Hatta Anticorruption Award (2010)

d. Charta Politica Award (2011)

e. Wali Kota teladan dari Kementerian Dalam Negeri (2011)

2. Kota Solo di Masa Kepemimpinan Jokowi:

a. Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia

b. Piala dan Piagam Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden Republik

Indonesia (2009), untuk kinerja kota dalam penyediaan sarana Pelayanan

Publik, Kebijakan Deregulasi, Penegakan Disiplin dan Pengembangan

Manajemen Pelayanan

c. Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional oleh Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (2009)

d. Penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2

miliar untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan yang baik (2009)

e. Penghargaan Unicef untuk Program Perlindungan Anak (2006)

f. Indonesia Tourism Award 2009 dalam Kategori Indonesia Best

Destination dariDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata RIbekerjasama

dengan majalah SWA.

g. Penghargaan Kota Solo sebagai inkubator bisnis dan teknologi (2010) dari

Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI)

h. Grand Award Layanan Publik Bidang Pendidikan (2009)

36
i. 5 kali Anugerah Wahana Tata Nugraha (2006-2011) - Penghargaan Tata

Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Umum

j. Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari DepKes (2009)

k. Kota Terfavorit Wisatawan 2010 dalam Indonesia Tourism Award 2010

yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

l. Pemerintah Kota Solo meraih penghargaan kota/kabupaten pengembang

UMKM terbaik versi Universitas Negeri Sebelas Maret alias UNS SME's

Awards 2012

m. Penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah

satu kota terbaik penyelenggara program pengembangan mewujudkan

Kota Layak Anak (KLA) 2011.

n. Penghargaan Langit Biru 2011 dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk

kategori Kota dengan kualitas udara terbersih

o. Penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam bidang

Pelopor Inovasi Pelayanan Prima (2010).

B. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Basuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok) lahir di Belitung pada

tanggal 29 Juni 1966. Dia adalah anak pertama dari pasangan Indra Tjahaja

Purnama dan Buniarti Ningsing yang merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia.

Bersama dengan ketiga adiknya, Ahok menghabiskan masa kecilnya di Desa

gantung, Belitung Timur, hingga tamat sekolah menengah pertama. Setelah itu,

Ahok hijrah ke Jakarta untuk meneruskan pendidikannya.

Di Jakarta, suami dari Veronika (34) ini menimba Ilmu di Universitas

Trisakti dengan mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral.

37
Setelah lulus dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi, pada tahun 1989 Ahok

kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang

kontraktor pertambangan PT Timah.

Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi

Manajemen Prasetiya Mulya. Setelah mendapatkan gelar MAgister Manajemen,

dia kemudian bernaung di bawah PT Simaxindo Primadaya dengan menjabat

sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.

Dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya bekerja,

Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada, yang merupakan awal perjalanan dari

Gravel Pack Sand (GPS). Setelah berhenti bekerja untuk PT Simaxindo, Ahok

mendirikan pabrik pengolahan asir kuarsa pertama di Belitung, yang berlokasi di

Dusun Burung Mandi. Perusahaan tersebut dia dirikan dengan mengadopsi dan

mengadaptasi teknologi Amerika Serikat dan Jerman. Bersama dengan

berkembangnya pabrik tersebut, kawasan industri dan pelabuhan samudra

berkembang. Kawasan tersebut sekarang dikenal dengan nama Kawasan Industri

Air Kelik (KIAK).

Kemudian, pada tahun 2004, Ahok berhasil meyakinkan seorang investor

Korea untuk membangun Tin Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK.

Pada tahun itu juga, Ahok mulai bergabung dengan Partai Perhimpunan

Indonesia Baru (Partai PIB), dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten

Belitung. Pada Pemilu 2004, dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten

Belitung hingga tahun 2009.

Satu tahun kemudian, setelah mengantongi 37% lebih suara rakyat, Ahok

menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Dalam pemerintahannya, Ahok

38
membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warga tanpa kecuali. Namun, pada

22 Desember 2006, Ahok resmi mengundurkan diri dari pemerintahan dan

menyerahkan jabatan tersebut kepada wakilnya, Khairul Effendi.

Pada tahun 2007, Ahok mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur Bangka

Belitung. Pada saat itu, dia mendapatkan dukungan penuh dari Abdurrahman

Wahid. Namun, dia kalah dengan Eko Maulana Ali. Tahun ini juga, Ahok

mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi. program pelayanan

kesehatan dan pendidikan gratis bagi Belitung Timur juga berhasil mengantarkan

Ahok untuk meraih penghargaan tersebut.

Kemudian, pada tahun 2008, Ahok meluncurkan sebuah buku berjudul

"Merubah Indonesia".

Selain itu beberapa hal yang pernah dijalaninya antara lain:

1. Karier

a. 2005-2010, Bupati Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung

b. 2009-2014, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Golkar

c. 1989, Setelah menggondol gelar insinyur, Ahok mendirikan PT Panda di

Belitung Timur yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT

Timah

d. 1993-1995, bekerja pada PT Simaxindo Primadaya di Jakarta setelah

menggondol gelar magister keuangan. Perusahaan ini bergerak di bidang

kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ahok mendapat posisi staf

direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Ia di Jakarta hingga

1995 sebelum memutuskan kembali ke kampung halaman untuk kembali

mengurusi perusahaannya.

39
e. 1992, mendirikan PT Nurindra Eka Persada, persiapan pembangunan

pabrik pengolahan pasir kwarsi pertama di Belitung. Rencana ini

direalisasikan pada tahun 1994. Pembangunan ini juga menjadi cikal bakal

pengembangan Kawasan Industri Air Kelik (Kiak).

f. 2004, hadir perusahaan Korea di KIAK yang mendirikan pabrik peleburan

timah.

2. Karier Politik :

a. 2004, bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) yang

didirikan ekonom (alm) Syahrir. Ia menjabat sebagai Ketua DPC PIB

Belitung Timur. Ahok ikut bertarung dalam Pemilu Legislatif 2004. Ia

lolos dan menjadi anggota DPRD Belitung Timur Periode 2004-2009.

b. 2005, Ahok memutuskan untuk ikut dalam bursa Pemilukada Belitung

Timur. Berpasangan dengan Khairul Effendi dari Partai Nasionalis

Banteng Kemerdekaan (PNBK), keduanya sukses memenangkan

pertarungan dengan meraup 37,13 persen dukungan warga. Ahok pun

menjabat Bupati Belitung Timur definif pertama untuk periode 2005-2010.

c. Tahun 2007, ia ikut bersaing sebagai calon gubernur dalam Pemilukada

Bangka-Belitung. Namun, kali ini ia belum berhasil.

d. 2009, ikut Pemilu Legislatif sebagai calon anggota DPR RI dari Partai

Golkar. Ia berhasil memenangkan pilihan warga meski sebelumnya hanya

ditempatkan sebagai calon nomor urut 4. Ia kemudian melangkah ke

Senayan dan duduk sebagai anggota Komisi II DPR.

40
3. Penghargaan :

a. 2007, dinobatkan sebagai Tokoh Antikorupsi dari unsur penyelenggara

negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, Kadin-Kementerian Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara-Masyarakat Transparansi Indonesia.

b. 2008, dinobatkan sebagai 10 Tokoh yang Mengubah Indonesia oleh

Majalah Tempo.

4. Prestasi khusus:

a. Saat menjadi Bupati Belitung Timur, ia mengalihkan tunjangan jabatan

pejabat untuk program pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bagi

warga.

b. Ahok juga menata manajemen pemerintahan kabupaten yang transparan

dan bersih dalam penggunaan anggaran negara.

c. Saat menjadi wakil rakyat, dia termasuk tokoh yang berintegritas dalam

hal menyuarakan aspirasi dan menjelaskan proses legislasi. Seluruh

perkembangan diulasnya secara transparan dan dapat diakses publik

melalui situs pribadinya.

4.1.2 Profil Tim Kampanye Jokowi-Ahok

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada tim

kampanye Jokowi-Ahok, menjelaskan bahwa tim kampanye pasangan tersebut

berasal dari dalam pengurus partai tingkat daerah mapun diluar pengurus partai.

Pasangan ini adalah pertemuan dari dua koalisi partai politik yaitu Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra.

Koalisi ini dilakukan karena berdasarkan peraturan KPUD bahwa setiap

calon gubernur dan wakil gubernur harus diusung oleh parpol yang memiliki

41
minimal 15 kursi di DPRD wilayah pemilihan. Dengan demikian, PDIP yang

mempunyai 12 kursi dan Gerindra 4 kursi, sudah dapat mencalonkan jagoannya

untuk bertanding dalam pesta politik tingkat daerah ini.

Jokowi yang sebelumnya merupakan walikota Solo, juga menjabat sebagai

Wakil Ketua DPD Jawa Tengah diperintahkan oleh Ketua Umum PDIP,

Megawati Soekarno Putri, untuk didukung menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Sedangkan dari pihak koalisi PDIP, yaitu Partai Gerindra, mengusung Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakilnya.

Menariknya, Ahok sebelum dialonkan berpasangan dengan Jokowi, ia

menduduki jabatan sebagai DPR-RI komisi 2 dari Partai Golkar. Namun, setelah

adanya lobi antara Partai Gerindra dengan Partai Golkar dan juga Ahok sendiri,

maka disepakatilah Ahok sebagai figur calon wakil gubernur yang diusung oleh

Partai Gerindra.

Ketua kampanye dari pasangan Jokowi-Ahok adalah Boy Bernadi Ali

Sadikin (Boy), yang merupakan anak pertama dari Mantan Gubernur DKI Jakarta,

Ali Sadikin. Boy juga merupakan Wakil Ketua dari DPD DKI PDIP.

Pasangan Jokowi-Ahok menganggarkan dana berkisar di angka Rp 16

milyar. Angka ini terbilang relatif kecil dibandingkan dengan pendanaan

kampanye dari pasangan parpol lainnya. Karena mengingat pemilukada termasuk

momen besar dalam pesta demokrasi di Jakarta yang merupakan ibu kota

Indonesia.

Dari hasil wawancara dengan nara sumber, kampanye Jokowi-Ahok

dilakukan dalam tiga tahap. Yaitu dalam pra kampanye, saat kampanye, dan pasca

kampanye. Yaitu dengan kegiatan:

42
a. Pra Kampanye. Pada tahapan ini

b. Kampanye.

c. Pasca kampanye

4.1.3 Visi misi dan Program Kerja

A. Visi Misi

Visi misi merupakan salah satu faktor penting dari sepasang calon agar

semakin dikenal dan meningkatkan kredibilitas di kalangan pemilihnya. Dan

berikut visi misi dari pasangan Jokowi-Ahok dalam pemilukada DKI Jakarta

tahun 2012:

1. VISI

Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang

layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan

pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan public

2. MISI

a. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten

dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

b. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah

menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain.

c. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta

terjangkau bagi warga kota.

d. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga

sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.

e. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi

pada pelayanan publik.

43
B. Program Kerja

“Kita akan membangun Jakarta bersama rakyat dan dimulai dari kampung-

kampung”. Itu adalah program kerja Jokowi-Ahok secara umum. Dengan

membangun Jakarta yang dimulai dari kampung, maka strategi ini akan

mendorong terciptanya paratisipasi warga yang intensif dan efektif dalam setiap

kegiatan pembangunan serta terbangunnya pola komunikasi yang linear antara

pemimpin dan rakyat. Dampaknya, rakyat merasa diberdayakan dan diakui

eksitensi secara riil, bukan saja hanya pada saat menjelang Pemilukada.

Seperti halnya visi misi, dalam momen pemilihan, tidak hanya visi misi

yang dilemparkan oleh pasangan calon dan juga tim kampanye. Begitu pula dalam

hal ini pasangan Jokowi-Ahok beserta tim mempunyai program yang

diaudiensikan kepada targetnya maupun ke media massa yang menjadikannya

sebagai subjek pemberitaan. Program tersebut adalah:

1. Bidang penataan kota

a. Melakukan intervensi sosial untuk merevitalisasi pemukiman padat dan

kumuh, tetapi meniadakan penggusuran.

b. Pembangunan super blok untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.

Berupa one stop living yang terdiri dari hunian vertikal (rumah susun),

ruang publik berupa taman, pasar, dan pusat layanan kesehatan.

2. Mengatasi banjir

a. Pembangunan embung/folder untuk menangkap dan menampung air hujan

di setiap kecamatan dan di setiap kelurahan.

b. Membeli daerah tangkapan air seperti situ/waduk di hulu sungai agar debit

air yang masuk ke Jakarta bisa dikendalikan.

44
c. Bekerja sama dengan pemerintahan di sekitar Jakarta untuk membuat

sebuah otoritas yang mengatur dan mengelola sungai-sungai yang

bermuara di Jakarta.

d. Mengintegrasikan seluruh saluran drainase agar terkoneksi dengan kanal-

kanal pembuangan air.

3. Bidang transportasi

a. Bekerja sama dengan pemerintah sekitar Jakarta untuk membuat otoritas

pelayanan transportasi Jabodetabek agar persoalan mobilitas warga bisa

ditangani oleh badan yang memiliki otoritas lintas daerah.

b. Mengganti sebagian besar Busway menjadi Railbus sehingga kapasitas

dalam mengangkut penumpang jauh lebih besar. Mengutamakan people

mobilization, bukan car mobilization.

c. Memperbanyak armada angkutan umum, terutama Busway di koridor-

koridor yang tetap dipertahankan sebagai jalur Busway.

d. Mengganti kendaraan umum seperti metromini, kopaja, dan bis dengan

kendaraan yang jauh lebih layak agar warga merasa nyaman untuk

menggunakan kendaraan umum.

e. Pembangunan monorail.

f. Merintis pembangunan MRT/Subway sebagai angkutan massal warga

kota.

g. Melengkapi penyediaan transportasi massal dengan pembatasan

penggunaan kendaraan pribadi melalui sistem Electronic Road Pricing

(ERP), sewa parkir yang tinggi, pengaturan kendaraan berdasarkan nomor

polisi genap-ganjil, dan pengaturan jam kerja.

45
4. Bidang kesehatan

a. Memperpendek jalur birokrasi pelayanan kesehatan yang saat ini

menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) menjadi KARTU

SEHAT yang berlaku di rumah sakit pemerintah, dan pembayarannya

ditanggung oleh pemerintah.

b. Menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat di pasar-pasar tradisional,

terutama pasar-pasar yang dibangun di Super Blok untuk kalangan

menengah ke bawah.

5. Bidang kesejahteraan masyarakat

a. Membangun mall khusus untuk pedagang kaki lima agar lebih tertib dan

tidak memakan badan jalan.

b. Merevitalisasi pasar tradisional agar tetap bisa bersaing dengan pasar

modern dan menggerakkan perenomian warga kota.

6. Bidang kebudayaan

a. Membangun kebudayaan warga kota berbasis komunitas.

b. Menyediakan ruang-ruang publik sebagai fasilitas pergaulan warga dan

sarana tempat mengekspresikan diri.

c. Mengembangkan pusat-pusat kebudayaan Jakarta di lima wilayah

administratif.

d. Merevitalisasi melengkapi fasilitas kawasan Old Batavia agar menjadi

daya tarik wisata sejarah dan budaya di Jakarta.

7. Bidang pelayanan publik

a. Melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih,

transparan, dan profesional

46
b. Mempercepat dan memperpendek waktu pengurusan izin, waktu

pengurusan izin paling lama hanya sampai enam hari kerja.

c. Meniadakan pentungan dan perlengkapan yang memungkinkan Polisi

Pamong Praja melakukan kekerasan terhadap warga

d. Gubernur dan Wakil Gubernur berkomitmen untuk tidak menggunakan

voorrijder sehingga bisa merasakan keadaan yang sesungguhnya sedang

dialami warga

e. Gubernur dan Wakil Gubernur hanya akan berada di kantor selama 1 jam

saja, dan sisanya meninjau proses pembangunan dna pelayanan publik di

lapangan

4.1.4 Kegiatan Kampanye Politik Jokowi-Ahok

A. Kampanye Tidak Langsung

Kampanye tidak langsung adalah kampanye dalam bentuk media perantara

seperti poster, selebaran, foto di internet dan sebagainya. Dalam hal ini tim

Jokowi-Ahok melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai pasangan tersebut.

Dari hal visi misi, program kerja dan sebgainya. Dengan demikian masyarakat

juga lebih mengenal pasangan Jokowi-Ahok.

Selain kerja dari tim pasangan Jokowi-Ahok, pemberitaan di berbagai

media juga turut andil dalam menaikkan popularitas pasangan ini. terlebih di

media online yang sudah banyak dipakai di kota besar seperti Jakarta. Mulai

banyak informasi, pemberitaan, bahkan perbincangan di situs-situs resmi bahkan

media sosial.

Beberapa situs atau media sosial yang sering mengangkat nama Jokowi-

Ahok antara lain kompas.com, detik.com, facebook, twitter, kaskus, blog

47
perorangan atau instansi, dan lain-lain. Bahkan menurut immcnews.com,

kampanye pasangan Jokowi-Ahok di sosial media mencapai 76%, dan tentu saja

berhasil mengungguli pesaing-pesaing mereka. Salah satu fokus tim kampanye

Jokowi-Ahok adalah pembuatan game-game di sosial media. Dalam permainan

maya itu disisipkan media sosialisasi program dan pengenalan figur.

B. Kampanye Langsung

Kampanye langsung sesuai hasil wawancara yang penulis lakukan dengan

tim kampanye pasangan Jokowi-Ahok, pelaksanaannya tidak rumit. Jokowi-Ahok

mendatangi langsung ke warga Jakarta. Ke kampung-kampung, bantaran kali,

rumah susun, bahkan di pemukiman terpadat penduduknya di asia tenggara, yaitu

dekat dengan kawasan stasiun Manggarai.

Terjun langsung ke warga ini merupakan inisiatif dari pasangan Jokowi-

Ahok sendiri. Dan tim kampanye hanya membantu untuk survei dan memberikan

informasi daerah mana saja yang sekiranya perlu dikunjungi. Di lapangan Jokowi-

Ahok lebih sering berkomunikasi dengan warga yang ditemuinya.

C. Kampanye Online Jokowi-Ahok

Seperti yang dibahas sebelumnya, dibandingnya pasangan lainnya,

Jokowi Ahok menguasai pemberitaan di media massa terutama media online.

Setelah melakukan wawancara dengan nara sumber yang kredibel, ternyata

didapatkan fakta bahwa ramainya pemberitaan, penayangan video, perbincangan

di blog maupun social media, banyak dilakukan oleh simpatisan yang senang

dengan figur Jokowi-Ahok. Bukan dari intern tim kampanye pasangan tersebut.

Memang benar, tim kampanye Jokowi-Ahok menggunakan media online

sebagai sarana kampanye. Tapi tidak menjadi prioritas utama. Prioritas utama

48
tetap kepada kegiatan terjun langsung menemui masyarakat. Dan ini

didokumentasikan dan dipublikasikan ke situs-situs online oleh beberapa

simpatisan Jokowi-Ahok.

Publikasi lainnya yang menarik adalah kegiatan simpatisan di luar

kebiasaan lama berkampanye. Misalnya simpatisan Jokowi-Ahok melakukan

dance bersama-sama di saat car free day di pusat kota. Tentu saja ini di

dokumentasikan dan disebarkan oleh mereka sendiri.

D. Kendala dalam Pelaksanaan Kegiatan Kampanye

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan nara sumber yang

merupakan tim kampanye Jokowi-Ahok, kendala terbesar yang dialami dalam

masa kampanye adalah issue SARA. Latar belakang dari kedua calon yang berasal

dari luar wilayah DKI Jakarta, menjadikan peluru yang dilemparkan oleh

pesaingnya kepada pasangan Jokowi-Ahok.

Jokowi yang merupakan warga solo dan Ahok yang masih etnis Tioghoa

ini menganggap mereka tidak menyalahi undang-undang untuk maju dalam

Pemilukada DKI Jakarta 2012. Inilah yang membuat mereka tidak terlalu

mempedulukan issue tersebut. Dan diam, dalam hal ini tidak menanggapi masalah

tersebut menjadi senjata utama untuk melawannya.

Kedua, Ahok yang beretnis Tionghoa dan seorang Kriatiani mendapat

tekanan dari beberapa pihak tentang kepemimpinan seseorang yang berbeda

keyakinan dengan mayoritas masyarakat yang dipimpinnya. Namun Ahok

meyakini, warga Jakarta dapat menerima pluralisme.

Kemudian permasalahan biaya kampanye. Seperti yang telah dibahas

sebelumnya, dana kampanye Jokowi-Ahok hanya berkisar di angka 15 - 16 milyar

49
rupiah. Dalam wawancaranya di Indonesia Lawyers Club di TvOne pada saat satu

minggu setelah pemilihan putaran pertama berlangsung, Karni Ilyas selaku

pembawa acara, mengkonfirmasi Jokowi, “15 milyar itu hampir tidak masuk akal

pak untuk gubernur DKI Jakarta..”. Pernyataan tersebut dilontarkan karena

menurut Karni Ilyas, untuk seorang Bupati saja memerlukan sekitar 50 milyar

rupiah untuk kampanye. Namun pernyataan tersebut dapat segera dipatahkan

dengan jawaban Jokowi: “Toh nyatanya menang Pak Karni..”.

E. Teknik kampanye Jokowi-Ahok

Sesuai dengan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, ada enam langkah

menurut Cangara (2011:233-234) yang bisa ditempuh dalam perencanaan

komunikasi untuk kampanye. Dan jika dikaitkan pada proses kampanye Jokowi-

Ahok, dapat digambarkan sebagai berikut:

No Teknik menurut Kegiatan


Cangara
1 Analisis khalayak Dengan masyarakat yang tingkat mobilitasnya tinggi,
dan kebutuhannya dan dengan kebutuhan yang beragam, Tim dan calon
membuat program yang spesifik pada setiap
permasalahan yang ada
Tim kampanye mencari daerah yang kumuh, padat
penduduk, atau yang membutuhkan perhatian lebih.
2 Penetapan Tim dan Pasangan mencari kebutuhan dan keluhan
sasaaran atau utama warga, lalu membuat visi-misi dan progran
tujuan komunikasi kerja. Dan hal tersebut disampaikan langsung saat
terjun ke masyarakat.
3 Rancangan strategi Tim melihat warga Jakarta sebagai ibu kota
yang mencakup mempunyai kepedulian akan akses intenet. Jadi tidak
komunikator, lupa untuk mengelola beberapa account mengenai
saluran (media), pasangan Jokowi-Ahok
pesan dan
penerima
4 Penetapan tujuan Tim dan pasangan memfokuskan kepada relokasi
pengelolaan tempat pemukiman kumuh

50
5 Implementasi Pembiayaan kampanye yang sudah ada menjadi
perencanaan yang patokan bagaimana kampanye dilapangan. Dengan
mencakup meminimalisir anggaran, pasangan melakukan
besarnya dana, kampanye dengan terjum langsung ke warga. Dan
sumber dana, dan untuk menambah pemasukan tim dan pasangan
waktu menjual pakaian yang menjadi icon pasangan
tersebut.
6 Evaluasi Evaluasi yang dilakukan Tim dan pasangan melihat
bagaimana efektifnya kampanye yang telah
dilakukan. Dengan tanya acak kepada warga dan
melihat pemberitaan di berbagai media.
Tabel IV.1. Praktek kampanye sesuai teori Cangara

Berdasarkan penjabaran dari tabel diatas, maka peneliti dapat

menggambarkan proses kampanye politik Jokowi-Ahok dengan bagan berikut:

Pra Kampanye:
1. Analisis khalayak dan kebutuhannya
2. Penetapan sasaaran atau tujuan komunikasi
3. Rancangan strategi yang mencakup komunikator, saluran (media), pesan dan
penerima

Kampanye:
1. Penetapan tujuan pengelolaan
2. Implementasi perencanaan yang mencakup besarnya dana, sumber dana, dan
waktu

Pasca Kampanye:
1. Analisis khalayak dan kebutuhannya

Gambar IV.2 Proses Kampanye Jokowi-Ahok

4.1.5 Peran Media Online Dalam Proses Kampanye Politik

Kita sudah mengetahui bahwa media online adalah jenis media massa

yang baru. Dengan demikian media massa sebagai sarana yang digunakan oleh

51
sebuah lembaga atau individu untuk mengkomunikasikan pesan pada sejumlah

khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym sehingga pesan yang sama dapat

diterima secara serentak dan sesaat.

Di Indonesia, media massa sudah ada sejak jaman penjajahan kolonial

dahulu. Walaupun pada zaman itu, komunikasi massa identik dengan media

kontemporer. Seperti surat kabar dan radio. Namun seiring dengan perkembangan

zaman dan teknologi, dan mulai masuknya internet di Indonesia pada era 90-an,

mempengaruhi juga pada perkembangan media di Indonesia. Seperti yang sudah

ditulis pada http://media.kompasiana.com/ pada tanggal 24 August 2013 tentang

“Dinamika Perkembangan New Media atau Media Baru (Media Online) Dalam

Kehidupan Masyarakat Indonesia”. Dikabarkan bahwa Demokrasi dan reformasi

yang berkembang mulai tahun90-an membawa manfaat banyak bagi khalayak

luas untuk mendapatkan informasi, informatika, bisnis, perdagangan, sekolah

daftar lewat online, sosial media, semuanya lewat online jika penggunanya

memahami media online itu sendiri dan juga muncul sebuah media online atau

media baru (new media) mulai dari peralihan masyarakat yang tadinya

menggunakan media konvensional namun seiring berkembangnya waktu

masyarakat banyak yang menggunakan New Media atau Media Baru (media

online) dan khususnya masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di kota-kota

besar, perumahan dll.

Berdasarkan teori sebelumnya oleh Cangara (2011:318) tentang

pandangannya menganai beberapa kelebihan yang dimiliki media online, berikut

merupakan realitas yang sesuai dengan teori tersebut:

52
1. Kemampuan untuk menembus batas wilayah, ruang, dan waktu: kapanpun,

dan dimanapun, media online dapat dengan mudah diakses oleh

masyarakat. Dengan demikian pada fenomena Jokowi-Ahok tentu saja

banyak sekali informasi yang didapatkan melalui media online. Baik dicari

secara sengaja, ataupun tidak disengaja.

2. Memperluas akses memperoleh informasi global: dengan mudahnya

menggali informasi tentang masing-masing pasangan dalam ajang

Pemilukada DKI Jakarta 2012, masyarakat terdidik untuk semakin pintar

dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan harapan.

3. Meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas: bukan sesuatu

hal yang tabu jika kegiatan kampanye politik merupakan proses

mempengaruhi. Entah itu pengaruh yang baik ataupun sebaliknya.

4. Mengancam tatanan yang telah mapan, seperti pemerintahan otokrasi:

dalam peristiwa ini, perkembangan mental masyarakat akan kepedulian

bersikap demokratis sudah mulai berkembang dan semakin kritis dalam

memilih pemimpin.

5. Memiliki percepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi:

tidak dipungkiri, saat ini pemberitaan di media online dapat dengan cepat

menyebar ke pelosok bumi hanya dengan hitungan detik. Termasuk pula

pada pemberitaan Jokowi-Ahok. Keakuratan berita dapat diketahui dengan

cepat hanya dengan mengakses situs-situs media online.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil studi lapangan, dokumentasi, dan wawancara terhadap

nara sumber, ditemukan bahwa ramainya pemberitaan mengenai Jokowi-Ahok di

53
media massa, terutama media online selama masa kampanye merupakan strategi

sendiri dari tim dan pasangan tersebut.

Ternyata ramainya pemberitaan Jokowi-Ahok di media online sebagian

besar bukan berasal dari tim kampanye. Melainkan merupakan bentuk apresiasi

dari simpatisan pasangan tersebut. Ini dilakukan karena bentuk dukungan dan

menginginkan pasangan itu menang di Pemilukada DKI Jakarta 2012.

Misalnya saja karya audio visual yang disebarluaskan di Youtube, “Ku

Pilih Jokowi dan Basuki (parodi: You Makes Me Beautiful)”. Video ini menjadi

backsound di beberapa pemberitaan di televisi. Dan personilnya pun menjadi

terkenal dan diikutsertakan sebagai model di salah satu iklan kampanye Jokowi-

Ahok.

Sesuai dengan teori Cangara mengenai langkah-langkah yang ditempuh

dalam perencanaan komunikasi untuk kampanye, jika dikaitkan dengan hasil

penelitian maka dapat disimpulkan tim kampanye Jokowi-Ahok menggunakan

teori ini dalam proses kampanye mereka.

Kampanye kreatif ini, baik dilakukan oleh tim kampanye Jokowi-Ahok,

ataupun oleh simpatisan pasangan tersebut telah berhasil mengambil perhatian

masyarakat DKI Jakarta yang menjadi target dalam Pemilukada DKI Jakarta

2012.

Terlepas dari siapapun yang mempublikasikan pasangan Jokowi-Ahok,

baik itu tim kampanye maupun simpatisan, secara langsung maupun tidak

langsung sudah berhasil membuat pasangan nomor urut 3 ini mendulang suara

terbanyak pada Pemilukada DKI Jakarta 2012. Proses dari pemberitaan di media

54
online sampai dengan masyarakat menjatuhkan pilihan pada pasangan tersebut

dapat disederhanakan dalam bagan berikut :

Pemberitaan Masyarakat Masyarakat Masyarakat


di media mengenal senang dengan memilih
online pasangan pasangan Jokowi - Ahok

Gambar IV.3 Proses dari pemberitaan di media online sampai dengan masyarakat
memilih Jokowi-Ahok

Dengan demikian, figur yang terlihat sederhana, prestasi yang baik, dan

kampanye yang kreatif (terjun langsung ke warga, bukan mengumpulkan massa di

satu tempat), menjadikan masyarakat tertarik dengan figur Jokowi-Ahok.

Sehingga membuat masyarakat sekelas Jakarta yang familiar dengan dunia maya,

dapat berselancar dengan bebas memberitakan pasangan Jokowi-Ahok. Dan ini

menjadi publikasi yang sangat efektif karena dengan kata lain, Jokowi-Ahok

mempunyai prajurit diluar tim kampanye yang siap membantunya dalam hal

pemberitaan.

55
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan mengenai teknik kampanye Jokowi-

Ahok yang terlihat begitu ramai di media online, ternyata setelah didapati fakta

bahwa kampanye media online bukanlah prioritas utama kegiatan kampanye

pasangan ini. Kegiatan kampanye politik dari pasangan ini tetap difokuskan

kepada terjun langsung dan menemui masyarakat DKI Jakarta sebagai target

marketnya dalam Pemilukada DKI Jakarta. Dan ramainya perbincangan di media

online lebih banyak dilakukan oleh pihak eksternal tim maupun pasangan. Dalam

hal ini, pihak eksternal tersebut adalah simpatisan Jokowi-Ahok. Dengan

tingginya antusias para simpatisan pasangan ini, media massa kontemporer

maupun modern, seperti online, menjadikan pemberitaan ini sebagai sasaran

empuk untuk mendongkrak jumlah pembaca ataupun penikmat kabar tersebut.

Yaitu kabar mengenai kampanye unik dari pasangan Jokowi-Ahok yang banyak

dilakukan oleh simpatisannya.

5.2 Saran

Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan, apa yang dilihat

sebenarnya dalam kegiatan kampanye politik, belum tentu sama dengan

kenyataannya. Mulai dari hasil poling yang dibantahkan dengan hasil perhitungan

resmi, sampai dengan dugaan awal kampanye yang fokus pada media online,

ternyata dilakukan oleh pihak luar tim maupun pasangan. Siapapun yang
56
melakukan publikasi tersebut, terbukti dapat menaikkan popularitas pasangan.

Tentu saja ini juga dipengaruhi oleh figur pasangan tersebut yang cenderung

mudah dalam pendekatan personal. Belajar dari praktek tersebut, ini dapat

menjadi tren baru dalam pemilihan pemimpin di masa yang akan datang.

57

Anda mungkin juga menyukai