Anda di halaman 1dari 14

IPTEK-KOM, Vol. 16 No.

1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

Twitter dan Masa Depan Politik Indonesia:


Analisis Perkembangan Komunikasi Politik Lokal Melalui Internet

Twitter and the Future of Indonesian Politics: Analysis of the


Development of Local Political Communication over the Internet

Megasari N. Fatanti

Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran 1, Malang - Indonesia
e-mail : megafatanti@ub.ac.id

Naskah diterima: 07-04-2014,direvisi: 28-05-2014, disetujui: 30-05-2014

Abstrak

Survei yang dilakukan oleh MarkPlus Inc. menyebutkan bahwa sampai dengan akhir
tahun 2013 jumlah pengguna internet di Indonesia tercatat hampir mencapai 74 juta
orang. Jumlah pengguna internet yang besar tersebut dimanfaatkan oleh politikus,
khususnya di tingkat lokal untuk berkomunikasi lebih aktif dengan masyarakat guna
mendapat dukungan pada waktu pemilihan berlangsung. Penelitian ini memfokuskan
bagaimana peran media sosial, terutama twitter bagi masa depan komunikasi politik di
Indonesia. Paper ini sekaligus melihat sejauhmana peran twitter dalam meningkatkan
partisipasi politik di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan
melihat jumlah tweets dan isi dari tweets politikus tersebut. Penelitian ini bertempat di
Malang, Jawa Timur. Hasil studi menunjukkan bahwa aktivitas twitter yang aktif tidak
berkorelasi dengan kemenangan pasangan calon. Artikel ini sekaligus mempertimbang-
kan gejala-gejala kekinian dari komunikasi politik kontemporer melalui media sosial
sebagai salah satu alat analisis.

Kata kunci: komunikasi politik, politik lokal, twitter

Abstract

A survey by MarkPlus Inc. stated that by the end of 2013, the number of Internet users
in Indonesia reached nearly 74 million people. The large number of Internet users has
been exploited by politicians, especially at the local level, to communicate more
actively with the community to gain support during the election. This study focuses on
the role of social media, especially twitter, to the future of political communication in
Indonesia. It also attempts to observe the role of twitter in increasing public’s political
communication. This research uses content analysis method by examining the number
of tweets and its content of the politicians. This study was conducted in Malang, East
Java. The result indicates that a frequent twitter activity does not correlate to the
winning of the candidates. This article also considers the present indicators of
contemporary political communication through social media as one of the analysis
tools.

| 17
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

Keywords: political communication, local politics, twitter, new media

18 |
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

PENDAHULUAN lam teoritisasi dan praktik pemasaran politik


dunia (Aaker dan Chang, 2010; Manlow dan
Tulisan ini bertujuan untuk menggam- Friedman, 2009). Menurut Aaker dan Chang
barkan dan menjelaskan secara komprehensif (2010), faktor kemenangan terbesar Obama
dan mendalam mengenai keterhubungan yaitu kepiawaian penggunaan dan
komunikasi politik dan media secara kontem- pengelolaan teknologi - new media, khusus-
porer. Secara khusus, maksud yang ingin nya media sosial dalam setiap aktivitas
dicapai dalam tulisan ini adalah melihat bagai- kampanye mereka, seperti pengumpulan
mana masa depan dan perkembangan donasi dan pengumpulan dukungan dari
komunikasi politik akibat maraknya pemilih pemula. Dari kedua hal tersebut yang
kemunculan situs jejaring sosial di dunia dan terpenting dari tim kampanye Obama yaitu
Indonesia secara lebih spesifik. Situs jejaring membangun pemahaman dasar bagi pemilih
sosial yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pemula tentang pentingnya membuat sebuah
twitter. Twitter dipilih dengan alasan sebagai perubahan. Social Media Pulpit (Barack
sarana promosi diri yang ideal karena memiliki Obama Social Media’s Kit, 2010) menyebutkan
kemampuan memberikan ruang bagi politisi bahwa Obama berhasil meraup suara di 200
untuk menginformasikan banyak hal terutama pemilihan dan meraih 8.5 juta suara populer
yang berkaitan dengan aktivitas politiknya akibat dari penggunaan situs jejaring sosial
kepada khalayak dengan seketika (Aharony, seperti YouTube, Facebook, dan Twitter.
2010, 589). Melalui serangkaian kasus dan Internet World Stats (2012) merilis
peristiwa politik dalam skala lokal, pemilihan hasil riset tentang pengguna internet di
kepala daerah – pilkada dalam hal ini, tulisan Amerika Serikat yang mencapai sekitar 900
ini memberikan gambaran tentang bentuk juta pengguna dari total populasi masyarakat
komunikasi politik kontemporer melalui media Amerika Serikat sendiri yang mencapai 1,5
sosial. Dengan menguraikan dan mengambil milyar jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa
suatu bahasan tentang politik lokal maka pengguna new media di Amerika mencapai
tujuan tulisan ini sebagaimana yang lebih dari 70 persen. Dengan melihat realitas
disebutkan di atas akan dianalisis untuk tersebut maka dampak yang muncul dengan
meninjau perkembangan komunikasi politik kehadiran internet sebagai new media sangat
tersebut baik secara teoritis maupun praksis. memengaruhi kondisi sosial di Amerika Serikat
Jika kita sedikit mengingat ke belakang dan dunia. Lalu bagaimana dengan di
pada awal tahun tahun 2007, publik Indonesia?
dikejutkan dengan munculnya Barack Obama, Berdasarkan data statistik, jumlah
seorang senator kulit hitam keturunan pengguna internet di Indonesia atau disebut
Amerika-Afrika yang tidak begitu terkenal dari dengan Indonesia Netizen hingga kini sudah
Partai Demokrat, yang mendeklarasikan diri mencapai sekitar 74 juta orang. Angka ini
sebagai calon presiden Amerika Serikat. mengalami peningkatan sebesar 22 persen
Selang setahun setelah perkenalannya kepada bila dibandingkan dengan tahun 2013. Sebagai
publik, Obama kemudian berhasil informasi, peringkat pertama pengguna inter-
memenangkan pertarungan pemilihan net terbesar adalah Cina sebanyak 513 juta,
presiden Amerika Serikat mengalahkan India sebanyak 121 juta pengguna, dan Jepang
rivalnya dari Partai Republik, yaitu John sebanyak 101 juta pengguna, sedangkan Indo-
McCain. Kemenangan Obama memberikan nesia sebanyak 74 juta pengguna. Data ini
sedikitnya beberapa perubahan penting dalam diperoleh berdasarkan survei di akhir tahun
sistem politik Amerika, perubahan konsep- 2013. Kesimpulan yang dapat diambil dari
konsep dasar ilmu sosial dan memaksa hasil survei tersebut adalah jumlah pengguna
perubahan-perubahan yang fundamental da- internet atau Netizen di Indonesia per akhir

| 19
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

tahun 2013 mencapai 74 juta orang dan akan saat ini berdasarkan atas catatan statistik
mencapai jumlah 100 juta orang di tahun keaktifan media ini mencapai 1.394 kicauan
2015 (The Marketeers, 2013). Dari gambaran (tweets) dan 3.931.713 pengikut (followers).
tersebut, maka dapat dibayangkan bahwa Pada skala yang lebih kecil atau lokal,
pengguna internet di Indonesia sebagian seperti yang terjadi pada pilkada Kota Malang,
diantaranya adalah pemilih aktif dan memiliki penulis menemukan bahwa masing-masing
pengaruh dalam penentuan kemenangan dari calon Walikota memiliki akun di media
politik nasional ataupun politik lokal. Ataupun sosial, salah satunya twitter. Penulis menga-
jika bukan sebagai pemilih pergerakan mereka mati tiga calon yang dianggap aktif dalam
dalam dunia maya dalam skala masyarakat penggunaan twitter, yaitu pasangan Heri Pudji
lebih kecil, seperti keluarga patut diper- Utami dan Sofyan Edi Jarwoko (@heripudji
hitungkan. utami), Sri Rahayu dan Priyatmoko Oetomo
MarkPlus (2012) menunjukkan kompo- (@sahabatsrmk), dan Anton dan Sutiaji
sisi data pengguna internet di Indonesia (@AbanhAnton_AJI). Namun yang menarik
sebagai berikut yaitu pada rentang umur 15- perhatian penulis adalah ketika salah satu
22 tahun (40,8% tahun 2010 dan meningkat calon Walikota yang memiliki pengikut
42,4% pada tahun 2012); selanjutnya (follower) paling sedikit di twitter berhasil
berturut-turut pada rentang umur 22-30 memenangkan pilkada, sedangkan calon lain
tahun 2010 dan 2012 adalah 29% dan 30 yang cenderung memiliki pengikut (follower)
tahun; rentang umur 31-35 tahun (12,25% dan banyak tidak berhasil memenangkan
12,5%); 36-45 tahun (10,9% dan 11,7%); 45-55 pemilihan tersebut. Fenomena pilkada Kota
tahun (5,9% dan 4.8%); dan 56-64 tahun (0,9% Malang ini cukup menarik untuk dikaji karena
dan 2,3%). Melihat gambaran data pengguna jika melihat fenomena Barrack Obama dan
internet yang setiap tahun mengalami Jokowi yang berhasil menjadi pemenang
kenaikan jumlah pengguna di berbagai usia dalam pertarungan politik dengan strategi
(kecuali rentang usia 44-45 tahun) penguasaan new media – khususnya media
menunjukkan bahwa media baru memiliki sosial, justru hal tersebut tidak terjadi di Kota
kemampuan dan kekuasaan dalam penentuan Malang.
suara pemilih. Seperti studi yang telah dilakukan oleh
Jika kita telusuri dari beberapa proses (Caplan, 2013) tentang pemanfaatan twitter
pemilu dan pilkada di Indonesia tahun-tahun dalam proses pemilhan kongres yang ke-2 di
belakangan ini, dapat dilihat bahwa ada Virginia menyebutkan bahwa masing-masing
perubahan yang nyata dari cara-cara partai calon (politikus) memiliki gaya yang berbeda
dan aktor politik dalam memanfaatkan dalam penyampaian pesan politik kepada
teknologi komunikasi khususnya internet. pemilihnya. Caplan menjelaskan bahwa Scott
Internet atau new media tidak hanya dilihat Rigell yang berasal dari Partai Republik lebih
sebagai bentuk layanan yang mengedepankan senang melakukan komunikasi langsung, baik
layanan pribadi seperti surat elektronik internal maupun eksternal dengan pemilih,
ataupun hanya berupa daring pencarian sedangkan calon lain dari Partai Demokrat –
informasi tetapi media baru ini telah Paul Hirschbiel lebih senang menggunakan
menunjukkan perubahan bentuk komunikasi pesan pribadi untuk menarik perhatian pemi-
antara audiens dan komunikator (baca: lihnya. Strategi yang digunakan oleh kedua
politikus) dalam bentuk kegiatan dialogis. calon ini diharapkan dapat memberikan moti-
Sebagai contoh, pada tingkat nasional, Presi- vasi kepada audiens, mengaktivasi pemilih,
den Susilo Bambang Yudhoyono meng- dan membedakan diri dari pesaing mereka.
gunakan saluran komunikasi ke publik melalui Untuk memperoleh gambaran utuh
akun twitter resminya @SBYudhoyono, sampai bagaimana tulisan ini dipahami, maka penulis

20 |
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

memulai pembahasan mulai dari konsepsi pesan, jumlah pesan, jumlah pengikut
mengenai new media, dalam hal ini twitter (follower), jumlah pesan berantai (retweet)
dan komunikasi politik. Sedangkan untuk gam- dan jumlah umpan balik (reply tweets).
baran skala lokalitas mengenai perkembangan Melalui metode ini dapat diklasifikasikan
politik maka tulisan ini menggunakan pilkada tweet yang keluar dari pemilik akun ke
(yaitu pilkada Kota Malang) sebagai arena dalam domain-domain yang telah
konvergensi media. ditetapkan terlebih dahulu. Menurut
Rosenberry dan Vicker (2009) penetapan
kriteria dalam analisis isi melalui kriteria
METODE yang telah ditetapkan oleh peneliti akan
memudahkan untuk menemukan makna
Studi tentang komunikasi politik, dari teks atau visualisasi pesan. Oleh
secara khusus mengenai politik lokal karenanya, secara spesifik analisis isi
merupakan studi yang menarik. Untuk digunakan untuk mendapatkan pemahaman
menjelaskan fenomena di atas, maka yang menyeluruh dan lengkap dari suatu
penelitian ini meletakkan cara penekanan fenomena dengan melihat dan menggaris
pada analisis isi (content analysis). Cole bawahi konsep-konsep atau kategori-
(1988) mendefinisikan analisis isi sebagai kategori tersebut (Elo dan Kyngäs, 2008).
metode yang melalukan analisis melalui Sehingga metode ini adalah metode yang
teks, yang berupa tulisan yang bersifat efisien dalam menganalisis informasi seperti
verbal atau pesan komunikasi visual. Sebagai halnya di media sosial (twitter).
sebuah metode penelitian, analisis isi Dalam penelitian ini, saya mengguna-
menyediakan pandangan baru, kan analisis isi pendekatan terarah (directed
meningkatkan pemahaman peneliti untuk content analysis) yang berawal dari teori
fenomena tertentu atau menginformasikan sebagai guide. Elemen komunikasi politik
aktivitas praktikal (Krippendorff, 2004). yakni komunikasi langsung, aktivitas, dan
Analisis isi kualitatif, lebih digunakan pada informasi digunakan sebagai guide awal
area psikososial dan dapat dikategorikan dimana setelah nantinya penelitian ini dilaku-
dalam tiga tipe: konvensional (conventional kan, banyak kemungkinan kategori dari teori
content analysis), terarah (directed content yang sudah ada tersebut meluas dan tergali
analysis), dan penggabungan konsep lebih dalam lewat temuan yang ada. Untuk
(summative content analysis) (Hsieh & pengumpulan data, saya melihat pada tiga
Shannon, 2005). Dalam beberapa kasus, akun twitter dari tiga pasangan calon
metode analisis isi seringkali digunakan Walikota Malang tahun 2013. Ketiga akun
untuk menganalisis isi pemberitaan di koran, tersebut yaitu Heri Pudji Utami dan Sofyan
artikel di majalah, iklan dan pidato politik. Edi Jarwoko (@heripudjiutami), Sri Rahayu
Berfokus pada karakteristik bahasa dan Priyatmoko Oetomo (@sahabatsrmk),
sebagai komunikasi dengan perhatian pada dan Anton dan Sutiaji (@AbahAnton_AJI).
isi atau arti kontekstual teks, analisis isi Dari ketiga akun tersebut selama periode
kualitatif diartikan sebagai metode riset 2012-2013 tercatat jumlah tweets yang
untuk intepretasi subjektif dari isi data dituliskan mencapai 1.266 tweets. Dari
melalui proses klasifikasi sistematis coding jumlah tweets tersebut, saya berusaha untuk
dan identifikasi tema/pola (Hsieh & mengklasifikasikan ke dalam beberapa
Shannon, 2005). kategori yaitu personalisasi, penampilan, dan
Metodologi analisi isi merupakan pesan politik.
langkah efektif untuk menganalisis data
twitter seperti pengguna (user account), isi

| 21
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

HASIL DAN PEMBAHASAN konvensional saja. Salah satu fenomena yang


penulis amati yaitu kemunculan beberapa
Untuk menunjukkan perkembangan akun pasangan calon di jejaring media sosial,
dan bentuk media baru dalam konteks politik twitter.
lokal, penulis menggunakan pengalaman Dari hasil penelusuran penulis, ada tiga
penulis ketika melakukan penelitian personal pasangan calon yang cukup aktif dalam peng-
branding dan pemasaran politik di Malang gunaan media sosial (twitter dan facebook),
(2013) guna menganalisis kasus ini sebagai yaitu pasangan SR-MK, DA-DI, dan pasangan
perwujudan terjadinya perubahan model AJI. Ketiga pasangan calon tersebut agaknya
komunikasi dalam aktivitas komunikasi politik menyadari betapa pentingnya penggunaan
lokal. Sebagai penjabaran Peraturan Pemerin- internet atau media sosial guna mendukung
tah No. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, upaya mereka untuk mendekati pemilih
pengesahan, pengangkatan, dan pemberhen- pemula dan meraup suara terbanyak dalam
tian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pilkada. Berangkat dari pemahaman di atas,
maka pada hari Senin 20 Mei 2013, Kota menurut gambaran penulis penggunaan
Malang berhasil menyelenggarakan pesta media sosial dalam pilkada Kota Malang
demokrasi (pilkada) dengan kondisi aman dan bertujuan sebagai sarana komunikasi dua arah
terkendali. Pilkada tersebut diikuti oleh enam antara pasangan calon dengan masyarakat.
pasangan calon yaitu: H. Dwi Cahyono, SE Pemilihan media sosial (twitter) sebagai
berpasangan dengan Muhamad Nur Uddin, saluran komunikasi dinilai cukup beralasan
S.Pt. (DWI-UDDIN). Pasangan ini mencalonkan mengingat kecepatan waktu dalam penyam-
diri sebagai Calon Walikota dan Wakil walikota paian pesan dan jangkauan khalayak yang
melalui jalur independen. Pasangan kedua sangat luas sehingga memudahkan politisi
yaitu Dra. Hj. Sri Rahayu dan Drs. Ec. RB. dalam menyampaikan pesan politiknya. Selain
Priyatmoko Oetomo, MM (SR-MK) didukung itu, twitter juga dapat menciptakan hubungan
oleh Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan dekat antara politisi dengan konstituennya
(PDI-P), pasangan ketiga yaitu Dra. Hj. Heri sehingga meleburkan jarak (distance) yang
Pudji Utami, M.AP dan Ir. Sofyan Edi Jarwoko ada.
(DA-DI) didukung oleh Partai Golkar, Partai Seperti halnya facebook, kehadiran
Amanat Nasional dan 15 partai kecil lainnya. twitter memberikan kesan tersendiri bagi
Pasangan ke-empat yaitu Mujais dan Yunar politisi. Twitter memberikan kesempatan
Mulya (RA-JA) yang mencalonkan diri melalui kepada penggunanya untuk menuliskan segala
jalur independen. Pasangan kelima yatu Drs. macam peristiwa dalam medium 140 kata,
Agus Dono Wibawanto, M.Hum dan Ir. Arif HS, yang disebut dengan tweets (kicauan). Tweets
MT (DOA) yang didukung oleh Partai Demo- ini dapat diumumkan melalui third-party
krat, Partai Keadilan sejahtera, Partai Hati application, seperti facebook, email, dan
Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Karya website. Small (2010) mengatakan bahwa ada
Peduli Bangsa, pasangan terakhir, ke-enam dua macam hubungan yang tercipta di dalam
yaitu pasangan H. Moch. Anton dan Sutiaji twitter. Pertama, mengikuti (following) yaitu
(AJI) yang didukung oleh Partai Kebangkitan ketika seseorang dapat mengetahui siapa saja
Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra. Melalui yang sedang mengunggah informasi di twitter.
pengamatan penulis selama berlangsungnya Kedua, diikuti (follower) adalah kondisi
pra-kampanye dan periode kampanye penuh, dimana seseorang diikuti oleh beberapa akun
aktivitas penggunaan iklan politik melalui lain di akun twitter-nya. Small juga
media luar ruang dan internet menunjukkan menjelaskan bahwa menjadi following dan
bahwa proses pilkada Malang bukanlah follower dapat menciptakan hubungan
pilkada yang hanya melibatkan media resiprokal diantara pengguna twitter. Namun,

22 |
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

tanpa harus memiliki hubungan resiprokal pilkada Kota Malang. Ketiga pasangan calon
pun, komunikasi dalam twitter akan saling sama-sama menggunakan twitter sebagai
menyambung ketika satu akun berhubungan salah satu strategi komunikasi politik guna

Gambar 1. Tampilan Halaman Muka Media Sosial dari


Pasangan Calon (ki-ka: @heripudjiutami, @AbahAnton-AJI, @sahabatsrmk)

dengan akun yang lain. menjangkau pemilih pemula dan swing voter.
Dalam tulisan ini, penulis Pasangan DA-DI membuat akun di twitter
memfokuskan pada tiga calon yang bertujuan untuk membidik potensi pemilih
menggunakan jejaring media sosial, pemula yang mereka nilai masih membutuh-
khususnya twitter dalam upaya meraup suara kan pendidikan politik yang sesuai dengan
sebanyak ketika pemilihan berlangsung. Ketiga bahasa dan media yang digemari anak muda
pasangan calon tersebut yaitu tercatat saat ini. Sedangkan calon yang lain, memiliki
menggunakan media sosial yang dikendalikan harapan dan keinginan yang sama untuk
oleh tim sukses masing-masing kandidat. mengambil suara sebanyak-banyaknya dari
Seperti hasil wawancara yang penulis lakukan pemilih pemula dan swing voter. Hal ini cukup
kepada pasangan DADI, mereka menunjukkan beralasan mengingat bahwa jumlah pemilih
bahwa penggunaan media ini salah satu pemula di Malang tahun 2013 mencapai
targetnya adalah mengelola pemilih muda 186.000 orang (KPUD Kota Malang, 2013).
yang jumlahnya mengalami peningkatan di Jumlah ini adalah jumlah yang potensial untuk
Malang tahun 2013. mendulang suara dari kalangan pemilih aktif
Disini dapat dilihat bahwa ketiga pa- pemula.
sangan calon tersebut menggunakan twitter Oleh karena itu, ketiga calon tersebut
sebagai media berkomunikasi dengan audiens. sama-sama menggunakan twitter dengan
Kehadiran twitter sebagai salah satu bagian dalih media sosial ini populer dan mudah
dari media baru dimanfaatkan untuk menye- digunakan oleh masyarakat, khususnya anak
barkan pesan politik dalam rangka proses muda, ketika mengakses informasi. Sifat

| 23
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

media sosial yang sangat cepat dalam Konteks Politik Lokal


menyebarkan informasi menjadi alasan kuat Pada pertengahan abad ke-20,
bagi tiga pasangan calon ini menggunakan gelombang demokrasi menjadi satu-satunya
twitter sebagai salah satu alat komunikasi prinsip dalam mewujudkan pemerintahan
mereka dengan pemilih. Pasangan calon yang demokratis. Jumlah tersebut menjadi
optimis jika memiliki akun di jejaring media meningkat di seluruh dunia dengan ekspansi
sosial (twitter) dan memiliki follower yang yang tinggi tentang kemunculan suatu negara
banyak maka popularitas pasangan calon menjadi negara yang demokratis (Kriesi,
tersebut juga akan meningkat. Dengan popu- 2013). Walaupun secara umum, kita bisa
laritas yang tinggi, maka pasangan calon akan melihat bahwa proses untuk mewujudkan
mudah dikenal oleh konstituen dan suatu negara demokrasi adalah perjalanan
diharapkan mampu meraih suara terbanyak yang panjang. Sejarah mencatat bahwa di luar
dalam pemilihan. Pada gambar tersebut negara barat, seperti Asia dan Afrika, proses
menunjukkan bahwa pasangan AJI berusaha perkembangan demokrasi bukanlah hal yang
untuk berinteraksi langsung dengan follower mudah. Di Eropa sendiri, keruntuhan tembok
yang muncul dalam rekaman percakapan di Berlin pada tahun 1989, mendorong keme-
halaman muka twitter @AbahAnton_AJI. nangan demokrasi di Eropa sehingga
Sedangkan untuk pasangan SR-MK (pojok kiri terwujudnya suatu rantai demokrasi antara
bawah) dan pasangan Da-Di (gambar atas), Eropa dan Amerika pada tahun 1990an.
kedua pasangan calon ini memiliki follower Sedangkan di Indonesia, prinsip dan dasar
cukup banyak dibanding dengan Pasangan AJI, negara telah ditetapkan sebagai negara
sehingga interaksi antara komunikator demokrasi sejak tahun 1945 yang tertulis
(pasangan calon) dan komunikan (pemilih) dalam lambang negara Pancasila dan Undang-
harus lebih sering terjadi supaya dapat Undang Dasar 1945, namun proses demokrasi
memberikan gambaran secara personal sendiri membutuhkan waktu yang lama dan
kepada pemilih bagaimana figur pasangan menimbulkan korban jiwa cukup banyak. Holik
calon walikota yang akan dipilih. (2005) menyebutkan bahwa implementasi
Kehadiran new media telah mem- sistem demokrasi di Indonesia sedang
berikan nuansa baru bagi komunikasi politik di mengalami pasang surut sejak Orde Baru
pilkada Kota Malang. Jika pada periode sampai dengan Orde Reformasi.
sebelumnya kampanye banyak dilakukan di Untuk mewujudkan sistem demokrasi
ruang terbuka (lapangan, stadion, ataupun tersebut, diperlukan suatu proses yang
fasilitas umum seperti rumah sakit, pasar, dan disebut dengan “transisi demokrasi” untuk
balai-balai warga) sekarang tampaknya sedikit menuju “pematangan demokrasi” (mature
mulai bergeser pada ruang tertutup, bahkan democracy). Apakah Indonesia berhasil
sedang rapat sekalipun, cukup dengan meng- melalui transisi demokrasi ini untuk menuju ke
klik salah satu aplikasi jejaring media sosial, arah demokrasi yang matang? Haris (2002)
lalu kita mengetik pesan dan pesan itu dikirim menilai bahwa transisi demokrasi akan
ke beberapa kontak yang kita kenal secara lengkap jika ada persetujuan politik untuk
berantai. Kelebihan new media dengan membuat dan memilih pemerintahan yang
kecepatan waktunya memang dirasa sangat populer sebagai hasil dari pemilihan langsung
membantu bagi politisi dalam berkampanye dan bebas. Secara khusus, periode transisi
dan sebagai media komunikasi langsung demokrasi di Indonesia ini ditandai dengan
dengan pemilih. keberhasilan pelaksaan pemilu pada tahun
1999, yaitu pemilu yang dianggap sebagai
New Media dalam Perkembangan pemilu demokratis di Indonesia (Holik, 2005).
Komunikasi Politik Indonesia: Analisis dari Untuk mematangkan konsep transisi

24 |
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

demokrasi menuju pematangan demokrasi, dan pemilih. Disini, media dianggap sebagai
maka komunikasi memegang peran yang salah satu kekuatan dalam proses pendidikan
sangat penting. Bagi Dahlan (1999) untuk pemilih pemula oleh pasangan kandidat.
meletakkan prinsip dalam pemerintahan Sehingga fungsi media adalah memberikan
demokratis maka tidak dapat dipungkiri pemahaman politik dan alat penyampai
bahwa komunikasi memegang peran sentral program kepada para pemilih tersebut.
dan vital untuk mewujudkannya. Media Disinilah pemilih memainkan peran penting
sebagai salah satu aspek dalam komunikasi, dalam proses dialogis tersebut dalam sistem
menjadi penting dalam perwujudan nilai demokrasi melalui penggunaan new media.
demokrasi di Indonesia. Setidaknya ada tiga Manin (1987) mendeskripsikan bahwa
peran media dalam mewujudkan demokrasi di pemilih dan pemilihan menjadi kunci mekani-
suatu negara yaitu sebagai fungsi pengawasan sme kontrol dalam suatu pemilihan atau pesta
(watchdog role), sebagai saluran komunikasi demokrasi. Area mekanisme kontrol dulu dila-
(information and debate role), dan media kukan melalui politik tersentral dan tertutup
sebagai suara rakyat (voice of the peoples dari masyarakat luas. Akan tetapi munculnya
role). Dengan demikian media ini adalah media baru, internet, sistem kontrol, dan
saluran dialogis bagi audien dan komuni- pengawasan menjadi lebih transparan dan
katornya dalam hal ini adalah pemerintah, dapat diakses oleh orang banyak. Area penga-
partai politik, pemilih, dan lembaga-lembaga wasannya pun bukan lagi dalam skala nasional
lainnya (Curran, 2002). akan tetapi sudah merujuk pada skala lokal.
Penulis berpendapat bahwa secara Bahkan secara tidak sengaja ketika melakukan
khusus, untuk mengarah pada pembentukan perjalanan ke Kediri, penulis menjumpai suatu
sistem demokrasi yang matang, maka harus media kampanye pemilihan kepala desa
ada dua aspek yang diperhatikan disamping berupa banner dipinggir jalan di Pegunungan
demokrasi itu sendiri yaitu aspek globalisasi Anjasmoro (Kecamatan Kasembon, Malang),
dan aspek media. Aspek pertama melibatkan dimana seorang calon kepala desa meman-
pada proses penyebaran model demokrasi ke faatkan twitter dan televisi lokal dalam kam-
seluruh bagian negara di dunia. Aspek kedua panye politiknya sebagaimana yang
meletakkan pada peran media baru dalam dipampang dalam banner tersebut. Dalam
proses komunikasi antara pembuat keputusan konteks demikian, partisipasi politik demikian
dan masyarakat atau pemilih. Namun demi- mengarah pada lahirnya e-demokrasi dalam
kian, penulis akan memfokuskan pembahasan skala lokal dan nasional di Indonesia.
pada salah satu aspek yaitu aspek media, Penggunaan istilah e-demokrasi sebe-
yaitu new media. Bagi penulis dalam proses narnya merujuk pada penggunaan new media
transisi demokrasi di Indonesia, khususnya (internet) dalam ranah komunikasi politik.
pada aspek politik lokal, media memainkan Tujuan penggunaan internet tersebut
peran yang penting dalam komunikasi politik dianggap dapat memperkaya partisipasi
khususnya dalam aktivitas politik politisi. warga, terutama pemilih pemula dalam
Sebagaimana yang penulis temukan dalam sosialisasi politik, sehingga dalam
skala politik lokal di Malang. Penggunaan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
media baru bagi para pasangan calon walikota parlemen, dapat melibatkan warga lebih
di Malang memang tidak sebanyak yang dalam karena kemudahan akses informasi,
ditemukan sebagaimana penggunaan media melalui internet. Demikian pula, ketika warga
baru di tingkat nasional yaitu pemilihan ingin berkomunikasi dengan anggota
presiden dan anggota DPR-RI. Pada kasus di parlemen, akses tersebut saat ini sangat
Malang, peran new media lebih dominan terbuka mengingat hampir setiap orang di
sebagai alat komunikasi antara komunikator Indonesia menggunakan internet dan memiliki

| 25
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

akun di jejaring media sosial. Dalam perkem- yang tangguh, untuk itu harus dilakukan
bangan studinya, Zittel (2004) menyatakan penelitian yang lebih mendalam.
bahwa kajian e-demokrasi biasanya dikaitkan
dengan pemanfaatan website oleh partai atau
aktor politik, lembaga legislatif, eksekutif, dan PENUTUP
yudikatif, pemungutan suara secara
elektronik, mengirim email ke perwakilan Penelitian ini menghasilkan beberapa
politik dan diskusi-diskusi politik melalui observasi lanjutan tentang komunikasi politik
internet serta pelayanan publik melalui dan pemanfaatan new media sebagai salah
internet. e-demokrasi juga dapat diartikan satu medium komunikasi yang cepat dan
pada penggunaan teknologi informasi dan mudah. Masing-masing pasangan calon memi-
komunikasi dalam menyusun strategi pada liki perbedaan dalam penyampaian pesan
proses politik dan pemerintahan. Tujuan dari politik kepada audiens-nya, seperti motivasi,
e-demokrasi yaitu menjaring partisipasi warga aktivasi dan diferensiasi. Perbedaan ini bertu-
dengan lebih luas dan aktif melalui internet, juan untuk memberikan ruang gerak pada
khususnya media sosial dan teknologi lainnya audiens guna menentukan pilihan mereka.
dalam sistem demokrasi. Pasangan Heri Pudji Utami dan Sofyan Edi
Sejak internet mulai digunakan sekitar Jarwoko lebih banyak memberikan motivasi
tahun 1990-an dan media sosial hadir sebagai daripada aktivasi dan diferensiasi, Sri Rahayu
cara berkomunikasi yang relatif baru bagi dan Priyatmoko Oetomo membuat keseim-
aktor politik selama berlangsungnya bangan dengan mengkolaborasikan motivasi
kampanye politik, maka disitulah masalah dengan aktivasi, sedangkan pasangan Anton
sosial juga akan muncul. Pengaplikasian new dan Sutiaji lebih banyak melakukan motivasi
media dalam dunia politik diharapkan dapat dan sedikit diferensiasi. Dijelaskan bahwa
memperkaya kualitas dari partisipasi politik twitter memiliki kekuatan untuk mempenga-
masyarakat dan dapat mendukung ruhi sikap tentang politisi, mengatur agenda,
berkembangnya strategi komunikasi politik dan bahkan membentuk hasil dari kampanye
yang efisien di era konvergensi media. Pada (Caplan, 2013, 12). Teori strukturasi adaptif
aspek ini, penulis melihat new media adalah menegaskan ide bahwa media sosial – twitter,
representasi modernitas dari demokrasi yang dapat mempengaruhi hampir di semua lapisan
merata. Perluasan demokrasi ke arah lebih masyarakat dan mengilhami perubahan dalam
kecil yaitu skala lokal menunjukkan bahwa perilaku. Penggunaan lokasi dan aktivitas
kovergensi media membawa perubahan pada posting merupakan cara efektif yang diberikan
insfrastruktur komunikasi dasar antara pemilih oleh politikus kepada audiens (follower) agar
dan wakil mereka, misalnya komunikasi antara mereka terinspirasi untuk mengambil peran
anggota dewan dan pemimpin mereka. lebih aktif dalam kampanye calon pilihan
Dengan kata lain bahwa pola komunikasi yang mereka.
terbentuk dengan kehadiran new media Caplan (2013) menyebutkan bahwa
antara pemilih (voters) dan wakil atau politisi dalam realitas politik, twitter menciptakan
yang dipilih berdasarkan atas media (media- kesempatan bagi politisi untuk memotivasi,
based). Hal ini senada dengan apa yang aktivasi follower-nya dan membuat
disampaikan oleh Kries (2013) bahwa proses diferensiasi diri (personalisasi) supaya
komunikasi politik tergantung atas membedakan dengan kompetitor lain.
infrastruktur media. Namun demikian masih Meskipun dalam riset inu menunjukkan
terdapat pertanyaan yang harus dilihat apakah bahwa ketiga pasangan calon menggunakan
konvergensi media ini memang benar twitter untuk menampilkan sejumlah
melahirkan suatu sistem mekanisme kontrol informasi tentang aktivitas calon walikota

26 |
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

Malang 2013 sehari-hari, namun ada Communications 4 (2013): 5-14.


perbedaan cara berkomunikasi langsung dan Curran, J. Media Power. London: Routledge,
penyampaian pesan pribadi yang ditampilkan 2002.
oleh komunikator (politisi). Cole, F.L. “Content Analysis: process and
Twitter menjadi salah satu media sosial application”. Clinical Nurse Specialist 2
yang menyediakan akses langsung dari politisi (1) (1988): 53-57.
ke audiens, memungkinkan mereka untuk Dahlan, MA. “Reformasi and the changing
membedakan dengan kompetitor yang lain, mediascape: implications of media
memiliki target yang spesifik dan jelas, liberalization”. In AMIC-SCS-SOAS Con-
meningkatkan basis finansial mereka melalui ference on Asian Media and Practice:
dukungan, dan menarik pemilih baru. Media Rethinking Communication and Media
sosial membantu politisi menjangkau publik Research in Asia, Singapore, June 11-
melalui jalan yang lebih pribadi dan intim 12, 1999. Singapore: Asian Media
daripada melalui televisi dan iklan radio yang Information and Communication
sebelumnya telah membatasi kontak langsung Centre.
dengan para pendukung potensial. Jika Elo S. dan Kyngäs H. “The qualitative content
dimanfaatkan secara efektif, twitter, dan analysis process.” Journal of Advanced
media sosial secara keseluruhan, memiliki Nursing 62(1) (2008): 107–115.
potensi untuk menciptakan dukungan kuat Fagen, Richard R. Politics and
para calon di akar rumput (grassroots). Communications. Boston: Little Brown,
Meskipun penelitian ini cukup konsis- 1966.
ten dan tepat waktu, saya berharap ada Haris, S. “Konflik Elite Sipil dan Dilema
penelitian lanjutan mengenai respon kandidat Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde
yang disampaikan melalui media sosial, Baru”, dalam Maruto, MD dan Anwari
seperti twitter dan facebook. Penelitian WMK (ed), Reformasi Politik dan
lanjutan tentang politik dan media sosial Kekuatan Masyarakat, Kendala dan
diharapkan dapat menganalisis dampak dari Peluang Menuju Demokrasi. Jakarta:
perbedaan bahasa yang digunakan oleh LP3ES, 2002.
politisi dalam tweets (kicauan) dan menggali Harwood T.G dan Kipping E. “A multi-stage
hubungan potensial sebelum dan sesudah approach to the coding of data from
pemilihan berlangsung. open-ended questions”. Nurse
Researcher 4 (2003): 81-91.
Holik, I. “Komunikasi Politik dan Demokratisasi
DAFTAR PUSTAKA di Indonesia: Dari Konsolidasi Menuju
Pematangan”. Jurnal Madani 2 (2005):
Aaker, Jennifer dan Victoria Chang. “Obama 56-74.
and The Power of Social Media and Kriesi, H. Introduction – the New Challenges to
Technology”. The European Business Democracy, dalam Kriesi, H., Lavenex,
Review. (2010). 16-21., 2006 S., Esser, F., Matthes, J., Bühlmann, M.,
Aharony, N. “Twitter Use By Three Political dan Bochsler (eds), Democracy in the
Leaders: An Exploratory Analysis”. Age of Globalization and
Emerald Online Information Review 36 Mediatization. Basingstoke,
(4) (2012): 587-603. Hampshire, UK: Palgrave Macmillan,
Caplan, Julia. “Social Media and Politics: 2013.
Twitter Use in the Second Congressio- Lutz, Monte. The Social Pulpit: Barack
nal District of Virginia”. The Elon Obama’s Social Media Toolkit. Los
Journal of Undergraduate Research in Angeles; Edelman, 2009.

| 27
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

Manin, B. “On Legitimacy and Political Usage and Population Statistics in


Deliberation”. Political Theory 15 2012. Diakses 20 Nopember 2013.
(1987): 338-368. http://www.internetworldstats.com/st
Manlow, Veronica, Friedman, Linda Weiser, ats.html
and Friedman, Hershey H. “Barack Small, T.A. “Canadian Politics in 140
Obama 2.0: The Power of New Media Characters: Party Politics in the
in Achieving and Sustaining Twitterverse”. Canadian Parliamentary
Presidential Charisma," Journal of Review (Autumn) 2010: 39-39-45.
Practical Leadership 4 (2009): 77 -85. Smith, A. & Duggan, M. (2013). “Social Media
Manovich, L. The Language of New Media. Update 2013”. PEW Research Center.
Massachusetts: MIT Press, 2001. Diunduh 31 Mei 2014, dari
McLuhan, M dan Powers, B. The Global http://www.pewinternet.org/2013/12
Village: the transformations in world /30/social-media-update-2013/
life and media in the 21st Century. New
York: Oxford University Press, 1989.
Nasution, Zulkarimen. Komunikasi Politik:
Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990.
Putra, Afdal Makkuraga. “Media Baru dan
Fenomena Komunikasi Politik
Pemilukada di Provinsi Banten 2011”.
Jurnal Ultimacom 3 (2) (2011): 23-34.
Rosenberry, J., dan Vicker, L. Research
Methods. Applied Mass Communi-
cation Theory: A Guide for Media
Practitioners. New York, NY: Pearson Steglitz, S. & Dang-Xuan, L. “Social Media and
Education, Inc, 2009. Political Communication: A Social
Setianto, Widodo Agus. “Penerimaan Khalayak Media Analytics Framework”. Social
Terhadap Berita-Berita Politik di Network Analysis and Mining 3 (4)
Internet”. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM (2013): 1277-1291.
14 (1) (2012): 63-84.
Zittel, Thomas dan Dieter Fuchs. “Can
participatory Engineering Bring Citizens UCAPAN TERIMA KASIH
Back In?”. In Thomas Zittel and Dieter Tulisan ini merupakan penyempurnaan dari
Fuchs (Eds.), Participatory Democracy artikel “Konvergensi Media dan Masa Depan
and Political Participation (pp. 308). Komunikasi Politik Indonesia dalam New
Milton Park, Abingdon, Oxon, and New Media: Studi Kasus Politik Lokal di Kota
York: Routledge, 2007. Malang” yang dipresentasikan pada
Darwin, Waizly & Levina Yulianti. “Indonesia Konferensi Nasional Ilmu Komunikasi di
Netizen Survey 2013.” Marketeers, Universitas Indonesia tahun 2013. Penulis
November 2013. berterima kasih kepada I Wayan Suyadnya
MarkPlus, Inc.. MarkPlus Insight Ntizen Survey (Departemen Sosiologi FISIP Universitas
2012: Pertumbuhan Jumlah Pengguna Brawijaya) atas diskusi panjang dan referensi
Internet Indonesia 2010-2012. Diakses tentang Konvergensi Media dan
10 Oktober 2013. http://www.the- Perkembangan Komunikasi Politik di
marketeers.com Indonesia. Selain itu penulis juga berterima
Miniwatts Marketing Group. World Internet kasih kepada Ary Budianto (Departemen

28 |
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

Antropologi FIB Universitas Brawijaya) atas


diskusi-diskusi tentang politik lokal di
beberapa daerah di Indonesia. Terima kasih
untuk rekan-rekan di Center for Culture and
Frontier Studies – CCFS UB atas sesi diskusi
bulanan yang membantu penulis dalam
memahami konteks lokalitas dan peran media.

| 29
IPTEK-KOM, Vol. 16 No. 1, Juni 2014: 17-28 ISSN 1410 - 3346

30 |

Anda mungkin juga menyukai