Anda di halaman 1dari 6

BAB II

Gambaran Umum Subjek/Objek Sasaran


2.1 Gambaran Demografi Umum
Kabupaten Kaur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bengkulu dengan luas
sebesar 2.369,05 km² atau 236.500 Ha. Secara Astronomis, Kabupaten Kaur terletak
antara 103°4’8,76″ – 103°46’50,12″ Bujur Timur dan 4°15’8,21″ – 4°55’27,77″ Lintang
Selatan. Kabupaten Kaur memiliki kekayaan budaya baik fisik maunpun non fisik yang
berasal budaya asli daerah Kabupaten Kaur. Di Kabupaten Kaur terdapat 4 suku bangsa
yaitu suku bangsa Kaur, suku bangsa Nasal, suku bangsa Besemah, dan suku bangsa
Semende. Keempat suku bangsa ini berinteraksi dengan berbagai suku bangsa pendatang
yang bermukim di Kabupaten Kaur. Demikian juga suku bangsa lainnya yang berada di
perbatasan Kabupaten Kaur seperti dengan Propinsi Lampung. Interaksi antar suku
bangsa ini semakin memperkaya corak budaya yang terlihat dalam berbagai wujud
budaya seperti Tari, Upacara Adat, Kesenian, dan Bahasa.

TABEL.1
PERBATASAN DESA

Batas Desa/Kel Kecamatan

Sebelah Desa Bakal Makmur Kecamatan Maje


Utara
Sebelah Desa Air long Kecamatan Maje
Selatan
Sebelah Penyandingan Kecamatan Maje
Timur
Sebelah Laut Kecamatan Maje
Barat

Letak astronomis menyebabkan Desa Parda Suka Kecamatan Maje


Kabupaten Kaur berada pada iklim tropis, sepanjang tahun 2019, rata-rata suhu udara
tertinggi berada bulan April sebesar 32,1˚C dan rata-rata suhu udara terendah pada
bulan Februari sebesar 23,6˚C. Curah hujan terbesar jatuh pada bulan September
yang mencapai 480mmз dan terendah pada bulan Juli yang mencapai 98mm.
Sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim Kemarau dan
Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pada
lahan pertanian yang ada di Desa Parda Suka Kecamatan Maje.
Profil Desa Parda Suka
Desa Parda Suka terletak di Kecamatan Maje Kabupaten Kaur, Kecamatan Maje
terletak di sebelah barat Pegunungan Bukit Barisan, termasuk dalam wilayah administrasi
Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Berjarak sekitar 13 km dan 225 km dari Provinsi
Bengkulu. Suku Kaur atau Suku Melayu Kaur adalah salah satu suku bangsa yang
mendiami daerah sekitar sungai Kaur, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Pemukiman
orang Kaur berdekatan dengan kediaman suku Serawai dan Besemah. Berbeda dengan
kedua suku bangsa tersebut yang menggunakan bahasa Melayu Tengah, suku Kaur
menggunakan bahasa Kaur.
Berdasarkan catatan Belanda, orang Kaur merupakan percampuran dari etnis
Minangkabau yang datang melalui Indrapura dengan suku Basemah. Pada abad ke-18,
daerah pesisir pantai muara Sungai Sambat telah berkembang hingga ke Muara Nasal
yang terlebih dahulu didiami oleh suku Buai Harung. Kemudian kawasan ini didatangi
oleh orang-orang dari Pagaruyung yang kemudian membentuk suku Kaur. Desa Parda
Suka memiliki arti Same Saje kalau di artikan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Sama
Saja Desa parda suka berdiri sejak tahun 1974 kemudian masuk tran Parda Suka pada
Tahun 1992 dan di mekarkan menjadi dua desa yaitu Parda Suka dan Bakal Makmur
Tahun 2008. Orang dulu menyebutkan dua desa ini bukan nama desa yang sekarang desa
Parda Suka adalah Tanjung Iman sedangkan Bakal Makmur adalah Ayek Jawe. Konon
katanya dulu didesa ini terdapat gerombolan gajah yang di pelihara warga namun
sekarang hanyalah menjadi sejarah.

Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Parda Suka tidak hanya didominasi oleh masyarakat asli di dusun
tersebut. Tetapi banyak masyarakat pendatang dari daerah lain yang mana dikatakan
transmigrasi. Desa Parda Suka mempunyai adat istiadat yang masih terbudidaya adat
istiadatnya yaitu Musyawarah Adat, Sanksi Adat, Upacara Perkawinan dan Upacara
Kelahiran. Desa Parda Suka mempunyai jumlah penduduk 1303 jiwa, yang terdiri dari
laki-laki : 701 jiwa, perempuan : 602 . Adapun rincian data Desa Parda Suka yaitu :

TABEL.2
JUMLAH PENDUDUK

Keterangan Desa Parda Suka

Jiwa 1303
KK 400
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Parda Suka sebagai berikut :

TABEL.3
TINGKAT PENDIDIKAN

Pra Sekolah SD SMP SMA Sarjana


134 80 276 56 20

Karena Desa Parda Suka merupakan Desa Pertanian maka sebagian


penduduknya bermata pencaharian sebagai petani selengkapnya sebagai berikut :
TABEL.4
PEKERJAAN

Petani Peternak Nelayan PNS TNI/ Pedagang


POLRI
1132 17 6 8 1 17

2. Lingkungan Desa Parda Suka

Desa Parda Suka adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Maje
Kabupaten Kaur. Kabupaten kaur berada diantara koordinat berikut: 103°4'8,76" –
103°46'50,12" Bujur Timur dan 4°15'8,21" – 4°55'27,77" Lintang Selatan. Kabupaten
Kaur terletak di ujung paling selatan wilayah Provinsi Bengkulu dan dikelilingi oleh
perbatasan dengan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. Jembatan
terpanjang di Provinsi Bengkulu terdapat di kabupaten ini, yaitu Jembatan Manula
(Desa Tebing Rambutan, Kec. Nasal, Kab. Kaur) terbentang sepanjang 215 meter yang
berada di perbatasan dengan Provinsi Lampung. Sedangkan Kecamatan Maje adalah
sebuah kecamatan di Kabupaten Kaur, Bengkulu, Indonesia. Kecamatan ini berjarak
sekitar 12 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Kaur ke arah timur. Pusat
pemerintahannya berada di Desa Linau. Batas-batas Kecamatan Maje adalah sebagai
berikut: bagian Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan, bagian Timur
berbatasan dengan Kecamatan Nasal dan Provinsi Sumatera Selatan, bagian Selatan
berbatasan dengan Samudera Hindia dan bagian Barat berbatasan dengan Kecamatan
Kaur Selatan, Kecamatan Muara Sahung dan Provinsi Sumatra Selatan. Kecamatan
Maje mempunyai tempat wisata yang sangat beragam diantaranya Wisata Danau
Kembar, Wisata Pantai Wayhawang, Dermaga atau Pelabuhan Laut Linau, Pantai
Bunga Karang, Rumah Pangeran Cungkai, Muara Sambat dan Wisata Benteng Linau
peninggalan penjajahan Inggris. Kuliner yang sangat terkenal di Kecamatan Maje
adalah Sate Gurita, Sate Gurita sangat terkenal di Kabupaten Kaur yang terletak di
Lesehan Laut Desa Air Long, Desa Sumber Harapan, Desa Benteng Harapan dan Desa
Linau.
2.2 Komunitas Sasaran Program
Proses pengenalan forum diskusi komunitas pemuda lintas iman yang bisa dibilang baru
oleh masyarakat di Desa Parda Suka mendapatkan respon positif yang bisa menjadikan batu
loncatan dan awal langkah yang sangat baik. Proses pengenalan ini juga dihadiri oleh
perwakilan dari setiap pemuda dari keyakinan berbeda saling bertukar pikiran untuk
pembangunan dan pengembangan forum “pemuda lintas iman” dalam proses bertukar
pikiran ini forum mendapatkan banyak gagasan-gagasan baru yang berkaitan dalam
pembangunan “Diskusi Lintas Iman” yang diharapkan bisa menjadi langkah awal yang baik
dalam pertumbuhan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Desa Parda Suka.
Diskusi lintas iman adalah diskusi yang dijalankan oleh umat berbeda agama secara
terstruktur karena membawa nama institusi agama. Diskusi ini tidak hanya membahas
mengenai persoalan keimanan, tetapi juga melibatkan institusi sosial. Seperti halnya
dalam realitas sosial, agama memiliki kecenderungan pada hal positif dan juga negative.
Diskusi lintas iman sangat berkontribusi dalam  memperkuat moderasi beragama.
Indikatornya adalah: 1. Diskusi lintas iman sebagai wadah memperkaya pengetahuan lintas
agama. 2. Diskusi lintas iman sebagai wadah mempererat persaudaraan antar lintas agama.
3. Diskusi Lintas iman sebagai wadah pemahaman budaya. 
Sasaran program komunitas pemuda lintas iman tertuju pada pemuda pemudi Desa Parda
Suka yang mana Desa Parda Suka ini terdiri dari masyarakat yang majemuk, dengan latar
belakang suku dan 4 agama yang berbeda. Yakni agama Hindu, Islam, Kristen, dan
Katholik. Program Komunitas lintas iman ini bagian untuk mewujudkan keberagaman
sebagai toleransi dalam wujud nyata. Setiap kita perlu terus menumbuhkan kesadaran bahwa
keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi kekayaan
umat manusia. Pemuda pemudi dari semua kalangan agama yang berbeda ini lah yang akan
melaksanakan kegiatan-kegiatan positif.
Tujuan dari Komunitas lintas iman ini adalah untuk menumbuhkan semangat dan gairah
saling belajar antar umat beragama dan lintas budaya dan sekaligus menambah wawasan
spiritual serta mencari pemahaman yang lebih satu sama lain guna mewujudkan kerja sama
untuk masa depan yang adil dan damai. Komunitas lintas iman ini memberikan manfaat bagi
semua pemuda pemudi salah satu di antaranya mempererat kerukunan antar pemuda yang
berbeda-beda suku dan agama.
Para pemuka agama turut berkontribusi dalam mewujudkan dan memelihara kerukunan
antarumat beragama di Desa Parda Suka Kecamatan Maje Kabupaten Kaur. Para pemuka
agama sepakat untuk menjaga hubungan antar agama kondusif dan diantara cara yang
mereka terapkan adalah komunikasi. Baik umat Islam, Kristen, Katolik dan Hindu
senantiasa menjaga kerukunan antarumat beragama dengan saling berinteraksi. Selain faktor
komunikasi para pemuka agama, interaksi antar komunitas agama juga menjadi perekat
kerukunan. Umat Islam sebagai mayoritas di Desa Parda Suka menyadari bahwa selain
Islam, ada umat Kristen, Katolik dan Hindu yang secara bersama- sama membangun
wilayah mereka dari awal ketika mereka migrasi dari daerah-daerah lain ke Desa Parda
Suka. Kesepakatan untuk hidup bersama, berdampingan antar pemeluk beragama di Desa
Parda Suka menandakan ikatan kewargaan diantara pemeluk agama sudah terjalin dengan
erat sehingga potensi intoleransi dapat di minimalisir bahkan tak pernah muncul dalam
kehidupan antarumat beragama di Desa Parda Suka.
Di dalam komunitas lintas iman para pemuda pemudi juga dapat menjalankan komunitas
adat di Kecamatan Maje. Forum diskusi di dalam komunitas ini pemuda pemudi dari
masing-masing agama berkumpul dalam sebuah wadah untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada di Desa Parda Suka. Komunitas adat Desa Parda Suka yang terdiri
dari perwakilan para tokoh masyarakat/sesepuh dari berbagai agama, bertugas untuk
menjaga hubungan antarumat beragama di masyarakat. Jika terjadi konflik sosial yang
melibatkan antarumat beragama misalnya, maka salah satu yang menjadi mediatornya
adalah komunitas adat tersebut. Karena mayoritas penduduk Desa Parda Suka pemeluk
agama Islam, maka ketua komunitas adat tersebut juga diambil dari yang beragama Islam.
Sedangkan komunitas/masyarakat adat asli Desa Parda Suka, mempunyai peran yang
berbeda dengan komunitas adat masyarakat pendatang. Selain mengurusi persoalan adat
dari masyar akat adat Suku Melayu Kaur, komunitas ini juga bertugas untuk meyelesaikan
persoalan adat yang muncul antara masyarakat asli setempat dengan masyarakat pendatang
yang terdiri dari beragam etnis, suku dan ras. Kerukunan antarumat beragama menjadi
bagian penting di Desa Parda Suka. Komunitas adat Suku Melayu Kaur menyadari bahwa
masyarakat di Desa Parda Suka terdiri dari beragam agama. Sebagai penganut agama Islam,
komunitas adat ini sangat menghargai dan menghormati keberagaman tersebut sehingga
tidak pernah terjadi konflik antara masyarakat pendatang dengan masyarakat asli di wilayah
Kecamatan Maje Kabupaten Kaur, tepatnya di Desa Parda Suka.
Daftar Pustaka
Abdul Rozak, “ Komunikasi Lintas Agama : Modal Sosial Pembentukan
Masyarakat Sipil”, Jurnal Dakwah, 2008, Vol.9, No.1.
Hendri Apriadi, 2022, Kecamatan Maje Dalam Angka 2022, Bintuhan : BPS
Kabupaten Kaur
Ismail, M. Agus Noorbani, Daniel Rabitha, Hj. Marpuah, & Rudy Harisyah Alam,
2020, Toleransi Dan Kerjasama Umat Beragama Di Wilayah Sumatera, Jakarta :
LITBANGDIKLAT PRESS.

Anda mungkin juga menyukai