net/publication/338103275
CITATIONS READS
0 2,115
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sofian Hadi on 09 June 2020.
Abstrak
Permasalahan yang sering terjadi pada proses produksi di PT. Bromo Steel Indonesia yaitu kerusakan
pada mesin overhead crane.Kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut, mengakibatkan dampak
buruk bagi perusahaan, dimana terhentinya proses produksi. Tujuan dalam penelitian ini adalah
memperbaiki Standart Operating Prosedure.Berdasarkan hasil penelitian dalam
memperbaikiStandard Operating Procedure (SOP) dalam hal perawatan dan pemeliharaan mesin
dengan metode Risk Based Maintenance yang berdasarkan pemilihan komponen kritis dari frekuensi
kerusakan, mahalnya harga komponen, skala probabilitas dan identikasi resiko, kemudian dianalisis
dalam risk register, untuk dilakukan mitigasi resiko dari hasil rating risk. Hasil penelitian ini
memperbaiki sistem perawatan di PT Bromo Steel Indonesia dengan melihat skala prioritas kerusakan
mesin sehingga pihak perusahaan dapat menentukan kebijakan dalam meminimalisir kerugian dari
resiko yang akan terjadi.
Kata Kunci : Predictive Maintenance, Standart Operating Procedure, Risk Based Maintenance, Risk
Register.
Pendahuluan
Seiring dengan kemajuan ilmu pengethuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang industri,
perusahaan akan berusaha terus berkembang untuk mencapai target, sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan adalah
pemeliharaan mesin dan peralatan.PT. Bromo Steel Indonesia adalah perusahaan manufaktur (General
Contraktor) yang bergerak dalam bidang pembuatan pressure vessel (bejana tekan), steel structure
(struktur baja), agro industri dan lain-lainnya. Permintaan pasar yang meningkat dari tahun ke tahun,
baik dari wilayah regional, maupun nasional, mendorong pihak perusahaan untuk meningkatkan
produktifitas dalam melakukan proses produksi terutama dalam hal perawatan mesin. Perawatan adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik dan penggantian yang diperlukan
agar terdapat suatu keadaan operasi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan [1].Perawatan
mesin yang dilakukan perusahaan tersebut, masih bersifat corrective maintenance dan breakdown
maintenance yaitu perawatan dilakukan ketika mesin mengalami kerusakan dan hanya melakukan
penggantian komponen yang mengalami kerusakan serta belum ada tindakan untuk mengetahui
indikasi gejala akan kerusakan pada mesin tersebut.
19
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, Vol. 5 No. 2, Agustus 2019
Pascasarjana Institut Teknologi Nasional Malang
Atas dasar permasalahan pada tabel 1.maka diperlukan sebuah pendekatan pemeliharaan yang
lebih baik dan yang dapat menurunkan rasio downtime padamesin overhead crane double girder pada
sistem produksi perusahaan tersebut agar jadwal produksi tidak terganggu. Dalam penelitian ini
bertujuan merancang Standart Operating Procedure berdasarkan penjadwalan predictive
maintenancedengan metode Risk Based Thinking. Penelitian ini yang bertujuan sebagai berikutyaitu
memperbaikiStandart Operating Prosedure Sistem perawatan mesin dan peralatan di PT. Bromo
Steel Indonesia.
Metodologi Penelitian
20
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, Vol. 5 No. 2, Agustus 2019
Pascasarjana Institut Teknologi Nasional Malang
Hasil Penelitian
Risk Assessment.
Tahapan dalam menentukan risk assessment adalah identifikasi resiko, menganalisis dan
evaluasi dari resiko itu sendiri [2]. Identikasi resiko bertujuan menentukan aktifitas keruskan mesin
yang membahayakan.Penentuan aktifitas kerusakan mesin yang beresiko kemudian dilakukan
pencatatan dan pemberian kode agar memudahkan pengolahan data.Hasil pengkodean resiko kemudian
dianalisis agar dapat dilakukan penilaian dari dampak dan probabilitas akibat resiko kerusakan mesin.
Tingkatan likelihood untuk mengukur probabilitas terjadinya resiko dapat dilihat pada tabel2 yaitu:
Tabel 3 Skala dampak adalah indikator dalam mengukur seberapa besar resiko kerusakan mesin
yang diidentikasi pada proses produksi.
21
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, Vol. 5 No. 2, Agustus 2019
Pascasarjana Institut Teknologi Nasional Malang
Dari hasil analisis tersebut kemudian dilakukan tahapan selanjutnya yaitu mengevaluasi resiko
yang ada dengan menentukan risk rating setiap resiko yang berdasarkan pada probabilitas dan dampak.
Gambar 2akan memperlihatkan bagaimana menentukan matriks resiko tersebut.
Dari analisis resiko diatas didapat hasil evaluasi resiko yang ditunjukkan pada rating risk [3]
sebagai berikut:
a. Very High atau High (tinggi) berarti resiko kerusakan mesin tersebut perlu penanganan
segera/secepatnya.
b. Moderate (sedang) berarti penanganan resiko kerusakan mmesin tidak harus segera seperti
resiko very high/high tetapi perlu dilakukan pemantauan khusus dalam hal penanganannya.
c. Low (rendah) berarti resiko kerusakan cukup dengan perawatan berkala dan tidak memerlukan
perawatan yang spesifik.
Dari hasil penentuan risk ratingakan dibagi menurut penanganannya. Resiko kerusakan mesin
atau peralatan yang berdampak sangat tinggi (very high) dan tinggi (high) pada schedule produksi harus
dilakukan penanganan secepat mungkin, sedangkan resiko kerusakan mesin atau peralatan yang
berdampak rendah (low) hingga sedang (moderate) merupakan batas toleransi resiko yang harus
diterima [4]. Dalam menentukan akar masalah resiko kerusakan mesin tersebut perlu dilakukan
penanganan yang efektif dan mengantisipasinya.
22
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, Vol. 5 No. 2, Agustus 2019
Pascasarjana Institut Teknologi Nasional Malang
23
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, Vol. 5 No. 2, Agustus 2019
Pascasarjana Institut Teknologi Nasional Malang
Perlu dilakukan
pemeriksaan secara
Limit Setup mesin
2 1 Low berkala dengan cara
R-PdM 05 Device tidak berjalan
(Unlikeli)) (Rare) (L) penggunaan
putus dengan benar
teknologi infrared
termography.
Perlu dilakukan
Mesin tidak
Spull Motor 3 inspeksi vibration
3 High bergerak, idle
R-PdM 06 Crane (Moderat agar kendala bisa
(Possible) (H) time
Terbakar e) ditangani lebih
meningkat
cepat
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Memperbaiki sistem perawatan di PT Bromo Steel Indonesia dengan melihat skala prioritas kerusakan
mesin sehingga pihak perusahaan dapat menentukan kebijakan dalam meminimalisir kerugian dari
resiko yang akan terjadi.
Daftar Pustaka
[1] Ahmad, Iwan Soenandi, Dan Christine Aprilia. 2013. Peningkatan Kinerja Mesin Dengan
Pengukuran Nilai OEE Pada Departemen Forging Di PT AAP. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol.
1, No. 2, 67-64.
[2] Asyifa, Cut Rima. 2015. Perancangan Standart Operating Procedure (SOP) Perbaikan Dan
Pemeliharaan Mesin Berdasarkan ISO 9001:2015 Klausul 7.1.3 Dengan Mempertimbangkan
Konsep Risk Based Thinking di CV. XYZ. Telkom University Bandung.
[3] Leo J. Susilo Dan Victor R.K., 2013. Risiko Berbasis ISO 31000 Untuk Industri Nonperbankan.
Penerbit: PPM Manjemen.
[4] Deysher, B. 2015. A Risk Based Thinking Model For ISO 9001:2015. 40
[5] Adelaide, T.U. 2009. Risk management Handbook. Adelaide Group Of Eight Member.
24