Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR SEMESTER

Problem Based Learning Kelas A: Peningkatan Produktivitas, Masyarakat


Bebas Gangguan Muskuloskeletal Melalui Pendekatan Pengobatan
Tradisional di Desa Segoro Tambak

Dosen Pembimbing:
Myrna Adianti S.Si., M.Kes., Ph.D.
Edith Frederika Puruhito S.KM., MSc (MedSci)

Disusun Oleh:
Linggom Taruli Dame 151910483001
Rofiidah Dwi Agustina 151910483002
Adibah Nurul Khoirina 151910483004
Indah Nofita Permatasari 151910483005
Asriana Fardha Aisyahbilla 151910483006
Bunga Azka Salsabilla Afandi 151910483007
Viera Dewi Muawannah A. S. F. 151910483008
Nahidah Al Alimah 151910483009
M. Syafaq Ahmar 151910483010
Diaz Ayu Safira 151910483011

Problem Based Learning


D-IV Pengobat Tradisional
Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
A. Latar Belakang Desa Binaan 1
B. Pelaksanaan Kegiatan 2
C. Latar Belakang Kasus dan Kegiatan 3
D. Landasan Teori 4
● Konvensional 4
● Tradisional 4
E. Riwayat Penyakit 4
F. Analisis Kasus 4
G. Kegiatan dan Metode Perawatan 5
● Keterampilan (Akupunktur & Acupressure) 5
● Ramuan (Nutrisi & Herbal) 5
● Penunjang (Senam, Kewirausahaan, Asuhan Mandiri) 6
H. Hasil Kegiatan dan Perawatan 7
I. Diskusi 9
J. Kesimpulan 11
LAMPIRAN - LAMPIRAN 12
1. Realisasi Anggaran 12
2. Lampiran Nota 15
3. Dokumentasi & Publikasi 24

i
A. Latar Belakang Desa Binaan
Desa Segoro Tambak Kecamatan Sedati merupakan salah satu desa
nelayan di Kabupaten Sidoarjo dengan mayoritas penduduknya bekerja
sebagai nelayan tambak. Memiliki 411 jiwa/km dengan luas desa sekitar
858,304 Ha yang terdiri dari 6 RT. Komposisi warga desa Segoro Tambak
dengan jumlah 1675 warga didominasi oleh usia produktif sebanyak 74%
dengan rincian 835 laki-laki dan 840 perempuan dari total keseluruhan.
Selain penduduknya bekerja sebagai nelayan tambak, 82.3% warga
Segoro Tambak bermata pencaharian sebagai petani dan 4.6% penduduk
bermata pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan mata pencaharian
penduduk minoritas di Desa Segoro Tambak adalah peternak sebanyak 0.5%
dari jumlah penduduk.
Pada dasarnya tingkat pendidikan di desa Segoro Tambak bisa
dibilang masih rendah, dengan data yang ditemukan sebanyak 21,61%
penduduk adalah lulusan SD, dan 21,97% lulusan SMP. Jenjang pendidikan
yang paling sedikit di tempuh oleh penduduk Desa Segoro Tambak adalah
tingkat pendidikan tinggi (diploma dan sarjana) yaitu sebesar 1,91%.
Disamping itu, di Desa Segoro Tambak ditemukan sebanyak 1.2%
penduduk masih buta huruf.
Pada sektor kesehatan desa Segoro Tambak memiliki 1 Bidan Desa,
dengan pelayanan kesehatan untuk Posyandu Balita dan Posyandu Lansia
dipusatkan pada kesehatan desa berupa Puskesdes yang bertempat di kantor
desa dengan tenaga kader Posyandu sebanyak 5 orang. Praktek Layanan
Kesehatan (Perawat dan Kebidanan) sebanyak 1 tempat dan praktek dokter
umum sebanyak 1 tempat, yang artinya masih minimnya sarana dan
prasarana kesehatan yang membuat masyarakat kesulitan untuk berobat.
Kepadatan pemukiman dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungannya, juga dipengaruhi oleh tingginya jumlah
Kepala keluarga yang miskin dan memiliki permasalahan ekonomi.

1
B. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dimulai sejak bulan Maret dan akan berakhir pada bulan Juni.
Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:

NAMA KEGIATAN TANGGAL STATUS


PELAKSANAAN

Pembukaan kegiatan & pemeriksaan 19 Maret 2022 Terlaksana


secara konvensional dan TCM

Pemberian terapi I pada klien berupa 27 Maret 2022 Terlaksana


akupuntur, acupressure, dan
auriculopuncture

Penyuluhan mengenai Terapi Nutrisi 9 April 2022 Terlaksana


mengangkat tema "Nutritive Food
for Musculoskeletal Disorder at
Ramadhan"

Penyuluhan herbal mengenai 23 April 2022 Terlaksana


pengolahan sirup

Pemberian terapi II pada klien 14 Mei 2022 Terlaksana


berupa akupuntur, acupressure, dan
auriculopuncture

Pemberian terapi III pada klien 22 Mei 2022 Terlaksana


berupa akupuntur, acupressure, dan
auriculopuncture

SENAM BEP + pemberian minuman 24 Mei 2022 Terlaksana


herbal kepada masyarakat

Penyuluhan mengenai praktek terapi 29 Mei 2022 Terlaksana


nutrisi dan herbal sebagai ide usaha

2
Closing PBL: Penyuluhan asuhan 10 Juni 022 Terlaksana
mandiri berupa penanaman toga,
acupressure, Penanaman Toga
sebagai Cinderamata, Pembagian
booklet dan Pemberian plakat

C. Latar Belakang Kasus dan Kegiatan


Kegiatan proyek PBL ini kami laksanakan dengan tujuan untuk mencari
penyelesaian masalah kesehatan tertentu yang ada di Desa Segoro Tambak
melalui pendekatan pengobatan tradisional sesuai dengan 4 kompetensi yang ada
yaitu akupuntur, nutrisi, herbal, dan pijat/acupressure. Selain itu kegiatan ini
juga bertujuan untuk mengenalkan asuhan mandiri serta menjadikan Desa
Segoro Tambak sebagai desa binaan Program Studi D-IV Pengobat Tradisional.
Pada proses pelaksanaanya kami memulai kegiatan dengan melakukan
screening data yang dimiliki oleh kader posbindu desa dan mendapati
permasalahan kesehatan utama yang dialami oleh masyarakat yaitu berupa
gangguan muskuloskeletal, diabetes, hipertensi, dan kolesterol. Namun
permasalahan gangguan muskuloskeletal menarik minat kami untuk
diselesaikan karena gangguan ini dialami oleh masyarakat dengan rentang usia
produktif, yang mana hal ini menunjukkan bahwa terdapat gangguan kesehatan
yang mengganggu kegiatan masyarakat sehari-hari. Dalam prosesnya kami
mendapatkan responden sebanyak 34 masyarakat berjenis kelamin perempuan
yang mengalami gangguan muskuloskeletal, dengan rentang usia 31-50 tahun.
Dengan didapatkannya jenis gangguan kesehatan yang kami angkat sebagai
tema besar maka kegiatan kami yang diselenggarakan di Desa Segoro Tambak
ini memiliki judul “Problem Based Learning Kelas A: Peningkatan
Produktivitas, Masyarakat Bebas Gangguan Muskuloskeletal Melalui
Pendekatan Pengobatan Tradisional di Desa Segoro Tambak”. Kegiatan ini
kami mulai dari bulan Maret dan akan berakhir pada bulan Juni, dengan
pelaksanaan 1 kali seminggu dan dalam dampingan serta pengawasan dosen.
Selain fokus memberikan terapi kepada masyarakat, kami juga memberikan
pengarahan mengenai asuhan mandiri untuk mencapai kemandirian masyarakat.

3
Kami juga memberikan leaflet, E-Book, serta nantinya semua materi yang kami
sampaikan akan dikemas dalam booklet sebagai salah satu bentuk luaran
kegiatan kami.

D. Landasan Teori
● Konvensional
Gangguan Muskuloskeletal adalah kondisi yang mengganggu fungsi
sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Keadaan ini
menyebabkan timbulnya nyeri dan juga rasa tidak nyaman pada penderita
bahkan juga dapat membatasi gerak pada penderita. Dalam jangka panjang
keadaan ini dapat menyebabkan jaringan tubuh rusak secara perlahan.
● Tradisional
Secara TCM, gangguan muskuloskeletal disebabkan karena
Sindrom Bi. Faktor PPL angin, dingin, dan lembab menyerang meridian, Qi
darah tidak mengalir, dapat menyebabkan gejala-gejala sendi ekstremitas
dan lainnya terasa linu, nyeri, kram, berat dan fleksi ekstensi tak lancar.
Pada kondisi penyakit ringan, hanya akan terasa nyeri, linu pada sendi dan
ekstremitas tertentu dan dapat bertambah berat oleh perubahan cuaca.

E. Riwayat Penyakit
Berdasarkan hasil anamnesa yang kami lakukan, mayoritas masyarakat di
Desa Segoro Tambak mengalami gangguan muskuloskeletal di area tangan,
kaki, punggung dan beberapa juga mengalami nyeri di area kepala. Selain itu
sebagian besar pasien juga mengalami gangguan amenorrhea yang muncul
akibat penggunaan alat kontrasepsi KB. Beberapa masyarakat juga mengalami
penyakit bawaan seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, dan asam urat.

F. Analisis Kasus
Setelah dilakukan anamnesa diketahui penyebab keadaan gangguan
muskuloskeletal masyarakat desa segoro tambak disebabkan oleh faktor
usia, aktivitas yang berat kemudian jika ditelaah secara Tradisional
penyebab terjadinya muskuloskeletal ini didominasi oleh keadaan sindroma

4
Bi yang disebabkan karena faktor angin, dingin, lembab menyerang
meridian, Qi darah tidak mengalir, menyebabkan gejala gejala sendi
ekstremitas dan lainnya terasa linu, nyeri, kram, berat dan fleksi ekstensi tak
lancar. Pada Kondisi penyakit ringan, hanya akan terasa nyeri, linu pada
sendi dan ekstremitas tertentu dan sesuai cuaca bertambah berat

G. Kegiatan dan Metode Perawatan


● Keterampilan (Akupunktur & Acupressure)
Pada program ini masyarakat mendapatkan perawatan berupa
akupuntur, auriculopuncture, dan juga asuhan mandiri berupa acupressure
sesuai dengan sindromanya. Perawatan akupunktur dan acupressure
dilakukan pada titik Hegu, Sanyinjiao, Zusanli, Taiyuan, Shaofu, Taibai,
Yinlingquan, Taichong, Chize, Xuehai dan lainnya dengan metode sedasi
dan tonifikasi pada kondisi tertentu. Kemudian auriculopuncture dilakukan
pada titik Shenmen, knee, heel, forehead, thigh, spleen, dan kidney dengan
metode tonifikasi. Titik-titik tersebut dipilih berdasarkan fungsinya yang
dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita muskuloskeletal, di samping itu
juga dapat membantu menguatkan organ-organ seperti limpa dan lambung
serta otot dan tulang.
Terapi akupunktur dan acupressure dilakukan sebanyak tiga kali,
yaitu terapi I pada tanggal 27 Maret 2022, terapi II pada 14 Mei 2022, dan
terapi III pada 22 Mei 2022.
● Ramuan (Nutrisi & Herbal)
Selain mendapatkan perawatan berupa akupuntur, auriculopuncture,
dan acupressure, masyarakat juga mendapatkan pengetahuan mengenai
asuhan mandiri berupa nutrisi dan herbal. Sehubungan dengan bulan puasa,
maka kami mengadakan Seminar dengan tema "Nutritive Food for
Musculoskeletal Disorders at Ramadhan". Kami juga melaksanakan demo
masak berupa Puding telang, Susu Kunyit dan Kurma dimana ketiga jenis
makanan ini termasuk ke dalam Menu Nutrisi untuk Gangguan
Muskuloskeletal. Output dari kegiatan ini adalah masyarakat dapat
mengetahui jenis makanan yang baik untuk gangguan muskuloskeletal dan

5
juga dapat mempraktekkannya langsung di rumah. Sebagai penunjang, kami
membagikan leaflet yang berisi resep menu yang didemokan serta E-Book
yang berisi 30 menu makanan untuk Ramadhan bagi penderita gangguan
muskuloskeletal, mulai dari menu berbuka, sahur, dan juga takjil.
Selain nutrisi, kami juga memberikan materi Seminar dengan tema
"Celebrate Your Eid with Fresh Natural Product", dimana webinar ini
mengangkat materi mengenai herbal berupa diversifikasi jamu dalam
bentuk sirup sebagai bentuk minuman sehat yang dapat dikonsumsi saat
menyambut hari lebaran. Kami juga melakukan demo pembuatan sirup
Telang dan Rosella di hadapan masyarakat agar masyarakat dapat
mengetahui cara pembuatan sirup herbal yang baik dan benar. Sebagai
penunjang, kami membagikan leaflet yang berisi resep untuk sirup yang
kami praktekan supaya dapat dibuat oleh masyarakat nantinya.
● Penunjang (Senam, Kewirausahaan, Asuhan Mandiri)
Selain mendapatkan perawatan berupa akupuntur, auriculopuncture,
acupressure, herbal, dan nutrisi, masyarakat juga mendapatkan kegiatan
penunjang lainnya berupa senam BEP, workshop kewirausahaan, serta
penyuluhan asuhan mandiri.
Senam BEP merupakan kegiatan senam yang mudah dan ringan
dilakukan, namun memiliki banyak manfaat yaitu untuk meningkatkan
kebugaran tubuh, menjaga daya tahan tubuh, serta meningkatkan kesehatan
dengan penekanan pada titik-titik akupunktur pada saat senam berlangsung.
Output dari kegiatan ini adalah masyarakat dapat melakukan senam sendiri
di rumah untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh.
Selanjutnya, walaupun desa Segoro Tambak memiliki hasil tambak
yang melimpah, namun karena mayoritas responden bekerja sebagai ibu
rumah tangga, maka kami memberikan pelatihan berupa workshop ide
bisnis dan kewirausahaan. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan
responden mengenai peluang usaha yang cukup luas dengan menggunakan
produk hasil tambak.
Terakhir, sebagai penutupan rangkaian acara PBL ini kami
mengadakan penyuluhan asuhan mandiri melalui pendekatan herbal dan

6
acupressure. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat dapat melakukan
terapi mandiri di rumah untuk mengatasi gangguan muskuloskeletal yang
biasa dialami oleh masyarakat. Luaran penyuluhan asuhan mandiri ini
berupa pemberian booklet asuhan mandiri yang kepada masyarakat yang
berisi berbagai informasi mengenai gangguan muskuloskeletal, nutrisi serta
herbal untuk menangani gangguan muskuloskeletal, langkah-langkah
senam BEP, materi ide bisnis dan kewirausahaan, serta titik-titik
acupressure untuk mengatasi pegal-pegal.

H. Hasil Kegiatan dan Perawatan


Hasil perawatan selama 1 kali terapi akupuntur dan pelaksanaan
asuhan mandiri acupressure kami ukur menggunakan kuesioner terhadap
responden. Dari kuesioner tersebut didapatkan hasil berupa lokasi nyeri
klien didominasi pada daerah ekstremitas atas (tangan, pundak, telapak
tangan, jari, dll) serta daerah ekstremitas bawah (kaki, betis, lutut dll).
Sebelum dilakukan kegiatan perawatan pada klien, klien mengaku skala
nyeri yang diderita pasien berada di skala 4 dan 5 dari skala tertinggi adalah
5. Didapati hasil bahwa sebelum dilakukan rangkaian perawatan pada klien,
klien merasakan nyeri yang sangat hebat bahkan rasa nyeri tidak
tertahankan dan mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Karakteristik
nyeri pada pasien sangat beragam namun dominasi dari nyeri pada pasien
yang menimbulkan perasaan seperti ditusuk. Pada pasien lainnya pada saat
nyeri rasa yang timbul seperti nyeri terasa menekan, nyeri yang menyebar
dan berpindah-pindah, serta sebagian kecil tidak dapat mendeskripsikan
gambaran nyeri yang dirasakan.
Dari hasil pengisian kuesioner juga dapat dijelaskan durasi nyeri
pada pasien sudah dirasakan kisaran jangka waktu 2 sampai 1 bulan. Faktor
penyebab nyeri pun beragam sebagian responden mengaku nyeri timbul
tiba-tiba tanpa pasien menyadari faktor penyebab sebelumnya. Nyeri akan
timbul dan membaik tidak beraturan namun kebanyakan pasien mengaku
nyeri akan timbul kembali saat pasien bergerak lincah dan aktif.

7
Kemudian untuk hasil asuhan mandiri nutrisi masih akan dilakukan
pengumpulan data melalui kuesioner pada hari Sabtu, 23 April 2022
bersamaan dengan pelaksanaan webinar mengenai asuhan mandiri herbal.
Karena satu dan lainnya, Kegiatan kami berganti dengan perlakuan terapi
kedua dan ketiga yang kemudian Setelah dilakukan perawatan 3 kali berupa
akupuntur, auriculopuncture, dan akupresur oleh terapis, kami melakukan
pengisian quisioner yang dimana didapatkan hasil skala nyeri klien menurun
namun tidak signifikan. Skala nyeri klien berubah di skala 2 hingga 1,
dimana nyeri yang timbul dikategorikan nyeri ringan hingga nyeri sedang
menuju ringan. Perubahan kesehatan pun dirasakan pasien setelah terapi
seperti, perasaan nyeri yang berkurang, nyeri yang timbul sudah jarang
dirasakan bahkan beberapa klien mengaku setelah terapi nyeri tidak timbul
kembali. Masyarakat mengaku terapi Accupressure yang dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat cukup membantu dalam mengurangi nyeri.
Kemudian kegiatan kami yang selanjutnya adalah Senam BEP, Hasil
dari kegiatan ini adalah masyarakat dengan antusias mengikuti kegiatan
kami namun belum bisa didapatkan hasil yang secara signifikan karena
kami hanya melakukannya sebanyak 1 kali. Maka dari itu untuk menunjang
kegiatan ini kami memasukkan materi mengenai gerakan – gerakan senam
BEP dengan visualisasi gambar dan video agar mudah diikuti dan
dipraktekkan oleh masyarakat dirumah.
Pengisian quisioner mengenai praktek asuhan mandiri berupa
Nutrisi dan Herbal kami lakukan pada kegiatan closing. Dari hasil quisioner
dapat kami simpulkan bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat
mengenai Terrapi asuhan mandiri nutris dan herbal cukup meningkat
namun praktek secara langsung di masyarakat masih kurang bisa maksimal.
Selanjutnya pada closing kami memberikan materi mengenai asuhan
mandiri berupa Accupressure dan juga herbal untuk mengatasi gangguan
Muskuloskeletal khususnya nyeri pinggang, dan Sakit kepala. Pada sesi ini
kami mengadakan Pre test dan Post test untuk mengukur pengetahuan
masyarakat, Setelah kami telaah didapatkan pengetahuan masyarakat yang
meningkat.

8
I. Diskusi
Berdasarkan kegiatan yang kami lakukan terdapat beberapa hal yang
dapat diskusikan. Yang pertama adalah mengenai kehadiran responden,
dimana dari 34 responden yang kami undang, tidak semua selalu datang.
Berikut adalah rekapan presensi kehadiran responden:

No. Tanggal Kegiatan Jumlah Kehadiran

1. 19/03/22 Opening, assessment 22 orang

2. 27/03/22 Terapi I 14

3. 09/04/22 Penyuluhan nutrisi 22

4. 23/04/22 Penyuluhan herbal 18

5. 14/05/22 Terapi II 8

6. 22/05/22 Terapi III 10

7. 24/05/22 Senam BEP 12


(+20 orang non
responden)

8. 29/05/22 Workshop kewirausahaan 7

9. 10/06/22 Closing 20
(+7 kader)

Hal ini tentunya menjadi hal yang membuat kami melakukan


pengukuran keberhasilan berbeda-beda pada tiap individu. Setelah itu kami
juga belum bisa secara maksimal memantau seberapa sering masyarakat
mengimplementasikan asuhan mandiri yang kami berikan. Selanjutnya
adalah diskusi mengenai penentuan Timeline kegiatan, dimana Timeline
kegiatan ini harus kita susun secara matang diawal dan kemudian
didiskusikan lebih lanjut dengan pihak desa supaya mendapatkan jadwal
yang sesuai antara pelaksana dan peserta sehingga responden yang datang
juga bisa konsisten dan mempermudah jalannya kegiatan serta tracking atau
penentuan hasil dari terapi maupun keberhasilan kegiatan. Selain timeline,
Anggaran dana juga harus disusun sedemikian rupa supaya tidak terjadi

9
pengeluaran yang tidak penting serta budget yang membengkak diakhir,
Pencarian dana sponsor dan donatur juga bisa dilakukan jauh – jauh hari
sebelum kegiatan berlangsung. Pemanfaatan sumber daya manusia dalam
kelompok juga harus dilakukan secara maksimal agar semua anggota
mendapatkan manfaat yang sama dalam kegiatan ini.
Setelah dilakukan pengisian quisioner, Pre test dan post test didapati
perubahan yang cukup signifikan terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat namun masih sangat kurang pengimplementasiannya dalam
kehidupan sehari – hari. Khususnya pada Terapi asuhan mandiri nutrisi dan
herbal Sehingga perlu menjadi catatan kedepannya jika mengadakan
kegiatan yang serupa maka jenis penyampaian serta materi yang dibawakan
harus dikreasikan supaya meningkatkan minat masyarakat untuk
mempraktekannya secara mandiri dirumah. Hal yang bisa terus digunakan
dan disampaikan kepada masyarakat adalah terapi asuhan mandiri berupa
Accupressure karena jenis terapi ini cukup menarik minat masyarakat dan
menjadi salah satu terapi penunjang yang membantu keberhasilan
pengurangan rasa nyeri pada klien di kegiatan ini. Sehingga kedepannya
Accupressure bisa dijadikan topik utama dalam kegiatan namun juga harus
disesuaikan dengan jenis masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan kedepannya juga bisa dijadikan lebih singkat
namun dengan kegiatan yang bervariasi, karena pada kegiatan kami didapati
komentar yang berasal dari masyarakt berupa pelaksanaan kegiatan yang
cukup lama, namun hal ini dapat diatasi karena setiap minggunya kami
memiliki tema kegiatan yang beragam dan juga mengadakan beberapa
kegiatan yang melibatkan masyarakat secara aktif sehingga hal ini
membantu mengurangi rasa bosan yang timbul di tengah – tengah
masyarakat.
Pemberian booklet dan cinderamata harus disesuaikan dengan
keadaan masyarakat, sehingga masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat
yang secara maksimal dari kegiatan yang diselenggarakan. Pada kegiatan
kami kemarin kami melakukan penanaman toga yang dimana hal ini
merupaakan permintaan langsung dari warga desa yang dimana pada bulan

10
juli desa Segoro Tambak akan mengikuti lomba Desa Sadar Toga. Sehingga
cinderamata yang kami berikan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan lomba dan juga sejalan dengan Output yang kami maksutkan.

J. Kesimpulan
Kegiatan yang kami lakukan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai
dari bulan Maret dan ditutup pada bulan Juni 2022, Berlangsung dengan
cukup lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari peranan ibu dosen pembimbing yang selalu memberikan
arahan serta supoort tidak ada hentinya kepada tim kami. Pihak desa,
masyarakat serta Responden yang kami undang juga sangat terbuka dan
mendukung kegiatan kami untuk berjalan dengan lancar. Tidak terlupa
kerjasama tim yang baik serta komunikasi baik yang terjalin antar anggota
juga membantu kegiatan berlangsung dengan lancar.
Kegiatan yang diawali dengan pemeriksaan, anamnesa kemudian
dilanjutkan terapi baik Akupuntur, Accupressure, dan Auriculopuncture
memberikan hasil yang cukup baik dimana rasa nyeri yang dialami klien
berkurang. Penyampaian materi Terapi Asuhan mandiri berupa terapi nutrisi,
herbal dan Accupressure juga berhasil yang ditandai dengan pengetahuan
pada masyarakat hanya saja implementasi pada terapi nutrisi dan herbal
masih kurang. Seminar kewirausahaan, dan Senam BEP juga masih belum
bisa memberikan hasil yang maksimal karena keduanya hanya sempat
dilaksanakan secara sekali. Jika dipresentasekan kegiatan Problem Based
Learning oleh Kelas A memiliki keberhasilan sebesar 60%.
Saran yang dapat kami berikan untuk kegiatan yang akan diadakan
selanjutnya adalah perhatikan Timeline, Anggaran dana, Serta pembagian
Jobdesk yang jelas. Pemilihan desa mitra juga harus diperhatikan serta
observasi masalah yang dialami oleh masyarakat juga harus digali secara
mendalam agar Output yang dihasilakan dapat memberikan manfaat baik
bagi masyarakat maupun pelaksana. Jenis kegiatan harus divariasikan,
melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan serta jangka waktu
pelaksanaan kegiatan tidak dilangsungkan secara lama.

11
LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Realisasi Anggaran
Berikut adalah realisasi anggaran selama pelaksanaan acara:
No Nama Barang Jumlah Harga Total
Satuan

1 Ctk Wrn+A3 +AP 260 1 Rp 4.000 Rp 4.000

2 Ctk Wrn+A3 +AP 150 BB 40 Rp 25.000 Rp 100.000

3 Ctk Wrn+A3 + AP 210 1 Rp 4.000 Rp 4.000

4 Ctk Wrn +A3 Stkr Bontak 1 Rp 5.500 Rp 5.500

5 Ctk Wrn +A3 + Stkr V Putih 3 Rp 10.000 Rp 30.000

6 Ultra FC 1 L 10 Rp 18.900 Rp 189.000

7 Ultra M ST 125 ML 5 Rp 3.300 Rp 16.500

8 Rosela Merah 4 Rp 30.000 Rp 120.000

9 Rosela Hitam 1 Rp 30.000 Rp 30.000

10 Konsumsi Roti 50 Rp 6.000 Rp 300.000

11 Konsumsi Pemateri 2 Rp 20.000 Rp 40.000

12 Tabung Gas HT-Cook 5 Rp 17.200 Rp 86.000

13 Kotak Kue Donat Risol 30 Rp 5.000 Rp 150.000

14 Cleo Gelas 2 dus Rp 20.000 Rp 40.000

15 Bunga Telang 2 pcs Rp 10.000 Rp 20.000

16 Jahe 1.5 kg Rp 38.000 Rp 38.000

17 Air Minum 6 botol Rp 5.000 Rp 30.000

18 Kotak Nasi 10 Rp 10.000 Rp 100.000

19 Pastel Bihun 25 Rp 2.000 Rp 50.000

20 Lemper 25 Rp 2.000 Rp 50.000

21 Dadar Gulung 25 Rp 2.000 Rp 50.000

12
22 Lumpur 25 Rp 2.000 Rp 50.000

23 Nogosari 25 Rp 2.000 Rp 50.000

24 Gula 5kg Rp 14.000 Rp 70.000

25 Kayu Manis 1 Rp 6.000 Rp 6.000

26 Nutrijel Plan 4 Rp 2.500 Rp 10.000

27 Agar-Agar Putih 2 Rp 4.500 Rp 9.000

28 Roti Coklat 3 Rp 4.500 Rp 13.500

29 Roti Cuplis Melon 3 Rp 3.000 Rp 9.000

30 Roti Cuplis Raspberry 3 Rp 3.000 Rp 9.000

31 Roti Blankon Pak De 3 Rp 4.500 Rp 13.500

32 ART PAPER 210 pamflet 40 lbr Rp 2.800 Rp 112.000

33 Plakat Kayu Daun 1 Rp 65.000 Rp 65.000

34 Roti Moka Nila 35 Rp 4.800 Rp 168.000

35 Dus Roti 35 Rp 200 Rp 7.000

36 Bunga Telang 2 Rp 20.000 Rp 40.000

37 Jahe 1 Rp 35.000 Rp 35.000

38 Kunyit 2 Rp 15.000 Rp 30.000

39 Temulawak 2 Rp 15.000 Rp 30.000

40 Rosella 2 Rp 17.500 Rp 35.000

41 Botol Momo 1 Rp 85.000 Rp 85.000

42 Air Mineral 4 Rp 4.900 Rp 19.600

43 Tas Rumah Langka JK 1 Rp 3.100 Rp 3.100

44 Jepret Tengah 40 Rp 10.000 Rp 40.000

45 Ctk Wrn A3 + AP 150 BB 120 Rp 252.000 Rp 252.000

46 Gula 3kg Rp 14.000 Rp 42.000

47 CO FLT 280 gr 1 Rp 138.500 Rp 138.500

48 Air Minum Cleo 2 Rp 20.000 Rp 40.000

13
49 Bottle HMG-300 2 Rp 8.100 Rp 16.200

50 Roti Coklat Vanilla 40 Rp 3.600 Rp 144.000

51 Dus Roti 40 Rp 200 Rp 8.000

52 Botol Polkadot 10 Rp 10.000 Rp 30.000

53 Jahe 1/2 Rp 9.000 Rp 9.000

54 Kunyit 1/2 Rp 4.000 Rp 4.000

55 Telang 1kg Rp 10.000 Rp 10.000

56 Cup Puding 2 pak Rp 13.000 Rp 13.000

57 Air Cleo 2 dus Rp 22.000 Rp 44.000

58 Paper Bag/Tas Kertas 40 Rp 800 Rp 32.000

59 Teh Bunga Telang Kering 2 Rp 22.000 Rp 44.000


100gr

60 Teh Rosella Merah kering 1 Rp 28.500 Rp 28.500

61 Ongkir Shopee 1 Rp 1.000 Rp 1.000

62 Konsumsi Roti 50 Rp 6.000 Rp 300.000

63 Pamflet 40 Rp 3.000 Rp 120.000

64 Booklet 40 Rp 7.000 Rp 280.000

Total Pengeluaran Rp 3.918.900

14
2. Lampiran Nota

15
16
17
18
19
20
21
22
23
3. Dokumentasi & Publikasi

Perizinan mengenai
kegiatan bersama Bu Lurah
dan Kader Desa serta
Pendataan Awal

Kegiatan opening PBL


bersama Bu Lurah, Kader
dan Masyarakat

24
Pendataan dan Assesment
Pasien

25
Terapi Akupunktur ke-1

Acupressure

26
Auriculopuncture

27
Pemaparan Materi Nutrisi
oleh Bu Edith

Demo masak Susu Kurma,


Susu Kunyit, dan Puding
Bunga Telang

28
Pemaparan Materi herbal
oleh Bu Myrna

Demo masak Sirup Rosella


dan Sirup Telang

29
Terapi ke-2

Terapi ke-3

30
Wawancara kuesioner
perkembangan terapi

Senam BEP

31
Pembagian jamu Kunyit
Asem dalam rangka
memperingati Hari Jamu
setelah senam BEP

Pemaparan materi ide usaha


dari Jihan dan Daniyal

32
Demo masak Otak-Otak
Kepala Ikan dan Sambal
Kepala Ikan

Pemaparan materi migrain


dan nyeri pinggang oleh Bu
Edith dan Bu Myrna

33
Penanaman tanaman toga

Closing

34
Publikasi dokumentasi di
Instagram PBL Kelas A

35
Publikasi kegiatan di Unair
News

36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai