Anda di halaman 1dari 11

Tugas 1 sebelum UTS

Tindak Pidana Tertentu Dalam KUHP

Fakultas Hukum, Universitas Nasional


Dosen Pengampu : Dr. Diah Ratu Sari, S.H., M.H.

Dituntaskan oleh :

Nama : Hanifa Putri Manoppo

NPM : 213300516064

Ruang : R01

Hari/Tanggal Penyelesaian : Jumat, 28 April 2023

PENYELESAIAN

Dalam draft KUHP baru, terdapat dua buku yang memuat tindak pidana yang diatur
didalamnya. Buku kesatu memuat aturan umum yang terdiri atas 6 (enam) Bab dan 187 Pasal
termasuk penutup. Sedangkan buku kedua memuat aturan tindak pidana yang terdiri atas 37
Bab dan 445 Pasal termasuk penutup.

Pada buku kedua KUHP baru terdapat beberapa tindak-tindak pidana yang diatur
didalamnya berdasarkan urutan Bab nya, yakni :

I. BAB I mengatur TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA, yang terdiri


atas 3 (tiga) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu berisi tentang Tindak Pidana Terhadap Ideologi Negara, yang
terdiri atas 2 (dua) paragraph. Paragraph kesatu terkait Penyebaran atau
Pengembangan Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme, yang diatur dalam
Pasal 188-189, serta paragraph kedua terkait Peniadaan dan Penggantian
Ideologi Pancasila, yang diatur dalam Pasal 190 ayat (1) dan (2).
ii. Bagian Kedua berisi tentang Tindak Pidana Makar, yang terdiri atas 3 (tiga)
paragraph. Paragraph Kesatu terkait Tindak Pidana Makar Terhadap Presiden
dan Wakil Presiden, diatur dalam Pasal 191; Paragraph Kedua terkait Tindak
Pidana Makar Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur
dalam Pasal 192; Paragraph Ketiga terkait Tindak Pidana Makar Terhadap
Pemerintah yang Sah, yang diatur dalam Pasal 193-196.
iii. Bagian Ketiga berisi tentang Tindak Pidana Terhadap Pertahanan Negara,
yang terdiri atas 3 (tiga) paragraph. Paragraph Kesatu tentang Pertahanan
Negara, yang diatur dalam Pasal 197-202; paragraph Kedua tentang
Pengkhianatan Terhadap Negara dan Pembocoran Rahasia Negara, yang
diatur dalam Pasal 203-209; paragraph Ketiga tentang Sabotase dan Tindak
Pidana pada Waktu Perang, yang diatur dalam Pasal 210-216.

II. BAB II mengatur TINDAK PIDANA TERHADAP MARTABAT PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN, yang terdiri atas 2 (dua) bagian, yakni :
i. Bagian Kesatu tentang Penyerangan Presiden dan Wakil Presiden, yang
terdapat dalam Pasal 217.
ii. Bagian Kedua tentang Penyerangan Kehormatan atau Harkat dan Martabat
Presiden dan Wakil Presiden, yang diatur dalam Pasal 218-220.

III. BAB III mengatur tentang TINDAK PIDANA TERHADAP NEGARA SAHABAT. Terdiri
atas 2 (dua) bagian, yakni :
i. Bagian Kesatu tentang Makar Terhadap Negara Sahabat. Terdiri atas 2 (dua)
paragraph, yakni paragraph Kesatu tentang Makar untuk melepaskan Wilayah
Negara Sahabat, termaktub dalam Pasal 221-223; dan paragraph Kedua
tentang Makar Terhadap Kepala Negara Sahabat, termaktub dalam Pasal 224.
ii. Bagian Kedua tentang Penyerangan terhadap Kepala Negara Sahabat dan
Wakil Kepala Negara Sahabat serta Penodaan Bendera. 3 (tiga) paragraph,
yakni paragraph Kesatu tentang Penyerangan terhadap Kepala Negara
Sahabat dan Wakil Kepala Negara Sahabat, termaktub dalam Pasal 225.
Paragraph Kedua tentang Penyerangan Kehormatan atau Harkat dan Martabat
Kepala Negara Sahabat dan Wakil Negara Sahabat, termaktub dalam Pasal
226-230. Paragraph Ketiga tentang Penodaan Bendera Kebangsaan Negara
Sahabat, termaktub dalam Pasal 231.

IV. BAB IV mengatur tentang TINDAK PIDANA TERHADAP PENYELENGGARAAAN


RAPAT LEMBAGA LEGISLATIF DAN BADAN PEMERINTAH. Termaktub dalam
Pasal 232-233.

V. BAB V mengatur tentang TINDAK PIDANA TERHADAP KETERTIBAN UMUM. Terdiri


atas 7 (tujuh) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Penghinaan terhadap Simbol Negara, Pemerintah, dan
Golongan Penduduk, terdiri atas 4 (empat) paragraf, yakni Paragraf Kesatu
tentang Penodaan terhadap Bendera Negara, Lambang Negara, dan Lagu
Kebangsaan. Termaktub dalam Pasal 234-239; Paragraf Kedua tentang
Penghinaan terhadap Pemerintah. Termakub dalam Pasal 240-241; Paragraf
Ketiga tentang Penghinaan terhadap Golongan Penduduk. Termaktub dalam
Pasal 242-243.; Paragraf Keempat tentang Tindak Pidana atas Dasar
Diskriminasi Ras dan Etnis. Termaktub dalam Pasal 244-245.
ii. Bagian Kedua tentang Penghasutan dan Penawaran untuk Melakukan Tindak
Pidana. Terdiri atas 2 (dua) Paragraf. Paragraf Kesatu tentang Penghasutan
untuk Melawan Penguasa Umum. Termaktub dalam Pasal 246-248.; Paragraf
Kedua tentang Penawaran untuk Melakukan Tindak Pidana. Termaktub dalam
Pasal 249-252.
iii. Bagian Ketiga tentang Tidak Melaporkan atau Memberitahukan Adanya Orang
yang Hendak Melakukan Tindak Pidana. Terdiri atas 2 (dua) Paragraf, yakni
Paragraf Kesatu tentang Tidak Melaporkan Adanya Permufakatan Jahat.
Termaktub dalam Pasal 253.; Paragraf Kedua tentang Tidak Memberitahukan
Kepada Pejabat yang Berwenang Adanya Orang yang Berencana Melakukan
Tindak Pidana. Termaktub dalam Pasal 254-255.
iv. Bagian Keempat tentang Gangguan terhadap Ketertiban dan Ketenteraman
Umum. Terdiri atas 9 (sembilan) Paragraf, yakni Paragraf Kesatu tentang
Penyelenggaraan Pawai, Unjuk Rasa, atau Demonstrasi. Termaktub dalam
Pasal 256.; Paragraf Kedua tentang Memasuki Rumah dan Pekarangan Orang
Lain. Termaktub dalam Pasal 257.; Paragraf 3 tentang Penyadapan.
Termaktub dalam Pasal 258-259.; Paragraf 4 tentang Memaksa Masuk Kantor
Pemerintah. Termaktub dalam Pasal 260.; Paragraf 5 tentang Turut Serta
dalam Organisasi yang Bertujuan Melakukan Tindak Pidana. Termaktub dalam
Pasal 261.; Paragraf 6 tentang Melakukan Kekerasan terhadap Orang atau
Barang secara Bersama-sama Di Muka Umum. Termaktub dalam Pasal 262.;
Paragraf 7 tentang Penyiaran atau Penyebarluasan Berita atau Pemberitahuan
Bohong. Termaktub dalam Pasal 263-264.; Paragraf 8 tentang Gangguan
terhadap Ketenteraman Lingkungan dan Rapat Umum. Termaktub dalam
Pasal 265-267.; Paragraf 9 tentang Gangguan terhadap Pemakaman dan
Jenazah. Termaktub dalam Pasal 268-271.
v. Bagian Kelima tentang Penggunaan Ijazah atau Gelar Akademik Palsu.
Termaktub dalam Pasal 272.
vi. Bagian Keenam tentang Tindak Pidana Perizinan. Terdiri atas 4 (empat)
Paragraf, yakni Paragraf 1 tentang Gadai Tanpa Izin. Termaktub dalam Pasal
273.; Paragraf 2 tentang Penyelenggaraan Pesta atau Keramaian. Termaktub
dalam Pasal 274.; Paragraf 3 tentang Menjalankan Pekerjaan tanpa Izin atau
Melampaui Kewenangan. Termaktub dalam Pasal 275.; Paragraf 4 tentang
Pemberian atau Penerimaan Barang kepada dan dari Narapidana. Termaktub
dalam Pasal 276.
vii. Bagian Ketujuh tentang Gangguan terhadap Tanah, Benih, Tanaman dan
Pekarangan. Termaktub dalam Pasal 277-279.

VI. BAB VI tentang TINDAK PIDANA TERHADAP PROSES PERADILAN. Terdiri atas 4
(empat) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Gangguan dan Penyesatan Proses Peradilan.
Termaktub dalam Pasal 280.
ii. Bagian Kedua tentang Menghalang-halangi Proses Peradilan. Termaktub
dalam Pasal 281-294.
iii. Bagian Ketiga tentang Perusakan Gedung, Ruang Sidang, dan Alat
Perlengkapan Sidang Pengadilan. Termaktub dalam Pasal 295.
iv. Bagian Keempat tentang Pelindungan Saksi dan Korban. Termaktub dalam
Pasal 296-301.

VII. BAB VII tentang TINDAK PIDANA TERHADAP AGAMA, KEPERCAYAAN, DAN
KEHIDUPAN BERAGAMA. Terdiri atas 2 (dua) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Tindak Pidana terhadap Agama dan Kepercayaan.
Termaktub dalam Pasal 302-304.
ii. Bagian Kedua tentang Tindak Pidana terhadap Kehidupan Beragama dan
Sarana Ibadah. Termaktub dalam Pasal 305-307.

VIII. BAB VIII tentang TINDAK PIDANA YANG MEMBAHAYAKAN KEAMANAN UMUM
BAGI ORANG, KESEHATAN, BARANG, DAN LINGKUNGAN HIDUP. Terdiri atas 10
(sepuluh) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Tindak Pidana yang Membahayakan Keamanan
Umum. Terdiri atas 5 (lima) Paragraf, yakni : Paragraf 1 tentang Tindak Pidana
Tentang Senjata Api, Amunisi Bahan Peledak, dan Senjata Lain. Termaktub
dalam Pasal 308-309.; Paragraf 2 tentang Mengakibatkan Kebakaran,
Ledakan, dan Banjir. Termaktub dalam Pasal 310-313.; Paragraf 3 tentang
Merintangi Pekerjaan Pemadaman Kebakaran dan Penanggulangan Banjir.
Termaktub dalam Pasal 314-315.; Paragraf 4 tentang Mengakibatkan Bahaya
Umum. Termaktub dalam Pasal 316-319.; Paragraf 5 tentang Tanpa Izin
Membuat Bahan Peledak. Termaktub dalam Pasal 320.
ii. Bagian Kedua tentang Tindak Pidana Perusakan Bangunan. Terdiri atas 4
(empat) Paragraf, yakni : Paragraf 1 tentang Bangunan Listrik. Termaktub
dalam Pasal 321-322.; Paragraf 2 tentang Bangunan Lalu Lintas Umum.
Termaktub dalam Pasal 323-326.; Paragraf 3 tentang Rambu Pelayaran.
Termaktub dalam Pasal 327-328.; Paragraf 4 tentang Perusakan Gedung.
Termaktub dalam Pasal 329-330.
iii. Bagian Ketiga tentang Tindak Pidana Perusakan Kapal. Termaktub dalam
Pasal 331-332.
iv. Bagian Keempat tentang Tindak Pidana Kenakalan terhadap Orang atau
Barang. Termaktub dalam Pasal 333.
v. Bagian Kelima tentang Tindak Pidana terhadap Informatika dan Elektronika.
Terdiri atas 2 (dua) Paragraf, yakni : Paragraf 1 tentang Penggunaan dan
Perusakan Informasi Elektronik. Termaktub dalam Pasal 334.; Paragraf 2
tentang Tanpa Hak Menggunakan atau Mengakses Komputer dan Sistem
Elektronik. Termaktub dalam Pasal 335-337.
vi. Bagian Keenam tentang Tindak Pidana Penghasutan, Kecerobohan
Pemeliharaan dan Penganiayaan Hewan. Termaktub dalam Pasal 338-340.
vii. Bagian Ketujuh tentang Tindak Pidana Kecerobohan yang Membahayakan
Umum. Termaktub dalam Pasal 341-343.
viii. Bagian Kedelapan tentang Tindak Pidana Lingkungan Hidup. Termaktub
dalam Pasal 344-345.
ix. Bagian Kesembilan tentang Perbuatan yang Membahayakan Nyawa atau
Kesehatan. Termaktub dalam Pasal 346-348.
x. Bagian Kesepuluh tentang Tindak Pidana Jual Beli Organ, Jaringan Tubuh,
dan Darah Manusia. Termaktub dalam Pasal 349-350.

IX. BAB IX tentang TINDAK PIDANA TERHADAP KEKUASAAN UMUM DAN LEMBAGA
NEGARA. Terdiri atas 6 (enam) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Penghinaan terhadap Kekuasaan Umum dan Lembaga
Negara. Termaktub dalam Pasal 351-352.
ii. Bagian Kedua tentang Tindak Pidana terhadap Pejabat. Terdiri atas 7 (tujuh)
Paragraf, yakni : Paragraf 1 tentang Pemaksaan terhadap Pejabat. Termaktub
dalam Pasal 353-356.; Paragraf 2 tentang Pengabaian terhadap Perintah
Pejabat yang Berwenang. Termaktub dalam Pasal 357-362.; Paragraf 3
tentang Pengabaian terhadap Wajib Bela Negara. Termaktub dalam Pasal
363.; Paragraf 4 tentang Perusakan Maklumat Negara. Termaktub dalam
Pasal 364.; Paragraf 5 tentang Laporan atau Pengaduan Palsu. Termaktub
dalam Pasal 365.; Paragraf 6 tentang Penggunaan Kepangkatan, Gelar, dan
Tanda Kebesaran. Termaktub dalam Pasal 366-367.; Paragraf 7 tentang
Perusakan Bukti Surat untuk Kepentingan Jabatan Umum. Termaktub dalam
Pasal 368-371.
iii. Bagian Ketiga tentang Penganjuran Disersi, Pemberontakan, dan
Pembangkangan Tentara Nasional Indonesia. Termaktub dalam Pasal 372-
373.
iv. Bagian Keempat tentang Penyalahgunaan Surat Pengangkutan Ternak.
Termaktub dalam Pasal 374.
v. Bagian Kelima tentang Tindak Pidana Irigasi. Termaktub dalam Pasal 375.
vi. Bagian Keenam tentang Penggandaan Surat Resmi Negara Tanpa Izin.
Termaktub dalam Pasal 376.

X. BAB X tentang TINDAK PIDANA KETERANGAN PALSU DI ATAS SUMPAH.


Termaktub dalam Pasal 377.

XI. BAB XI tentang TINDAK PIDANA PEMALSUAN MATA UANG DAN UANG KERTAS.
Termaktub dalam Pasal 378-385.

XII. BAB XII tentang TINDAK PIDANA PEMALSUAN METERAI, CAP NEGARA, DAN
TERA NEGARA. Terdiri atas 3 (tiga bagian), diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Pemalsuan Meterai. Termaktub dalam Pasal 386-387.
ii. Bagian Kedua tentang Pemalsuan dan Penggunaan Cap Negara dan Tera
Negara. Termaktub dalam Pasal 388-392.
iii. Bagian Ketiga tentang Pengedaran Meterai, Cap, atau Tanda yang Dipalsu.
Termaktub dalam Pasal 393-394.

XIII. BAB XIII tentang TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT. Terdiri atas 3 (tiga) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Pemalsuan Surat. Termaktub dalam Pasal 395-397.
ii. Bagian Kedua tentang Keterangan Palsu dalam Akta Otentik. Termaktub
dalam Pasal 398.
iii. Bagian Ketiga tentang Pemalsuan terhadap Surat Keterangan. Termaktub
dalam Pasal 399-404.
XIV. BAB XIV tentang TINDAK PIDANA TERHADAP ASAL-USUL DAN PERKAWINAN.
Termaktub dalam Pasal 405-409.

XV. BAB XV tentang TINDAK PIDANA KESUSILAAN. Terdiri atas 9 (sembilan) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Kesusilaan Di Muka Umum. Termaktub dalam Pasal
410.
ii. Bagian Kedua tentang Pornografi. Termaktub dalam Pasal 411.
iii. Bagian Ketiga tentang Mempertunjukkan Alat Pencegah Kehamilan dan Alat
Pengguguran Kandungan. Termaktub dalam Pasal 412-414.
iv. Bagian Keempat tentang Perzinaan. Termaktub dalam Pasal 415-417.
v. Bagian Kelima tentang Perbuatan Cabul. Terdiri atas 2 (dua) Paragraf, yakni :
Paragraf 1 tentang Percabulan. Termaktub dalam Pasal 418-422.; Paragraf 2
tentang Memudahkan Percabulan dan Persetubuhan. Termaktub dalam Pasal
423-426.
vi. Bagian Keenam tentang Minuman dan Bahan yang Memabukkan. Termaktub
dalam Pasal 427.
vii. Bagian Ketujuh tentang Pemanfaatan Anak untuk Pengemisan. Termaktub
dalam Pasal 428.
viii. Bagian Kedelapan tentang Penggelandangan. Termaktub dalam Pasal 429.
ix. Bagian Kesembilan tentang Perjudian. Termaktub dalam Pasal 430-431.

XVI. BAB XVI tentang TINDAK PIDANA PENELANTARAN ORANG. Termaktub dalam
Pasal 432-436.

XVII. BAB XVII tentang TINDAK PIDANA PENGHINAAN. Terdiri atas 7 (tujuh) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Pencemaran. Termaktub dalam Pasal 437 ayat (1)-(3).
ii. Bagian Kedua tentang Fitnah. Termaktub dalam Pasal 438-439.
iii. Bagian Ketiga tentang Penghinaan Ringan. Termaktub dalam Pasal 440.
iv. Bagian Keempat tentang Pengaduan Fitnah. Termaktub dalam Pasal 441.
v. Bagian Kelima tentang Persangkaan Palsu. Termaktub dalam Pasal 442.
vi. Bagian Keenam tentang Pencemaran Orang Mati. Termaktub dalam Pasal
443.
vii. Bagian Ketujuh tentang Pengaduan, Pemberatan Pidana, dan Pidana
Tambahan. Termaktub dalam Pasal 444-446.
XVIII. BAB XVIII tentang TINDAK PIDANA PEMBUKAAN RAHASIA. Termaktub dalam
Pasal 447-449.

XIX. BAB XIX tentang TINDAK PIDANA TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG. Terdiri
atas 5 (lima) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Perampasan Kemerdekaan Orang dan Pemaksaan.
Termaktub dalam Pasal 450-453.
ii. Bagian Kedua tentang Perampasan Kemerdekaan Orang. Terdiri atas 2 (dua)
Paragraf, yakni : Paragraf 1 tentang Penculikan. Termaktub dalam Pasal 454.;
Paragraf 2 tentang Penyanderaan. Termaktub dalam Pasal 455.
iii. Bagian Ketiga tentang Perampasan Kemerdekaan terhadap Anak dan
Perempuan. Terdiri atas 3 (tiga) Paragraf, yakni : Paragraf 1 tentang
Pengalihan Kekuasaan. Termaktub dalam Pasal 456.; Paragraf 2 tentang
Menyembunyikan Anak. Termaktub dalam Pasal 457.; Paragraf 3 tentang
Melarikan Anak dan Perempuan. Termaktub dalam Pasal 458.
iv. Bagian Keempat tentang Perdagangan Orang. Termaktub dalam Pasal 459.
v. Bagian Kelima tentang Pidana Tambahan. Termaktub dalam Pasal 460.

XX. BAB XX tentang PENYELUNDUPAN MANUSIA. Termaktub dalam Pasal 461.

XXI. BAB XXI tentang TINDAK PIDANA TERHADAP NYAWA DAN JANIN. Terdiri atas 2
(dua) bagian, diantaranya :

i. Bagian Kesatu tentang Pembunuhan. Termaktub dalam Pasal 462-466.


ii. Bagian Kedua tentang Aborsi. Termaktub dalam Pasal 467-469.

XXII. BAB XXII tentang TINDAK PIDANA TERHADAP TUBUH. Terdiri atas 3 (tiga) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Penganiayaan. Termaktub dalam Pasal 470-475.
ii. Bagian Kedua tentang Penyerangan dan Perkelahian secara Berkelompok.
Termaktub dalam Pasal 476.
iii. Bagian Ketiga tentang Perkosaan. Termaktub dalam Pasal 477.

XXIII. BAB XXIII tentang TINDAK PIDANA YANG MENGAKIBATKAN MATI ATAU LUKA
KARENA KEALPAAN. Termaktub dalam Pasal 478-479.
XXIV. BAB XXIV tentang TINDAK PIDANA PENCURIAN. Termaktub dalam Pasal 480-485.

XXV. BAB XXV tentang TINDAK PIDANA PEMERASAN DAN PENGANCAMAN.


Termaktub dalam Pasal 486-489.

XXVI. BAB XXVI tentang TINDAK PIDANA PENGGELAPAN. Termaktub dalam Pasal 490-
495.

XXVII. BAB XXVII tentang TINDAK PIDANA PERBUATAN CURANG. Termaktub dalam
Pasal 496-514.

XXVIII. BAB XXVIII tentang TINDAK PIDANA TERHADAP KEPERCAYAAN DALAM


MENJALANKAN USAHA. Terdiri atas 4 (empat) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Perbuatan Merugikan dan Penipuan terhadap Kreditur.
Termaktub dalam Pasal 515-519.
ii. Bagian Kedua tentang Perbuatan Curang Pengurus atau Komisaris.
Termaktub dalam Pasal 520-522.
iii. Bagian Ketiga tentang Perdamaian untuk Memperoleh Keuntungan.
Termaktub dalam Pasal 523.
iv. Bagian Keempat tentang Penarikan Barang Tanpa Hak. Termaktub dalam
Pasal 524.

XXIX. BAB XXIX tentang TINDAK PIDANA PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN


BARANG DAN BANGUNAN GEDUNG. Terdiri atas 2 (dua) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Perusakan dan Penghancuran Barang. Termaktub
dalam Pasal 525.
ii. Bagian Kedua tentang Perusakan dan Penghancuran Bangunan Gedung.
Termaktub dalam Pasal 526-530.

XXX. BAB XXX tentang TINDAK PIDANA JABATAN. Terdiri atas 3 (tiga) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Penolakan atau Pengabaian Tugas yang Diminta.
Termaktub dalam Pasal 531-532.
ii. Bagian Kedua tentang Tindak Pidana Paksaan dan Tindak Pidana Penyiksaan.
Termaktub dalam Pasal 533-534.
iii. Bagian Ketiga tentang Penyalahgunaan Jabatan atau Kewenangan.
Termaktub dalam Pasal 535-545.

XXXI. BAB XXXI tentang TINDAK PIDANA PELAYARAN. Terdiri atas 7 (tujuh) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Pembajakan dan Kekerasan terhadap dan di atas
Kapal. Termaktub dalam Pasal 546-552.
ii. Bagian Kedua tentang Pemalsuan Surat Keterangan Kapal dan Laporan Palsu.
Termaktub dalam Pasal 553-556.
iii. Bagian Ketiga tentang Penyerangan, Pemberontakan, dan Pembangkangan di
Kapal. Termaktub dalam Pasal 557-561.
iv. Bagian Keempat tentang Penyalahgunaan Wewenang dan Pelanggaran
Kewajiban oleh Nakhoda Kapal. Termaktub dalam Pasal 562-573.
v. Bagian Kelima tentang Perusakan Barang Muatan dan Keperluan Kapal.
Termaktub dalam Pasal 574.
vi. Bagian Keenam tentang Menjalankan Profesi sebagai Awak Kapal. Termaktub
dalam Pasal 575-576.
vii. Bagian Ketujuh tentang Penandatanganan Konosemen dan Tiket Perjalanan.
Termaktub dalam Pasal 577-578.

XXXII. BAB XXXII tentang TINDAK PIDANA PENERBANGAN DAN TINDAK PIDANA
TERHADAP SARANA SERTA PRASARANA PENERBANGAN. Terdiri atas 4 (empat)
bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Perusakan Sarana Penerbangan dan Pesawat Udara.
Termaktub dalam Pasal 579-582.
ii. Bagian Kedua tentang Pembajakan Pesawat Udara. Termaktub dalam Pasal
583-584.
iii. Bagian Ketiga tentang Perbuatan yang Membahayakan Keselamatan
Penerbangan. Termaktub dalam Pasal 585-593.
iv. Bagian Keempat tentang Tindak Pidana Asuransi Pesawat Udara. Termaktub
dalam Pasal 594.

XXXIII. BAB XXXIII tentang TINDAK PIDANA PENADAHAN, PENERBITAN, DAN


PENCETAKAN. Terdiri atas 2 (dua) bagian, diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Tindak Pidana Penadahan. Termaktub dalam Pasal
595-597.
ii. Bagian Kedua tentang Tindak Pidana Penerbitan dan Pencetakan. Termaktub
dalam Pasal 598-600.

XXXIV. BAB XXXIV tentang TINDAK PIDANA BERDASARKAN HUKUM YANG HIDUP
DALAM MASYARAKAT. Termaktub dalam Pasal 601.

XXXV. BAB XXXV tentang TINDAK PIDANA KHUSUS. Terdiri atas 6 (enam) bagian,
diantaranya :
i. Bagian Kesatu tentang Tindak Pidana Berat Terhadap Hak Asasi Manusia.
Termaktub dalam Pasal 602-603.
ii. Bagian Kedua tentang Tindak Pidana Terorisme. Termaktub dalam Pasal 604-
606.
iii. Bagian Ketiga tentang Tindak Pidana Korupsi. Termaktub dalam Pasal 607-
610.
iv. Bagian Keempat tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Termaktub dalam
Pasal 611-613.
v. Bagian Kelima tentang Tindak Pidana Narkotika. Termaktub dalam Pasal 614-
619.
vi. Bagian Keenam tentang Permufakatan Jahat, Persiapan, Percobaan, dan
Pembantuan Tindak Pidana Khusus. Termaktub dalam Pasal 620.
XXXVI. BAB XXXVI tentang KETENTUAN PERALIHAN. Termaktub dalam Pasal 621-628.

XXXVII. BAB XXXVII tentang KETENTUAN PENUTUP. Termaktub dalam Pasal 629-632.

Anda mungkin juga menyukai