Anda di halaman 1dari 12

HUKUM PIDANA


DR. ZAINAB OMPU JAINAH,S.H.,M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
ALASAN PENGHAPUSAN
PENUNTUTAN

Dasar Hukum

Alasan Harusnya
Kewenangan Menuntut
Pidana
DASAR HUKUM

Dalam KUHP ditentukan
dalam Pasal
• Pasal 2 – 8
• Pasal 61 – 62 untuk Penerbit dan
Pencetak
Pasal 2 KUHP

Ketentuan Pidana dalam
Perundang-Undangan
Indonesia berlaku bagi setiap
orang yang melakukan suatu
tindak pidana di Indonesia
(AB. 4,5, 25; KUHP 7 dst; Sv.12)
Pasal 3 KUHP

(s.d.u. dn UU No.411976).
Ketentuan Pidana dalam Perundang-
Undangan Indonesia berlaku Bagi
setiap orang yang diluar wilayah
Indonesia melakukan Tindak Pidana
di dalam Kendaraan air atau Pesawat
Udara Indonesia.
(AB.25; KUHP 8 dst, 95)
Pasal 4 KUHP

(s.d.u dg S.1926-359, 429, S.1930-31, S.1931-240, S.1938-593). Ketentuan
Pidana dalam Perundang-Undangan Indonesia berlaku bagi setiap orag
yang di luar wilayah Indonesia melakukan
• (s.d.u dg UU No.1/1946) salah satu kejahatan berdasarkan Pasal 104, 106, 107, 108, 110,111
bis 127 dan 131
• Suatu kejahatan tentang mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh negara atau
bank, ataupun tentang materai yang dikeluarkan dan merek yang digunakan oleh
Pemerintah Indonesia (KUHP 244 dst; 253 dst)
• Pemalsuan surat utang atau sertifikat utang atas tanggungan Indonesia, suatu daerah atau
bagian daerah Indonesia, termasuk pula pemalsuan talon, tanda dividen atau tanda bunga,
yang mengikuti surat atay sertifika itu dan tanda yang dikeluarkan sebagai pengganti surat
tersebut; atau menggunakan surat-surat tersebut di atas, yang palsu atau dipalsukan,
seolah-olah asli dan tidak palsu (KUHP 264 dst; 272 dst)
• (s.du dgn UU No.4/1976) salah satu kejahatan yang tersebut dalam asal 438, 444 -446
tentang pembajakan laut dan Pasal 447 tentang penyerahan kendaraan air kepada
Kekuasaan Bajak Laut dan Pasal 479 huruf J tentang penguasaan pesawat udara secara
melawan hukum, Pasal 479 huruf l,mn, dan o tetang kejahatan yang mengancam
keselamatan penerbangan sipil (RO.129; KUHP 9; Sv.123 dst)
Pasal 5 KUHP
1.  Ketentuan pidana dalam
(s.d.u dg S.1930-31, S.1931-240).
perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi warganegara
yang di luar Indonesia melakukan (AB.4)
1) Salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan II
Buku Kedua dan Pasal 160, 161, 240, 279, 450, dan 451
2) Salah satu perbuatan yang oleh suatu ketentuan pdana
dalam perundang-undangan Indonesia dipandang sebagai
kejahatan, sedangkan menurut perundang-undangan
negara tempat perbuatan dilakukan diancam dengan
pidana (KUHP 6, 76 2)
2. Penuntutan perkara termaksud dalam Nomor (2) dapat
dilakukan juga bila tertuduh menjadi warganegara sesudah
melakukan perbuatan (Ned.Ond. 1 dst; AB.4; KUHP 9; Sv.13)
Pasal 6 KUHP

Berlakunya Pasal 5 Ayat (1)
Nomor 2 dibatasi sedemikian
rupa, sehingga tidak dijatuhkan
pidana mati, bila menurut
perundang-undangan negara
tempat perbuatan dilakukan,
terhadapnya tidak diancamkan
pidana mati
Pasal 7 KUHP

Ketentuan pidana dalam
perundang-undangan Indonesia
berlaku bagi setiap pejabat yang di
luar Indonesia melakukan salah satu
tindak pidana seperti termaksud
dalam Bab XXVIII Buku Kedua.
(KUHP 2 dst; 9. 92; Sv.13)
Pasal 8 KUHP

(s.d.u. dg S. 1928-230, S.1935-492, 565)
Ketentuan pidana dalam Perundang-Undangan
Indonesia berlaku bagi nahkoda dan penumpang
perahu Indonesia, yang di luar Indonesia, sekalipun di
luar perahu, melakukan salah satu tindak pidana seperti
termaksud dalam Bab XXIX Buku Kedua, dan Bab IX
Buku Ketiga; demikian pula yang tersebut dalam
peraturan mengeai surat lau dan pas kapal di Indonesia,
maupun dlama Ordonansi Perkapalan.
(KUHD 309, 311 dsr, 341, 341 d; KUHP 2 dst, 9, 93, 95;
Sv.13; S.1934-78 jis S.1935-89. 565. S.1937-629, 630 S.1935-
492 Jis. S.1935-565, S. 1937-591, S.1938-1,2)
ALASAN HARUSNYA
KEWENANGAN MENUNTUT
PIDANA

Tidak adanya aduan pada delik-delik aduan;
Nebis in idem (Pasal 76 KUHP);
Matinya Terdakwa (Pasal 77 KUHP);
Daluwarsa (Pasal 78 KUHP);
Telah ada pembayaran denda maksimum kepada
pejabat tertentu (yang berwenang) untuk
pelanggaran yang hanya diancam dengan denda
saja (Pasal 82 KUHP); dan
Ada Abolisi atau Amnesti (diatur di luar KUHP).
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai