Anda di halaman 1dari 4

BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA MENURUT TEMPAT DAN ORANG.

Batas diberlakukannya hukum pidana menurut tempat diatur dalam pasal 2,3,4,8,9 KUHP
sedangkan batas berlakunya hukum pidana menurut orang atau subjeknya diatur dalam pasal
5,6,7 KUHP.
Mengenai berlakunya hukum pidana menurut tempat dan orang dikenal ada 4 asas yaitu :
1. Asas teritorialiteit (territorialiteits-beginsel) atau asas wilayah negara
2. Asas personaliteit (personaliteits beginsel) disebut juga dengan asas kebangsaan, asas
nationalitet aktif atau asas subjektif (subjektions prinsip)
3. Asas perlindungan (bescbermings beginsel) atau disebut juga asas nasional pasif
4. Asas universaliteit (universaliteits beginsel) atau asas persamaan
Ad.a. Asas teritorialiteit :
Adalah asas yang memberlakukan KUHP bagi semua orang yang melakukan pidana di
dalam lingkungan wilayah Indonesia. Asas ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 2 dan 3 KUHP.
Tetapi KUHP tidak berlaku bagi mereka yang memiliki hak kebebasan diplomatik berdasarkan
asas ekstrateritorial.
Asas teritorial ini diatur dalam pasal 2 yang berbunyi aturan pidana dalam perundangundangan Indonesia berlaku terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana di dalam
wilayah Indonesia
Disini siapapun yang melakukan tindak pidana di wilayah Indonesia dapat dipidana
sesuai hukum pidana yang berlaku di Indonesia baik didarat, laut maupun udara.
Wilayah laut 12 mil pulau terluar, kalau kurang dari 12 mil, maka di pakai garis tengah
selat (selat malaka) = UU No 4/Prp/1960 Pasal 1 ayat 2.
Ad. b. Asas Personaliteit.
Adalah asas yang memberlakukan KUHP terhadap orang-orang Indonesia yang
melakukan perbuatan pidana di luar wilayah Republik Indonesia. Asas ini bertitik tolak pada
orang yang melakukan perbuatan pidana. Asas ini dinamakan juga asas personalitet. Asas ini
terdapat dalam Pasal 5, 6, 7 dan 8 KUHP

Pasal 5 KUHP
(1) :

Ketentuan pidana dalam undang-undang Indonesia berlaku bagi warganegara Indonesia yang
melakukan diluar Indonesia :

1 e.salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan II Buku Kedua, dan dalam Pasal Pasal 160,
161, 240, 279, 450 dan 451;
2 e.suatu perbuatan yang dipandang sebagai kejahatan menurut ketentuan pidana dalam undangundang Indonesia dan boleh dihukum menurut undang-undang negeri tempat perbuatan itu
dilakukan.
(2) : Penuntutan terhadap suatu perbuatan yang dimaksudkan pada ke 2e boleh juga dilakukan, jika
tersangka baru menjadi warganegara Indonesia setelah melakukan perbuatan itu
Pasal 5 ayat 1 berbunyi Ketentuan pidana dalam Peraturan perundang-undangan
Indonesia berlaku terhadap warga negara yang diluar Indonesia melakukan
1. Salah satu kejahatan tersebut dalam Bab I dan II Buku Kedua dan Pasal 160, 161, 240,
279, 450 dan 451 KUHP
2. Salah satu perbuatan yang oleh suatu ketentuan pidana dalam peraturan perundangundangan pidana Indonesia dipandang sebagai kejahatan, sedangkan menurut perundangundangan negara dimana perbuatan dilakukan diancam dengan pidana
Pasal 5 ayat 2 berbunyi Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dapat
dilakukan juga jika terdakwa menjadi warga negara sesudah melakukan perbuatan.
Bab I berkaitan dengan kejahatan terhadap keamanan negara (104-129) dan Bab II adalah
mengenai kejahatan terhadap martabat presiden dan wakil presiden (130-139).
Pasal 5 ayat 1 ke-1 KUHP hanya berlaku berkaitan dengan tindak pidana yang terjadi
kepada setiap warga negara RI yang melakukan diluar Indonesia sebagaimana diancam dalam
pasal-pasal tersebut.
Sedangkan pasal 5 ayat 1 ke-2 hanya berlaku berkaitan dengan tindak pidana setiap
warga negara RI yang melakukan diluar Indonesia namun tindak pidana tersebut harus berupa
kejahatan bukan pelanggaran dan perbuatan tindak pidana tersebut oleh negara dimana perbuatan
tersebut dilakukan juga merupakan perbuatan pidana yang dapat diancam.

Sedangkan ayat 2 Pasal 5 berkaitan dengan apabila ada orang asing melakukan tindak
pidana diluar negeri setelah itu ia masuk warga negara Indonesia. Maka dapat juga dituntut
menurut ayat 2 ini.
Pasal 6 KUHP.
Berlakunya pasal 5 (1) angka 2e itu dibatasi hingga tidak boleh dijatuhkan hukuman mati
untuk perbuatan yang tiada diancam dengan hukuman mati menurut undang-undang negeri
tempat perbuatan itu dilakukan
Selanjutnya dalam pasal 7 berbunyi ketentuan pidana dalam perUUan Indonesia berlaku
bagi setiap pejabat Indonesia yang diluar Indonesia melakukan salah satu tindak pidana
sebagaimana dimaksudkan dalam bab XXVIII buku kedua.
Pasal 7 ini menerangkan khusus warga negara sebagai pejabat Indonesia (PNS) yang
melakukan perbuatan yang diancam salah satu bab XXVIII. Artinya pasal ini tidak berlaku warga
negara yang bukan pejabat.
Selanjutnya dalam pasal 8 KUHP berbunyi ketentuan pidana dalam perundangundangan Indonesia berlaku bagi nakhoda dan penumpang kenderaan air Indonesia, yang diluar
Indonesia, sekalipun diluar kenderaan air, melakukan salah satu tindak pidana sbgmana
dimaksudkan dalam bab XXIX buku kedua, dan bab IX buku ketiga, begitu pula yang tersebut
dalam peraturan mengenai surat laut dan pas kapal Indonesia maupun dalam ordonansi
perkapalan (schepnordonantie, 1927). Bab XXIX buku kedua membahas tentang kejahatankejahatan pelayaran (Pasal 438-479) sedangkan bab IX buku ketiga ttg pelanggaran mengenai
pelayaran (pasal 560-569)
Ad.c. Asas Perlindungan atau Asas nasional Pasif
Adalah suatu asas yang memberlakukan KUHP terhadap siapapun juga baik WNI
maupun WNA yang melakukan perbuatan pidana di luar wilayah Indonesia. Jadi yang
diutamakan adalah keselamatan kepentingan suatu negara. Asas ini bertumpu pada kepentingan
bangsa dan negara bukan kepentingan pribadi/individu diatur dalam pasal 4 KUHP
Pasal 4 KUHP
Ketentuan pidana dalam peraturan perundang-undangan Indonesia diterapkan terhadap
setiap orang yang melakukan di luar Indonesia yaitu salah satu kejahatan berdasarkan pasal 104,

106, 107, 108, 110 bis ke 1, 127 dan 131, Juga kejahatan mata uang kertas, materai, merek yang
dikeluarkan pemerintah Indonesia, dll.
Ad.d. Asas Universaliteit
Asas ini berlaku untuk kepentingan penduduk dunia atau bangsa dunia. Jadi bukan
sekedar kepentingan bangsa Indonesia Diatur dalam pasal 4 ayat 2,3,4 KUHP, misalnya pasal 4
ayat 4 berkaiatan dengaan pembajakan di laut bebas (446) dan pembajakan udara (479) dan
penerbangan sipil, pemalsuan uang negara lain yang bukan uang negara Indonesia
Asas universaliteit adalah suatu asas yang memberlakukan KUHP terhadap perbuatan
pidana yang terjadi di luar wilayah Indonesia yang bertujuan untuk merugikan kepentingan
internasional. Peristiwa pidana yang terjadi dapat berada di daerah yang tidak termasuk
kedaulatan negara manapun. Jadi yang diutamakan oleh asas tersebut adalah keselamatan
internasional.

Anda mungkin juga menyukai