Anda di halaman 1dari 35

Asas Berlakunya Hukum

Pidana Menurut Tempat


RUANG LINGKUP BERLAKUNYA
HUKUM PIDANA
1. BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
MENURUT WAKTU (TIJDSGEBIED) -
Pasal 1 ayat 1 dan 2 KUHP
2. BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
MENURUT TEMPAT DAN ORANG
(GRONDGEBIED/PERSONENGEBIED)
RUANG LINGKUP HUKUM PIDANA MENURUT
MENURUT TEMPAT DAN ORANG
DIKENAL ADA 4 (EMPAT) ASAS BERLAKUNYA
HUKUM PIDANA MENURUT TEMPAT, YAITU :
a. ASAS TERITORIALITAS (TERRITORIALITEITS-
BEGINSEL) (PASAL 2 DAN 3)
b. ASAS PERSONALITAS (PERSONALITEITS-
BEGINSEL) ASAS NASIONAL AKTIF (PASAL 5,6,7)
c. ASAS PERLINDUNGAN (BESCERMINGS-BEGINSEL)
ATAU ASAS NASIONAL PASIF(PASAL 4 AYAT 1, pasal
4 ayat 4 KUHP)
d. ASAS UNIVERSAL (UNIVERSALITEITS-BEGINSEL)
(PASAL 4 ayat 2)
Manfaat mengetahui asas ini :

1. Untuk mengetahui sampai kemana


berlakunya undang-undang hk pidana
suatu Negara
2. Untuk menentukan kekuasaan suatu
pengadilan
a. ASAS TERITORIALITAS (Pasal
2 dan 3 KUHP)
 DIRUMUSKAN SECARA TEGAS DALAM PASAL
2 KUHP : KETENTUAN PIDANA DALAM
PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA BERLAKU
TERHADAP SETIAP ORANG YANG MELAKUKAN
TINDAK PIDANA DI DALAM WILAYAH
INDONESIA
 DASAR BERLAKUNYA HUKUM ADALAH
TEMPAT ATAU WILAYAH NEGARA TANPA
MEMPERSOALKAN KUALITAS ATAU
KEWARGANEGARAAN SIAPAPUN YANG
MELAKUKAN TINDAK PIDANA.
 WILAYAH INDONESIA :
 Daratan : KEPUTUSAN KONSTITUANTE NO.
47/K/1957 — WILAYAH BEKAS HINDIA
BELANDA DULU MENURUT KEADAAN PADA
SAAT PERANG PASIFIK, dan ada dalam
penjelasan UUD 1945
 Laut : UU NO. 4/PRP TAHUN 1960 TENTANG
PERAIRAN INDONESIA ---- BATAS-BATAS
TERITORIAL INDONESIA LEBARNYA 12 MIL
DARI TITIK-TITIK TERLUAR DARI PULAU
INDONESIA
 Udara: WILAYAH UDARA ADALAH WILAYAH
DI ATAS DARATAN DAN LAUT INDONESIA
 DIPERLUAS DALAM PASAL 3 KUHP :
 KETENTUAN PIDANA DALAM PERUNDANG-
UNDANGAN INDONESIA BERLAKU BAGI
SETIAP ORANG YANG DI LUAR WILAYAH
INDONESIA MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI
DALAM KENDARAAN AIR ATAU PESAWAT
UDARA INDONESIA.
 PASAL 95 KUHP PENGERTIAN
KENDARAAN AIR DAN PASAL 95A KUHP
TENTANG PESAWAT UDARA INDONESIA
PASAL 3
 Bukan dimaksudkan berdasarkan sebuah
asas yang terdapat dalam hukum antar
bangsa yakni schip is territoir artinya
kapal itu sebagai wilayah negara
asalnya. Pasal ini dimaksudkan untuk 2
hal:
 1. jika kapal tersebut berada di laut
bebas dimana tidak ada hukum negara
manapun yang mengatur.
 2. jika uu pidana tempat kapal tsb
dinyatakan tidak berlaku bagi orang2
yang ada diatas kapal asing telah
melakukan tindak pidana. Ex: Perancis
b. ASAS
PERSONALITAS/NASIONAL
 AKTIF(PASAL
PASAL 5 5,6,7 KUHP)
 Berlakunya hukum pidana disandarkan atas kewarganegaraan dari
orang yang melakukan tp. Apabila seorang wrga negara
melakukan tp, maka uu pidana negara itulah yang berlaku
walaupun ia berada di luar negeri.
 BERGANTUNG ATAU MENGIKUTI SUBYEK HUKUM ATAU
ORANGNYA YAKNI WARGA NEGARA DI MANAPUN
KEBERADAANNYA
 ASAS INI TIDAK DAPAT DITERAPKAN PADA SEMUA
TINDAK PIDANA.
 DIATUR DALAM PASAL 5 KUHP DAN DIPERLUAS PASAL 5
AYAT 2 DIPERLUNAK PASAL 6 DIATUR LEBIH LANJUT
DALAM PASAL 7 KUHP
Ketentuan pidana dalam perundang-
undangan indonesia berlaku bagi WNI yang
melakukan di liay wilayah Indonesia:
1. a. kejahatan-kejahatan dalam bab 1 dan
bab 2 buku ke 2 kuhp (kejahatan thd
keamanan dan kejahatan terhadap
martabat presiden dan wapres)
 b. Kejahatan menghasut (160) dan
menghasut dengan tulisan (161)
 c. Kejahatan membuat diri atau orang lain
tidak cakap memenuhi kewajiban militer
(240) (279)
 d. Kejahatan perampokan di laut (450 dan
451)
2. Semua kejahatan yang menurut KUHP
dihukum dan menurut hukum pidana
asing dapat pula dihukum. Disini harus
diperhatikan dua syarat:
a. Menurut kuhp tindak pidana itu
kejahatan
b. Menurut hukum pidana asing dapat
dihukum, baik sebagai kejahatan
maupun pelanggaran.
 Orang Indonesia yang melakukan
kejahatan di luar negeri lalu kembali ke
Indonesia sebelum diadili di Luar negeri.
Timbul pertanyaan untuk Tp yang di
Indonesia merupakan delik pidana dan di
luar negeri bukan.
Ex. perzinahan (wni menikah dengan wn
arab Saudi) di Indonesia sudah punya istri
PASAL 6
. Merupakan pembatasan dari asas nasional
aktif.
. Berlakunya pasal 5 ayat 1 dan 2 dibatasi
hingga tidak boleh dijatuhkan pidana mati
untuk tp yang tiada diancam pidana mati
menurut UU tempat tp dilakukan.
Pasal 7
Jika seorang bekerja sebagai pegawai negeri
Indonesia, tidak peduli warga negaranya, jika
dia melakukan suatu kejahatan jabatan di
mana saja akan dikenakan KUHP.
c. ASAS NASIONAL
PASIF/PERLINDUNGAN
 PASAL 4 AYAT (1),(3) KUHP,pasal 8
 Hukum pidana Indonesia berlaku terhadap perbuatan-
perbuatan yang dilakukan diluar negeri, jika karena itu
kepentingan negara dilanggar di luar wilayah
kekuasaannya.
 Pasal 4 ke 1 mengenai orang Indonesia yang di luar
wilayah Indonesia melakukan salah satu kegiatan pada
pasal 104, 106, 107, 108,110,111 bis pada ke 1, dan 131
 Pasal 4 ke 3 mengenai orang Inndonesia yang
memalsukan surat-surat utang atau sertifikat utang yang
ditanggung pemerintah RI, pemalsuan talon-talon, surat
utang atau surat-surat bunga uang.
 Pasal 8 KUHP
-peraturan hukum pidana dalam perundang-
undangan RI berlaku bagi nahkoda dan
orang yang berlayar dengan alat pelayar
Indonesia di luar Indonesia, juga pada
waktu mereka tidak berada diatas alat
pelayar, melakukan salah satu perbuatan
yang tersebut dalam bab XXIX buku kedua
dan bab IX buku ketiga, demikian juga
tersebut dalam uu umum tentang surat laut
dan pas kapal di Indonesia.
d.ASAS UNIVERSALITET
 ASAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA YANG
Disandarkan pada kepentingan hukum dari seluruh
dunia yang dilanggar oleh seseorang.
 Rasionya adalah karena ada beberapa tindak pidana
yang dianggap melanggar ketertiban dunia.
 BERDASARKAN KETENTUAN INI, MAKA
KETENTUAN HUKUM PIDANA INDONESIA
DAPAT BERLAKU TERHADAP SETIAP WNI
ATAUPUN WNA, BAIK DI DALAM WILAYAH
MAUPUN DI LUAR WILAYAH INDONESIA.
 TERUTAMA PASAL 4 (2), 4 DAN 4 (4) KUHP.
Asas ini terdapat dalam pasal 4 ayat 2 dan 4
ayat 4
a. Pasal 4 (2) mengenai kejahatan terhadap
mata uang
b. Pasal 4 ayat 4 mengenai kejahatan
pembajakan.
. Pasal 4 ayat 2 jg dimaksudkan melindungi
mata uang atau uang kertas negara lain
juga, tidak hanya mata uang Indonesia.
Jadi jika ada wna di Indonesia memalsukan
mata uang nya maka dapat dituntut
berdasarkan kuhp Indonesia juga.
. Pasal 4 ayat 4: pembajakan di laut
biasanya dilakukan di laut bebas, dan
perompak tersebut kaplnya dianggap
sebagai kapal yang tidak punya kebangsaan
sehingga perompak tersebut bias diadili
oleh negara manapun yang alat-alat
negaranya berhasil menangkap mereka.
N ASAS Pelaku TP WILAYAH
O
1 Asas teritorialitas WNI,WNA Indonesia, laut bebas
2 Asas Nasional aktif WNI Luar wilayah Indonesia
3 Asas Nasional pasif WNI,WNA Luar wilayah Indonesia
4 Asas Universalitas WNI,WNA Wilayah Indonesia,
wilayah bebas
PERKECUALIAN TERHADAP ASAS
ASAS BERLAKUNYA HUKUM
PIDANA
 DISAMPING BERLAKUNYA ASAS-ASAS
HUKUM PIDANA MENURUT TEMPAT,
TERDAPAT SUATU KESEPAKATAN
DALAM HUKUM INTERNASIONAL YG
MEMBERIKAN PERKECUALIAN
TERHADAP ASAS-ASAS BERLAKUNYA
HUKUM PIDANA MENURUT TEMPAT.
 PENGECUALIAN TERSEBUT
DINAMAKAN HAK
GOLONGAN / ORANG YG MEMPUNYAI
HAK EXTERITORIALITET :
1) Kepala-kepala negara & keluarganya
2) Duta negara asing & keluarganya
3) Anak buah kapal perang asing : termasuk awak kapal
terbang militer
4) Pasukan negara sahabat yg berada di wilayah negara
atas persetujuan negara yang bersangkutan
EKSTRADISI ( PENYERAHAN )
 PENYERAHAN SESEORANG YANG
MELAKUKAN TINDAK PIDANA OLEH SUATU
NEGARA PD NEGARA LAIN.
 UU NO 1 TAHUN 1979 : “PENYERAHAN OLEH
SUATU NEGARA KEPADA NEGARA YANG
MEMINTA PENYERAHAN SESEORANG YANG
DISANGKA / DIPIDANA KARENA MELAKUKAN
KEJAHATAN DI LUAR WILAYAH NEGARA YANG
MENYERAHKAN DAN DI DALAM YURISDIKSI
NEGARA YANG MEMINTA PENYERAHAN
TERSEBUT KARENA BERWENANG UNTUK
MENGADILI DAN MEMIDANANYA”
MAKSUD DAN TUJUAN EKSTRADISI
 UNTUK MENJAMIN AGAR PELAKU
KEJAHATAN TIDAK DAPAT
MENGHINDARKAN DIRI DARI PENUNTUTAN
DAN PEMIDANAAN AKIBAT DARI
PERBUATANNYA.
 SERINGKALI NEGARA YANG DIJADIKAN
TEMPAT PERSEMBUNYIAN PELAKU TINDAK
KEJAHATAN TIDAK DAPAT MENUNTUT DAN
MENJATUHKAN PIDANA KEPADANYA
KARENA ADANYA BEBERAPA KEKOSONGAN
HUKUM.
ASAS ASAS DALAM EKSTRADISI :
a. ASAS KEJAHATAN RANGKAP (DOUBLE
CRIMINALITY) : PERBUATAN YANG DILAKUKAN
PELAKU DIANGGAP SUATU KEJAHATAN BAGI
NEGARA YANG MEMINTA MAUPUN NEGARA
YANG DIMINTA.
b. ASAS PENOLAKAN : BILA PERBUATAN YANG
DILAKUKAN OLEH PELAKU MERUPAKAN
AKTIVITAS POLITIK, MAKA NEGARA YG DIMINTA
BERHAK UNTUK MENOLAK;
c. ASAS PERLINDUNGAN : NEGARA YANG DIMINTA
MEMPUNYAI HAK UNTUK TIDAK
MENYERAHKAN WARGA NEGARANYA SENDIRI.
NEGARA YANG PALING LAYAK MENGADILI
 DALAM HAL EKSTRADISI NEGARA YANG PALING
LAYAK MENGADILI ADALAH NEGARA YANG
MENJADI TEMPAT DILAKUKANNYA KEJAHATAN.
 SELAIN KARENA NEGARA TERSEBUT
MEMPUNYAI KEPENTINGAN TERBESAR, JUGA
DISEBABKAN PENUNTUTAN DAN PEMIDANAAN
OLEH NEGARA TEMPAT TERJADINYA KEJAHATAN
AKAN PALING MEMUNGKINKAN, SEBAB
DIDUKUNG OLEH HUKUM YANG MAMPU
MENJANGKAU PERBUATAN PELAKU
PERJANJIAN EKSTRADISI INDONESIA
INDONESIA TELAH MEMBUAT
PERJANJIAN EKSTRADISI DENGAN
BEBERAPA NEGARA ASEAN :
 MALAYSIA : UNDANG UNDANG NO 9

TAHUN 1974
 PHILIPINA : UNDANG UNDANG NO 10

TAHUN 1976
 THAILAND : UNDANG UNDANG NO 2

TAHUN 1978
Contoh kasus
 A seorang Warga Negara Malaysia, di
Mlaaysia A melakukan TP Pembunuhan
dan kemudian melarikan diri ke Indonesia.
Kepolisian RI menerima Red notice dan
melakukan penangkapan terhadap A
kemudian A di pulangkan kembali ke
Malaysia untuk diadili disana.
Contoh kasus 1
James adalah seorang Warga Negara
Philipina, ia datang ke Indonesia pada bulan
Maret 2020 untuk berlibur di Bali-Indonesia.
Ketika sampai di Bali James terlibat
perkelahian dengan warga Bali hingga
korban meninggal dunia.
Hukum negara manakah yang diterapkan
pada James?
Contoh kasus 2
 Toni adalah warga negara Indonesia. Pada
bulan Januari ia pergi ke singapura untuk
berlibur. Sampai di singapura ia ingin
membeli jam tangan namun tidak memiliki
cukup uang, akhirnya ia nekat mencuri
jam tangan tersebut dan tertangkap.

 Hukum negara manakah yang diterapkan


utnuk Toni?
Contoh kasus 3
 Roni adalah seorang warga negara Indonesia namun dia
tidak menyukai presiden Indo saat ini. Pada bulan April
Roni pergi ke Malaysia, saat di Malaysia terdapat acara
kunjungan Presiden Indonesia ke Malaysia. Roni
berencana ingin menyuarakan penggulingan
pemerintahan dan melancarkan aksinya di Malaysia agar
masyarakat dunia mengetahui. Tepat saat Presiden
Indonesia di acara tersebut, Roni membawa sepanduk
besar dan menyebarkan tulisan yang isinya keinginan
untuk menggulingkan presiden Indonesia. Roni juga
mencoba untuk melakukan penyerangan terhadap
presiden Indonesia. Akhirnya Roni ditangkap di Malaysia.
 Hukum negara manakah yang akan diterapkan?

Anda mungkin juga menyukai