0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan2 halaman
Pola pelaporan perkara di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama telah diatur dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA/001/SK/1/1991. Laporan harus dibuat setiap akhir bulan dan mencakup laporan keadaan perkara, laporan keuangan, laporan jenis perkara, serta laporan kegiatan hakim. Laporan bulanan tersebut wajib diterima Pengadilan Tinggi Agama selambat-lambatnya tang
Pola pelaporan perkara di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama telah diatur dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA/001/SK/1/1991. Laporan harus dibuat setiap akhir bulan dan mencakup laporan keadaan perkara, laporan keuangan, laporan jenis perkara, serta laporan kegiatan hakim. Laporan bulanan tersebut wajib diterima Pengadilan Tinggi Agama selambat-lambatnya tang
Pola pelaporan perkara di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama telah diatur dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA/001/SK/1/1991. Laporan harus dibuat setiap akhir bulan dan mencakup laporan keadaan perkara, laporan keuangan, laporan jenis perkara, serta laporan kegiatan hakim. Laporan bulanan tersebut wajib diterima Pengadilan Tinggi Agama selambat-lambatnya tang
Sebelum pola bindalmin dilaksanakan di Pengadilan Agama sistem laporan masjh bersifat data,belum sepenuhnya bersifat evaluasi. Laporan bersifat data gidak dapat diketahui perkara-perkara mana yang telah diputus dan perkara-perkara mana yang masih diproses,juha tidak dapat dievaluasi tingkah laku hakim dalam menyelenggarakan jalannya peradilan, terutama yang berkaitan dengan minutasi perkara. surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No.KMA/001/SK/1/1991 Tangal 24 Januari 1991 di Pengadilan Agama. maka pola laporan di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai berikut: A. Laporan. B. Asli laporan dikirim kepada ketua Pengadilan Tinggi Agama,sedangkan lembar kedua dikirim kepada Mahkamah Agung cq. Direktur Jendral Badan Pengadilan Agama. C. Laporan keadaan perkara,laporan keuangan perkara dan laporan jenis perkara di setiap akhir bulan dan harus diterima oleh pengadilan tinggi agama selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. D. Laporan perkara yang dimohonkan banding. Laporan perkara yang dimohonkan kasasi,laporan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali dan laporan perkara yang dimohonkan eksekusj, dibuat setiap 4 (empat ) bulan, yaitu pada akhir bulan april, Agustus dan Desember. E. Laporan kegiatan hakim dibuat setiap 6 bulan yaitu pada akhir bulan Juni dan Desember. F. Laporan keadaan perkara tentang keadaan perkara sejak diterima sampai diputus dan diminutasi. G. Laporan perkara yang dimohonkan banding berisi tentang keadaan perkara yang dimohonkan banding, mulai tanggal putusan, tanggal permohonan banding, sampai tanggal pengiriman berkas perkara kepengadilan tinggi agama/mahkamah syar’iyah provinsi. H. Laporan perkara yang dimohonkan kasasi berisi tentang keadaan perkara yang dimohonkan kasasi,mulai tanggal penerimaan berkas dari pengadilan tinggi agama/mahkamah syar’iyah provinsi sampai dengan tanggal pengiriman berkas perkara ke mahkamah agung. I. Laporan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali berisi tentang keadaan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali, mulai tanggal penerimaan berkas dari mahkamah agung atau pengadilan tinggi agama/mahkamah syar’iyah provinsi sampai dengan tanggal pengiriman berkas perkara ke mahkamah agung. J. Laporan perkara yang dimohonkan eksekusi berisi tentang keadaan perkara yang dimohonkan eksekusi, mulai tanggal permohonan eksekusi sampai dengan selesainya eksekusi. K. Perkara yang lebih dari 6 bulan sejak diterima teenyata belum diputus, harus disebutkan alasannya dalam kolom keterangan. L. Perkara sebagaimana tersebut pada angga 1 huruf b sampai dengan huruf e diatas, tetap dilaporkan dalam setiap laporan sampai perkara diputus. M. Laporan kegiatan hakim berisi tentang jumlah perkara yang diterima, diputus, sisa perkara, serta jumlah perkara yang sudah maupun yang belum diminutasi. N. Laporan tentang keadaan keuangan perkara harus sesuai dengam buku induk keuangan perkara. O. Laporan LI-PA.1 sampai dengan LI-PA.7 adalah laporan yang bersifat evaluasi, sehingga dari laporan-laporan tersebut dapat dipantau tentang kegiatan para pejabat peradilan secara keseluruhan, baik hakum maupun pejabat kepaniteraan yang berhubungan dengan jalannya penyelenggaraan peradilan. P. Laporan LI-PA.8 adalah laporan yang berisi tentang Q. Laporan LI-PA.9 sampai dengan LI-PA.12 adalah laporan yang bersifat khusus untuk menggambarkan pelaksanaan mediasi penggunaan akta pertanggungjawaban uang iwald dan sebab-sebab terjadinya perceraian. R. Laporan LI-PA.13 adalah yang bersifat tahunan dan mencakup semua jenis laporan
2. Laporan Pengadilan tinggi agama.
3. Laporan dibuat pada setiap akhir bulan, dan sudah diterima selambatlambatnya pada tanggal 15 bulan berikutnya.
4. Ketua Pengadilan Tinggi Agama
5. Sebelum menandatangani laporan bulanan, hendaknya meneliti sendiri,serta
memerintahkan hakim untuk meneliti laporan-laporan tersebut.