Anda di halaman 1dari 2

Pola pelaporan perkara

1. Pelaporan perkara pengadilan agama


Sebelum pola bindalmin dilaksanakan di Pengadilan Agama sistem laporan masjh bersifat
data,belum sepenuhnya bersifat evaluasi. Laporan bersifat data gidak dapat diketahui
perkara-perkara mana yang telah diputus dan perkara-perkara mana yang masih
diproses,juha tidak dapat dievaluasi tingkah laku hakim dalam menyelenggarakan jalannya
peradilan, terutama yang berkaitan dengan minutasi perkara. surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI No.KMA/001/SK/1/1991 Tangal 24 Januari 1991 di Pengadilan Agama.
maka pola laporan di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai berikut:
A. Laporan.
B. Asli laporan dikirim kepada ketua Pengadilan Tinggi Agama,sedangkan lembar kedua
dikirim kepada Mahkamah Agung cq. Direktur Jendral Badan Pengadilan Agama.
C. Laporan keadaan perkara,laporan keuangan perkara dan laporan jenis perkara di  setiap
akhir bulan dan harus diterima oleh pengadilan tinggi agama selambat-lambatnya tanggal
15 bulan berikutnya.
D. Laporan perkara yang dimohonkan banding. Laporan perkara yang dimohonkan
kasasi,laporan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali dan laporan perkara yang
dimohonkan eksekusj, dibuat setiap 4 (empat ) bulan, yaitu pada akhir bulan april, Agustus
dan Desember.
E. Laporan kegiatan hakim dibuat setiap 6 bulan yaitu pada akhir bulan Juni dan Desember.
F. Laporan keadaan perkara tentang keadaan perkara sejak diterima sampai diputus dan
diminutasi.
G. Laporan perkara yang dimohonkan banding berisi tentang keadaan perkara yang
dimohonkan banding, mulai tanggal putusan, tanggal permohonan banding, sampai tanggal
pengiriman berkas perkara kepengadilan tinggi agama/mahkamah syar’iyah provinsi.
H. Laporan perkara yang dimohonkan kasasi berisi tentang keadaan perkara yang
dimohonkan kasasi,mulai tanggal penerimaan berkas dari pengadilan tinggi
agama/mahkamah syar’iyah provinsi sampai dengan tanggal pengiriman berkas perkara ke
mahkamah agung.
I. Laporan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali berisi tentang keadaan perkara
yang dimohonkan peninjauan kembali, mulai tanggal penerimaan berkas dari mahkamah
agung atau pengadilan tinggi agama/mahkamah syar’iyah provinsi sampai dengan tanggal
pengiriman berkas perkara ke mahkamah agung.
J. Laporan perkara yang dimohonkan eksekusi berisi tentang keadaan perkara yang
dimohonkan eksekusi, mulai tanggal permohonan eksekusi sampai dengan selesainya
eksekusi.
K. Perkara yang lebih dari 6 bulan sejak diterima teenyata belum diputus, harus disebutkan
alasannya dalam kolom keterangan.
L. Perkara sebagaimana tersebut pada angga 1 huruf b sampai dengan huruf e diatas, tetap
dilaporkan dalam setiap laporan sampai perkara diputus.
M. Laporan kegiatan hakim berisi tentang jumlah perkara yang diterima, diputus, sisa
perkara, serta jumlah perkara yang sudah maupun yang belum diminutasi.
N. Laporan tentang keadaan keuangan perkara harus sesuai dengam buku induk keuangan
perkara.
O. Laporan LI-PA.1 sampai dengan LI-PA.7 adalah laporan yang bersifat evaluasi, sehingga
dari laporan-laporan tersebut dapat dipantau tentang kegiatan para pejabat peradilan
secara keseluruhan, baik hakum maupun pejabat kepaniteraan yang berhubungan dengan
jalannya penyelenggaraan peradilan.
P. Laporan LI-PA.8 adalah laporan yang berisi tentang
Q. Laporan LI-PA.9 sampai dengan LI-PA.12 adalah laporan yang bersifat khusus untuk
menggambarkan pelaksanaan mediasi penggunaan akta pertanggungjawaban uang iwald
dan sebab-sebab terjadinya perceraian.
R. Laporan LI-PA.13 adalah yang bersifat tahunan dan mencakup semua jenis laporan

2. Laporan Pengadilan tinggi agama.

3. Laporan dibuat pada setiap akhir bulan, dan sudah diterima selambatlambatnya pada
tanggal 15 bulan berikutnya.
 
4. Ketua Pengadilan Tinggi Agama

5. Sebelum menandatangani laporan bulanan, hendaknya meneliti sendiri,serta


memerintahkan hakim untuk meneliti laporan-laporan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai