Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Muhammad Fatkhurrozikin

NIM : 20421146

Tugas ke-5

PERISTIWA HUKUM

Peristiwa hukum adalah sebuah peristiwa yang dapat menggerakkan hukum/menimbulkan


akibat hukum. Tidak semua dapat dikatakan sebagai peristiwa hukum.

Dengan demikian, apabila ada suatu perbuatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh orang
yang melakukannya. Maka perbuatan itu tidak termasuk dalam peristiwa hukum.

Peristiwa hukum sendiri dapat dibedakan dalam dua jenis:

1. Peristiwa Hukum karena Perbuatan Subjek Hukum


Peristiwa hukum karna perbuatan subjek hukum adalah suatu peristiwa hukum yang terjadi
akibat perbuatan subjek hukum. Contoh peristiwa pembuatan surat wasiat, hibah barang.

2. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subjek hukum atau peristiwa hukum
lainnya
Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subjek hukum adalah peristiwa hukum yang terjadi
dalam masyarakat yang bukan merupakan akibat dari perbuatan subjek hukum. Contoh
peristiwa kelahiran, kematian, dan kedaluarsa.

1. Keadaan;

a. Alamiah: siang/malam hari


b. Kejiwaan: normal/abnormal
c. Sosial: keadaan perang;

2. Kejadian;

a. keadaan darurat,
b. kelahiran
c. Pernikahan
d. Perceraian
4. Transaksi jual beli barang.
Hal ini terdapat akibat diatur oleh hukum, yaitu terdapat hak dan kewajiban seperti pada pasal
1457 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan “Jual beli adalah suatu
persetujuan, dengan mana pihak uang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan”.
e. Kena Hukum Pengadilan (Vonis)
f. Tilang
g. Kematian seseorang.
Hukum perdata akan menimbulkan akibat yang telah diatur oleh hukum pada peristiwa
kematian seseorang secara wajar, seperti penetapan pewaris dan ahli waris. Menurut pasal
830 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu menyatakan bahwa Pewarisan hanya
berlangsung karna kematian. Namun, kalo kematian tersebut karna pembunuhan, maka
akibat hukum yang timbul bagi pembunuh harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
A dan B mengadakan jual beli barang.

Peristiwa ini merupakan peristiwa hukum yang diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata yang
berbunyi : “jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengakibatkan
dirinya untuk menyerahkan sesuatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan.” (Wignjodipuro, loc.cit).

Dalam hal ini A dan B mempunyai hak dan kewajiban. Di mana A di samping berhak
menerima bayaran dari B, juga wajib menyerahkan barang itu kepada B, begitu juga B di
samping berhak menerima barang tersebut dari A, juga wajib membayarnya.

Apabila salah satu pihak tidak melakukan kewajibannya, maka dapat digugat oleh pihak yang
dirugikan di muka hakim.

Dengan adanya kematian seseorang akan menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh
hukum seperti penetapan pewaris dan ahli waris (bidang hukum perdata). Jika kematian
orang itu disebabkan oleh pembunuhan, maka menimbulkan akibat hukum bagi pelaku
pembunuhan itu, yakni mempertanggungjawabkan atas perbuatannya (bidang hukum pidana)

e. kadaluwarsa

3. Sikap tindak dalam hukum.

a. Menurut hukum: sepihak atau banyak pihak


b. Melanggar hukum:
– exess du pouvoir melampaui batas kekuasaan di bidang Hukum Tata Negara;
– detournement de pouvoir/menyalahgunakan kekuasaan di bidang Hukum Administrasi
Negara;

Menurut Soeroso (hal. 252-253), macam-macam peristiwa hukum terdiri dari:

1. Peristiwa menurut hukum dan peristiwa melanggar hukum


Contoh:
a. Kelahiran, kematian, pendudukan tanah, pencemaran laut.
b. Lingkungan hidup, jual-beli, sewa menyewa, pemberian kredit, pembukaan rekening pada
bank, perjanjian negara, pembunuhan dan lain-lain.

Kejadian/peristiwa itu dapat terjadi karena:


a. Perbuatan manusia;
b. Keadaan;

Suatu peristiwa dapat menimbulkan akibat hukum.


Contoh:
Pasal 1239 KUHPerdata, yang berbunyi:
Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu apabila tidak dipenuhi
kewajiban itu oleh si berutang maka ia berkewajiban memberikan penggantian biaya, rugi
dan bunga.

Dari contoh tersebut di atas terlihat bahwa adanya peristiwa-peristiwa tidak memenuhi
kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat sama sekali, akibat hukumnya mengganti biaya,
rugi dan bunga.

2. Peristiwa hukum tunggal dan peristiwa hukum majemuk


a. Peristiwa hukum tunggal terdiri dari satu peristiwa saja.
Contoh:
> hibah (pemberian)
b. Peristiwa hukum majemuk, terdiri lebih dari satu peristiwa.
Contoh:
> Dalam perjanjian jual-beli akan terjadi peristiwa tawar menawar, penyerahan barang,
penerimaan barang.
> Sebelum perjanjian kredit akan terjadi perundingan, penyerahan uang dan di pihak lain
penyerahan barang bergerak sebagai jaminan gadai. Dengan pengembalian uang, maka di
pihak lain berarti pengembalian barang jaminan.

3. Peristiwa hukum sepintas dan peristiwa terus menerusa.


a. Peristiwa hukum sepintas, seperti pembatalan perjanjian tawar-menawar.
b. Peristiwa hukum terus menerus, seperti perjanjian sewa-menyewa. Uang sewa- menyewa
berjalan bertahun-tahun.

4. Peristiwa hukum positif dan peristiwa hukum negatif.

Anda mungkin juga menyukai