Anda di halaman 1dari 13

BERLAKUNYA

HUKUM PIDANA
MENURUT
TEMPAT

Achmad Ratomi
ADA 4 ASAS DI DALAM KUHP

1. Asas Teritorial
2. Asas Personalia
3. Asas Perlindungan
4. Asas Universal
ASAS TERITORIAL
Pasal 2 KUHP
Ketentuan pidana dalam perundang-
undangan Indonesia diterapkan bagi setiap
orang yang melakukan sesuatu tindak pidana
di Indonesia
 Setiap orang = WNI dan WNA yg ada di Indo
 Wilayah Indo meliputi daratan, laut & udara
 Psl 3 : kapal dan pesawat
PASAL 95
Yang disebut kapal Indonesia ialah kapal yang
mempunyai surat laut atau pas kapal, atau surat izin
sebagai pengganti sementara menurut aturan-aturan
umum mengenai surat laut dan pas kapal di Indonesia.
PASAL 95a
(1)Yang dimaksud dengan pesawat udara Indonesia
adalah pesawat udara yang didaftarkan di Indonesia.
(2)Termasuk pula pesawat udara Indonesia adalah
pesawat udara asing yang disewa tanpa awak
pesawat dan dioperasikan oleh perusahaan
penerbangan Indonesia.
PENGECUALIAN TERHADAP ASAS
TERITORIAL
• SUBJEK : Kepala Neg, Dubes,
Konsul, Diplomat, petugas lembaga
internasional
• TEMPAT : Wil kedubes suatu neg,
Wil angkatan bersenjata suatu neg,
kapal berbendera asing.
ASAS PERSONALIA
(1) Ketentuan pidana dalam per-uu-an Indonesia diterapkan
bagi warga negara yang di luar Indonesia melakukan:
1. salah satu kejahatan tersebut dalam Bab I dan II Buku
Kedua dan pasal-pasal 160, 161, 240, 279, 450, dan
451.
2. salah satu perbuatan yang oleh suatu ketentuan
pidana dalam per-uu-an Indonesia dipandang
sebagai kejahatan, sedangkan menurut per-uu-an
negara dimana perbuatan dilakukan diancam dengan
pidana.
(2) Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud dalam butir
2 dapat dilakukan juga jika tertuduh menjadi warga
negara sesudah melakukan perbuatan.
PASAL 6
Berlakunya pasal 5 ayat 1 butir 2 dibatasi
sedemikian rupa sehingga tidak dijatuhkan
pidana mati, jika menurut perundang-
undangan negara dimana perbuatan
dilakukan, terhadapnya tidak diancamkan
pidana mati.
ASAS PERLINDUNGAN
• Bersandar pada pelanggaran thd kepentingan hukum suatu negara
PASAL 4
Ketentuan pidana dalam per-uu-an Indonesia diterapkan bagi setiap orang
yang melakukan di luar Indonesia:
1. salah satu kejahatan berdasarkan pasal-pasal 104, 106, 107,108, dan 131.
2. suatu kejahatan mengenai mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan
oleh negara atau bank, ataupun mengenai meterai yang dikeluarkan dan
merek yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia.
3. pemalsuan surat hutang atau sertifikat hutang atas tanggungan Indonesia,
atas tanggungan suatu daerah atau bagian daerah Indonesia, termasuk
pula pemalsuan talon, tanda dividen atau tanda bunga, yang mengikuti
surat atau sertifikat itu, dan tanda yang dikeluarkan sebagai pengganti
surat tersebut, atau menggunakan surat-surat tersebut di atas, yang palsu
atau dipalsukan, seolah-olah asli dan tidak dipalsu;

• Setiap orang : WNI dan WNA


PASAL 7
Ketentuan pidana dalam per-uu-an Indonesia berlaku
bagi setiap pejabat yang di luar Indonesia melakukan
salah satu tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
bab XXVIII Buku Kedua

PASAL 8
Ketentuan pidana dalam per-uu-an Indonesia berlaku
bagi nahkoda dan penumpang perahu Indonesia, yang
diluar Indonesia, sekalipun di luar perahu, melakukan
salah satu tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
Bab XXIX Buku Kedua, dan BAb IX Buku ketiga; begitu
pula yang tersebut dalam peraturan mengenai surat laut
dan pas kapal di Indonesia, maupun dalam Ordonansi
Perkapalan.
ASAS UNIVERSAL
• Disandarkan pada kepentingan hukum internasional
yang dilanggar.
• Berlaku bagi setiap WNI dan WNA yg melakukan
tindak pidana baik di wil Indo maupun di luar wil
Indo.
• Tindak pidana yg dilakukan adalah:
 Kejahatan materai, mata uang dan merk (Psl 4 ke-
2)
 Kejahatan pembajakan (Psl 4 ke-4)
 Termasuk juga kejahatan Narkotika
TEMPUS DELICTI
• Waktu terjadinya tindak pidana
• 5 arti penting tempus delicti:
1. asas legalitas
2. Kemampuan bertanggung jawab
3. Pertanggungjawaban pidana anak (UU SPPA)
4. Daluwarsa
5. Keadaan yang memperberat (mis : psl 2 ayat
2 UU Tipikor)
• Tempus delicti dibedakan :
 Waktu perbuataan itu dilakukan
 Waktu ketika perbuatan itu selesai dilakukan
 Waktu akibat dari perbuataan itu terjadi
• Berkaitan dg daluwarsa dan hak penuntutan,
tempus delicti -nya adalah sesudah terjadi akibat
• Berkaitan dg asas legalitas dan kemampuan
bertanggungjawab, tempus delicti -nya adalah
saat tindakan/perbuatan terjadi.
LOCUS DELICTI
• Tempat terjadinya tindak pidana
• Ada 2 arti penting locus delicti:
1. Menetapkan pemberlakuan hk pid Indo
2. Kompetensi relatif pengadilan
• Ada 3 teori dalam menetapkan locus delicti:
1. Teori Perbuatan materiil
2. Teori Instrumen
3. Teori akibat

Anda mungkin juga menyukai