Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN KERJASAMA

Nomor : 0017/ SKTG / XII/ 2019

Antara

FAKULTAS HUKUM PONTIANAK


Dengan

PT. IINDOMANTAP

Pada hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan Februari Tahun Dua Ribu Dua Puluh, kami yang
bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Sheren Tobing , SH. MH


Jabatan : Dekan Fakultas Hukum Pontianak
Alamat : Jl. Saudara No. 17 Pontianak

Dalam hal ini bertindak sesuai dengan jabatan tersebut mewakili Direksi atas nama
Fakultas Hukum Pontianak berkedudukan di Pontianak, untuk sekarang dan selanjutnya
di sebut PIHAK KESATU

2. Nama : Josua Tobing


Jabatan : Direktur Utama PT. Indomantap
Alamat : Jl. Sekoteng No. 17 Pontianak

Dalam hal ini bertindak untuk nama diri sendiri atau selaku penanggung jawab atas PT.
Indomantap untuk sekarang dan selanjutnya di sebut PIHAK KEDUA

Para pihak sepakat dan setuju untuk mengikat diri dalam perjanjian kerjasama dalam
pembangunan ruang PLKH yang akan dilaksanakan di Kota Pontianak, Jakarta, Surabaya, dan
Yogyakarta, dan akan diatur berdasarkan ketentuan – ketentuan pada pasal – pasal berikut :
PASAL 1
UMUM
1. Pihak kesatu mewakili PT. Kalang Kabut sebuah perusahaan penanaman modal asing
yang bergerak dibidang makanann dan minuman bayi.
2. Pihak kedua adalah tenaga ahli dan mewakili organisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI).
3. Pihak ketiga sebagai PT. Angin Ribut yakni perusahaan yang bergerak di bidang Event
Organizer.

PASAL 2
HAK DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KESATU

1. Pihak Pertama mempunyai hak bertukar fikiran mengenai hal hal yang berkaitan dengan
kegiataj yang akan dilaksanakan yakni training untuk dokter dokter anak kepada pihak
kedua dan ketiga.
2. Pihak Pertama berhak untuk memastikan target mengenai terselenggaranya CSR.
3. Pihak Pertama berhak menerima dan meminta laporan secara berkala dari pihak kedua
dan pihak ketiga baik harian, maupun mingguan sebagai bahan evaluasi target
terselenggaranya CSR yang disepakati oleh para pihak.
4. Pihak Pertama berhak memutuskan kerjasama ini secara sepihak apabila pihak kedua dan
pihak ketiga tidak dapat memenuhi target yang telah disepakati para pihak dan/atau
melanggar aturan dan/atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh para pihak.
5. Pihak Pertama wajib mendukung penuh segaala sarana dan prasarana baik materi maupun
moril demi terselenggaranya CSR.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. Pihak kedua berhak dan wajib bertanggung jawab terhadap tugas dan target CSR yang
ditetapkan oleh pihak pertama dan telah diketahui dan dimengerti oleh pihak kedua.
2. Pihak kedua berhak dan wajib menentukan materi training pelatihan bagi dokter dokter
spesialis anak dan narasumbernya.
3. Pihak kedua wajib mengikuti dan melaksanakan secara baik dan benar peraturan dan /
atau ketentuan tugas dan target CSR seperti yang dimaksud pada pasal 3 ayat 1 diatas.
4. Pihak kedua wajib melaporkan hasil CSR kepada pihak kesatu.
5. Pihak kedua wajib memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan kepada peserta CSR
sehingga dapat menaikkan citra dan nama baik para pihak.
6. pihak kedua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala sesuatu yang dijanjikan
pihak kedua maupun materi training dan narasumber yang tidak sesuai dana tau diluar
ketentuan yang ditetapkan oleh para pihak.
7. Pihak kedua dilarang mengenakan atau memungut biaya dalam bentuk apapun juga
kepada peserta pelatihan CSR selain yang telah ditetapkan bersama.
8. Pihak kedua berhak atas kompensasi dari pihak kesatu dari hasil pelatihan CSR selama
seluruh persyaratan yang ditetapkan telah dipenuhi oleh pihak kedua.
9. Pihak kedua wajib membantu pihak kesatu dan pihak ketida, apabila dibutuhkan dalam
segala hal yang berkaitan dengan permasalahan CSR.

PASAL 4
HAK DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KETIGA

1. Pihak ketiga berhak dan wajib bertanggung jawab terhadap tugas dan target CSR yang
ditetapkan oleh pihak pertama dan telah diketahui dan dimengerti oleh pihak ketiga.
2. Pihak ketiga berhak dan wajib menjadi EO dalam kegiatan CSR yaitu training kepada
dokter dokter spesialis anak di kota Pontianak, Surabaya, DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
sesuai yang telah ditetapkan oleh pihak kesatu dan telah diketahui dan dimengerti oleh
pihak ketiga.
3. Pihak ketiga wajib mengikuti dan melaksanakan secara baik dan benar peraturan dan /
atau ketentuan tugas dan target CSR seperti yang dimaksud pada pasal 3 ayat 1 diatas.
4. Pihak ketiga wajib melaporkan hasil dari CSR kepada pihak kesatu.
5. Pihak ketiga wajib memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan dalam CSR, sehingga
dapat menaikkan citra dan nama baik para pihak.
6. pihak ketiga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala sesuatu yang dijanjikan
pihak ketiga maupun terselenggaranya CSR yang tidak sesuai dan / atau diluar ketentuan
yang ditetapkan oleh para pihak.
7. Pihak ketiga dilarang mengenakan dan memungut biaya dalam bentuk apapun juga
kepada peserta pelatihan CSR selain yang telah ditetapkan bersama.
8. Pihak ketiga berhak atas kompensasi dari pihak kesatu dari hasil pelatihan CSR selama
seluruh persyaratan yang ditetapkan telah dipenuhi oleh pihak kedua.
9. Pihak ketiga wajib membantu pihak kesatu dan pihak kedua, apabila dibutuhkan dalam
segala hal yang berkaitan dengan permasalahan CSR.

PASAL 5
TARGET PENCAPAIAN

1. Pihak kedua dan ketiga bersedia dan berkewajiban memenuhi target terselenggaranya
CSR yaitu training kepada spesiali-spesialis anak di kota Pontianak, Yogyakarta ,
Surabaya, dan di Jakarta.
2. Untuk segala kegiatan pelasakanaan CSR yaitu training kepada dokter spesialis-spesialis
anak di tanggung oleh Pihak Pertama yaitu Angelica Sebayang
3. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga wajib menyampaikan anggaran biaya secara tertulis dan
meminta persetujuan dari Pihak Pertama seperti dimaksud di atas selambat-lambatnya 1
bulan sebelum waktu pelaksanaan.
PASAL 6
IMBALAN JASA/ KOMISI

1. Pihak Pertama sepakat akan memberikan imbalan jasa atau komisi dari hasil kegiatan
training CSR kepada pihak kedua maupun pihak ketiga. Adapun pembagian imbalan jasa
atau komisi telah disepakati sebelumnya sesuai dengan pasal 3 ayat 7 dan 8 dan pasal 4
ayat 7 dan 8.
2. Pemberian komisi akan diberikan setelah terlaksanakannya training CSR di 4 kota yang
telah di tentukan sebelumnya oleh pihak kesatu.
3. Jika terdapat ketidaksesuaian ataupun komplain dapat mengajukan permohonan pada
Pihak Pertama sebagai penyelenggara kegiatan CSR

PASAL 7
SANKSI / DENDA
1. Pihak Kedua dan Pihak Ketiga bersedia dikenakan sanksi atau denda bilamana segala
kegiatan yang telah di janjikan oleh pihak kedua Maupun pihak ketiga tidak terlaksana
dengan baik atau yang telah ditetapkan oleh parah pihak sesuai dengan kesepakatan yang
telah dibentuk.
2. Pihak Pertama berhak memutuskan kerjasama secara sepihak apabila Pihak Pertama dan
pihak Ketiga tidak dapat memenuhi target yang telah disepakati para pihak dan/atau
melanggar aturan dan/atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh para pihak.

PASAL 8
ADDENDUM DAN LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini termasuk segala bentuk perubahan atau revisi
penyesuaian isi perjanjian akan dimusyawarahkan dan mendapat persetujuan ketiga pihak
terlebih dahulu dan dibuatkan dalam suatu Addendum perjanjian yang menjadi satu kesatuan
dengan Surat Perjanjian Kerjasama ini.
PENUTUP

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap tiga bermaterai cukup yang ditanda tangani oleh
ketiga belah pihak, yang berfungsi sebagai dokumen asli dan mempunya kekuatan hukum yang
kuat dan sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA PIHAK KETIGA

dr. Sheren Frestika Siahaan Angelica Sebayang Vivi Krisnawati Sriningsi


IDAI (Ikatan Dokter Anak PT.KALANG KABUT Direktur Utama
Indonesia) PT. ANGIN RIBUT

Berdasarkan Penawaran Harga Surat dari CV. Sukasenang Jaya


Nomor : 3128
Tanggal : 20 Juni 2012

Kedua belah pihak dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam
suatu perjanjian dalam bidang pelaksanaan Pembangunan Rumah Tinggal dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini :

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN
(1) PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan Pembangunan Rumah Tinggal Beralamat Jl.
Surat Kuasa No. 339, Cibinong Bogor
(2) Lingkup Pekerjaan secara terperinci adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ini.

Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
b. Petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA baik secara lisan maupun tulisan.

Pasal 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN MASA PEMELIHARAAN
(1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan selama 30 (tiga puluh) hari kalender
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja tanggal 22 juni 2012 dan harus sudah
selesai dan diserahkan paling lambat tanggal 25 juni 2012
(2) Waktu penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, tidak dapat diubah oleh
PIHAK KEDUA, kecuali adanya keadaan memaksa sebagaimana telah diatur dalam perjanjian
ini.
(3) Masa Pemeliharaan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung mulai serah terima
Pertama pekerjaan dimaksud.

Pasal 4
SUB KONTRAKTOR
(1) Apabila suatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada suatu sub kontraktor, maka PIHAK
KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA, hubungan antara
PIHAK KEDUA dengan sub kontraktor menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
(2) Jika ternyata PIHAK KEDUA telah menyerahkan pekerjaan kepada sub kontraktor tanpa
persetujuan pengawas, maka setelah pengawas memberikan peringatan tertulis kepada PIHAK
KEDUA, PIHAK KEDUA harus mengembalikan keadaan sehingga sesuai dengan isi surat
perjanjian ini, semua biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA atau sub kontraktor
untukpekerjaan yang dilakukan oleh sub kontraktor itu, ditanggung oleh PIHAK KEDUA
sendiri.
(3) Untuk bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada sub kontraktor atas sepengetahuan
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA harus melakukan koordinasi yang baik, serta penuh
tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh sub kontraktor, serta melakukan
pengawasan bersama-sama pengawas.

Pasal 5
JAMINAN PELAKSANAAN
(1) Pemborong yang ditunjuk sebagai pemenang lelang sebelum menandatangani kontrak
diwajibkan memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5 % dari nilai kontrak yaitu
Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah).
(2) Pada saat Jaminan Pelaksanaan diterima, maka jaminan penawaran akan dikembalikan.
(3) Jaminan Pelaksanaan menjadi milik PEMILIK RUMAH apabila ;
– Dalam hal pemenang lelang dalam waktu yang telah ditetapkan tidak melaksanakan
pekerjaan/penyerahan barang
– Dalam hal pemenang lelang mengundurkan diri setelah menandatangani kontrak.

Pasal 6
HARGA BORONGAN
(1) Jumlah harga borongan untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 perjanjian ini
adalah sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) termasuk pajak–pajak yang dibebankan
kepada PEMILIK RUMAH dan merupakan jumlah yang tetap dan pasti (lumpsum fixed price).
(2) Dalam jumlah harga borongan tersebut pada ayat (1) di atas, sudah termasuk pajak-pajak dan
biaya-biaya lainnya yang harus dibayarkan PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Pasal 7
CARA PEMBAYARAN
a) Uang muka kerja sebesar 20 % dari nilai Kontrak yaitu sebesar :
20 % x Rp. 100.000.000,- = Rp. 5.000.000,- setelah menyerahkan jaminan uang muka yang
diberikan oleh Bank Umum atau Asuransi yang telah mendapatkan dukungan perusahaan
Asuransi dalam dan luar negeri yang cukup bonafit.
b) Pembayaran Pertama sebesar 40 % dari nilai Kontrak dikurangi dengan angsuran
pengembalian uang muka yang telah diambil, dibayarkan setelah fisik dilapangan mencapai 45%
yang dibuktikan dengan Berita acara Pemeriksaan Lapangan dengan perincian :
Pembayaran Angsuran Pertama = 40% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 25.000.000,-
Potongan Uang Muka = 40% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 25.000.000,-,-
Jumlah Pembayaran Angsuran Pertama sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
c) Pembayaran Kedua sebesar 40 % dari nilai Kontrak dikurangi dengan angsuran pengembalian
uang muka yang telah diambil, dibayarkan setelah fisik di lapangan mencapai 85% yang
dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan dengan perincian :
Pembayaran Angsuran Pertama = 40% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
Potongan Uang Muka = 40% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
Jumlah Pembayaran Angsuran Kedua sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah)
d) Pembayaran Ketiga sebesar 15 % dari nilai Kontrak dikurangi dengan angsuran pengembalian
uang muka yang telah diambil, dibayarkan setelah fisik dilapangan mencapai 100% yang
dibuktikan dengan Berita acara Pemeriksaan Lapangan dengan perincian :
Pembayaran Angsuran Ketiga = 15% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 12.000.000,-
Potongan Uang Muka = 20% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 12.500.000,-
Jumlah Pembayaran Angsuran Ketiga Rp. 23.500.000 (dua puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah)
e) Pembayaran Terakhir sebesar 5 % dari nilai Kontrak yaitu sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta
rupiah) dibayarkan setelah berakhirnya masa pemeliharaan dan telah diadakan serah terima
pekerjaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA yang dibuktikan dengan Berita Acara Penyerahan
Kedua untuk Pekerjaan dimaksud dengan catatan :
1) Pembayaran dapat dilakukan dalam beberapa termin/angsuran sesuai dengan kebutuhan
kondisi ;
2) Perincian pembayaran tiap termin/angsuran diperhitungkan nilai kontrak dikurangi besarnya
uang muka

Pasal 8
PENYERAHAN PEKERJAAN
(1) Sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk memberitahukan terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Penyerahan pekerjaan harus dilakukan dan dinyatakan dalam Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan, apabila PIHAK KEDUA sudah menyelesaikan seluruh pekerjaan (selesai 100 %)
sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi teknis.
Pasal 9
DENDA-DENDA DAN SANKSI-SANKSI
Keterlambatan penyelesaian/penyerahan pekerjaan dari jangka waktu yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian ini, akan dikenakan denda/sanksi sebesar 1 ‰ (satu permil) untuk setiap hari
keterlambatan dengan maksimum 5 % (lima persen) dari jumlah harga borongan.

PASAL 10
KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE
a) Semua kenaikan harga borongan dan lain-lainnya, selama pelaksanaan pekerjaan ini,
ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA
b) Hal-hal yang termasuk Force Majeure dalam kontrak ini adalah :
– Bencana Alam (gempa bumi, banjir, gunung meletus, longsor, kebakaran, huru-hara,
peperangan, pemberontakan dan epidemi).
– Kebijakan Pemerintah yang dapat mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian
pekerjaan.
c) Apabila terjadi Force Majeure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari sejak terjadinya Force
Majeure disertai bukti yang sah, demikian juga pada waktu Force Majeure berakhir.
d) Keterlambatan karena Force Majeure tidak dikenakan denda.

Pasal 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
(1) Semua pekerjaan tambah atau kurang harus dikerjakan atas perintah dan tertulis dari PIHAK
PERTAMA.
(2) Pekerjaan tambah atau kurang yang dikerjakan PIHAK KEDUA tanpa seizin PIHAK
PERTAMA, akibatnya harus ditanggung PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PEMBATALAN PERJANJIAN
1) PIHAK PERTAMA berhak membatalkan/memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan
pemberitahuan tertulis tiga hari sebelumnya, setelah memberikan peringatan/teguran tiga kali
berurutturut dan PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan tersebut ;
2) Pembatalan/pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut dilakukan
apabila PIHAK KEDUA melakukan hal-hal sebagai berikut :
– Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK
PERTAMA.
– Tidak dapat melaksanakan/melanjutan pekerjaan.
– Memborongkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan
PIHAK PERTAMA.
– Apabila jumlah denda keterlambatan telah mencapai maksimum 5 % dari jumlah harga
borongan ini.
3) Jika terjadi pembatalan/pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut di atas, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk
pemborong lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA harus
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala dokumen yang berhubungan dengan Perjanjian
ini.
Pasal 13
BEA MATERAI DAN PAJAK-PAJAK
Bea materai dan pajak-pajak yang timbul akibat dari perjanjian ini seluruhnya dibebankan
kepada PIHAK KEDUA, dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah.
(2) Apabila musyawarah tidak tercapai, maka penyelesaian terakhir diserahkan kepada putusan
Pengadilan Negeri yang dalam hal ini kedua belah pihak memilih domisili tetap di Kantor
Pengadilan Negeri setempat.

Pasal 15
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban menjaga lingkungan agar tidak terjadi gangguan terhadap
lingkungan hidup sebagai akibat dari kegiatan PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK PERTAMA berhak memerintahkan kepada PIHAK KEDUA mengeluarkan dari
tempat pekerjaan sebagian atau seluruh bahan yang tidak lagi memenuhi spesifikasi teknik.
(3) PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap barang milik Daerah yang dipinjamkan
dan/atau diserahkan kepada PIHAK KEDUA meliputi pemeliharaan, menjaga kondisi, perbaikan
atau kerusakan, penggantian atas milik Daerah tersebut.

Pasal 16
KESELAMATAN KERJA
(1) Selama pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memperhatikan tanggung jawab atas
keselamatan kerja, baik di lingkungan pekerjaan maupun keamanan umum dan ketertiban di
tempat kerja.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban mengasuransikan tenaga kerja borongan/harian lepas, yang
dipekerjakan untuk paket pekerjaan ini.
(3) PIHAK KEDUA berkewajiban membayar asuransi bagi tenaga kerja borongan/harian lepas,
yang dipekerjakan untuk paket pekerjaan ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 17
LAIN – LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan yang dipandang
perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan
(Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

PASAL 18
KETENTUAN PENUTUP
(1) Dengan telah ditanda tangani Perjanjian ini oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal
sebagaimana tersebut diatas, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal dan
lampiranlampiran perjajian ini mempunyai kekuatan hukum mengikat kedua belah pihak
sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
(2) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 6 (enam) bermaterai cukup masing-masing untuk PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta masing-masing rangkap mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan dinyatakan berlaku sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

Anda mungkin juga menyukai