Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK SAPI MADURA TIPE SONOK BERDASARKAN STUDI

MORFOMETRIK DI KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN


Muhammad Faisal Abdau1, dan Kuswati2
1) Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
2) Dosen Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh informasi data bibit unggul sesuai SNI
7651;2 (2013) sapi Madura tipe Sonok melalui studi morfometrik pada semua populasi di
Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus,
purposive sampling untuk penentuan lokasi di sumber bibit sapi Madura tipe Sonok di
kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan dan pengumpulan data menggunakan teknik random
sampling peserta kontes sapi Madura tipe Sonok. Materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sapi Madura tipe Sonok yang berada di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan yang
berjumlah 88 ekor sapi. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif sedangkan data kuantitatif
dianalisis dengan statistik deskriptif dan Principal Componen Analysis (PCA).
Hasil penelitian menunjukan sapi Madura tipe Sonok didominasi warna tubuh merah
bata, warna sekitar kaki smear, warna sekitar pantat berwarna sama dengan warna
tubuh,warna bulu ekor hitam,warna vulva hitam, tidak memiliki warna garis punggung,
memiliki lingkar mata hitam, warna bibir atas hitam, warna bibir bawah hitam, warna ,bulu
mata hitam, warna moncong hitam, memiliki tanduk mengarah keatas, memiliki gelambir,
memiliki punuk kecil. Hasil analisis Principal Componen Analysis (PCA) sapi Madura tipe
Sonok semakin bertambah umur maka semakin bertumbuhnya ukuran tubuh. Sedangkan sapi
Madura tipe Sonok yang memenuhi kriteria Standart Nasional Indonesia 7651.2 (2013)
berdasarkan umur PI 0, PI 2 dan PI 4 berjumlah 12,5 % dari 64 ekor bibit. Pada umur PI 0
kelas I 7,81 %, kelas II 1,56%, PI 2 kelas I 1,56% dan PI 4 pada kelas III 1,56.
Kata kunci : Kualitatif, Kuantitatif, dan sapi Madura tipe Sonok
CHARACTERISTICS OF SONOK COW BASED ON MORPHOMETRIC STUDY IN
WARU DISTRICT, PAMEKASAN REGENCY
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain information on superior breed data in
accordance with SNI 7651; 2 (2013) Madura cattle of the Sonok type through morphometric
studies in all populations in the Waru District, Pamekasan Regency. This research uses a case
study method, purposive sampling to determine the location at the source of Madura cattle
breeds of the Sonok type in Waru sub-district of Pamekasan District and data collection using
random sampling techniques of Madura Sonok cattle contest participants. The material used
in this study was Madura type Sonok cattle located in Waru District, Pamekasan Regency,
amounting to 88 head of cattle. Qualitative data were analyzed descriptively while
quantitative data were analyzed with descriptive statistics and Principal Component Analysis
(PCA)
The results showed qualitative characteristics of cattle Madura type Sonok is
dominated by brick red body color, color around smear feet, color around buttocks is the
same color as body color, black tail feather color, black vulva color, has no back line color,
has black eye circles, black upper lip color, lip color black bottom, color, black eyelashes,
black snout color, have horns pointing up, have a wattle, have a small hump. The results of
Principal Component Analysis (PCA) analysis of Madura cattle of the Sonok type are getting
older so the body size will grow. Whereas the Madura cattle of the Sonok type that meet the
criteria of the Indonesian National Standard 7651.2 (2013) based on the age of PI 0, PI 2 and
PI 4 amounted to 12.5% of the 64 breeds. At the age of PI 0, class I 7.81%, class II 1.56%, PI
2 class I 1.56% and PI 4 in class III 1.56%.
Keywords: Qualitative,Quantitative, and Madura cattle of the Sonok type
PENDAHULUAN basis sapi Madura yang masih murni. Sapi
Madura diseleksi oleh masyarakat Madura
Sapi Madura yaitu sapi lokal yang menjadi tiga jenis berdasarkan budaya
baik untuk dikembangkan. Sapi Madura ini lokal, yaitu sapi karapan, Sonok dan
merupakan hasil persilangan dari sapi Bali pedaging (Kutsiyah, 2012)
(Bos sondaicus) dengan sapi Zebu (Bos Penelitian terhadap informasi
indicus). Sapi Madura Sistem karakteristik sapi Madura tipe Sonok
pemeliharaan di tingkat peternak hanya sangat penting dilakukan untuk
mengandalkan sumber pakan seadanya mengetahui bibit unggul berdasarkam SNI
yang tersedia di daerah setempat. Kualitas 7651;2 (2013) secara kualitatif dan
pakan yang kurang baik dan jumlah yang kuantitatif, sehingga penelitian ini
kurang, dapat mengganggu proses dilakukan untuk mendapatkan informasi
reproduksi pada ternak. Sapi Madura karakteristik ukuran tubuh sapi Madura
mempunyai keunggulan yaitu kinerja tipe Sonok melalui kajian di kecamatan
reproduksi yang lebih baik dibanding Waru, Kabupaten Pamekasan.
dengan Sapi Bos taurus, lebih tahan
MATERI DAN METODE
terhadap panas dan penyakit caplak
Lokasi dan Waktu Penelitian
(Hartono, 2012)
Penelitian ini dilaksanakan di
Karakteristik sapi Madura meliputi
Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.
bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan
Pengambilan data dilakukan dari 29
kuat, bulu berwarna merah bata tetapi
Agustus 2019 sampai 13 Oktober 2019.
bagian perut dan paha sebelah dalam
berwarna putih dengan peralihan yang Materi Penelitian
kurang jelas (smear), bertanduk khas dan Materi yang digunakan dalam
bergumba. Pengembangan sapi Madura ini penelitian ini adalah sapi Madura Tipe
banyak dilakukan di Pulau Madura karena Sonok di Kecamatan Waru, Kabupaten
kemurnian dari sapi Madura ini sangat Pamekasan berjumlah 88 ekor. Sapi yang
dijaga sebagai sumber bibit unggul. diamati dipilih sesuai dengan umur
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi berdasarkan PI (Permanent Incisivi) PI 0 –
Jawa Timur populasi sapi Madura pada PI8. Sapi yang dijadikan sampel
dikelompokan berdasarkan umur. Alat
tahun 2016 berjumlah 961.112 ekor terdiri
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
atas 4 kota yaitu Sampang 212.776 ekor,
tongkat ukur, timbangan sapi dan pita
Bangkalan 200 279 ekor, Pamekasan
ukur.
190.635 ekor, dan Sumenep 357.422 ekor.
(Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Metode Penelitian
Timur, 2018) Lokasi penelitian ditentukan secara
Sapi Madura tersebar di seluruh purposive sampling. Data kualitatif
Kabupaten di Pulau Madura. Kabupaten dianalisis secara deskriptif sedangkan data
Pamekasan merupakan salah satu kuantitatif dianalisis dengan Principal
Kabupaten yang memiliki pengembangan Componen Analysis (PCA). Tujuan
pembibitan sapi Madura. Kawasan penggunaan PCA yaitu untuk
PAPABARU (Pasean,Pakong, pengelompokan sifat-sifat keterkaitan
Batumarmar dan Waru) yang merupakan antara ukuran-ukuran tubuh. Analisis
statistik deskriptif digunakan untuk
menganalisa karakteristik ukuran tubuh Warna pantat putih (35,23%), smear
yang meliputi (X1) Bobot badan; (X2) (25,00%), dan sama dengan warna tubuh
Tinggi gumba; (X3) Panjang badan; (X4); (39,77%), warna bibir atas berwarna hitam
Lingkar dada (X5) ;Tinggi hip; (X6) Indeks (97,73%), merah muda (9,09%) dan putih
kepala. (2,27%), warna bibir bawah hitam
(82,95%), putih (12,50%) dan merah muda
HASIL DAN PEMBAHASAN
(4,55%), warna lingkar mata hitam (100%)
dan memiliki warna bulu mata hitam
Karakteristik kualititatif
(96,59) dan putih (3,41%). Muzzle
Hasil penelitian karakteristik
(moncong) sapi Madura tipe Sonok adalah
kualitatif berdasarkan pengamatan
berwarna hitam (97,73%) dan komponen
menunjukan komposisi terbesar sapi
terkecil berwarna pink (2,27%). Memiliki
Madura tipe Sonok memiliki warna tubuh
tanduk dengan keragaman yang bervariasi.
dominan warna merah bata (56,82%) dan
Variasi antara lain yaitu kedepan (3,41%),
merah coklat (38,64%), komposisi
kebelakang (15,91%), keatas (53,41%),
terendah adalah warna kuning padi
bungkul (21,59%), dan tidak ada (5,68%),
(4,55%) terdapat garis punggung (57,95%)
ukuran punuk ukuran kecil sebesar
dan tidak memiliki garis punggung
(44,32%), sedangkan ukuran sedang
(42,05%), memiliki warna bulu ekor hitam
sebesar (42,05%) dan besar (13,64%).
(97,73%) dan putih (2,27%), sedangkan
Memiliki gelambir (100%). Menurut
dominasi terbesar warna vulva adalah
Lutvaniyah dkk (2017) bahwa karakter
hitam (98,86%) dan warna merah mudah
tanduk melengkung dibedakan menjadi
(1,14%). Garis punggung berwarna hitam
dua melengkung keatas dan melengkung
merupakan salah satu karakter unik dari
keluar. Sebagian besar sapi Madura tipe
sapi Madura tipe Sonok. warna pada kaki
Sonok memiliki karakter tanduk
mulai dari smear (53,41%),sama dengan
melengkung keatas.
warna tubuh (32,95%) dan putih (13,64%).
Karakteristik Kuantitatif
Tabel 1. Jumlah sampel (n), Rataan ( x ) dan standar deviasi (SD) variabel ukuran tubuh sapi
Madura tipe Sonok

Variabel Permanen insisivi n (88) x +SD


(PI)
Bobot PI 0 33 171,55 61,51
badan PI 2 15 229,60 31,87
(Kg) PI 4 16 231,69 54,16
PI 6 8 320,50 25,50
PI 8 16 338,88 52,00
Tinggi PI 0 33 107,76 10,99
badan PI 2 15 119,53 2,70
(Cm) PI 4 16 120,75 4,23
PI 6 8 128,00 4,14
PI 8 16 125,75 4,67
Panjang PI 0 33 113,30 19,04
badan PI 2 15 118,33 8,52
(Cm) PI 4 16 120,31 8,77
PI 6 8 132,13 3,18
PI 8 16 132,44 4,70
Lingkar PI 0 33 129,15 16,20
dada PI 2 15 146,27 7,32
(Cm) PI 4 16 145,88 11,60
PI 6 8 165,50 6,46
PI 8 16 167,00 11,40
Tinggi PI 0 33 109,21 11,30
hip (Cm) PI 2 15 119,13 2,94
PI 4 16 118,50 3,89
PI 6 8 126,75 2,55
PI 8 16 125,25 4,99
Indeks PI 0 33 0,43 0,05
kepala PI 2 15 0,45 0,05
(%) PI 4 16 0,44 0,03
PI 6 8 0,46 0,08
PI 8 16 0,45 0,05
Keterangan : x (nilai rataan) SD (Standart Deviasi), n (jumlah sampel).

Berdasarkan data Table 1, mempengaruhi bobot badan pada sapi


menunjukkan rataan bobot badan sapi tergantung pada nutrisi pakan yang
terendah yaitu pada PI 0 sebesar 171,55 + diberikan. Hal ini sesuai dengan penelitian
61,51 kg dan rataan bobot badan tertinggi Karnaen (2007) bahwa Pertumbuhan
terdapat pada PI 8 sebesar 338 + 52,00 kg . dinyatakan pada umumnya dengan
Hal ini menunjukkan sapi yang masih pengukuran kenaikan berat badan yang
umur PI 0 memiliki bobot badan yang mudah dilakukan dengan penimbangan
rendah karena masih dalam tahap berulang-ulang dan diketengahkan dengan
pertumbuhan. Faktor lain yang
pertambahan berat badan hidup setiap hari, minggu, bulan dan tahun.

Berdasarkan analisis data Tabel 1, semakin bertambah panjang badan. Hal ini
bahwa hasil penelitian menunjukkan sesuai dengan pernyataan Field (2014)
bahwa nilai rataan variable tinggi badan yang menyatakan bahwa pertumbuhan
terkecil yaitu PI 0 107,76 + 10,99 cm yaitu pembelahan dan pembesaran sel, atau
sedangkan nilai rataan terbesar yaitu PI 6 pertambahan berat sampai menuju dewasa,
128, 00 + 4,14 cm. Hal ini menunjukkan pertumbuhan berpengaruh pada ukuran
bahwa semakin bertambahnya umur ternak tubuh ternak yang terus mengalami
maka semakin bertambah ukuran tinggi peningkatan hingga menuju dewasa.
gumba pada tubuh sapi Madura tipe Sonok.
Menurut Karnaen (2007) menyatakan Berdasarkan Tabel 1, Rataan tinggi
bahwa proses pertumbuhan yang dialami hip sapi Madura tipe Sonok menunjukkan
ternak sapi dimulai sejak awal sampai hasil bervariasi dengan tingkat umur yang
terjadi pembuahan hingga pedet lahir dan berbeda. Pada ukuran terendah terdapat
dilanjutkan hingga mencapai dewasa. pada PI 0 yaitu 109,21 + 11,30 cm,
sedangkan tinggi hip tertinggi yaitu PI 6
Berdasarkan analisis data Tabel 1, 126,75 + 2,55 cm. Menurut Carvalho,
menunjukkan bahwa rataan lingkar dada Soeparno dan Ngadiyono (2010)
sapi Madura tipe Sonok di Kecamatan menyatakan bahwa Secara umum
Waru bervariasi. Rataan terendah pada PI 0 disebutkan bahwa faktor yang
131,05 + 15,99 cm sedangkan rataan mempengaruhi pertumbuhan dan
terbesar terdapat pada PI 6 yaitu 166,17 + perkembangan ternak antara lain adalah
5,46 cm. Perbedaan ukuraan rataan lingkar pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan
dada bisa disebabkan oleh banyak faktor dan iklim.
antara lain manajemen pakan dan
pemeliharaan yang baik, serta pemberian Indeks kepala adalah besarnya
nutrisi tambahan seperti jamu dapat perbandingan antara lebar dan panjang
meningkatkan ukuran kuantitatif pada kepala ternak yang diukur membagi lebar
ternak. Hal ini didukung oleh penelitian dengan panjang kepala. Berdasarkan Tabel
Wulandari, Maylinda dan Nasich (2015) 1, rataan indeks kepala sapi Madura tipe
bahwa tampilan performans juga Sonok menunjukan hasil yang tertinggi
dipengaruhi oleh faktor genetik dan PI 6 0,46 + 0,08 % dan terendah pada PI 0
lingkungan termasuk lingkungan pakan 0.43 + 0,05%. Hal ini sesuai dengan
dan kesehatan. pernyataan Mahardik, Sampurna dan
Nindia (2015) bahwa Lebar kepala
Berdasarkan data Tabel 1, termasuk tumbuh dini dan dimensi lebar
menunjukkan bahwa panjang badan sapi yang paling mendekati ukuran dimensi
Madura tipe Sonok tertinggi terdapat pada lebar induknya serta potensi
PI 8 132,44 + 4,70 cm dan terendah yaitu pertumbuhannya rendah. Hal ini
PI 0 113,30 + 19,04 cm. Hal ini disebabkan oleh tuntutan fungsional dan
menunjukkan bahwa semakin komponen penyusunnya sebagian besar
bertambahnya umur maka mengakibatkan terdiri dari tulang.
Tabel 2. Presentase Sapi Madura tipe Sonok yang Memenuhi Standar Bibit Sapi Madura
Umur (n) Kelas 1 Kelas II Kelas III Tidak
memenuhi
PI 0 5 1 27
PI 2 1 14
PI 4 1 15
PI 6 1 2 1 4
PI 8 2 3 1 10
Total (%) 9 (10,23%) 6 (6,82%) 3 (3,41%) 70 (79,54%)
Keterangan : persentase berdasarkan jumlah sampel PI 0 – PI 8 sapi Madura Tipe Sonok 88
ekor.
Berdasarkan Tabel 2 hasil lainnya yang artinya PC 1 membawa
perbandingan dengan Standart Nasional informasi yang lebih banyak.
Indonesia 7651.2 (2013) total sapi Madura
tipe Sonok yang masuk dalam kriteria SNI Y1 = 0,41 X1 + 0,41 X2 + 0,31 X3 + 0,42
pada umur PI 0, PI 2 dan PI 4 berjumlah X4 + 0,40 X5 + 0,36 X6 + 0,27 X7
12,5 % dari 64 ekor. Pada umur PI 0 kelas Hasil analisis data menujukkan
I 7,81 %, kelas II 1,56%, PI 2 kelas I bahwa nilai Principal Component 1 (PC1)
1,56% dan PI 4 pada kelas III 1,56%. kuantitatif sapi Madura tipe Sonok lebih
Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dominan dijelaskan oleh variabel (X1)
tampaknya yang mempengaruhi bobot badan dan (X4) lingkar dada, hasil
masyarakat Madura, mulai dari pemberian ini dapat dilihat dati nilai koefisien X1 dan
pakan yang seadanya di musim kemarau, X4 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
perkawinan silang agar dapat memperoleh variabel yang lainya, maka variabel bobot
produksi sapi dengan kualitas yang bagus badan dan lingkar dada sapi Madura tipe
dari sapi lokal yang biasanya disebut sapi Sonok berkorelasi positif sehingga
Limura ( Limousin dan Madura) tetapi semakin besar bobot badan maka semakin
dampaknya sapi Madura akan semakin besar pula lingkar dada. Ni’am,
sedikit dan punah. Purnomoadi dan Dartosukarno (2012)
Hasil Principal Componen Analysis bahwa berdasarkan nilai koefisien
(PCA) menunjukkan bahwa nilai dari PC 1 determinasi, lingkar dada memiliki
lebih tinggi dari nilai PC yang lain, hasil koefesien determinasi yang paling tinggi
PC1 memiliki nilai 5,15 dengan keragaman sebesar 84,2% yang artinya penentuan
komulatif 73,5 %, selanjutnya PC 2 bobot badan dengan lingkar dada memiliki
memiliki nilai 0,89 dengan keragaman hubungan yang sangat kuat. Pendapat
komulatif 12,7 % dari total sampel sapi Gumelar dan Aryanto (2011) bahwa bibit
Madura Sonok, PC 3 dengan keragaman yang baik dihasilkan dari korelasi
komulatif 6,1 % dengan nilai eigen 0,42. (hubungan) yang dekat antara
Nilai PC 1 lebih tinggi dari nilai PC pertumbuhan dan perkembangan atau
ukuran bobot badan dengan ukuran lingkar
dada yang sedang tumbuh
KESIMPULAN Karakteristik kuantitatif dengan
menggunakan Principal Componen
Karakteristik kualitatif dari warna Analysis (PCA) sapi Madura tipe Sonok
tubuh merah bata, warna sekitar kaki semakin bertambah umur maka semakin
smear, warna sekitar pantat sama dengan bertumbuhnya ukuran tubuh. Sapi Madura
warna tubuh, warna bulu ekor hitam, tipe Sonok yang memenuhi kriteria
warna vulva hitam, garis punggung, Standart Nasional Indonesia 7651.2 (2013)
lingkar mata hitam, warna bibir atas hitam, berdasarkan umur PI 0, PI 2 dan PI 4
warna bibir bawah hitam, bulu mata hitam, berjumlah 12,5 % dari 64 ekor bibit. Pada
warna moncong hitam, arah tanduk keatas, umur PI 0 kelas I 7,81 %, kelas II 1,56%,
gelambir, punuk berukuran kecil telah PI 2 kelas I 1,56% dan PI 4 pada kelas III
sesuai dengan SNI No.7651:2:2 (2013). 1,56%

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Hartono B. 2012. Peran Daya Dukung
populasi sapi potong menurut Wilayah Terhadap Pengembangan
kabupaten/kota. Usaha Peternakan Sapi Madura.
https://jatim.bps.go.id/statictable/20 Jurnal Ekonomi Pembangunan.
18/01/31/778/populasi-ternak-besar- 13(2) : 316 - 326.
menurut-kabupaten-kota-di-jawa-
Karnaen. 2007. Model Kurva Pertumbuhan
timur-2016-ekor-.html. Akses 31
Pra Sapih dari Sapi Madura Betina
januari 2018
dan Jantan (Curve Model Growth
Carvalho, D.C.D.M., Soeparno dan N, Female And Male Madura Cattle Pre
Ngadiyono. 2010. Pertumbuhan Dan Wearing Period).Jurnal Ilmu
Produksi Karkas Sapi Peranakan Ternak. 7(1) : 48 – 51.
Ongole dan Simmental Peranakan
Kutsyah, f., M. Zali., Rizqina dan S.
Ongole Jantan yang Dipelihara
Nurlaila. 2017. Sekenario
Secara Feedlot. Bulletin Peternakan.
Pembibitan Sapi Madura di Pulau
34(1) : 38 - 46.
Madura. Jurnal Ilmu Ternak. 15(1) :
Field, T.G. 2014 . Beef Production and 27 – 34.
Management Decisions, 6th
Lutvaniyah, S., D.P. Farajallah dan A.
Edition.Pearson. USA.
Farajallah. 2017. Komprasi Karakter
Gumelar, A P dan R Aryanto. 2011. Bobot Morfologi Sapi Madura Pedaging.
Badan dan Ukuran ubuh Sapi Perah Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
Betina Friesh Holland Wilayah 22(1) : 67 – 72.
Kerja Koperasi Peternak Garut
Selatan.jurnal Buana Sains. 11(2) :
163-170
Mahardika, W.P.I., I.P. Sampurna, dan
T.S. Nindhia. 2015. Hubungan
Standart Nasional Indonesia No. 7651.2.
Antara Dimensi Lebar Induk dengan
2013. Bibit sapi potong bagian 2 :
Pedet pada Sapi Bali. J. Buletin
Madura. Badan Standarisasi
Veteriner Udayana. 7(1) : 9 - 15.
Nasional Press.
Ni’am, H.U.M., A. Purnomoadi dan S.
Wulandari, I., S. Maylinda dan M. Nasich.
Dartosukarno. 2012. Hubungan
2015. Characteristic Of Madura
Antara Ukuran-Ukuran Tubuh
Races Bull At Sumenep In Different
Dengan Bobot Badan Sapi Bali
Age Group. 1 (1) : 1 – 6.
Betina Pada Berbagai Kelompok
Umur. Journal Animal Agriculture.
1(1) : 541 – 556

Anda mungkin juga menyukai