11.1 Umum
Lapis beton aspal yang awet hanya dapat diperoleh apabila bahan yang digunakan memenuhi
syarat dan dikejakan dengan baik. Umur perkerasan dan biaya pemeliharaan akan sangat sensitif
akibat variasi kecil sifat-sifat campuran beton aspal; misal gradasi agregat, kadar aspal, kpmposisi
volumetrik, dan kepadatan.
Untuk mengevaluasi mutu bahan dan metoda pengujian pada proyek, penyelenggara jalan biasa
menggunakan hasil pengujian. Tiap program jaminan mutu menentukan persyaratan pengujian,
yang umumnya mencakup tiga jenis pengujian; yaitu: pengendalian mutu, penerimaan, dan
jaminan independen (independent assurance).
Statistika dasar
Perlu disadari bahwa hasil pengujian tidak selalu mewakili nilai pasti yang terdapat pada
campuran. Contoh, misalkan campuran yang diproduksi UPCA pada suatu hari mempunyai kadar
aspal aktual yang bervariasi mulai dari 5,1 persen dan meningkat menjadi 5,5 persen pada akhir
hari produksi, namun nilai rata-ratanya adalah 5,3 persen. Misalkan pada hari tersebut dilakukan
dua kali pengambilan contoh (pada pagi hari dan tengah hari) dan hasil pengujian adalah 5,1 dan
5,3 persen (rata-rata 5,2 persen). Contoh tersebut menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata
kadar aspal. Disamping itu, contoh menunjukkan pula bahwa apabila jumlah contoh yang diambil
makin banyak dan pengambilan contoh dilakukan dalam tenggang waktu yang sama, maka akan
diperoleh nilai rata-rata hasil pengujian contoh yang makin mendekati dengan nilai rata-rata
aktual.
Pemahaman konsep di atas (yang menunjukkan bahwa hasil pengujian tidak selalu mewakili
kondisi aktual) diperlukan untuk memahami konsep statistika. Oleh karena itu, maka parameter
statistika yang disebut PWL perlu dihitung. Apabila pengujian kadar aspal dilakukan terhadap
empat contoh yang diambil dalam rentang waktu yang sama dalam satu hari dan semua hasil
pengujian mempunyai nilai di antara batas atas dan batas bawah, maka secara instuisi dapat
dikatakan bahwa 100 persen nilai berada dalam batas-batas. Namun demikian, secara statistika
dapat dikemukakan bahwa terdapat empat hasil pengujian yang dapat menjelaskan nilai rata-rata
dan deviasi standar kadar aspal. Berdasarkan kedua nilai tersebut (rata-rata dan deviasi standar),
persentase jumlah hasil pengujian yang berada di antara batas atas dan batas bawah dapat
dihitung. Dengan demikian, PWL dihitung untuk tiap set hasil pengujian sehingga dapat diketahui
persentase bahan (dari seluruh bahan) yang masuk dalam batas-batas spesifikasi. Dalam hal
tersebut, makin banyak contoh yang diuji, makin akurat PWL. Apabila pengguna jasa ingin
mengurangi jumlah contoh, maka jumlah contoh per lot sebaiknya tidak dikurangi, tetapi
hendaknya dilakukan dengan cara memperbesar ukuran lot.
Prosedur penerimaan melalui pendekatan statistika didasarkan pada anggapan bahwa produk
yang dihasilkan adalah relatif seragam. Model-model statistika tidak akan cukup mewakili sifat-
sifat bahan apabila terjadi perubahan selama proses produksi. Hal tersebut dapat diatasi dengan
cara memariasikan ukuran lot atau dengan cara menghilangkan lot, apabila diketahui terjadi
perubahan proses produksi.