Anda di halaman 1dari 50

HIDROLOGI

Analisis Hujan
Program Studi D4
Semester V
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa mampu melakukan analisis frekuensi dan intensitas curah
hujan dengan berbagai metode serta dapat memperkirakan debit banjir
rencana.
Analisis Hujan
2
ANALISIS FREKUENSI
Sistem hidrologi kadang-kadang dipengaruhi oleh
peristiwa-peristiwa yang luar biasa (ekstrim)
Besaran peristiwa ekstrim tersebut berbanding
terbalik dengan frekuensi kejadiannya
Peristiwa yang sangat ekstrim kejadiannya sangat
langka
Tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalah
berkaitan dengan besaran peristiwa ekstrim yang
berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui
penerapan distribusi kemungkinan
Data-data hidrologi yang dianalisa diasumsikan
tidak bergantung (independent), terdistribusi secara
acak dan bersifat stokastik
Analisis Hujan
3
ANALISIS FREKUENSI
Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran
hujan disamai atau dilampaui
Sebaliknya, kala ulang (return period) adalah waktu hipotetik
dimana hujan dengan besaran tertentu akan disamai atau
dilampaui
Namun tidak berarti bahwa kejadian tersebut akan berulang
terjadi secara teratur menurut periode ulangnya
Untuk analisis frekuensi diperlukan seri data hujan dari stasiun
penakar hujan
Analisis ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang
telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di
masa yang akan datang
Dengan asumsi bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan
datang masih sama dengan sifat statistik kejadian di masa lalu
Analisis Hujan
4
ANALISIS FREKUENSI
Macam seri data yang digunakan dalam analisis frekuensi yaitu:
Seri Data Maksimum Tahunan (maximum annual series)
Tiap tahun hanya diambil satu besaran maksimum.
Seri data parsial
Data seri yang ada diurutkan dari yang terbesar sampai yang
terkecil, kemudian diambil data-data terbesar dari seri data tersebut.
Ada kemungkinan dalam satu tahun terdapat lebih dari satu data
yang diambil (tahun dengan data-data yang besar), atau dalam satu
tahun tidak satupun data yang diambil (tahun dengan data-data
yang kecil).
Dalam analisis frekuensi, hasil yang diperoleh tergantung
pada kualitas dan panjang data. Makin pendek data yang
tersedia, makin besar penyimpangan yang dapat terjadi
Analisis Hujan
5
analisis frekuensi
1. Metode Normal



Sx K Xa Xt
T
+ =
Xt = Curah hujan yang diharapkan berulang setiap t tahun
Xa = Curah hujan rata rata dari suatu catchment area
K
T
= Reduce Variate Gauss
Sx = Standar Deviasi

Analisis Hujan
6
analisis frekuensi
2. Metode Log Normal



X = Data curah hujan
Yt = Perkiraan nilai yang diharapkan berulang setiap t tahun
Ya = Nilai rata rata dari suatu catchment area
K
T
= Reduce Variate Gauss
Sx = Standar Deviasi

LogX Y =
Sy K Ya Yt
T
+ =
Analisis Hujan
7
analisis frekuensi
3. Metode Gumbel



Sx
Sn
Yn Yt
Xa Xt

+ =
Xt = Curah hujan yang diharapkan berulang setiap t tahun
Xa = Curah hujan rata rata dari suatu catchment area
Yt = Reduce Variate (Tabel 2)
Yn = Reduce Mean (Tabel 3)
Sn = Reduce Standart Deviation (Tabel 4)
Sx = Standar Deviasi

Analisis Hujan
8
analisis frekuensi
4. Metode Log Pearson III
Si G Xa Log Xi Log + =
Log Xi = Logaritma data curah hujan
Log Xa = Rata rata logaritma data curah hujan
Si = Standart Deviation logaritma data curah hujan
G = Harga yang diperoleh dari Tabel 5, tergantung dari skew
coefficient (Cs) dan Percent chance



n
Xi Log
Xa Log

=


( )
1

2

=

n
Xa Log Xi Log
Si
( ) ( )
3

2 1

|
.
|

\
|


=
Si
Log Xa Xi Log
n n
n
Cs
Analisis Hujan
9
analisis frekuensi
5. Metode Haspers
Rt = Curah hujan dangan return periode T tahun
Ra = Curah hujan maksimum rata rata
Sx = Standart deviasi untuk pengamatan n tahun
R1 = Curah hujan absolut maksimum 1
R2 = Curah hujan absolut maksimum 2

1
= Standard Variable untuk periode ulang R
1

2
= Standard Variable untuk periode ulang R
2
m
1
& m
2
= masing masing ranking dari curah hujan R
1
dan R
2

n = jumlah tahun pengamatan
= Standard variable untuk return periode T




Sx Ra Rt + =
|
|
.
|

\
|

+

=
2
2
1
1
2
1

Ra R Ra R
Sx
1
1 1
1
m
n
T
+
=
2
2 2
1
m
n
T
+
=
Analisis Hujan
10
analisis frekuensi
Tabel 1. Reduce Variate Gauss (Kt)
No.
Periode Ulang
Peluang K
T
*
T tahun
1 1.001 0.999 -3.05
2 1.005 0.995 -2.58
3 1.010 0.990 -2.33
4 1.050 0.950 -1.64
5 1.110 0.900 -1.28
6 1.250 0.800 -0.84
7 1.330 0.750 -0.67
8 1.430 0.700 -0.52
9 1.670 0.600 -0.25
10 2.000 0.500 0
11 2.500 0.400 0.25
12 3.330 0.300 0.52
13 4.000 0.250 0.67
14 5.000 0.200 0.84
15 10.000 0.100 1.28
16 20.000 0.050 1.64
17 50.000 0.020 2.05
18 100.000 0.010 2.33
19 200.000 0.005 2.58
20 500.000 0.002 2.88
21 1000.000 0.001 3.09
Sumber: Suripin, 2004
Analisis Hujan
11
analisis frekuensi
Return Period Reduced Variate
2 0,3665
5 1,4999
10 2,2502
20 2,9606
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
Tabel 2. Return Period a Function of Reduced (Yt)
Sumber : C.D. Soenarto, Hidrologi Teknik, Edisi 2
Analisis Hujan
12
analisis frekuensi
Reduced Mean (Yn)
No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5102 0,5520
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5300 0,5320 0,5882 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5400 0,5410 0,5418 0,5424 0,5430
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5569 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
Sumber : C.D. Soenarto, Hidrologi Teknik, Edisi 2
Tabel 3. Reduced Mean (Yn)
Analisis Hujan
13
analisis frekuensi
Sumber : C.D. Soenarto, Hidrologi Teknik, Edisi 2
Tabel 4. Reduced Standard Deviation (Sn)
Reduced Standard Deviation (Sn)
No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9490 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0690 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1658 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1770 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2007 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2044 1,2049 1,2050 1,2060
Analisis Hujan
14
analisis frekuensi
Sumber : C.D. Soenarto, Hidrologi Teknik, Edisi 2
Tabel 5a. Nilai G berdasarkan Skew Coef. dan Precent Change (utk Cs = 3.0 0.0)

Coef .
Cs
Periode Ulang (Tahun)
2 5 10 25 50 100
Probabilitas Kemungkinan Terjadinya
50 20 10 4 2 1
3,0 - 0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,5 - 0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845
2,2 - 0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
2,0 - 0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605
1,8 - 0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499
1,6 - 0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388
1,4 - 0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271
1,2 - 0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149
1,0 - 0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022
0,9 - 0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957
0,8 - 0,132 0,780 1,336 1,998 2,453 2,891
0,7 - 0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824
0,6 - 0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755
0,5 - 0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686
0,4 - 0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,3 - 0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544
0,2 - 0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472
0,1 - 0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400
0,0 0,000 0,842 1,282 1,750 2,054 2,326
Analisis Hujan
15
analisis frekuensi
Sumber : C.D. Soenarto, Hidrologi Teknik, Edisi 2
Tabel 5b. Nilai G berdasarkan Skew Coef. dan Precent Change (utk Cs = 0.0 -3.0)

Coef .
Cs
Periode Ulang (Tahun)
2 5 10 25 50 100
Probabilitas Kemungkinan Terjadinya
50 20 10 4 2 1
0,0 0,000 0,842 1,282 1,750 2,054 2,326
- 0,1 0,017 0,836 1,270 1,716 2,000 2,252
- 0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178
- 0,3 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104
- 0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029
- 0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955
- 0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880
- 0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806
- 0,8 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733
- 0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660
- 1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588
- 1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449
- 1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318
- 1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
- 1,8 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
- 2,0 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
- 2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
- 2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 0,796 0,799
- 3,0 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667
Analisis Hujan
16
analisis frekuensi
Sumber : C.D. Soenarto, Hidrologi Teknik, Edisi 2
Tabel 5. Standart Variable Haspers
T
1,00 - 1,86
1,01 - 1,35
1,02 - 1,26
1,03 - 1,23
1,04 - 1,19
1,05 - 1,15
1,06 - 1,12
1,08 - 1,07
1,10 - 1,02
1,15 - 0,93
1,20 - 0,85
1,25 - 0,79
1,30 - 0,73
1,35 - 0,68
1,40 - 0,63
1,50 - 0,54
1,60 - 0,46
1,70 - 0,40
1,80 - 0,33
1,90 - 0,28
2,00 - 0,22
T
2,20 - 0,13
2,40 - 0,04
2,60 0,04
2,80 0,11
3,00 0,17
3,20 0,24
3,40 0,29
3,60 0,34
3,80 0,39
4,00 0,44
4,50 0,55
5,00 0,64
5,50 0,73
6,0 0,81
6,5 0,88
7 0,95
7,5 1,01
8 1,06
9 1,17
10 1,26
11 1,35
T
12 1,43
13 1,50
14 1,57
15 1,63
16 1,69
17 1,74
18 1,80
19 1,85
20 1,89
21 1,94
22 1,98
23 2,02
24 2,06
25 2,10
26 2,13
27 2,17
28 2,19
29 2,24
30 2,27
31 2,30
32 2,33
T
33 2,36
34 2,39
35 2,41
36 2,44
37 2,47
38 2,49
39 2,51
40 2,54
41 2,56
42 2,59
43 2,61
44 2,63
45 2,65
46 2,67
47 2,69
48 2,71
49 2,73
50 2,75
52 2,79
54 2,83
56 2,86
T
58 2,90
60 2,93
62 2,96
64 2,99
66 3,02
68 3,05
70 3,08
72 3,11
74 3,13
76 3,16
78 3,18
80 3,21
82 3,23
84 3,26
86 3,28
88 3,30
90 3,33
92 3,35
94 3,37
96 3,39
98 3,41
T
100 3,43
110 3,53
120 3,62
130 3,70
140 3,77
150 3,84
160 3,91
170 3,97
180 4,03
190 4,09
200 4,14
220 4,24
240 4,33
260 4,42
280 4,50
300 4,57
350 4,77
400 4,88
450 5,01
500 5,13
600 5,33
T
700 5,51
800 5,56
900 5,80
1000 5,92
5000 7,90
10000 8,83
50000 11,08
80000 12,32
500000 13,74
Analisis Hujan
17
PENGEPLOTAN PROBABILITAS
Pengeplotan probabilitas dilakukan untuk
mengetahui ketepatan distribusi probabilitas data
hidrologi
Hasil dari kegiatan ini dapat merepresentasikan
sebaran data-data yang dapat digunakan untuk
interpolasi atau ekstrapolasi
Posisi pengeplotan merupakan nilai probabilitas
yang dimiliki masing-masing data yang diplot
Untuk kegiatan ini, data yang tersedia diurutkan dari
yang terbesar sampai yang terkecil dan selanjutnya
dapat diketahui probabilitas dan periode ulang dari
data tersebut
Analisis Hujan
18
Periode ulang data yang diurutkan dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:








Data yang telah diurutkan dan periode ulangnya dihitung
menggunakan persamaan di atas, dapat diplot di atas kertas
probabilitas sehingga diperoleh garis Tr vs P (hujan) atau Q
(debit)
PENGEPLOTAN PROBABILITAS
Weibull
California
Hazen
Gringorten
Cunnane
Blom
Turkey
Contoh Perhitungan dpt dilihat dlm file analisis hujan.xls
Analisis Hujan
19
ANALISIS INTENSITAS CURAH HUJAN
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah
hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana
air tersebut berkonsentrasi.
Intensitas curah hujan mempunyai satuan mm/jam
artinya besarnya tinggi curah hujan yang terjadi
sekian mm dalam kurun waktu perjam.
Intensitas curah hujan umumnya dihubungkan
dengan kejadian dan lamanya (duration) hujan turun
atau disebut Intensity Duration Frequency (IDF).
Sehingga diperlukan data curah hujan jangka
pendek, misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dan
jam-jaman.

Analisis Hujan
20
analisis intensitas curah hujan
Jika data curah hujan yang tersedia berupa curah
hujan harian, maka perhitungan Intensitas curah
hujan dapat menggunakan Rumus dari Dr.
Mononobe, yaitu :

3 / 2
24
24
24
|
.
|

\
|
=
t
R
I
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : lamanya curah hujan (jam)
R
24
: Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)




Analisis Hujan
21
analisis intensitas curah hujan
Jika data hujan yang tersedia merupakan curah
hujan jangka pendek, maka perhitungan
intensitas curah hujan rata-rata dalam t jam (It),
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Rt merupakan besarnya curah hujan selama t jam.




t
R
I
t
t
=
Analisis Hujan
22
analisis intensitas curah hujan
Beberapa rumusan dalam perhitungan intensitas
curah hujan yang disusun berdasarkan
eksperimentil yang sering digunakan untuk
penentuan debit konstruksi-konstruksi seperti
gorong-gorong, saluran samping dan lain-lain
diantaranya :
Formula Prof. Talbot (1881)
Formula Prof. Sherman (1905)
Formula Dr. Ishiguro (1953)

Analisis Hujan
23
analisis intensitas curah hujan
Formula Prof. Talbot (1881) :

b t
a
I
+
=
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : lamanya curah hujan (jam)
a dan b : konstanta yang tergantung pada lamanya curah hujan yang
terjadi di Daerah aliran.

] [ ] [ ] [
] [ ] . [ ] [ ] . [
2
2 2
I I I N
I t I I t I
a

=
] [ ] [ ] [
] [ ] . [ ] [
2
2
I I I N
t I N t I I
b

=
Analisis Hujan
24
analisis intensitas curah hujan
Formula Prof. Sherman (tahun 1905):
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : lamanya curah hujan (jam)
a dan b : konstanta yang tergantung pada lamanya curah hujan yang
terjadi di Daerah aliran.

n
t
a
I =
] [log ] [log ] ) [(log
] [log ] log . [log ] ) [(log ] [log
log
2
2
t t t N
t I t t I
a

=
] [log ] [log ] ) [(log
] log . [log ] [log ] [log
2
t t t N
I t N t I
n

=
Analisis Hujan
25
analisis intensitas curah hujan
Formula Dr. Ishiguro (tahun 1953) :
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : lamanya curah hujan (jam)
a dan b : konstanta yang tergantung pada lamanya curah hujan yang
terjadi di Daerah aliran.

b t
a
I
+
=
] [ ] [ ] [
] [ ] . [ ] [ ] . [
2
2 2
I I I N
I t I I t I
a

=
] [ ] [ ] [
] . [ ] . [ ] [
2
2
I I I N
N t I t I I
b

=
Contoh Perhitungan dpt dilihat dlm file intensitas hujan.xls
Analisis Hujan
26
Mengubah Curah Hujan Harian menjadi Intensitas
Metode Van Brain
Menurut Van Brain curah hujan harian yang terjadi
selama 4 jam hanya diperhitungkan 90 %.
Misal : curah hujan R 10 th = 126 mm/hari
jam mm I
R
t
I
jam mm R
hari mm R
menit t
T
menit
jam
/ 2 , 340 35 , 28
5
60
60
/ 35 , 28
4
4 , 113
/ 4 , 113 126 % 90
5
10
60
10
60
10
4
10
= =
=
= =
= =
Analisis Hujan
27
Mengubah Curah Hujan Harian menjadi Intensitas
Metode Bell








T = periode ulang (tahun) --(2 T 100 ) tahun
t = waktu hujan (menit) ---- (2 t 120 )menit
I = Intensitas curah hujan
)
( 10 60
:
60
) 50 , 0 54 , 0 ( ) 52 , 0 ln 21 , 0 (
60
10
60
10
25 , 0
Tanimoto tabel pada dilihat
dapat tahun ulang periode dengan menit selama hujan curah R
tahun T ulang periode pada menit t selama hujan curah R
Dimana
R
t
I
R t T R
t
T
t
T
T
=
=
=
+ =
Analisis Hujan
28
Contoh:



untuk t = 5 menit
T = 10 tahun


jam mm
Tanimoto tabel lihat
R
R
/ 62 , 42
2
28 87
170
126
) ( )
2
28 87
(
170
10 60
10
=
|
.
|

\
| +
=
>
+
=
jam mm
R I
menit mm
R
/ 64 , 157 137 , 13 .
5
60
.
5
60
5 / 137 , 13
62 , 42 . 307 , 0 . 004 , 1
62 , 42 . ) 50 , 0 5 . 54 , 0 ( ) 52 , 0 10 ln 21 , 0 (
5
10
5
10
25 , 0 5
10
= =
=
=
=
+ =
Dengan cara yang sama
dapat dihitung nilai I
dengan waktu t = 5, 10,
20, 30, 40 , 60, 80, 120
menit

Analisis Hujan
29
Jam
Ke
Hujan (mm)
170 230 350 470
1 87 90 96 101
2 28 31 36 42
3 18 20 26 31
4 11 14 20 25
5 8 11 16 22
6 6 9 14 20
7 6 8 13 19
8 4 7 12 18
9 5 10 15
10 5 10 15
11 4 9 14
12 4 9 14
13 4 9 14
14 4 9 14
15 3 8 13
16 3 8 13
17 3 7 13
18 2 7 12
19 7 11
20 7 11
21 7 11
22 6 11
23 4 10
Catatan untuk Tabel Tanimoto :
Untuk
R < 200 mm/hari kolom 170
200 < R 290 mm/hari kolom 230
290 < R 420 mm/hari kolom 350
R > 420 mm/hari kolom 470

Analisis Hujan
30
Waktu Konsentrasi (tc)
Definisi : waktu yang dibutuhkan oleh butiran air untuk bergerak
dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik yang
ditinjau.
Pada daerah terbangun, waktu konsentrasi terdiri dari waktu yang
diperlukan oleh air yang mengalir pada permukaan tanah menuju
saluran terdekat (overland time of flow = to) dan waktu air
mengalir pada saluran kesuatu tempat yang ditinjau (td), sehingga
: tc = to + td
Besarnya to dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Kekasaran permukaan tanah
Kemiringan tanah
Ukuran luas daerah aliran dan jarak dari street inlet
Adanya lekukan pada tanah
Banyaknya bangunan yang mempengaruhi jumlah air yang meresap.

Analisis Hujan
31
Sebagai pendekatan harga to dapat dihitung
dengan persamaan berikut :




So
Lo c
to
3
) 1 , 1 ( 26 , 3
=
Keterangan :
to : waktu limpasan (menit), dimana Lo < 300 m
Lo: panjang limpasan (m)
So: kemiringan medan limpasan ( % )
c: angka pengaliran
V
L
td
. 60
=
Dimana :
L : panjang saluran (m)
V : kecepatan aliran rata-rata (m/det)
Analisis Hujan
32
Koefisien Pengaliran ( C )
Koefisien pengaliran tergantung dari karakteristik daerah
pengaliran. Harga C akan bertambah besar jika daerah kedap air
di daerah pengaliran bertambah besar. Umumnya daerah
pemukiman mempunyai nilai c yang cukup besar namun tetap
dibawah 1 (satu).
Jika daerah pengaliran mempunyai tata guna lahan (land use)
yang bervaratif (non- uniform), maka nilai koefisien
pengalirannya dapat dihitung dengan persamaan berikut :

n
n n
A A A
C A C A C A
Cw
+ + +
+ + +
=
......
. ..........
2 1
. 2 . 2 1 . 1
Dimana :
C
1
, C
2
, C
n
: koefisien pengaliran untuk setiap sub catchment area
A
1
, A
2
, A
n
: sub area dengan karakteristik permukaan tanah berbeda
Analisis Hujan
33
No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C)
1 Jalan beton dan jalan aspal 0,70 0,95
2 Jalan kerikil dan jalan tanah 0,40 0,70
3 Bahu jalan :
- tanah berbutir halus
- tanah berbutir kasar
- batuan massif keras
- batuan massif lunak

0,40 0,65
0,10 0,20
0,70 0,85
0,60 0,75
4 Daerah perkotaan 0,70 0,95
5 Daerah pinggir 0,60 0,70
6 Daerah industri 0,60 0,70
7 Permikiman padat 0,60 0,80
8 Permukiman tidak padat 0,40 0,60
9 Taman dan kebun 0,20 0,40
10 Persawahan 0,45 0,60
11 Perbukitan 0,70 0,80
12 Pegunungan 0,75 0,90
Analisis Hujan
34
No Jenis Material
Kecepatan aliran yang diijinkan
(m/det)
1 Pasir halus 0,45
2 Lempung kepasiran 0,50
3 Lanau alluvial 0,60
4 Kerikil halus 0,75
5 Lempung kokoh 0,75
6 Lempung padat 1,10
7 Kerikil kasar 1,20
8 Batu-batu besar 1,50
9 Pasangan batu 1,50
10 Beton 1,50
11 Beton bertulang 1,50
Analisis Hujan
35
Perkiraan Besarnya Debit Banjir Rencana
Design flood adalah besarnya debit yang direncanakan
melewati sebuah bangunan air yang dalam hal ini
dengan periode ulang tertentu.
Beberapa metoda empiris untuk analisis design flood,
antara lain
Metoda Rational (DR. Mononobe)
Metoda Haspers
Metoda Melchior
Analisis Hujan
36
Metoda Rational (Dr. Mononobe)
(English unit)
(Metric unit)

Di mana :
= Run off coefisient (empiris)
r = Intensitas hujan selama time of concentration (mm/jam)
f = Luas daerah pengaliran (km
2
)
Q = Debit maksimum (m
3
/dt)
f r Q =o
6 . 3
f r
Q

=
o
Analisis Hujan
37
Run Off Coefficient ()
Besarnya Run Off Coefficient tergantung dari faktor faktor
daerah pengalirannya seperti jenis tanah, kemiringannya, keadaan
hutan penutupnya dan sebagainya, juga tergantung dari besar
kecilnya banjir.
Koefisien ini dapat menunjukkan besarnya aliran permukaan (run
off) terhadap intensitas hujan yang terjadi.
Dibawah ini adalah data data run off coefficient () yang
didapat dari hasil penelitian di Jepang.

Kondisi Daerah Pengaliran Koefisien Pengaliran ( C )
Bergunung dan curam 0,75 - 0,90
Pegunungan tertier 0,70 - 0,80
Sungai dengan tanah dan hutan di
bagian atas dan bawahnya
0,50 - 0,75
Tanah dasar yang ditanami 0,45 - 0,60
Sawah waktu diairi 0,70 - 0,80
Sungai bergunung 0,75 - 0,85
Sungai dataran 0,45 - 0,75
Analisis Hujan
38
Intensitas Hujan
Karena intensitas hujan pada umumnya sukar didapat,
juga di Indonesia, maka untuk mendapatkan intensitas
hujan (r) selama time of concentration (t), yang biasanya
24 jam, dipergunakan hujan sehari (R).
Untuk itu dipergunakan rumus Dr. Mononobe sebagai
berikut :

3 / 2
24
24
|
.
|

\
|
=
t
R
r
Dimana: :
r = intensitas hujan selama time of concentration (mm/jam)
R = Hujan sehari (mm)
T = time of concentration (jam)

Analisis Hujan
39
Time Of Concentration
Dianggap bahwa lamanya hujan yang akan
menyebabkan debit banjir adalah sama dengan
time of concentration (t).
Untuk menghitung t, dipakai rumus :

V
L
t =
Dimana :
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan banjir (km/jam)
T = Time of concentration / waktu perambatan banjir (jam)

Analisis Hujan
40
Kecepatan (V)
Untuk menghitung V dipakai rumus Dr. Rziha
sebagai berikut :
6 . 0
72
|
.
|

\
|
=
L
H
V
Dimana :
H = Beda tinggi antara titik terjauh dan mulut daerah pengaliran (km)
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan perambatan banjir (km/jam)
Analisis Hujan
41
Metoda Haspers
Di mana :
= Koefisien reduksi
C = Koefisien runoff
I = Intensitas hujan yang diperhitungkan
A = Luas daerah pengaliran
Q
t
= Debit dengan kemungkinan ulang T tahun
A I C Qt = |
Analisis Hujan
42
Prosedur Perhitungan
Jika t < 2 jam, maka :
2
) 2 ( ) 260 ( 008 . 0 1 t R t
R t
p
+

=
1 +

=
t
R t
p
1 707 . 0 + = t R p
Jika 2 jam < t < 19 jam Jika 19 jam < t < 30 hari
f q Qt = | o
7 . 0
7 . 0
075 . 0 1
012 . 0 1
f
f
+
+
= o
12 15
10 7 . 3
1
1
75 . 0
2
4 . 0
f
t
t
t

+
+
+ =

|
3 . 0 8 . 0
1 . 0

= i L t
jam) dalam (t
6 . 3 t
p
q

=
hari) dalam (t
4 . 86 t
p
q

=
Analisis Hujan
43
Metoda Melchior
Di mana :
= Run off coefisien
q = Intensitas hujan (m
3
/km
2
/dt)
f = Luas daerah pengaliran (km
2
)
Rt = Curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm)
Q
t
= Debit maksimum
200
Rt
f q Q
t
=o
Analisis Hujan
44
Prosedur Perhitungan
Lukis elips yang mengelilingi Catchment Area,
dengan sumbu panjang a = 1.5 kali sumbu
pendek b dan kemudian dihitung luasnya atau
(km
2
)

b a nA = t
4
1
Analisis Hujan
45
Dengan nilai nf dari table melchior kemudian
dilanjutkan dengan menentukan nilai q = q
1

Menghitung kecepatan :


disarankan agar o = 0.52 bila tidak maka untuk
dapat menggunakan grafik, V harus dikalikan
dengan

2 . 0
5
2
52 . 0
31 . 1
|
.
|

\
|
=
o
i F q V
5
1
52 . 0
|
.
|

\
|
o
Analisis Hujan
46
Menghitung time of concentration dengan rumus :


menentukan nilai q
baru
= q
1
dengan menggunakan grafik
melchior dengan menggunakan nilai T dan nf.
Kemudian dengan sistem coba coba atau trial and error
diharapkan q
2
= q
1
namun bila tidak maka harus mengulangi
prosedur diatas dengan menggunakan q
2
sebagai q
1
dan demikian
seterusnya sampai didapat q
2
= q
1
.
Setelah diperoleh harga q akhir maka q akhir harus dikoreksi
dengan menggunakan tabel karena adanya pengaruh nilai T.


(jam)
4 V
L
T

=
Di mana :
L = Panjang sungai teoritis sungai = 0.9 x l (km)
Analisis Hujan
47
nF q nF q nF Q
0,14 29,60 144 4,75 720 2,30
0,72 22,45 216 4,00 2080 1,85
1,44 19,90 288 3,60 1440 1,53
7,20 14,15 360 3,30 2160 1,20
14,00 11,85 432 3,05 2880 1,00
29,00 9,00 504 2,85 4320 0,70
72,00 6,25 576 2,65 5760 0,54
108,00 5,24 648 2,45 7200 0,48
T
(menit)
Kenaikan
(%)
T
(menit)
Kenaikan
(%)
0 - 40 2 1330 - 1420 18
40 115 3 1420 - 1510 19
115 - 190 4 1510 - 1595 20
190 - 270 5 1595 - 1680 21
270 - 360 6 1680 - 1770 22
360 - 450 7 1770 - 1860 23
450 - 540 8 1860 - 1950 24
540 - 630 9 1950 - 2035 25
630 - 720 10 2035 - 2120 26
720 - 810 11 2120 - 2210 27
810 - 895 12 2210 - 2295 28
895 - 980 13 2295 - 2380 29
980 - 1070 14 2380 - 2465 30
1070 - 1150 15 2465 - 2550 31
1150 - 1240 16 2550 - 2640 32
1240 - 1330 17 2640 - 2725 33
Hubungan nF dengan q
Faktor Koreksi
Analisis Hujan
48
Analisa Debit Andalan
Perhitungan debit andalan dengan periode ulang
yang diperlukan (biasanya diambil 5 tahun),
dibutuhkan untuk menilai luas daerah potensial
yang dapat diairi (apabila bendung bukan berfungsi
sebagai pembangkit listrik tenaga mini hydro)
Untuk dapat mengetahui besarnya debit andalan
yang terjadi dengan seakurat mungkin adalah
dengan cara pengukuran langsung di lapangan
dengan membaca papan duga tiap hari.
Dan jika tidak tersedia data maka tentang muka air
dan debit, maka dapat dilakukan dengan
perhitungan berdasarkan curah hujan bulanan.

Analisis Hujan
49
Berikut adalah rumus empiris yang dapat
digunakan untuk menghitung debit andalan :


Curah hujan diurutkan dari yang terkecil hingga
yang terbesar.
Selanjutnya dengan menggunakan curah hujan
efektif, maka dapat dihitung besarnya debit
andalan dengan menggunakan metoda metoda
yang telah diuraikan sebelumnya.

1
5
80 + =
n
R
Di mana :
n = Jumlah tahun pengamatan
Analisis Hujan
50
Rangkuman
Analisis frekuensi adalah berulangnya suatu kejadian dalam kurun waktu
N tahun.
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi.
Waktu Konsentrasi (tc) adalah waktu yang dibutuhkan oleh butiran air
untuk bergerak dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik
yang ditinjau.
Koefisien pengaliran adalah suatu besaran yang nilainya tergantung pada
tata guna lahan daerah pengaliran.
Debit banjir rencana adalah besarnya debit yang direncanakan melewati
sebuah bangunan air dengan periode ulang tertentu.
Debit andalan adalah debit air yang dibutuhkan dan selalu ada setiap
saat.

Anda mungkin juga menyukai