Anda di halaman 1dari 66

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017

PRODUKSI PABRIK KARET REMAH


PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

BAB III. DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Dalam lingkup rona lingkungan tidak semua komponen lingkungan akan


dikaji secara detil, tetapi hanya mencakup komponen lingkungan yang
diperkirakan mengalami perubahan secara nyata dan akan menyebabkan
dampak terhadap komponen lingkungan lainnya.

3.1. Iklim, Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan


3.1.1. Iklim
Kondisi iklim di wilayah kegiatan dan sekitarnya digambarkan dengan
keadaan kelembaban udara (RH), temperatur udara, angin dan keadaan curah
diperoleh dari data sekunder hasil pencatatan dari BMKG di Kenten Palembang
dalam periode 10 tahun (2006-2016). Stasiun pengamatan tersebut dianggap
repre-sentatif mewakili daerah lokasi kegiatan karena memiliki karakteristik area
yang relatif sama dan berjarak dekat secara klimatologis.
Berdasarkan data pengamatan hujan selama periode 10 tahun, daerah
kegiatan dikategorikan memilik iklim tipe C yaitu memiliki nilai Q antara 0,333
dan 0,600 dengan nilai Q = 52,9%. Berdasarkan perhitungan metode Schmidt
dan Ferguson, dimana nilai Q adalah jumlah rata-rata bulan kering dibagi
dengan jumlah rata-rata bulan basah selama periode pengamatan. Rata-rata
jumlah bulan kering tahunan adalah 2 bulan dan rata-rata bulan basah adalah 6
bulan.

 Curah Hujan
Data data pengamatan periode 10 tahun (2006-2016), jumlah curah
hujan rata-rata tahunan yang tercatat adalah 2.521,46 mm dengan
jumlah hari hujan 156,64 hari. Rata-rata curah hujan bulanan antara
66,28 mm hingga 354,41 mm dengan curah maksimum terjadi pada
bulan Maret dan curah hujan minimum terjadi pada bulan Juli. Data

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 1
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

curah hujan di daerah kegiatan diambil dari stasiun curah hujan Kenten
di Palembang hasil pengukuran dalam tahun 2006 s/d 2016.

Tabel 3.1. Curah hujan wilayah studi selama 10 tahun terakhir (mm)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jmlh
2006 284 96 113 151 43 84 125 42 12 74 233 121 1378,00
2007 297 136 220 257 62 50 76 14 156 66 134 150 1618,00
2008 159 94 390 198 284 135 44 135 228 253 304 526 2750,00
2009 275 134 564 339 112 140 36 97 33 212 183 284 2409,00
2010 251 325 541 420 243 171 91 201 371 337 508 250 3709,00
2011 210,2 338,8 392,4 378,4 292,3 65,4 33,8 33,6 14,6 264,9 219,4 348,9 2592,00
2012 201,2 347,4 246,2 404,9 204,8 199,3 85,9 50,9 1 226,7 649,3 466,1 3083,00
2013 309 332,7 613,4 368 119 149,8 85,9 154 282,1 191,3 310.4 493,6 3409,00
2014 141 38 168 236 204 69 60 46 15 5 320,5 442 1744,50
2015 265 190 274 441 37 276 5 55 5 0 261,5 231 2040,50
2016 157,5 243 376,5 268 252,5 70 86,5 98 221,5 491,5 372,5 364 3001,50
Rerata 231,81 206,61 354,41 314,66 168,51 161,5 66,28 84,23 121,75 192,85 317,79 334,24 2521,46
Maks. 309 347,4 613,4 420 292,3 276 86,5 201 371 491,5 649,3 493,6 3709,00
Min. 141 38 113 151 37 50 5 14 1 0 134 121 1378,00
Sumber: Badan Meteorolog dan Geofisika Stasiun Klimatologi Klas II Kenten, 2017

Selanjutnya jumlah hari hujan tahunan berkisar antara 112 sampai


239. Jumlah hari hujan terendah adalah pada bulan Agustus tahun 2004
dan bulan September dan Oktober tahun 2006 yakni sebanyak 2 hari,
sedangkan hari hujan tertinggi adalah pada Januari tahun 2013 sebanyak
29 hari (Tabel 3.2).
Suhu udara rerata di wilayah studi berkisar antara 26,5oC hingga
27,9oC. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,1oC hingga 33,4oC dan
suhu udara minimum adalah sekitar 23,9oC hingga 24,6oC. Kecepatan
angin di kawasan kegiatan umumnya tergolong rendah yaitu antara 2,2 –
3,8 knot.

Tabel 3.2. Hari hujan wilayah studi selama 10 tahun terakhir


Tahun Bulan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
t
2006 15 10 9 8 4 8 3 1 1 3 12 9 83
2007 18 13 16 15 10 7 6 2 10 5 8 7 118
2008 9 5 13 7 6 4 7 5 11 15 11 12 105
2009 27 25 24 20 16 10 10 10 5 22 23 23 215
2010 27 26 26 22 16 14 12 15 19 19 20 20 236

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 2
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

2011 22 19 28 24 16 14 10 7 2 17 24 25 216
2012 19 25 19 24 16 10 10 13 17 17 24 26 201

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 3
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Tabel 3.2. Lanjutan


Tahun Bulan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
t
2013 29 21 23 25 20 14 10 13 17 17 24 25 238
2014 8 4 10 12 8 6 2 4 1 1 14 14 84
2015 16 6 14 15 3 10 1 2 1 0 10 9 87
2016 14 12 15 15 9 6 4 6 11 18 16 14 14
Rerat 18,5 15,0 17,9 17,0 11,4 9,36 6,8 6,4 7,64 12,9 16,7 16,7 156,64
a 5 9 1 0 5 2 5 1 3 3
Sumber: Badan Meteorolog dan Geofisika Stasiun Klimatologi Klas II Kenten, 2017

Arah angin dominan adalah ke arah Tenggara dengan frekuensi 40%.


Arah angin lainnya adalah dari Barat Laut dengan frekuensi sebesar
36,67%. Data kecepatan dan arah angin dominan di kawasan kegiatan
secara lengkap disajikan pada Tabel 3.3. Komposisi data klimatologi
tersebut juga menunjukkan bahwa kelembaban udara nisbih rata-rata
berkisar antara 78,5% – 86,8%. Kelembaban udara tertinggi dicapai pada
bulan Januari dan terendah bulan September.

Tabel 3.3. Data Rata-rata Kecepatan Angin (knot) di sekitar Wilayah Studi
Tahun 2006-2016
Tahun Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
2006 5 6 5 Calm 5 2,6 2,6 3 4 3 2 5
2007 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4
2008 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
2009 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2010 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2
2011 3,3 3 2,7 2,2 2,2 2,9 3 3,5 3,8 2,4 2,1 2,5
2012 3,2 2,1 2,7 2,8 3 3 3,1 3,8 3,6 2,3 2 3
2013 3,9 4 3,1 2,8 2,7 3 3,1 4,2 4 3,6 2,9 5,3
2014 5.6 5,4 4,3 3,6 3,9 3,9 4,7 4,8 5,2 4,1 2,6 2,9
2015 3,9 3,4 2,7 2,2 2,7 3,1 4,6 4,9 4,8 4,4 2,7 2,9
2016 3 3,1 2,7 2,5 2,4 2,8 3,3 3,7 3,2 3 1,7 2
Rerata 3,68 3,69 3,14 2,81 3,18 3,31 3,59 3,81 3,85 3,36 2,50 3,16

Sumber : Stasiun Klimatologi Kenten Palembang (2006-2016)

 Suhu Udara
Suhu udara rerata di wilayah studi berkisar antara 26, 0 C sampai
dengan 28,50 C dengan kelembaban udara berkisar antara 88% hingga
79%.

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 4
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

3.1.2. Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan


Kualitas udara lokasi kegiatan masih tergolong cukup baik sekalipun
lokasi kegiatan berada di pinggiran ibu kota Palembang, serta aktivitas
transportasi atau sumber pencemar udara lain.
Secara umum kualitas udara maupun tingkat kebisingan masih di bawah
Baku Mutu Udara Ambien dan di bawah Baku Tingkat Kebisingan. Lokasi
pengambilan contoh kualitas udara adalah:
U1 : S : 030 01’ 22,48” dan E : 1040 45’ 54,31”
U2 : S : 030 01’ 28,61” dan E : 1040 45’ 53,16”
U3 : S : 030 01’ 32,64” dan E : 1040 45’ 56,78”
U4 : S : 030 01’ 29,37” dan E : 1040 45’ 52,89”
U5 : S : 030 01’ 35,67” dan E : 1040 45’ 46,30”
U6 : S : 030 01’ 37,22” dan E : 1040 45’ 49,88”.

3.1.2.1. Sulfur Dioksida


Polusi oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen gas
yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO 2) dan sulfur trioksida (SO3), dan
keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau
yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan
komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung
sulfur seperti batubara akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi
jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang
tersedia.

Tabel 3.4. Hasil analisis kualitas udara ambient PT Prasidha Aneka Niaga Tbk.
Lokasi BML *)
No Parameter Satuan
U1 U2 U3 U4 U5 U6
1. Kebisingan dBA 51 46 44 43 42 52 55
2. Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 36 45 41 48 37 148 900
3. Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 461 572 603 548 432 124 30.000
4. Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 36 40 41 40 37 86,5 150
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 5
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

5. Oksidan (O3) µg/Nm3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 235
6. Hidro Carbon (HC) µg/Nm3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 160
7. Debu (TSP) µg/Nm3 125 139 129 120 121 78,8 230
8. Plumbum (Pb) µg/Nm3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2
Tabel 3.4. Lanjutan
Lokasi BML *)
No Parameter Satuan
U1 U2 U3 U4 U5 U6
9. PM 2,5 µg/Nm3 14 14 16 15 13 0,00 65
10. Amonia (NH3) ppm 0,008 0,033 0,007 0,006 0,004 0,00 2
Sumber: Data primer, Mei 2017
*)
Berdasar Per. Gub Sum Sel Nomor 17 Tahun 2005, tentang NIlai Ambang
Batas Kebisingan untuk Kawasan Baku Tingkat Kebisingan Industri adalah 70 ± 3 dBA
0,00 : tidak terdeteksi.

Pengaruh SO2 terhadap tanaman dimungkinkan oleh dua faktor yaitu:


pengaruh konsentrasi SO2 dan waktu kontak. Kerusakan tiba-tiba (akut) terjadi
jika terjadi kontak dengan SO 4 pada konsentrasi tinggi dalam waktu cepat,
dengan gejala beberapa bagian daun menjadi kering dan mati, dan biasanya
warnanya memucat. Kontak dengan SO2 pada konsentrasi rendah dalam waktu
lama menyebabkan kerusakan kronis, yang ditandai dengan menguningnya
warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan khlorofil.
Kerusakan akut pada tanaman disebabkan kemampuan tanaman untuk
mengubah SO2 yang diabsorbsi menjadi H2SO4.
Pengaruh terhadap manusia dan hewan, SO 2 pada konsentrasi jauh
lebih tinggi dari konsentrasi yang diperlukan adalah iritasi sistem pernapasan,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada SO 2
sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan ada beberapa individu yang sensitif iritasi
terjadi pada konsentrasi 1 – 2 ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi
kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami
penyakit khronis pada sistem pernapasan dan kardiovaskular. Individu dengan
gejala tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO 2.
Data hasil pengukuran untuk seluruh lokasi menunjukkan nilai
kandungan SO2 masih di bawah baku mutu. Untuk saat ini tidak terlihat
pengaruhnya terhadap lingkungan seperti dedaunan berbintik dan menguning,
korosif yang berlebihan pada peralatan, atau gangguan pada pernapasan dan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 6
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

mata pedih. Hasil pengukuran SO 2 di ke enam lokasi adalah 36 – 148 g/Nm3,


kandungan ini masih di bawah baku mutu yang ditetapkan 900 g/Nm3.

3.1.2.2. Kandungan Nitrogen Oksida


Nitrogen oksida (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer
yang terdiri dari gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2). Walaupun
bentuk nitrogen oksida lainnya ada, tetapi kedua gas ini yang paling banyak
ditemui sebagai polutan udara. Nitrit oksida merupakan gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen dioksida mempunyai warna
coklat kemerahan dan berbau tajam.
Konsentrasi NOx di udara sangat dipengaruhi oleh sinar matahari dan
aktivitas kendaraan bermotor. Pencemaran NO x dapat berupa asam nitrat, yang
kemudian diendapkan sebagai garam-garam nitrat di dalam air hujan dan debu.
Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran garam nitrogen dioksida
(NO2) adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO 2 akan
membengkak sehingga penderita sulit bernapas dan dapat mengakibatkan
kematian. Konsentrasi gas NO2 yang tinggi juga dapat menyebabkan gangguan
pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang, bila keracunan tersebut
berlangsung lama dapat menyebabkan kelumpuhan.
Jumlah NOx yang terdapat di udara dalam keadaan kesetimbangan
dipengaruhi oleh suhu pembakaran, dimana pada suhu tinggi akan terdisosiasi
kembali menjadi N2 dan O2, jika suhu campuran tersebut mengalami penurunan
secara perlahan-lahan akan memberikan waktu yang cukup bagi NO untuk
terdisosiasi. Beberapa pengaruh merugikan yang ditimbulkan karena polusi
NOx bukan disebabkan oleh oksida tersebut, tetapi karena peranannya dalam
pembentukan oksidan fotokimia yang merupakan komponen berbahaya di
dalam asap. Adanya NOx di atmosfer pada konsentrasi tinggi 3,5 ppm terjadi
nekrosis atau kerusakan, selama 10 menit pada manusia akan mengakibatkan
sedikit kesukaran dalam bernapas. Kandungan NO 2 di udara berasal dari

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 7
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

pembakaran gas nitrogen. Hasil pengukuran NO 2 pada seluruh lokasi berkisar


antara 36 – 86,5 g/Nm3 kondisi ini masih dibawah baku mutu yang
diperbolehkan (400 g/Nm3).

3.1.2.3. Karbon monoksida (CO)


Karbon monoksida adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas. Komponen ini
mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak larut di dalam air.
Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses
pembakaran tidak sempurna terhadap karbon atau komponen yang
mengandung karbon. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang
mengandung karbon pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi karbon
monoksida dan oksigen. Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh CO
terhadap tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata. Pengaruh CO pada
manusia pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian, sedangkan
kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif rendah (100 ppm atau kurang)
dapat menggangu kesehatan. Pengaruh CO pada tubuh terutama disebabkan
oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah.
Kandungan CO di udara berasal dari emisi kendaraan bermotor, dan
pembakaran bahan bakar minyak yang tidak sempurna dan oksigen yang
tersedia kurang dari yang dibutuhkan. Gas CO dapat juga berasal dari
pembakaran kayu hutan. Kandungan CO pada seluruh lokasi contoh berkisar
antara 124-603 g/Nm3 (Tabel 3.3) dan masih di bawah baku mutu yaitu
sebesar 30.000 g/Nm3.

3.1.2.4. Kandungan Partikulat (debu)


Kandungan partikulat yang berada di udara ambien pada umumnya
berasal dari proses pembakaran bahan bakar yang kurang sempurna. Proses
pembakaran pada sumber bergerak pada umumnya berbentuk minyak (cair).

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 8
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Kandungan partikulat diemisikan dari sumber bergerak yaitu kendaraan


bermotor. Sedangkan sumber emisi partikulat yang berasal dari sumber tidak
bergerak berasal dari pemukiman.
Dampak yang ditimbulkan oleh kandungan partikulat terhadap kesehatan
manusia adalah berupa gangguan pernapasan fibrosis, dan abstraksi paru-
paru. Pengaruh terhadap kesehatan manusia tergantung kepada komposisi
kimia, ukuran partikel, konsentrasi dan lama pemaparannya. Dampak partikulat
debu terhadap lingkungan diantaranya dapat mengurangi jarak
pandang/penglihatan. Apabila konsentrasinya tinggi, dapat menimbulkan
gangguan estetika dan tertutupnya permukaan benda, bangunan gedung dan
lain-lain. Partikulat debu dengan ukuran 0,2 - 2 mikron merupakan penyaring
sinar matahari yang efisien, sehingga akan mengakibatkan berkurangnya sinar
matahari di permukaan bumi, dan akan mempengaruhi kehidupan di
permukaan bumi, karena kekurangan sinar ultraviolet yang dibutuhkan untuk
proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan dan juga sebagai salah satu faktor
antirachitis. Selain itu sinar ultraviolet dibutuhkan untuk membunuh
mikroorganisme patogen di udara.
Kandungan TSP pada lokasi pengukuran lebih dominan berasal dari
debu jalan atau lahan terbuka ketika angin bertiup atau kendaraan yang lewat,
mengingat hampir di ketiga lokasi pengukuran saat ini berada pada lahan yang
rawan debu. TSP dapat pula berasal dari jelaga sisa pembakaran kendaraan
bermotor. Dari hasil pengukuran kandungan TSP, menunjukkan bahwa
kandungan TSP adalah 78,8-139 g /Nm3 (Tabel 3.4.) dan masih berada jauh di
bawah baku mutu yang ditetapkan yakni sebesar 230.

3.1.2.5. Kandungan Pb
Timah hitam (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan
atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C
pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-
tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 9
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan
secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik
didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua
senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-
unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung
memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan
terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa
kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.

Sumber Distribusi
Pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar merupakan
bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Berdasarkan estimasi
sekitar 80–90% Pb di udara ambien berasal dari pembakaran bensin namun
sebarannya tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena
tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk
mereduksi kandungan pb pada bensin.
Meskipun lokasi kegiatan berdekatan dengan alur lalu lintas padat,
berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kandungan Pb sangat rendah
yakni 0,00 µg/Nm3/24 jam.

Sedangkan terhadap PM2,5 hasil pengamatan di enam titik berkisar


antara 0,00 hingga 16 g /Nm3 masih jauh di bawah baku mutu yakni 65 g
/Nm3.

3.1.2.6. Kandungan O3
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah
fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam
jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara Ozon sangat
berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk
diudara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang
gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O 2) menjadi
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 10
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

atom oksigen tergantung dari jumlah molekul O 2 atom-atom oksigen secara


cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di
daerah panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh
ozon didaerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam metode-metode
analitik.
Kadar ozon alami yang berubah-ubah sesuai dengan musim
pertahunnya berkisar antara 10–100 mg/m3 (0,005–0,05 ppm). Di wilayah
pedesaan kadar ozon dapat menjadi tinggi karena adanya kiriman jarak jauh O 3
dari udara yang berasal dari perkotaan. Di daerah perkotaan yang besar,
tingkat ozon atau total oksidan maksimum 1 jam dapat berkisar dari 300–800
mg/m3 (0,15-0,40 ppm) atau lebih. Sekitar 5–30% hasil pemantauan di
beberapa kota besar didapatkan kadar oksida maksimum 1 jam yang
melampaui 200 mg/m3 (0,1 ppm). Peroksiasetilnitrat umumnya terbentuk secara
serentak bersama dengan ozon.
Dari hasil pengukuran di lokasi kegiatan kandungan ozon pada enam titik
pengamatan tidak terdeteksi.

Tabel 3.5. Kualitas udara di lingkungan kerja


PARAMETER
NAMA
NO CO H2S SO2 NO2 NH3 Debu
LOKASI
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (mg/m3)
1. 1 0,719 0,015 0,017 0,019 0,269 0,150
2. 2 1,619 0,008 0,022 0,022 0,148 1,668
Nilai Ambang Batas
25 1 0,25 3 25 10
(NAB)
1. Bagian Giling: S: 030 01’ 25,49” E: 1040 45’ 56,43”
2. Bagian Dryer: S: 030 01’ 52,25” E: 1040 45’ 53,08”
NAB berdasarkan : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor Per.13/Menaker/2011

Hasil pengukuran di areal giling maupun di lingkungan kerja dryer


menunjukkan kandungan CO, H2S, SO2, NO2, NH3 maupun kandungan debu
berada dalam kualitas yang baik berdasarkan standar ambang yang

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 11
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

diberlakukan yaitu Nilai Ambang Batas yang diperkenankan di dalam


Kep.13/Menaker/2011.
Untuk kualitas udara khusus kebauan dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut ini.
Tabel 3.6. Kualitas udara ambient khusus kebauan

LOKASI BMK
No Parameter
(ppm)
1 2 3 4 5
1. Amonia (NH3) 0,014 0,037 0,015 0,011 0.010 2
2. Metil Mercaptan (CH3SH) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002
Tabel 3.6. Lanjutan

LOKASI BMK
No Parameter
(ppm)
1 2 3 4 5
3. Hidrogen Sulfida (H2S) 0,005 0,008 0,006 0,003 0,003 0,02
4. Metil Sulfida 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,01
5. Stirena (C2H3CHCH2) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,1
Keterangan : BMK : Baku Mutu Kebauan: Kep.50/MEN-LH/11/1996
1. Lokasi 1: ± 100 meter arah Tenggara, atas arah mata angin.
S : 03o 01’ 22.48” E : 104o 45’ 54,31”
2. Lokasi 2: ± 100 meter arah Barat Laut, bawah arah mata angin.
S : 03o 01’ 28.61” E : 104o 45’ 53,16”
3. Lokasi 3: ± 100 meter arah Barat Laut, bawah arah mata angin.
S : 03o 01’ 22.48” E : 104o 45’ 48,10”
4. Lokasi 4: ± 250 meter arah selatan, permukiman.
S : 03o 01’ 54.8” E : 104o 45’ 91,1”
5. Lokasi 5: ± 100 meter arah selatan, lapangan parkir motor.
S : 03o 01’ 47.0” E : 104o 45’ 90,9”
Berdasarkan parameter uji terhadap kebauan terukur bahwa NH3;
CH3SH; H2S; metil sulfida dan stirena berada di bawah baku mutu kebauan.
Untuk kebisingan telah dilakukan pengukuran di 6 titik sebagaimana
disajikan dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Tingkat kebisingan lingkungan kerja


Tingkat Kebisingan
No. PARAMETER (dBA)
Hasil BML*
1. Breaker 78 70
2. Hammer Mill 88

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 12
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

3. Creeper 82
4. Cutter/ Shreder 88
5. Dryer 77
6. Rubber Palletizer 81
BML*: Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 17 Tahun 2005 untuk
Kawasan Industri

Tingginya tingkat kebisingan disebabkan oleh operasional peralatan


yang ditempatkan di ruang terbuka. Namun demikian peraturan keselamatan
kerja tetap dipatuhi dengan mewajibkan tenaga kerja menggunakan earplug
dan shift kerja.
Pengamatan kualitas udara juga dilakukan terhadap emisi sumber tidak
bergerak dan hasil pengukurannya disajikan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kualitas udara emisi sumber tidak bergerak boiler


BME
Peraturan
No. PARAMETER SATUAN HASIL METODE Gubernur
Sumsel No. 6
Tahun 2012
1. Nitrogen Dioksida (NO2) mg/m3 146,71 Kalorimetri 1000
2. Opasitas % 14 Visual 35 %
3. Partikulat mg/m3 59,33 Isokinetik 350
4. Sulfur Dioksida (SO2) mg/m3 121,53 Titrimetri 800
Keterangan: ttd = tidak terdeteksi
BME : Baku Mutu Emisi (Peraturan Gubernur Sumsel No. 6 Tahun 2012)

Tabel 3.9. Kualitas udara emisi sumber tidak bergerak scrubber


HASIL
No Parameter Satuan Baku Mutu
A B C D
1 Nitrogen Dioksida (NO2) mg/m3 0,059 0,048 0,068 0,186 1.000
2 Opasitas % 14 15 14 14 35 %
3 Partikulat mg/m3 23,11 28,56 22,63 19,76 350
4 Sulfur Dioksida (SO2) mg/m3 0,363 0,291 0,78 0,795 800
Keterangan:
Kode Scrubber A = S : 03o 01’ 23.00” E : 104o 45’ 53.30”
B = S : 03o 01’ 26.10” E : 104o 45’ 53.60”
C = S : 03o 01’ 31.83” E : 104o 45’ 55.32”
D = S : 03o 01’ 31.83” E : 104o 45’ 55.32”
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 13
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

BME = Baku Mutu Emisi (Peraturan Gubernur Sumsel No. 6 Tahun 2012)

Tabel 3.10. Kualitas udara emisi sumber tidak bergerak genset


HASIL
No Parameter Satuan Baku Mutu
02 03
1 Nitrogen Dioksida (NO2) mg/m3 143,53 143,19 1.000
2 Opasitas % 16 17 35 %
3 Patikulat mg/m3 119,67 118,67 350
4 Sulfur Dioksida (SO2) mg/m3
60,28 61,38 800
Kode GENSET 02 = S : 03o 01’ 26.10” E : 104o 45’ 53.60”
03 = S : 03o 01’ 26.10” E : 104o 45’ 53.60”
BME = Baku Mutu Emisi (Peraturan Gubernur Sumsel No. 6 Tahun 2012)

Hasil uji emisi untuk NO2, opasitas, partikulat maupun SO2 pada boiler,
scrubber dan genset diketahui jauh lebih rendah dari batas maksimum yang
diperkenankan (Tabel 3.8; 3.9; 3.10).

3.1.3. Hidrologi dan Kualitas Air


a. Hidrologi
Aliran air permukaan khususnya di lokasi kegiatan merupakan sistem
drainase alami yang mengelilingi pabrik karet remah. Pola aliran wilayah ini
mencerminkan daerah yang dialiri memiliki topografi datar.

3.1.4. Hidrologi dan Kualitas Air


3.1.4.1. Hidrologi
Wilayah studi berada di sudut pertemuan dua sungai, yaitu sebelah
Utara di bantaran Sungai Ogan dan sebelah Timur di bantaran Sungai Kedukan
(anak Sungai Ogan). Sungai Ogan bermuara ke Sungai Musi di sebelah barat
dan berada di luar areal studi.
Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter
(lebar terpanjang 1.350 meter berada disekitar Pulau Kemaro, dan lebar
terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Ketiga sungai besar
lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter; Sungai

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 14
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan lebar
rata-rata 103 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai-
sungai kecil lainnya terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase
perkotaan (terdapat ± 68 anak sungai aktif). Sungai-sungai kecil tersebut
termasuk Sungai Kedukan memiliki lebar berkisar antara 3 – 20 meter. Pada
aliran sungai-sungai tersebut ada yang dibangun kolam retensi, sehingga
menjadi bagian dari sempadan sungai. Permukaan air Sungai Ogan di wilayah
studi sangat dipengaruhi permukaan air Sungai Musi sedang Sungai Musi ini
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga
permukaan air Sungai Ogan mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran
sungai di Kota Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik,
artinya merupakan ranting pohon, dimana dibentuk oleh aliran sungai utama
(Sungai Musi) sebagai batang pohon, sedangkan anak-anak sungai sebagai
ranting pohonnya. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan bahwa, daerah
yang dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar. Dengan kekerasan
batuan relatif sama (uniform) sehingga air permukaan (run off) dapat
berkembang secara luas, yang akhirnya akan membentuk pola aliran sungai
(river channels) yang menyebar ke daerah tangkapan aliran sungai (catchment
area).

3.1.4.2. Kualitas Air


 Sungai Ogan
Hulu Sungai Ogan di daerah Ogan Ulu dan Ilir terletak di Ogan Ilir
bermuara di Sungai Musi. Sungai ini merupakan jalur transportasi yang
menghubungkan daerah kawasan Ogan Komering Ulu hingga Palembang pada
zaman dahulu. Hal ini terlihat dari ditemukannya sisa dermaga PT. Semen di
Dusun Belatung. Masa kini, Sungai Ogan digunakan untuk transportasi para
pedagang bambu. Sebagian besar penduduk di pinggiran sungai masih
menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air. Bahkan air Sungai

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 15
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Ogan juga digunakan sebagai sarana industri. Seperti halnya Perusahaan


Daerah Air Minum (PDAM) yang menyedot air sungai sebagai bahan baku
produksi air bersih. Penduduk merawat tumbuhan di pinggir sungai serta
mempertahankan keberadaan batu cadas di dasar sungai. Batu-batu cadas
tersebut akan membentuk riak-riak air di beberapa bagian sungai.
Air sungai tampak keruh akibat banyaknya pengguna air Sungai Ogan.
Kandungan pH rata-rata mencapai 7,2. Terdapat hanya biota laut yang hidup di
dalamnya seperti ikan tihek, ikan patin, udang, lumut dan lain sebagainya.
Secara fisis yang tidak memenuhi kualitas air bersih tapi secara kimia dan
biologis air sungai masih layak dikonsumsi. Faktanya penduduk sekitar jarang
terserang penyakit kulit atau penyakit lain yang berkaitan dengan penggunaan
air kotor terutama pada musim penghujan.
Dari pemeriksaan kualitas air Sungai Ogan dan Sungai Kedukan dapat
dilihat bahwa parameter besi terlarut terukur melampaui batas maksimum
diperbolehkan di semua stasiun pengamatan. Tabel 3.11 memperlihatkan
seluruh hasil pengukuran kualitas air di enam stasiun di kedua sungai.
Koordinat lokasi pengambilan contoh adalah:
A1) S. Ogan (hilir) S:030 01’ 21,26” – E 1040 45’ 51,46”;
A2) S. Ogan (tengah) S:030 01’ 23,36” – E 1040 46’ 0,58”;
A3) S. Ogan (hulu) S:030 01’ 24,78” – E 1040 46’ 3,05”;
A5) S. Kedukan (hilir) S:030 01’ 27,27” – E 1040 46’ 2,87”;
A6) S. Kedukan (hulu) S:030 01’ 33,82” – E 1040 45’ 56,64”.

Tabel 3.11. Hasil analisis air Sungai Ogan dan air Sungai Kedukan
HASIL
S.Kedukan S.Kedukan
No PARAMETER Satuan BML S.Ogan S.Ogan S.Ogan
Hilir Hulu
A1 A2 A3
A5 A6
1 Temperatur (di Laboratorium) Co
Devisai # 29,5 28,5 29,3 29,0 28,7
2 Zat padat terlarut mg/L 1000 38,4 38,1 37,2 37,4 36,7
3 Zat padat tersuspensi mg/L 50 45,8 45,7 44,2 31,2 29,6
1 pH (di Laboratorium)* # 6–9 6,8 6,7 6,5 6,5 6,5
2 Besi terlarut (Fe)* mg/L 0,3 0,410 0,413 0,358 0,384 0,416
3 Mangan terlarut (Mn)* mg/L 0,1 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006 <0,006
4 Seng (Zn)* mg/L 0,05 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005
5 Cadmium terlarut (Cd)* mg/L 0,1 <0,003 <0,003 <0,003 <0,003 <0,003
6 Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,00166 0,00113 0,000154 <0,0000 0,0001
7 Timbal terlarut (Pb)* mg/L 0,3 <0,049 <0,067 <0,049 0,082 0,074
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 16
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

8 Sulfat (SO4)* mg/L 400 14 17 17 17 15


9 Arsen (As) mg/L 0,05 53,16 39,1 <0,0152 0,0473 0,0884
10 Selenium terlarut (Se) mg/L 0,01 0,00004 0,00004 0,00004 0,00004 0,00004
11 Sianida (CN) mg/L 0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02
12 Fluorida (F) mg/L 0,5 0,02 0,02 0,01 0,03 0,02
13 Klorida (Cl)* mg/L 600 3,67 8,15 7,81 10,1 32,6
14 Amonia Bebas (NH3) mg/L 0,5 0,174 0,171 0,159 0,207 0,150
15 Nitrat (NO3) mg/L 10 0,044 0,110 0,043 0,042 0,095
16 Nitrit (NO2)* mg/L 0,06 0,033 0,032 0,013 0,021 0,029
17 Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) mg/L 2 1,65 1,79 1,53 1,97 1,81
18 Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) mg/L 10 9,40 9,36 8,65 9,58 9,54
19 Disolved Oksigen mg/L 6 6,17 6,06 6,34 6,11 6,06
20 Tembaga terlarut (Cu)* mg/L 0,02 <0,011 <0,011 <0,011 0,021 0,021
21 Cobalt terlarut (Co) mg/L 0,2 <0,0041 0,0011 0,005 <0,0041 0,006
22 Sulfida (H2S) mg/L 0,002 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01
23 Fosfat (PO4) mg/L 0,2 0,15 0,12 0,09 0,10 0,10
1 Minyak dan Lemak µg/L 1000 400 300 300 300 300
2 Detergen mg/L 200 0,146 0,141 0,141 0,146 0,091
3 Fenol µg/L 1 9 8 13 5 6
4 Fecal Coliform jml100 ml 100 300 300 300 400 300
5 Total Coliform jml100 ml 1000 600 800 800 800 700
Catatan : Data primer, Agustus 2017
*) Terakreditasi #) Tidak ada satuan -) Tidak dipersyaratkan
BML: Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005, tentang Peruntukan Air
dan Baku Mutu Air Sungai

1) Air sungai
Karakteristik fisika
(a) Temperatur
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai
proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan
mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian dikembalikan
ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan
tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tinggi dari pada air asalnya.
Baku mutu air permukaan (badan air) ditetapkan pada suhu normal.
Suhu air permukaan (badan air) yang tinggi (>45 oC) akan
mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimia biologis pada benda
padat dan gas dalam air.
Pembusukan yang terjadi pada suhu yang tinggi dan tingkatan
oksidasi zat organik jauh lebih besar pada suhu yang tinggi. Suhu yang

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 17
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

tinggi dapat menyebabkan kelarutan oksigen dalam air permukaan (badan


air) berkurang, sehingga proses aerasi yang dibutuhkan untuk
mendegradasi bahan organik akan terhambat. Selanjutnya akan
memberikan dampak yang dapat mematikan biota air di dalam badan air
dan mematikan vegetasi yang terkena. Hasil pengukuran temperatur pada
seluruh lokasi contoh (Tabel 3.11) menunjukkan bahwa temperatur sekitar
28,5oC masih tergolong normal.

(b) Zat padat terlarut dan tersuspensi


Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang
larut, mengendap maupun tersuspensi. Bahan ini akan mengendap pada
dasar air yang lama kelamaan menimbulkan pendangkalan khususnya
pada badan air permukaan penerima. Akibat lain dari padatan ini
menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun
bagi mahkluk lain. Jumlah padatan menunjukkan jumlah lumpur
terkandung dalam air.

(c) Zat Padat Terlarut dan Zat Padat Tersuspensi


Zat padat terlarut berkisar antara 36,7 mg/l hingga 38,4 mg/l jauh
lebih rendah dari batas maksimum yang diperkenankan yakni 1.000 mg/l.
Sedang zat padat tersuspensi berkisar antara 29,6 mg/l hingga 45,8 mg/l
juga lebih rendah dari batas maksimum yang diperkenankan yakni 50
mg/l. Ini berarti karakterisitk Sungai Ogan dan Kedukan secara fisik masih
cukup baik.

Karakteristik Kimia
(a) Tingkat keasaman (pH)
Nilai kemasaman memberikan gambaran tentang keseimbangan
asam basa dalam air yang sangat erat dengan fungsinya sebagai pelarut
dalam reaksi-reaksi kimia. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa faktor

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 18
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

antara lain oleh proses fotosintesis, biologis dan berbagai jenis kation dan
anion dalam air.
Perubahan keasaman pada air buangan, baik ke arah alkali (pH
naik) maupun ke arah asam (pH menurun), akan sangat mengganggu
kehidupan ikan dan hewan air di sekitarnya. Baku mutu lingkungan untuk
parameter pH pada air permukaan adalah 6 – 9. Dari hasil pengukuran pH
untuk empat contoh air sungai masih cukup baik yakni antara 6,5 hingga
6,8.

(b) BOD5
Dalam air permukaan terdapat zat organik yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti
nitrogen, belerang, dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen.
Oksigen tersebut dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik.
Pada akhirnya kadar oksigen dalam air menjadi keruh dan kemungkinan
berbau.
Nilai BOD5 menunjukkan kandungan bahan organik yang dapat
didegradasi, yang dinyatakan dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk proses degradasinya. Makin tinggi nilai BOD5 dari suatu air
permukaan, maka kualitas air permukaan tersebut makin buruk. BOD 5
yang tinggi menggambarkan akibat yang ditimbulkan yaitu akan terjadi
defisit (berkurangnya) oksigen terlarut, padahal komponen ini dibutuhkan
oleh biota perairan seperti nekton (ikan). Batas maksimum yang diizinkan
adalah 2 mg/l. Dari hasil analisis contoh air permukaan menunjukkan
bahwa kandungan BOD5 pada seluruh air sungai berkisar antara
1,53 – 1,97 mg/l. Menunjukkan bahwa untuk parameter BOD, air sungai
cukup baik karena batas maksimum yang diperbolehkan adalah 3 mg/l.

(c) Kebutuhan oksigen kimiawi (COD)


Nilai COD menunjukkan kandungan bahan organik dan anorganik
yang dapat didegradasi, yang dinyatakan dengan jumlah oksigen yang
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 19
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

dibutuhkan untuk proses degradasinya. Makin tinggi nilai COD dari air
permukaan, maka kualitas air permukaan tersebut makin buruk. Sama
halnya dengan BOD5, COD yang tinggi akan terjadi defisit (berkurangnya)
oksigen terlarut, dan selanjutnya mengganggu kehidupan biota perairan
seperti nekton (ikan). Dari hasil analisis contoh air permukaan
menunjukkan bahwa kandungan COD pada seluruh lokasi contoh masih
dibawah baku mutu yaitu 8,65 – 9,40 mg/l dibandingkan dengan 10 mg/l
untuk BML.

(d) Nitrat
Bahwa hasil analisis di tiga titik pengamatan menunjukkan
kandungan nitrat antara 0,042 mg/l hingga 0,110 mg/l. Dikaitkan dengan
baku mutu lingkungan masih jauh di bawahnya yakni 10 mg/l. Pertanda
bahwa secara kimiawi untuk nitrat kualitas air masih cukup baik.
Kandungan nitrogen di atas 0,3 mg/l di dalam air mengakibatkan
ganggang tumbuh dengan subur. Jika kandungan nitrat di dalam air
mencapai 45 mg/l akan berbahaya untuk diminum. Nitrat tersebut akan
berubah menjadi nitrit di perut. Keracunan nitrit akan mengakibatkan
wajah membiru dan kematian.

(e) Fenol
Hasil analisis contoh air permukaan pada setiap lokasi yang diamati
menunjukkan bahwa kandungan fenol antara 6 – 9 µg/l yang berarti
jumlahnya jauh lebih besar dari baku mutu lingkungan yakni 1 µg/l (Tabel
3.11).
Fenol dikenal juga sebagai asam karbolik yang merupakan asam
lemah dibandingkan asam asetat. Dalam keadaan murni (pada temperatur
ruang), fenol berbentuk kristal solid dan tidak berwarna. Fenol larut dalam
air karena sifatnya yang polar dan akan terurai menurut persamaan reaksi
berikut : C6H5OH H+ + C6H5O-.

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 20
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Fenol memiliki sifat cenderung asam, dapat melepaskan ion H + dari


gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida
(C6H5O−) yang dapat dilarutkan dalam air. Fenol terionisasi menjadi H+
dan pada konsentrasi ini cukup beracun untuk bakteri.

(f) Amoniak bebas


Amoniak dalam air permukaan (badan air) dapat berasal dari hasil
degradasi baik secara aerobik maupun anaerobik bahan yang
mengandung unsur nitrogen, seperti protein. Adanya amoniak dalam air
permukaan dapat menimbulkan bau.
Batas maksimum yang diperbolehkan dalam air permukaan untuk
Sungai Ogan dan Sungai Kedukan adalah 0,5 mg/l. Hasil analisis pada
seluruh lokasi beragam yakni 0,150 – 0,207 mg/l masih memenuhi
baku mutu.

(g) Logam berat dan beracun


Air sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik,
diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Logam berat pada
umumnya seperti campuran As, Ba, Cd, Zn, Pb, Hg, Mn. Mangan (Mn),
dan Besi (Fe) yang teroksidasi dalam air berwarna kecoklatan dan tidak
larut menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Kedua macam
bahan ini berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung senyawa
mangan dan besi seperti pirit, hematit, mangan dan lain-lain. Dari hasil
analisis kandungan logam berat umumnya rendah kecuali besi yang
tinggi, hanya saja untuk besi ini tidak ditentukan batas maksimumnya.

(h) Sulfat
Sulfat dalam jumlah yang besar akan menaikkan keasaman air.
Ion sulfat dapat terjadi secara proses alamiah. Ion sulfat oleh bakteri
direduksi menjadi sulfida pada kondisi anaerob dan selanjutnya sulfida
diubah menjadi hidrogen sulfida. Dalam suasana aerob hidrogen sulfida

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 21
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

teroksidasi secara bakteriologis menjadi sulfat sehingga pH tanah dan air


akan sangat rendah.
Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk. Pada proses
digester lumpur gas H2S yang bercampur dengan metan CH4 dan CO2
akan bersifat korosif. Dari hasil analisis pada seluruh lokasi menunjukkan
bahwa kandungan sulfat masih dibawah baku mutu lingkungan yaitu
sekitar 14 – 17 mg/l dengan batas maksimum sebesar 400 mg/l masih
jauh di bawah batas maksimum diperkenankan.

(i) Minyak dan lemak


Keberadaan minyak dan lemak dalam badan air akan membentuk
lapisan tipis (film minyak) pada permukaan (massa jenis minyak/ lemak
lebih kecil dari massa jenis air). Lapisan tipis ini akan menghambat
kelarutan udara (terutama oksigen) ke dalam badan air (reoksigenasi
terhambat). Oksigen yang larut di dalam air dibutuhkan oleh biota
perairan.
Selain daripada itu, keberadaan lapisan minyak dalam badan air
akan menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air, sehingga
proses fotosintesis dalam badan air juga akan terhambat. Sebagaimana
diketahui proses fotosintesis dalam badan air akan meningkatkan
kandungan oksigen yang terlarut dalam badan air. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kandungan minyak dan lemak pada seluruh lokasi
yaitu antara 300 – 400 µg/L (Tabel 3.11) dan masih memenuhi baku mutu
lingkungan yang ditetapkan untuk air sungai yaitu 1.000 µg/l.

(j) Total Coliform


Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal
untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen
atau tidak. Berdasarkan penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat
etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 22
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang


dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena
densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini
dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit.
Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada
patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Pengujian yang paling dasar untuk mendeteksi kontaminasi
bakteri dari pasokan air adalah pengujian "Koliform Total". Jumlah koliform
total dapat memberikan indikasi umum kondisi sanitasi dari suatu pasokan
air.
Total koliform termasuk bakteri yang dapat ditemukan di
lingkungan tanah dan air yang telah terpengaruh oleh air permukaan serta
limbah pembuangan kotoran manusia dan hewan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa total koliform di Sungai Ogan dan Sungai Kedukan
berkisar antara 600 hingga 800 tiap 100 ml air. Sudah agak mendekati
dengan baku mutu yang ditetapkan yaitu 1000/100 ml. Menunjukkan
bahwa kualitas air di kedua sungai ini cukup terkontaminasi oleh limbah
buangan kotoran manusia.

Tabel 3.12. Hasil analisis air bersih (penampungan air hujan)


Batas Maksimum
No PARAMETER SATUAN Yang HASIL
Diperbolehkan
1 Bau # - Tidak Berbau
2 Rasa # - Tidak Berasa
3 Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/L 1500 76
4 Kekeruhan* Skala NTU 25 8,62
5 Suhu (di Laboratorium)* o
C Suhu udara ± 3oC 24,8
6 Warna Skala NTU 50 24
1 Besi (Fe)* mg/L 1,0 0,02
2 Fluorida (F) mg/L 1,5 0,007
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 23
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

3 Kesadahan (CaCO3)* mg/L 500 185,9


4 Klorida (Cl)* mg/L 600 4,75
5 Mangan (Mn)* mg/L 0,5 0,02
6 Nitrat, sebagai N (NO3) mg/L 10 0,02
7 Nitrit, sebagai N (NO2)* mg/L 1,0 0,004
8 pH (di Laboratorium)* # 6,5 – 9,0 7,88
9 Sulfat (SO4)* mg/L 400 10,2
10 Zat Organik (KmnO4) mg/L 10 4,89
Catatan : Data primer, Agustus 2017
#) Tidak ada satuan *) Terakreditasi -) Tidak dipersyaratkan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990

Selanjutnya untuk kualitas air di penampungan air hujan yang


dikategorikan sebagai air bersih, hasil analisisnya menunjukkan bahwa
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990, seluruh parameter uji dalam posisi yang memenuhi
persyaratan sebagai air bersih.
Untuk mengetahui kinerja kolam limbah, terhadap limbah cair telah pula
dilakukan pengukuran di inlet dan outlet kolam limbah dengan hasil analisis
sebagai tertera pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13. Hasil pengukuran limbah cair kolam limbah


Kadar
HASIL Maksimum
No PARAMATER SATUAN Diperboleh
kan
Inlet Outlet Outlet
1 pH (di Laboratorium) Unit 6,8 6,5 6,0 – 9,0
2 Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD5) mg/l 1.013 20,2 60
3 Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) mg/l 2.008 43,2 200
4 Zat padat tersuspensi mg/l 315 10,3 100
Tabel 3.13. Lanjutan
Kadar
HASIL Maksimum
No PARAMATER SATUAN Diperboleh
kan
Inlet Outlet Outlet
5 Amonia Bebas (NH3) mg/l 8,65 0,178 5
6 Nitrogen Total mg/l 26,9 3,49 10
Catatan : Data primer, Agustus 2017
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 24
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Baku mutu berdasarkan Baku Mutu Lingkungan Peraturan Gubernur Sumatera


Selatan Nomor 08 Tahun 2012 untuk Limbah Cair Industri Karet

Memperhatikan hasil analisis air limbah pada inlet, dibandingkan dengan


hasil analisis air limbah di outlet, diketahui bahwa kinerja kolam limbah cukup
memuaskan, sebagai contoh BOD dari 1.013 mg/l dapat diturunkan menjadi
20,2 mgl juh dibawah matas maksimum yang diperbolehkan yaitu 60 mg/l.
Demikian juga terhadap parameter lainnya sehingga dapat memenuhi
ketentuan yang berlaku yakni Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 8
Tahun 2012, untuk limbah cair industri karet.
Karena itu tidak ada masalah dengan pembuangan limbah cair langsung
ke Sungai Ogan karena memenuhi ketentuan yang berlaku.

3.1.5. Tanah dan Lahan


1) Geologi dan Stratigrafi
a. Jenis Tanah
Berdasarkan kondisi geologi, Kota Palembang memiliki relief yang
beranekaragam dan terdiri dari jenis tanah berlapis Alluvial, liat dan berpasir,
terletak pada lapisan yang masih muda, yang juga dikenal dengan lembah
Palembang - Jambi. Tanahnya relatif datar dan rendah, tempat-tempat yang
agak tinggi terletak di bagian Utara kota.
Sebagian Kota Palembang digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan
terus-menerus. Sebaran jenis tanah Kota Palembang khususnya di Kelurahan
Ogan Baru adalah Alluvial berasosiasi dengan tanah Gley Humus. Keadaan
topografi wilayah kegiatan umumnya bergelombang, dengan lereng dominan
1% - 3%. Kondisi daerah studi sebagian merupakan dataran banjir, morfologi
dataran rendah berlembah. Keadaan topografi lokasi kegiatan dan sekitarnya
disajikan pada Gambar 3.1.
Tanah alluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok
untuk lahan pertanian. Alluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 25
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

pengendapan. Sifatnya tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai.


Tanah alluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak
mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk persawahan.
Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai.
Berdasarkan sifat atau ciri-cirinya, tekstur tanahnya liat atau liat berpasir
dengan struktur dipersawahan akan berbeda sifat morfologisnya dengan tanah
yang tidak dipersawahan. Perbedaan yang sangat nyata dapat dijumpai pada
epipedonnya, dimana pada epipedon yang tidak pernah disawahkan berstruktur
granular. Sedangkan epipedon tanah alluvial yang disawahkan tidak
berstruktur.
Warna yang disawahkan akan berbeda sifat morfologisnya dengan tanah
yang tidak disawahkan. Perbedaan yang sangat nyata dapat dijumpai pada
epipedonnya, dimana pada epipedon yang tidak pernah disawahkan berwarna
coklat tua (10 YR 4/3). Sedangkan epipedon tanah alluvial yang disawahkan
warnanya berubah menjadi kelabu (10 YR5/1).
Bahan induk berupa pasir, lempung, kapur, basa, asam dan lain-lain
sedang konsistensi keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab.
Permeabilitas umumnya lambat dan tanah peka terhadap erosi, kandungan
bahan organik tinggi. Kaya akan fosfot yang mudah larut dalam sitrat 2%
mengandung 5% CO2 dan tepung kapur yang halus dan juga berstruktur pejal
yang dalam keadaan kering dapat pecah menjadi fragmen berbetuk persegi
sedang sifat kimiawinya sama dengan bahan asalnya. Solum belum
mempunyai perkembangan profil karena tanahnya masih muda yang berasal
dari hasil pengendapan. Hasil analisis tanah lokasi kegiatan, sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut ini.

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 26
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Gambar 3.1. Peta topografi

Tabel 3.14. Hasil analisis contoh tanah


pH (1:1) pH (1:1) C-Organik N-Total P2O5
No Lokasi
H2O KCl (%) (%) (mgg-1)
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 27
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

1 T1 4,59 (m) 3,61 4,97 (t) 0,38 (s) 3,15 (sr)


2 T2 4,43 (sm) 3,87 1,67 (r) 0,17 (r) 3,19 (sr)
3 T3 4,54 (m) 3,98 2,18 (s) 0,21 (s) 2,89 (sr)
4 T4 4,72 (m) 4,02 3,23 (t) 0.19 (r) 3,12 (sr)

Tabel 3.14. Lanjutan


(me/100 gr) Tekstur (%)
No
K Na Ca Mg KTK Al-dd H-dd Pasir Debu Liat
54,80 20,84 24,36
1 0,32 (s) 0,44 (s) 0,40(sr) 0,13 (sr) 9,56 (r) 4,96 (sr) 0,38
sandy clay loam
54,06 21,52 24,42
2 0,31 (s) 0,45 (s) 0,42(sr) 0,13 (sr) 9,43 (r) 4,93 (sr) 1,09
sandy clay loam
48,65 19,20 32,15
3 0,15 (s) 0,54 (s) 0,39 (sr) 0,18 (sr) 8,89 (r) 5.10 (sr) 1.12
loam
0,89 51,17 23,49 25,34
4 0,76 (t) 0,48 (s) 0,44 (sr) 0,17 (sr) 7,65 (r) 4.28 (sr)
sandy clay loam

Data Primer PT. Prasidha Aneka Niaga, September 2014


Keterangan: m: masam t: tinggi
s: sedang sr: sangat rendah
r : rendah
Koordinat pengambilan contoh: T1: S 03 0 01’ 24,28” E 1040 45’ 55,95”
T2: S 030 01’ 26,04” E 1040 46’ 01,47”
T3: S 030 01’ 33,00” E 1040 45’ 53,05”
T4: S 030 01’ 30,16” E 1040 45’ 50,05”.

Dari hasil analisis laboratorium diketahui bahwa nilai tergolong sangat


masam dengan kandungan bahan organik tanah tinggi. Nitrogen total sedang
sampai rendah dan kandungan fosfatnya adalah sangat rendah.
Basa-basa tertukar umumnya sedang sampai sangat rendah dan
kapasitas pertukaran ion tergolong rendah. Terdapat alumunium tertukar
dengan kategori sangat rendah dan tekstur tergolong sandy clay loam atau
lempung liat berpasir.
Menurut hasil pengamatan lapangan dan hasil analisis tanah di
laboratorium secara komposit, tanah di lokasi kegiatan memiliki tingkat
kesuburan alami yang rendah, terutama pH yang sangat masam sampai
masam.
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 28
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Kandungan bahan organik rata-rata tinggi sampai sangat tinggi sebagai


akibat sisa-sisa tanaman yang banyak menumpuk di permukaan. Kandungan
bahan organik yang tinggi ini sangat baik untuk mendukung pertumbuhan
tanaman, karena bahan organik mampu menjerap air dan unsur hara tetapi
dapat diserap oleh tanaman. Disamping itu bahan organik berperan sebagai
sumber hara setelah terdekomposisi dan berfungsi sebagai mulsa di
permukaan tanah.
Kandungan nitrogen total adalah sedang, jadi dapat dikatakan bila unsur
hara ini cukup untuk tanaman hias atau penambahan pupuk N hanya sedikit
dibutuhkan. Sedangkan kemampuan pertukaran kation umumnya tergolong
tinggi, ini disebabkan karena pengaruh kandungan bahan organik yang tinggi.

b. Kemasaman Tanah
Kemasaman tanah tergolong masam sampai sangat masam,
kemasaman tanah yang ada di lokasi kegiatan yaitu antara 4,12 sampai 5,5,
kemasaman tanah tersebut tergolong sangat masam kurang menunjang
tumbuhnya tanaman terutama pepohonan. Tanah di sekitar lokasi kegiatan
yang merupakan hasil pengendapan bersifat masam dapat dimengerti karena
lumpur tersebut berasal dari limpasan permukaan yang terangkut dari bagian
hulu Sungai Pinang terbawa ke bagian hilir dan di bagian hulu merupakan
tanah-tanah muda yang masih cukup subur walaupun masih dipengaruhi oleh
asam organik tanah. Endapan lumpur ini sangat potensial untuk media
pertumbuhan tanaman.

c. Bahan Organik Tanah


Bahan organik tanah dicerminkan oleh nilai C-Organik tanah yang
berada pada kondisi tinggi sampai sangat tinggi yaitu dengan kisaran nilai 4,20
sampai 6,47. Bahan organik tanah berasal dari tumpukan serasah atau
tumbuhan yang sudah membusuk, dan masuk serta bercampur dengan tanah.
Bahan organik tanah mempunyai fungsi tempat dan bahan makanan bagi

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 29
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

mikrooganisme tanah, sebagai agregasi dalam menyusun kondisi sifat fisik


tanah, dan sekaligus mengendalikan kelembaban tanah.
d. Nitrogen Total Tanah
Nitrogen secara alami berasal dari bahan organik yang telah melapuk.
Nitrogen bersifat mobil dalam arti mudah hilang atau larut serta mengalami
penguapan ke udara. Kadar Nitrogen tanah rata-rata tergolong sedang yaitu
antara 0,30 sampai 0,50. Perbaikan kadar Nitrogen tanah lebih banyak
diarahkan melalui penambahan N melalui pupuk organik seperti kompos atau
pupuk kandang serta penambahan N melalui pupuk buatan. Kondisi Nitrogen
tanah di lokasi kajian kurang mendukung upaya usaha tani.

e. Phosfor Tanah (P-Bray 1)


Phosfor tanah di lokasi kegiatan tergolong tinggi sampai sangat tinggi
yaitu 38,20 sampai 66,19. Tingginya kadar phosfat lebih disebabkan sumber
unsur ini berasal dari pelapukan mineral yang mengandung P. Tanah-tanah
dilokasi kegiatan mengandung Phosfor yang tinggi dengan bahan induk yang
telah berkembang.

f. Basa-Basa Tanah (K-dd, Na, Ca, Mg)


Basa-basa tanah dilokasi kajian bervariasi dari sangat rendah, rendah,
tinggi dan sangat tinggi. Basa-basa tanah mempengaruhi Kapasitas Tukar
Kation Tanah. Kemasaman tanah yang rendah menunjukkan tanah telah
mengalami pencucian lanjut yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

g. Kapasitas Tukar Kation (KTK)


Kapasitas Tukar Kation Tanah menggambarkan kemampuan tanah
untuk mempertukarkan kation dan menyerap unsur yang dimasukkan ke dalam
tanah. Kapasitas Tukar Kation Tanah di lokasi kegiatan tergolong tinggi ,yaitu
antara 30,11 sampai 37,08 Kapasitas Tukar Kation yang tinggi akan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 30
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

menyebabkan tanah lebih mudah menahan unsur-unsur tertentu atau dapat


berfungsi sebagai buffer tanah.

h. Tekstur
Kondisi fisik tanah yang dianalisis di laboratorium adalah tekstur tanah.
Teksur tanah di lokasi kegiatan sebagian besar adalah lempung diikuti oleh
lempung berliat. Ini berarti terdapat keseimbangan fraksi pasir, debu, dan liat
bahkan lebih didominasi oleh lempung. Tanah-tanah dilokasi kegiatan
mempunyai drainase dan porositas tanah yang rendah. Tanah-tanah ini
mempunyai nilai infiltrasi yang lambat sehingga dapat meningkatkan aliran
permukaan. Tanah dengan tekstur lempung umumnya berada pada pengaruh
limpasan sungai atau berada di kiri kanan sungai.
Pada dasarnya sifat fisik dan sifat kimia tanah tidak jauh berubah, masih
dalam karakteristik sebagaimana sebelumnya.

3.2. Komponen Biologi


3.2.1. Flora (Vegetasi)
Kualitas vegetasi dapat dilihat dari keanekaragaman jenis, habitus, dan
pertumbuhannya yang menunjukkan kondisi lingkungan darat di suatu daerah
yang berkaitan erat dengan fungsi vegetasi tersebut di dalam ekosistemnya.
Keanekaragaman jenis tumbuhan dapat menggambarkan stabilitas dari suatu
ekosistem yang mendukung kehidupan satwa liar, baik secara habitat, tempat
mencari makan, tempat berlindung, dan berkembang biak.
Ketersediaan vegetasi tumbuhan dalam jumlah yang melimpah dan
beranekaragam di suatu wilayah sangat penting manfaatnya dalam menjaga
kestabilan kondisi lingkungan hidup disekitar suatu kawasan sebagai akibat
perubahan yang terjadi yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Secara umum,
vegetasi/tumbuhan mempunyai beberapa manfaat diantaranya yaitu : (1)

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 31
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

mereduksi polutan dan memproduksi oksigen; (2) memperbaiki kualitas iklim


lokal (iklim mikro); (3) merupakan habitat bagi satwa liar.
Tingkat keanekaragaman jenis vegetasi tumbuhan yang menyusun tipe
vegetasi dilokasi pengamatan bisa memberikan dampak yang baik terhadap
lingkungan di sekitarnya. Beberapa komponen lingkungan yang ikut
dipengaruhi seperti kualitas udara dan tingkat kesuburan tanah yang mampu
terjaga kestabilannya serta mampu memberikan habitat yang baik bagi
kelangsungan mahkluk hidup lainnya (satwa liar). Tipe vegetasi tumbuhan dan
hutan disuatu lokasi dapat memberikan fungsi biologis bagi kondisi lingkungan
sekitarnya. serta selain itu juga memiliki fungsi ekologis sebagai habitat bagi
satwa-satwa liar yang mendiami areal tersebut.

a. Tipe Vegetasi di Sekitar Lokasi Kegiatan


Pengamatan kualitas flora meliputi kondisi eksisting tipe vegetasi yang
terdapat di sekitar lokasi kegiatan. Metode yang digunakan yaitu metode
observasi (pengamatan langsung). Metode observasi yaitu berupa
temuan/pengamatan langsung terhadap vegetasi, karena sifatnya melakukan
analisis studi lingkungan mengenai kegiatan pabrik karet remah yang
dilakukan oleh PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. maka survey hanya bersifat
observasi dan kegiatan tidak difokuskan hanya pada satu titik melainkan
dibeberapa titik sesuai dengan lokasi kegiatan dilakukan, Dari hasil
orbservasi survey lokasi, ternyata lokasi pengamatan vegetasi bukan
merupakan hutan primer maupun hutan sekunder sehingga pengamatan
tidak menggunakan metode analisa vegetasi tapi survey langsung secara
kualitatif saja berdasarkan perjumpaan jenis vegetasi disekitar titik
pengamatan yang telah ditentukan

Tabel 3.15. Tipe vegetasi di sekitar areal lokasi kegiatan


N
Tipe Vegetasi Lokasi Kegiatan
o
1 Hutan Sekunder Tidak ada

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 32
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

2 Vegetasi Riparian Ada


3 Kebun Campuran Ada
4 Persawahan Ada
5 Vegetasi herba dan semak Ada

Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa tutupan vegetasi di


wilayah studi tersusun dari beberapa tipe vegetasi yang terdiri dari vegetasi
riparian dekat perairan sungai, semak dan herba, sawah dan kebun
campuran, seperti disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.

Gambar 3.2. Beberapa tipe vegetasi di areal titik pengamatan satu dan dua

Gambar 3.3. Beberapa tipe Vegetasi di areal titik pengamatan tiga dan empat

Tabel 3.16. Tipe vegetasi di sekitar areal lokasi kegiatan


Titik
Tipe Vegetasi Vegetasi Dominan
Pengamatan
Vegetasi pinggir Kelapa, Waru, Bungur, Bintaro,
1
sungai sekitar pabrik Jambu-jambuan hutan.
2 Semak dan Herba IIalang, Enceng gondok, Bayam
(sekitar pabrik) duri, Rumput liar, bandotan,
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 33
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

rumput teki, harendong buluh


Persawahan (sekitar
3 Padi
pemumikan)
Kebun Campuran Pisang, Ubi kayu, Mangga,
4
(sekitar pemukiman) kelapa

Pengamatan aspek flora daratan telah dilakukan di beberapa areal


lokasi yang termasuk wilayah di sekitar areal kerja dan di areal untuk
pengembangan Pabrik PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. Secara keseluruhan
data pengamatan menunjukkan bahwa tipe vegetasi yang ada merupakan
vegetasi pinggiran sungai, herba dan semak kemudian diikuti kebun
campuran dan persawahan. Pada tingkat pohon dan tiang didominasi oleh
jenis tanaman seperti waru, kelapa, bungur, jambu-jambuan disamping itu
juga ditemukan beberapa jenis tanaman budidaya yang diusahakan seperti
padi sawah, jabon, dan beberapa jenis tanaman buah seperti pisang sebagai
tanaman yang diusahakan penduduk sekitar.
Pada tingkat herbanya di dominasi beberapa jenis seperti ilalang,
enceng gondok, herendong buluh, rumput liar lainnya dan seduduk. Selain
vegetasi pinggiran sungai juga sebagian besar vegetasi di sekitar lokasi
kegiatan telah sejak lama dikonversi menjadi lahan kosong yang diusahakan
masyarakat untuk menanam tanaman buah buahan, dan lahan pemukiman
padat penduduk tidak ditemukan adanya vegetasi primer atau sekunder
seperti di temukan dihutan primer atau sekunder dan juga tidak ditemukan
tanaman langka atau jenis tanaman yang dilindungi.
Tabel 3.16 memperlihatkan bahwa jenis tumbuhan bawah, perdu dan
semak (liana dan herba). Beberapa jenis tumbuhan tersebut terdiri dari
Alang-alang (Imperata cylindrica), Enceng gondok (Eichhornia crassipes),
Babandotan (Ageratum conyzoides), Herendong buluh (Clidemia hirta),
Rumput teki (Cyperus rotundus), Putri malu (Mimosa pudica), Seripit
(Tetracera indica), dan beberapa jenis lain dari genus melastoma seperti
Seduduk (Melastoma sp.), sedangkan beberapa jenis tumbuhan lain tersebar
merata di wilayah studi. Komposisi jenis tumbuhan di wilayah studi ini masih
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 34
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

tergolong cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh proses suksesi tumbuhan
yang terhambat akibat adanya intervensi manusia seperti pembukaan lahan
menjadi pemukiman padat penduduk dan kegiatan lainnya.

Tabel 3.17. Jenis-jenis tumbuhan vegetasi di sekitar areal lokasi


PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.
Lokasi
Taksiran individu /
No. Nama Latin Nama Daerah (titik
populasi
pengamatan)
A. Pohon, Tiang, Pancang,
1 Acacia mangium Akasia 1,4 +
2 Anthocephalus cadamba Jabon 1,4 +

Tabel 3.17. Lanjutan


Lokasi
Taksiran individu /
No. Nama Latin Nama Daerah (titik
populasi
pengamatan)
A. Pohon, Tiang, Pancang,
3 Areca catechu Pinang 1 +
4 Artocarpus communis Sukun 4 +
5 Artocarpus integra Nangka 4 +
6 Carica papaya Pepaya 2,4 +
7 Cassia alata Ketepeng 1,2 +
8 Ceiba pentandra Kapuk 1 +
9 Cocos nucifera Kelapa 1,2,4 +++
10 Dillenia excelsa Simpur 1,2 ++
11 Ficus elastica Karet kebo 1,4 +
12 Terminalia catappa Ketapang 1,2 +
13 Hibiscus macrophyllus Waru 1,2 +++
14 Leucaena glauca Petai cina 1,4 +
15 Microcos paniculata Drewak 1 ++
16 Musa paradisiaca Pisang 1,2,3,4 +++
17 Schima wallichii Seru 1 ++
18 Melaleuca leucadendron Gelam 1 +
19 Syzigium spp. Pucuk merah 1,2 +
20 Eugenia spp. Keliat 1,2 +++
21 Manihot uttilissima Ubi kayu 4 +++
22 Mangifera indica Mangga 4 +
23 Psidium guajava Jambu biji 4 +
B. Rumpun
24 Bambusa sp. Bambu 1 ++
C. Herba
25 Ageratum conyzoides Babandotan 2,4 ++
26 Caladium sp. Keladi 1,2 +
27 Oryza sativa Padi 3 ++
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 35
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

28 Clidemia hirta Herendong buluh 1,2 ++


29 Cyperus rotundus Rumput teki 1,2,4 ++
30 Eupatorium sp. Rumput merdeka 1,2,4 ++
31 Gleichenia linearis Paku resam 1,2 +++
32 Imperata cylindrica Alang-alang 1,2,3,4 +++
33 Melastoma malabathricum Senduduk 1,2,4 +++
34 Lepironia sp. Purun tikus 1 +
35 Mimosa pudica Putri malu 1,2 ++
36 Mimosa pigra Sekejut (besar) 1,2 +++
37 Tetracera indica Seripit 1,2 ++
38 Ipomoea purpurea Kangkung air 1 ++
39 Eichhornia crassipes Enceng gondok 1 +++
Sumber: Data Primer Tim Biologi Oktober (2017), survey dilakukan secara kualitatif.

Berdasarkan Tabel 3.17 di atas, beberapa jenis tumbuhan pada


tingkat pohon yang memiliki tingkat populasi yang tinggi/banyak dijumpai
yaitu Gelam, Waru, Kelapa, Jambu-jambuan, Keliat, dari jenis tanaman yang
diusahakan seperti pisang karena memang di lokasi tersebut ada kebun
yang dimiliki masyarakat setempat. Dari keseluruhan data tumbuhan yang
didapat, tidak ada satupun yang tergolong ke dalam jenis tumbuhan langka.

b. Vegetasi Pekarangan/Budidaya
Jenis-jenis tanaman budidaya yang ditemukan di dalam pekarangan
penduduk sekitar wilayah studi menunjukan masih beranekaragam seperti
yang ditunjukkan di tabel 3.17 pada lokasi titik pengamatan 4. Secara umum,
jenis-jenis tanaman pekarangan/budidaya tersebut berfungsi sebagai
pelindung, tanaman buah, dan tanaman pagar dan peneduh. Selain itu juga
sering ditemukan tanaman hias serta ada juga beberapa tumbuhan yang
dijadikan obat tradisional. Selain itu juga terdapat beberapa jenis tanaman
yang berfungsi sebagai sumber makanan terutama buah-buahan. Jenis-jenis
tanaman yang banyak di tanam sebagai tanaman budidaya (perkebunan)
dan juga sebagai tanaman pekarangan diantaranya adalah Mangga,
Pepaya, Nangka, Pinang, Rambutan dan Singkong. Jenis-jenis vegetasi
budidaya atau pekarangan di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel 3.17
diatas.

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 36
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Beberapa jenis tanaman vegetasi budidaya atau pekarangan tersebut,


ditanam oleh masyarakat di sekitar pekarangan rumah dan areal yang
diusahakan untuk bertanam. Beberapa jenis tanaman tersebut dapat
bermanfaat secara langsung bagi masyarakat juga memberikan pengaruh
positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan. Hal ini dikarenakan,
beberapa jenis tumbuhan tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan
proses fotosintesis yang dapat menyerap gas buang (gas CO 2) dan
menghasilkan oksigen (O2) yang bermanfaat bagi manusia untuk proses
respirasi atau pernafasan.

3.2.2. Fauna (Satwa Liar)


Jenis- jenis satwa liar yang sering ditemukan di sekitar lokasi rencana
kegiatan beranekaragam terutama jenis Aves (21 jenis), Mammalia (5 jenis),
kemudian Reptil (6 jenis) dan Amphibi (4 jenis). Beberapa jenis satwa liar yang
ada di wilayah studi termasuk jenis satwa yang tergolong satwa langka dan
dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, antara lain: Elang bondol (Haliastur indus),
Cekakak belukar (Halcyon sinensis), Raja udang (Alcedo attis), dan beberapa
jenis burung lainnya. Jenis-jenis satwa liar di lokasi studi baik yang teramati
melalui observasi langsung di lapangan maupun berdasarkan keterangan dari
hasil pertanyaan dengan penduduk setempat disajikan pada Tabel 3.18.

Tabel 3.18. Jenis-jenis satwa liar di lokasi (hasil observasi langsung dan
wawancara berdasarkan keterangan penduduk di sekitar lokasi
studi) pada bulan Oktober 2017
Estimasi IUCN CITES
No Komposisi Jenis Nama Latin Status Individu/ 2017 2017
populasi
Aves
1. Layang Dalichon dasypus TDL ++ - -
2. Layang-layang batu Hirundo rustica TDL ++ LC -
3. Kekep babi Artamus leucorynchus TDL +++ LC -
4. Perit Lanchura leucogastra TDL ++ - -
5. Prenjak Orthotomus sp. TDL ++ - -
6. Bubut Alang-Alang Centropus bengalensis TDL ++ LC -

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 37
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

7. Burung Madu Anthreptes cf. simplex DL + LC -


8. Cekakak belukar Halcyon sinensis DL + - -
9. Cucak Kuning Pycnonotus melanicterus TDL + LC -
10. Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster TDL + LC -
11. Elang bondol Haliastur indus DL + LC Appendix II
12. Merbah Pycnonotus sp. TDL +++ LC -
13. Pipit Lonchura malacca TDL +++ LC -
14. Tekukur Streptopelia chinensis TDL +++ LC -
15. Burung gereja Passer montanus TDL +++ - -
16. Burung hantu Tyto alba TDL + LC Appendix II
17. Ayaman Gallinula chloropus TDL + - -
18. keruwak Amaurornis phoenicurus TDL + LC -
19. Raja Udang Alcedo attis DL + LC Appendix II
20. Bambangan Ixobrychus cinnamomeus TDL + - -
21. Burung Gereja Paser montanus TDL +++ LC -
Reptilia
1. Biawak Varanus salvator TDL ++ LC Apendix II
2. Cecak kayu Hemydactilus frenatus TDL + - -
3. Kadal Mabouya multifasciata TDL ++ - -
4. Ular Hijau Trimeresurus sp. TDL + LC -
5. Ular sawo Phyton reticulatus TDL ++ - -
6. Ular Tanah Elaphe ratta TDL + - -
Amphibi
1. Kodok Buffo sp. TDL +++ LC -
2. Katak rawa Rana pipiens TDL +++ LC -
3. Katak sawah Rana cancrivora TDL +++ LC -
Tabel 3.18. Lanjutan
No Komposisi Jenis Nama Latin Status Estimasi IUCN CITES
Individu/ 2017 2017
populasi
Amphibi
4. Katak pohon Hyla versicolor TDL + LC -
Mamalia
1. Kera ekor panjang Macaca fascicularis TDL ++ - Apendix II
2. Musang Mustella hamakeri TDL + LC Apendix II
3. Tupai Laricus hesei TDL + - -
4. Bajing Callosciurus notatus TDL + LC -
5. Kelelawar Pteropus sp. TDL ++ - -
Keterangan : LC : Least Concern, TDL = tidak dilindungi, DL = dilindungi (PP No. 7 Tahun
1999
tentang jenis-jens tumbuhan dan satwa yang dilindungi)
Sumber : Data Tim Biologi, Bulan Oktober 2017.

3.2.3. Biota Perairan


Pemantauan terhadap biota perairan dilakukan dengan pengambilan
contoh secara langsung di lapangan. Biota perairan (akuatik) dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok umum, yakni plankton, benthos dan nekton. Penggolongan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 38
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

ini didasarkan pada perilaku dan sifat yang mempengaruhi responnya terhadap
habitat akuatik. Komunitas biota perairan baik plankton, benthos maupun
nekton dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk menentukan kualitas suatu
perairan. Ketiga komponen biotik tersebut saling terkait dalam menopang rantai
dan jaring makanan dalam ekosistem perairan seperti sungai.
Perairan yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan merupakan tipe aliran
sungai yang mengalir dan bermuara ke sungai yang lebih besar, namun
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi lingkungan di sekitarnya. Dengan
adanya kegiatan di sekitar kawasan nantinya aliran anak sungai maupun sungai
sedikit banyaknya akan menerima dampak dari suatu kegiatan. Upaya
pengelolaan terhadap kualitas biota perairan sejalan dengan pengelolaan
badan perairan secara terpadu karena dampak yang terjadi pada biota perairan
merupakan dampak turunan dari kualitas perairan yang menurun akibat adanya
kegiatan yang ada disekitar badan perairan. Beberapa aliran sungai yang
berada di lokasi kegiatan yaitu Sungai Kedukan dan Sungai Ogan.

a. Plankton
Plankton merupakan organisme perairan yang melayang-layang dan
pergerakannya sangat dipengaruhi oleh gerakan air/arus. Walaupun
beberapa zooplankton menunjukkan gerakan berenang yang aktif dalam
membantu mempertahankan posisi vertikal, plankton secara keseluruhan
tidak dapat melawan arus. Kualitas suatu perairan terutama perairan dapat
ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang mempengaruhi
tingkatan trofik perairan tersebut. Fluktuasi populasi dipengaruhi terutama
ketersediaan nutrisi di suatu perairan.
Berdasarkan nutrisi yang dibutuhkan, plankton dapat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton
adalah plankton yang berukuran mikroskopis dan merupakan organisme
autotrof atau memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan nutrien

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 39
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

anorganik melalui proses fotosíntesis dan kemosintesis. Nutrien tersebut


diubah menjadi berbagai senyawa organik yang dibutuhkan oleh hewan
akuatik. Sedangkan zooplankton adalah plankton hewani yang memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan organisme lain, dapat
bersifat herbivora, karnivora maupun omnivora. Fitoplankton merupakan
produsen primer yang berperan sebagai dasar suatu rantai makanan dan
juga berperan sebagai penyedia oksigen terbesar dalam ekosistem akuatik,
yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan organisme-organisme
pada tingkat trofik yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil analisis aspek biologi biota perairan pada lokasi
sungai Kedukan disekitar kegiatan didapatkan 8 kelas plankton antara lain
Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Euglenaphyceae,
Rhizhopoda, Ciliatea, Flagellata dan Monogononta. Sedangkan di Sungai
Ogan berdasarkan hasil pemantauan biota perairan PT. Prasidha Aneka
NIaga, Tbk. pada bulan Agustus 2017 ditemukan ada 9 kelas plankton yaitu
Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Desmidiaceae,
Euglenaphyceae, Rhizhopoda, Copepoda, Flagellata dan Monogononta.
Secara keseluruhan komposisi komunitas plankton berdasarkan
tingkatan kelompok kelas di lokasi sampling di Sungai Kedukan yang ada di
sekitar kegiatan menunjukkan bahwa plankton yang ditemukan 77,14% dari
kelompok fitoplankton yang terdiri 4 kelas yaitu Bacillariophyceae,
Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Euglenaphyceae, dan dari kelompok
zooplankton hanya 22,86%, yang terdiri 4 kelas yaitu Rhizopoda,
Monogononta, Flagellata dan Ciliatea. Sedangkan di Sungai Ogan
berdasarkan hasil pemantauan sebelumnya pada bulan Agustus 2017
menunjukkan kelompok fitoplankton berkisar 77,27% dan kelompok
zooplankton berkisar 22,73%.
Dari hasil analisa laboratorium Jenis yang paling banyak ditemukan
komposisinya adalah dari kelas Chlorophyceae sebanyak 11 genera
(31,43%) dan kelas Bacillariophyceae sebanyak 9 genera (25,71%), dikuti

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 40
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

kelas Cyanophyceae sebanyak 4 genera (11,34%) dan kelas


Euglenaphyceae sebanyak 3 genera (8,57%). Tinggi genera yang ditemukan
dari kelas Chlorophyceae dan Bacillariophyceae ini, dimungkinkan karena
jenis-jenis fitoplankton yang tergolong dari kedua kelompok kelas ini
merupakan kelas alga terbesar yang paling banyak ditemukan di air tawar
dan ini dapat dibuktikan bahwa jenis plankton di lokasi studi awal di dominasi
dari kedua kelas ini.
Kelas Chlorophyceae dan Bacillariophyceae merupakan fitoplankton
yang memiliki peranan terpenting karena memiliki zat hijau daun (klorofil)
untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen di dalam air. Sebagai dasar
mata rantai pada siklus makanan di perairan, fitoplankton menjadi makanan
alami bagi zooplankton yang masih kecil maupun yang dewasa. Kelas
Bacillariophyceae dan Chlorophyceae mempunyai cara-cara berkembang
biak yang beraneka ragam untuk mempertahankan hidupnya dari sifat-sifat
lingkungan yang dinamis. Sedangkan plankton dari kelompok zooplankton
yang didapat sebanyak (22,86%) terdiri dari 4 kelas, yaitu Monogononta ada
4 genera (11,34%), Rhizopoda 2 genera (5,71 %), Flagellata dan Ciliatea
masing-masing 1 genera (2,86%).
Sedikitnya jenis dari kelompok zooplankton ini yang ditemukan salah
satunya disebabkan karena adanya distribusi vertikal yang dilakukan oleh
zooplankton. Dimana pengambilan sampling secara umum dilakukan pada
siang hari.
Dari hasil analisa sampel yang diambil dari lokasi pengambilan
sampel di sekitar lokasi kegiatan di Sungai Kedukan, diperoleh data
komposisi, kelimpahan dan indeks keanekaragaman yang disajikan pada
Tabel 3.19. Dan data hasil pemantauan biota perairan di Sungai Ogan
disajikan pada tabel 3.19 berikut ini.

Tabel 3.19. Komposisi, Kelimpahan, dan Keanekaragaman Plankton


di sekitar lokasi kegiatan Sungai kedukan (Individu/L)
    Kelimpahan / Stasiun (Individu/Liter)
No. Komposisi Taksa P.81. P.82. P.83.
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 41
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

S. Kedukan S. Kedukan S. Kedukan


Hulu Tengah Hilir
A. FITOPLANKTON  
I. Bacillariophyceae    
1. Bambusina sp. 2 - 2
2. Cymbella cistura 3 2 -
3. Cyclotella sp. 6 4 -
4. Cymatopleura sp. 4 - 4
5. Diatoma elongatum 8 5 4
7. Surirella elegans 2 - 3
8. Eunotia lunaris - 2 3
9. Tabellaria sp. - 2 -
II. Cyanophyceae
10. Lyngbya birgei - 4 4
11. Merismopedia sp. 2 5 3
12. Microcystis sp. 4 - 2
13 Coelosphaerium sp. 4 2 -
III. Chlorophyceae 
14. Ankistrodesmus sp. 2 2 2
15. Oedogonium sp. 6 - 6
16. Kirchneriella sp. - 2 -
17. Euastrum sp. - 2
18. Eudorina elegans 4 2 4
19. Micrasterias sp. 3 - 3
20. Microspora sp. 6 5 4
21. Mougeotia sp. - 3 -
22. Scenedesmus sp. - 2 -
23. Staurastrum sp. - 2 2
24. Sphaerocystis sp. 4 - 2
IV. Euglenaphyceae
25. Euglena sp. 8 4 6
26. Phacus sp. - 3 -
27. Malmonas sp. 4 - -
B. ZOOPLANKTON
V. Monogononta
28. Nebela militaris - 3 4
Tabel 3.19. Lanjutan
    Kelimpahan / Stasiun (Individu/Liter)
P.81. P.82. P.83.
No. Komposisi Taksa S. Kedukan S. Kedukan S. Kedukan
Hulu Tengah Hilir
29. Euchlanis dilatata 3 - -
30. Kellicotia sp. - 2
31. Monostyla lunaris 2 - -
VI. Flagellata
32. Carteria globosa 4 4 3
VII. Ciliata
33. Amphileptus sp. 6 4 4
VIII. Rhizopoda
34. Amoeba sp. 6 5 3
35. Difflugia urceolota 4 - -
Keanekaan Genera 23 21 22

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 42
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Kelimpahan Total (Ind/L) 97 67 70


Indeks Keanekaragaman (H’) 1,30 1,22 1,34
Kriteria keanekaragaman sedang sedang sedang
Indeks Dominansi (D) 0,05 0,18 0,05
Data Primer Tim Biologi, Oktober 2017.

Tabel 3.20. Komposisi, Kelimpahan, dan Keanekaragaman Plankton


di sekitar lokasi kegiatan di Sungai Ogan (Individu/L)
    Kelimpahan / Stasiun (Individu/Liter)
No. Komposisi Taksa P.85. P.86. P.87.
S. Ogan Hulu S. OganTengah S. Ogan Hilir
A. FITOPLANKTON    
I. Bacillariophyceae      
1. Bacillaria sp. 4 - -
2. Cymbella cistura 4 2 -
3. Cyclotella sp. 10 5 10
4. Cymatopleura sp. 7 - 6
5. Diatoma elongatum 13 10 8
6. Eunotia lunaris 5 6 10
7. Surirella elegans - 6 4
8. Fragillaria sp. 2 4 2
9. Tabellaria sp. - 4 6
II. Cyanophyceae
10. Merismopedia sp. 3 - 2
11. Chroococcus limneticus 4 3 3
12. Anabaena sp. - 4 -
13. Microcystis sp. - 4 5
14. Coelosphaerium sp. 5 5 2
III. Chlorophyceae 
15. Ankistrodesmus sp. - 2 2
16. Arthrodesmus triangularis 4 - 5
17. Closterium sp. - 4 3
18. Teilingia sp. 10 2 -
19. Oedogonium sp. 11 9 8
20. Euastrum sp. 4 5 8
21. Eudorina elegans 10 4 5
Tabel 3.20. Lanjutan
    Kelimpahan / Stasiun (Individu/Liter)
No. Komposisi Taksa P.85. P.86. P.87.
S. Ogan Hulu S. OganTengah S. Ogan Hilir
22. Kirchneriella sp. 5 - -
23. Quadrigula chodatii 7 2 5
24. Microspora sp. 7 7 8
25. Mougeotia sp. 6 5 6
26. Pandorina sp. - - 6
27. Pediastrum sp. 4 - -
28. Scenedesmus sp. - 2 -
29. Staurastrum sp. 4 - 4
IV. Desmidiaceae
30. Desmedium sp. 3 2 4

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 43
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

V. Euglenaphyceae
31. Euglena sp. 12 10 5
32. Phacus sp. 4 - 2
33. Malmonas sp. 2 - -
34. Trachelomonas sp. - 6 4
ZOOPLANKTON
VI. Monogononta
35. Brachionus sp. - 2 3
36. Notholca sp. 2 2 -
37. Euchlanis dilatata 4 4 5
38. Keratella sp. 3 6 -
39. Monostyla lunaris 4 - 2
VII. Copepoda
40. Cyclops sp. 2 - -
VIII. Flagellata
41. Carteria globosa - 4 4
IX. Rhizopoda
42. Amoeba sp. 5 7 8
43. Difflugia urceolota 5 - 2
44. Kellicotia sp. 2 3 -
Jumlah Genera 33 31 32
Kelimpahan Total (Ind/L) 177 141 157
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,50 1,46 1,45
Kriteria Keanekaragaman sedang sedang sedang
Indeks Dominansi (D) 0,02 0,03 0,04
Data Sekunder dari Hasil pemantauan Biota Perairan PT.PAN, Agustus 2017

Menurunnya kualitas habitat, akan menyebabkan perubahan


komposisi jenis dalam komunitasnya, yang dapat tercermin melalui indikator
nilai keanekaragaman komunitas plankton di tempat tersebut. Semakin baik
kualitas perairan sebagai habitat, maka akan meningkatkan nilai atau indeks
keanekaragaman jenis dalam komunitas, dan demikian pula sebaliknya.
Semakin rendah nilai keanekaragaman maka dapat mengindikasikan bahwa
kualitas habitat perairan tersebut semakin kurang baik dalam mendukung
kehidupan biota di perairan tersebut.
Dari hasil analisa sampel yang diambil dari beberapa lokasi perairan
sungai di sekitar lokasi kegiatan di peroleh data komposisi, kelimpahan dan
indeks keanekaragaman di sekitar perairan di dekat areal kegiatan yang
disajikan pada Tabel 3.19 dan 3.20 dimana komposisi jenis plankton di
Sungai Kedukan secara keseluruhan tercatat sebanyak 35 genera dan setiap
stasiun berkisar antara 21 – 23 genera. Jumlah jenis tertinggi terdapat pada
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 44
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

lokasi pengamatan pada Sungai kedukan hulu 23 genera dan juga termasuk
kelimpahan tertinggi sebesar 97 individu/Liter, Lokasi pengambilan sampel
tersebut merupakan sungai yang kecil dengan alirannya mengalir dan tidak
terlalu cepat yaitu dibagaian hulu sungai Kedukan, dimana tingkat
kelimpahan jenis plankton terendah pada titik pengamatan di Sungai
Kedukan bagian tengah hal ini dikarenakan kemungkinan beberapa faktor
seperti kecepatan arus yang agak cepat, dan letaknya berada di dekat lokasi
pemukiman penduduk. Sedangkan untuk indeks keanekaragaman jenis
Shannon (H’), tingkat keanekaragaman jenis plankton berada pada kisaran
1,22 – 1,34. Dimana tingkat keanekaragaman paling stabil terdapat pada
lokasi pengamatan di Sungai bagian Kedukan bagian hilir, yaitu H’ = 1,34.
Dari data hasil pemantauan Di Sungai Ogan di ketiga titik pemantauan
sekitar areal kegiatan pabrik PT.Prasidha Aneka Niaga, Tbk komposisi jenis
plankton secara keseluruhan tercatat sebanyak 44 genera dan setiap stasiun
berkisar antara 31 – 33 genera. Jumlah genera tertinggi dibagian hulu
kegiatan sebanyak 33 genera dan jumlah genera yang paling sedikit
dibagain tengah aeal kegiatan sebanyak 31 genera sedangkan untuk indeks
keanekaragaman jenis Shannon (H’), tingkat keanekaragaman jenis plankton
berada pada kisaran 1,45 – 1,50. Dimaana semkain ke arah hilir Sungai
Ogan maka nilai indeks keanekaragamannya semakin rendah, Dimana
tingkat keanekaragaman paling stabil terdapat pada lokasi pengamatan di
Sungai Ogan bagian bagian hulu dari areal kegiatan, yaitu H’ = 1,45.
Secara umum hasil pemantauan kualitas perairan di beberapa lokasi
sungai di sekitar areal rencana pengembangan kegiatan menunjukkan
bahwa kualitas perairan berdasarkan keanekaragaman plankton di perairan
tersebut masih cukup baik. Berdasarkan kriteria nilai indeks
keanekaragaman Shannon–Wiener maka keanekaragaman plankton di
Perairan Sungai Kedukan dan Sungai Ogan termasuk kategori
keanekaragaman sedang, karena nilai indeks keanekaragaman ≥ 1 dan ≤ 3,
yaitu diatas 1 tapi masih dibawah 3 dan ini dikategorikan keanekaragaman

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 45
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

plankton yang tergolong sedang, hal ini menggambarkan bahwa kualitas


perairan masih dapat mendukung kehidupan plankton di dalamnya sehingga
jumlah individu setiap spesies plankton cukup merata tetapi masih rentan
terhadap tekanan lingkungan sekitarnya. Karena tinggi rendahnya nilai
keanekaragaman plankton sangat tergantung pada banyaknya jumlah
spesies dan jumlah individu masing-masing spesies. Nilai keanekaragaman
akan tinggi jika jumlah spesies banyak dan jumlah individunya merata.

b. Benthos
Benthos di dalam ekosistem perairan mempunyai peranan antara lain
sebagai dekomposer atau pengurai bahan-bahan organik, sebagai unsur
biotik dalam membentuk mata rantai makanan ataupun jaring makanan.
Selain itu karena hewan benthos hidupnya selalu berada di dasar perairan,
maka organisme ini dapat pula digunakan sebagai indikator biologis untuk
menentukan kualitas perairan.
Benthos adalah organisme baik tumbuhan (phytobenthos) maupun
hewan (zoobenthos) yang hidup di dasar suatu perairan baik di dalam
substrat atau di permukaan substrat. Pada phytobenthos hidupnya hanya
melekat di dasar perairan (substratum), mereka dapat melekat pada benda-
benda apa saja yang ada di dasar perairan, misalnya pada bebatuan,
sedimen, ataupun pada kayu-kayu yang telah mati. Sedangkan zoobenthos
hidupnya dapat bergerak pada substrat di dasar perairan walaupun
gerakannya sangat lambat. Untuk memenuhi persyaratan hidupnya, hewan
benthos sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kemantapan
substrat, tipe substrat, tipe mikro habitat, kekeruhan, arus air, kedalaman,
temperatur, oksigen terlarut dan predator.
Dari hasil analisa sampel yang diambil dari lokasi pengambilan
sampel sungai Kedukan di sekitar lokasi kegiatan pada bulan Oktober
2017,dan Sungai Ogan dari data hasil pemantauan diperoleh data

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 46
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

komposisi, kelimpahan dan indeks keanekaragaman yang disajikan pada


Tabel 3.21 dan Tabel 3.22 berikut ini.

Tabel 3.21. Komposisi, Kelimpahan, dan Keanekaragaman Benthos di sekitar


lokasi kegiatan di Sungai Kedukan (Individu/m2)
    Kepadatan / Stasiun (Individu/m2)
B.81. B.82. B.83.
No Komposisi Taksa S. Kedukan S. Kedukan S. Kedukan
Hulu Tengah HIlir
I. Oligochaeta      
1. Limnodrillus sp. 50 - -
II. Gastropoda
2. Amnicola sp. - 25 25
3. Belamya javanica - 75 50
III. Bivalvia
4. Corbicula javanica - - 50
IV. Insecta
Diptera
5. Polypedillum sp. - 25 -
6. Chironomous sp. 50 - -
Keanekaan Genera 2 3 3
Kepadatan Total (Ind/m2) 100 125 125
Indeks Keanekaragaman (H’) 0,69 0,95 1,05
Kriteria Keanekaragaman rendah rendah sedang
Indeks Dominansi (D) 0,34 0,34 0,50
Data Primer Tim Biologi, Oktober 2017.

Tabel 3.22. Komposisi, Kelimpahan, dan Keanekaragaman Benthos di sekitar


lokasi kegiatan di Sungai Ogan (Individu/m2)
B.85. B.86. B.87.
No Komposisi Taksa S. Ogan Hulu S.Ogan Tengah S. Ogan Hilir

I. Oligochaeta      
1. Limnodrillus sp. - 50 75
2. Nais sp. - 75 50
3. Brachiura sp. 50 - -
II. Gastropoda
4. Amnicola sp. - - -
III. Bivalvia
5. Corbicula javanica 50 - -
IV. Insecta
Diptera
6. Polypedillum sp. 25 - -
7. Chironomous sp. - - 50
8. Chaoborus sp. - 50 -
Coleoptera
Tabel 3.22. Lanjutan
B.85. B.86. B.87.
No Komposisi Taksa
S. Ogan Hulu S.Ogan Tengah S. Ogan Hilir

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 47
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

9. Lethocerus sp. 25
Keanekaan Genera 4 3 3
Kepadatan Total (Ind/m2) 150 175 175
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,35 1,07 1,07
Indeks Dominansi (D) 0,28 0,34 0,34
Data Sekunder dari Hasil pemantauan Biota Perairan PT.PAN, Agustus 2017.

Hasil identifikasi biota perairan benthos di sekitar lokasi kegiatan


didapatkan total komposisi jenis hewan benthos di Sungai Kedukan ada 6
genera dan di Sungai Ogan yang didapat sebanyak 9 genera, pada titik
lokasi sampling di perairan Sungai Kedukan 2-3 genera dan Sungai Ogan
rata-rata ditemukan 3-4 genera. Hewan benthos yang ditemukan di Sungai
Kedukan ada 4 kelas juga yang terdiri dari Oligochaeta (1 genera) yaitu
Limnodrillus sp. Gastropoda (2 genera) : Amnicola sp. dan Belamya javanica.
Kelas Bivalvia (1 genera) : Corbicula javanica, dan kelas Insecta (2 genera)
yaitu Polypediilum sp. dan Chironomous sp. sedangkan Sungai Ogan ada 9
genera tersebut digolongkan ke dalam 4 taksa kelas yaitu Oligochaeta (3
genera): Limnodrillus sp., Brachiura sp. Nais sp.. Kelas Gastropoda (1
genera):Amnicola sp.., dan kelas Insecta (4 genera): Polypedillum sp,
Chaoborus sp., Lethocerus sp. dan Chironomous sp.
Kepadatan total rata-ratadi Sungai Kedukan 100-125 ind/m2. Dan di
Sungai Ogan berkisar 150 – 175 ind/m2. Kepadatan tertinggi di Sungai
Kedukan ditemukan di perairan Sungai kedukan bagian tengah dan hilir (125
ind/m2 ) sedangkan di Sungai Ogan kepadatan tertinggi juga di bagian tengah
dan hilir (175 ind/m2. Secara umum hasil pemantauan kualitas perairan
Sungai Ogan dan Sungai Kedukan di sekitar wilayah pabrik PT. Prasidha
Aneka Niaga, Tbk. dari segi biologi berdasarkan biota benthos masih kurang
stabil. Berdasarkan kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon–Wiener
maka keanekaragaman benthos di lokasi studi Sungai Kedukan termasuk
kategori keanekaragaman rendah sampai sedang (0,69 – 1.,05), dimana nilai
yang sedah terletak dibagian hilir Sungai Kedukan, karena nilai indeks
keanekaragaman ≤ 1 dan ≤ 3. Keanekaragaman benthos yang tergolong
dominan rendah ini menggambarkan bahwa kualitas perairan kurang dapat
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 48
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

mendukung kehidupan benthos di dalamnya sehingga jumlah individu setiap


spesies/genus benthos tersebut kurang merata. Karena tinggi rendahnya
nilai keanekaragaman benthos sangat tergantung pada banyaknya jumlah
spesies dan jumlah individu masing-masing spesies.
Sedangkan di Perairan Sungai Ogan dari data hasil pemantauan juga
menunjukan bahwa keanekaragaman pada Sungai Ogan masih lebih baik
darn dari ketiga pemantauan semuanya tergolong keanekaragaman sedang.
Nilai keanekaragaman akan tinggi jika jumlah spesies banyak dan jumlah
individu merata dan jenis-jenis dari benthos tersebut rentan terhadap
tekanan lingkungan yang mempengaruhi badan perairan sungai tersebut
yang ada di sekitar wilayah studi untuk itu perlu dijaga kualitas perairannya.

c. Nekton
Nekton merupakan kelompok biota akuatik yang dapat bergerak aktif
dan berukuran makroskopis sehingga mampu melawan arus. Kelompok
nekton pada umumnya disusun oleh bermacam-macam jenis ikan dan
udang. Nekton dalam ekosistem perairan menduduki tingkat tropik kedua,
ketiga dan keempat. Berdasarkan tingkat tropiknya yang berkaitan dengan
sifat jenis makanannya, maka nekton yang hidup pada suatu perairan ada
yang bersifat herbivora, karnivora dan omnivora.

Gambar 3.4. Beberapa jenis ikan yang ditemukan di lapangan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 49
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Berdasarkan data sekunder secara umum jenis ikan yang dijumpai


merupakan jenis yang umum ditemukan di perairan air rawa, anak sungai,
sungai besar serta sering dikonsumsi oleh masyarakat lokal antara lain: ikan
seluang, tembakang, betok, sepat, tembakang dan gabus. Kehadiran ikan di
dalam perairan yang masih beranekaragam ini menunjukkan bahwa kondisi
perairan masih tergolong rendah sampai sedang atau kualitas perairan
masih mendukung bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan di dalamnya.
Kelompok nekton yang sering ditemukan pada badan perairan di
sekitar lokasi di inventarisasi berdasarkan wawancara dengan penduduk
setempat dan nelayan yang ada di sekitar lokasi perairan dengan area
survey. Mengingat tidak dilakukan survey estimasi populasi ikan dengan
menggunakan rumusan tertentu tapi data diambil cenderung bersifat kualitatif
melalui hasil data pengamatan dilapangan dan survey wawancara
sederhana. Keberadaan jenis ikan yang sering dijumpai atau ditangkap
nelayan / masyarakat berarti di estimasikan jumlah populasi ikan tersebut
banyak disekitar lokasi sungai, dan apabila sedikit atau jarang ditemui maka
di estimasikan jumlah individu populasinya sedikit. Total komposisi jenis ikan
yang ditemukan pada perairan sungai Ogan dan sungai Kedukan di sekitar
wilayah studi berkisar 24 jenis.

ikan yang paling banyak ditemukan pada saat pengambilan survey


dilapangan dan hasil wawancara adalah ikan dari jenis seluang (Rasbora sp),
Juaro (Pangasius polyuranodon), Betok (Anabas testudineus) Sepatung
(Parambassis wolffii), Selincah (Belontia hasellti), kepiat (Puntius schwanefeld)
dan beringit (Macrones nigriceps). Beberapa jenis tersebut merupakan ikan
yang sering di temukan pada lokasi pemantauan dengan taksiran populasi
banyak dijumpai. Sedangkan sisanya diestimasikan populasinya seidkit sampai
sedang. Dari informasi dan jenis-jenis ikan yang sering ditangkap, jenis ikan
yang termasuk ke dalam familia Bangridae yang paling banyak hal ini
disebabkan tipe ikan dari familia ini yang bersifat demersal, kebanyakkan hidup
didasar perairan, selain itu juga jenis ikan yang paling banyak ditemukan juga

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 50
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

dari familia Cyprinidae, hal ini dikarenakan familia ini memiliki daerah distribusi
yang paling luas meliputi seluruh perairan tawar merupakan jenis ikan yang
hidup di air yang mengalir seperti sungai.
Komposisi jenis ikan yang sering ditemukan pada sungai di sekitar lokasi
kegiatan ini cukup beranekaragam karena beberapa kualitas lingkungan
perairan masih tergolong bisa mendukung kehidupan ikan di dalamnya, selain
itu di sempadan sungai masih terdapat beragam vegetasi dan jika ditinjau
status perlindungan Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun
1999 tidak ada jenis ikan yang dilindungi termasuk juga jika ditinjau dari list
status IUCN redlist tidak ada jenis ikan yang termasuk daftar merah artinya
jenis ikan tersebut masih dalam status yang masih banyak atau melimpah di
dunia khususnya di Indonesia yang pada umumnya statusnya bersifat Least
Concern (LC) dan Data Deficient (DD).

Tabel 3.23. Jenis Ikan (Nekton) dan estimasi kehadiran yang sering ditemui yang
terdapat pada beberapa perairan sungai di sekitar lokasi kegiatan
berdasarkan wawancara penduduk sekitarnya.

Nama Daerah/ PP.No.7.Thn


No. Nama Latin IUCN 2017
Indonesia 1999

1 Gabus Ophiocephalus micropeltes TD -


2 Sepengkah Ambassis gymnocephalus TD  Least Concern
3 Serandang Channa pleuropthalma TD -
4 Selincah Belontia hasselti TD -
5 Juaro Pangasius polyuranodon TD Least Concern
6 Sepat mata merah Trichogaster trichopterus TD  Least Concern

7 Tembakang Helostoma temminckii TD -


8 Lele Clarias batrachus TD -
9 Betok Anabas testudineus TD Data Deficient
10 Seluang Rasbora aegyrotaenaenia TD -
11 Baung Hemibagrus hoevanii TD -
12 Kepiat Puntius schwanefeld TD -
13 Beringit Macrones nigriceps TD -
14 Selontok hitam Butis butis TD -
15 Selontok putih. Glossogobius sp. TD -
16 Lambak Dangila ocelata TD -
17 Lais lidi Kryptopterus apogon TD Least Concern
18 Umbut-umbut Cyclocheilichthys sp. TD Least Concern
19 Belut Monopterus albus TD
20 sepatung Parambassis wolffii TD Least Concern
21 Kebangalan Puntioplites waandersi TD
22 Lundu Mystus micracanthus TD
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 51
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

23 Udang satang Macrobrachium sp. TD -


24 Udang Jrebung Penaeus sp. TD -
Sumber : Data Hasil Pengamatan secara kualitatif dan Wawancara Tim Biologi Oktober 2017.
Keterangan : += (ada dijumpai keberadaannya),- (tidak dijumpai). Status perlindungan PP No. 7 Tahun
1999 : DL (Dilindungi), TD (Tidak dilindungi); LC : Least Concern, EN : Endagered, DD ; Data Depicient
a), IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources

Secara umum jenis ikan yang sering ditemukan bernilai ekonomis bagi
manusia, karena jenis ikan ditemukan termasuk jenis ikan yang dapat
dikonsumsi sebagai sumber protein. Komposisi jenis ikan yang sering
ditemukan pada sungai-sungai di sekitar lokasi kegiatan ini cukup stabil
karena kualitas perairan masih tergolong bisa mendukung kehidupan ikan di
dalamnya, selain itu disempadan sungai masih terdapat beragam vegetasi
yang beragam, kelimpahan nutrisi sehingga keberadaan ikan yang bernilai
ekonomis tetap tersedia di sekitar lokasi perairan sungai tersebut.

3.3. Lingkungan Sosial Ekonomi-Budaya


Lokasi rencana kegiatan peningkatan kapasitas produksi pabrik
pengolahan karet remah PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk berada di wilayah
Kelurahan Ogan Baru Kecamatan Kertapati Kota Palembang Provinsi Sumatera
Selatan. Dalam bagian ini akan digambarkan kondisi sosial demografi, sosial
ekonomi dan budaya serta kondisi kesehatan masyarakatnya. Untuk lebih
jelasnya dapat diikuti uraian sebagai berikut.

3.3.1. Kondisi Sosial Demografi


a. Jumlah Penduduk dan Tenaga Kerja
Berdasarkan pembagian wilayah Administrasi, semua Kelurahan di
Kecamatan Kertapati adalah termasuk desa swasembada dimana setiap
Kelurahan memiliki kantor Kelurahan di wilayah masing-masing.
Daerah Kecamatan Kertapati sebagian terletak di pinggir Sungai Musi
yang terdiri dari 6 (enam) Kelurahan dengan luas wilayah 42.560 Ha yang
berbatasan dengan :
 Sebelah utara : Sungai Musi di Gandus

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 52
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

 Sebelah Selatan : Kabupaten Ogan Ilir


 Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Ilir
 Sebelah Barat : Kecamatan Seberang Ulu I dan Kabupaten Ogan Ilir
Adapun 6 (enam) kelurahan di Kecamatan Kertapati, yaitu :
1. Kelurahan Karya Jaya
2. Kelurahan Keramasan
3. Kelurahan Kemang Agung
4. Kelurahan Kemas Rindo
5. Kelurahan Ogan Baru
6. Kelurahan Kertapati
Kecamatan Kertapati saat ini memiliki 70 Rukun Warga (RW), 257
Rukun Tetangga (RT), dan 21.658 Keluarga yang terbagi dalam 4 Kelurahan
yaitu: Kelurahan Karya Jaya dengan jumlah 30 Rukun Warga (RW), 40 Rukun
Tetangga (RT), dan 2.367 Keluarga. Kelurahan Keramasan dengan jumlah 7
Rukun Warga (RW) 37 Rukun Tetangga (RT), dan 2.021 Keluarga. Kelurahan
Kemang Agung dengan jumlah 8 Rukun Warga (RW) 51 Rukun Tetangga (RT),
dan 4.111 Keluarga. Kelurahan Kemas Rindo dengan jumlah 9 Rukun Warga
(RW) 40 Rukun Tetangga (RT), dan 4.391 Keluarga.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Kertapati berjumlah 19,66 jiwa per
Ha (hektare), dimana Kelurahan Ogan Baru memiliki kepadatan penduduk
terbesar dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lain yang ada di
Kecamatan Kertapati yaitu 374,86 jiwa per hektare.
Dilihat dari komposisi penduduk per jenis kelamin, penduduk laki-laki di
Kecamatan Kertapati lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan, hal ini
dapat dilihat dari sex ratio yang nilainya diatas 100,00 yaitu 102,22 dengan
beda pen uduk laki-laki dan perempuan sebanyak 943 orang.

Tabel 3.24. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk


Kecamatan Kertapati
Jumlah Kepadatan
No Kelurahan Luas (Ha)
jiwa Jiwa/Ha
(1) (2) (3) (4)

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 53
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

1. Karya Jaya 1 608.00 8 738 5.43


2. Keramasan 804.00 10 922 13.58
3. Kemang Agung 160.00 21 271 132.94
4. Kemas Rindo 1 622.00 14 881 9.17
5. Ogan Baru 63.00 18 446 242.79
6. Kertapati 51.00 11 595 227.35
Jumlah 4 308.00 85 853 19.93
Sumber : BPS Kota Palembang 2017

Tabel 3.25. Jumlah Penduduk Kecamatan Kertapati menurut


Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin
Sex Jumla Jumlah Rerata/
No Kelurahan Laki-Laki PR
Rasio pendk KK KK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Karya Jaya 4 401 4 337 101 8738 4465 1,95
2. Keramasan 5 574 5 348 97 10922 8253 1,30
3. Kemang Agung 10 763 10 508 102 21271 13504 1,57
4. Kemas Rindo 7 511 7 370 101 14881 13563 1,09
5 Ogan Baru 9353 9093 102 18446 10263 1,79
6. Kertapati 5 796 5 799 100 11595 2769 0,24
Jumlah 43 398 42 455 102 85853 52817 1,63
Sumber: BPS Kota Palembang dan Kantor Kecamatan Kertapati 2017

Jumlah penduduk Kelurahan Ogan Baru menurut data yang ada di


Kantor BPS Kota Palembang tahun 2017 seluruhnya 18.446 jiwa, terdiri dari
penduduk laki-laki 9353 jiwa dan penduduk perempuan 9093 jiwa dengan
jumlah 10.263 kepala keluarga dan rerata per keluarga 1,79 jiwa per keluarga.
Kelurahan Ogan Baru dilihat dari kepadatan penduduknya termasuk terpadat
kedua setelah Kelurahan Kertapati. Mengenai jumlah penduduk menurut jenis
kelaminnya dan luasnya dapat dilihat pada tabel 3.25. diatas.

3.3.2. Jenis Mata Pencaharian


Jenis mata pencaharian utama penduduk di enam kelurahan ini
umumnya adalah PNS, TNI/Polri, BUMN, Transportasi, Wiraswasta, pertanian,
perdagangan, jasa, dan pelajar/mahasiswa. Lebih jelasnya tersaji pada tabel
3.26 berikut.

Tabel 3.26. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaannya


No Kelurahan PNS TNI/ BUMN Transp Wiraswasta Pertanian Perdagangan Jasa Pelajar
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 54
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

POLRI
(10)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Karya Jaya 32 24 5 109 158 787 151 1386 403
2. Keramasan 32 19 7 76 139 968 37 1227 571
3. Kemang Agung 246 248 97 262 279 138 159 3269 2501
4. Kemas Rindo 257 38 50 132 325 121 134 2561 1769
5. Ogan Baru 147 59 35 125 541 101 299 2811 1351
6. Kertapati 30 12 37 80 68 4 46 651 456
Jumlah 744 400 231 784 1510 2119 826 11905 7051
Sumber: BPS Kota Palembang dan Kantor Kecamatan Kertapati 2017

3.3.3. Pendidikan
Latar belakang tingkat pendidikan penduduk yang ada di
kelurahan wilayah Kecamatan Kertapati ini umumnya sudah memadai. Sarana
pendidikan seperti jumlah sekolah di Kecamatan Kertapati, baik negeri maupun
swasta pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 4 sekolah TK, 36 Sekolah
Dasar (SD), 14 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 2 Sekolah Menengah
Kejuruan(SMK), 6 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sarana pendidikan negeri
dan swasta tersebut digunakan oleh sejumlah murid sekolah negeri dan swasta
yang mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun.
Selama Tahun Ajaran 2015/2016 terdapat murid Taman Kanak-Kanak
221, SD sebanyak 16.286 orang, SMP sebanyak 5.742 orang, dan SMK
sebanyak 1.987 orang, SMA sebanyak 2.565 orang. Sementara tenaga guru
yang tersedia pada tahun 2015/2016 ini pada masing-masing sekolah adalah
TK sebanyak 19 orang, SD sebanyak 501 orang, SMP sebanyak 274 orang,dan
SMK sebanyak 75 orang, SMA sebanyak 204 orang. Untuk lebih jelasnya
tersaji pada tabel berikut :
Latar belakang tingkat pendidikan penduduk yang ada di kelurahan
wilayah Kecamatan Kertapati ini umumnya sudah memadai. Sarana pendidikan
seperti jumlah sekolah di Kecamatan Kertapati, baik negeri maupun swasta
pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 4 sekolah TK, 36 Sekolah Dasar (SD),
14 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 2 Sekolah Menengah
Kejuruan(SMK), 6 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sarana pendidikan negeri
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 55
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

dan swasta tersebut digunakan oleh sejumlah murid sekolah negeri dan swasta
yang mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun.
Selama Tahun Ajaran 2015/2016 terdapat murid Taman Kanak-Kanak
221, SD sebanyak 16.286 orang, SMP sebanyak 5.742 orang, dan SMK
sebanyak 1.987 orang, SMA sebanyak 2.565 orang. Sementara tenaga guru
yang tersedia pada tahun 2015/2016 ini pada masing-masing sekolah adalah
TK sebanyak 19 orang, SD sebanyak 501 orang, SMP sebanyak 274 orang,dan
SMK sebanyak 75 orang, SMA sebanyak 204 orang. Untuk lebih jelasnya
tersaji pada tabel 3.27 berikut :

Tabel 3.27. Jumlah penduduk di Kecamatan Kertapati menurut jenis


kelamin dan tingkat pendidikan
No. Unit Organisasi SD SMP SMA SMK S1 S2/S3 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Karya Jaya 2628 1508 7028 12 17 - 11252
2. Keramasan 3242 820 336 15 32 2 4422
3. Kemang Agung 6025 6332 6041 606 787 46 19795
4. Kemas Rindo 2869 3783 4566 784 635 12 12572
5. Ogan Baru 4114 3545 4740 372 267 3 12974
6. Kertapati 956 1015 895 41 28 3 2899
Jumlah 19834 1700 23606 1830 1766 66 63914
T Sumber : Kecamatan Kertapati Dalam Angka Tahun 2017ingkat SekoSD SLTP
SLTAAkademi
Tabel 3.28. Jumlah gedung, guru dan murid berdasarkan jenjang
pendidikan Kecamatan Kertapati pertengahan tahun 2016
SMP SMA
TK SD
No
Kelurahan
. SK Gur Murid SK Guru Murid SK Guru Murid SK Guru Murid
u
1. Karya Jaya - - - 6 77 1076 3 46 283 - - -
2. Keramasan - - - 7 63 1268 1 21 807 - - -
3. Kemang Jaya 2 6 29 9 15 3159 1 17 146 1 6 6
4. Kemas Rindo 1 7 97 5 49 7763 6 15 379 3 14 189
5. Ogan Baru 1 6 95 8 14 2873 2 28 676 1 43 622
6. Kertapati - - - 7 7 147 1 11 34 1 11 38
Jumlah 4 19 22 3 50 16286 1 27 574 6 20 256

3.3.4. Keagamaan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 56
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Agama yang dianut oleh penduduk di kelurahan kelurahan ini beraneka


ragam, meskipun sebagian besar menganut agama Islam. Penduduk yang
menganut agama kristen, hindu dan budha ada juga akan tetapi jumlah relatif
sedikit. Penduduk yang beragama Kristen ada beberapa keluarga saja yaitu
penduduk pendatang luar kecamatan maupun kabupaten, sementara penduduk
yang beragama Budha adalah poenduduk keturunan Tionghoa.
Kecamatan Kertapati didominasi oleh penduduk beragama Islam yang
mencapai 96,67 persen dari jumlah seluruh penduduk. Sedangkan 3,33 persen
sisanya merupakan penduduk yang beragama non Islam.
Tabel 3.29. Jumlah penduduk menurut agama dan kepercayaan yang
dianut di Kecamatan Kertapati
Kelurahan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya Jumlah
No (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
9087 18
1. Karya Jaya - - 29 - 8738

2. Keramasan 10866 22 - - 34 - 10922


3. Kemang Agung 21237 16 - - - - 21271
4. Kemas Rindo 14860 21 - - - - 14881
5. Ogan Baru 18393 25 - - 28 - 18446
6. Kertapati 8553 39 29 24 29 - 11595
Jumlah 82996 141 29 24 120 - 85853
Sumber : Kantor Kecamatan Kertapati 2017

Kegiatan keagamaan khususnya yang beragama Islam yaitu, kegiatan


pengajian Ibu-ibu di tiap-tiap kelurahan satu minggu sekali, TPA (Taman
Pendidikan Al-Qur”an) bagi anak-anak dan kegiatan pengajian Yasin dan Tahlil
kelompok bapak-bapaknya. Kegiatan tersebut dilakukan di Masjid dan Mushola
yang ada di sekitar pemukimannya. Selain itu, kegiatan lainnya secara rutin
dilakukan oleh penduduk yang ada di wilayah kelurahan dan kecamatan ini
adalah peringatan hari-hari besar Islam seperti peringatan Maulid Nabi
Muhamad Saw, Tahun Baru Islam, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Sementara penduduk yang beragama Kristen melakukan kegiatan
keagamaanya di rumah masing-masing dan di tempat-tempat sendiri.
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 57
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Sarana dan prasarana keagamaan di wilayah Kecamatan Kertapati


menurut data tahun 2017 atau pertengahan 2016, terdapat 62 Masjid, 57
Mushola/Langgar.

Tabel 3.30. Jumlah Tempat Ibadah di Kecamatan Kertapati Menurut Agama


Langgar/ Vihara/
Kelurahan Mesjid Gereja Pura
Musholla Klenteng
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Karya Jaya 14 6 - - -
2. Keramasan 12 4 - - -

Tabel 3.30. Lanjutan


Langgar/ Vihara/
Kelurahan Mesjid Gereja Pura
Musholla Klenteng
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3. Kemang Agung 12 5 - - -
4. Kemas Rindo 9 12 - - -
5. Ogan Baru 11 14 - - -
6. Kertapati 4 16 - - -
Jumlah 62 57 - - -

3.3.5. Kondisi Sosial Ekonomi


Sumber pendapatan penduduk di Kelurahan Ogan Baru yang ada di
sekitar PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. ini umumnya dari PNS, pedagang,
pabrik-pabrik yang ada disekitar lokasi kegiatan. Kondisi sosial ekonomi di
wilayah PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. ini terlihat dari kondisi rumah
penduduk yang umumnya sudah permanen bahkan sudah banyak penduduk
memiliki tempat tinggal bertingkat, penduduk yang memiliki kendaraan roda
empat juga banyak dan semua keluarga telah memiliki minimal 1 sepeda motor.
Selain itu, sudah banyak anak-anak kel Ogan Baru dari wilayah lokasi kegiatan
ini yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi baik yang ada
di Palembang, Lampung maupun kota-kota yang ada di Pulau Jawa. Kondisi
ekonomi masyarakat yang meningkat kegiatan usaha dibidang lain, seperti
sektor perdagangan dan jasa juga meningkat, kondisi sarana sosial ekonomi,
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 58
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

budaya dan keagamaan juga meningkat. Masjid-Masjid yang ada di tiap-tiap


kelurahan memiliki nilai yang cukup memadai dan dibangun secara swadaya
maupun bantuan dari perusahaan yang ada di sekitar lokasi kegiatan, salah
satunya PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk..
Dari keberhasilan PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. telah meningkatkan
kondisi kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Disamping itu, keberhasilan pembangunan pabrik karet remah ini telah
membuka kesempatan kerja bagi anggota masyarakat lainnya, karena dapat
menampung tenaga kerja dari beberapa keluarga terutama di Kelurahan Ogan
Baru. Sementara pembangunan pabrik karet remah yang dikembangkan oleh
perusahaan hanya bisa mengembangkan lapangan kerja bagi masyarakatnya
karena masyarakat hanya menjadi buruh dengan penghasilan rata-rata sesuai
dengan upah minimum daerah kota Palembang. Dengan pendapatan ini
mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar minimalnya.

3.3.6. Kondisi Budaya


3.3.6.1. Interaksi Sosial
Secara umum interaksi sosial masyarakat di kelurahan kelurahan ini
berjalan dengan baik. Interaksi sosial masyarakat berlangsung cukup dekat dan
rapat karena banyak warga kelurahan yang masih memiliki pertalian darah dan
famili. Paling tidak mereka memiliki perasaan senasib, sehingga menciptakan
kedekatan hubungan emosional yang baik. Mereka berinteraksi di
tempat- tempat peribadatan, di warung atau toko yang ada di lingkungan
pemukimannya, di tempat-tempat orang yang menyelenggarakan sedekahan. Isu-
isu yang berkembang akan ditangkap dengan cepat. Penyebaran berbagai
informasi berlangsung melalui perangkat kelurahan dan diteruskan di berbagai
forum warga.
Pembauran antar warga dengan latar belakang asal daerah atau etnis
berjalan secara baik, sehingga terjadi perkawinan antara kelompok etnis di wilayah
ini. Kerjasama antara kelompok etnis juga terjadi ketika ada kegiatan- kegiatan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 59
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

pembangunan seperti pembangunan sarana prasarana pendidikan, agama,


transfortasi (pembangunan jalan, jembatan). Selain itu, kerjasama dalam kegiatan
selamatan seperti penyelenggarakan perkawinan, khitanan.
Kerjasama dan gotong royong yang kuat di wilayah kelurahan kelurahan
ini adalah gotong royong dalam kebersihan dan selamatan atau sedekahan.

3.3.6.2. Kelembagaan Sosial


Selain pemerintah kelurahan yang cukup berperan dalam memberikan
motivasi dan mengelola pembangunan masyarakat kelurahan ini, ada juga
organisasi sosial seperti Badan Perwakilan di tingkat kelurahan, PKK, Karang
Taruna, Lembaga Adat, Koperasi dan Kelompok-Kelompok pengajian pada
kalangan Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta kelompok usaha. Keberadaan
lembaga/organisasi sosial atau kelompok masyarakat, belum banyak
memberikan dampak terhadap peningkatan dinamisasi masyarakat dalam
pembangunannya sehingga menurut beberapa tokoh masyarakat menyatakan
kondisi kehidupan di kelurahan kelurahan ini tidak banyak mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik.
Lembaga/organisasi lain yang ada di kelurahan dalam Kecamatan
Kertapati ini seperti PKK, Karang Taruna karena berbagai faktor terutama
kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) sehingga belum kontinu atau masih
bersifat insidental/musiman dalam melaksanakan kegiatannya. Motivasi dan
pembinaan dari berbagai pihak masih sangat diperlukan dalam meningkatkan
fungsinya di kalangan masyarakat.

3.3.6.3. Norma dan Adat Kebiasaan


Dalam kehidupan bermasyarakat warga kelurahan memiliki adat
kebiasaan yang secara turun temurun masih dilakukan. Adat kebiasaan yang
masih berlaku di kelurahan cukup banyak, antara lain berupa upacara-upacara
(sedekah) kelurahan, hal-hal yang ditabukan (pantangan) dalam kehidupan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 60
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

sehari-hari, tata cara, tepung tawar, dan upacara bila hal-hal yang ditabukan
dilanggar, dsb.

3.3.7. Persepsi Masyarakat


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan 40 orang
responden yang terdiri dari anggota Masyarakat dan tokoh masyarakat, baik
tokoh masyarakat formal maupun tokoh masyarakat informal yang ada di
wilayah Kelurahan Ogan Baru sekitar kegiatan pabrik karet remah PT. Prasidha
Aneka Niaga, Tbk.
Jumlah seluruh responden 40 orang, yang diambil 2 RT yaitu RT....dan
RT....masing-masing RT 20 orang responden. Pengambilan responden ini
dialkukan secara acak dengan memperhatikan tingkat keterlibatan dalam
rencana kegiatan, tingkat kedekatannya dengan lokasi proyek dan
kedudukannya di masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian
sebagai berikut.
a) Latar Belakang Responden
Dari semua responden yang diwawancaria sebagian besar adalah
penduduk laki-laki, sementara perempuan hanya 20 %. Umur responden pada
umumnya antara 41-50 tahun, meskipun ada responden yang berumur antara
30-40 tahun dan yang lebih dari 50 tahun. Matapencaharian responden
bervariasia adalah karyawan, PNS/Pensiunan, TNI/POLRI, pedagang Jasa dan
swasta.
Latar belakang tingkat pendidikan responden umumnya lebih dari SD,
meskipun yang berlatar belakang pendidikan SLTP dan SMU/K atau yang
sederajat serta perguruan tinggi yaitu Diploma dan sarjana juga ada. Mereka
tergolong tokoh di lingkungan masyarakat baik tokoh formal seperti lurah, ketua
RT dan RW serta tokoh informal seperti tokoh adat, tokoh agama dan tokoh
pemuka masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai latar belakang responden
dapat dilihat pada table 3.31 sebagai berikut.

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 61
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Tabel 3.31. Jumlah Responden Berdasarkan Latar Belakangnya

No. Latar Belakang Jumlah %


A. Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki 32 80,0
b. Perempuan 8 20,0
Jumlah 40 100.0
B. Umur :
30 - 40 7 17,5
41 - 50 28 70,0
> 50 Tahun 5 12,0
Jumlah 100.0
C. Matapencaharian :
a. Swasta 33 82,5
b. Dagang 2 05,0
c. PNS/ Karyawan 3 07,5
d. Dll 2 05,0
Jumlah 40 100.0
D. Pendidikan
a. Sekolah Dasar 6 15,0
b. SMP/Sederajat 11 27,5
c. SMU/Sederajat 21 52,5
Tabel 3.31. Lanjutan

No. Latar Belakang Jumlah %


d. Perguruan Tinggi 2 05,0
Jumlah 40 100.0
Sumber : Hasil Pengolahan Dari Pedoman Wawancara, Tahun 2017

b) Pengetahuan Responden Terhadap Rencana Kegiatan


Semua responden telah mengetahui PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.,
meskipun mereka belum semuanya mengetahui dengan jelas mengenai
kegiatan pengembangan pabrik karet remah. Mereka umumnya mengetahui
dari tokoh-tokoh masyarakat formal seperti lurah.
Pengetahuan responden terhadap dampak positif dari rencana kegiatan
pengembangan pabrik karet remah PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. yang telah
diketahui responden antara lain, perubahan peruntukan lahan yang ada
menjadi bangunan, adanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya dan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 62
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

pembangunan sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan rencana


tersebut. Sementara pengetahuan responden terhadap dampak negatif dari
rencana pengembangan pabrik yang akan dilakukan oleh perusahaan ini antara
lain adalah kehilangan tempat tinggal khususnya bagi penduduk yang selama
ini menempati lahan perusahaan, pencemaran air sungai dan kerusakan jalan
yang akan dilalui kendaraan berat menuju lokasi tersebut.

c) Persepsi Responden Terhadap Rencana Kegiatan


Sebagian responden menyatakan setuju terhadap rencana
pengembangan pabrik karet remah yang akan dilaksanakan oleh PT. Prasidha
Aneka Niaga, Tbk. dengan catatan tidak merugikan masyarakat yang ada di
sekitar lokasi tersebut. Alasan responden menyatakan setuju terhadap rencana
perusahaan ini antara lain akan memberikan peluang kesempatan kerja bagi
penduduk yang ada di sekitarnya dan memberikan peluang untuk
meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat.

d) Harapan / Keinginan Responden


Beberapa harapan yang disampai responden kepada pihak PT. Prasidha
Aneka Niaga, Tbk. antara lain, dalam penerimaan tenaga memprioritas
penduduk lokal, penduduk ikut serta dalam pelaksanaannya kegiatan pabrik
karet remah. lahan yang masih sengketa dengan masyarakat perlu segera
diselesaikan, memelihara jalan yang dilewati, tidak mencemari sungai. Untuk
lebih jelasnya mengenai harapan masyarakat dapat dilihat pada table 3.32
sebagai berikut.

Tabel 3.32. Harapan Responden Terhadap Pihak PT. Prasidha Aneka


Niaga, Tbk.
No. Harapan/Keinginan Jumlah %
1. Penduduk lokal diprioritaskan untuk diterima 40 100.0
sebagai tenaga kerja

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 63
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

2 Lahan yang masih sengketa minta segera


diselesaikan. 26 65,0
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
3 pihak perusahaan dilakukan secara
transparan agar masyarakat bisa 31 77,5
berpartisipatif
4 Memelihara jalan yang dilewati 40 100.0
5 Tidak Mencemari Sungai 20 50,0
6 Kerjasama Dengan Pemerintah Setempat 11 27,5
7 Adanya perbaikan sarana sosial budaya
dan keagamaan 12 30,0
8 Bantuan Air Bersih 25 62,5
9 Ada pelayanan kesehatan masyarakat 15 37,5
Sumber : Hasil Pengolahan Dari Pedoman Wawancara,
Tahun 2017 Keterangan : N = 40 orang

3.4. Kesehatan Masyarakat


Peningkatan derajat kesehatan merupakan dimensi selanjutnya dari
upaya peningkatan kualitas fisik manusia. Untuk itu, ketersediaan fasilitas
kesehatan yang memadai menjadi sangat penting. Fasilitas kesehatan di
Kecamatan Kertapati yang merupakan lokasi rencana kegiatan seperti tersaji
pada tabel 3.33 berikut.

Tabel 3.33. Fasilitas kesehatan di lokasi rencana kegiatan


Puskes Apo Praktek Praktek Pos Dukun
Kelurahan Pustu Bidan
mas tik bidan dokter yandu
Karya Jaya 1 1 1 3 7 1 2
Keramasan 1 1 1 2 3 1 1
Kemang Agung 1 1 1 2 2 1 -
Kemas Rindo 1 1 - 1 1 2 1 1
Ogan Baru 1 1 1 2 1 1 -
Kertapati 1 1 - 2 2 1 -
Jumlah 6 6 4 1 12 17 6 4

Sumber: Kecamatan Kertapati Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa fasilitas kesehatan di Kelurahan


Ogan Baru lokasi rencana kegiatan sudah memadai, sedangkan di Kecamatan

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 64
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

Kertapati sangat memadai, di tingkat kecamatan tersedia Puskesmas berjumlah


6 dan di tingkat kelurahan tersedia Pustu dan Poyandu masing-masing
berjumlah 1.

3.4.1. Kondisi Pemukiman Penduduk


Pemukiman penduduk di kelurahan kelurahan ini sudah teratur, jarak
antara rumah yang satu dengan yang lain tidak rapat, sehingga saluran air
hujan maupun limbah keluarga sudah ada. Mereka pada umumnya telah
memiliki jamban keluarga sendiri-sendiri dengan sumber air bersihnya dari
sumur gali, PDAM, dan Sungai. Di Kelurahan Ogan Baru sebagian besar
keluarga memiliki sumur atau juga PDAM sebagai sumber air bersih. Halaman
rumah dihiasai oleh tanaman bunga sehingga secara umum sudah baik.

Penerangan pada umumnya sudah menggunakan listri PLN, sehingga


penduduk pada umumnya sudah menggunakan televisi dengan parabola,
lemari es, mesin cuci dan peralatan rumah tangga lainnya dengan
menggunakan listrik.

3.4.2. Jenis Penyakit yang Banyak Diderita


Jenis penyakit yang banyak diderita oleh penduduk berkaitan dengan
kondisi lingkungan dan musim. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas
setempat, jenis penyakit yang banyak diderita adalah penyakit ISPA, HT, GE,
Gastristis, Rheumatik Dispepsia Diabetes mellitus OMA Febris dan Malgia.
Menurut para petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Kecematan Kertapati
menyatakan, penyakit ISPA disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor
lingkungan maupun faktor perilaku masyarakat. Faktor lingkungan antara lain
kondisi jalan yang masih tanah sehingga pada musim kemarau berdebu,
sementara masyarakat pada umumnya menggunakan speda motor sehingga
banyak mengisap debu. Faktor kebiasan penduduk yang menyebabkan ISPA
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III
AWAL - 65
ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL PENINGKATAN KAPASITAS 2017
PRODUKSI PABRIK KARET REMAH
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk.

antara lain kebiasaan penduduk untuk menutup makanan, khusus bagi anak-
anak banyak makan makanan jajanan di warung. Lebih jelasnya tersaji tabel
3.34 berikut

Tabel 3.34. Sepuluh Penyakit di Puskesmas Kertapati pada tiga bulan


terakhir tahun 2017
No Penyakit Jumlah Presentase
1 Ispa 5421 37,11
2 HT 3347 22,91
3 GE 1137 7,78
4 Gastritis 1115 7.63
5 Rheumatik 951 6.51
6 Dispepsia 780 5.34
7 Diabetes mellitus 590 4.03
8 OMA 476 2,97
9 Febris 435 2,97
10 Malgia 354

Gambar 3.5. Peta lokasi pengambilan contoh

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP III


AWAL - 66

Anda mungkin juga menyukai