Compile - Juknis Wolbachia - 281022
Compile - Juknis Wolbachia - 281022
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PILOT PROJECT PENANGGULANGAN
DENGUE DENGAN METODE WOLBACHIA
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pilot Project
Penanggulangan Dengue Dengan Metode Wolbachia yang
selanjutnya disebut Petunjuk Teknis sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU menjadi acuan bagi pengelola program baik pusat
maupun daerah, tenaga kesehatan, dan pemangku
kepentingan terkait dalam menyelenggarakan Pilot Project
Penanggulangan Dengue Dengan Metode Wolbachia di
kabupaten/kota yang telah ditetapkan
KETIGA : Pendanaan penyelenggaraan Penanggulangan Dengue Dengan
Metode Wolbachia dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2022
PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PILOT PROJECT PENANGGULANGAN DENGUE
DENGAN METODE WOLBACHIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi dengue merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia.
Infeksi dengue dikenal dalam 2 spektrum penyakit, yaitu dengan
sebutan demam dengue (DD; atau dengue fever, DF) untuk infeksi
dengue yang ringan, dan demam berdarah dengue (DBD; atau dengue
haemorrhagic fever, DHF) untuk infeksi dengue yang disertai kebocoran
plasma sehingga menyebabkan penyakit yang lebih berat, yang
kemudian juga dapat menyebabkan kematian akibat syok (sindrom syok
dengue, SSD; dengue shock syndrome, DSS). Dengue pertama kali
dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Setelahnya,
kasus dengue dilaporkan hampir di seluruh kabupaten/kota di
Indonesia, dan hingga saat ini terjadi tren peningkatan kasus. Pada
tahun 2020, angka kesakitan (incidence rate atau IR) DBD di Indonesia
adalah 39,9 per 100.000 penduduk,
B. Tujuan
Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi pengelola
program baik pusat maupun daerah, tenaga kesehatan, dan pemangku
kepentingan terkait dalam menyelenggarakan Pilot Project
Penanggulangan Dengue Dengan Metode Wolbachia di kota yang telah
ditetapkan, yaitu di kota yang memiliki angka insiden atau kesakitan
Dengue tinggi, sebagai berikut:
a. Kota Bandung;
b. Kota Administrasi Jakarta barat;
c. Kota Bontang;
d. Kota Kupang; dan
e. Kota Semarang.
Sasaran
1. Pengelola program Penanggulangan Dengue Dengue Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
2. Petugas kesehatan.
3. Masyarakat antara lain Lembaga swadaya masyarakat (LSM),
organisasi Profesi).
BAB II
STRATEGI DAN PETA JALAN
C. Strategi
Penguatan Advokasi dan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
Permasalahan Dengue tidak dapat diselesaikan oleh sektor
kesehatan saja dan membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam
penyelesaiannya. Secara umum permasalahan Dengue Dengue meliputi
pelaksanaan program yang belum berkesinambungan, kurangnya
perhatian dari pemangku kepentingan dan ketersediaan sumber daya
yang belum memadai untuk pelaksanaan program di daerah.
Pelaksanaan program yang belum berkesinambungan tercermin
dari fluktuatifnya jumlah penemuan kasus baru aktif. Hal ini sesuai
dengan fakta biologis bahwa masa inkubasi Dengue Dengue yang
panjang mengharuskan adanya kesinambungan Penanggulangan
Dengue Dengue di daerah dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu dibutuhkan komitmen dari pemangku kepentingan
melalui penguatan advokasi serta koordinasi dan kerja sama lintas
program dan lintas sektor dalam Penanggulangan Dengue Dengue
sesuai tugas dan fungsi serta kewenangan masing-masing. Untuk
memperoleh komitmen Pemerintah Daerah dalam Penanggulangan
Dengue Dengue, dapat dilakukan melalui advokasi agar memperoleh
dukungan kebijakan. Kebijakan ini mencakup terjaminnya ketersediaan
sumber daya untuk Penanggulangan Dengue Dengue serta
penghapusan stigma terhadap orang yang sedang dan pernah
mengalami Dengue Dengue beserta keluarganya.
Kebijakan Dengue Dengue nasional perlu terus disosialisasikan ke
Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagai acuan dalam
pelaksanaan program Penanggulangan Dengue Dengue di daerah.
A. Rencana Kegiatan
D. Peta Jalan
Dalam penerapan teknologi Wolbachia dalam penanggulangan Dengue,
ditetapkan peta jalan sebagai berikut:
a. Semarang
b. Bandung
c. Jakarta Barat
d. Bontang
e. Kupang
Bulan
1 1
No KEGIATAN DETAIL KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 3 14
Advokasi Pimpinan
Harmonisasi Regulasi
Strategi Pelibatan Pemangku Kebijakan Sosialisasi dan koordinasi lintas program dan perangkat daerah
Bulan
1 1
No KEGIATAN DETAIL KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 3 14
Koordinasi dan pembentukan kanal informasi yang efektif terkait program implementasi
Strategi Media & Komunikasi (Media & teknologi nyamuk ber-Wolbachia.
Communication)
Pelibatan media (media elektronik, media cetak, media sosial)
Penyediaan SDM:
1. Supervisor
2. Kader
3. Tim Monitoring
Bulan
1 1
No KEGIATAN DETAIL KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 3 14
Penyediaan Logistik :
- Telur
- Ember
- Pakan jentik
Bulan
1 1
No KEGIATAN DETAIL KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 3 14
Strategi Diagnostik & Monitoring Monitoring dan evaluasi proporsi nyamuk berwolbachia
Wolbachia (Diagnostic)
Data insiden kasus Dengue termonitor dan terdokumentasi setiap bulan selama
Strategi Monitoring Dengue
minimum 5 tahun sebelum, selama dan paska implementasi yaitu 1 tahun setelah
(Surveillance)
penarikan ember nyamuk ber-Wolbachia.
BAB III
EPIDEMIOLOGI
iii. QA produksi
1. Tujuan: a) menjamin koloni yang disiapkan di
laboratorium dan dikirimkan ke wilayah pelepasan
sesuai standar.
2. Langkah-langkah:
a. Sebagian sudah dijelaskan di atas.
b. Melakukan adjustment apabila QA koloni
tidak sesuai dengan kualitas.
i. Apabila Wolbachia >100% maka
dilakukan uji tapi ulang pada sampel
yang sama, dan apabila masih >100%
maka dilakukan uji tapis untuk sampel
cadangan pada koloni yang sama
ii. Apabila hasil langkah (i) masih tetap
>100% maka produksi dilanjut dengan
batch yang Wolbachia-nya 100%,
sedang batch yang <100% bisa
dimusnahkan atau diperbaiki
Wolbachianya dengan melakukan
koloni tertutup (closed population)
iii. Apabila daya tetas kurang dari 90%
maka perlu dikirimkan tambahan telur
nyamuk sebagai kompensasi untuk
mendapatkan jumlah 140
nyamuk/ember.
B. Penyiapan fasilitas
i. Penyiapan fasilitas produksi
1. Tujuan: menyiapkan fasilitas yang kompeten untuk
memproduksi 10-20 juta telur nyamuk/minggu
untuk memenuhi kebutuhan piloting 5 kota. Asumsi:
Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit di
Salatiga atau tempat lain akan melakukan produksi
nyamuk ber-Wolbachia, karena kapasitas di UGM
hanya 4-8 juta/minggu, jumlah yang tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan piloting.
2. Langkah-langkah :
a. Pembuatan time schedule pelaksanaan rearing
sesuai waktu implementasi.
b. Perencanaan alat dan bahan rearing, jumlah
menyesuaikan kebutuhan implementasi.
c. Penyiapan fasilitas laboratorium rearing
d. Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM)
e. Penyediaan fasilitas pendukung lainnya (kandang
marmut sebagai pakan darah).
f. Pembuatan SOP pemeliharaan nyamuk dengan
pakan darah marmut.
C. Penyiapan SDM
i. Penyiapan SDM produksi
1. Tujuan: menyiapkan sdm yang berdedikasi dan
mempunyai kemampuan yang kompeten untuk
melakukan kegiatan-kegiatan produksi seperti yang
dijelaskan di atas.
2. Langkah-langkah
a. Menyiapkan SK untuk staff yang di
peruntukkan untuk produksi.
b. Melakukan training dan magang untuk staff
produksi
c. Melakukan pendamping pada awal-awal
produksi.
d. Melakukan penilaian kinerja rutin untuk
staff-staff yang melakukan produksi.
BAB V
PELAKSANAAN
Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu elemen yang sangat penting
untuk mendapatkan gambaran dan informasi kegiatan di semua tingkat pelaksana
program Penanggulangan Dengue. Dengan demikian, satu sistem informasi yang
terintegrasi perlu untuk diciptakan sebagai dasar strategis. Pencatatan adalah
suatu kegiatan yang dilakukan petugas untuk mencatat hasil kegiatan program
Penanggulangan Dengue pencatatan pilot project. Pencatatan dilakukan mulai dari
persiapan hingga berakhirnya pilot project
Kecamatan : X
Desa : XX
Tanggal : XX
Kader : XX
Ketersediaan
No ID OTA Nama OTA Alamat No Kontak Keterangan
(Ya/Tidak)
1 XX XXX XXX XX Ya XX
PENGAMATAN PEMASANGAN
CATATAN
EMBER
EMBER EMBER TIDAK
TIDAK
GAGAL TERPASANG TERPASANG
TERPASANG
(ID OTA)
X X X XX
B. Pelaporan
a. Pencatatan kegiatan lapangan yang dilakukan oleh kader
kesehatan dilaporkan kepada supervisor lapangan melalui foto
formulir pencatatan dengan periode sebagai berikut:
No Formulir Periode
Core
Supervisor
Data
Foto Lapangan Input
Kader dan
Wa (Puskesma Data Dashbo
s)
ard
FXX. Formulir
Rekapitulasi
identifikasi OTA
Form XX
FXX. Formulir
peletakkan dan
penggantian
ember
E. Pencatatan dan Pelaporan Persentase Wolbachia
a. Pencatatan
Pencatatan dan pelaporan persentase wolbachia dilakukan oleh
tim monitoring dan evaluasi dan teknologi yang dilakukan pada
kegiatan monitoring nyamuk Ae aegypti di lapangan sesuai
dengan jadwal.
Hal yang perlu diinput oleh tim teknologi dan tim monitoring dan
evaluasi;
i. identitas lokasi
ii. jumlah titik pengambilan sukses
iii. jumlah titik pengambilan gagal
iv. identitas sampel nyamuk (labelling)
v. jumlah Ae aegypti tertangkap dan diidentifikasi secara
mikroskopis
vi. jumlah Ae aegypti positif PCR
vii. jumlah Wolbachia positif PCR
viii. persentase wolbachia terhadap total Ae aegypti masing-
masing desa
b. Pelaporan
Laporan berdasarkan generate data otomatis yang berasal dari
database/ dashboard. Rekapitulasi perkembangan wolbachia
masing masing wilayah akan dievaluasi dan dimonitoring oleh tim
monev.
F. Pencatatan Kasus Dengue
Sistem pencatatan dan pelaporan kasus dengue pada pilot project ini
meliputi kejadian, kematian melekat pada sistem surveilans dengue yang
telah berjalan selama ini di program pengendalian Dengue (P2PM
Kementerian Kesehatan)
BAB VII
PENJAMINAN MUTU, MONITORING DAN EVALUASI
Cara: