TENTANG
Menimbang : a. bahwa pemberian pelayanan dan asuhan pada pasien dengan penyakit
menular dan immuno-suppressed merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
b. bahwa pemberian pelayanan dan asuhan pada pasien dengan penyakit
menular dan immuno-suppressed dengan memperhatikan prosedur-
prosedur khusus dapat mengurangi risiko penularan penyakit dari pasien
ke pasien lain, dari pasien ke keluarganya dan dari pasien ke petugas,
demikian juga sebaliknya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada poin a, dan b diatas maka perlu
ditetapkan panduan pelayanan pasien penyakit menular dan immuno-
suppressed yang dituangkan dalam buku panduan dan merupakan
kebijakan teknis yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada Kabupaten Badung.
MEMUTUSKAN
KESATU : Panduan sistem Pelayanan dan asuhan pasien penyakit menular dan
penurunan daya tahan (imuno-supressed) supaya dapat diketahui dan
dilaksanakan maka perlu disosialisasikan kepada seluruh jajaran pegawai
Rumah Sakit Daerah Mangusada Kabupaten Badung.
KETIGA : Pada saat Surat Keputusan ini berlaku, maka Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung Mangusada Nomor
1334 Tahun 2016 Tentang Panduan sistem Pelayanan dan asuhan pasien
penyakit menular dan penurunan daya tahan (imun-supressed) Dicabut
dan Dinyatakn tidak Berlaku.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan bilamana nanti
ditemukan adanya kekeliruan akan dilakukan perbaikan;
Ditetapkan di Mangupura
Pada Tanggal 12 Februari 2019
DIREKTUR
RUMAHSAKIT DAERAHMANGUSADA
KABUPATEN BADUNG
A. LATAR BELAKANG
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya kembali
penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia menanggung
beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden disease) (Kemenkes,
2013).Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health
Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi
agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang ditimbulkan berdampak
secara langsung sebagai beban ekonomi negara (PMK PPI, 2017).
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnyadihadapkan pada
risiko terjadinya infeksi baik karena perawatan ataudatang berkunjung ke rumah sakit.
Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9%
(variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 jutapasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia
(Pedoman PPI, 2011).
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas danpengambil kebijakan
memahami konsep dasar penyakit menular dan penyakit penurunan daya tahan
(immuno-suppressed). Oleh karena itu perlu disusun pedoman penyakit menular dan
penyakit immuno-suppressed di RSD Magusada Kabupaten Badung agar terwujud
pelayanankesehatan yang bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihakyang
terlibat dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan patient safety
yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas
pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.
B. PENGERTIAN
1. Pengertian Penyakit Menular
Penyakit menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit
tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau
toxon yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari
binatang atau reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau
melalui lingkungan.
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit
yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteri atau parasit), bukan
disebabkan factor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit
jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hamper semua Negara
berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relative tinggi dalam
kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut
(mendadak) dan menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini
diprioritaskan mengingta sifat menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan
menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan
berbagai factor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011 :3).
Cara-cara penularan penyakit antara lain melalui :
a. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
Jenis penyakit yang ditularkan antara lain:
1) Penyakit kelamin
2) Rabies
3) Trakoma
4) Scabies
5) Erysipelas
6) Antraks
7) Gas-gangren
8) Infeksi luka aerobic
9) Penyakit pada kaki dan mulut pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis dan
HIV, agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang
lain melalui hubungan intim.
b. Melalui Media Udara Penyakit yang Dapat Ditularkan dan Menyebar Secara
Langsung Maupun Tidak langsung Melalui Udara Pernafasan Disebut Sebagai
Airborne Disease.
Jenis penyakit yang ditularkan antara lain :
1) TBC paru
2) Varicella
3) Difteri
4) Influenza
5) Variola
6) Morbili
7) Meningitis
8) Demam scarlet
9) Meumps
10) Rubella
11) Pertussis
c. Melalui Media Air Penyakit Dapat Menular dan Menyebar Secara Langsung
Maupun Tidak Langsung Mellaui Air. Penyakit-penyakit yang Ditularkan Melalui
air Disebut Sebagai Water Borne Disease atau Water Related Disease. Agen
penyakit antara lain :
1) Virus : hepatitis virus, poliomyelitis
2) Bakteri : kolera, disentri, tifoid, diare
3) Protozoa : amubiasis, giardiasis
4) Helmintik : askariasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid
5) Leptospira : penyakit weil pejamu akuatik :
Bermultiplikasi di air : skistosomiasis (vector keong)
Tidak bermultiplikasi : Guinea’s dan fis tape worm (vector cyclop)
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam 4 kelompok
menurut cara penularannya, yaitu :
1) Waterborne Mechanism
Kuman pathogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, ditularkan melalui mulut atau system pencernaan. Contoh kolera,
tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan poliomyelitis.
2) Water Washed Mechanism
Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan
individu dan umum dapat berupa :
Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak
Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trakoma
Penyakit melalui gigitan binatang pengerat, seperti leptospirosis
3) Water Based Mechanism
Jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya
di dalam tubuh vector atau sebagai pejamu intermediate yang hidup di dalam
air. Contoh skistosomiasis, dracunculus medinensis
4) Water Related Insect Vector Mechanism
Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang
biak did ala air. Contoh filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow
fever)
2. Penyakit Immunosuppressed
Gangguan imunodefisiensi dapat disebabkan oleh defek atau defisiensi pada sel-
sel fagositik, limfosit B, limfosit T atau komplemen. Imunodefisiensi dapat
diklarifikasikan sebagai kelaianan yang primer atau sekunder dan dapat pula dipilah
berdasarkan komponen yang terkena pada system imun tersebut :
a. Imunodefisiensi Primer
Imunodefisiensi primer merupakan kelainan langka yang penyebabnya bersifat
genetic dan terutama ditemukan pada bayi serta anak-anak kecil. Gejala biasanya
timbul pada awal kehidupan setelah perlindungan oleh antibody maternal
menurun. Tanpa terapi, bayi dan anak-anak yang menderita kelaianan ini jarang
dapat bertahan hidup sampai usia dewasa. Kelaianan ini dapat mengenai satu atau
lebih komponen pada system imun.
b. Imunodefisiensi Sekunder
Imunodefisiensi sekunder lebih sering menjumpai dibandingkan defisiensi primer
dan kerap kali terjadi sebagai akibat dari proses penyakit yang mendasarnya atau
akibat dari terapi terhadap penyakit ini. Penyebab umum imunodefisiensi
sekunder adalah malnutrisi, stress kronik, luka bakar, uremia, diabetes mellitus,
kelaianan autoimun tertentu, kontak dengan obat-obatan serta zat kimia yang
imunotoksik. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan
imunodefisiensi sekunder yang paling sering ditemukan. Penderita imunosupresi
dan sering disebut sebagai hospes yang terganggu kekebalannya
(immunocompromised host). Intervensi untuk mengatasi imunodefisiensi sekunder
mencakup upaya menghilangkan factor penyebab, mengatasi keadaan yang
mendasari dan menggunakan prinsip-prinsip pengendalian infeksi yang nyaman.
BAB II
RUANG LINGKUP
DOKUMENTASI
Pelayanan dan asuhan pasien dengan penyakit menular dan imuno suppressed di
Rumah Sakit Daerah Mangusada Kabupaten Badung dicatat dan didokumentasikan dalam
semua form rekam medis yang sama dengan pasien dengan diagnosis yang lain seperti di
ruang rawat inap antara lain mulai dari form asesmen awal rawat inap, asesmen ulang di
CPPT, edukasi terintegrasi, pemantauan dengan EWS dan lain-lain.