TENTANG
PEDOMAN UPAYA PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
UPT PUSKESMAS MOMUNU
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Buol
pada tanggal Januari 2017
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
MOMUNU
NOMOR 800/ /PUSK
TANGGAL JANUARI 2019
TENTANG
PEDOMAN PROGRAM DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) UPT PUSKESMAS MOMUNU
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh Kota/Kabupaten di
Indonesia. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 hingga saat ini
jumlah kasus DBD dilaporkan meningkat dan penyebarannya semakin
meluas mencapai seluruh provinsi di Indonesia (33 provinsi). Penyakit ini
seringkali menimbulkan KLB di beberapa daerah endemis tinggi DBD.
Situasi DBD tahun 2017 jumlah kasus DBD sebesar 59.047 (IR= 22,6/
100.000 pddk) dan yang meninggal 444 (CFR= 0,75). Awal tahun 2018
dilaporkan jumlah penderita sebesar 6.167 dan yang meninggal 43 kasus.
Sedangkan pada tahun awal tahun 2019 (per 29 januari 2019) meningkat
dimana tercatat jumlah penderita sebesar 13.683 dari 34 provinsi dengan
132 kasus diantaranya meninggal.
Untuk Provinsi sulawesi tengah, tiga kabupaten dengan peringkat
tertinggi angka kesakitan DBD adalah (1) Kota Palu IR=150,10/100.000
pddk); (2) Kabupaten Buol IR=136,06/100.000 pddk; (3) Kabupaten Toli-toli
IR=65,27/100.000 pddk.
Situasi DBD di kabupaten Buol bulan januari-Maret tahun 2015
dilaporkan IR=18,42/100.000 pddk dan CFR=0,60%, sedangkan empat
kecamatan dengan angka kesakitan DBD tertinggi adalah : 1. Kelurahan
Biau (84 kasus); 2. Kecamatan Bokat (50 kasus); 3. Kecamatan Bunobogu
(22 kasus); 4. Kecamatan Paleleh (20 kasus).
Untuk kecamatan Momunu pada tahun 2016 meningkat dimana
IR=338/100.000 pddk dan angka kematian sebanyak 1/54 kasus
(CFR=1,85%.) yang terjadi di desa Pajeko. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya desa Pajeko belum memiliki kader jumantik,
-4-
C. Sasaran
1. Individu, keluarga dan masyarakat di tujuh tatanan dalam PSN yaitu
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat-
tempat umum, tempat penjual makanan, fasilitas olah raga dan fasilitas
kesehatan yang secara keseluruhan di daerah terjangkit DBD mampu
mengatasi masalah termasuk melindungi diri dari penularan DBD di
dalam wadah organisasi kemasyarakatan yang ada dan mengakar di
masyarakat.
2. Lintas program dan lintas sektor terkait termasuk swasta/dunia usaha,
LSM dan organisasi kemasyarakatan mempunyai komitmen dalam
penanggulangan penyakit DBD.
-5-
B. Distribusi Ketenagaan
NO SDM Kompetensi Ijazah KET
1 Epidemiologi - S1 - Melaksanakan
Kesehatan Kesmas seluruh kegiatan
Peminata dalam ruang
n lingkup DBD
Epidemiol yaitu : Orientasi
ogi kepada kader
kesehatan (kader
Jumantik),
pemantauan
jentik berkala,
pemberantasan
larva
(larvasidasi),
pelaksanaan
penyelidikan
epidemiologi
DBD.
2 Sanitarian DIII Kesehatan Pelaksana pemantauan
Lingkungan jentik berkala,
pemberantasan larva
(larvasidasi)
3 Tenaga S1 Kesmas Penyuluhan
Promkes kelompok/massal tentang
program kesehatan
masyarakat (DBD),
penggerakan masyarakat
-8-
untuk mendukung
program kesehatan
(Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), Kesling,
PHBS)
C. Jadwal kegiatan
N Waktu Pelaksanaan
o Nama Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tempat
1 Orientasi kepada 16 Desa
kader kesehatan X X
(kader Jumantik)
2 pemantauan jentik 1200
X X X
berkala rumah
3 Pemberantasan 374
X X X
larva (larvasidasi), rumah
4 Pelaksanaan 12 Desa
penyelidikan X X X X X X
epidemiologi DBD
5 Penyuluhan 12 Desa
kelompok/massal
tentang program X X X X X X
kesehatan
masyarakat (DBD)
6 penggerakan 12 Desa
masyarakat untuk
mendukung
program
kesehatan X X X X X X
(Pemberantasan
Sarang Nyamuk
(PSN), Kesling,
PHBS)
-9-
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
1. Atap
Atap terbuat dari bahan....., tidak bocor dan menjadi tempat perindukan
nyamuk.
2. Langit-langit
3. Dinding
Material dinding berupa beton, kedap air, tidak menyebabkan silau dan
mudah dibersihkan.
4. Lantai
6. Sistem pencahayaan
7. Sistem kelistrikan
8. Sistem komunikasi
Alat pemeriksaan DBD (tes cepat/ RDT) berupa IgG/IgM, Ns1, Combo
virotec (IgG/IgM+Ns1) yang disimpan di gudang obat puskesmas.
BAB IV
B. Metode Pelayanan
C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
- 13 -
b. Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan
program DBD.
g. Perumusan Masalah
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah dimana
langkah-langkah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah
2. Menetapkan urutan prioritas masalah
3. Mencari akar penyebab masalah
4. Menetapkan cara pemecahan masalah
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
- 17 -
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA