Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia. Dalam
Undang-Undang Nomor 6 tentang Perairan Indonesia pasal 3 ayat (1) disebutkan wilayah perairan meliputi
laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman. Indonesia juga memiliki wilayah
yurisdiksi perairan laut di luar laut teritorial meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), landas kontinen, dan
zona tambahan. Di wilayah yurisdiksi ini Indonesia memiliki hak-hak berdaulat dan kewenangan tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional. Secara garis besar pembagian wilayah
perairan Indonesia sebagai berikut.
2. Zona Tambahan
Zona tambahan diatur dalam UNCLOS 1982, Seksi IV, artikel 33. Zona tambahan adalah zona yang
lebarnya tidak melebihi 24 mil laut yang diukur dari garis pangkal laut teritorial. Zona ini berada di 12 mil
laut teritorial dan 12 mil di ZEEI. Negara pantai seperti Indonesia dapat melakukan pengawasan untuk
mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan terkait bea cukai, fiskal, imigrasi, dan saniter.
3. Landas Kontinen
UNCLOS 1982 Bagian VI, artikel 76–85 mengatur landas kontinen. Landas kontinen meliputi dasar
laut dan kekayaan alam di bawahnya. Area ini meliputi bawah permukaan laut yang terletak di luar laut
teritorial, mulai daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen atau jarak 200 mil laut dari garis pangkal
laut teritorial hingga paling jauh 350 mil laut atau jarak 100 mil laut dari garis kedalaman 2.500 meter.
Hingga saat ini pengaturan landas kontinen masih berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 pasal 2 tentang Landas
Kontinen Indonesia menyatakan penguasaan penuh dan hak eksklusif atas sumber daya alam di landas
kontinen dimiliki negara. Pemanfaatan sumber daya alam di landas kontinen harus memperhatikan
pertahanan dan keamanan nasional, perhubungan, telekomunikasi, transmisi listrik di bawah laut,
perikanan, serta riset ilmiah.