A. Hasil
1. Profil Tempat Penelitian
a. Deskripsi Umum Rumah Qur’an Bunda Aisyah
Rumah Qur’an Bunda Aisyah adalah suatu lembaga nonprofit yang
bergerak di bidang pembelajaran Al-Qur’an dengan program pengentasan
buta huruf Al-Qur’an. Keberadaannya secara legal di bawah naungan
Yayasan Mitsaq Qur’an, yang ditujukan untuk melayani dan membimbing
masyarakat dalam mempelajari dan mengkaji Al-Qur’an. Rumah Quran
Bunda Aisyah telah berdiri sejak Ramadhan 1434H/Juni 2012M yang
didirikan oleh Ummi Yusdiana. Terdapat 24 cabang Rumah Qur’an bunda
Aisyah yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Alamat Rumah
Qur’an Bunda Aisyah terletak di 10 kota, diantaranya ialah kota Jakarta,
Bekasi, Lampung, Solo, Cirebon, Bandung, Balik Papan, Bangka, Kendal.
Akan tetapi, mayoritas dari Rumah Qur’an Bunda Aisyah terletak di Kota
Bekasi.
31
32
d. Data Pengajar
5) TPA
36
Ustadzah Khoir
Ustadzah Eva
2. Biografi Ummi Yusdiana
a. Profil Ummi Yusdiana
c. Dakwah bil-Haal
Metode dakwah bil-Haal yaitu berdakwah dengan mengedepankan
perbuatan nyata, seperti berbuat baik kepada mad’u dan memberikan
teladan kebaikan. Pada kesehariannya, Ummi Yusdiana selalu memberikan
contoh baik dalam menjalani kehidupan. Misalnya, bagaimana seharusnya
berpakaian, bagaimana seharusnya bertutur kata, serta bagaimana
seharusnya bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan pedoman Al-
Qur’an yang mencerminkan seorang penghafal Al-Qur’an. Tidak hanya
itu, Ummi Yusdiana juga bersifat terbuka terhadap bagaimana seharusnya
menghadapi suatu permasalahan yang ada di dalam kehidupan. Hal itu
juga yang membuat mad’u merasa dekat dengan Ummi Yusdiana sehingga
memungkinkan mad’u untuk meneladani kebaikan-kebaikan beliau.
d. Dakwah bil-Lisan
Dakwah bill lisan yaitu metode dakwah dengan penyampaian
informasi atau pesan dakwah melalui lisan. Metode ini bisa diterapkan
dalam pertemuan-pertemuan yang melibatkan banyak orang seperti
pertemuan keluarga, reuni alumni, seminar, atau pengajian. Ummi
Yusdiana dalam seminar maupun kuliah perdana selalu menyampaikan
motivasi dan pesan dakwahnya dalam mempelajari Al-Qur’an baik
membaca, menghafal, maupun mengkaji. Tidak hanya itu, dalam
pertemuan dengan para pengajar maupun dalam rapat staff Rumah Qur’an
41
“Ada temen sekelas saya kalau setiap hafalannya harus pakai suara
keras. Saya juga begitu harus pakai suara keras jadi kalau gremeng itu
tidak bisa.”
Membaca ayat yang akan dihafalkannya dengan suara keras, dapat
memungkinkan mempermudah menghafal ayat tersebut. Hal tersebut
dikarenakan, dalam menghafalkan Al-Qur’an tidak hanya melibatkan indra
penglihat saja sebagai pengingat. Akan tetapi juga melibatkan indra
pendengaran agar mendukung daya ingat dalam menghafal Al-Qur’an.
c. Sambil mendengarkan murotal
Setiap orang memiliki kelebihan untuk mengoptimalkan panca
inderanya. Salah satunya dengan mengoptimalkan indera pendengarannya.
Terdapat beberapa orang yang mampu menghafalkan Al-Qur’an tanpa
melihat mushaf, yaitu cukup mendengarkannya saja. Oleh karena itu, para
pengajar Rumah Qur’an Bunda Aisyah menyarankan para murid di kelas
tahfidz untuk memperkuat hafalannya dengan mendengarkan murotal.
Jadi, hampir seluruh murid tahfidz di Rumah Qur’an Bunda Aisyah
mendengarkan murotal sembari melakukan aktifitas lain untuk
memperkuat hafalannya.
1) Ibu Robiati
Alhamdulillah untuk saat ini semua orang kan banyak
menjamur pada menghafal Alquran. Tapi di sisi lain jangan sampai
Alquran itu hanya dihafal saja tanpa tahu bagaimana harus diterapkan
gitu ya. Jadi mungkin perlu didukung dengan ilmu-ilmu yang lain
sehingga ia bisa mengamalkannya. Bisa dipahami maknanya artinya
tafsirnya.
2) Bu Herti
Saya baca ayatnya kemudian saya baca artinya. Karena bagi
ibu rumah tangga hafalan satu halaman saja itu tidak mudah. Jadi saya
bisa menyetorkan dengan lancar dalam sebutan itu antara 2 sampai 3
lembar selebihnya muroja’ah. Itu saya lakukan dengan memahami
artinya. Intinya baca ayatnya kemudian baca artinya jadi tidak hanya
sekedar menghafal tanpa tahu apa yang dibaca.
3) Bu Yatim
Saya juga tidak membaca terjemahannya saya hanya membaca
ayatnya saja soalnya saya lola kalau misalkan sama artinya jadi lebih
lama. Kalau teman-teman saya yang memahami bahasa arab sih
banyak yang begitu jadi menghafal sama artinya biar lebih mudah.
f. Digunakan dalam bacaan sholat
Menurut penuturan bu Robiati dalam wawancaranya, salah satu
cara untuk mengulang dan mempraktikkan hafalan adalah dengan
menggunakannya di dalam shalat.
“Biasanya kalau hafalan itu diulang sambil beraktivitas. Kalau punya
hafalan baru saya pakai di dalam salat sunnah. Dan hafalan yang sudah
lama saya gunakan di salat wajib.”
suara dari ponsel mereka. Program ini bertujuan agar apa yang sudah
dihafal tidak mudah hilang begitu saja.
h. Mengikuti kelas tadrib dan senantiasa memperbaiki bacaan Al-Qur’an
Pembelajaran program tahfidz di Rumah Qur’an Bunda Aisyah
dilakukan 2 kali dalam sepekan. Satu kelas untuk muroja’ah hafalan dan
menambah hafalan. Satu kelas lainnya yaitu kelas tadrib untuk menjaga
dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an agar tetap baik dan benar, sehingga
tidak terdapat kesalahan bacaan dalam menghafal. Karena ketika yang
bacaan yang salah terlanjur sampai dihafalkan akan sulit untuk
memperbaiki ke depannya.
5. Motivasi dan Kendala Ibu-ibu dalam Menghafalkan Al-Qur’an
a. Motivasi
Motivasi ibu-ibu dalam menghafalkan Al-Qur’an sangatlah
beragam. Setiap orang tidak hanya memiliki satu motivasi, namun
beberapa motivasi yang menjadikannya semangat untuk menghafal Al-
Qur’an. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, menghasilkan beberapa
motivasi sebagai berikut:
2) Menaikkan derajat
Keutamaan orang yang menghafalkan Al-Qur’an salah satunya
adalah menaikkan derajatnya, baik di depan manusia dan masyarakat
sekitar, maupun derajat di sisi Allah. Keutamaan tersebut juga menjadi
hal yang dijanjikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an. Begitu halnya
46
b. Kendala
1) Waktu yang terbatas
Menurut bu Yatmi, keterbatasan waktu menjadi salah satu
hambatan dalam menghafalkan Al-Qur’an. Sebab sebagai ibu rumah
tangga yang harus mengurus pekerjaan rumah, menjadikan waktu luang.
Terlebih, bu Yatmi yang memiliki pekerjaan hanya dapat meluangkan
waktunya dari setelah ashar hingga isya’ untuk menghafalkan Al-
Qur’an. Meskipun begitu, bu yatmi juga mengungkapkan salah satu
solusi untuk mengatasi masalah tersebut sebagaimana yang ia ungkap
dalam wawancaranya sebagai berikut:
“Kalau saya cenderung ke waktu lebih susah dibagi. Kalau sudah
bisa mengatur waktu insya Allah tidak ada kesulitan selanjutnya
tidak terlalu banyak kesulitan. Saya kan juga bekerja jadi setelah
bekerja masih ngurusin rumah jadi mungkin sore habis ashar
sampai isya itu baru bisa meluangkan waktunya”
2) Penyebab kemalasan setiap bulan
Setiap perempuan mengalami perubahan hormonal yang drastis
ketika dalam siklus bulanan. Hal tersebut dapat mempengaruhi semangat
49
4) Kerewelan anak
Sebagai seorang ibu, ketika anak sedang rewel cenderung tidak
bisa ditinggal untuk melakukan aktivitas termasuk menghafal. Sehingga
bagi ibu yang masih mengurus anak kecil, mendapati kendala terhadap
kerewelan anak. Seperti yang dialami bu Herti sebagai seorang ibu dari
lima orang anak.
B. Pembahasan
Penelitian ini berusaha mengungkapkan metode dakwah Ummi
Yusdiana sebagai pendiri Rumah Qur’an Bunda Aisyah dalam menghafal Al-
Qur’an di kalangan ibu-ibu, bagaimana cara ibu-ibu di Rumah Qur’an Bunda
Aisyah 15 menghafal Al-Qur’an, serta motivasi dan kendala yang
dihadapinya. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, metode dakwah
50
hanya itu, kelak di akhirat Al-Qur’an akan menjadi saksi bagi seorang
penghafal Al-Qur’an. Dengan perantara Al-Qur’an, ia akan mendapatkan
mahkota kehormatan dan ridha Allah. Al-Qur’an juga dapat menjadi jaminan
bagi seseorang di akhirat untuk mendapatkan keselamatan yang berujung pada
kenikmatan surga.
Motivasi lain yang peneliti temukan yaitu motivasi yang diberikan
oleh para pengajar Rumah Qur’an Bunda Aisyah dan Ummi Yusdiana sebagai
pendiri Rumah Qur’an Bunda Aisyah. Salah satu diantaranya memiliki
motivasi yang berbeda dengan yang lainnya, yaitu ketergantungannya
terhadap menghafalkan Al-Qur’an dan termotivasi oleh anak-anaknya yang
telah memulai terlebih dahulu menghafal Al-Qur’an. Kendala yang ditemukan
oleh ibu-ibu Rumah Qur’an Bunda Aisyah 15 dalam menghafal Al-Qur’an
yaitu waktu yang terbatas, kemalasan yang timbul secara hormonal setiap
bulan, kerewelan anak, serta permasalahan hidup yang menyebabkan beban
pikiran sehingga mengganggu fokus dalam menghafalkan Al-Qur’an.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai metode dakwah Ummi
Yusdiana dalam menghafal Al-Qur’an di kalangan ibu-ibu, menghasilkan
beberapa temuan yang telah dipaparkan. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, melahirkan saran yang perlu disampaikan
kepada beberapa pihak yang berkaitan terhadap permasalahan ini. Peneliti
mengharapkan untuk kedepannya, antara lain:
1. Bagi Ummi Yusdiana, diharapkan untuk mengoptimalkan metode dakwah
yang sudah dijalankan sebelumnya agar dakwah dalam menghafal Al-
Qur’an semakin meluas
2. Bagi guru tahfidz di Rumah Qur’an Bunda Aisyah 15 diharapkan untuk
mengembangkan pembelajaran dan cara-cara dalam menghafalkan Al-
Qur’an agar dapat diterapkan oleh ibu-ibu murid tahfidz di Rumah Qur’an
Bunda Aisyah 15
3. Bagi ibu-ibu murid tahfidz di Rumah Qur’an Bunda Aisyah 15 diharapkan
untuk meningkatkan motivasi serta cermat dalam menghadapi kendala
dalam menghafal Al-Qur’an
4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian oleh peneliti
lainnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai metode
dakwah dalam menghafal Al-Qur’an