Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran

Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran didirikan pada tanggal 13 April

2018. Awalnya Rumah Tahfizh ini adalah bangunan sekolah umum

(SMP-SMA Daerah), yang akan dijual. Kemudian dibeli oleh Bapak Irsan

Kumala yang selanjutnya menjadi ketua Yayasan Mutiara Ilmu Kisaran.

Setelah bangunan sekolah ini dibeli, Pak Irsan memikirkan bagaimana

sekolah ini bisa bangkit. Sampai pada akhirnya dibentuklah Rumah

Tahfizh dibawah naungan Yayasan Mutiara Ilmu Kisaran.

Pada awal pembentukan Rumah Tahfizh ini, dibuka program tahfiẓ

reguler gratis, dengan menggunakan metode pemasaran iklan spanduk di

depan bangunan sekolah ini. Awal mula nama Rumah Tahfizh ini adalah

Rumah Tahfizh Hadrotul ‘Ilmi. Kemudian Pak Irsan Kumala selaku ketua

yayasan memberikan amanah kepada pengurus atau ketua Rumah Tahfizh

yaitu Ustadz Zainul Khoir untuk mengkoreksi nama Rumah Tahfizh

tersebut. Maka diubahlah nama Rumah Tahfizh yang sebelumnya adalah

Rumah Tahfizh Hadrotul ‘Ilmi menjadi Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu

Kisaran, dengan dasar bahwa Rumah Tahfizh tesebut berada di wilayah

Mutiara, dan mutiara itu adalah sesuatu yang berharga di lautan. Dan kata

ilmu adalah pengetahuan, yang diharapkan akan menjadi pengetahuan

36
37

terhadap al Qur’an, hadis Nabi, dan perkataan-perkataan para sahabat,

tabi’in, dan tabiut tabi’in.34

Secara umum, gambaran lokasi penelitian ini adalah di Rumah Tahfizh

Mutiara Ilmu Kisaran Jalan Madong Lubis No.6 (Komplek SMP/SMA

Daerah) Kelurahan Selawan Kecamatan Kisaran Timur. Tepatnya di depan

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA.N 1 Kisaran).

2. Visi dan Misi Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran

Secara umum visi merupakan serangkaian kata yang menunjukkan

impian, cita-cita, atau nilai inti sebuah keinginan sekelompok orang atau

secara pribadi demi tercapainya sebuah tujuan.

Sedangkan misi adalah metode atau nilai-nilai kerja yang menjadi

landasan untuk memberi petunjuk secara garis besar dalam mewujudkan

sebuah visi.

Sebagaimana adanya visi dan misi dalam sebuah lembaga pendidikan,

ataupun lembaga lainnya, maka Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran juga

mempunyai visi dan misi sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuannya.

Adapun visi dan misi Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran adalah sebagai

berikut:

Visi :

“Al Qur’an dihati setiap insan”.

34
Hasil Observasi di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran, pada hari Kamis, Tanggal 09
Juli 2020, pukul 09.15 Wib.
38

Misi

a. Melahirkan generasi yang bertauhid dan berakhlak mulia.

b. Melahirkan generasi yang peduli dan cinta al qur’an.

c. Melahirkan generasi yang mampu menghafal al qur’an dengan

target pencapaian program reguler 2 juz per tahun.

d. Beribadah kepada Allah dengan pemahaman Ahlussunnah wal

jama’ah.35

3. Sarana dan Prasarana

Dalam menunjang kegiatan pelaksanaan program tahfiẓ al Qur’an,

Rumah Tahfizh Al Qur’an Mutiara Ilmu Kisaran dilengkapi dengan

fasilitas sebagai berikut:

a. Ruang Kelas

Rumah Tahfizh Al Qur’an Mutiara Ilmu Kisaran memiliki 2 unit

ruang kelas. Satu unit digunakan sebagai ruang kelas murid akhwat

(perempuan), dan satu unit lagi digunakan sebagai ruang kelas murid

ikhwan (laki-laki).

b. Musholla

Mushollah juga digunakan sebagai tempat bagi para murid-murid

untuk melaksanakan kegiatan menghafal maupun setoran hafalan.

Selain itu murid-murid di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran

35
Sumber: Dokumen Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran.
39

juga melaksanakan sholat berjamaah, yang dilakukan secara

terpisah antara murid perempuan dengan murid laki-laki.36

c. Kantor

Kantor digunakan sebagai tempat bekerja bagi para ustadz dan

ustadzah yang identik dengan urusan administrasi.

d. Toilet

Merupakan hal yang manusiawi bahwa setiap orang membutuhkan

toilet untuk keperluan tertentu. Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu

Kisaran menyediakan 2 unit toilet yang terpisah untuk pengguna

laki-laki dan perempuan.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu gambaran yang menggambarkan tipe

organisasi, kedudukan, jenis wewenang, garis perintah dan tanggung

jawab orang yang bersangkutan.

Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan

pekerjaan antara satu dengan yang lainnya. Bagan struktur organisasi

mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua

anggota, karena dengan struktur inilah dapat diketahui garis besar

wewenang dan tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status

dari bermacam-macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan-

hubungan yang ada.

36
Hasil Observasi di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran, pada hari Kamis, Tanggal 09
Juli 2020, pukul 09.50 Wib.
41

Dibawah ini adalah struktur organisasi Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu

Kisaran.37

Ketua Yayasan
Bapak Irsan Kumala

Ketua Rumah Tahfizh


Ustadz Zainul Khoir, S.Pd

Sekretaris
Ustadz Abdy Wahdany

Bendahara
Ustadz Liwansyah

Guru Tahfizh Putra Guru Tahfizh Putri

- Ustadz Budi Ilham Permana - Ustadzah Nely Arianti

- Ustadz Mustaqim - Ustadzah Silmy

- Ustadz Ismail Hsb - Ustadzah Riani

- Ustadz Mahady

- Ustadz Imam Ansory

- Ustadz Dedi Iskandar

Sumber: Dokumen

B. Temuan Khusus
37
Sumber: Dokumen Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran.
42

Dari hasil observasi dan wawancara tentang pelaksanaan program tahfiẓ di

Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran, berikut ini hasil wawancara dengan

informan:

1. Dasar Pelaksanaan Program Tahfiẓ Al Qur’an di Rumah Tahfizh

Mutiara Ilmu Kisaran

Program tahfiẓ di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran merupakan

program unggulan di Rumah Tahfizh ini. Pelaksanaan program tahfiẓ

tersebut dikepalai oleh Ustadz Zainul Khoir,S.Pd.I. Program tahfiẓ ini

memberikan manfaat yang besar dikarenakan tujuan utamanya adalah

menghafal al qur’an dengan baik dan menyayangi serta mencintai al

qur’an sebagai pedoman hidup manusia sampai akhir zaman. Hal tersebut

sesuai dengan visi lembaga ini yaitu al Qur’an dihati setiap insan.

Rumah Tahfizh ini berdiri pada tahun 2018, dan alhamdulillah masih

berjalan sampai saat ini.

Hal ini disampaikan oleh Ustadz Zain sebagai berikut:

“Berdirinya Rumah Tahfizh ini dimulai sejak tahun 2018, dan

alhamdulillah masih aktif sampai sekarang”.38

Latar belakang dibentuknya Rumah Tahfizh ini adalah berawal dari

niatan Bapak Ketua Yayasan Mutiara Ilmu yaitu Bapak Irsan Kumala,

yang ingin menjadikan atau membentuk suasana baru terhadap sekolah

yang awalnya dijual yang kemudian dibeli oleh Pak Irsan. Beliau ingin

merubah citra sekolah yang awalnya dikenal sebagai sekolah umum,

38
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Kamis, Tanggal 09 Juli 2020,
pukul 10.20 Wib.
43

namun kini ada program tahfiẓ yang akan ditonjolkan dan menjadi

program unggulan.

Hal ini juga disampaikan Ustad Zain sebagai berikut:

“Setelah sekolah yang dijual itu dibeli oleh Pak Irsan, beliau ingin

memberikan nuansa baru terhadap sekolah ini dengan mengedepankan

nilai-nilai agama dan mengutamakan kehidupan akhirat, jadi dibuatlah

program tahfiẓ ini”.39

Dilaksanakannya program tahfiẓ al Qur’an merupakan salah satu

upaya atau bentuk kesadaran untuk melestarikan al Qur’an dan demi

tercapainya tujuan generasi hafiẓ al Qur’an.

Selain itu juga untuk mengikuti program tahfiẓ ini terdapat beberpa

syarat atau tes terlebih dahulu.

Seperti yang dikatakan oleh Ustadz Mustaqim sebgai berikut:

“Untuk masuk Rumah Tahfizh ini mereka (santri) di tes bacaan

mereka, sudah bisa belum untuk masuk kelas tahfiẓ, karena orang yang

menghafal Qur’an, wajib lancar dulu membaca al Qur’an, artinya dalam

membaca al Qur’an itu makhrajnya, huruf-hurufnya cara bacanya bagus

bisa masuk Rumah Tahfizh, walaupun dia bisa baca al Qur’an tapi

bacaannya kurang bagus itu tidak kita luluskan”.40

Dengan demikian, program tahfiẓ ini dikhususkan bagi siapa saja yang

berminat, yang mampu mengaji dengan baik dengan maksud

39
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Kamis, Tanggal 09 Juli 2020,
pukul 10.30 Wib.
40
Hasil wawancara dengan Ustadz Mustaqim, pada hari Kamis, Tanggal 09 Juli 2020,
pukul 10.40 Wib.
44

mengembangkan kemampuan menghafalnya semaksimal mungkin sesuai

dengan kemampuan masing-masing santri, dan menjalankan kehidupan

sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Berdasarkan dalil aqli, maka dasar pelaksanaan program tahfiẓ di

Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran adalah Firman Allah SWT dalam

QS. Al Qamar ayat 22 yang berbunyi:

ِّ ِ‫ولََق ْد يَ َّس ْرنَا ٱلْ ُق ْرءا َن ل‬


)٢٢ :‫لذ ْك ِر َف َه ْل ِمن ُّم َّدكِ ٍر ( القمر‬ َ َ
Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan al Quran untuk
pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil
pelajaran?41 (QS. 54:22).

Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Budi berikut ini:

“Jadi dasar hukum kita dalam melaksanakan program tahfiẓ qur’an

ini yaitu firman Allah dalam QS. Al Qamar ayat 22. Dalam ayat ini kan

dijelaskan kalau Allah itu sebenarnya udah memudahkan kita untuk

mengambil pelajaran yang ada di al Qur’an, jadi sekarang tinggal kita

nya aja, mau gak mengambil pelajaran itu, yang sebenarnya Allah sendiri

itu udah berjanji untuk memudahkan”.42

Pelaksanaan program tahfiẓ al Qur’an di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu

Kisaran dilaksanakan pada hari Senin sampai Jum’at mulai dari ba’da ashar

sampai ba’da isya.

Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Mahady sebagai berikut:

41
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemah Tafsir Per Kata (Bandung: Sygma,
2010), h. 529.
42
Hasil wawancara dengan Ustadz Budi, pada hari Kamis, Tanggal 09 Juli 2020, pukul
10.55 Wib.
45

“Kegiatan pelaksanaan program tahfiẓ qur’an ini berlangsung dari

hari Senin sampai Jumat. Mulai ba’da ashar sampai menjelang maghrib

itu waktunya untuk kegiatan tahsin dan tasmi’. Sedangkan ba’da maghrib

sampe isya waktunya untuk muroja’ah”.43

Dari hasil wawancara di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

dasar pelaksanaan program tahfiẓ al Qur’an di Rumah Tahfizh Mutiara

Ilmu Kisaran adalah:

a) Keinginan Pak Irsan Kumala selaku ketua yayasan untuk merubah

citra sekolah yang sebelumnya dikenal sebagai sekolah umum,

namun setelah sekolah itu dibeli oleh beliau, yang ingin

ditonjolkan adalah nilai-nilai keagamaan serta mengedepankan

kehidupan akhirat, dan diharapkan hal itu dapat tercapai dengan

dibuatnya program tahfiẓ ini.

b) Syarat masuk program tahfiẓ ini, mereka (calon santri) di tes

terlebih dahulu bacaan Qur’annya. Jika bacaannya sudah bagus dan

sesuai dengan kriteria maka diluluskan.

c) Program tahfiẓ ini dilaksanakan pada hari Senin sampai Jum’at

mulai ba’da ashar sampai ba’da isya.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Program Tahfiẓ Al Qur’an di Rumah

Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran

43
Hasil wawancara dengan Ustadz Mahady, pada hari Kamis, Tanggal 09 Juli 2020, pukul
11.10 Wib.
46

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, adapun kegiatan

pelaksanaan tahfiẓ al Qur’an di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran

terbagi menjadi beberapa langkah sebagai berikut:

a. Pembuka (membaca doa)

Berdoa ketika pembukaan pelaksanaan tahfiẓ, berarti kita berdoa

untuk mengharapkan kelancaran acara atau kegiatan yang

dilakukan. Kelancaran acara merupakan tujuan bersama

diadakannya suatu kegiatan. Selain mengharapkan lancarnya

jalannya acara, dengan berdoa sebelum pembukaan majelis, kita

berharap kepada Allah SWT untuk senantiasa merahmati, dan

meridhoi kegiatan kita. Terdapat beberapa poin penting dalam

penjelasan mengenai doa pembuka acara maupun majelis.

Diantaranya yaitu mengenai adab dalam mengucapkan doa

pembuka, dan mengetahui keutamaan doa pembuka tersebut.

Dalam memulai kegiatan pembelajaran tahfiẓ al Qur’an di Rumah

Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran selalu diawali dengan doa bersama

antara muhaffizh dengan para santrinya.

Hal ini disampaikan oleh Aisyah (santriwati) di Rumah Tahfiz

Mutiara Ilmu Kisaran yaitu sebagai berikut:

“Jadi sebelum kita memulai kegiatan pembelajaran tahfiẓ kita

disini, kita selalu rutin memulai kegiatan dengan doa bersama


47

terlebih dahulu kak, untuk mengambil berkah dari Allah dalam

kegiatan kita ini”.44

b. Membuat kelompok atau halaqah

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan tahfiẓ ini, maka

santri dibagi menjadi kelompok.

Hal ini disampaikan oleh Naya (santriwati) sebagai berikut:

“Setelah kita berdoa untuk memulai kegiatan, kita langsung dibagi

gitu kak perkelompok, untuk memudahkan kita biar kak mencar-

mencar, dan pembimbing kita jugak gak ganti-ganti. Jadi satu

kelompok itu terdiri dari 15 orang santri dan dipegang oleh

seorang guru atau muhaffizh”. 45

c. Tahsin al Qur’an

Sebelum masuk pada pelaksanaann tahfiẓnya, terlebih dahulu

dilaksanakan tahsin al Qur’an. yaitu membaguskan bacaan al

Qur’an dengan mempelajari ilmu tajwid terlebih dahulu. Hal ini

dilakukan agar bacaan para santri semakin baik dan akan lebih

mudah nantinya dalam proses menghafalkan al Qur’an, karena

sudah mengetahui bacaannya dengan baik dan benar.

Hal ini disampaikan oleh Icha (santriwati) sebagai berikut:

“Jadi sebagai bentuk pembekalan untuk kita (santri) yang akan

menghafal al Qur’an, sebelumnya kita belajar tahsin dulu, biar

44
Hasil wawancara dengan Aisyah (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 09.20 Wib.
45
Hasil wawancara dengan Naya (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020, pukul
09.30 Wib.
48

kita bisa memperbaiki kualitas bacaan kita, yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kualitas hafalan kita juga”.46

d. Tasmi’ atau setoran hafalan

Kegiatan selanjutnya setelah tahsin al Qur’an yaitu tasmi’ atau

setoran hafalan. Jadi setiap santri bergiliran memperdengarkan

hafalannya kepada muhaffizh, kemudian akan diperbaiki jika ada

kesalahan dalam hafalannya.

Hal ini disampaikan oleh Keyla (santriwati) sebagai berikut:

“Kalau belajar tahsinnya udah siap, kita lanjut ke tasmi’ yaitu

setoran hafalan. Jadi kita langsung duduk berbaris, ngantri untuk

setoran hafalan ke muhaffiznya”.47

e. Muroja’ah fardhiyyah

Muroja’ah fardhiyyah berarti mengulang-ulang hafalan secara

mandiri. Setelah tasmi’ atau setoran hafalan, santri diberikan waktu

untuk memperbaiki kualitas hafalannya dengan sering muroja’ah

atau mengulang-ulang hafalnnya.

Hal ini disampaikan oleh Sarah (santriwati) sebagai berikut:

“Selesai setoran hafalan itu kita masih harus muroja’ah lagi. Jadi

gak langsung siap gitu aja. Kita muroja’ah hafalan kita masing-

masing, biar hafalan kita semakin kuat”.48

f. Penutup (membaca doa)


46
Hasil wawancara dengan Icha (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020, pukul
09.45 Wib.
47
Hasil wawancara dengan Keyla (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 09.55 Wib.
48
Hasil wawancara dengan Sarah (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 10.05 Wib.
49

Setelah semua kegiatan di atas dilakukan, maka selesailah

langkah-langkah dalam pelaksanaan program tahfiẓ di Rumah

Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran. Sebagaimana dalam memulai

kegiatan diawali dengan berdoa, maka untuk menutup kegiatan

pembelajaran pun juga diakhiri dengan berdoa. Hal ini dilakukan

juga untuk mengharapkan keberkahan dari kegiatan pembelajaran

tahfiẓ yang sudah dilalui.

Hal ini juga disampaikan oleh Sarah (santriwati) sebagai berikut:

“Setelah semuanya udah siap setoran hafalan dan udah siap

muroja’ah, kegiatan kita berarti udah selesai. Jadi sebelum pulang

itu kita berdoa dulu bersama-sama biar kegiatan kita diberkahi”.49

Dari hasil wawancara di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

langkah-langkah pelaksanaan program tahfiẓ al Qur’an di Rumah Tahfizh

Mutiara Ilmu Kisaran adalah:

a) Kegiatan pelaksanaan program tahfiẓ al Qur’an diawali dengan

membaca doa secara bersama-sama antara santri dengan

muhaffizhnya.

b) Selanjutnya santri dibagi membentuk kelompok, satu

kelompok terdiri dari 15 orang santri dan seorang muhaffizh.

c) Sebelelum setoran hafalan, terlebih dahulu memperbaiki

bacaan dengan belajar tahsin, dan selanjutnya setoran hafalan

secara bergiliran kepada muhaffizh.

49
Hasil wawancara dengan Sarah (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 10.10 Wib.
50

d) Santri yang sudah selesai setoran hafalan, selanjutnya

memuroja’ah hafalannya sendiri secara pribadi atau mandiri.

Setelah semua selesai murojaah, sebagai kegiatan penutup

sebelum pulang, maka kegiatan ditutup dengan doa bersama.

3. Program Kerja di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, adapun program kerja di

Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran adalah:

Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, beliau mengatakan

bahwa:

“Program kita ini kan program tentang tahfiẓ Qur’an, jadi program

tahfiẓ kita ini bertujuan untuk mengimplementasikan visi dan misi dari

Rumah Tahfizh ini sendiri. Program ini juga bertujuan menerapkan nilai-

nilai al qur’an dalam kehidupan sehari-hari baik lingkungan sekitar

maupun masyarakat secara luas”.50

Adapun program kerja di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran terbagi

menjadi program kerja kepala pimpinan rumah tahfizh, program kerja

muhaffizh, dan program kerja tim tahfiẓ.

Hal ini juga disampaikan oleh Ustadz Zainul Khoir berikut ini:

50
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020,
pukul 09.10 Wib.
51

“Untuk melaksanakan program tahfiẓ ini, kita punya program kerja

yang berbeda-beda. Jadi antara mudir, muhaffizh, dan tim tahfiẓ itu punya

program kerja atau ranah kerjanya masing-masing”.51

Selanjutnya program kerja mudir atau kepala tahfiẓ dijelaskan oleh

Ustadz Mahady berikut ini:

“Untuk program kerja mudir itu sendiri ada beberapa ya,

diantaranya itu menyelenggarakan, mengontrol, dan mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan tahfiẓ baik yang bersifat rutin maupun insidental.

Kemudian membangun kerjasama dengan instansi dan lembaga

pendidikan disekitar Rumah Tahfizh. Kemudian membangun kerjasama

dan bersinergi dengan Rumah-rumah Tahfizh lainnya. Serta melakukan

koordinasi kepada muhaffizh dan tim tahfiẓ baik secara formal maupun

nonformal”.52

Selain itu ada tugas atau ranah kerja bagi muhaffizh yang disampaikan

oleh Ustadz Budi sebagai berikut:

“Selanjutnya tugas muhaffizh yaitu menyelenggarakan dan mengatur

halaqah serta memberikan pelayanan terbaik kepada santri anggota

halaqah, khususnya dalam kegiatan menghafal Alquran. Kemudian

menyimak hafalan/bacaan para santri sesuai waktu yang ditentukan,

mengoreksi bacaan santri baik dalam kelancaran hafalan maupun

tahsinnya. Memberikan nilai hafalan santri dalam buku mutaba’ah

51
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020,
pukul 09.15 Wib.
52
Hasil wawancara dengan Ustadz Mahady, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020, pukul
09.20 Wib.
52

yaumiyyah tahfiẓ. Mengadakan ujian kenaikan juz santri yang telah

menyelesaikan satu juz. Serta memberikan motivasi kepada santri anggota

halaqahnya masing-masing sekuat tenaga baik terkait dengan tahfiẓ atau

yang lain”.53

Kemudian ada tugas atau ranah kerja bagi tim tahfiẓ yang juga

disampaikan oleh Ustadz Budi sebagai berikut:

Setelah itu ada lagi tugas tim tahfiẓ yang berbeda. Jadi kalau tim

tahfiẓ itu terdiri dari sekretaris, bendahara, bidang kurikulum, dan

bidang pengembangan prestasi tahfiẓ. Tugas-tugas dari sekretaris

mengatur surat menyurat, pembuatan piagam, syahadah, dan hal-hal lain

yang terkait dengan administrasi menyampaikan surat dari unit ketahfiẓan

ke instansi lain, menjadi tanggung jawab kegiatan tahfiẓ, serta

mendampingi santri yang mengikuti kegiatan di luar Rumah Tahfizh.

Tugas bendahara itu menyusun surat permohonan dana, mencatat

keuangan, dan menyusun lapoaran keuangan bulanan. Tugas bidang

kurikulum membuat pembagian jadwal petugas tahfiẓ, mengontrol dan

mengevaluasi kegiatan halaqah tahfiẓ, membuat presentase kehadiran

muhaffiiz dan santri dalam halaqah tahfiẓ, membuat rekap capaian tahfiẓ

bulanan, dan membuat administrasi kelulusan. Tugas bidang

pengembangan prestasi tahfiẓ yang diamanatkan kepada pimpinan Rumah

Tahfizh adalah meningkatkan kualitas tahsin dan tahfiẓ santri dan

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas tahsin-tahfiẓ

53
Hasil wawancara dengan Ustadz Budi, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020, pukul
09.30 Wib.
53

seperti daurah, karantina, dan muraja’ah bersama dengan lembaga

lain”.54

Selain adanya program kerja tersebut, untuk menjadi santri di Rumah

Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran tentu ada syarat-syarat yang nantinya

akan menjadi standar kelulusan bagi calon santri. Dalam hal ini Rumah

Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran menyebutnya sebagai standar input santri.

Standar berarti ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Sesuatu

yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sebagai ukuran atau

nilai.

Sedangkan input berarti memasukkan. Jadi standar input yang

dimaksud adalah ukuran yang dipakai sebagai acuan untuk memasukkan

atau menerima seseorang yang akan menjadi santri di Rumah Tahfizh

Mutiara Ilmu Kisaran. Adapun standar input yang dimaksudkan untuk

diterimanya seorang santri di Rumah Tahfizh ini adalah berakhlak mulia,

mampu membaca al qur’an, dan mempunyai semangat serta keseriusan

dalam menghafal al qur’an.

Hal ini dikatakan oleh Ustadz Zain sebagai berikut:

“Syarat kelulusan bagi santri yang ingin masuk di Rumah Tahfizh ini

yang pertama harus memiliki akhlak yang baik, bawaan karakter yang

baik, jadi kita tidak susah membimbingnya disini”.55

Hal ini juga disampaikan oleh Ustadz Zain sebagai berikut:

54
Hasil wawancara dengan Ustadz Budi, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020, pukul
09.40 Wib.
55
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020,
pukul 10.00 Wib.
54

“Kemampuan membaca al qur’an dengan baik juga menjadi syarat

dan tolak ukur kelulusan bagi calon santri. Walaupun disini juga ada

program tahsinnya, tapi memiliki kemampuan membaca al qur’an yang

baik menjadi faktor pendukung selanjutnya dalam menghafal al qur’an”.56

Standar input santri yang selanjutnya disampaikan oleh Ustadz Zainul

Khoir berikut ini:

“Semangat dan serius sangat penting dan dibutuhkan dalam

menghafal al qur’an. Kalau orang tidak serius dalam menghafal, akan

banyak kesulitan-kesulitan yang menjadi penghambat bagi si penghafal

menyelesaikan target hafalannya. Apalagi kalau sudah muncul rasa

malas, akan sulit untuk semangat lagi jika orang yang bersangkutan

tidak punya keseriusan dan tekad yang kuat”.57

Dari hasil wawancara di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

program kerja di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran adalah:

a) Program kerja di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran terbagi

menjadi program kerja mudir atau kepala tahfiẓ, program

kerja muhaffizh, dan program kerja tim tahfiẓ.

b) Untuk menjadi santri di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran,

harus memenuhi syarat-syarat dan kriteria yang sudah

ditentukan sebagai syarat kelulusan calon santri.

4. Metode Tahfiẓ

56
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020,
pukul 10.10Wib.
57
Hasil wawancara dengan Ustadz Zainul Khoir, pada hari Sabtu, Tanggal 11 Juli 2020,
pukul 10.15 Wib.
55

Menghafal al Qur’an merupakan harta simpanan yang sangat berharga

yang diperebutkan oleh orang yang bersungguh-sungguh. Hal ini karena al

Qur’an adalah kalam Allah yang bisa menjadi syafa’at bagi pembacanya

kelak dihari kiamat. Menghafal al Qur’an untuk memperoleh keutamaan-

keutamaannya memiliki berbagai cara yang beragam.

Berdasarkan hasil wawancara penulis, berikut ini metode menghafal al

Qur’an yang digunakan di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran:

a) Metode talqin, yaitu menghafal ayat atau beberapa ayat dengan

cara guru mentalqinkan bacaan baris per baris berulang-ulang.

Hal ini disampaikan oleh Nadia (santriwati) berikut ini:

“Jadi cara menghafal kita disini itu ada beberapa cara, salah

satunya itu pake metode talqin, jadi muhaffizh kita bacain dulu

ayat yang mau dihafal, terus kita ikutin bacaannya”.58

b) Cara konvensional, yaitu membaca secara berulang-ulang ayat atau

beberapa ayat (maqtha’) yang akan disetorkan.

Hal ini juga disampaikan oleh Nadia (santriwati) berikut ini:

“Cara yang paling sederhana itu kita baca sendiri ayat-ayat yang

mau kita hafal itu sampe berulang-ulang, sampe kita beneran

hafal. Cara ini cara yang paling umum dipake kalo lagi ngafal”.59

58
Hasil wawancara dengan Nadia (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 10.20 Wib.
59
Hasil wawancara dengan Nadia (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 10.25 Wib.
56

c) Metode sima’i yaitu menghafal dengan menyimak bacaan orang

lain, yaitu menghafal dengan perantara bacaan orang lain, baik

secara langsung maupun tidak langsung (mendengarkan murattal).

Hal ini disampaikan oleh Naya (santriwati) berikut ini:

“Cara yang paling favorit itu kalo kita ngafal sambil dengerin

murottal, apalagi kalo kita udah punya pilihan syeikh yang

suaranya nge klik di kita dan kita udah suka, pasti kita bakal lebih

mudah ngafalnya sambil ngingat-ngingat nada murottal yang

dibacakan syeikh itu”.60

d) Hal yang sangat penting untuk diperhatikan hendaknya santri

belum berpindah pada ayat atau maqtha’ yang baru sebelum ayat

atau maqtha’ yang lama diulang, dan seterusnya.

Hal ini disampaikan oleh Sarah (santriwati) berikut ini:

“Jadi kita itu gak boleh buru-buru untuk pindah ke halaman

berikutnya, sebelum hafalan kita yang dihafalin sebelumnya itu

bener-bener lancar, biar hafalan kita bener-bener bersih”.61

Dari hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa metode

tahfiẓ yang digunakan di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran adalah:

a) Metode talqin

b) Metode konvensional

c) Metode sima’i

60
Hasil wawancara dengan Naya (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020, pukul
10.30 Wib.
61
Hasil wawancara dengan Sarah (santriwati), pada hari Selasa, Tanggal 14 Juli 2020,
pukul 10.35 Wib.
57

C. Pembahasan

Setelah peneliti selesai mengumpulkan data-data dari hasil penelitian yang

diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka setelah

itu peneliti melakukan analisis data yang bertujuan untuk menjelaskan

kelanjutan dari hasil penelitian.

Dalam hal ini teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti yaitu,

peneliti memilih menggunakan analisis interaktif. Yaitu teknik analisis yang

saling berhubungan antara satu tahap dengan tahapan lainnya. Adapun tahapan

dalam analisis interaktif ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan terakhir adalah verifikasi ataupun penarikan kesimpulan.

Al Qur’an menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa Arab

adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad, yang

lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai

ibadah, yang diturunkan secara mutawattir, dan yang ditulis pada mushaf,

mulai dari awal surah al Fatihah sampai akhir surah an Naas.62

Al Qur’an memiliki beberapa ciri dan sifat, salah satunya adalah bahwa ia

merupakan kitab yang keautentikannya dijamin dan dipelihara oleh Allah,

sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Hijr ayat 9 yang artinya

“Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan al Qur’an, dan Kami (pula) yang

memeliharanya”. Allah SWT menjamin keautentikan al Qur’an atas dasar

kemahakuasaan-Nya dan berkat usaha-usaha manusia menurut kehendak-Nya.

Dengan jaminan tersebut, setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan

didengarnya dalam al Qur’an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang


62
Rosihon Anwar, Ulum AlQuran, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 34.
58

dibaca Rasulullah Saw. Demikian juga apa yang dibaca dan didengar oleh

para sahabat beliau.63

Allah Swt mempermudah memahami al Quran antara lain dengan cara

menurunkanya sedikit demi sedikit, mengulang-ulangi uraiannya, memberikan

serangkaian contoh dan perumpamaan menyangkut hal-hal yang abstrak

dengan sesuatu yang sangat inderawi melalui pemilihan bahasa yang paling

kaya kosa katanya serta mudah diucapkan dan dipahami, populer, terasa indah

oleh qalbu yang mendengarnya, juga sesuai dengan nalar fitrah manusia agar

tidak timbul kerancuan dalam memahami pesannya.

Dengan kemudahan-kemudahan yang Allah SWT berikan untuk

menghafal al Qur’an maka hendaknya kita sebagai generasi penerus harus

menunjukkan rasa cinta kita terhadap al Qur’an salah satunya dengan cara

menghafalkannya.

Menurut Abdullah Syukur, dalam proses pelaksanaan suatu program

senantiasa melibatkan tiga unsur penting dan mutlak, yaitu adanya program

(kebijaksanaan) yang dilaksanakan. Kelompok masyarakat yang menjadi

sasaran dan manfaat dari program perubahan dan peningkatan. Serta

adanya unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang

bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pegawasan dari proses

implementasi tersebut.64

63
Lilis Fauziah, Andi Setiawan, Kebenaran Al Quran dan Hadis (Solo: Tiga Serangkai,
2013), h. 6.
64
Abdullah Syukur, Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan
Relevansinya Dalam Pembangunan (Ujung Padang: Persadi, 2007), h. 40.
59

Sesuai hasil temuan di lapangan, bahwa dasar pelaksanaan program tahfiẓ

di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran adalah atas dasar niatan dari Ketua

Yayasan Rumah Tahfizh itu sendiri, yang ingin menjadikan lembaganya

memiliki keunggulan dibidang keagamaan dengan merumuskan program

tahfiẓ tersebut.

Menurut Ahmad Lutfi tujuan menghafal al Qur’an disuatu lembaga dalam

hal ini sekolah adalah siswa atau santri dapat memahami dan mengetahui arti

penting dari kemampuan dalam menghafal al Qur’an. Kemudian siswa atau

santri dapat membiasakan menghafal al Qur’an dan sgar dalam berbagai

kesempatan siswa atau santri sering melafazhkan ayat-ayat al Qur’an dalam

kegiatan sehari-hari.65

Pada era sekarang ini keunggulan-keunggulan suatu lembaga pendidikan

tidak sedikit yang dihasilkan melalui adanya program tahfiẓ di lembaga

tersebut. Tak jarang jika suatu lembaga ingin berlomba-lomba untuk

menampilkan sesuatu yang unik dan menarik serta diminati banyak orang

khususnya para orang tua yang menginginkan anaknya menjadi penghafal al

Qur’an. Dan sudah diketahui secara umum bahwa lembaga pendidikan yang

memiliki program tahfiẓ pastinya memiliki penilaian positif tersendiri bagi

orang tua dikalangan masyarakat secara luas.

Pelaksanaan bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan atau

mekanisme suatu sistem. Secara umum, program diartikan sebagai rencana

atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan program secara

65
Ahmad Lutfi, Pembelajaran al Qur’an dan Hadits (Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam,
2009), h. 168-169.
60

khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan

realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang.66

Menurut Sudjana pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur

menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang

diharapkan.67

Dalam pelaksanaan program tahfiẓ di Rumah Tahfizh Mutiara Ilmu

Kisaran tersebut ada beberapa langkah-langkah tersendiri yang digunakan.

Langkah-langkah pelaksanaan program tahfiẓ tersebut adalah yang pertama

membaca doa, selanjutnya membentuk halaqah atau kelompok, kemudian

belajar tahsin al Qur’an dan selanjutnya setoran hafalan atau tasmi’. Setelah

itu dilanjutkan dengan muroja’ah fardiyyah dan ditutup dengan membaca doa

kembali. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memudahkan proses

penghafalan al Qur’an bagi para santri-santrinya.

Setiap penghafal memiliki metode tersendiri dalam menghafal,

menyesuaikan dengan kemampuan pribadi masing-masing lebih cocok untuk

memilih metode apa yang akan digunakan untuk menghafal al qur’an.

Menurut Robber, dalam pendekatan belajar, Jost berpendapat bahwa siswa

yang sering memperaktekkan materi pelajaran akan lebih mudah mereduksi

kembali memori-memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang

ia pelajari. Menurut asumsi Jost, belajar dengan kiat 5x3 lebih baik daripada

66
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 2
67
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar (Bandung: Sinar Baru, 2010), h. 136.
61

3x5, padahal hasil perkalian bilangan itu sama. Maksud dari perkalian itu

adalah, mempelajari satu pelajaran dengan alokasi waktu 3 jam per hari

selama 5 hari akan lebih efektif dari pada mempelajari materi tersebut dengan

alokasi 5 jam selama 3 hari. Pendekatan ini efektif untuk materi yang bersifat

menghafal seperti hafalan al Qur’an yang membutuhkan pengulangan.68

Pendapat ini mengemukakan bahwa belajar yang baik adalah belajar yang

rutin secara berulang dengan waktu yang tidak terlalu lama dari pada belajar

yang lama dengan kerutinan yang jarang.

Salah satu metode menghafal al Qur’an adalah metode talaqqi. Metode

talaqqi disini adalah menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru

dihafalkan kepada seorang guru atau instruktur. Proses talaqqi ini dilakukan

untuk mengetahui hasil hafalan seorang hafiẓ dan mendapatkan bimbingan

seperlunya.69

Metode ini juga menjadi salah satu metode yang digunakan oleh Rumah

Tahfizh Mutiara Ilmu Kisaran dalam melaksanakan programnya. Selain

diantaranya juga ada metode lain yaitu metode konvensional dan metode

sima’i. Metode tersebut bisa digunakan sesuai dengan kecocokan dari masing-

masing santri untuk memilih metode mana yang paling tepat untuk digunakan

sesuai kemampuannya. Semua metode tersebut diharapkan dapat

mempermudah santri-santri dalam melaksanakan proses pelaksanaan program

tahfiẓ al Qur’an tersebut.

68
Thohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Graindo
Persada, 2005), 98-99.
69
Ahmad Zainal Abidin, Kilat dan Mudah Hafal Juz Amma (Yogyakarta: Sabil, 2015),
h.37.

Anda mungkin juga menyukai