Bambang Supriadi
Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
A. PENDAHULUAN
Di masa sekarang ini, kajian terhadap tahsin dan tahfidz al-Qur’an
dirasakan sangat signifikan untuk dikembangkan. Banyak lembaga al-Qur’an
Islam di Indonesia saat ini yang menggalakkan dan mengembangkan program
tahsin dan tahfidz Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat
muslim Indonesia yang tinggi untuk menghafal (mempelajari) al-Qur’an dan
menjadikan anak-anak mereka sebagai penghafal al-Qur’an. Tren ini juga
sebagai tanda akan kemajuan pendidikan al-Qur’an. Meskipun sebetulnya
menghafal (mempelajari) al-Qur’an bukanlah suatu hal yang baru bagi umat
Islam, karena menghafal (mempelajari) al-Qur’an sudah berjalan sejak lama
di pesantren-pesantren.
Fenomena tersebut merupakan indikasi kesadaran masyarakat tentang
keutamaan menghafal (mempelajari) al-Qur’an. Hal ini juga sebagai bukti
bahwa Allah telah memudahkan hamba-Nya yang mau mempelajari al-
Qur’an, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya QS. Al-Qamar ayat 17, 22,
33, dan 44 yang berbunyi “Wa laqad yassarna al-qur’ana li adzdzikri…”
(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk diingat), sehingga
membacanya merupakan ibadah paling utama jika dilakukan secara istiqamah
dan disertai tadabbur. Kemudahan yang diberikan mencakup segala aspek
meliputi kemudahan membaca, kemudahan, menghafal, kemudahan
mempelajari dan kemudahan menulis.
Demikian signifikan dan mulia kedudukan orang-orang yang
menghafal al-Qur’an dalam rangka berkhidmat kepada Allah, berawal dari
signifikansi ini maka banyak lembaga pendidikan al-Qur’an ingin mencetak
kader-kader penghafal al-Qur’an, tentu dengan strategi-strategi yang tepat
supaya cita-cita luhur ini bisa tercapai. Salah satu lembaga pendidikan al-
Qur’an yang ikut serta secara aktif dalam dakwah bi al-Qur’an
(mensukseskan cita-cita luhur) ini ialah Rumah Qur’an Indonesia (RQI)
Bandung, yang terlahir dari yayasan Ash-Shaff Education.
B. PEMBAHASAN
1. Sekilas tentang Lembaga Rumah Qur’an Indonesia (RQI)
1) Sejarah Berdirinya Rumah Qur’an Indonesia (RQI)
Ash-Shaff Education sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat
yang berdiri sejak tahun 2006, dengan Akta Notaris No. 15 tanggal 4
Juni 2008, merupakan lembaga Al-Qur’an yang bergerak dalam
lingkup pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an, sosial, dan dakwah.
Berdasarkan pemaparan di atas, kami tergerak untuk mendirikan
sebuah tempat pembinaan bagi calon-calon generasi Qur’ani guna
mewujudkan cita-cita tersebut. Alhamdulillah tempat itu kini telah
terwujud pada tahun 2014 dengan nama Rumah Qur’an Indonesia
(RQI).
2) Visi dan Misi Rumah Qur’an Indonesia (RQI)
a. Visi
Menjadi pusat Lembaga Al Qur’an yang kokoh, professional dan
mandiri.
b. Misi
Lembaga yang terakreditasi lengkap secara administrasi
Memiliki sistem standar kelembagaan terpusat dan
memiliki cabang di seluruh Indonesia
Melahirkan lulusan program yang berkualitas
Meningkatkan kualitas pengelolaan program
Mengembangkan metode yang khas dan berkualitas
Melahirkan lembaga ZIS yang akuntabel
Memiliki gedung Pusat Lembaga Al Qur’an
3) Legalitas & Lokasi
Akta Notaris Irma Rachmawati, SH No. 15 tanggal 4 Juni 2008.
Alamat kantor di Komplek Panghegar Permai VIIIB Jl. Pasanggrahan
V No. 22 Kelurahan Cipadung Kulon Kecamatan Panyileukan
Bandung 40614.
4) Struktur Yayasan Rumah Qur’an Indonesia (RQI)2
Kiranya, fokus utama dalam struktur yayasan RQI ialah Ustadz
Dani Zaelani Ibrahim3. S.Sos.I sebagai founder_Direktur Rumah
Qur’an Indonesia. Beliau lahir di Bandung dan berasal dari keluarga
yang bisa dibilang cukup dekat dengan agama. Pendidikan
terakhirnya ia selesaikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Gunung Djati Bandung, dengan mengambil konsetrasi di Jurusan
Dakwah, Fakultas Dakwah. Pemilihan jurusan dakwah, tentu
dilatarbelakangi oleh keikutsertaan dan keaktifan beliau di lembaga
dakwah PKS (halaqah/liqa). Bermula dari kajian “mentoring_liqa”,
kemudian masuk ke dalam organisasi-organisasi kampus yang
berafiliasi dengan PKS; Lembaga Dakwah Kampus (LDM) dan
KAMMI. Kemudian hari dalam perjalanan berdirinya “Rumah
Qur’an RQI” ini, dengan banyaknya donasi (bantuan) dari relasi-
relasi yang berasal dari para aghniya PKS dan organisasi-organisasi
di bawahnya (seperti Rumah Zakat & Wakaf), dan menjadi asal
muasal adanya ketentuan syarat wajib bagi setiap calon santri rumah
qur’an ini untuk ikut serta dalam “kajian_liqa). Disamping itu,
adanya relasi yang kuat dengan lembaga dakwah PKS ini,
menakdirkan beliau bertemu dengan salah satu tokoh PKS yang giat
menyerukan dakwah bi al-Qur’an, yaitu Abu Rabbani, yang
kemudian hari beliau mendapat kesempatan untuk belajar al-Quran
darinya, dan sebagai pijakan awal beliau dalam mendirikan dan
mengembangan Rumah Qur’an Indonesia (RQI).
Dalam perjalanan mencari sosok pendamping hidup, ia
mengajukan proposal (ciri khas dari dakwah PKS) kepada
murabbinya, dan berhasil meminang sosok perempuan shalihah yang
merupakan alumni jurusan Keperawatan UNPAD, yang kemudian
dianugerahi dua anak, “Izzah” dan “Izzul”. Dalam perjalanan
karirnya sekarang, beliau fokus untuk mengisi kajian-kajian, seminar-
seminar, pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan al-Qur’an4,
disamping runitias kesehariannya sebagai guru al-Qur’an di SMP elit
Mutiara Bunda “Mutbun” Arcamanik.
2. Kegiatan-Kegiatan (Program) Rumah Qur’an Indonesia (RQI)
1) Pesantren Tahfidz Qur’an (PTQ)5
Program Tahfidz Qur’an (PTQ) ini sejatinya diperuntukkan
bagi mereka yang siap muqim (mondok), dengan terlebih dahulu
menyepakati beberapa syarat; seperti wajib mondok dan mengikuti
semua kegiatan di RQI minimal satu tahun, mampu mengatur waktu
(kuliah, ziyadah & murajaah, mengajar, ta’lim dan program RQI);
tidak berpacaran, tidak merorok, tidak kecanduan game (game
addiction), bersedia mengikuti liqo (kajian PKS) dan sebagainya.
Ketika persyaratan tersebut dilanggar, dengan mengambil keputusan
“keluar” dari lembaga ini, ada denda yang harus dibayar, berlaku
sejak penandatanganan klausul tersebut.
Kemudian, jumlah santrinyapun dibatasi (kuota terbatas),
untuk ikhwan sekitar 20an orang, sedangkan akhwat 30an orang,
karena lembaga ini belum mempunyai gedung (pondok) sendiri.
Alhasil, lembaga ini menyewa dua rumah besar yang disulap menjadi
“rumah Qur’an”, satu rumah untuk santri akhwat dan kantor (lihat
lokasi) yang kebetulan di sana ada sebuah madrasah, yang dijadikan
aula pertemuan, kegiatan “ta’lim” malam, dan menyusun program-
program bersama. Satu rumah lagi untuk santri ikhwan, Jln.
Pasanggarahan VI. No. 14, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan
Panyileukan (posisinya tidak terlalu jauh, sekitar 100 meter dari
“rumah Qur’an akhwat”). Mudahnya, lokasi “rumah Qur’an ikhwan”
ini dekat dengan Masjid Mifathul Jannah dan Asrama Polisi (Aspol)
kelurahan Cipadung Kulon.
a. Visi & Misi Pesantren Tahfidz Qur’an (PTQ)
i. Visi
Menjadi lembaga pendidikan islam terdepan yang
membina muslim/ah Menjadi hafidz/ah, pribadi unggul
dalam moral dan memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan Al-Quran dan Sunnah Rasul yang mampu
menghadapi tantangan global
ii. Misi
Memberikan pengetahuan, pemahaman dan
pengamalan ajaran agama Islam secara benar sesuai
Al-Qur’an dan As-Sunnah
Mencetak hafidz dan hafidzoh
Mengembangkan dakwah Islamiyyah bagi
masyarakat, bangsa, dan negara
Menanamkan nilai-nilai keikhlasan, ukhuwah
islamiyyah, kesederhanaan dan kemandirian
Menerapkan life skill (keterampilan hidup) sebagai
bekal di masyarakat untuk menghadapi era
globalisasi
b. Program (kegiatan) Santri PTQ6
Kegiatan santri yang wajib dan utama ialah (ziyadah dan
murajaah hafalan) al-Qur’an yang biasanya disetorkan kepada
“musyrif/musyirah” ba’da salat Subuh. Atau di waktu-waktu
senggang_tentu dengan kesedian “musyrif/musyrifah”. Kegiatan
lainnya, Qiyamu al-Lail (salat malam) berjamaah dan membaca
al-Matsurat pagi dan petang. Disamping itu ada kegiatan
tambahan, seperti pembelajaran “ta’lim” malam yang dimulai
setalah ba’da salat Isya, dari jam 20.00 sampai 21.30 atau paling
telat 22.00. Meliputi kajian; Tahsin, bahasa Arab dan Inggris,
muhadharoh, Tafsir dan Training for Teacher (TFT). Kemudian,
ada kegiatan kebugaran jasmani (riyadhoh) yang dilaksankan
setaip ahad pagi, seperti memanah, Beladiri Muslim Indonesia
(BMI), lari, futsal, berenang dan lain sebagainya. Serta kegiatan
yang berkaitan dengan PKS (dakwah), liqo, mukhayam, atau
kegiatan-kegiatan lain yang selenggarakan oleh PKS.
2) Lembaga Tahfidz dan Tahsin Qur’an (LTTQ)7
Lembaga Tahfidz dan Tahsin Qur’an ini merupakan kegiatan-
kegiatan (program) yang disediakan oleh RQI dalam rangka dakwah
bi al-Qur’an, dan tentunya yang menjadi panitia ialah santri-santri
PTQ, adapun kegiatannya meliputi:
a) PESANTREN TAHFIDZ LIBURAN (PTL)8
b) PESANTREN TAHFIDZ LIBURAN (PTL) MOM & KIDS
c) PESANTREN TAHFIDZ LIBURAN (PTL) FAMILY
d) PESANTREN TAHFIDZ LIBURAN (PTL MAHASISWA)
e) PESANTREN INTENSIF RAMADHAN (PETIR)
f) PESANTREN INTENSIF BARENG AL QUR’AN (PETIR)
g) TAHFIDZ QUR’AN CAMP (TAH. QECE)
h) COACHING CLINIC/ QUR’AN READING MEDICAL
CHECK UP (QRMC)9
i) PRIVAT TAHSIN & TAHFIDZ
j) KELAS TAHSIN & TAHFIDZ DEWASA
k) KELAS TAHSIN & TAHFIDZ ANAK-ANAK
l) PELATIHAN TAHSIN & TAHFIDZ
m) TAHSIN ON WHATSAPP (TAWA)
n) TAHFIDZ ON WHATSAPP (TWA)
o) KARANTINA TAHFIDZ AL-QUR’AN
p) KARANTINA TAHFIDZ SPESIAL LIBURAN10
3) KTA (Karantina Tahfidz al-Qur’an)11
Program Karantina Tahfidz al-Qur’an (KTA) ini sejatinya
merupakan program baru yang diselenggarahan oleh RQI, yang tidak
penulis jumpai semasa mondok di rumah qur’an ini. Meskipun
demikian, program ini mendapatkan tempat diantara para penghafal
al-Qur’an terbukti hanya dengan beberapa tahun saja sejak
dilaunchingkanya program ini, RQI sudah mampu melaksanakan
karantina al-Qur’an yang ke-2312 pada tahun 2019.
Tentu, kesuksesan program Karantina Tahfidz al-Qur’an
(KTA) yang digagas oleh RQI ini tidak terlepas dari posisi pondok
yang bisa dibilang strategis (meskipun hanya berlatar “rumah
qur’an), posisinya yang dekat dengan kampus (terutama UIN),
komplek-komplek elit, pusat pemerintahan (kelurahan Cipadung
Kulon), sekolah-sekolah dan tidak jauh dari jalan raya Ujung Berung.
Disamping itu, dari aspek program nampaknya RQI mampu
memanfaatkan secercah kesempatan dari program karantina tahfidz
yang tidak diperkirakan oleh lembaga al-Qur’an lainnya. Dengan
banyaknya program pilihan (variasi) karantina, mulai dari 3 hari, 6
hari, 10 hari, 20 hari, 30 hari, 2 bulan, 3 bulan sampai 6 bulan.
Alhasil, dengan banyaknya pilihan masa karantina tahfidz ini bisa
menarik banyak calon penghafal al-Qur’an, yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan (tidak mesti 30 juz) dan tentunya tidak akan
mengganggu aktivitas “tetap” mereka.