Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dias Anugrah

NIM : 202202110003
Prodi : Sistem Informasi
UTS : Agama Islam

1. Sejatinya pendidikan agama dan moral harus ditanamkan sejak masih dini. Hal ini sangat penting untuk
kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Memiliki pendidikan agama dan moral yang kuat dapat
membentuk karakter anak itu sendiri. Mulai dari cara berkomunikasi dengan teman sebayanya, hingga
dengan orang yang lebih dewasa.
kita dapat memberikan pendidikan dengan berbagai aktivitas sederhana yang sering dilakukan dalam
kehidpan sehari-hari.Berikut ini ada beberapa aktivitas untuk pengembangan agama dan moral pada anak
dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

1. Berdoa untuk setiap kegiatan


2. Mengajak anak ke pengajian
3. Bacakan buku

2. Dalam Alquran surat Al Hijr (15) ayat 9, Allah berfirman, ''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan
Alquran dan Kami pula yang menjaganya.''
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Alquran selama-lamanya hingga akhir
zaman dari pemalsuan. Karena itu, banyak umat Islam, termasuk di zaman Rasulullah SAW, yang hafal
Alquran. Dengan adanya umat yang hafal Alquran, Alquran pun akan senantiasa terjaga hingga akhir
zaman. Selanjutnya, demi memudahkan umat membaca Alquran dengan baik, mushaf Alquran pun dicetak
sebanyak-banyaknya setelah melalui tashih (pengesahan dari ulama-ulama yang hafal Alquran). Alquran
pertama kali dicetak pada 1530 Masehi atau sekitar abad ke-10 H di Bundukiyah (Vinece). Namun,
kekuasaan gereja memerintahkan agar Alquran yang telah dicetak itu dibasmi. Kemudian, Hankelman
mencetak Alquran di Kota Hamburg (Jerman) pada 1694 M atau sekitar abad ke-12 H. (Lihat RS Abdul Aziz,
Tafsir Ilmu Tafsir, 1991: 49). Kini, Alquran telah dicetak di berbagai negara di dunia.Pemeliharaan Alquran
tak berhenti sampai di situ. Di sejumlah negara, didirikan lembaga pendidikan yang dikhususkan
mempelajari Ulum Alquran (ilmu-ilmu tentang Alquran). Salah satu materi pelajaran yang diajarkan adalah
hafalan Alquran. Di Indonesia, terdapat banyak lembaga pendidikan yang mengajak penuntut ilmu ini
untuk menghafal Alquran, mulai dari pendidikan tinggi, seperti Institut Ilmu Alquran (IIQ) hingga
pesantren yang mengkhususkan santrinya menghafal Alquran, di antaranya Pesantren Yanbuul Quran di
Kudus (Jateng). Demi memotivasi umat untuk meningkatkan hafalannya, kini diselenggarakan Musabaqah
Hifzhil Quran (MHQ), dari tingkatan satu juz, lima juz, 10 juz, hingga 30 juz. ''Sebaik-baik kamu adalah orang
yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.'' (HR Bukhari). Adanya lembaga penghafal Alquran ini
maka kemurnian dan keaslian Alquran akan senantiasa terjaga hingga akhir zaman. Dalam sebuah hadis,
Rasulullah SAW bersabda, para penghafal Alquran ini akan ditempatkan di surga.

3. Jangan sampai anak-anak muda terpengaruh dengan paham-paham radikal karena paham radikal bukan
saja bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara tapi juga bisa merusak kehidupan rumah tangga
dan masa depan pemuda. Apalagi penyebaran paham radikalisme saat ini sangat marak disebarkan melalui
media sosial dengan sasarannya adalah anak-anak muda
upaya tersebut adalah:

1. Membentuk Team Cyber Anti-Radikalisme dan Anti-Narkoba


2. Mereview Kegiatan/Program yang tidak prioritas dan menggantinya dengan Kegiatan Anti-
Radikalisme.
3. Mensosialisasikan ajaran Agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati, damai,
toleran, hidup rukun, menerima keberagaman dan kemajemukan, memiliki rasa cinta Tanah Air
dan bela Negara serta ajaran agama yang Rahmatan Lil’alamin
4. Memberdayakan peran Penyuluh Agama Fungsional/Penyuluh Non-PNS, Muballigh, Penceramah
dan KUA Kecamatan dalam upaya pencegahan paham Radikalisme
5. Memberdayakan Lembaga Pendidikan Agama Formal (RA/BA, MI, MTs dan MA) maupun Lembaga
Pendidikan Agama Non-Formal (TKQ, TPQ, DTA dan Pondok Pesantren) dalam upaya Pencegahan
Paham Radikalisme kepada Santri/Siswa
6. Pembinaan Agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui Guru Pendidikan Agama untuk mencegah
masuknya paham radikalisme.
7. Menjalin hubungan koordinatif dengan Lembaga/Ormas Keagamaan Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha dan Konghucu dalam upaya mencegah Paham Radikalisme
8. Bermitra dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan FKUB dalam Mewujudkan Tri Kerukunan
Agama.
9. Melakukan penanggulangan paham Radikalisme dengan edukasi masyarakat, penyuluhan,
bimbingan masyarakat di sekolah, keluarga, pesantren, majelis taklim, serta sejumlah program
seperti dialog, workshop, dan diklat.
10. Melakukan pemulihan paham Radikalisme yang dilakukan dengan penyuluhan dan konseling,
misalnya, terhadap eks-NAPI teroris.

4. Peran zakat bisa menjadi solusi menanggulangi kemiskinan adalah yaitu karena zakat bisa terhadap
keserakahan, penumpukkan harta bagi segelintir orang dan mewajibkan bagi orang tersebut untuk
mengeluarkan zakat sehingga zakat tersebut dapat menjadi dana untuk mengatasi kekurangan sumber
pangan bagi orang-orang yang membutuhkan. Contohnya adalah ketika seorang yang berzakat, maka orang
yang menerima zakat tersebut akan bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Peran zakat bisa
menjadi solusi produktif yaitu bisa mengurangi kemiskinan karena disitu bisa membuka lowongan
pekerjaan atau membuka usaha dari hasil zakat tersebut sehingga orang-orang yang tidak mampu akan
mempunyai sumber penghasilan dan sumber untuk makan sehari-hari. Contohnya yaitu ketika hasil zakat
dijadikan untuk membuka usaha bagi penerima zakat.

5. - jika seorang yang bertauhid makai a akan mempunyai motivasi yang baik,dimana motivasi ini akan
mempengaruhi kinerja karyawan untuk mencapai tujuan kerja tersebut. Seluruh pekerjaan karyawan
tersebut akan produktif dan berkualitas jika ia memiliki motivasi yang baik
- karyawan yang mempunyai tauhid akan merasa bahwa bekerja itu adalah ibadah , sehingga motivasi
kinerja karyawan dan kedisiplinan akan semakin tinggi.
- akan berikhtiar dengan maksimal dan tawakal sehingga kinerja karyawan akan baik dan karyawan
tersebut melakukan pekerjaan dengan sungguh sungguh.
- seorang yang memiliki tauhid akan mempercayai sifat-sifat baik allah yang ada di dalamnya, sehingga
kinerja karyawan tersebut akan berpegang teguh terhadap sifat-sifat baik dalam kinerja karyawan
tersebut.
- Seseorang yang mempunyai tauhid akan mempunyai tingkat spiritual yang baik pula sehingga nilai-nilai
baik akan ia pegang teguh, contohnya dalam mendirikan sholat 5 waktu dengan tepat waktu, seorang
karyawan akan terbiasa menghargai waktu, disiplin terhadap waktu dan tidak menunda-nunda
pekerjaannya.
- Karyawan yang memiliki tauhid akan merasa bahwa bekerja itu adalah ibadah, sehingga motivasi kinerja
karyawan dan kedisiplinan akan semakin tinggi

Anda mungkin juga menyukai