LAPORAN PENELITIAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS PADA
MATAKULIAH SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh:
Flola Febiola NIM. 1701359
Sarah Maulida Lestari NIM. 1705773
Uluwul Himah A NIM. 1705591
A. Pendahuluan
Islam memandang seorang anak merupakan amanah dari Allah yang
diberikan kepada keluarga agar menjadi sebaik-baiknya makhluk. Anak
akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya, dan
dalam proses tersebut membutuhkan praktik pendidikan di dalamnya.
Pendidikan tersebut dapat dilakukan dari pendidikan informal, nonformal,
maupun pendidikan formal.
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat erat kaitannya dengan
pendidikan, terlebih dengan nuansa keislaman. Hal itu tercermin dengan
adanya sekolah berbasis Islam atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai
pesantren. Pendidikan pesantren diberikan kepada peserta didik dari jenjang
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Permasalahan muncul ketika
pendidikan pesantren diberikan kepada anak usia sekolah dasar. Hal
tersebut memunculkan asumsi tentang kesiapan anak yang belum matang,
dan berkurangnya keluarga dalam menjalankan fungsinya.
Oleh karena permasalahan di atas, penulis bertujuan untuk mengkaji
mengenai pendidikan pesantren bagi anak usia sekolah dasar ditinjau dari
konsep pesantren, fungsi keluarga dalam perspektif Islam, dan
perkembangan anak usia sekolah dasar. Harapannya, karya tulis ini dapat
menjadi salah satu pencerahan bagi pembaca mengenai permasalahan yang
sudah disebutkan di atas.
A. Konsep Pesantren
Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan sebagai
asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan
secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para
santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-
kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama
Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup
keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan
bermasyarakat. (KBBI, 2016)
B. Santri Usia Sekolah Dasar
1. Santri
Santri berasal dari bahasa India, yakni shastri, yang artinya orang-
orang yang mengetahui kitab-kitab suci orang hindu. kata santri juga
berasal dari kata shastra yang berarti buku suci tentang ilmu pengetahan.
Apabila direnungkan dengan seksama, istilah santri diambil dari kata-
kata yang berasal dari India dapat diterima rasional karena penyebaran
agama Islam di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Gujarat India.
Akan tetapi sekarang, konseppesantren dimaknai sebagai asrama
dan tempat murid-murid mengaji. Menurut (Khusna, 2015, hlm.22)
Santri dalam arti sempit adalah seorang pelajar sekolah agama yang
bermukim di suatu tempat yang di sebut pondok pesantren. Jadi dapat
dikatakan bahwa santri adalah seseorang yang mukim di pondok
pesantren yang menimba ilmu-ilmu agama di suatu asrama atau pondok-
pondok tertentu.
2. Usia Sekolah Dasar
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6
tahun dan selesai 12 tahun. Kalau melihat pada pembagian tahapan
perkembangan anak, berarti anak usia sekolah dasar dalam dua masa
perkembangan yaitu masa kanak-kanak (6-9 tahun), dan masa kanak-
kanak akhir (10-12 tahun).
c. Tahap-tahap Pendidikan Karakter.
G. DAFTAR PUSTAKA
Al Gazali (1977) Jilid III. Dar-al Mishri:Beirut.
Hadari N.(1990).Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016. Diakses dari: http://kbbi.online.html
Khusna, N. (2019) Upaya Membentuk karakter mandiri santri usia sekolah dasar
(studi kasus di pondok pesantren Qur’an Al Falah Mlaten Geger Madiun)
diakses dari:
http://etheses.iainponorogo.ac.id/7213/1/SKRIPSI.UPLOAD.pdf
Mukti Ali (1999). Perjuangan dan pemikirannya. Yogyakarta:LkiS.
Muntomimah, S. 2017. Model Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Di Pondok
Pesantren Al Hikam Kota Malang. JIP, Vol 7 No 1 Edisi Januari 2017, hal:
43-51. Diakses dari:
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi/article/download.pdf
RidhaR (tt)Tafsir al-Manar, Jilid II Mesir:Maktabah al-Qahirah.
UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989. Diakses online dari:
http://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/1989/2TAHUN~1989UU.html
LAMPIRAN KUESIONER