Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap muslim diwajibkan berdakwah minimal kepada diri sendiri, karena yang
paling baik adalah dengan Ibda’ bi nafsik atau berdakwah dengan mulai dari diri
pribadi, oleh karenanya dakwah Secara etimologis, menurut para ahli bahasa berakar
dari kata da’a-yad’u-da’watan, artinya ”mengajak” atau ”menyeru”. Secara
terminologis, dakwah adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh
kehidupan ini di jalan Allah SWT, berdasarkan ayat Al-Quran:
َ ‫و َأ ۡعلَ ُم بِ َمن‬%
‫ َّل‬%‫ض‬ َ َّ‫ك بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِعظَ ِة ۡٱل َح َسنَ ۖ ِة َو ٰ َج ِد ۡلهُم بِٱلَّتِي ِه َي َأ ۡح َس ۚنُ ِإ َّن َرب‬
َ %ُ‫ك ه‬ َ ِّ‫يل َرب‬ ُ ‫ۡٱد‬
ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬
َ‫عَن َسبِيلِِۦه َوهُ َو َأ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُم ۡهتَ ِدين‬
"Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik..." (QS. An-Nahl:125)1.
Praktik dakwah sangat bervariasi dari daerah ke daerah dan dari kelompok ke
kelompok. Misalnya, beberapa cabang aliran mengatasnamakan Islam yang lebih
militant menganggap dakwah sebagai alat utama untuk meyakinkan atau memaksa
muslim lain untuk kembali kea pa yang mereka anggap sebagai bentuk agama yang
lebih murni dan lebih konservatif.
Pengajaran berdakwah bisa dimulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa,
karena dengan adanya kader-kader pendakwah tersebut, agama islam akan terus
berjalan di muka bumi ini. Jika dilihat dari aspek keagamaan pada masa anak-anak
belum mempunyai kesadaran beragama, tetapi ia telah memiliki potensi kejiwaan dan
dasar-dasar kehidupan berke-Tuhanan, perkembangan kesadaran dan beragama anak-
anak sangat dipengaruhi oleh keimanan, sikap, dan tingkah laku keagamaan orang
tuanya2.
Dewasa ini, banyak anak yang mempunyai kemampuan daya tangkap pelajaran,
hafalan, dan cara penyampaian yang cukup memadai. Melihat fenomena tersebut,
kaitannya dengan keberlangsungan kegiatan dakwah, anak harus diberi pengetahuan
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara
1

Penerjemah/ Penafsir Al-Qur'an, 1971). h. 862


2
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2017), h. 119
2

dan pelatihan-pelatihan da’i yang cukup. Langkah pertama yang harus dipersiapkan
orang tua dan guru terhadap anak-anak dan peserta didiknya yaitu mendidik mereka
belajar mengaji, sholat dan dipoles dengan kemampuan berpidato.
Pada observasi awal kami di TPQ Al-Mujahidin Dusun Curup kami menemukan
bahwa di TPQ tersebut belum ada pelajaran tentang berpidato atau belajar ceramah,
padahal hal tersebut bisa dilakukan untuk menambah wawasan anak-anak seusia mereka
dan akan menghasilkan generasi pendakwah handal di masa yang akan datang.

B. Permasalahan
1. Bagaimana Implementasi Pelatihan Da’i Cilik di TPQ Al-Mujahidin Dusun
Curup?
2. Bagaimana respon anak-anak TPQ Al-Mujahidin dan dampak dari Kegiatan
Pengabdian ini?

C. Signifikansi
Pentingnya kegiatan pengabdian ini dilakukan adalah sebagai bentuk dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan/ pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Bagi TPQ Al-Mujahidin signifikansi dilakukannya
pengabdian ini adalah agar anak-anak khususnya TPQ tersebut lebih antusias dalam
belajar memahami ajaran Islam karena adanya variasi kurikulum yang diberikan
kepada mereka.

D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Laporan Kegiatan Pengabdian ini kami susun dengan format
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi tentang pendahuluan, permasalahan, signifikansi dan
sistematika penulisan laporan pengabdian kepada masyarakat.
BAB II Kerangka Konsep, berisi tentang gambaran umum lokasi pengabdian,
kondisi saat ini objek dampingan, kondisi yang diharapkan, strategi pelaksnaan,
kajian teori; deskripsi teoritik, kajian pengabdian terdahulu yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Pengabdian, berisi tentang Gambaran kegiatan; persiapan/
3

perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi keilmuan. Dinamika


keilmuan.
BAB IV Diskusi Keilmuan, diskusi data dan follow up.
BAB V Penutup, Berisi tentang kesimpulan dan saran.
Daftar pustaka dan Lampiran.

BAB II
4

KERANGKA KONSEP

A. Gambaran Umum Lokasi Pengabdian

TPQ Al-Mujahidin terletak di Perumahan Villa Prambanan RT.07/02


Kelurahan Dusun Curup, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong.
Keberadaan TPQ ini disambut baik oleh masyarakat perumahan Villa Prambanan
khususnya dan Dusun Curup pada umumnya, TPQ Al-Mujahidin yang baru berdiri
pada tanggal 25 November 2019 ini mampu menunjukkan eksistensinya dalam
masyarakat dengan pembelajaran yang tergolong variatif.
Penginisiasi pendirian TPQ Al-Mujahidin adalah Bapak Savri Yansah
(dosen IAIN Curup) dan sekarang menjabat sebagai ketua, Bapak Nur Cholis,
M.Ag (dosen IAIN Curup) menjabat sebagai sekretaris, dan Bapak Rio Kurniawan,
A.Md selaku bendahara. Nama Al-Mujahidin sendiri adalah hasil dari musyawarah
warga dan pengurus TPQ yang bermakna yaitu; orang-orang yang berjihad di jalan
Allah SWT.
Sejak berdiri dan telah terdaftar di Kemenag Rejang Lebong TPQ ini belum
mempunyai gedung belajar sendiri dikarenakan sumber dana yang belum memadai
dan masih belajar di dalam dan di teras Masjid Siti Aisyah Perumahan Villa
Prambanan Dusun Curup.

B. Kondisi Saat ini Objek Dampingan


Saat ini TPQ Al-Mujahidin Dusun Curup Cukup diminati oleh anak-anak
khususnya perumahan Villa Prambanan, karena mereka mengaji dan belajar tanpa
dipungut biaya sedikitpun. Saat ini berkisar 15-20 orang santri/ santriwati yang
belajar di TPQ tersebut. Namun pada akhir-akhir ini kami melihat anak-anak dalam
mengaji mengalami kebosanan karena materi yang diberikan masih tentang belajar
mengaji mulai dari iqro’ hingga Al-Qur’an, padahal kami melihat ada peluang
anak-anak untuk lebih mendalami belajar hal-hal lainnya salah satunya adalah
belajar pidato.
C. Kondisi yang Diharapkan
5

Yang kami harapkan melalui program pengabdian ini adalah adanya variasi
dan penambahan dalam kurikulum pembelajaran agar anak-anak yang mengaji bisa
memaksimalkan kemampuan dan bakatnya selain kewajiban melaksanakan rukun
Islam. Dan pada akhirnya insyaAllah pada masa yang akan datang pembelajaran
pelatihan pidato ini dapat dilakukan terus menerus sesuai perkembangan zaman.

D. Strategi Pelaksanaan
Dalam melaksanakan pengabdian ini kami melakukan pendampingan
dengan metode ceramah, praktek, dan diskusi interaktif dengan audiensi. Dalam
Pelatihan ini, anak-anak perlu diperkenalkan mengenai teknik pidato dan ceramah
yang efektif seperti :
1. Mempelajari teknik dasar pidato
2. Menghafal materi-materi pidato
3. Praktek pidato / ceramah
4. Program evaluasi dan rencana pelatihan yang berkelanjutan
Agar para peserta pelatihan mampu berkomunikasi dan belajar yang efektif
dengan karakter yang beragam.

E. Kajian Teori
a. Deskripsi Teoritik
Pengabdian masyarakat adalah suatu kegiatan yang bertujuan membantu
masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam
bentuk apapun. Secara umum program ini dirancang oleh berbagai universitas atau
institut yang ada di Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa
Indonesia, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa
Indonesia. Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu bagian dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi3.
Bentuk-bentuk kegiatan Pengabdian Masyarakat:
1. Bakti Sosial

3
Menristekdikti. 2016. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di
Perguruan Tinggi Edisi X Tahun 2016. h. 4
6

2. Mengajar
Perguruan tinggi wajib untuk menyelenggarakan penelitian dan pengabdian
masyarakat selain melaksanakan pendidikan sesuai dengan Undang Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 20. Dalam pasal
tersebut ditegaskan bahwa pengabdian masyarakat adalah kegiatan sivitas
akademika dalam mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa4.
Sedangkan tujuan Pengabdian Masyarakat di Perguruan Tinggi adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan inovasi teknologi untuk mendorong pembangunan ekonomi
Indonesia dengan melakukan komersialisasi hasil penelitian;
2. Memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan, atau
persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung;
3. Melakukan kegiatan yang mampu mengentaskan masyarakat tersisih
(preferential option for the poor) pada semua strata, yaitu masyarakat yang
tersisih secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya;
4. Melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk
pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam.

b. Kajian Pengabdian Terdahulu yang Relevan


Pada dasarnya suatu pengabdian yang dibuat dapat memperhatikan
pengabdian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian ini.
Adapun penelitian/ pengabdian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
diantaranya:
1. Karlina dkk tahun 2017, dalam pengabdian yang berjudul “Kinerja guru dalam
meningkatkan kualitas siswa pada mata pelajaran pidato di TPQ Khairul Anam
Jalan Teratai Indah Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu”. Permasalahan yang
yang dibahas dalam pengabdian ini yaitu bagaimana kinerja guru TPQ untuk

4
Satriadi (2020-11-12). Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Insan
Cendekia Mandiri. ISBN 978-623-6812-84-6.
7

meningkatkan kualitas siswa pada mata pelajaran pidato di TPQ Khairul


Anam. Tujuan pengabdian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kinerja
guru TPQ untuk meningkatkan kualitas siswa pada mata pelajaran pidato di
TPQ Khairul Anam. Hasil pengabdian menyimpulkan bahwa kinerja guru TPQ
dalam meningkatkan kualitas siswa pada mata pelajaran pidato di TPQ Khairul
anam belum begitu baik, dan kualitas siswa pada mata pelajaran pidato santri
di TPQ Khairul anam terlihat dari kemampuan memahami isi dan konten
dakwah, retorasi, gaya bahasa yang baik dan penyampaian yang lugas.5
2. Elman antas fajri dkk tahun 2017, dalam pengabdian yang berjudul “Faktor-
faktor yang mempengaruhi siswa-siswi dalam bidang muhadhoroh di TPQ Al-
Muttaqin Kabupaten Seluma”. Permasalahan yang yang dibahas dalam
penelitian ini yaitu apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi siswa- siswi
dalam bidang muhadhoroh di TPQ Al-Muttaqin Kabupaten Seluma. Tujuan
pengabdian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi siswa-siswi dalam bidang muhadhoroh di TPQ Al-Muttaqin
Kabupaten Seluma. Hasil pengabdian menyimpulkan bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi siswa-siswi dalam bidang muhadhoroh di TPQ Al-
Muttaqin Kabupaten Seluma yaitu faktor eksternal dan faktor internal, faktor
internal meliputi intelegensi, minat siswa, dan perhatian, dan faktor eksternal
meliputi lingkungan keluarga, dan perhatian orang tua6.
Perbedaannya dalam pengabdian terdahulu dengan pengabdian yang akan
pengabdi lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya, lokasi pengabdian
sebelumnya dilakukan di Seluma dan Sukarami kota Bengkulu, sedangkan
pengabdian yang akan dilakukan pengabdi di TPQ Al-Mujahidin Kel. Dusun Curup
Rejang Lebong. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya,
penngabdi sebelumnya mengkaji kinerja guru TPQ dalam meningkatkan kualitas
siswa pada mata pelajaran pidato dan atau muhadhoroh, pengaruh metode sima’i
terhadap kemampuan muhadhoroh, dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa-

5
Karlina, Kinerja guru dalam meningkatkan kualitas siswa pada mata pelajaran pidato di TPQ
Khairul Anam Jalan Teratai Indah Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu, IAIN Bengkulu, 2017
6
Elman Antas Fajri, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa-Siswi Dalam Membaca Al-
Quran Di TPQ Al-Muttaqin Kabupaten Seluma, IAIN Bengkulu, 2017
8

siswi dalam bidang muhadhoroh di TPQ. Sedangkan pengabdian yang akan kami
lakukan adalah mengkaji tentang strategi dan metode dalam meningkatkan
kemampuan menjadi da’i pada anak-anak santri.

BAB III
9

PELAKSANAAN PENGABDIAN

A. Gambaran Kegiatan
a. Persiapan/ Perencanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan pengabdian ini kami pertama adalah menyusun jadwal
kegiatan dalam rencana pelatihan da’i ini dan disesuaikan dengan waktu
kesempatan yang baik berdasarkan analisa petugas pendampingan ini. Adapun
analisa jadwal yang akan dilaksanakan adalah setiap minggu pertama dan ketiga
setiap bulannya.

Adapun materi yang dijadwalkan untuk kegiatan pelatihan da’i cilik ini
adalah:

No Tanggal Materi
1. 01 April 2021 Perkenalan dengan audien
2. 15 April 2021 Penjelasan teknik berpidato
3. 06 Mei 2021 Latihan ke-1 (isi pidato / ceramah anak)
4. 20 Mei 2021 Latihan ke-2 (isi pidato / ceramah anak)
5. 03 Juni 2021 Latihan ke-3 (ekspresi pidato / ceramah anak)
6. 17 Juni 2021 Latihan ke-4 (ekspresi pidato / ceramah anak)
7. 01 Juli 2021 Latihan ke-5 (gaya bahasa pidato / ceramah
anak)
8. 15 Juli 2021 Latihan ke-6 (gaya bahasa pidato / ceramah
anak)
9. 05 Agustus 2021 Latihan ke-7 (teknik penguasaan panggung
pidato / ceramah anak)
10. 19 Agustus 2021 Latihan ke-8 (teknik penguasaan panggung
pidato / ceramah anak)
11. 02 September 2021 Latihan ke-9 (pidato / ceramah anak tanpa teks)
12. 16 September 2021 Latihan ke-10 (pidato / ceramah anak tanpa teks)
13. 07 Oktober 2021 Latihan ke-11 (pidato / ceramah anak tanpa teks)
14. 21 Oktober 2021 Latihan ke-12 (pidato / ceramah anak tanpa teks)
15. 04 November 2021 Lomba berpidato
16. 18 November 2021 Evaluasi pelatihan dan rencana tindak lanjut

Adapun peserta dan pemateri kegiatan yang disesuaikan dengan materi yang
tersusun adalah sebagai berikut:

No. Pertemuan Ke- Pemateri Jumlah


Peserta
10

1 Satu Savri Yansah, M.Ag 10


Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
2 Dua Savri Yansah, M.Ag 10
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
3 Tiga Savri Yansah, M.Ag 10
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
4 Empat Savri Yansah, M.Ag 8
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
5 Lima Savri Yansah, M.Ag 11
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
6 Enam Savri Yansah, M.Ag 13
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
7 Tujuh Savri Yansah, M.Ag 10
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
8 Delapan Savri Yansah, M.Ag 9
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
9 Sembilan Savri Yansah, M.Ag 9
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
10 Sepuluh Savri Yansah, M.Ag 10
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
11 Sebelas Savri Yansah, M.Ag 10
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
12 Dua Belas Savri Yansah, M.Ag 11
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
13 Tiga Belas Savri Yansah, M.Ag 9
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
14 Empat Belas Savri Yansah, M.Ag 10
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
15 Lima Belas Savri Yansah, M.Ag 13
Nur Cholis, M.Ag
Anrial, MA
16 Enam Belas Savri Yansah, M.Ag 13
11

Nur Cholis, M.Ag


Anrial, MA

b. Pelaksanaan Kegiatan

Kegitan ini dilaksanakan selama 16 kali pertemuan berupa pembinaan


kepada santri TPQ dengan memberikan pencerahan berupa pengenalan, teknik dan
pelatihan berpidato / ceramah dengan topik yang bervariasi sesuai dengan
permasalahan kontemporer yang banyak dihadapi oleh masyarakat dan masalah
usia anak-anak di tempat binaan.

Kajian Pertama, Perkenalan dengan anak-anak TPQ Al-Mujahidin,


dilanjutkan dengan penjelasan tentang ceramah atau pidato, pentingnya belajar
pidato, cara-cara berpidato dengan baik yang dapat dimengerti oleh anak-anak
seusia mereka.

Kajian Kedua, Lanjutan penjelasan materi pidato dan ceramah. Sebagian


anak-anak TPQ Al-Mujahidin Dusun Curup ada yang bertanya bagaimana cara
agar percaya diri, dan lain-lainnya, mereka mengikuti dengan antusias.

Kajian Ketiga, Latihan berpidato, pada tahapan ini jadwal latihan sudah
mulai dibagikan dan mereka mulai latihan berpidato dengan penekanan yang
pertama adalah isi pidato/ ceramah, mereka latihan membaca, menghafal dan
melancarkannya.

Kajian Keempat, Lanjutan latihan lebih memperdalam isi pidato/ ceramah,


mempelajari tema-tema berpidato dan lain-lainnya.

Kajian Kelima, Latihan pada pertemuan ke lima adalah belajar pada


ekspresi tubuh, muka dan lain-lainnya saat berpidato/ ceramah, anak-anak antusias
dalam mengikutinya dan mereka praktek secara bergantian.

Kajian Keenam, Lanjutan pada pertemuan ke lima yaitu lebih mendalami


lagi ekspresi ketika berpidato, mereka lebih pintar lagi dalam mengekspresikan
gaya tubuh dengan sopan santun dan menarik perhatian audiennya.

Kajian Ketujuh, Pada pertemuan ke tujuh ini mereka belajar gaya bahasa
dalam berpidato/ ceramah, mulai latihan menggunakan bahasa Indonesia yang
12

sesuai EYD sehingga mudah-mudahan dapat dimengerti oleh masyarakat secara


nasional.

Kajian Kedelapan, Pada pertemuan ini masih melanjutkan pertemuan


sebelumnya yaitu melatih menggunakan bahasa, kali ini mereka menambahkan
bahasa dalam berpidato dengan bahasa-bahasa daerah, tujuannya agar lebih mudah
dimengerti oleh masyarakat pada suku dan bahasa yang berbeda-beda.

Kajian Kesembilan, Pada pertemuan ke sembilan ini, anak-anak TPQ Al-


Mujahidin belajar bagaimana cara atau teknik penguasaan panggung saat
berpidato, mereka berjalan ke kanan, ke kiri, maju – mundur dan seterusnya.
tujuannya adalah agar tidak melulu audien yang di depan panggung yang disapa,
melainkan semuanya.

Kajian Kesepuluh, Pada pertemuan ke sepuluh ini kembali melanjutkan


belajar penguasaan panggung dalam berpidato, alhamdulillah sampai sejauh ini
mereka tetap bersemangat untuk belajar dan mulai ada bakat-bakat untuk menjadi
pendakwah.

Kajian Kesebelas, Pada pertemuan ke sebelas, mereka mulai belajar


menghafal teks pidato, ada yang masih memegang teks sambil meihatnya sedikit-
sedikit dan lain-lain.

Kajian Keduabelas, Pada pertemuan ini masih melanjutkan praktek


tentang berpidato tanpa menggunakan teks, tujuannya adalah agar kesan isi pidato
tidak melulu apa yang tertulis dalam teks tersebut dan bisa dikolaborasikan
dengan pemahaman yang lainnya.

Kajian Ketigabelas, Pada pertemuan ini juga masih belajar berpidato tanpa
teks, kali ini diimbangi dengan penggunaan gaya bahasa, mulai bahasa Indonesia
sampai dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Kajian Keempatbelas, Pada pertemuan ini mereka mulai berani ber


eksperimen dalam berpidato, seperti contohnya adalah mulai ada yang bercerita
lucu-lucu agar menarik perhatian audien agar mereka tidak mudah bosan dan
mengantuk saat mendengarkan pidato.
13

Kajian Kelimabelas, Pada pertemuan ini kami segenap pengabdi di TPA


Al-Mujahidin Dusun Curup mengadakan perlombaan pidato, dalam hal ini
banyak yang mengikutinya karena selain lomba pidato kami juga mengadakan
lomba yang lainnya, seperti azan, praktek sholat lima waktu, tartil qur’an dan
lain-lainnya, sehingga diharapkan mereka akan terus saling berpacu dalam belajar
agama Islam.

Kajian Keenambelas, Pada pertemuan ini kami membagikan hadiah


perlombaan, sekaligus mengadakan evaluasi, motivasi belajar dan lain-lainnya,
dan juga berpamitan dengan pengurus TPQ Al-Mujahidin Dusun Curup karena
kegiatan pengabdian kami sudah selesai, dan kami mengharapkan semoga
kegiatan pengabdian ini pada waktu yang akan datang akan terus dilaksanakan.

c. Evaluasi Keilmuan

Dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat dosen yang diisi dengan


pelatihan da’i cilik di TPQ Al-Mujahidin akan dilakukan secara berkelanjutan dan
dievaluasi setiap tahunnya.

B. Dinamika Keilmuan

Pada saat ini sudah semakin diterima bahwa pengabdian kepada masyarakat
adalah pengamalan ilmu pengetahuan, kegamaan, teknologi langsung kepada
masyarakat secara melembaga melalui metodologi ilmiah sebagai tanggungjawab
luhur perguruan tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat
sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Konsepsi luas pengabdian kepada masyarakat sebagai pengamalan ilmu
keagamaan, pengetahuan dan teknologi dapat meliputi pengertian-pengertian
sebagai berikut:
Pertama, penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, sebagai produk yang
seyogianya dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan ini merupakan pendidikan
non-formal pada masyarakat luas melalui kegiatan pendidikan dan latihan, kursus-
14

kursus, lokakarya, seminar, simposium, pameran dan melalui media komunikasi


massa. Kegiatan yang bersifat edukatif ini dapat menunjang perkembangan
masyarakat gemar belajar (learning society) dan pendidikan berkesinambungan
(continuing education) selaras dengan asas pendidikan seumur hidup (lifelong
education).
Kedua, penerapan ilmu pengetahan, teknologi yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat serta tuntutan pembangunan. Pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat sebagai tanggungjawab yang luhur perguruan tinggi dalam
usaha mengembangkan kemampuan masyarakat agar masyarakat sendiri melalui
kegiatan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada masyarakat selain
untuk memperoleh manfaatnya juga untuk mengetahui kesahihan dan ketepatan
suatu teori, generalisasi serta konsep-konsep ilmiah.
Ketiga, pemberian bantuan keahlian pada masyarakat dalam memecahkan
masalah pembangunan. Keterlibatan perguruan tinggi secara aktif untuk membantu
masyarakat dalam proses pembangunan, atas dasar kesadaran dan tanggungjawab
profesional, bahwa dalam masyarakat masih kekurangan tenaga ahli yang terdidik
dan terlatih. Para sarjana, cendekiawan, tenaga ahli, dan para mahasiswa yang ada
pada Perguruan Tinggi harus dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
demi keberhasilan pembangunan.

BAB IV
DISKUSI KEILMUAN
15

A. Diskusi Data
Pembelajaran dan pelatihan sebagai suatu sistem hendaknya direncanakan
oleh pelatih, guru, dan tenaga pengajar yang lainnya dan berdasarkan kurikulum di
lembaga pendidikan sekolah maupun madrasah. Perencanaan sebagai langkah awal
kegiatan pembelajaran perlu perbaikan secara terus-menerus untuk mewujudkan
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Proses pembelajaran
senantiasa dianalisis untuk melihat kekuatan dan kelemahannya sehingga diketahui
kebutuhan dan perbaikan selanjutnya.
Sebagaimana kita ketahui dan saksikan baik dalam berita, televisi maupun
secara langsung dikalangan peserta didik/ anak-anak banyak mereka yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan, salah satu potensi tersebut adalah
berpidato, hal tersebut dapat dilihat dari kelincahan mereka dalam berbicara,
bermain diberbagai aplikasi kekinian (TikTok, Fb, Twitter dll). Potensi-potensi
seperti ini yang dapat ditampung dan diarahkan serta dikembangkan dalam hal-hal
positif yang lebih bermanfaat.
Pelatihan da’i cilik ini bertujuan membangun, meningkatkan pemahaman
peserta didik akan materi-materi dakwah sehingga nilai-nilai dakwah Islam menjadi
budaya peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat berfikir
secara ilmiah untuk menghayati nilai-nilai agama yang telah dipelajari sehingga
diharapkan dapat terwujud dalam bentuk perilaku yang baik, membawa pengaruh
yang baik dan tersyiarkan dakwah ummat Islam.

B. Folluw Up
Berdasarkan diskusi keilmuan di atas, terdapat beberapa implikasi sebagai
berikut :
1. Menghadirkan proses pembelajaran/ pelatihan yang ilmiah dalam membentuk
karakter religius peserta didik sebagai rekonstruksi dalam memahami materi-
materi dakwah Islam.
2. Melakukan pendampingan bagi pendidik dan tenaga kependidikan di TPQ dan
lembaga sejenisnya dalam mendesain pembelajaran yang menyenangkan.
16

3. Salah satu wadah dalam mencetak peserta didik yang kritis, religius dalam
mengimplementasikan normativitas ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V
PENUTUP
17

A. Kesimpulan
Dari beberapa bulan melakukan pengabdian di TPQ Al-Mujahidin
Dusun Curup banyak hal yang bisa diambil hikmahnya:
1. Anak-anak TPQ Al-Mujahidin tidak terlalu banyak, tetapi mereka tetap
semangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh tim
pengabdian.
2. Semangat anak-anak untuk bertanya di berbagai materi membuat kami tim
pengabdi sangat senang ingin terus berbagi.
3. Ternyata dalam membina TPQ harus disiapkan pelajaran-pelajaran dan materi-
materi yang bervariasi agar anak-anak tidak mudah bosan.
4. Semoga pengabdian ini memperoleh berkah untuk masyarakat dan pengabdi.
5. Semoga sedikit ilmu yang diberikan menjadi pemacu semangat untuk kita
semua dalam mencari ridha Allah.
6. Pengabdian ini adalah langkah nyata dari IAIN Curup untuk masyarakat.

B. Saran
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian perlu ditambah agar tujuan
kegiatan dapat tercapai sepenuhnya, tetapi dengan konsekuensi
penambahan biaya pelaksanaan. Oleh karena itu biaya PKM sebaiknya
tidak sama antara beberapa tim pengusul proposal, mengingat khalayak
sasaran yang berbeda pula.
2. Adanya kegiatan lanjutan yang berupa pelatihan sejenis selalu
diselenggarakan secara periodik sehinga dapat meningkatkan kemampuan
anak-anak dalam kegiatan dimaksud.

LAMPIRAN.
18
19

Anda mungkin juga menyukai