Ad Art Perisai Kebenaran Nasional
Ad Art Perisai Kebenaran Nasional
Disusun Oleh :
Jl. Raya Narogong KM 2, Yonif Mekanis 202 Tajimalela, No.4 RT. 008/RW.001,
Bojong Rawa Lumbu Kota Bekasi. Tlp. (021) 82759205. HP. 081292470907
BAB I
UMUM
Pasal 1
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU
1. Lembaga ini merupakan Lembaga sosial kemasyarakatan yang diberi nama PERISAI
KEBENARAN NASIONAL disingkat dengan PKN.
2. PERISAI KEBENARAN NASIONAL didirikan dikota Bekasi pada tanggal 1 JUNI
2021. Berpusat di Kota Bekasi dengan Badan Pelaksananya yang akan dibentuk
disetiap Provinsi Kota, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, Desa.
3. PERISAI KEBENARAN NASIONAL didirikan dengan jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
g) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam
Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
10. Lembaga PERISAI KEBENARAN NASIONAL turut serta melakukan giat statement
untuk sebuah Persatuan dan Kesatuan Bangsa melalui seminar atau diskusi yang
bertujuan untuk menjadikan masyarakat Cinta Tanah Air Negara Republik
Indonesia.
BAB II
USAHA
Pasal 4
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 5
2. a. anggota kehormatan adalah setiap orang atau kelompok yang memenuhi kriteria
sebagai anggota panutan, teladan, yang tidak mengajukan permohonan, namun dipandang
telah berjasa dalam kegiatan mulai dari pendirian lembaga sampai kepada kelanjutan
lembaga itu sendiri berjalan dan mendukung program serta kegiatan lembaga visi dan
misi serta tunduk kepada AD/ART yang dibuat oleh lembaga.
b. anggota pengurus adalah setiap orang yang sudah mengajukan permohonan untuk
menajdi seorang pengurus pada Lembaga PERISAI KEBENARAN NASIONAL sesuai
dengan criteria serta mengisi formulir pendaftaran pengajuan menjadi anggotta pengurus
yang disetujui oleh dewan pimpinan pusat. Dan di berdayakan kepada tugas dan fungsinya
untuk menjadi seorang pengurus serta berdedikasi yang tinggi loyalitas setia, patuh dan
taat kepada AD/ART serta peraturan lembaga yang ditetapkan oleh lembaga.
c. anggota biasa adalah setiap orang yang turut serta peduli berperan aktif didalam
memberikan sebuah dukungan moral, informasi dan material keapada Lembaga PERISAI
KEBENRAN NASIONAL serta tunduk dan taat kepada AD/ART serta perturan yang
dibuat oleh lembaga.
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
1. Setiap anggota kehormatan memiliki hak untuk berbicara tetapi tidak memiliki hak
untuk memilih dan dipilih.
2. Anggota pengurus memiliki hak untuk berbicara dan memiliki hak untuk dipilih dan
memilih serta berperan secara aktif dalam kegiatan usaha yang dilakukan oleh Lembaga
PERISAI KEBENARAN NASIONAL untuyk mencapai tujuannya.
3. Anggota biasa wajib untuk turut serta dan berperan secara aktif dalam kegiatan/usaha
yang dilakukan oleh Lembaga PERISAI KEBENARAN NASIONAL untuk mencapai
tujuannya dan tidak punya hak untuk memilih dan dipilih .
Pasal 7
a. mengajukan permohonan secara tertuylis diatas formolir yang telah disediakan oleh
pengurus Pusat, Pengurus Daerah, Provinsi, Pengurus cabang kota dan kabupaten,
Pengurus anak cabang kecamatan dan pengurus ranting dikelurahan/desa, Ditempat
pemohon berdomisisli.
3. Setiap anggota hanya berhak menjadi anggota dari 1 (satu) ranting atau 1 (satu) anak
cabang atau 1 (satu) cabang dengan kata lain anggota PERISAI KEBENARAN
NASIONAL yang keanggotaannya adalah anggota pengurus tidak dibenarkan menjadi
anggota serta pengurus dari Organisasi atau LSM yang lain yang sejenis dengan
PERISAI KEBENARAN NASIONAL, seorang anggota dapat dikenakan pemecatan
baik sementara atau tetap oleh dewan pimpinan Pusat apabila melakukan salah satu
dari 4 (empat) hal tersebut dibawah ini :
a. melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PERISAI
KEBENARAN NASIONAL.
b. melakukan perbuatan yang merugikan lembaga/organisasi.
c. baik langsung atau tidak langsung terlibat peredaran gelap dan penyalahgunaan
narkoba.
d. melakukan pelanggaran hukum yang berat.
e. terlibat penghianatan terhadap Negara,pancasila dan Undang-Undang 1945 dengan
kata lain Makar.
Pasal 8
2. Tata cara pengunduran diri, pemberhentian sementara dan pemecatan sebagai anggota
diatur dalam peraturan rumah tangga AD/ART.
BAB IV
SUSUNAN LEMBAGA PERISAI KEBENARAN NASIONAL, PENGURUS DAN
WEWENANG
Pasal 9
1. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi bersifat kolektif terdiri dari seorang ketua dan
beberapa orang wakil ketua, seorang sekretaris dan beberapa orang wakil sekretaris,
seorang bendahara dan beberapa orang wakil bendahara serta beberapa biro sesuai
kebutuhan yang dipimpin oleh seorang kepala Biro dibantu oleh seorang kepala biro
dan beberapa orang anggota.
1. Pimpinan Anak Cabang (PAC) Provinsi bersifat kolektif terdiri dari seorang Ketua dan
beberapa orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris dan beberapa orang wakil sekretaris,
seorang bendahara dan beberapa orang wakil bendahara serta beberapa Biro sesuai
kebutuhan yang dipimpin oleh seorang Kepala Biro dibantu oleh seorang kepala biro
dan beberapa orang anggota.
Anak Cabang/Ranting
Pasal 14
1. Ranting Provinsi bersifat kolektif terdiri dari seorang Ketua dan beberapa orang Wakil
Ketua, seorang Sekretaris dan beberapa orang wakil sekretaris, seorang bendahara dan
beberapa orang wakil bendahara serta beberapa Biro sesuai kebutuhan yang dipimpin
oleh seorang Kepala Biro dibantu oleh seorang kepala biro dan beberapa orang
anggota.
2. Ranting berwenang :
a. Menentukan kebijaksanaan Organisasi di wilayah sesuai dengan keputusan
Ranting dan hasil Musyawarah Daerah yang tidak bertentangan dengan AD/ART
serta keputusan Munas dan kebijaksanaan DPP.
b. Bertindak keluar dan kedalam atas nama Ranting PERISAI KEBENARAN
NASIONAL.
c. Mengeluarkan surat keputusan tentang pembentukan dan susunan kepengurusan
Ranting, dengan ketentuan sebelum dilakukan pelantikan terlebih dahului harus
memperoleh persetujuan dan pengesahan dari DPP tentang susunan pengurus
Ranting yang hendak disahkan.
d. Memberhentikan sementara paling lama 40 (empat puluh) hari terhadap seorang
pengurus Ranting yang telah melakukan salah satu perbuatan yang dimaksud
dalam ketentuan Pasal 7 Ayat 3 dari Anggaran Dasar dengan ketentuan harus
segera meminta pengesahan dari DPP menegenai kepastian dalam sebuah Sanksi
yang disahkan kepada seoarang anggota yang dimaskud.
BAB V
RAPAT – RAPAT
Pasal 15
1. Rapat Pengurus
a. Rapat DPP dapat diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Pengurus DPP atau atas
permintaan sekurang – kurangnya 2 (dua) orang Anggota Dewan Pendiri atau atas
permintaan sekurang – kurangnya 5 ( lima ) orang Anggota Dewan Penasehat.
b. Rapat DPD dapat diadakan setiap kali dianggap perlu oleh DPD atau atas
permintaan DPP.
c. Rapat DPC dapat diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Pengurus DPC atau atas
permintaan DPD.
d. Rapat Pengurus Ranting dapat diadakan setiap kali dianggap perlu oleh Pengurus
Ranting atau atas permintaan DPC.
Pasal 16
Semua keputusan yang diambil dalam rapat berdasarkan hasil musyawarah mufakat,
apabila tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
BAB VI
MUSYAWARAH – MUSYAWARAH
Pasal 17
Musyawarah Nasional
Pasal 18
Musyawarah Daerah
Pasal 19
MUSYAWARAH CABANG
Pasal 20
2. Musyawarah Cabang diadakan setiap 4 (empat) Tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh
anggota cabang didaerah yang bersangkutan.
3. Musyawarah Cabang sah untuk mengambil keputusan apabila dihadiri oleh :
- 1/2 tambah 1 Anggota Cabang.
- 1/2 tambah 1 Anggota Dewan Penasehat Cabang.
4. Apabila pada saat Musyawarah Cabang dibuka qorum tidak memenuhi, rapat ditunda
selama 2 x 30 menit, untuk selanjutnya musyawarah Cabang dapat dilanjutkan dengan
tidak memperhatikan qorum.
2. Musyawarah Anak Cabang/Ranting diadakan setiap 3 (tiga) Tahun sekali yang dihadiri
oleh anggota anak cabang/ranting didaerah yang bersangkutan.
4. Apabila pada saat Musyawarah Anak Cabang dibuka qorum tidak memenuhi, rapat
ditunda selama 2 x 30 menit, untuk selanjutnya Musyawarah Anak Cabang dapat
dilanjutkan dengan tidak memperhatikan qorum.
BAB VII
BADAN PENGURUS
MASA JABATAN DAN PEMILIHAN
Pasal 22
BADAN PENGURUS adalah mereka yang sudah ditetapkan,disahkan,dipilih melalui
musyawarah,dan untuk pertama sekali badan pengurus PERISAI KEBENARAN
NASIONAL adalah :
MASA JABATAN
Pasal 23
Masa Jabatan Pengurus PERISAI KEBENARAN NASIONAL :
1. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Menjabat untuk jangka waktu selama 5 (lima) Tahun
terhitung sejak terpilih dalam Musyawarah Nasional.
2. Pengurus dewan pimpinan daerah selama 4 (empat) Tahun terhitung semenjak
mendapat pengesahan dari dewan pimpinan pusat.
3. Pengurus dewan pimpinan cabang menjabat selamat 4 (empat) Tahun terhitung
semenjak mendapat pengesahan dari dewan pimpinan pusat.
4. Pengurus anak cabang/ranting menjabat selama 3 (tiga) Tahun terhitung semenjak
mendapatkan pengesahan dari dewan pimpinan daerah dan cabang.
PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 24
2. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari 2 orang utusan setiap cabang / dan Dewan
Penasehat Daerah memilih 3 orang Formatur untuk menetapkan susunan pengurus
Dewan Pimpinan Daerah, anggota Formatur yang memperoleh suara terbanyak
ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah.
BAB VIII
DEWAN PENDIRI DAN DEWAN PENASEHAT
Pasal 25
DEWAN PENDIRI
2. Dewan Pendiri tersebut diatas terdiri dari seorang Ketua dan Seorang Sekretaris yang
dipilih/ditentukan sendiri oleh Dewan Pendiri berdasarkan Musyawarah, demikian pula
untuk masa jabatannya.
Pasal 26
DEWAN PENASEHAT
2. Dewan Penasehat Pusat adalah dalam jumlah Ganjil minimal terdiri dari 9 (Sembilan)
orang maksimal 27 (dua puluh tujuh) orang.
5. Dewan Penasehat Tingkat Daerah pada prinsipnya adalah sama dengan Dewan
Penasehat Pusat, akan tetapi disesuaikan dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Daerah.
6. Dewan Penasehat Tingkat Cabang pada Prinsipnya adalah sama dengan Dewan
Penasehat Pusat, akan tetapi disesuaikan dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Cabang.
7. Dewan Penasehat Tingkat Anak Cabang/Ranting pada prinsipnya adalah sama dengan
Dewan Penasehat Pusat, akan tetapi disesuaikan dengan dan diangkat oleh Dewan
Pimpinan Anak Cabang/Ranting.
8. Masa jabatan Aanggota Dewan Penasehat untuk jangka waktu selama kepengurusan
setiap ketingkatan berakhir.
Pasal 27
INTERNAL AUDITUR
1. Terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (Tiga) orang atau dalam jumlah Ganjil diangkat dan
diberhentikan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 28
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan dimuat dalam Anggaran
Rumah Tangga, yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 29
BAB X PENUTUP
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERISAI KEBENARAN NASIONAL
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Persyaratan Keanggotaan
1. Warga Negara Indonesia yang memiliki Komitmen terhadap uapaya kepedulian untuk
turut serta mendukung Penegakan Hukum disegala Bidang bagi masyarakat pada
umumnya, serta peduli terhadap masyarakat Narapidana.
2. Patuh dan Taat terhadap Deklarasi PERISAI KEBENARAN NASIONAL dan AD/ART.
3. Tidak pernah di Hukum Pidana Karena terlibat Kasus Teroris dan Makar terhadap
NKRI.
4. Tidak melakukan Rangkap Status keanggotaan Pengurus pada Organisasi
kemasyarakatan/LSM yang sejenis.
5. Memenuhi Prosedur keanggotaan yang diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Dewan
Pimpinan.
Pasal 2
Ketentuan Penerimaan Anggota
Pasal 3
Hak Dan Kewajiban Anggota
Hak Anggota :
1. Setiap anggota mempunyai hak untuk hadir dan berbicara serta memberikan suara
dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh Organisasi.
2. setiap anggota mempunyai hak untuk dipilih dan memilih yaitu sebagai Anggota Dewan
Pimpinan.
Kewajiban Anggota :
1. Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. memenuhi segala kewajiban yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan.
3. Turut berperan aktif dalam memajukan dan menjaga nama baik Organisasi.
Pasal 4
Mekanisme Pemberhentian Anggota
1. Setiap anggota memiliki hak memundurkan diri atas permintaan sendiri, yang diajukan
kepada DPC ditingkatannya untuk kemudian disahkan melalui rapat Harian.
2. Setiap anggota yang melanggar Anggaran Dasar Pasal 7 Ayat 3 dinyatakan gugur status
keanggotaannya.
3. Selain sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas , setiap anggota dapat diberhentikan
karena :
a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota
b. menjadi anggota Organisasi lain yang sejenis
c. melanggar AD/ART dan kepurtusan musyawarh ditingkatannya.
d. melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan peraturan dan atau
kebijakan Organisasi.
e. tersandung perkara Hukum yang berat, yaitu Teroris dan Makar terhadap NKRI.
f. Meninggal Dunia.
4. Sebelum mengambilan keputusan tentang pemberhentian status keanggotaan
sebagaimana dimaskud pada ayat (3) diatas kepada yang bersangkutan dapat diberikan
peringatan dalam bentuk :
a. Peringatan Lisan
b. Peringatan Tertulis Pertama
c. peringatan Tertulis Kedua
5. Sebelum dilaksanakan pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat(3) diatas , yang bersangkutan memiliki hak Jawab sebanyak dua kali.
6. Pengambilan keputusan tentang pemberhentian status keanggotaan dikukuhkan oleh
surat keputusan DPP berdasarkan pengajuan usul DPC ditingkatannya melaluli DPD
diwilayah bersangkutan.
7. Apabila dipandang perlu DPC dapat memberikan Sanksi pemberhentian sementara
Status Keanggotaan yang selanjutnya dilaporkan kepada DPP melalui DPD
diwilayahnya.
8. Apabila dikemudian anggota yang dinyatakan gugur status keanggotaannya
menyatakan keberatan, maka yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada
DPP melalui DPD untuk kemudian dipertimbangkan didalam Musyawarah Nasional.
9. Pengaturan mengenai pemberhentian status keanggotaan diatur lebih lanjut melalui
peraturan Organisasi.
BAB II
DEWAN PIMPINAN
Pasal 5
Pasal 6
Badan-Badan Atau Lembaga Khusus
1. Dewan Pimpinan di setiap tingkatan dapat membentuk badan atau Lembaga Khusus
dalam rangka mendukung kinerja dan pelaksanaa program kerja yang satu arah satu
visi dan misi dari DPP
2. Badan dan atau Lembaga Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatas bersifat
tekhnis dan Operasional.
3. Komposisi kepengurusan badan atau lembaga khusus ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
disetiap tingkatan berdasarkan kompetensi, profesionalisme, keahlian dan
ketrerampilan.
4. Badan-badan dan atau lembaga khusus sebagaimana dimaksud diatas antara lain
adalah :
a. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum ( LKBH ) Perisai Kebenaran
b. Lembaga Avokasi Anak dan Perempuan
c. Badan Layanan Pengaduan Masyarakat
d. Badan Penyuluh, Konselor dan Tutor
e. Badan Terapi dan Rehabilitasi
f. Badan Ekonomi dan Koperasi serta Kreatif Masyarakat
g. Badan Penelitian dan Pengembangan
h. Badan Media dan Publikasi
i. Satuan Tugas ( SATGASNAS DPP ), SATGAS DPD/ DPC/ PAC/ RANTING
Pasal 7
Sekretariat Dewan Pimpinan
1. Untuk mendukung pelaksanaan fungsi dan tugas – tugas administrasi dan seketariatan,
Dewan Pimpinan disetiap tingkatan sesuai dengan kebutuhan dapat membentuk
seketariat yang bersifat non-struktural, dan dipimpin oleh Kepala Sekretariat dan di
bantu oleh beberapa orang staff.
2. Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatas bertanggung jawab kepada
Sekretaris Jenderal dan atau Sekretaris.
Pasal 8
Tugas Dan Wewenang Dewan Pimpinan
Tugas Pokok dan fungsi sebagaimana ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) pada pasal 7 diatas setidak-
tidaknya adalah sebagai berikut :
Pasal 9
Persyaratan Dewan Pimpinan
1. Untuk dapat di tetapkan menjadi Dewan Pimpinan, maka harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a. Diajukan secara tertulis oleh Dewan Pimpinan pada setiap tingkatan Dewan
Pimpinan
b. Berprestasi, memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap organisasi.
c. Memiliki Kompetensi dan terpanggil untuk menjadi seorang pengurus yang
berkarakter Kebangsaan, Nasionalis dan Patriotis.
d. Memiliki waktu yang cukup, loyalitas, dan berperan aktif untuk bersedia
berpartisipasi dalam setiap aktivitas organisasi
e. Menyatakan kesediaan secara tertulis dan melampirkan daftar riwayat hidup.
2. Untuk dapat dipilih menjadi Ketua pada setiap tingkatan maka selain memenuhi ayat
( 1 ) diatas calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Dalam tahap pemula yaitu perintisan Ketua, Sekretaris, Bendahara ditunjuk
langsung oleh Ketua Umum dan disahkan keanggotaannya serta surat keputusan
pengangkatannya berdasarkan musyawarah dan pendapat dari Sekretaris Jenderal
dan Dewan Pendiri minimal 1 ( satu ) orang.
b. Selanjutnya berdasarkan dukungan oleh sekurang – kurangnya 20 % peserta
musyawarah di setiap tingkatan.
c. Mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya.
d. Pernah menjadi pengurus Perisai Kebenaran Nasional di setiap tingkatan minimal
selama 1 ( satu ) periode yang di buktikan dengan Surat Keputusan ( SK ), dan atau
telah menjadi anggota selama minimal 5 tahun berturut- turut.
Menyampaikan daftar riwayat hidup, visi, misi dan rencana strategis kepada peserta
musyawarah.
Pasal 10
Masa Jabatan Dan Pemberhentian
1. Masa jabatan Dewan Pimpinan dalm tiap – tiap periode adalah 5 ( lima ) tahun
terhitung sejak tanggal ditetapkan dan disahkan oleh Munas.
2. Apabila terdapat Anggota Dewan Pimpinan atau Pengurus yang dinyatakan terbukti
melanggar ketentuan sebagaimana diatur pada AD/ ART, maka Dewan Pimpinan di
tingkatnya dapat memberhentikan sementara status kepengurusan yang bersangkutan.
3. Apabila Ketua Umum dipandang melanggar ketentuan AD/ ART, Peraturan Organisasi,
Haluan kebijakan dan atau keputusan Organisasi, maka dilaksanakan musyawarah
Nasional Luar Biasa berdasarkan permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 2/3
jumlah kepengurusan dan didukung oleh 3/4 jumlah DPD.
4. Apabila Ketua Dewan Pimpinan setiap tingkatan melakukan pelanggaran terhadap AD/
ART, peraturan Organisasi, haluan kebijakan dan atau keputusan organisasi, maka
Dewan Pimpinan 1 ( satu ) tingkat diatasnya dapat melaksanakan Musyawarah Luar
Biasa berdasarkan permintaan tertulis dari sekurang- kurangnya 2/3 jumlah
kepengurusan dan didukung oleh Dewan Pimpinan 1 ( satu ) tingkat dibawahnya.
5. Pemberhentian Anggota Dewan Pimimpin atau Pengurus sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) diatas di putuskan melalui rapat yang dilaksanakan secara khusus untuk hal
tersebut, dan melaporkannya kepada Dewan Pimpinan 1 ( satu ) diatasnya.
6. Pengukuhan atas pemeberhentian atas status anggota Dewan Pimpinan atau Pengurus
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) diatas dilaksanakan melalui Surat Keputusan
Dewan Pimpinan 1 ( satu ) tingkat diatasnya.
7. Apabila terdapat anggota Dewan Pimpinan atau Pengurus yang ternyata tidak dapat
mejalankan tugas dan kewajiban sebagaimana mestinya maka Dewan Pimpinan pada
tingkatnnya dapat menonaktifkan sementara status kepengurusan yang bersangkutan.
8. Penonaktifan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ). Dan ( 4 ) diatas dilaksanakan
setelah yang bersangkutuan menerima teguran secara lisan sebanyak 1 ( satu ) kali, dan
teguran secara tulisan sebanyak 2 ( dua ) kali.
9. Pelaksanaan ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian anggota Dewan Pimpinan
atau Pengurus diatur melalui peraturan organisasi yang khusus mengatur tentang hal
tersebut.
Pasal 11
Pembekuan Dewan Pimpinan
BAB III
RAPAT KERJA DEWAN PIMPINAN
Pasal 12
1. Rapat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diatas adalah sebagai berikut :
a) Rapat Pleno
1) Sebagai instansi pengambil keputusan tertinggi ditingkat Dewan Pimpinan
dalam rangka pengambilan keputusan strategis organisasi.
2) Dihadiri oleh sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah Pengurus.
3) Dilaksankannya 2 kali dalam setahun.
b) Rapat Harian
1) Sebagai instansi pengambilan keputusan tertinggi setelah Rapat Pleno dalam
rangka pengambilan keputusan strategis yang bersifat mendesak.
2) Dihadiri oleh sekurang- kurangnya 2/3 jumlah pengurus harian terdiri dari
Ketua, Wakil – Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil- Wakil Sekretaris, Bendahara dan
Wakil- Wakil Bendahara.
3) Dilaksankan sekurang- kurang 1 ( satu ) kali dalam 3 ( tiga ) bulan.
2. Setiap pelaksanaan Rapat, senantiasa disertai dengan daftar hadir dan Notulen Rapat
sebagai dokumen organisasi.
BAB IV
MUSYAWARAH
Pasal 13
Musyawarah Luar Biasa
Sebagaimana Diatur Didalam Anggaran Dasar Pasal 19, maka Musyawarah Luar Biasa
terdiri dari :
Pasal 14
Pasal 15
Mekanisme Musyawarah
Pasal 16
Pimpinan Sidang Musyawarah
1. Sidang-sidang Musyawarah pada setiap tingkatan dihantarkan oleh Dewan Pimpinan
disetiap Tingkatan sebagai Pimpinan Sidang Sementara.
2. Setelah Tata tertib Musyawarah disahkan, Pimpinan Sidang diserahkan kepada
Pimpinan Sidang Tetap.
3. Pimpinan sidang tetap berasal dan mewakili unsur peserta Musyawarah, yang
komposisinya ditetapkan melalui Tata Tertib.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 17
Sumber Keuangan
Sumber-sumber dana untuk pembiayaan organisasi berasal dari :
1. Iuran anggota
2. Kerjasama dengan Instansi Terkait
3. Kerjasama dengan pihak donor
4. Sumber-sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat
Pasal 18
Ketentuan dan Azas Pengelolaan Keuangan
1. Penetapan jumlah iuran anggota oleh DPP pada tingkat nasional dilakukan dalam
Rapat Pleno yang dihadiri oleh Dewan Penasehat.
2. Penetapan jumlah iuran anggota oleh Dewan Pimpinan disetiap tingkatan dilaksanakan
secara proporsional, dan melaporkannya kepada Dewan Pimpinan satu tingkat di
atasnya.
3. Pelaksanan kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud pada pasal 1 huruf b, c
diberitahukan atau dilaporkan kepada Dewan Penasehat untuk DPP, serta kepada
Dewan Pimpinan (1) satu tingkat di atasnya untuk DPD dan atau Dewan Pimpinan
dibawahnya.
BAB VI
HIMNE, SIMBOL DAN ATRIBUT
Pasal 19
Ketentuan Himne, Simbol dan Atribut
Pengaturan mengenai Himne, Simbol dan Atribut ditetapkan melalui Peraturan
Organisasi yang khusus mengatur tentang hal itu.
BAB VII
PERUBAHAN AD/ART
Pasal 20
1. Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan melalui forum Musyawarah Nasional.
2. Rencana perubahan mengenai AD/ART disampaikan kepada seluruh DPD dan DPC
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah Nasional.
BAB VIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 21
1. Pembubaran organisasi PERISAI KEBENARAN NASIONAL hanya dapat dilakukan
melalui forum Musyawarah Nasional yang secara khusus dilaksanakan untuk itu.
2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana ayat (1) diatas, diputuskan melalui Rapat DPP
yang dihadiri oleh seluruh DPD, seluruh Dewan Pendiri, dan seluruh Dewan Penasehat.
3. Keputusan mengenai pembubaran PERISAI KEBENARAN NASIONAL harus disetujui
oleh sekurang-kurangnya 3/4 peserta Musyawarah Nasional.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 22
Segala sesuatu ketentuan dalam penyelenggaraan organisasi pada setiap tingkatan Dewan
Pimpinan harus dapat menyesuaikan dalam waktu 6 (enam) bulan setelah Keputusan
AD/ART ini ditetapkan.
BAB X
PENUTUP
Pasal 23
1. Aturan Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar.
2. Aturan Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
3. Hal-hal yang belum di atur di dalam AD/ART ini akan diatur dan dijabarkan lebih
lanjut di dalam Peraturan Organisasi.