REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN
A. Latar Belakang;
B. Dasar Hukum;
C. Definisi Global;
D. Maksud dan Tujuan;
E. Sistem, Mekanisme dan Prosedur;
F. Jangka Waktu Penyelesaian;
G. Kebutuhan Sarana dan Prasarana;
H. Jumlah dan Kompetensi Pelaksana;
I. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan;
J. Instrumen Penilaian Kinerja.
KELIMA : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini berlaku pada tanggal
ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
perubahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkandi : Jakarta
padatanggal : 10 Februari 2021
REYNHARD SILITONGA
NRP 67090332
DRAF
1
DRAF
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang 3
B. Dasar Hukum 4
C. Definisi Global 5
D. Maksud dan Tujuan 6
E. Sistem, Mekanisme dan Prosedur 7
1. Sistem Penilaian dalam Revitalisasi 7
a. Tujuan 7
b. Karakteristik setiap Klasifikasi Lapas 8
c. Penilaian Pembinaan 11
2. Mekanisme Penilaian Pembinaan Narapidana 15
a. Pengumpulan Data 15
b. Pengisian 34
c. Penghitungan Skor 40
d. Pelaporan 41
3. Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana 42
F. Jangka Waktu Penyelesaian 44
G. Kebutuhan Sarana dan Prasarana 44
H. Jumlah dan Kompetensi Pelaksana 46
I. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan 48
J. Instrumen Penilaian Kinerja 50
Lampiran I. Format Pelaporan 56
Lampiran II. Format Post-test Pengetahuan (Pelatihan Keterampilan) 59
Lampiran III. Lembar Penilaian Diri Self-Assessment Narapidana Teroris 64
Lampiran IV. Lembar Penilaian Diri Self-Assessment Bandar Narkotika 69
Lampiran V. Standar Operasional Prosedur 73
2
DRAF
A. Latar Belakang
Pemasyarakatan merupakan proses untuk memulihkan hubungan antara
terpidana dengan masyarakat dengan cara membuat terpidana menyadari
perbuatannya dan kembali berlaku konformis di masyarakat.
Sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan, dinyatakan bahwa Pemasyarakatan bertujuan untuk
membuat Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan,
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat
diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab. Outputnya tidak lain ialah kembalinya narapidana
sebagai warga yang baik dan untuk melindungi masyarakat terhadap
kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh narapidana serta
merupakan penerapan dan bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
3
DRAF
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012
Tentang Perubahan Kedua dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M.01.PK-04.10 tahun 2007 tentang Wali
Pemasyarakatan;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
05.0T.01.01 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Kehakiman Nomor M-01-PR.07.03 Tahun 1985 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Assessment Risiko dan
Assessment Kebutuhan bagi Narapidana dan Klien Pemasyarakatan;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pengamanan Pada Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara;
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan
Rumah Tahanan Negara;
10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2016 tentang Sistem Database Pemasyarakatan;
4
DRAF
C. Definisi Global
1. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga
binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara
pembinaan yang merupakan bagian dari sistem pemidanaan dalam
tata peradilan pidana.
2. Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan adalah suatu upaya
mengoptimalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan sebagai bentuk
perlakuan terhadap Tahanan, Narapidana dan Klien serta
perlindungan atas hak kepemilikan terhadap barang bukti.
3. Petugas Pemasyarakatan adalah Pejabat Fungsional Penegak Hukum
yang melaksanakan tugas di bidang pembinaan, pengamanan, dan
pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
4. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Lapas adalah
institusi untuk melaksanakan pembinaan warga binaan
pemasyarakatan dan anak didik pemasyarakatan.
5. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lapas.
5
DRAF
6
DRAF
7
DRAF
Patuh Patuh
terhadap terhadap
hukum dan hukum dan
tata tertib tata tertib
Peningkatan Peningkatan
disiplin kompetensi
dan
kemampuan
diri
8
DRAF
9
DRAF
5) Lapas Multi-klasifikasi
a) Lapas yang belum ditetapkan dalam kepdirjen nomor:
PAS-15.PR.01.01 Tahun 2019 tentang Penetapan lembaga
Pemasyarakatan Pilot Project Maximum Security, Medium
Security, dan Minimum Security berlaku standar ini;
10
DRAF
c. Penilaian Pembinaan
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan
pembinaan, maka perlu dilakukan penilaian perubahan perilaku
yang objektif. Penilaian ini bertujuan untuk melihat respon
narapidana dalam menerima program pembinaan yang
tergambar pada perilakunya. Kesediaan narapidana untuk
menerima program pembinaan menjadi tolok ukur perubahan
perilaku narapidana tersebut. Hal ini merupakan langkah
progresif pemasyarakatan dalam menerapkan perlakuan
individual sebagai bagian dari evidence-based correctional
practice (praktik berbasis bukti atau data). Evidence-based
practice muncul pada awal abad ke-21 sebagai konsep yang telah
diujikan dapat mengurangi residivisme secara signifikan pada
penelitian terkait ‘what works’. Penelitian ini didasari pada
keresahan akan tingginya angka residivisme sebagai dampak
dari pendekatan offender-based (berbasis pelaku). Konsep
evidence-based practice merujuk pada praktek profesional
berdasarkan data/bukti penelitian yang memiliki strategi
intervensi ilmiah, dampak yang rasional, penelaahan sistematis,
uji statistik dan klinis yang signifikan dan data pendukung
lainnya. Praktek evidence-based practice ini sejalan dengan
tujuan dari Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan yang
ingin meningkatkan objektivitas penilaian perubahan perilaku.
11
DRAF
12
DRAF
Super
Program Maximum Medium Minimum
No Maximum
Pembinaan Security Security Security
Security
1 Kesadaran V V V V
beragama
2 Kesadaran hukum, V V V V
berbangsa dan
bernegara
3 Kemampuan V V V V
Intelektual
4 Kesehatan V V V V
Jasmani
5 Konseling dan V V V V
Rehabilitasi
1 Pelatihan X X V V
Keterampilan
2 Produksi X X V V
Barang/Jasa
1 Keberfungsian dan V V V V
rutinitas
2 Agresi V V V V
3 Pelanggaran V V V V
Hukum
13
DRAF
4 Kemampuan V V V V
mempengaruhi
5 Ekspresi simbolik V V V V
1 Depresi V V V V
2 Kecemasan V V V V
3 Psikosomatis V V V V
4 Malingering V V V V
14
DRAF
a. Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi adalah aktivitas pengamatan langsung terhadap suatu
objek yang ada di lingkungan. Kegiatan observasi didukung
dengan lembar pencatatan item perubahan perilaku yang perlu
diamati. Adapun pelaksanaan kegiatan observasi disesuaikan
dengan klasifikasi masing-masing Lapas.
a) Observasi di Lapas Super Maximum Security dilakukan
dengan pembatasan interaksi antara narapidana dan petugas
dengan pengamanan tinggi yang meliputi:
● Observasi perilaku melalui CCTV pada saat di sel tunggal,
ruang kunjungan, ruang konseling, pengawalan, dan
lingkungan Lapas lainnya;
● Observasi perilaku pada saat interaksi terbatas
(langsung) antara narapidana dengan petugas seperti
pada saat pengantaran dan pengambilan makanan,
pakaian dan buku bacaan; rekreasi (angin-angin);
pengontrolan medis keliling; pemotongan rambut, janggut
dan kuku; pengawalan; kunjungan; serta kegiatan
interaksi lainnya yang disertai pengamanan ketat.
15
DRAF
2) Wawancara
Wawancara adalah aktivitas tanya jawab antara dua pihak dalam
rangka mengumpulkan data dan informasi. Petugas
menggunakan item-item penilaian sebagai panduan dalam
melakukan wawancara. Adapun pelaksanaan kegiatan
wawancara disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing
Lapas.
a) Wawancara di Lapas Super Maximum Security dilakukan
dengan pembatasan interaksi dan pengamanan tinggi pada
saat kegiatan konseling; pengantaran dan pengambilan
makanan, pakaian dan buku bacaan; rekreasi (angin-angin);
pengontrolan medis; pemotongan rambut, janggut dan kuku;
serta kegiatan interaksi lainnya yang disertai pengamanan
ketat.
3) Studi dokumen
16
DRAF
4) Tes evaluasi
Tes evaluasi adalah serangkaian pertanyaan/latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
dan/atau sikap dari narapidana. Adapun pelaksanaan kegiatan
tes evaluasi disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing
Lapas.
a) Tes evaluasi di Lapas Super Maximum Security meliputi:
● Tes evaluasi dilakukan dalam kegiatan self-assessment:
● Pelaksanaan tes evaluasi dilakukan secara individual dan
didampingi dengan pengamanan ketat;
● Pelaksanaan tes evaluasi menggunakan sarana
prasarana yang tidak berpotensi mengganggu ketertiban
dan keamanan.
17
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
Kesadaran Membaca Membaca dan/atau 2x se- 2x se- 2x se- 1x se-
Beragama dan/atau belajar Al-Quran, minggu minggu minggu minggu
belajar Alkitab, dan lainnya
Kitab Suci sesuai dengan agama
masing-masing.
18
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
khotbah
19
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
20
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
21
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
MED MIN
Pelatihan Hadir tepat waktu Narapidana hadir kegiatan 1x sehari 1x sehari
Keterampilan pelatihan tepat waktu (hari kerja) (hari kerja)
sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
22
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
MED MIN
23
DRAF
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
MED MIN
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
24
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
25
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
26
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
27
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
dilakukan dengan
atau tanpa alat
bantu yang bertujuan
mengintimidasi
petugas, dan
menunjukkan upaya
yang dilakukan
secara kasar yang
bertujuan menyerang
petugas.
28
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
katan agar
melakukan
tindakan
melanggar
aturan
29
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
melakukan
aksi teror
seperti
memberi-
kan doktrin
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
Depresi Tidak mau Narapidana tampak 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-
bangun dari dalam posisi tidur hari hari hari hari
tempat tidur terus-menerus dan
tidak mau beranjak
dari tempat tidur.
30
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
istirahat pada
umumnya.
31
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
terhadap memusatkan
banyak hal perhatian, misalnya
saat mendapat atau
melakukan instruksi
tertentu dari petugas
(saat waktu pemberian
makan, pemberian
dan pengambilan
pakaian, alat mandi,
menyimpulkan
kembali isi ceramah
atau khotbah dan
buku bacaan, dll).
Potensi Bunuh Menyakiti Berbagai upaya yang 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-
Diri diri sendiri dilakukan untuk hari hari hari hari
menyakiti atau
melukai diri sendiri,
seperti memukul-
mukul badan sendiri,
32
DRAF
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
menggoreskan benda
tajam ke badan dll.
e) Pernyataan Komitmen
Frekuensi Bulanan
Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN
33
DRAF
b. Pengisian
Pengisian penilaian pembinaan narapidana dilaksanakan dengan
beberapa metode yaitu:
1) Pengisian secara manual, dilakukan pada instrumen excel
berdasarkan data yang terhimpun dari catatan hasil
pengamatan petugas dan alat dukung yang telah tersedia
(seperti alat fingerprint, CCTV, dan daftar hadir);
2) Pengisian dengan bantuan teknologi informasi, dilakukan
melalui Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) berdasarkan
data yang terhimpun melalui catatan pengamatan hasil petugas
dan alat dukung yang telah tersedia (seperti alat fingerprint,
CCTV, dan daftar hadir).
1) Demografi
Data demografi berupa isian terkait informasi dasar, latar
belakang dan kondisi narapidana. Pengisian data demografi
dapat merujuk dari jawaban narapidana, berkas pendukung dan
keterangan petugas. Informasi ini dapat dijadikan tambahan
data dalam penyusunan Litmas Penempatan serta pertimbangan
saat sidang TPP. Dalam pengisian data demografi terdapat dua
metode pengisian yaitu:
a) Pengetikan manual, contoh:
34
DRAF
35
DRAF
Metode
No. Indikator Penjelasan Pengisian Penggalian
Informasi
36
DRAF
37
DRAF
narapidana/
SDP
38
DRAF
4) Pernyataan Komitmen
a) Petugas mengisi item pernyataan komitmen sesuai dengan
39
DRAF
tanggal penilaian;
b) Item “menandatangani pernyataan kesetiaan terhadap NKRI”
berlaku untuk narapidana tindak pidana teroris;
c) Item “menandatangani pernyataan tidak terlibat dalam
jaringan narkoba” berlaku untuk narapidana tindak pidana
narkotika;
d) Isi kolom Frekuensi dengan angka ‘1’ ketika item kegiatan
diselenggarakan, dan isi angka ‘0’ ketika item tidak
diselenggarakan;
e) Pengisian item dilakukan dengan cara mengetik angka ‘1’
(satu) hanya jika narapidana menunjukkan perilaku sesuai
item observasi. Jika narapidana tidak menunjukkan perilaku
sesuai item observasi, harap dikosongkan;
f) Penilaian item hanya dilakukan ketika narapidana sudah siap
diturunkan pada Lapas dengan klasifikasi risiko yang lebih
6) Rangkuman Penilaian
a) Rangkuman penilaian berisi seluruh data skor penilaian
narapidana selama 12 bulan;
b) Petugas dapat melihat perubahan perilaku narapidana pada
dokumen rangkuman ini;
c) Rangkuman ditandatangani oleh Kasi/Kasubsi Binadik dan
Wali Pemasyarakatan yang bertugas.
c. Penghitungan Skor
1) Penghitungan skor adalah proses mengubah hasil temuan
data menjadi nilai kuantitatif yang akan menghasilkan skor
penilaian pembinaan narapidana;
40
DRAF
d. Pelaporan
Pelaporan hasil penilaian pembinaan narapidana dilakukan
setiap bulan secara berjenjang:
1) Petugas Pembinaan melaporkan hasil penilaian pembinaan
narapidana kepada Kepala Seksi Pembinaan;
41
DRAF
42
DRAF
Simbol yang digunakan dalam SOP hanya terdiri dari 5 (lima) simbol,
yaitu: 4 (empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowcharts)
dan 1 (satu) simbol penghubung ganti halaman (Off-Page Connector).
Kelima simbol yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut:
43
DRAF
44
DRAF
Komputer 3
CCTV Menyesuaikan
jumlah kamar,
ruangan dan
1
kebutuhan
pengamanan
lainnya
Komputer 3
CCTV Menyesuaikan
jumlah kamar,
ruangan dan
1
kebutuhan
pengamanan
lainnya
45
DRAF
Komputer 3
Komputer Untuk
3
pembinaan
46
DRAF
- Menguasai teknik
pengumpulan data penilaian
seperti observasi, wawancara,
tes evaluasi, dll
- Merupakan petugas wali atau
asesor di Lembaga
Pemasyarakatan sesuai
syarat pada regulasi yang
berlaku. Apabila tidak
memenuhi syarat, maka
petugas yang cakap dan
mampu dapat diangkat
sebagai Asisten Wali.
Kualifikasi:
- Mampu mengoperasikan
komputer
- Mengetahui cara penggunaan
instrumen SPPN
47
DRAF
- Menguasai teknik
pengumpulan data penilaian
seperti observasi, wawancara,
tes evaluasi, dll
48
DRAF
49
DRAF
50
DRAF
2. Prosedur
a. Penyebaran instrumen penilaian mandiri ke UPT Pemasyarakatan
b. UPT mengisi instrumen penilaian mandiri, untuk menilai
pemenuhan dari setiap fungsi pemasyarakatan
c. Divisi Pemasyarakatan kemudian memeriksa dan memverifikasi
hasil pengisian dari UPT untuk melihat kesesuaian dan
kebenaran dari data dan fakta di lapangan dengan data yang
diisikan oleh UPT di dalam instrumen penilaian mandiri.
d. Dari hasil verifikasi ini, Divisi Pemasyarakatan kemudian
melaporkan jumlah UPT yang sudah sesuai standar untuk
wilayahnya berdasarkan hasil pengisian instrumen penilaian
mandiri yang sudah diverifikasi oleh Divisi Pemasyarakatan.
e. Direktorat teknis di Dirjen Pemasyarakatan kemudian
merekapitulasi laporan dari Divisi Pemasyarakatan untuk
mendapatkan data jumlah UPT Pemasyarakatan yang sudah
melakukan pelayanan sesuai standar. Bila diperlukan, Direktorat
Teknis melakukan uji petik ke beberapa UPT Pemasyarakatan
dan Divisi Pemasyarakatan Pemasyarakatan untuk
memverifikasi laporan dari Divisi Pemasyarakatan.
f. Direktorat Teknis di Dirjen Pemasyarakatan kemudian
melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil laporan pengisian
kuesioner oleh UPT Pemasyarakatan.
Hasil dari pengisian kuesioner oleh UPT Pemasyarakatan yang
sudah diverifikasi oleh Divisi Pemasyarakatan Pemasyarakatan
kemudian dianalisis dan dievaluasi oleh unit teknis di Ditjen
Pemasyarakatan untuk menilai implementasi dari standar
pemasyarakatan oleh UPT Pemasyarakatan. Hasil evaluasi
kemudian dilaporkan oleh Kepala Seksi Evalap di masing-masing
Direktorat untuk kemudian direkapitulasi dan dikumpulkan ke
Kasubag Evalap Sesditjen PAS.
Nama UPT
Klasifikasi Lapas
51
DRAF
Jumlah Narapidana
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (√)pada kotak yang telah disediakan
Persentase Narapidana
No. Pernyataan 0% – 21 – 41 – 61 – 81 –
20% 40% 60% 80% 100%
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian terkait
pembinaan
kepribadian
2. Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian terkait
pembinaan
kemandirian
3. Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian perilaku
terkait sikap
4 Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian perilaku
terkait kondisi mental
Keterangan:
Nilai ≥ 16 = Baik
Nilai 6 – 15 = Cukup
Nilai ≤ 5 = Kurang
52
DRAF
Ketersediaan
Ada
No. Nama SOP
Tidak
Tidak ada
Dilakukan
dilakukan (Nilai: 0)
(Nilai: 2)
(Nilai: 1)
TOTAL NILAI
Keterangan:
Nilai ≥ 9 = Baik
Nilai 5 – 8 = Cukup
Nilai ≤ 4 = Kurang
Ketersediaan
53
DRAF
Ketersediaan
4. Komputer
5. Tablet
6. CCTV
TOTAL NILAI
Keterangan:
Nilai ≥ 6 = Baik
Nilai 4 – 5 = Cukup
Nilai ≤ 3 = Kurang
Ketersediaan
No. Pernyataan
0 1-3 ≥4
(0) (1) (2)
54
DRAF
Ketersediaan
No. Pernyataan
0 1-3 ≥4
(0) (1) (2)
TOTAL NILAI
Keterangan:
Nilai ≥ 14 = Baik
Nilai 11 – 13 = Cukup
Nilai ≤ 10 = Kurang
55
DRAF
Nama Narapidana :
Lapas :
Tempat Lahir :
Tanggal Lahir :
Usia :
* : lingkari yang sesuai
Kesadaran Beragama :
Kesadaran Hukum,
Berbangsa, dan :
Bernegara
56
DRAF
Kemampuan Intelektual :
Kesehatan Jasmani :
Konseling dan
:
Rehabilitasi
Kunjungan :
Catatan Wali/Asesor :
Kegiatan Kemandirian
:
yang Diikuti
Pelatihan Keterampilan :
Produksi Barang/Jasa :
Catatan Wali/Asesor :
C. Penilaian Sikap
Keberfungsian dan
:
Rutinitas
Agresi :
Pelanggaran Hukum :
Kemampuan
:
Mempengaruhi
Ekspresi Simbolik :
57
DRAF
Catatan Wali/Asesor :
Depresi :
Kecemasan :
Psikosomatis :
Malingering :
Catatan Wali/Asesor :
REKOMENDASI
Mengetahui,
NAMA NAMA
NIP NIP
58
DRAF
Nama Narapidana :
Lapas :
Pelatihan keterampilan
:
yang diikuti
A. PENGETAHUAN
Pertanyaan Skor
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
59
DRAF
Jawaban:
Total Skor
60
DRAF
61
DRAF
B. KEAHLIAN
Formulir Penilaian Keahlian
No.
Tahapan Pelatihan Keterampilan Skor
Tahapan
(b) (c)
(a)
Jumlah skor …
Penjelasan Formulir:
(a) Isi kolom ini dengan nomor urut sesuai jumlah tahapan/proses kegiatan
pelatihan keterampilan
(b) Isi kolom ini dengan judul tapahan/proses kegiatan pelatihan
keterampilan secara berurutan
(c) Isi kolom ini dengan Skor yang diberikan terhadap keahlian narapidana
dalam melaksanakan tahapan terkait sesuai dengan indikator pemberian
skor
Indikator Pemberian Skor
● Skor 0: Jika narapidana tidak bersedia melaksanakan tahapan terkait
sesuai instruksi
● Skor 1: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
dengan bantuan/pendampingan petugas
● Skor 2: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
tanpa bantuan/pendampingan petugas
● Skor 3: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
tanpa bantuan/pendampingan petugas dan mampu mencari solusi
mandiri jika terdapat hambatan
● Skor 4: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
tanpa bantuan/pendampingan petugas, mampu mencari solusi mandiri
jika terdapat hambatan dan mampu menghasilkan keluaran/hasil
pelatihan sesuai standar
62
DRAF
Jumlah Tahapan …
Interpretasi:
0: Tidak baik
1: Kurang baik
2: Cukup baik
3: Baik
4: Sangat Baik
63
DRAF
Bacalah setiap pertanyaan yang ada, kemudian berilah tanda “✔” pada
salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda.
Contoh Pengisian:
NO PERNYATAAN STS TS S SS
✔
1 Saya adalah orang yang jujur
Keterangan:
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
B. IDENTITAS
Nama :
Nama :
Panggilan
Tanggal Lahir :
Pasal Pidana :
Rutan/Lapas :
C. PERNYATAAN
64
NO PERNYATAAN STS TS S SS
65
NO PERNYATAAN STS TS S SS
keluarga atau teman saya
66
NO PERNYATAAN STS TS S SS
akhirat
67
NO PERNYATAAN STS TS S SS
68
Lampiran IV. Lembar Penilaian Diri Self-Assessment Bandar Narkotika
NO PERNYATAAN STS TS S SS
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
A. IDENTITAS
Nama :
Nama :
Panggilan
Tanggal :
Lahir
Pasal Pidana :
Rutan/Lapas :
69
B. PERNYATAAN
KETERANGAN:
Pekerjaan yang dimaksud merujuk pada putusan pidana dengan narkoba
sebagai komoditas yang diperjualbelikan
NO PERNYATAAN STS TS S SS
70
NO PERNYATAAN STS TS S SS
Saya khawatir saya dan keluarga menerima
20 ancaman jika saya keluar dari
kelompok/jaringan/sindikat narkoba
Pengguna narkoba jauh lebih bersalah daripada
21
pengedar dan bandar
Mengedarkan narkoba dalam jumlah sedikit
22
tidak masalah
Saya berjasa menolong orang-orang yang
23
membutuhkan narkoba
Saya bangga apabila saya dapat merekrut
24 banyak agen/kurir dalam mengembangkan
bisnis ini
Pengedar dan bandar hanya perantara, yang
25 bersalah adalah orang yang menggunakan
narkoba
Barang-barang mewah mudah didapat ketika
26
saya menjalani pekerjaan ini
Keluarga saya tidak peduli dengan kehidupan
27
saya
Saya sedih jika teman-teman meninggalkan saya
28
jika berhenti dari pekerjaan ini
Saya malu jika saya berhenti, saya dan keluarga
29
direndahkan karena status ekonomi saya
Selama memiliki uang dan kekuasaan,
30
peredaran narkoba akan tetap aman
Penggunaan narkoba untuk tujuan kesehatan
31
tidak masalah dan membawa dampak baik
Pekerjaan ini merupakan sumber mata
32
pencaharian terbesar bagi saya
Saya tidak perlu merasa bersalah karena
33 keputusan pembeli adalah tanggung jawab
masing-masing
Tidak masalah mengedarkan narkoba asalkan
34
tidak ketahuan
Saya bangga menjalani pekerjaan ini karena
35
memiliki banyak uang, teman, dan kekuasaan
Saya tetap menjalani pekerjaan ini jika banyak
36
yang membutuhkan narkoba
Menjual narkoba di lingkungan saya merupakan
37
hal yang wajar
Saya malu jika keluarga saya tahu tentang
38
pekerjaan saya
Saya merasa marah karena kecerobohan
39 kurir/agen narkoba saya harus menjalani
hukuman pidana
71
NO PERNYATAAN STS TS S SS
Bahaya narkoba adalah tanggung jawab pribadi,
40
bukan tanggung jawab bersama
Saya takut kehilangan harta jika saya berhenti
41
dari pekerjaan ini
Saya bangga bisa membantu orang-orang yang
42
sangat membutuhkan narkoba
Keluarga saya tidak mengetahui pekerjaan saya
43
ini
~Mohon cek kembali setiap pertanyaan sudah terjawab~
72
Lampiran V. Standar Operasional Prosedur
1. SOP Pengangkatan Wali Pemasyarakatan
Nomor SOP
Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh
75
76
3. SOP Penginputan dan Penormaan Penilaian Pembinaan Narapidana
77
78
4. SOP Pelaporan Penilaian Pembinaan Narapidana
79
80
81