Anda di halaman 1dari 109

i

SISTEM PENENILAIAN PEMBINAAN NARAPIDANA


(SPPN)
Bagi petugas di Lapas Super Maximum, Maximum, Medium dan Minimum Security

PENANGGUNG JAWAB
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

TIM PENYUSUN
Direktorat Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi
Thurman Saud Marojahan Hutapea, Bc.I.P., SH., M.Hum.
Zainal Arifin, S.Sos., M.Si.
Catur Budi Fatayatin, Bc.IP, SH, M.Si
Kadek Anton Budiharta, A.Md.IP, SH, MH
Aris Munandar, A.Md.IP, S.Sos, M.Si
Jaya Kartika, SH
Wenny Maria, SE., MM.
Melyana, Bc.I.P., S.I.P., M.Si.
Septy Juwita Agustin Br Tobing, S.I.P., M.A
Meiky Mendra, A.Md.I.P., SH., M.Si.
Wahyu Trah Utomo, A.Md.I.P., S.Sos, M.Si.
Nurweni, SH
Yulia Wahyuningsih, S.Pd
Agung Indrawiria Negara, SE

Center for Detention Studies


M. Ali Aranoval, SH
Gatot Goei, SH., MH
Lollong Manting, SS., MM
Dewi Indriana, S.Sos
Siwi Sarita, S.Psi
Mutiara Prasetyo Sintesana, S.Psi

DITERBITKAN OLEH:
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kementerian Hukum dan HAM RI
Jl. Veteran Nomor 11, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3857 611

TAHUN 2021

ii
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: PAS-10.OT.02.02 TAHUN 2021

TENTANG
SISTEM PENILAIAN PEMBINAAN NARAPIDANA

DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas


pembinaan narapidana yang menerapkan evidence-
based correctional treatment sehingga dapat mendorong
objektivitas dan akuntabilitas dari penilaian
narapidana;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan
HAM Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan yang
mengamanatkan pemberian pembinaan narapidana
perlu disesuaikan dengan tingkat risiko dan kebutuhan
narapidana;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan tentang Sistem Penilaian Pembinaan
Narapidana.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun


1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

iii
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara
Tahun1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4843);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5332);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1983 Nomor 36. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3258);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan
Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3842);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang
Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3846);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 1999 tentang Syarat-syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Wewenang Tugas dan Tanggung Jawab
Perawatan Tahanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 112 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3858);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan
Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 225, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5359);
9. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1685);

iv
11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2017 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1752).

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN
TENTANG SISTEM PENILAIAN PEMBINAAN NARAPIDANA.

KESATU : Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana adalah


pedoman dalam melaksanakan penilaian pembinaan
narapidana dengan metode pengamatan perilaku
sebagaimana tercantum pada lampiran dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana sebagaimana


dimaksud pada diktum KESATU bertujuan untuk
meningkatkan objektivitas penilaian perubahan perilaku
narapidana dalam pelaksanaan pembinaan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat risiko narapidana.

KETIGA : Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana sebagaimana


dimaksud pada diktum KESATU dilaksanakan
berdasarkan:

1. Observasi perilaku narapidana baik secara langsung


ataupun tidak langsung;
2. Wawancara secara langsung dengan narapidana;
3. Melakukan penelusuran dan pengkajian dokumen
yang berisi tentang data dan informasi narapidana;
4. Melaksanakan serangkaian tes evaluasi untuk
mengukur sikap narapidana, keterampilan dan
pengetahuan.
KEEMPAT : Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana sebagaimana
dimaksud pada diktum KESATU disusun dalam pedoman
dengan sistematika sebagai berikut:

v
A. Latar Belakang;
B. Dasar Hukum;
C. Definisi Global;
D. Maksud dan Tujuan;
E. Sistem, Mekanisme dan Prosedur;
F. Jangka Waktu Penyelesaian;
G. Kebutuhan Sarana dan Prasarana;
H. Jumlah dan Kompetensi Pelaksana;
I. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan;
J. Instrumen Penilaian Kinerja.
KELIMA : Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini berlaku
pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat perubahan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
padatanggal : 10 Februari 2021

DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN,

REYNHARD SILITONGA
NRP 67090332

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya sehingga Standar Sistem
Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN) bagi Petugas di Lapas Super
Maximum, Maximum, Medium, dan Minimum Security telah selesai
disusun.

Standar SPPN ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada


petugas pemasyarakatan dalam penyelenggaraan pembinaan dan
penilaian terhadap perilaku narapidana yang mengedepankan
objektivitas. Penilaian terhadap perilaku narapidana dilakukan
berdasarkan data-data akurat yang ada di lapangan dan tercatat, dengan
menggunakan pendekatan evidence-based correctional treatment atau
pembinaan berdasarkan fakta. Pada akhirnya, penilaian yang objektif dan
terukur terhadap perubahan perilaku narapidana ini akan mendorong
pemenuhan hak-hak narapidana dan kebutuhan program pembinaan
serta pengawasan yang sesuai dengan aspek-aspek narapidana yang
sudah dinilai. Sehingga optimalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan di
bidang pembinaan narapidana akan dapat terwujud dengan lebih baik.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada


seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyusunan
Standar SPPN ini. Selanjutnya kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan standar ini. Oleh karena itu kami sangat
mengapresiasi kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaannya.

Semoga Allah SWT melindungi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 Februari 2021


Direktur Pembinaan Narapidana
dan Latihan Kerja Produksi,

Thurman SM Hutapea
NIP.19621018 198603 1 001

vii
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penyusunan Standar Sistem Penilaian Pembinaan
Narapidana (SPPN) bagi Petugas di Lapas Super Maximum, Maximum,
Medium, dan Minimum Security dapat diselesaikan dengan baik. Standar
SPPN ini mengatur sistematika, mekanisme, dan prosedur penilaian
pembinaan narapidana. Penilaian terhadap narapidana ini sejatinya
sejalan dengan tujuan pemasyarakatan yakni membentuk narapidana
agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki
diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat.

Sehubungan dengan usaha mengembalikan narapidana ke tengah-


tengah masyarakat dan sekaligus mencegah narapidana mengulangi
kejahatannya, seperti yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan, hakikatnya telah menjadi kewajiban petugas
pemasyarakatan untuk memberikan pembinaan mental, sosial dan
keterampilan kerja yang memadai untuk menjadi bekal kehidupan
narapidana setelah kembali ke masyarakat. Seiring dengan
perkembangan zaman, wujud pembinaan tersebut perlu ditingkatkan
kualitasnya. Peningkatan kualitas dalam fungsi pembinaan ini
dilakukan dengan mendorong perubahan perilaku dan menurunkan
tingkat risiko narapidana dengan mekanisme yang terukur dan objektif
sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No.35 tahun
2018 tentang Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan. Dengan
demikian, Standar SPPN ini hadir sebagai strategi penyelenggaraan
pembinaan dan penilaian terhadap narapidana yang mengedepankan
objektivitas. Penilaian terhadap perilaku narapidana dilakukan
berdasarkan data-data akurat yang ada di lapangan dan tercatat,
dengan menjunjung evidence-based correctional treatment atau
pembinaan berdasarkan fakta.

viii
Standar SPPN ini merupakan buku yang terbuka yang setiap waktu
menjadi pelajaran dan pembelajaran. Harapannya Standar SPPN ini
mampu menjadi acuan dan pedoman bagi seluruh petugas
pemasyarakatan dalam menjalankan pembinaan terhadap narapidana
dengan mengedepankan objektivitas penilaian. Akhirnya, saya haturkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dan mendukung
terwujudnya standar ini. Semoga standar ini dapat berguna sebaik-
baiknya bagi kemajuan penyelenggaraan pemasyarakatan.

Jakarta, 10 Februari 2021


Direktur Jenderal Pemasyarakatan,

Reynhard Silitonga
NRP 67090332

ix
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN .................................................................................................. ii


KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN .................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
SAMBUTAN ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Dasar Hukum ............................................................................................... 2
C. Definisi Global .............................................................................................. 3
D. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 5
E. Sistem, Mekanisme dan Prosedur .................................................................. 5
1. Sistem Penilaian dalam Revitalisasi ............................................................ 5
a. Tujuan.................................................................................................... 6
b. Karakteristik setiap Klasifikasi Lapas ....................................................... 6
c. Penilaian Pembinaan ............................................................................... 9
2. Mekanisme Penilaian Pembinaan Narapidana ........................................... 14
a. Pengumpulan Data ............................................................................... 14
b. Pengisian .............................................................................................. 34
c. Penghitungan Skor ................................................................................ 40
d. Pelaporan ............................................................................................. 41
3. Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana ............................................... 42
F. Jangka Waktu Penyelesaian ........................................................................ 44
G. Kebutuhan Sarana dan Prasarana ............................................................... 44
H. Jumlah dan Kompetensi Pelaksana.............................................................. 46
I. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan .................................................................... 48
J. Instrumen Penilaian Kinerja......................................................................... 50
Lampiran I. Instrumen Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana ........................ 56
Lampiran II. Format Post-test Pengetahuan (Pelatihan Keterampilan) .................. 57
Lampiran III. Lembar Penilaian Diri Self-Assessment .......................................... 62
A. LEMBAR SELF-ASSESSMENT NARAPIDANA TERORIS ............................... 63
B. LEMBAR SELF-ASSESSMENT NARAPIDANA BANDAR NARKOTIKA............. 67
Lampiran IV. Format Surat Pernyataan .............................................................. 71
1. Surat Pernyataan NKRI ............................................................................ 71
2. Surat Pernyataan Tidak Terlibat Jaringan Narkoba ................................... 73
Lampiran V. Standar Operasional Prosedur ........................................................ 77
A. Prosedur Pengangkatan Wali Pemasyarakatan .......................................... 77
B. Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana ............................................... 79
C. Prosedur Pernyataan Komitmen Narapidana ............................................. 85

x
A. Latar Belakang
Pemasyarakatan merupakan proses untuk memulihkan hubungan
antara terpidana dengan masyarakat dengan cara membuat terpidana
menyadari perbuatannya dan kembali ke masyarakat sebagai warga
negara yang sadar dan taat hukum. Sebagaimana tercantum dalam UU
Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dinyatakan bahwa
Pemasyarakatan bertujuan untuk membuat Warga Binaan
Pemasyarakatan menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung
jawab. Narapidana diharapkan bisa kembali menjadi warga yang baik
dan untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan diulanginya
tindak pidana oleh narapidana serta merupakan penerapan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Sehubungan dengan usaha mengembalikan narapidana ke tengah-


tengah masyarakat dan sekaligus mencegah narapidana mengulangi
kejahatannya, maka menjadi kewajiban petugas pemasyarakatan untuk
memberikan pembinaan mental, sosial dan keterampilan kerja yang
memadai untuk menjadi bekal kehidupannya kelak. Penyelenggaraan
kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan
dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan yang membagi
program pembinaan menjadi pembinaan kepribadian dan pembinaan
kemandirian.

Seiring dengan perkembangan zaman, program pembinaan bagi


narapidana di lembaga pemasyarakatan semakin mengalami kemajuan.
Melalui Permenkumham Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan dinyatakan bahwa penyelenggaraan
revitalisasi pembinaan dilaksanakan guna meningkatkan kualitas fungsi
Pembinaan Narapidana dalam mendorong perubahan perilaku dan
penurunan tingkat risiko Narapidana. Penyelenggaraan kegiatan
pembinaan tersebut terwujud dalam klasifikasi lembaga pemasyarakatan
berdasarkan tingkat risiko dan kebutuhan, yakni Lapas Super Maximum
Security, Lapas Maximum Security, Lapas Medium Security dan Lapas
Minimum Security. Pembagian klasifikasi ini merupakan langkah
progresif pemasyarakatan dalam menerapkan perlakuan individual
sebagai bagian dari evidence-based correctional treatment (pembinaan
berbasis bukti atau data) untuk mendorong objektivitas dan
akuntabilitas dari penilaian narapidana. Proses tersebut dimulai dengan

1
melakukan asesmen risiko dan asesmen kebutuhan terhadap
narapidana. Asesmen risiko dilakukan untuk memberikan rekomendasi
penempatan atau pemindahan sedangkan asesmen kebutuhan
digunakan untuk memberikan rekomendasi program pembinaan bagi
narapidana. Selanjutnya, untuk mengetahui respon narapidana
terhadap program pembinaan yang dilakukan maka perlu
diselenggarakan kegiatan penilaian terkait perubahan perilaku dan
perkembangan narapidana. Sehubungan dengan kebutuhan tersebut,
disusunlah “Standar Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana” sebagai
acuan petugas pemasyarakatan dalam melakukan penilaian pembinaan
pada setiap klasifikasi lapas.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999
tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012
Tentang Perubahan Kedua dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M.01.PK-04.10 tahun 2007 tentang Wali
Pemasyarakatan;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
05.0T.01.01 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Kehakiman Nomor M-01-PR.07.03 Tahun 1985 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Assessment Risiko dan
Assessment Kebutuhan bagi Narapidana dan Klien Pemasyarakatan;
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pengamanan Pada Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara;

2
10. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan
Rumah Tahanan Negara;
11. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2016 tentang Sistem Database Pemasyarakatan;
12. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan;
13. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2018 tentang Cetak Biru Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan Tahun 2019-2023;
14. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02-
PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan
Tahanan;
15. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: M.HH-02.PK.01.02.02 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Kerja Lembaga Pemasyarakatan Khusus Bagi Narapidana
Resiko Tinggi (High Risk) Kategori Bandar Narkotika;
16. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor: M.HH-02.PK.01.02.02 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Kerja Lembaga Pemasyarakatan Khusus Bagi Narapidana
Resiko Tinggi (High Risk) Kategori Teroris;
17. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PAS-24.OT.02.02
Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan bagi
Narapidana Kategori Risiko Tinggi (High Risk) pada Lembaga
Pemasyarakatan Khusus;
18. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PAS-15.PR.01.01
Tahun 2019 tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Pilot
Project Maximum Security, Medium Security, dan Minimum Security.

C. Definisi Global
1. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan
warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan,
dan cara pembinaan yang merupakan bagian dari sistem
pemidanaan dalam tata peradilan pidana.

3
2. Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan adalah suatu upaya
mengoptimalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan sebagai bentuk
perlakuan terhadap Tahanan, Narapidana dan Klien serta
perlindungan atas hak kepemilikan terhadap barang bukti.
3. Petugas Pemasyarakatan adalah Pejabat Fungsional Penegak
Hukum yang melaksanakan tugas di bidang pembinaan,
pengamanan, dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
4. Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Lapas adalah
institusi untuk melaksanakan pembinaan warga binaan
pemasyarakatan dan anak didik pemasyarakatan.
5. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lapas.
6. Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan
perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan
Anak Didik Pemasyarakatan.
7. Standar Pemasyarakatan adalah serangkaian peraturan dan
instruksi tertulis yang dibakukan terkait berbagai proses
penyelenggaraan pelayanan pemasyarakatan yang mengatur
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
harus dilakukan, apa dan bagaimana instrumen monitoringnya
serta bagaimana evaluasi yang dilakukan, untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan pelaksanaan standar pemasyarakatan.
8. Tim Pengamat Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut TPP
adalah Tim yang bertugas memberikan saran mengenai program
pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan.
9. Penilaian pembinaan adalah kegiatan mengamati, mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasikan sikap dan perilaku
narapidana untuk mengetahui perubahan dan perkembangan
narapidana sebagai hasil dari program pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan.
10. Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu
dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau lingkungannya
yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
11. Lapas Super Maximum Security menjalankan program Pembinaan
bagi Narapidana tingkat risiko tinggi untuk mendorong perubahan
perilaku dan penurunan tingkat risiko.
12. Lapas Maximum Security menjalankan program Pembinaan
Narapidana untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku
Narapidana yang sadar akan kesalahan, patuh terhadap hukum dan
tata tertib serta peningkatan disiplin.
13. Lapas Medium Security menjalankan program Pembinaan
Narapidana untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku yang

4
sadar akan kesalahan, patuh terhadap hukum dan tata tertib serta
meningkatkan kompetensi dan kemampuan diri Narapidana.
14. Lapas Minimum Security menjalankan program Pembinaan
Narapidana untuk membentuk perubahan sikap dan perilaku,
meningkatkan kemandirian dan produktivitas Narapidana.

D. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan standar sistem penilaian pembinaan
narapidana ini adalah untuk memberikan petunjuk kepada petugas
pemasyarakatan dalam melakukan penilaian terhadap perilaku
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.

Tujuan disusunnya standar sistem penilaian pembinaan narapidana


antara lain:
1. Terselenggaranya penilaian pembinaan narapidana melalui
pengamatan perilaku yang terukur dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam rangka pemenuhan hak narapidana;
2. Terselenggaranya pembinaan narapidana yang sesuai dengan
kebutuhan individual.

E. Sistem, Mekanisme dan Prosedur


1. Sistem Penilaian dalam Revitalisasi
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1995 bahwa sistem pemasyarakatan bertujuan untuk membentuk
warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi
tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat
hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Sejalan dengan tujuan tersebut, dalam pasal 2 Permenkumham
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi Penyelenggaraan
Pemasyarakatan dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan
pemasyarakatan adalah meningkatkan objektivitas penilaian
perubahan perilaku narapidana dalam pelaksanaan pembinaan.
Secara lebih spesifik, dijelaskan pula tujuan dari revitalisasi
pembinaan yaitu untuk meningkatkan kualitas fungsi Pembinaan
Narapidana dalam mendorong perubahan perilaku dan penurunan
tingkat risiko Narapidana. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
revitalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan diselenggarakan di
Lapas Super Maximum Security, Lapas Maximum Security, Lapas
Medium Security dan Lapas Minimum Security. Setiap klasifikasi lapas

5
memiliki tujuan, klasifikasi, serta penilaian pembinaan yang berbeda
satu dengan yang lain:
a. Tujuan
Dalam setiap tingkatan klasifikasi Lapas terdapat tujuan yang
menjadi fokus pembinaan untuk dicapai. Hal ini yang kemudian
menjadi acuan bagi penyelenggaraan pembinaan serta penilaian
pembinaan.

Super Maximum Medium Minimum


Maximum Security Security Security
Security

Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan


sikap dan sikap dan sikap dan sikap dan
perilaku perilaku perilaku perilaku

Penurunan Sadar akan Sadar akan Peningkatan


tingkat kesalahan kesalahan kemandirian
risiko dan
produktivitas

Patuh Patuh
terhadap terhadap
hukum dan hukum dan
tata tertib tata tertib

Peningkatan Peningkatan
disiplin kompetensi
dan
kemampuan
diri

b. Karakteristik setiap Klasifikasi Lapas


Setiap klasifikasi lapas mengampu narapidana yang telah
diklasifikasikan berdasarkan karakteristik tingkat risiko,
kebutuhan serta tingkat pengamanan dan pengawasan pada
setiap klasifikasi lapas. Karakteristik ini yang menjadikan
penempatan, penyelenggaraan pembinaan, dan metode
penilaian pembinaan menjadi berbeda pada setiap kategori
Lapas.

6
1) Lapas Super Maximum Security
a) Pembinaan diselenggarakan bagi narapidana tingkat
risiko tinggi, yakni narapidana yang membahayakan
keamanan negara dan/atau narapidana yang
membahayakan keselamatan masyarakat;
b) Narapidana ditempatkan masing-masing dalam satu
kamar hunian;
c) Penyelenggaraan program pembinaan narapidana
dilaksanakan menggunakan metode pemisahan secara
individual untuk mengetahui konsep kesadaran dirinya
terhadap perilaku berisiko tinggi guna melindungi
masyarakat dari pengaruh buruk;
d) Pemindahan narapidana ke Lapas Super Maximum
Security harus seizin Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan;
e) Sikap dan perilaku narapidana pada Lapas Super
Maximum Security diamati dan dicatat setiap hari melalui
metode seperti observasi dari CCTV, studi dokumen dan
wawancara dengan dengan pengamanan tinggi dan
pembatasan interaksi antara narapidana dan petugas
pemasyarakatan.

2) Lapas Maximum Security


a) Pembinaan diselenggarakan bagi narapidana dengan
kategori:
i) terpidana yang ditempatkan pada Lapas Maximum
Security berdasarkan hasil Litmas; dan
ii) Narapidana dari Lapas Super Maximum Security
yang telah menunjukkan perubahan sikap dan
perilaku serta penurunan tingkat risiko sesuai
dengan hasil penilaian dan Litmas yang
direkomendasikan pada sidang tim pengamat
pemasyarakatan;
iii) Narapidana yang dipindahkan karena
menunjukkan peningkatan tingkat risiko dari
Lapas Medium atau Minimum Security;
b) Narapidana ditempatkan secara berkelompok atau
komunal terbatas pada blok hunian dengan
memperhatikan jenis kelamin, risiko pengulangan tindak
pidana, risiko keselamatan dan keamanan, dan bentuk
kegiatan pembinaan narapidana;

7
c) Penyelenggaraan program pembinaan narapidana
dilaksanakan dengan metode observasi dalam lingkungan
komunal yang terbatas;
d) Sikap dan perilaku narapidana pada Lapas Maximum
Security diamati dan dicatat setiap hari melalui metode
seperti observasi dari CCTV, studi dokumen dan
wawancara dalam lingkungan komunal yang terbatas;
e) Pemindahan narapidana ke Lapas Maximum Security
harus seizin Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM setempat.

3) Lapas Medium Security


a) Pembinaan diselenggarakan bagi narapidana dengan
kategori:
i) terpidana yang ditempatkan pada Lapas Medium
Security berdasarkan hasil Litmas; dan
ii) Narapidana dari Lapas Maximum Security yang
telah menunjukkan perubahan sikap dan perilaku
serta penurunan tingkat risiko sesuai dengan hasil
penilaian dan Litmas yang direkomendasikan pada
sidang tim pengamat pemasyarakatan;
iii) Narapidana yang dipindahkan karena
menunjukkan peningkatan tingkat risiko dari
Lapas Minimum Security.
b) Narapidana ditempatkan secara berkelompok pada blok
hunian dengan memperhatikan jenis kelamin, risiko
pengulangan tindak pidana, risiko keselamatan dan
keamanan, serta potensi minat bakat narapidana;
c) Penyelenggaraan program pembinaan narapidana
dilaksanakan dengan metode pelatihan dan pendidikan;
d) Sikap dan perilaku narapidana pada Lapas Medium
Security diamati dan dicatat setiap hari melalui metode
observasi secara langsung maupun CCTV, studi
dokumen, tes evaluasi dan wawancara;
e) Pemindahan narapidana ke Lapas Medium Security harus
seizin Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
setempat.

4) Lapas Minimum Security


a) Pembinaan diselenggarakan bagi Narapidana yang
berasal dari Lapas Medium Security yang telah
menunjukkan perubahan sikap dan perilaku,
peningkatan kompetensi dan kemampuan diri;

8
b) Narapidana ditempatkan secara berkelompok pada blok
hunian dengan memperhatikan jenis kelamin, risiko
pengulangan tindak pidana, risiko keselamatan dan
keamanan, serta kompetensi kemampuan dan keahlian
narapidana;
c) Penyelenggaraan program pembinaan narapidana
dilaksanakan dalam bentuk asimilasi dan pemberian
program reintegrasi;
d) Sikap dan perilaku narapidana pada Lapas Medium
Security diamati dan dicatat setiap hari melalui metode
observasi secara langsung maupun CCTV, studi
dokumen, tes evaluasi dan wawancara.
e) Pemindahan narapidana ke Lapas Minimum Security
harus seizin Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM setempat;

5) Lapas Multi-klasifikasi
a) Lapas yang belum ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor:
PAS-15.PR.01.01 Tahun 2019 tentang Penetapan lembaga
Pemasyarakatan Pilot Project Maximum Security, Medium
Security, dan Minimum Security berlaku standar ini;
b) Lapas yang belum ditetapkan memiliki lebih dari satu
klasifikasi tingkat risiko pengamanan dan
menyelenggarakan pembinaan yang disesuaikan dengan
risiko masing-masing narapidana;
c) Pemindahan narapidana ke Lapas Super Maximum,
Maximum, Medium, dan Minimum Security dilakukan
berdasarkan hasil penilaian, Litmas dan sidang TPP.

c. Penilaian Pembinaan
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan
pembinaan, maka perlu dilakukan penilaian perubahan
perilaku yang objektif. Penilaian ini bertujuan untuk melihat
respons narapidana dalam menerima program pembinaan yang
ditunjukkan oleh perilakunya. Kesediaan narapidana untuk
menerima program pembinaan menjadi tolok ukur perubahan
perilaku narapidana tersebut. Hal ini merupakan langkah
progresif pemasyarakatan dalam menerapkan perlakuan
individual sebagai bagian dari evidence-based correctional
practice (praktik berbasis bukti atau data). Evidence-based
practice muncul pada awal abad ke-21 sebagai konsep yang
telah diujikan dapat mengurangi residivisme secara signifikan

9
pada penelitian terkait „what works’. Penelitian ini didasari
pada keresahan akan tingginya angka residivisme sebagai
dampak dari pendekatan offender-based (berbasis pelaku).
Konsep evidence-based practice merujuk pada praktek
profesional berdasarkan data/bukti penelitian yang memiliki
strategi intervensi ilmiah, dampak yang rasional, penelaahan
sistematis, uji statistik dan klinis yang signifikan dan data
pendukung lainnya. Pendekatan ini juga mencegah terjadinya
bias dalam penilaian pembinaan narapidana sehingga praktek
ini sejalan dengan tujuan dari Revitalisasi Penyelenggaraan
Pemasyarakatan yang ingin meningkatkan objektivitas
penilaian perubahan perilaku.

Terdapat beberapa prinsip dasar dari evidence-based practice


yang berkaitan dengan pengurangan residivisme, tiga
diantaranya adalah prinsip risiko, kebutuhan dan
responsivitas. Ketiga prinsip ini juga dikenal sebagai model RNR
(risk, need dan responsivity) yang merupakan salah satu model
yang paling berpengaruh dalam asesmen dan perlakuan
terhadap narapidana. Model ini pertama kali digunakan secara
formal pada tahun 1990, dengan menguraikan teori
kepribadian dan pembelajaran sosial kognitif dari perilaku
kriminal. Prinsip risiko menekankan bahwa perilaku kriminal
dapat diprediksi dan fokus perlakuan seharusnya pada pelaku
yang memiliki risiko tinggi. Prinsip kebutuhan menyoroti pada
pentingnya identifikasi kebutuhan kriminogenik dalam
mendesain program intervensi. Sedangkan prinsip responsivity
menegaskan bahwa program intervensi sebaiknya disesuaikan
dengan gaya dan cara pembelajaran dari masing-masing
pelaku. Dalam model RNR ini, penilaian perubahan perilaku
masuk ke dalam prinsip responsivity untuk mengevaluasi dan
menyesuaikan program intervensi berdasarkan respon
narapidana.

Asumsi dasar dari prinsip responsivity ini menjelaskan bahwa


setiap narapidana berbeda-beda. Meskipun telah terdapat
berbagai upaya melakukan kategorisasi narapidana untuk
memperkecil perbedaan, narapidana sebagai individu tetap
dapat diidentifikasi dari intelijen, gaya komunikasi dan secara
emosional. Karakter ini juga mempengaruhi bagaimana
narapidana akan merespon upaya intervensi untuk mengubah
perilaku, pemikiran dan sikapnya. Karakteristik personal
sebagai bentuk perlakuan individual ini menjadi fokus utama

10
dari prinsip responsivity dalam melihat kemampuan dan
motivasi narapidana dalam mengikuti program pembinaan.

Adapun jenis pembinaan yang ada saat ini mengacu pada


Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan,
yang meliputi:
a. Kesadaran beragama;
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
c. Intelektual;
d. Sikap dan perilaku;
e. Kesehatan jasmani dan rohani;
f. Kesadaran hukum;
g. Reintegrasi sehat dengan masyarakat;
h. Keterampilan kerja;
i. Latihan kerja dan produksi.

Kemudian, sebagai upaya untuk meningkatkan objektivitas


penilaian, terdapat beberapa variabel penilaian perubahan
sikap dan perilaku yang telah disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing klasifikasi lapas sebagaimana yang diatur
dalam Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan. Variabel-
variabel penilaian tersebut terdiri dari:
a. Variabel penilaian pembinaan kepribadian;
b. Variabel penilaian pembinaan kemandirian;
c. Variabel penilaian sikap;
d. Variabel penilaian kondisi mental.

Setiap variabel diturunkan menjadi beberapa aspek dan item


perilaku yang dinilai secara berkala sesuai frekuensinya.
Adapun daftar aspek penilaian untuk masing-masing klasifikasi
lapas, antara lain:

Super
Program Maximum Medium Minimum
No Maximum
Pembinaan Security Security Security
Security

A Variabel Penilaian Pembinaan Kepribadian

1 Kesadaran V V V V
beragama

2 Kesadaran hukum, V V V V

11
Super
Program Maximum Medium Minimum
No Maximum
Pembinaan Security Security Security
Security

berbangsa dan
bernegara

3 Kemampuan V V V V
Intelektual

4 Kesehatan V V V V
Jasmani

5 Konseling dan V V V V
Rehabilitasi

B Variabel Penilaian Pembinaan Kemandirian

1 Pelatihan X X V V
Keterampilan

2 Produksi X X V V
Barang/Jasa

C Variabel Penilaian Sikap

1 Keberfungsian dan V V V V
rutinitas

2 Agresi V V V V

3 Pelanggaran V V V V
Hukum

4 Kemampuan V V V V
mempengaruhi

5 Ekspresi simbolik V V V V

D Variabel Penilaian Kondisi Mental

1 Depresi V V V V

2 Kecemasan V V V V

3 Psikosomatis V V V V

12
Super
Program Maximum Medium Minimum
No Maximum
Pembinaan Security Security Security
Security

4 Malingering V V V V

5 Potensi bunuh diri V V V V

Dalam menilai item pada masing-masing aspek, digunakan


metode „event/frequency sampling‟ yang bertujuan untuk
mengamati frekuensi munculnya perilaku. Dari pengamatan
tersebut, petugas mendapatkan data kuantitatif berupa
frekuensi atau jumlah tingkah laku dalam periode waktu
tertentu. Daftar perilaku (item) yang perlu diamati telah
ditentukan berdasarkan klasifikasi Lapas dalam bentuk
behavioral checklist (lembar pencatatan perilaku) yang akan
diisi petugas secara rutin ketika narapidana menunjukkan
perilaku tersebut. Terdapat beberapa keuntungan dari metode
event-sampling ini yaitu petugas dapat melihat berbagai macam
tingkah laku, penggunaan waktu dan SDM yang efisien, serta
mendapatkan informasi jumlah dan perubahan perilaku dalam
periode pengamatan tertentu.

Hasil dari penilaian pembinaan narapidana dicatat dalam


laporan perkembangan pembinaan yang dapat digunakan
sebagai data dukung dalam pengambilan keputusan pada saat
sidang TPP. Jika ada ketidaksesuaian maka data hasil penilaian
pembinaan narapidana dapat disanggah dengan data dukung
lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun hasil
penilaian pembinaan narapidana dapat digunakan untuk:
a. Melihat frekuensi perilaku narapidana selama menjalani
program pembinaan di lapas;
b. Pertimbangan bagi Pembimbing Kemasyarakatan dalam
penyusunan Penelitian Kemasyarakatan;
c. Pertimbangan pemberian hak-hak narapidana seperti
kunjungan, remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga,
pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, dan cuti menjelang
bebas;
d. Pertimbangan penempatan atau pemindahan narapidana ke
klasifikasi lapas atau blok yang lebih rendah atau lebih
tinggi tingkat pengamanannya.

13
2. Mekanisme Penilaian Pembinaan Narapidana
a. Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi adalah aktivitas pengamatan langsung terhadap
suatu objek yang ada di lingkungan. Kegiatan observasi
didukung dengan lembar pencatatan item perubahan perilaku
yang perlu diamati. Adapun pelaksanaan kegiatan observasi
disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing Lapas.
a) Observasi di Lapas Super Maximum Security dilakukan
dengan pembatasan interaksi antara narapidana dan
petugas dengan pengamanan tinggi yang meliputi:
● Observasi perilaku melalui CCTV pada saat di sel tunggal,
ruang kunjungan, ruang konseling, pengawalan, dan
lingkungan Lapas lainnya;
● Observasi perilaku pada saat interaksi terbatas
(langsung) antara narapidana dengan petugas seperti
pada saat pengantaran dan pengambilan makanan,
pakaian dan buku bacaan; rekreasi (angin-angin);
pengontrolan medis keliling; pemotongan rambut,
janggut dan kuku; pengawalan; kunjungan; serta
kegiatan interaksi lainnya yang disertai pengamanan
ketat.

b) Observasi di Lapas Maximum Security dilakukan pada


lingkungan komunal terbatas yang meliputi:
● Observasi perilaku melalui CCTV pada saat di kamar
hunian, ruang kunjungan, ruang konseling, pengawalan,
dan lingkungan Lapas lainnya;
● Observasi perilaku pada saat interaksi langsung antara
narapidana dengan petugas maupun dengan narapidana
lainnya seperti pada saat kegiatan pembinaan,
pengontrolan keliling, apel, pemberian makanan,
kunjungan, serta interaksi langsung lainnya.

c) Observasi di Lapas Medium Security dilakukan pada


lingkungan pembinaan komunal meliputi:
● Observasi perilaku melalui CCTV di ruang kegiatan, blok
dan lingkungan Lapas lainnya;
● Observasi perilaku pada saat interaksi langsung antara
narapidana dengan petugas maupun dengan narapidana
lainnya, seperti pada saat kegiatan pembinaan,
pengontrolan keliling, apel, pemberian makanan,

14
kunjungan, serta kegiatan interaksi langsung lainnya.

d) Observasi di Lapas Minimum Security dilakukan pada


lingkungan pembinaan komunal meliputi:
● Observasi perilaku melalui CCTV di ruang kegiatan, blok
dan lingkungan Lapas lainnya;
● Observasi perilaku pada saat interaksi langsung antara
narapidana dengan petugas dan narapidana lainnya
seperti pada saat kegiatan pembinaan, pengontrolan
keliling, apel, pemberian makanan, kunjungan, serta
kegiatan interaksi langsung lainnya.

2) Wawancara
Wawancara adalah aktivitas tanya jawab antara dua pihak
dalam rangka mengumpulkan data dan informasi. Petugas
menggunakan item-item penilaian sebagai panduan dalam
melakukan wawancara. Adapun pelaksanaan kegiatan
wawancara disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing
Lapas.
a) Wawancara di Lapas Super Maximum Security dilakukan
dengan pembatasan interaksi dan pengamanan tinggi pada
saat kegiatan konseling; pengantaran dan pengambilan
makanan, pakaian dan buku bacaan; rekreasi (angin-angin);
pengontrolan medis; pemotongan rambut, janggut dan
kuku; serta kegiatan interaksi lainnya yang disertai
pengamanan ketat.

b) Wawancara di Lapas Maximum Security dilakukan pada


lingkungan komunal terbatas pada saat kegiatan
pembinaan, konseling, pengontrolan keliling, pemberian
makanan, serta interaksi langsung lainnya.

c) Wawancara di Lapas Medium dan Minimum Security


dilakukan pada lingkungan pembinaan komunal pada saat
konseling, kegiatan pembinaan, pengontrolan keliling,
pemberian makanan, serta kegiatan interaksi langsung
lainnya.

3) Studi dokumen
Studi dokumen adalah kegiatan menelusuri dan mengkaji
dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang
berhubungan dengan narapidana. Pelaksanaan kegiatan studi
dokumen disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing Lapas.

15
Adapun dokumen-dokumen yang dapat dijadikan rujukan
dalam pelaksanaan penilaian pembinaan narapidana antara
lain:
● Daftar kehadiran;
● Hasil penilaian (asesmen, identifikasi, profiling, litmas, dan
lain-lain);
● Catatan laporan perkembangan pembinaan dari petugas
pembinaan yang bertanggung jawab atas kegiatan
pembinaan yang diberikan kepada narapidana;
● Keterangan medis dari petugas perawatan kesehatan;
● Catatan petugas pengamanan yang berjaga (Blok, CCTV,
Pos, dll);
● Register F;
● Putusan pengadilan dan eksekusinya.

4) Tes evaluasi
Tes evaluasi adalah serangkaian pertanyaan/latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
dan/atau sikap dari narapidana. Adapun pelaksanaan kegiatan
tes evaluasi disesuaikan dengan klasifikasi masing-masing
Lapas.
a) Tes evaluasi di Lapas Super Maximum Security meliputi:
● Tes evaluasi dilakukan dalam kegiatan self-assessment:
● Pelaksanaan tes evaluasi dilakukan secara individual dan
didampingi dengan pengamanan ketat;
● Pelaksanaan tes evaluasi menggunakan sarana
prasarana yang tidak berpotensi mengganggu ketertiban
dan keamanan.

b) Tes evaluasi di Lapas Maximum Security meliputi:


● Tes evaluasi dilakukan dalam kegiatan self-assessment
dan pendidikan (formal maupun non formal);
● Pelaksanaan tes evaluasi dilakukan secara komunal
terbatas dan didampingi dengan petugas pengamanan;
● Pelaksanaan tes evaluasi menggunakan sarana prasarana
yang tidak berpotensi mengganggu ketertiban dan
keamanan.

c) Tes evaluasi di Lapas Medium Security meliputi:


● Tes evaluasi pada kegiatan pendidikan (formal maupun
non formal), self-assessment dan pelatihan
keterampilan;
● Pelaksanaan tes evaluasi dilakukan secara komunal;

16
● Pelaksanaan tes evaluasi menggunakan sarana prasarana
yang tidak berpotensi mengganggu ketertiban dan
keamanan.

d) Tes evaluasi di Lapas Minimum Security meliputi:


● Tes evaluasi pada kegiatan produksi barang/jasa;
● Pelaksanaan tes evaluasi dilakukan secara komunal;
● Pelaksanaan tes evaluasi menggunakan sarana prasarana
yang tidak berpotensi mengganggu ketertiban dan
keamanan.

Pengumpulan data dilakukan pada beberapa variabel, aspek dan item


penilaian pembinaan narapidana, antara lain:

a) Variabel Penilaian Pembinaan Kepribadian

Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

Kesadaran Membaca Membaca dan/atau 2x se- 2x se- 2x se- 1x se-


Beragama dan/atau belajar Al-Quran, minggu minggu minggu minggu
belajar Alkitab, dan lainnya
Kitab Suci sesuai dengan agama
masing-masing.

Ibadah Ibadah wajib harian 1x se- 1x se- 2x se- 2x se-


tepat waktu dan mingguan serta hari hari hari hari
/ rutin di bulan Puasa. semua semua semua semua
agama agama agama agama

Melakukan Seperti sholat 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


Ibadah di sunnah, puasa minggu minggu minggu minggu
luar ibadah sunnah, saat teduh,
wajib serta ibadah lainnya.

Mendengar- Bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan dan mendengarkan dan minggu minggu minggu minggu
mengikuti mengikuti saat
kegiatan ceramah atau
ceramah khotbah berlangsung.
atau

17
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

khotbah

Mengikuti Mengikuti ibadah Tidak 1x se- 1x se- 1x se-


ibadah secara berkelompok dinilai bulan bulan minggu
secara seperti sholat Jumat,
berkelom- kebaktian, pengajian,
pok pesantren dan
sembahyang.

Kesadaran Mendengar- Mengikuti 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


Hukum, kan penyuluhan dengan minggu bulan bulan bulan
Berbangsa, /mengikuti materi terkait dengan
dan Bernegara penyuluhan nusantara seperti
wawasan kebudayaan,
nusantara kebangsaan, dan
nasionalisme.

Mendengar- Mengikuti 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan penyuluhan berisi minggu bulan bulan bulan
/mengikuti video/materi
penyuluhan penyuluhan tentang
hukum hukum dan ham,
dampak bantuan hukum,
dan bahaya dampak bahaya
tindak tindak pidana
pidana mereka.

Memper- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x


oleh nilai memperoleh nilai dari bulan bulan bulan dalam 2
evaluasi evaluasi materi bulan
materi penyuluhan yang
penyuluhan telah diikuti sesuai
dengan standar yang
telah ditentukan.

Mengikuti Bersedia mengikuti Tidak 1x 1x se- Tidak


upacara upacara sesuai tata dinilai dalam 2 bulan dinilai
cara yang berlaku bulan
pada umumnya.

Hormat Bersedia melakukan Tidak 1x 1x se- Tidak


bendera hormat bendera saat dinilai dalam 2 bulan dinilai
saat upacara berlangsung. bulan

18
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

upacara

Mengisi Lembar self- 1x 1x 1x Tidak


lembar self- assessment dalam dalam dalam dinilai
assessment merupakan 3 3 3
bulan bulan bulan
instrumen penilaian
(sesuai (sesuai (sesuai
perubahan perilaku dengan dengan dengan
yang digunakan 1 situasi) situasi) situasi)
kali dalam 3 bulan.

Mengikuti Bersedia mengikuti Tidak Tidak 1x se- Tidak


pramuka / kegiatan pramuka dinilai dinilai minggu dinilai
paskibraka sesuai jadwal yang (sesuai
dengan
diberikan.
situasi)

Kemampuan Menerima Bersedia menerima 1x 1x 1x 1x


Intelektual buku yang dan membaca buku dalam dalam dalam dalam
diberikan. bacaan yang telah sebulan sebulan sebulan sebulan
diberikan oleh
petugas.

Membaca Membaca buku yang Tidak 1x 1x 1x


buku di telah disiapkan dinilai dalam dalam dalam
perpustaka petugas di sebulan sebulan sebulan
-an. perpustakaan Lapas.

Mengikuti Bersedia mengikuti Tidak 1 paket 1 paket Tidak


pendidikan seluruh kegiatan dinilai (sesuai (sesuai dinilai
paket A, B, program kejar paket dengan dengan
situasi) situasi)
C A, B, C yang telah
dijadwalkan petugas.

Mengikuti Mengikuti seluruh Tidak 1 1 1


materi CMT kegiatan CMT dinilai paket paket paket
dan LST (Conflict Management
Training) untuk
mengelola konflik dan
LST (Life-Skill
Training) untuk
melengkapi
kemampuan

19
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

narapidana sesuai
dengan jadwal.

Kesehatan Melakukan Melakukan olahraga 1x se- 1x se- Tidak Tidak


Jasmani olahraga dan senam mandiri hari bulan dinilai dinilai
dan senam setiap hari sesuai
mandiri jadwal.

Melakukan Melakukan kegiatan 1 jam 2 jam 2 jam Tidak


kegiatan rekreasi yang telah dalam dalam dalam dinilai
rekreasi disediakan seperti di sehari sehari sehari
ruang angin-angin, (angin- (angin- (angin-
menonton TV, dan angin) angin angin,
membaca koran. dan baca
nonton Koran,
TV) dan
nonton
TV)

Melakukan Bersedia mengikuti Tidak 2x se- 1x se- 1x se-


olahraga di kegiatan olahraga dinilai bulan minggu bulan
luar bersama sesuai
ruangan dengan jadwal yang
(komunal) telah ditetapkan.

Mengikuti Bersedia mengikuti Tidak Tidak 1x se- Tidak


kegiatan kegiatan kesenian dinilai dinilai minggu dinilai
kesenian seperti
mendengarkan
musik, menari,
menyanyi, atau
menggambar sesuai
yang telah
dijadwalkan.

Konseling dan Mengikuti Mengikuti konseling 1x se- 1x dua 1x tiga 1x tiga


Rehabilitasi konseling psikologi dengan bulan bulan bulan bulan
psikologi konselor sesuai (sesuai (sesuai (sesuai (sesuai
dengan dengan dengan dengan
jadwal.
situasi) situasi) situasi) situasi)

Mengikuti Mengikuti kegiatan- 1x se- 1x dua 1x tiga 1x tiga


rehabilitasi kegiatan rehabilitasi bulan bulan bulan bulan
sosial sosial untuk layanan (sesuai (sesuai (sesuai (sesuai
dengan dengan dengan dengan

20
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

rehabilitasi narkotika situasi) situasi) situasi) situasi)


sesuai dengan jadwal.

Mengikuti Mengikuti kegiatan- Tidak 1x 1x Tidak


rehabilitasi kegiatan rehabilitasi dinilai enam enam dinilai
medis medis untuk layanan bulan bulan
(sesuai (sesuai
rehabilitasi narkotika
dengan dengan
sesuai dengan jadwal. situasi) situasi)

b) Penilaian Pembinaan Kemandirian

Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
MED MIN

Pelatihan Hadir tepat waktu Narapidana hadir kegiatan 1x sehari 1x sehari


Keterampilan pelatihan tepat waktu (hari kerja) (hari kerja)
sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.

Mengikuti Narapidana mengikuti 1x sehari 1x sehari


seluruh kegiatan setiap tahap kegiatan (hari kerja) (hari kerja)
pelatihan pelatihan dari awal sampai
akhir secara penuh.

Mematuhi Narapidana mematuhi 1x sehari 1x sehari


peraturan sesuai peraturan yang berlaku (hari kerja) (hari kerja)
prosedur kegiatan pada pelatihan seperti
menggunakan seragam
kerja, menyimpan barang
sesuai tempat, mematuhi
seluruh prosedur yang
berlaku.

Mematuhi Narapidana berkomunikasi 1x sehari 1x sehari


peraturan dalam dan berinteraksi dengan (hari kerja) (hari kerja)
hubungan kerja baik serta tidak
menimbulkan perselisihan
dengan seluruh pihak
terkait dalam pelatihan.

Mendapatkan Mendapatkan skor 1x sebulan 1x sebulan


skor post test minimal 60 dari post-test

21
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
MED MIN

pengetahuan evaluasi mengenai


minimal 60 pengetahuan dan
pemahaman pelatihan
keterampilan yang diikuti.

Mendapatkan Mendapatkan skor 1x sebulan 1x sebulan


skor tes minimal 60 dari tes
keterampilan evaluasi mengenai
minimal 60 keahlian narapidana
dalam pelatihan
keterampilan yang diikuti.

Menerapkan Narapidana memahami 1x sehari 1x sehari


prosedur K3 dan melakukan prosedur (hari kerja) (hari kerja)
dengan baik K3 (keselamatan dan
kesehatan kerja) selama
mengikuti pelatihan.

Produksi Hadir tepat Narapidana hadir kegiatan 1x sehari 1x sehari


Barang dan waktu produksi kerja tepat waktu (hari kerja) (hari kerja)
Jasa sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.

Mengikuti Narapidana mengikuti 1x sehari 1x sehari


seluruh kegiatan produksi (hari kerja) (hari kerja)
kegiatan barang/jasa dari awal
produksi kerja sampai akhir secara
penuh.

Mematuhi Narapidana mematuhi 1x sehari 1x sehari


peraturan peraturan yang berlaku (hari kerja) (hari kerja)
produksi pada proses produksi
barang/jasa seperti menggunakan
yang berlaku seragam kerja,
menyimpan barang sesuai
tempat, mematuhi seluruh
prosedur yang berlaku.

Mematuhi Narapidana berkomunikasi 1x sehari 1x sehari


peraturan dalam dan berinteraksi dengan (hari kerja) (hari kerja)
hubungan kerja baik serta tidak
menimbulkan perselisihan
dengan seluruh pihak
terkait dalam pelatihan.

22
Frekuensi Penilaian
Aspek Item Penjelasan
MED MIN

Menghasilkan Narapidana mampu 1x sehari 1x sehari


barang/jasa menghasilkan barang/jasa (hari kerja) (hari kerja)
sesuai dengan sesuai dengan standar dan
standar waktu yang ditentukan.

Menerapkan Narapidana memahami 1x sehari 1x sehari


prosedur K3 dan melakukan prosedur (hari kerja) (hari kerja)
dengan baik. K3 (keselamatan dan
kesehatan kerja) selama
mengikuti pelatihan.

c) Penilaian Sikap Narapidana

Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

Keberfungsian Menerima Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


dan Rutinitas dan menerima dan hari hari hari hari
mengkon- mengkonsumsi (3x (3x (3x (3x
makan makan makan makan
sumsi makanan setiap
) ) ) )
makanan pemberian makanan
dan dan minuman.
minuman

Mengguna- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan baju menggunakan baju hari hari hari hari
yang bersih yang bersih dan rapi (2x
ganti)
dan rapi/ yang disediakan
baju kerja oleh lapas.

Mengguna- Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan baju menggunakan hari hari hari hari
seragam seragam yang
diberikan petugas
lapas.

Membersih- Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan kamar membersihkan hari hari hari hari
hunian kamar hunian yang
terdiri dari lantai,
kamar mandi,

23
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

tempat tidur, dan


kerapihan tata
letak.

Ikut kerja Narapidana bersedia Tidak 1x se- 1x se- 1x se-


bakti kerja bakti sesuai dinilai bulan mingg bulan
jadwal. u

Mematuhi Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


tata tertib mematuhi berbagai hari hari hari hari
lapas macam tata tertib
yang berlaku.

Menjawab Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


salam dari menjawab salam hari hari hari hari
petugas saat petugas
memberi salam.
Bagi narapidana
terorisme dengan
Lafal salam lengkap:
Wa‟alaikumsalam
wr. wb (untuk
Islam) dll.

Mengucap- Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan salam mengucapkan salam hari hari hari hari
kepada kepada petugas.
petugas Bagi narapidana
terorisme dengan
Lafal salam lengkap:
Assalamualaikum
wr. wb (untuk
Islam) dll.

Tersenyum Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kepada tersenyum saat hari hari hari hari
petugas bertemu /
berinteraksi dengan
petugas.

Bersalaman Narapidana bersedia 1x se- Tidak Tidak Tidak


dengan bersalaman tangan bulan dinilai dinilai dinilai
petugas dengan petugas di (saat
konsel
waktu-waktu

24
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

tertentu. ing)

Menyapa Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


petugas menyapa petugas hari hari hari hari
terlebih dahulu
(contoh: “selamat
pagi, selamat siang,
dll)

Berbincang Narapidana bersedia Tidak 1x se- 1x se- 1x se-


dengan kooperatif dalam ada hari hari hari
petugas berkomunikasi dan
dalam berbincang dengan
konteks petugas saat
konseling konseling.

Menerima Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 2x se-


kunjungan dan bersikap bulan bulan bulan bulan
keluarga kooperatif saat
menerima
kunjungan keluarga
inti dan orang tua
kandung

Menerima Narapidana bersedia 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kunjungan dan bersikap bulan bulan bulan bulan
dinas kooperatif saat
menerima
kunjungan pihak
terkait dari institusi
resmi.

Mau Narapidana bersedia 1x 1x 1x 1x


merapikan dan bersikap dalam dalam 2 dalam 2 dalam
rambut, kooperatif saat 2 bulan bulan bulan 2 bulan
(sesuai (sesuai (sesuai (sesuai
janggut, dan merapikan rambut,
dengan dengan dengan dengan
kuku satu janggut, dan kuku situasi) situasi) situasi) situasi)
bulan sekali sesuai dengan
jadwal.

Agresi Melakukan Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


pemukulan memukul tembok hari hari hari hari
tembok dengan atau tanpa

25
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

alat bantu saat


keadaan tertekan
(marah, lapar, haus,
dll).

Membanting Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


barang- menunjukkan hari hari hari hari
barang perilaku yang tidak
biasa, seperti
membanting
pakaian, alat
makan, minum,
mandi, ibadah
ataupun alat
lainnya saat
keadaan tertekan
(marah, lapar, haus,
dll)

Menunjuk- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan sikap menunjukkan sikap hari hari hari hari
marah- baik verbal
marah maupun tindakan
yang dilakukan
secara terus
menerus.

Berteriak- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


teriak berteriak-teriak hari hari hari hari
dengan atau tanpa
sebab dan tujuan
yang jelas.

Merusak Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


CCTV/ merusak hari hari hari hari
Inventaris CCTV/Inventaris di
lain dalam kamar atau
di lingkungan lapas
dengan cara
apapun.

Menggun- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


cang atau mengguncang atau hari hari hari hari

26
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

menendang menendang teralis


teralis kamar dengan atau
tanpa tujuan yang
jelas.

Memanjat Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


teralis memanjat teralis hari hari hari hari
kamar dengan atau
tanpa tujuan yang
jelas, termasuk
untuk menghindari
sorotan CCTV.

Pelanggaran Berupaya Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


Hukum melarikan menunjukkan hari hari hari hari
diri upaya yang
dilakukan dengan
maksud melarikan
diri dari kamar atau
lapas.

Mengan- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


cam/ menunjukkan hari hari hari hari
menyerang upaya yang
petugas dilakukan baik
secara verbal
maupun tindakan
tertentu yang
dilakukan dengan
atau tanpa alat
bantu yang
bertujuan
mengintimidasi
petugas, dan
menunjukkan
upaya yang
dilakukan secara
kasar yang
bertujuan
menyerang petugas.

Berkelahi Narapidana didapati 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


dengan berkelahi dengan hari hari hari hari

27
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

narapidana narapidana lain


lain baik secara verbal
maupun kontak
fisik.

Melakukan Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


dugaan melakukan tindak hari hari hari hari
tindak pidana ketika
pidana lain berada di dalam
Lapas, seperti
mencuri,
melakukan
kekerasan, tindakan
asusila, menyimpan
benda terlarang,
dan/atau tindak
pidana lainnya.

Kemampuan Membujuk Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


Mempengaruhi petugas membujuk petugas hari hari hari hari
Pemasyara- untuk melanggar
katan untuk aturan termasuk
melakukan perilaku yang
pelanggar-an melawan tata tertib
secara ketika berinteraksi
langsung dengan petugas.

Mengguna- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan jaringan menggunakan orang hari hari hari hari
untuk dalam jaringannya
membujuk untuk membujuk
petugas petugas agar mau
Pemasyara- melanggar
katan agar peraturan yang ada.
melakukan
tindakan
melanggar
aturan

Membujuk Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


atau membujuk hari hari hari hari
mengajak narapidana lain
Narapidana untuk melanggar

28
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

lain aturan termasuk


melakukan perilaku yang
pelanggaran melawan tata tertib
Lapas.

Ekspresi Menggam- Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


Simbolik bar simbol menggambar pada hari hari hari hari
yang lantai atau tembok
berkaitan misalnya simbol
dengan ISIS, Al Qaeda,
ideologi Jamaah Islamiah
ekstrimis-me (JI), dan kelompok
kekerasan ekstremis lainnya.

Meminta Narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


sesuatu meminta untuk hari hari hari hari
yang bertemu dengan
berkaitan pihak tertentu yang
dengan berafiliasi dengan
ideologi kelompok, maksud,
ekstrimis-me atau ideologi
kekerasan ekstremis dengan
kekerasan/memakai
atribut yang
berkaitan dengan
kelompok tersebut.

Membuat Pernyataan atau 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


pernyataan ekspresi lainnya hari hari hari hari
yang yang disampaikan
menunjuk- baik kepada petugas
kan niat maupun
untuk Narapidana lainnya.
melakukan
aksi teror
seperti
memberi-
kan doktrin

Menggunaka Penggunaan kata 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


n kata tersebut merupakan hari hari hari hari
“kami” dan bentuk

29
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

"mereka" eksklusivitas
dalam kelompok untuk
maksud menunjukkan
memisah- bahwa ada
kan antara perbedaaan
kelompok- kelompok antara
nya dengan Narapidana dengan
petugas petugas. Biasanya
terjadi pada
narapidana kategori
tindak pidana
terorisme.

Mengguna- Penggunaan kata 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan sandi atau gerakan hari hari hari hari
untuk tertentu yang
menghina dilakukan untuk
petugas tujuan
menghina/mengejek
/melecehkan
petugas melalui
CCTV maupun
secara langsung.

d) Penilaian Kondisi Kesehatan Mental Narapidana

Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

Depresi Tidak mau Narapidana tampak 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


bangun dari dalam posisi tidur hari hari hari hari
tempat tidur terus-menerus dan
tidak mau beranjak
dari tempat tidur.

Sulit tidur Narapidana tampak 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kesulitan tidur di jam hari hari hari hari
istirahat pada
umumnya.

Tidak mau Narapidana tidak mau 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


hari hari hari hari

30
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

mandi mandi setidaknya 1


kali dalam sehari.

Tidak mau Narapidana tidak mau 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


makan makan setidaknya 2 hari hari hari hari
/minum kali dalam sehari.

Murung Narapidana murung 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


terus- terus-menerus dapat hari hari hari hari
menerus dilihat dari tatapan
dan gerak-geriknya
yang lesu dan tidak
fokus/melamun.

Menangis Ketika narapidana 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


terus- terlihat menangis hari hari hari hari
menerus terus menerus dalam
jangka waktu yang
lama dalam sehari.

Menatap Narapidana tampak 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


dinding menatap dinding hari hari hari hari
dengan lama terlalu lama dan
terlalu sering dalam
satu hari.

Tidak mau Narapidana menolak 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


berbicara berbicara ketika ada hari hari hari hari
yang mengajak
berbicara.

Kecemasan Melakukan Menunjukkan perilaku 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


perilaku atau tindakan secara hari hari hari hari
berulang- berulang-ulang seperti
ulang mengepel lantai
berulang-ulang, buka-
tutup sajadah,
mondar-mandir di
dalam kamar.

Tidak bisa Narapidana tampak 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


fokus tidak dapat hari hari hari hari
terhadap memusatkan
banyak hal perhatian, misalnya

31
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

saat mendapat atau


melakukan instruksi
tertentu dari petugas
(saat waktu pemberian
makan, pemberian
dan pengambilan
pakaian, alat mandi,
menyimpulkan
kembali isi ceramah
atau khotbah dan
buku bacaan, dll).

Takut Narapidana takut 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


ditempatkan ditempatkan di ruang hari hari hari hari
di ruang sendiri misalnya di
sendiri ruang kamar, sel
sementara, ruang
pemeriksaan, dll.

Psikosomatis Mengalami Mengalami gejala fisik 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


gejala fisik seperti sakit perut, hari hari hari hari
pada saat pusing, buang air kecil
situasi di berulang-ulang saat
bawah mengalami tekanan
tekanan mental atau stres.

Malingering Mengeluhkan Narapidana terus 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


sesuatu melakukan upaya hari hari hari hari
secara terus- apapun agar terhindar
menerus dari kewajiban seperti
untuk berpura-pura sakit
kepentingan berlebihan dan tidak
diri sendiri kooperatif.
atau
menghindari
kewajiban

Potensi Bunuh Menyakiti Berbagai upaya yang 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-
Diri diri sendiri dilakukan untuk hari hari hari hari
menyakiti atau
melukai diri sendiri,
seperti memukul-
mukul badan sendiri,

32
Frekuensi Bulanan
Aspek Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

menggoreskan benda
tajam ke badan, dll.

Membentur- Membenturkan kepala 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


kan kepala ke dinding kamar, hari hari hari hari
ke benda tempat tidur, teralis,
keras dll.

Melakukan Berbagai upaya untuk 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


usaha untuk bunuh diri, seperti hari hari hari hari
bunuh diri melilitkan pakaian ke
leher, membekap
pernapasan dengan
pakaian, dll.

Mengatakan Pernyataan keinginan 1x se- 1x se- 1x se- 1x se-


ingin bunuh untuk bunuh diri yang hari hari hari hari
diri disampaikan kepada
petugas secara verbal,
sandi maupun melalui
ekspresi lainnya.

e) Pernyataan Komitmen

Frekuensi Bulanan
Item Penjelasan
SMS MAX MED MIN

Menanda Narapidana terorisme Dilakukan ketika narapidana Tidak


tangani menandatangani dokumen siap diturunkan pada dinilai
pernyataan pernyataan kesetiaan klasifikasi risiko yang lebih
kesetiaan terhadap NKRI yang rendah
terhadap NKRI diberikan petugas.

Menanda Narapidana narkotika Dilakukan ketika narapidana Tidak


tangani menandatangani dokumen siap diturunkan pada dinilai
pernyataan pernyataan tidak terlibat klasifikasi risiko yang lebih
tidak terlibat dalam jaringan narkoba rendah
dalam jaringan yang diberikan petugas.
narkoba

33
b. Pengisian
Pengisian penilaian pembinaan narapidana dilaksanakan dengan
beberapa metode yaitu:
1) Pengisian secara manual, dilakukan pada instrumen excel
(Lampiran I) berdasarkan data yang terhimpun dari catatan
hasil pengamatan petugas dan alat dukung yang telah tersedia
(seperti alat fingerprint, CCTV, dan daftar hadir);
2) Pengisian dengan bantuan teknologi informasi, dilakukan
melalui Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) berdasarkan
data yang terhimpun melalui catatan pengamatan hasil
petugas dan alat dukung yang telah tersedia (seperti alat
fingerprint, CCTV, dan daftar hadir).

Satu dokumen instrumen penilaian berisi 12 lembar observasi


bulanan dan rangkuman penilaian. Pengisian penilaian
pembinaan narapidana dilakukan pada bagian Demografi, Waktu
awal pengisian, Penilaian pembinaan kepribadian, Penilaian
Pembinaan kemandirian, Sikap narapidana, Kondisi kesehatan
mental narapidana, Pernyataan komitmen, Catatan wali/asesor,
Rekomendasi dan Identitas penanggung jawab.
Adapun mekanisme pengisian pada masing-masing bagian adalah
sebagai berikut:

1) Demografi
Data demografi berupa isian terkait informasi dasar, latar
belakang dan kondisi narapidana. Pengisian data demografi
dapat merujuk dari jawaban narapidana, berkas pendukung
dan keterangan petugas. Informasi ini dapat dijadikan
tambahan data dalam penyusunan Penelitian Kemasyarakatan
(Litmas) Penempatan serta pertimbangan saat sidang TPP.
Dalam pengisian data demografi terdapat dua metode pengisian
yaitu:
a) Pengetikan manual, contoh:

b) Memilih dalam daftar pilihan dengan cara mengklik pada


tanda segitiga (dropdown) di sebelah kanan kolom jawaban,
contoh:

34
Adapun penjelasan dan tata cara pengisian dari item-item di
bagian Data Demografi adalah sebagai berikut:

DATA DEMOGRAFI

Metode
No. Indikator Penjelasan Pengisian Penggalian
Informasi

1. Nama Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


Narapidana nama lengkap sesuai kartu langsung/
identitas resmi serta nama lain Berkas
narapidana (jika ada). narapidana/
SDP

2. Nama Lembaga Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


Pemasyarakatan nama lengkap Lembaga langsung/
Pemasyarakatan. Berkas
narapidana/
SDP

3. Jenis Kelamin Isi kolom ini dengan cara meng- Pertanyaan


klik tanda segitiga terbalik di langsung/
sebelah kanan kolom jawaban, Berkas
lalu pilih jenis kelamin sesuai narapidana/
dengan kartu identitas resmi SDP
narapidana yaitu Laki-laki atau
Perempuan.

4. Tempat Lahir Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


nama kota tempat lahir langsung/
narapidana sesuai dengan kartu Berkas
identitas resmi. narapidana/
SDP

35
6. Usia Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan
angka usia narapidana. langsung/
Berkas
narapidana/
SDP

7. Agama Isi kolom ini dengan cara Pertanyaan


mengklik tanda segitiga terbalik di langsung/
sebelah kanan kolom jawaban, Berkas
lalu pilih agama narapidana narapidana/
sesuai dengan kartu identitas SDP
resmi yaitu Islam, Kristen
protestan, Kristen katolik, Hindu,
Buddha, Konghucu, atau lainnya.

8. Pendidikan Isi kolom ini dengan cara meng- Pertanyaan


Terakhir klik tanda segitiga terbalik di langsung/
sebelah kanan kolom jawaban, Berkas
lalu pilih pendidikan formal narapidana/
terakhir narapidana yaitu Tidak SDP
sekolah, SD/sederajat,
SMP/sederajat, SMA/sederajat,
Diploma, Sarjana, atau
Pascasarjana.

9. Pekerjaan Isi kolom dengan mengetik profesi Pertanyaan


Terakhir atau jenis pekerjaan terakhir langsung/
narapidana. Berkas
narapidana/
SDP

10. Kegiatan Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


Pelatihan kegiatan pelatihan keterampilan langsung/
Keterampilan yang pernah diikuti sesuai dengan Berkas
yang diikuti dokumen yang ada. Kolom ini narapidana/
khusus pada narapidana di Lapas SDP
Medium Security.

11. Kegiatan Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


Produksi kerja kegiatan produksi kerja yang langsung/
yang diikuti pernah diikuti sesuai dengan Berkas
dokumen yang ada. Kolom ini narapidana/
khusus pada narapidana di Lapas SDP
Minimum Security.

36
12. Tindak Pidana Isi kolom ini dengan cara Pertanyaan
mengklik tanda segitiga terbalik di langsung/
sebelah kanan kolom jawaban, Berkas
lalu pilih tindak atau jenis pidana narapidana/
berdasarkan hasil keputusan SDP
hakim

13. Lama Pidana Isi kolom dengan mengetik angka Pertanyaan


(bulan) lama pidana dalam hitungan langsung/
bulan berdasarkan keputusan Berkas
hakim. narapidana/
SDP

14 Sisa Pidana Isi kolom dengan mengetik angka Pertanyaan


(bulan)
1 sisa pidana penjara yang harus langsung/
3 dijalani narapidana (dalam Berkas
. hitungan bulan) narapidana/
SDP

15. Jumlah Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


pengulangan angka jumlah residivisme: langsung,
tindak pidana frekuensi narapidana melakukan berkas
(residivisme) kembali tindak kriminal setelah narapidana/
keluar dari penjara. SDP/
keterangan
petugas
Lapas

16. Penyakit yang Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


sedang kondisi kesehatan narapidana, langsung,
diderita/perawat terutama terkait penyakit yang hasil
an kesehatan menular dan penyakit yang pemeriksaan
yang sedang membutuhkan perawatan medis,
dibutuhkan kesehatan khusus berdasarkan keterangan
hasil pemeriksaan medis. petugas
Lapas

17. Pelatihan Isi kolom ini dengan mengetik Pertanyaan


keterampilan / pelatihan keterampilan atau langsung,
kegiatan kegiatan produksi yang diikuti keterangan
produksi yang oleh Narapidana. petugas
diikuti Lapas

37
2) Waktu Awal Pengisian
a) Waktu awal pengisian terdiri dari tanggal, bulan, dan tahun.
● Tanggal diketik dengan angka atau memilih pada daftar
pilihan (dropdown);
● Nama bulan diketik dengan huruf atau memilih pada
daftar pilihan (dropdown). Pada sebelah kolom isian
Bulan Pengisian terdapat angka yang otomatis muncul
untuk menunjukkan jumlah hari pada bulan tersebut;
● Tahun diketik dengan angka.
b) Pada pengamatan perilaku di bulan pertama, tanggal awal
pengisian diisi sesuai dengan tanggal masuk narapidana ke
dalam Lapas. Hal ini mempertimbangkan kemungkinan
bahwa narapidana masuk ke Lapas dan mulai dilakukan
pengamatan perilaku bukan pada tanggal 1. Dengan
d
e
m
i
k
ian maka frekuensi penilaian akan otomatis menyesuaikan
sisa tanggal pada bulan tersebut.
c) Pada pengamatan perilaku di bulan kedua dan selanjutnya
diisi mulai dari tanggal 1.

3) Penilaian Pembinaan Kepribadian, Pembinaan Kemandirian,


Sikap Narapidana, dan Kondisi Mental Narapidana
a) Petugas mengisi setiap item observasi sesuai dengan tanggal
penilaian;
b) Isi kolom Frekuensi dengan angka „1‟ ketika item kegiatan
diselenggarakan, dan isi angka „0‟ ketika item tidak
diselenggarakan pada item yang memiliki kolom frekuensi
berwarna;
c) Pengisian item dilakukan dengan cara mengetik angka „1‟
(satu) hanya jika narapidana menunjukkan perilaku sesuai
item observasi. Jika narapidana tidak menunjukkan perilaku
sesuai item observasi, harap dikosongkan.
d) Penilaian item dilakukan sesuai frekuensi bulanan yang
telah ditentukan pada masing-masing klasifikasi lapas.

38
4) Pernyataan Komitmen
a) Petugas mengisi item pernyataan komitmen sesuai dengan
tanggal penilaian;
b) Item “menandatangani pernyataan kesetiaan terhadap NKRI”
berlaku untuk narapidana tindak pidana terorisme;
c) Item “menandatangani pernyataan tidak terlibat dalam jaringan
narkoba” berlaku untuk narapidana tindak pidana narkotika;
d) Pelaksanaan pernyataan komitmen kesetiaan terhadap NKRI
atau tidak terlibat dengan jaringan narkoba dilaksanakan
dengan mekanisme:
1) Narapidana yang telah mendapatkan nilai baik dari program
pembinaan dan memperoleh penurunan risiko berhak
diusulkan untuk melakukan pernyataan komitmen;
2) Pernyataan komitmen yang diberikan oleh Narapidana
harus dengan prinsip kesukarelaan dan tanggung jawab
penuh pribadi narapidana;
3) Narapidana dimintai persetujuan terkait perekaman dan
publikasi video penandatanganan dan pernyataan
komitmen oleh media kepada publik;
4) Daftar narapidana yang melaksanakan pernyataan
komitmen diperoleh dari hasil sidang TPP dan koordinasi
dengan lembaga terkait;
5) Lembaga Pemasyarakatan menyediakan fasilitas dalam
penyelenggaraan pernyataan kesetiaan terhadap NKRI yang
terdiri dari:
 Berkas pernyataan komitmen;
 Alat tulis;
 Saksi internal;
 Saksi eksternal (opsional); dan
 Alat perekam video.
6) Setelah pernyataan komitmen, petugas pembinaan perlu
melakukan observasi perubahan perilaku untuk melihat
kesungguhan komitmen narapidana.
e) Isi kolom Frekuensi dengan angka „1‟ ketika item kegiatan
diselenggarakan, dan isi angka „0‟ ketika item tidak
diselenggarakan;
f) Pengisian item dilakukan dengan cara mengetik angka „1‟ (satu)
hanya jika narapidana menunjukkan perilaku sesuai item
observasi. Jika narapidana tidak menunjukkan perilaku sesuai
item observasi, harap dikosongkan;

39
5) Hasil Penilaian
a) Tabel hasil penilaian berisi skor total masing-masing variabel
penilaian, aspek, skor, dan keterangan hasil skor;
b) Wali/asesor dapat memberikan catatan tambahan tentang
narapidana pada tabel Catatan Wali/Asesor;
c) Wali/asesor dapat memberikan rekomendasi yang sesuai
dengan hasil penilaian dan kebutuhan narapidana pada
tabel Rekomendasi;
d) Petugas Pembinaan (Wali/Asesor dan Kasi/Kasubsi)
menandatangani lembar observasi bulanan di bagian paling
bawah lembar.

6) Rangkuman Penilaian
a) Rangkuman penilaian berisi seluruh data skor penilaian
narapidana selama 12 bulan atau sesuai dengan waktu
penilaian yang sudah dilakukan ketika laporan dibutuhkan
segera.
b) Petugas dapat melihat perubahan perilaku narapidana pada
dokumen rangkuman ini;
c) Rangkuman ditandatangani oleh Kasi/Kasubsi Binadik dan
Wali Pemasyarakatan yang bertugas.

c. Penghitungan Skor
1) Penghitungan skor adalah proses mengubah hasil temuan
data menjadi nilai kuantitatif yang akan menghasilkan skor
penilaian pembinaan narapidana;
2) Penghitungan skor dilakukan dengan mengisi data pada file
excel yang telah disediakan sesuai pengamatan, karena di
dalam file excel sudah terdapat rumus yang akan mengubah
temuan data menjadi skor bulanan perilaku narapidana
secara otomatis;
3) Penghitungan skor dilakukan pada 4 Variabel yaitu
Penilaian Pembinaan Kepribadian, Penilaian Pembinaan
Kemandirian, Penilaian Sikap dan Penilaian Kesehatan
Mental;
4) Penghitungan skor dilakukan melalui tiga tahapan:
a) Menghitung skor item;
b) Menghitung skor aspek;
c) Menghitung skor variabel;
d) Interpretasi skor.

40
5) Skor item diperoleh dengan menjumlahkan data penilaian
harian dalam sebulan, dibagi dengan frekuensi ideal
bulanan dan dikalikan dengan bobot item;
6) Skor aspek diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor
item;
7) Skor variabel diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor
aspek dibagi dengan jumlah aspek pada setiap variabel;
8) Interpretasi skor:

Rentang Skor Interpretasi Skor Variabel


Variabel
Pembinaan Sikap Kondisi Mental

0 – 16,66 Sangat tidak Sangat tidak Sangat tidak


baik patuh sehat mental

16,67 – 33,33 Tidak baik Tidak patuh Tidak sehat


mental

33,34 – 66,67 Cukup baik Cukup patuh Cukup sehat


mental

66,68 – 83,35 Baik Patuh Sehat mental

83,36 – 100 Sangat baik Sangat patuh Sangat sehat


mental

d. Pelaporan
1) Pelaporan hasil penilaian pembinaan narapidana dilakukan
setiap bulan;
2) Format pelaporan merujuk pada Instrumen SPPN kolom „Hasil
Penilaian Pembinaan Narapidana, Rekomendasi, dan Identitas
penanggung jawab;
3) Pelaporan dilakukan secara berjenjang dari Wali
Pemasyarakatan, Petugas Pembinaan, Kepala Seksi Pembinaan,
Kepala Lapas, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
cq. Divisi Pemasyarakatan, dan Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan cq. Direktorat Pembinaan Narapidana dan
Latihan Kerja Produksi;
4) Laporan hasil penilaian pembinaan narapidana dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan terkait
pelaksanaan pembinaan selanjutnya serta data tambahan
untuk penyusunan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas).

41
3. Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana
Prosedur Operasional Baku atau sering disebut Standard Operating
Procedure (SOP) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur
operasional baku yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan
untuk memastikan bahwa semua proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan
secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis. Dengan
adanya instruksi kerja yang sesuai standar maka semua kegiatan
layanan akan dapat dilakukan secara konsisten oleh siapapun yang
sedang bertugas melakukan layanan. Dengan prosedur yang
terstandar setiap orang baik pengguna layanan maupun staf yang
memberi layanan akan dapat memanfaatkan ataupun melakukan
layanan yang semakin hari semakin baik dan semakin cepat karena
terjadinya proses pembelajaran yang secara terus menerus selama
proses layanan. Dengan demikian diharapkan melalui SOP ini akan
terwujud peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja layanan.

Berikut ini adalah format SOP berdasarkan Peraturan Menteri


Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOP:

Simbol yang digunakan dalam SOP hanya terdiri dari 5 (lima) simbol,
yaitu: 4 (empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowcharts)
dan 1 (satu) simbol penghubung ganti halaman (Off-Page Connector).
Kelima simbol yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut:

Simbol Kapsul/Terminator Digunakan untuk mendeskripsikan


kegiatan mulai dan berakhir

42
Simbol Kotak/Process untuk mendeskripsikan proses atau
kegiatan eksekusi;

Simbol Belah untuk mendeskripsikan kegiatan


Ketupat/Decision pengambilan keputusan;

Simbol Anak untuk mendeskripsikan arah kegiatan


Panah/Panah/Arrow (arah proses kegiatan);

Simbol Segilima/Off-Page untuk mendeskripsikan hubungan


Connector antar halaman.

Standard Operating Procedure (SOP) dari Sistem Penilaian Pembinaan


Narapidana ini terdiri dari 3 (tiga) jenis prosedur atau kegiatan makro
yang memiliki turunan SOP teknis di bawahnya, yaitu:

A. Prosedur Pengangkatan Wali Pemasyarakatan

1. SOP Pengangkatan Wali Pemasyarakatan

B. Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana

1. SOP Pengumpulan Data dan Penilaian Pembinaan Narapidana

2. SOP Penginputan dan Penormaan Penilaian Pembinaan


Narapidana

3. SOP Pelaporan Penilaian Pembinaan Narapidana

C. Prosedur Pernyataan Komitmen Narapidana

1. SOP Pendataan Narapidana yang akan Melakukan Pernyataan


Komitmen NKRI

2. SOP Koordinasi dengan Lembaga Terkait

3. SOP Penandatanganan Pernyataan Komitmen

4. SOP Publikasi Pernyataan Komitmen

5. SOP Observasi dan Pembinaan Lanjutan

43
F. Jangka Waktu Penyelesaian
Setiap tahapan penilaian yang telah diuraikan dalam sistem, mekanisme
dan prosedur penilaian pembinaan narapidana memiliki jangka waktu
penyelesaian kegiatan seperti dalam tabel berikut ini:

No Kegiatan Waktu Keterangan

1. Pengumpulan Data 1 hari; ● Waktu pengumpulan data


● Harian 1 minggu; disesuaikan dengan
● Mingguan 1 bulan frekuensi penilaian setiap
● Bulanan indikator;
● Metode pengumpulan data
disesuaikan dengan
klasifikasi Lapas.

2. Pengisian 45 menit Pengisian dilakukan ke dalam


instrumen excel secara
manual maupun secara
langsung ke Sistem Database
Pemasyarakatan.

3. Penghitungan Skor 15 menit ● Penghitungan skor


dilakukan secara otomatis
dengan instrumen excel
penormaan atau secara IT
melalui Sistem Database
Pemasyarakatan.

4. Pelaporan 2x sebulan Pelaporan dilakukan secara


berjenjang.

G. Kebutuhan Sarana dan Prasarana


Sarana dan Prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan Penilaian
Pembinaan Narapidana adalah sebagai berikut:

No Klasifikasi Sarana dan Jumlah Keterangan


Lapas Prasarana

1 Lapas Super Lembar pencatatan Jika Tablet tidak


1
perilaku tersedia

44
Maximum Alat tulis kantor 1
Security
Fingerprint/ Daftar Dalam setiap
1
hadir lokasi kegiatan

Komputer 3

Tablet 3 Untuk 10 wali

CCTV Menyesuaikan
jumlah kamar,
ruangan dan
1
kebutuhan
pengamanan
lainnya

Ruang penilaian Beserta


(konseling/ 1 kelengkapannya
wawancara)

2 Lapas Lembar pencatatan Jika Tablet tidak


1
Maximum perilaku tersedia
Security
Alat tulis kantor 1

Fingerprint/ Daftar Dalam setiap


1
hadir lokasi kegiatan

Komputer 3

Tablet 5 Untuk 15 wali

CCTV Menyesuaikan
jumlah kamar,
ruangan dan
1
kebutuhan
pengamanan
lainnya

Ruang penilaian Beserta


(konseling/ 1 kelengkapannya
wawancara)

3 Lapas Medium Lembar pencatatan Jika Tablet tidak


1
Security perilaku tersedia

Alat tulis kantor 1

45
Fingerprint/ Daftar Dalam setiap
1
hadir lokasi kegiatan

Komputer 3

Tablet 10 Untuk 30 wali

Ruang penilaian Beserta


(konseling/ 1 kelengkapannya
wawancara)

4 Lapas Minimum Lembar pencatatan Jika Tablet tidak


1
Security perilaku tersedia

Alat tulis kantor 1

Fingerprint/ Daftar Dalam setiap


1
hadir lokasi kegiatan

Komputer Untuk
3
pembinaan

Tablet 5 Untuk 15 wali

Ruang penilaian Beserta


(konseling/ 1 kelengkapannya
wawancara)

H. Jumlah dan Kompetensi Pelaksana


Dalam melakukan penilaian kegiatan pembinaan narapidana baik
kepribadian ataupun kemandirian, diperlukan petugas pelaksana
penilaian dengan jumlah dan kompetensi sebagai berikut:

No Program Pelaksana Kompetensi Pelaksana


Pembinaan

1 Penilaian Wali/Asesor Pendidikan Wali/Asesor:


Pembinaan Pemasyarakatan - Minimal SMA/sederajat
Kepribadian

Kualifikasi:
- Mampu mengoperasikan
komputer
- Mengetahui cara penggunaan

46
instrumen SPPN
- Menguasai teknik
pengumpulan data penilaian
seperti observasi, wawancara,
tes evaluasi, dll
- Merupakan petugas wali atau
asesor di Lembaga
Pemasyarakatan sesuai
syarat pada regulasi yang
berlaku. Apabila tidak
memenuhi syarat, maka
petugas yang cakap dan
mampu dapat diangkat
sebagai Asisten Wali.

2 Penilaian - Pelatihan Pendidikan Instruktur:


Pembinaan Keterampilan: - Sekolah teknik dengan
Kemandirian Instruktur pengalaman di bidang
- Produksi bersangkutan minimal 5
barang & jasa: tahun; atau
- Sekolah teknologi menengah
Penilai Hasil
dengan pengalaman di
Barang & jasa
bidang bersangkutan
minimal 3 tahun; atau
- S1 teknik/pemegang
sertifikat instruktur dengan
pengalaman di bidang
bersangkutan minimal 1
tahun; atau
- S1 non teknik dengan
pengalaman di bidang
bersangkutan minimal 2
tahun.

Pendidikan Penilai Hasil


Barang & Jasa:
- Minimal SMA/sederajat

Kualifikasi:
- Mampu mengoperasikan
komputer
- Mengetahui cara penggunaan

47
instrumen SPPN
- Menguasai teknik
pengumpulan data penilaian
seperti observasi, wawancara,
tes evaluasi, dll

3 Penilaian - Psikolog; Pendidikan psikolog:


Sikap & - Wali - Minimal S1 Psikolog
Kondisi Pemasyarakatan
Mental ; atau Pendidikan Wali/Asesor:
- Asesor - Minimal SMA/Sederajat
Pemasyarakatan
. Kualifikasi:
- Mampu mengoperasikan
komputer
- Mengetahui cara penggunaan
instrumen SPPN
- Menguasai teknik
pengumpulan data penilaian
seperti observasi, wawancara,
dan tes evaluasi.

I. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan

Kebutuhan Jumlah Biaya per Unit Total

1 Lapas Super Maximum Security

a Cetak lembar pencatatan ..... Rp. 1.000,-/


Rp. ......
perilaku lembar lembar

b Alat tulis kantor ..... Rp. 50.000,-


Rp. ......
paket /paket

c Fingerprint/ Daftar hadir ....... Rp. 600.000,-


Rp. ......
unit /unit

d Komputer ....... Rp. 5.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

e Tab ....... Rp. 4.300.000,-


Rp. ......
unit /unit

48
f Ruang penilaian (konseling/ 1
Rp. ...... Rp. ......
wawancara) ruangan

2 Lapas Maximum Security

a Cetak lembar pencatatan ..... Rp. 1.000,-/


Rp. ......
perilaku lembar lembar

b Alat tulis kantor ..... Rp. 50.000,-


Rp. ......
paket /paket

c Fingerprint/ Daftar hadir ....... Rp. 600.000,-


Rp. ......
unit /unit

Komputer ....... Rp. 5.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

d Tablet ....... Rp. 4.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

f Ruang penilaian (konseling/ 1


Rp. ...... Rp. ......
wawancara) ruangan

3 Lapas Medium Security

a Cetak lembar pencatatan ..... Rp. 1.000,-/


Rp. ......
perilaku lembar lembar

b Alat tulis kantor ..... Rp. 50.000,-


Rp. ......
paket /paket

c Fingerprint/ Daftar hadir ....... Rp. 600.000,-


Rp. ......
unit /unit

Komputer ....... Rp. 5.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

d Tab ....... Rp. 4.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

e Ruang penilaian (konseling/ 1


Rp. ...... Rp. ......
wawancara) ruangan

49
4 Lapas Minimum Security

a Cetak lembar pencatatan ..... Rp. 1.000,-/


Rp. ......
perilaku lembar lembar

b Alat tulis kantor ..... Rp. 50.000,-


Rp. ......
paket /paket

c Fingerprint/ Daftar hadir ....... Rp. 600.000,-


Rp. ......
unit /unit

Komputer ....... Rp. 5.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

d Tab ....... Rp. 4.000.000,-


Rp. ......
unit /unit

e Ruang penilaian (konseling/ 1


Rp. ...... Rp. ......
wawancara) ruangan

J. Instrumen Penilaian Kinerja


1. Pengertian dan Tujuan

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis


informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara
sistematis dan berkesinambungan tentang kegiatan program
sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
menyempurnakan program/kegiatan itu selanjutnya. Tujuan
Monitoring, pertama; mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana, kedua;
mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat
diatasi, ketiga; melakukan penilaian apakah pola kerja dan
manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan
kegiatan, keempat; mengetahui kaitan antara kegiatan dengan
tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan, kelima;
menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa
menyimpang dari tujuan.
Adapun evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan
dan pengungkapan masalah kinerja program/kegiatan untuk
memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja
program/kegiatan. Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan
informasi yang menarik pelajaran dari pengalaman mengenai
pengelolaan kegiatan, keluaran, manfaat, dan dampak dari
kegiatan pembangunan yang baru selesai dilaksanakan, maupun

50
yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan pengendalian kegiatan selanjutnya.

2. Prosedur
a. Penyebaran instrumen penilaian mandiri ke UPT Pemasyarakatan
b. UPT mengisi instrumen penilaian mandiri, untuk menilai
pemenuhan dari setiap fungsi pemasyarakatan
c. Divisi Pemasyarakatan kemudian memeriksa dan memverifikasi
hasil pengisian dari UPT untuk melihat kesesuaian dan
kebenaran dari data dan fakta di lapangan dengan data yang
diisikan oleh UPT di dalam instrumen penilaian mandiri.
d. Dari hasil verifikasi ini, Divisi Pemasyarakatan kemudian
melaporkan jumlah UPT yang sudah sesuai standar untuk
wilayahnya berdasarkan hasil pengisian instrumen penilaian
mandiri yang sudah diverifikasi oleh Divisi Pemasyarakatan
secara berkala.
e. Direktorat teknis di Dirjen Pemasyarakatan kemudian
merekapitulasi laporan dari Divisi Pemasyarakatan untuk
mendapatkan data jumlah UPT Pemasyarakatan yang sudah
melakukan pelayanan sesuai standar. Bila diperlukan,
Direktorat Teknis melakukan uji petik ke beberapa UPT
Pemasyarakatan dan Divisi Pemasyarakatan Pemasyarakatan
untuk memverifikasi laporan dari Divisi Pemasyarakatan.
f. Direktorat Teknis di Dirjen Pemasyarakatan kemudian
melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil laporan
pengisian kuesioner oleh UPT Pemasyarakatan.
Hasil dari pengisian kuesioner oleh UPT Pemasyarakatan yang
sudah diverifikasi oleh Divisi Pemasyarakatan Pemasyarakatan
kemudian dianalisis dan dievaluasi oleh unit teknis di Ditjen
Pemasyarakatan untuk menilai implementasi dari standar
pemasyarakatan oleh UPT Pemasyarakatan. Hasil evaluasi
kemudian dilaporkan oleh Kepala Seksi Evalap di masing-
masing Direktorat untuk kemudian direkapitulasi dan
dikumpulkan ke Kasubag Evalap Sesditjen PAS.

51
3. Instrumen Penilaian Standar Penilaian Pembinaan Narapidana

Nama UPT

Klasifikasi Lapas

Jumlah Narapidana

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (√)pada kotak yang telah disediakan

1. Pelaksanaan Standar Penilaian Pembinaan Narapidana

Persentase Narapidana

No. Pernyataan 0% – 21 – 41 – 61 – 81 –
20% 40% 60% 80% 100%
(1) (2) (3) (4) (5)

1. Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian terkait
pembinaan
kepribadian

2. Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian terkait
pembinaan
kemandirian

3. Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian perilaku
terkait sikap

4 Banyaknya narapidana
yang sudah dilakukan
penilaian perilaku
terkait kondisi mental

52
Keterangan:
Nilai ≥ 16 = Baik
Nilai 6 – 15 = Cukup
Nilai ≤ 5 = Kurang
2. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Ketersediaan

Nama SOP Ada


No.
Tidak
Tidak ada
Dilakukan
dilakukan (Nilai: 0)
(Nilai: 2)
(Nilai: 1)

Prosedur Pengangkatan Wali Pemasyarakatan

1. SOP Pengangkatan Wali

Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana

2. SOP Pengumpulan Data dan


Penilaian Pembinaan
Narapidana

5. SOP Penginputan dan


Penormaan Penilaian
Pembinaan Narapidana

6. SOP Pelaporan Penilaian


Pembinaan Narapidana

Prosedur Pernyataan Komitmen

7. SOP Pendataan Narapidana


yang akan Melakukan
Pernyataan Komitmen NKRI

8. SOP Koordinasi dengan


Lembaga Terkait

9. SOP Penandatanganan
Pernyataan Komitmen

10. SOP Publikasi Pernyataan


Komitmen

53
Ketersediaan

Nama SOP Ada


No.
Tidak
Tidak ada
Dilakukan
dilakukan (Nilai: 0)
(Nilai: 2)
(Nilai: 1)

11. SOP Observasi dan


Pembinaan Lanjutan

TOTAL NILAI
Keterangan:
Nilai ≥ 17 = Baik
Nilai 6 – 16 = Cukup
Nilai ≤ 5 = Kurang

3. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan
No. Jenis Sarana dan Prasarana Ya Tidak
(1) (0)

1. Lembar pencatatan perilaku

2. Alat tulis kantor

3. Fingerprint/ daftar hadir

4. Komputer

5. Tablet

6. CCTV

7. Ruang penilaian (konseling/


wawancara)

TOTAL NILAI

54
Keterangan:
Nilai ≥ 6 = Baik
Nilai 4 – 5 = Cukup
Nilai ≤ 3 = Kurang

4. Sumber Daya Manusia

Ketersediaan

No. Pernyataan
0 1-3 ≥4
(0) (1) (2)

1. Jumlah petugas yang


menangani penilaian
pembinaan narapidana

3. Jumlah petugas yang telah


dilatih mengoperasikan
komputer

4. Jumlah petugas yang telah


dilatih penggunaan
instrumen penilaian
pembinaan narapidana

5. Jumlah petugas yang telah


dilatih teknik pengumpulan
data

6. Jumlah petugas yang


memiliki latar belakang
SMA/sederajat

7. Jumlah tenaga instruktur


untuk melakukan penilaian
pelatihan keterampilan

TOTAL NILAI

Keterangan:
Nilai ≥ 14 = Baik
Nilai 11 – 13 = Cukup
Nilai ≤ 10 = Kurang

55
Lampiran I. Instrumen Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana

Penilaian pembinaan narapidana dilaksanakan dengan mencatat data yang


berkaitan dengan perilaku narapidana ke dalam Instrumen SPPN yang
dapat diases pada link:

bit.ly/InstrumenSPPN2021

Setiap kategori Lapas memiliki Instrumen yang berbeda sesuai


karakteristiknya, hal tersebut terlihat dari adanya perbedaan dalam daftar
indikator dan juga sistem penormaannya. Instrumen tersebut merupakan
hal yang tidak terlepas dari standar ini.

56
Lampiran II. Format Post-test Pengetahuan (Pelatihan Keterampilan)

POST-TEST PELATIHAN KETERAMPILAN

Nama Narapidana :

Lapas :

Pelatihan keterampilan
:
yang diikuti

A. PENGETAHUAN

Lembar Post-Test Pengetahuan

Pertanyaan Skor

1. Jelaskan tujuan dan keluaran kegiatan pelatihan!

Jawaban:

2. Sebutkan prosedur/tahapan kerja dari kegiatan pelatihan!

Jawaban:

3. Jelaskan penerapan Kesehatan & Keselamatan Kerja dalam


kegiatan pelatihan!

Jawaban:

57
4. Sebutkan alat/bahan yang digunakan dalam kegiatan
pelatihan beserta kegunaannya!

Jawaban:

Total Skor

Interpretasi Skor Post-test Pengetahuan:


0-4 : Kurang
4-12 : Cukup
3-16 : Baik

Panduan Penilaian Post-test Pengetahuan


Pertanyaan Indikator Penilaian

1. Jelaskan tujuan Pemberian skor didasarkan pada tujuan dan


dan keluaran keluaran pelatihan yang telah ditetapkan oleh
kegiatan pelatihan instruktur/ petugas.

Skor 1: menjelaskan mengenai judul pelatihan;


Skor 2: menjelaskan mengenai judul pelatihan dan
keluaran yang ingin dicapai;
Skor 3: menjelaskan mengenai judul pelatihan,
keluaran yang ingin dicapai beserta kualitas
keluaran
Skor 4: menjelaskan mengenai judul pelatihan,
keluaran yang ingin dicapai; kualitas keluaran dan
manfaat dari kegiatan pelatihan

2. Sebutkan Pemberian skor didasarkan pada prosedur/tahapan


prosedur/tahapan kerja yang telah ditetapkan oleh instruktur/
kerja dari petugas.
kegiatan pelatihan
Skor 1: menyebutkan <50% tahapan kerja secara
tepat
Skor 2: menyebutkan 51% - 75% tahapan kerja
secara tepat

58
Pertanyaan Indikator Penilaian

Skor 3: menyebutkan 76% - 100% tahapan kerja


secara tepat
Skor 4: menyebutkan 100% tahapan kerja secara
tepat dan berurutan

3. Jelaskan Pemberian skor didasarkan pada aturan K3 yang


penerapan telah ditetapkan oleh instruktur/ petugas.
Kesehatan &
Keselamatan Skor 1: menjelaskan <50% aturan K3 secara tepat
Kerja (K3) dalam Skor 2: menjelaskan 51-75% aturan K3 secara tepat
kegiatan Skor 3: menjelaskan 76-100% aturan K3 secara
pelatihan! tepat
Skor 4: menjelaskan 76-100% aturan K3 secara
tepat dan dapat memberikan solusi jika terdapat
hambatan dalam penerapan aturan K3

4. Sebutkan Pemberian skor didasarkan pada ketentuan


alat/bahan yang alat/bahan yang telah ditetapkan oleh instruktur/
digunakan dalam petugas.
kegiatan pelatihan
beserta Skor 1: menyebutkan <50% alat/bahan yang
kegunaannya digunakan
Skor 2: menyebutkan <50% alat/bahan dan
kegunaannya secara tepat
Skor 3: menyebutkan 51% - 75% alat/bahan dan
kegunaannya secara tepat
Skor 4: menyebutkan 76% - 100% alat/bahan dan
kegunaannya secara tepat

59
B. KEAHLIAN
Formulir Penilaian Keahlian

No.
Tahapan Pelatihan Keterampilan Skor
Tahapan
(b) (c)
(a)

1 (Isilah kolom dengan tahap pertama pelatihan keterampilan) …

2 (Isilah kolom dengan tahap kedua pelatihan keterampilan) …

3 (Isilah kolom dengan tahap ketiga pelatihan keterampilan) …

dst (Isilah kolom dengan tahap selanjutnya) …

Jumlah skor …

Jumlah Tahapan …

SKOR AKHIR (Jumlah Skor  Jumlah Tahapan) …

Interpretasi Skor Akhir:


0-20: Tidak baik
21-40: Kurang baik
41-60: Cukup baik
61-80: Baik
81-100: Sangat Baik

Penjelasan Formulir:
(a) Isi kolom ini dengan nomor urut sesuai jumlah tahapan/proses kegiatan
pelatihan keterampilan
(b) Isi kolom ini dengan judul tapahan/proses kegiatan pelatihan
keterampilan secara berurutan
(c) Isi kolom ini dengan Skor dengan rentang 1-100 yang diberikan terhadap
keahlian narapidana dalam melaksanakan tahapan terkait sesuai
dengan indikator pemberian skor
Indikator Pemberian Skor
● Skor 0: Jika narapidana tidak bersedia melaksanakan tahapan terkait
sesuai instruksi
● Skor 1: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
dengan bantuan/pendampingan petugas
● Skor 2: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
tanpa bantuan/pendampingan petugas

60
● Skor 3: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
tanpa bantuan/pendampingan petugas dan mampu mencari solusi
mandiri jika terdapat hambatan
● Skor 4: Jika narapidana melaksanakan tahapan terkait secara tepat
tanpa bantuan/pendampingan petugas, mampu mencari solusi mandiri
jika terdapat hambatan dan mampu menghasilkan keluaran/hasil
pelatihan sesuai standar

61
Lampiran III. Lembar Penilaian Diri Self-Assessment

1. Lembar self-assessment merupakan instrumen penilaian yang bertujuan


untuk melihat konsistensi narapidana dengan frekuensi pengisian 1 kali
dalam 3 bulan;
2. Lembar penilaian diri ini berisikan beberapa pernyataan yang perlu
direspon oleh narapidana untuk menggali pola pemikiran mulai dari
aspek kognitif, sikap, dan afeksi;
3. Pengisian lembar self-assessment dilakukan secara mandiri oleh
Narapidana dengan mencentang kolom kesesuaian pernyataan dengan
pola pikir dan pemahamannya. Rentang kolom jawaban terdiri dari
Sangat tidak setuju (STS), Tidak setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS);
4. Narapidana dikatakan konsisten ketika jawaban dari pengisian lembar
self-assessment beragam.
5. Narapidana dikatakan tidak konsisten ketika jawaban dari pengisian
lembar self-assessment terlalu beragam atau terlalu seragam.
6. Hasil dari penilailaian diri ini dapat digunakan untuk:
a. Mengamati dan membandingkan konsitensi jawaban narapidana;
b. Data dukung dalam penilaian perubahan perilaku;;
c. Data dukung dalam penyusunan program pembinaan;
d. Data dukung dalam pemberian dan pemenuhan hak-hak narapidana;
e. Data dukung dalam pelaporan pembinaan narapidana.
7. Hasil instrumen self-assessment saja belum dapat membedakan WBP
yang sudah berperilaku baik maupun belum, harus ada data dukung
lain yang dapat menguatkan perubahan perilaku;
8. Saat ini, terdapat dua jenis lembar self-assessment berdasarkan kategori
tindak pidana, yaitu:
A. Lembar self-assessment Narapidana Teroris;
B. Lembar self-assessment Narapidana Bandar Narkotika.

62
A. LEMBAR SELF-ASSESSMENT NARAPIDANA TERORIS

PETUNJUK DAN CONTOH PENGISIAN

Bacalah setiap pertanyaan yang ada, kemudian berilah tanda “✔” pada
salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda.

Contoh Pengisian:

NO PERNYATAAN STS TS S SS


1 Saya adalah orang yang jujur

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

A. IDENTITAS

Nama :

Nama :
Panggilan
Tanggal Lahir :

Pasal Pidana :

Rutan/Lapas :

63
B. PERNYATAAN

NO PERNYATAAN STS TS S SS

Saya akan menjadi orang yang lebih baik setelah


1. keluar dari Lapas

2. Saya berada di lapas/rutan ini karena saya bersalah

Saya merasa kecewa terhadap diri saya akibat tindak


3. pidana yang saya lakukan

Saya merasa diri saya merupakan bagian dari Negara


4. Kesatuan Republik Indonesia

5. Saya bersedia ikut bela Negara Kesatuan Republik


Indonesia
6. Saya bersedia mengamalkan Pancasila dan UUD
1945
Saya mengakui Bhinneka Tunggal Ika sebagai
7. penyatu perbedaan di Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Saya merasa demokrasi di Negara Kesatuan Republik
8. Indonesia merupakan sistem politik yang benar

Saya merasa ajaran agama yang saya anut sesuai


9. dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Keluarga dan kerabat terdekat saya mendukung
10. tindak terorisme yang saya lakukan

11. Saya pernah mengancam orang secara fisik

Saya tidak segan untuk menyakiti secara fisik orang


12. yang telah mengancam, melecehkan, atau menghina
saya (contoh: menghina diri, keluarga,
guru/amir/ustadz, agama/keyakinan)
Ketika saya marah saya akan membanting,
13. memecahkan barang untuk menyalurkan amarah
saya
14. Saya cukup sering terlibat dalam perkelahian

Saya tidak akan ragu untuk memukul/membalas


15. secara fisik orang yang telah menyakiti anggota
keluarga atau teman saya

64
NO PERNYATAAN STS TS S SS

16. Sebelum berada di lapas/rutan, ketika saya merasa


kesal, saya akan berteriak, memukul, melempar
barang atau sejenisnya ke orang-orang sekitar saya
Saya merasa teman-teman saya menertawakan saya
17. di belakang

18. Teman-teman saya menilai saya orang yang pemarah

Saya merasa curiga terhadap orang-orang yang


19. bersikap baik terhadap diri saya

20. Saya merasa hidup orang lain lebih mudah dari saya

21. Saya merasa tidak perlu berinteraksi dengan orang


lain
22. Saya adalah korban dari ketidakadilan di negara
Indonesia
Saya sering merasa diperlakukan secara berbeda dan
23. saya termasuk orang yang dicurangi

24. Saya sering merasa iri dengan keberhasilan orang


lain
Saya mudah merasa terganggu dengan perilaku
25. orang lain di sekitar saya

26. Menurut saya Negara Indonesia adalah negara kafir

27. Menurut saya Institusi Polri adalah kafir

Apa yang saya lakukan bertujuan untuk mewakili


28. perjuangan agama saya

29. Saya memiliki keyakinan yang paling benar di dunia


ini
Saya percaya bahwa keyakinan lain yang ada di
30. dunia ini selain keyakinan saya adalah salah
31. Saya percaya bahwa keyakinan yang saya anut akan
menyelamatkan saya dunia akhirat
Saya meyakini kelompok tertentu (seperti ISIS/AL
32. Qaeda/organisasi sejenisnya) adalah kekhalifahan
yang sah

65
NO PERNYATAAN STS TS S SS

Saya meyakini ISIS/Al Qaeda/organisasi sejenis


lainnya (dan kelompok yang berbaiat, berafiliasi, atau
33. bergabung dengan ISIS/Al Qaeda dan organisasi
sejenisnya) adalah kelompok yang mewakili
perjuangan umat yang sah
Saya merasa seharusnya umat Muslim di Indonesia
mendukung ISIS/Al Qaeda/organisasi sejenis lainnya
34. dan kelompok-kelompok yang terafiliasi dengan
ISIS/Al Qaeda/organisasi sejenis lainnya di
Indonesia
Saya yakin akan masuk surga ketika saya
35. melakukan jihad untuk agama saya

Saya merasa keluarga dan kerabat saya harus


36. mengikuti keyakinan saya

37. Saya akan membela keyakinan yang saya anut


sampai mati
38. Saya merasa marah ditempatkan di Lapas ini

39. Saya kesulitan mengendalikan gejolak emosi dalam


diri
40. Saya sering merasa marah tanpa alasan yang jelas

41. Saya mudah terpancing emosinya

Saya merasa bahwa kekerasan adalah satu-satunya


42. cara pemecahan masalah

Saya merasa berhak melakukan kekerasan terhadap


43. orang- orang yang memiliki pemahaman berbeda
dengan saya
Apabila saya harus menggunakan kekerasan fisik
44. untuk membela hak beragama (termasuk hak
beribadah dan menegakkan syariat) maka akan saya
lakukan
Menurut saya orang tertentu harus diberi pelajaran
45. dengan menggunakan kekerasan fisik (seperti
melalui teror, intimidasi, dll)

66
B. LEMBAR SELF-ASSESSMENT NARAPIDANA BANDAR NARKOTIKA

PETUNJUK DAN CONTOH PENGISIAN


Bacalah setiap pertanyaan yang ada, kemudian berilah tanda “✔” pada
salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda .
Contoh Pengisian:

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya adalah orang yang jujur ✔

Keterangan:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai

A. IDENTITAS

Nama :

Nama :
Panggilan

Tanggal :
Lahir

Tindak :
Pidana

Rutan/Lapas :

67
B. PERNYATAAN

KETERANGAN:
Pekerjaan yang dimaksud merujuk pada putusan pidana dengan narkoba
sebagai komoditas yang diperjualbelikan

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Pekerjaan ini sama dengan pekerjaan yang lain

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang paling


2
menjanjikan dari segi ekonomi
Orang-orang jadi menghargai saya saat saya
3
menjalani pekerjaan ini
Saya takut kehilangan kekuasaan jika saya berhenti
4
dari pekerjaan ini

5 Dengan pekerjaan ini, hidup saya jadi lebih baik

Penghasilan saya jauh lebih baik setelah menjalani


6
pekerjaan ini
Penggunaan narkoba sesuai kebutuhan merupakan
7
hal yang sah saja.
Pekerjaan ini akan tetap ada karena permintaan
8
narkoba semakin tinggi
Saya bertanggung jawab apabila pembeli adalah
9
anak-anak di bawah umur
Pekerjaan bandar itu menguntungkan negara
10
karena membawa pemasukan pajak
Bisnis narkoba merupakan pilihan utama meskipun
11
saya dapat mengembangkan bisnis lain
Saya takut jika keluarga saya terlibat karena
12
pekerjaan saya ini
Bisnis narkoba merupakan pilihan yang terbaik di
13
antara bisnis lainnya
Saya mampu membiayai kebutuhan hidup hanya
14
dengan menjalani pekerjaan ini
Teman-teman saya merupakan
15
bandar/kurir/pengedar narkoba

68
NO PERNYATAAN STS TS S SS

Dengan menjalani pekerjaan ini, pengetahuan saya


16
bertambah
Pekerjaan ini membuat saya dapat disegani dan
17
dihormati
Menjadi bandar/pengedar/kurir bukan hal yang
18
salah selama keluarga saya tidak terlibat
Saya marah jika keluarga saya direndahkan orang
19
lain karena pekerjaan saya ini
Saya khawatir saya dan keluarga menerima
20 ancaman jika saya keluar dari
kelompok/jaringan/sindikat narkoba
Pengguna narkoba jauh lebih bersalah daripada
21
pengedar dan bandar
Mengedarkan narkoba dalam jumlah sedikit tidak
22
masalah
Saya berjasa menolong orang-orang yang
23
membutuhkan narkoba
Saya bangga apabila saya dapat merekrut banyak
24
agen/kurir dalam mengembangkan bisnis ini
Pengedar dan bandar hanya perantara, yang
25
bersalah adalah orang yang menggunakan narkoba
Barang-barang mewah mudah didapat ketika saya
26
menjalani pekerjaan ini

27 Keluarga saya tidak peduli dengan kehidupan saya

Saya sedih jika teman-teman meninggalkan saya


28
jika berhenti dari pekerjaan ini
Saya malu jika saya berhenti, saya dan keluarga
29
direndahkan karena status ekonomi saya
Selama memiliki uang dan kekuasaan, peredaran
30
narkoba akan tetap aman
Penggunaan narkoba untuk tujuan kesehatan tidak
31
masalah dan membawa dampak baik
Pekerjaan ini merupakan sumber mata pencaharian
32
terbesar bagi saya

69
NO PERNYATAAN STS TS S SS

Saya tidak perlu merasa bersalah karena keputusan


33
pembeli adalah tanggung jawab masing-masing
Tidak masalah mengedarkan narkoba asalkan tidak
34
ketahuan
Saya bangga menjalani pekerjaan ini karena
35
memiliki banyak uang, teman, dan kekuasaan
Saya tetap menjalani pekerjaan ini jika banyak yang
36
membutuhkan narkoba
Menjual narkoba di lingkungan saya merupakan hal
37
yang wajar
Saya malu jika keluarga saya tahu tentang
38
pekerjaan saya
Saya merasa marah karena kecerobohan kurir/agen
39
narkoba saya harus menjalani hukuman pidana
Bahaya narkoba adalah tanggung jawab pribadi,
40
bukan tanggung jawab bersama
Saya takut kehilangan harta jika saya berhenti dari
41
pekerjaan ini
Saya bangga bisa membantu orang-orang yang
42
sangat membutuhkan narkoba

43 Keluarga saya tidak mengetahui pekerjaan saya ini

~Mohon pastikan kembali setiap pertanyaan sudah terjawab~

70
Lampiran IV. Format Surat Pernyataan
1. Surat Pernyataan NKRI

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
LAPAS.....
Jalan. ...........
Telepon. ............... - Faksimili. ...............
Laman : ............. Email : .................

SURAT PERNYATAAN
SETIA KEPADA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu ‘alaikum wr wb.


Bismillahirahmaanirrahiim ...

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :
No Registrasi :
Pidana
Tempat Tgl Lahir :
Kewarganegaraan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan terakhir :
Alamat :
Putusan Pengadilan :
Nomor Putusan :
Perkara :
Pidana :
Kelompok/Jaringan :

Pada hari ini , tanggal ,

Demi Allah, Wallahi saya bersumpah;

1. Saya berjanji untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia


dan akan melindungi segenap tanah air Indonesia dari segala tindakan-
tindakan aksi terorisme yang dapat memecah belah persatuan dan
kesatuan Indonesia.

71
2. Saya melepaskan baiat saya terhadap pemimpin kelompok teroris
_________
Yaitu ______________, maupun yang menggantikannya yaitu
____________ dan atau pemimpin/amir organisasi jihadis radikal lainnya;

3. Saya menyesali kesalahan yang telah Saya lakukan dan Saya tidak akan
bergabung dengan Amir kelompok teroris lainnya yang terlibat dan
menyetujui aksi teror di manapun di dunia ini;

4. Bersedia mengikuti program Pembinaan dan Deradikalisasi yang


diselenggarakan oleh lapas maupun instansi lain.

Pernyataan ini saya sampaikan bukan karena saya berada dalam tekanan
ataupun paksaan dari pihak manapun tetapi karena saya telah menyadari
bahwa Pancasila dan UUD 1945 tidak bertentangan dengan Islam dan
pemahaman agama yang saya yakini.

Demikian penyataan ini saya sampaikan untuk dapat saya


pertanggungjawabkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Wassalamualaikum wr wb.
......, 20...
Mengetahui,

Kalapas Yang Membuat Pernyataan

(Materai 10.000)
Nama ....... ............................................
NIP. ...............

SAKSI-SAKSI
1. BNPT :.......................
2. PK BAPAS :.......................
3. KEMENAG :.......................
4. DENSUS88 AT :......................

72
2. Surat Pernyataan Tidak Terlibat Jaringan Narkoba
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
LAPAS.....
Jalan. ...........
Telepon. ............... - Faksimili. ...............
Laman : ............. Email : .................

SURAT PERNYATAAN TIDAK TERLIBAT JARINGAN NARKOBA


Nomor : ..........................

Nama :
No Registrasi :
Pidana
Tempat Tgl Lahir :
Kewarganegaraan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
terakhir
Alamat :
Putusan :
Pengadilan
Nomor Putusan :
Perkara :
Pidana :
JPU :

Pada hari ini....................tanggal...................., dengan ini menyatakan


bahwa saya:

1. Tidak terlibat dalam penggunaan, pendistribusian obat-obatan terlarang


narkotika, zat adiktif dan sejenisnya serta tindak pidana dengan jaringan
peredaran narkoba nasional atau internasional, dan
2. Tidak akan mengulangi tindak pidana.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan tandatangani dalam keadaan
sehat, sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak mana pun serta dapat saya
pertanggungjawabkan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

73
......, 20...
Mengetahui,

Kalapas Yang Membuat Pernyataan

(Materai 10.000)
Nama ....... ............................................
NIP. ...............

SAKSI-SAKSI
1. Wali….
2. ...
3. ...

74
Surat Pernyataan Tidak Terlibat Jaringan Narkoba (untuk WNA)

MINISTRY OF LAW AND HUMAN RIGHTS


REPUBLIC OF INDONESIA
…………..CORRECTIONAL FACILITY
Address. ...........
Phone. ............... - Fax. ...............
Website: ............. Email : .................

STATEMENT LETTER OF DISENGAGEMENT FROM DRUG SYNDICATE


NO: ..........................

First Name :
Last Name :
Registration :
Number
Place, Date of :
Birth
Citizenship :
Religion :
Education :
Occupation :
Address :
Verdict Number :
Crime Type :
Prosecutor’s :
name

On date……….. 20…., I hereby declare that:

1. I will not use, possess, distribute, traffic dangerous drugs and other
similar substances nor involve in any drug syndicates/organizations;
2. I will not reoffend or commit any other crime.

I wrote and signed this statement in a healthy and conscious condition,


without coercion from any party and I acknowledge the legal responsibility
to the Unitary State of the Republic of Indonesia attached on this statement
letter.

75
......, 20...

Prison Warden, Inmate

Name ....... (Stamp 10.000)


NIP. ...............
............................................

Witnesses:
1. Wali….
2. ...
3. ...

76
Lampiran V. Standar Operasional Prosedur
A. Prosedur Pengangkatan Wali Pemasyarakatan
1. SOP Pengangkatan Wali Pemasyarakatan
Nomor SOP
Tanggal Pembuatan
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh

DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN SOP PENGANGKATAN WALI


Nama SOP
PEMASYARAKATAN

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana


1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan; - Petugas merupakan PNS minimal berpendidikan SMU dan
sederajat.
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara - Petugas sehat jasmani dan rohani.
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan - Petugas mempunyai pengalaman bekerja di lingkungan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan; Pemasyarakatan paling kurang 5 (lima) tahun.
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua dan - Petugas tidak sedang menjalani hukuman disiplin.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan;
5 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007 tentang Wali
Pemasyarakatan;
6 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.0T.01.01 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M-01-PR.07.03 Tahun 1985 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan;
7 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 Tentang
Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan

Dokumen Terkait : Peralatan / Perlengkapan :


1 Sound System.
2 ATK.
3 Buku absensi.
4 Daftar peserta.
5 Peralatan/perlengkapan pengangkatan.
6 Laptop/komputer.

Peringatan : Pencatatan dan Pendataan :


Apabila SOP ini tidak dijalankan maka pelaksanaan pengangkatan Wali Pemasyarakatan tidak dapat berjalan
dengan baik.

77
SOP PENGANGKATAN WALI PEMASYARAKATAN
Pelaksana Mutu Baku
No. Kegiatan Kepala Kabag/ Kasubag/ Kepala Keterangan
Kelengkapan Waktu Output
Lapas Kasubbag TU Urusan Kepegawaian
Kalapas berkoordinasi dengan TU dan
Disposisi, ATK, Perintah
1 Kepegawaian untuk melakukan seleksi Wali 1 hari
Laptop/Komputer dilaksanakan.
Pemasyarakatan.

Kepala TU dan Kepegawaian mengumumkan


syarat Wali Pemasyarakatan sesuai dengan
Disposisi, ATK, Pengumuman
2 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 1 hari
Laptop/Komputer dibuat.
R.I Nomor: M. 01 PK.04.10. Tahun 2007 tentang
Wali Pemasyarakatan.

Kepala TU dan Kepegawaian melakukan seleksi


Kegiatan seleksi
3 yang terdiri dari seleksi administrasi dan Disposisi, ATK 7 hari
dilaksanakan.
wawancara.

Kepala TU dan Kepegawaian membuat daftar Daftar calon Wali


4 calon Wali Pemasyarakatan yang lolos seleksi Disposisi, ATK 2 hari Pemasyarakatan
administrasi dan wawacara. telah siap.

Kepala TU menyerahkan hasil seleksi kepada Hasil seleksi


5 Disposisi, ATK 1 hari
Kalapas. tersampaikan.

Kegiatan
Kalapas mengangkat dan menetapkan Wali pengangkatan Wali
6 Disposisi, ATK 1 hari
Pemasyarakatan yang sudah terpilih. Pemasyarakatan
dilaksanakan.

Kegiatan
pengangkatan Wali
Kalapas melaporkan hasil seleksi kepada Kantor Laporan hasil
7 1 hari Pemasyarakatan
Wilayah dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. seleksi dan ATK.
selesai
dilasanakan.

Jumlah Kegiatan : 7 Tahap


Jumlah Waktu : 14 Hari

78
B. Prosedur Penilaian Pembinaan Narapidana
1. SOP Pengumpulan Data Penilaian Pembinaan Narapidana

79
80
2. SOP Penginputan dan Penormaan Penilaian Pembinaan Narapidana

3. SOP Penginputan dan Penormaan Penilaian Pembinaan Narapidana

81
82
3. SOP Pelaporan Penilaian Pembinaan Narapidana

83
84
C. Prosedur Pernyataan Komitmen Narapidana
1. SOP Pendataan Narapidana yang akan Melakukan Pernyataan Komitmen NKRI

85
86
87
2. SOP Koordinasi dengan Lembaga Terkait

88
89
90
3. SOP Penandatanganan Pernyataan Komitmen

91
92
93
4. SOP Publikasi Pernyataan Komitmen

94
95
96
5. SOP Observasi dan Pembinaan Lanjutan

97
98
99

Anda mungkin juga menyukai