Anda di halaman 1dari 15

Kelompok

Asas Hukum Islam


Anggota Tim
1. M. abi Hubail
2. Rizal firmansyah
3. Andriyan syah
4. M. syahid hilmi
Asas-asas Hukum Islam
Kata Asas berasal dari bahasa arab, "asasun" yang
berarti dasar, basis dan pondasi. Asas-asas di dalam
hukum islam terbagi menjadi 2. Asas umum dan asas
Khusus:

1. Asas Umum : Asas keadilan, kepastian hukum,


kemanfaatan, tauhid(mengesakan Tuhan),
kemerdekaan dan kebebasan dan asas berangsur-
angsur dalam menetapkan hukum,
2. Asas Khusus : Asas Hukum pidana dan hukum
perdata
Asas-asas Umum
Asas Umum terbagi menjadi 6 kategori :

1. Asas Keadilan
Berlaku adil adalah sebuah upaya seseorang dalam
menempatkan sesuatu pada tempatnya. demikian
pentingnya, penyebutan asas keadilan dalam Al-
qur'an sehingga lebih dari seribu kali. Berlaku adil
diperuntukan kepada seluruh manusia termasuk
didalamnya penguasa, khalifah Allah, orang tua
maupun rakyat biasa. salah satunya ditekankan
dalam surah an-Nisa' : 135.
2. Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum menjadi penentu
bahwa hukum tidak boleh berlaku surut.
Sehingga Allah dalam hal ini menegaskan
Allah memaafkan apapun yang dilakukan
dimasa lampau sebelum adanya aturan yang
disampaikan oleh Rasulullah. Allah
memaafkan apa yang telah lalu. Q.s. Al-
Maidah :95.
3. Asas Kemanfaatan
Dalam menegakkan hukum, selain
mempertimbangkan dimensi keadilan, maka juga
perlu diperhatikan dimensi kemanfaatan didalam
penerapan hukum tersebut.

4. Asas Tauhid
Semua manusia bermuara dalam satu kalimat
Tauhid yang sama yaitu La ilaha illa Allah. Prinsip
keesaan Allah melambangkan kedaulatan Tuhan,
maka tidak ada pihak manapun yang dapat
menyamai kedaulatannya.
5. Asas Kemerdekaan dan kebebasan
Islam memberikan kebebasan kepada setiap
umatnya sejauh tidak bertentangan dengan
syariat atau melanggar kebebasan orang lain.

6. Asas Berangsur-angsur dalam menetapkan


hukum
Al-qur'an tidak diturunkan sekaligus, melainkan
ayat demi ayat, hal ini terjadi lantaran kondisi
sosial dunia arab saat itu.
Asas-asas Hukum Pidana

a. Asas legalitas
menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran
maupun hukuman sebelum terdapat peraturan
yang mengatur sebelumnya.

b. Asas Larangan memindahkan kesalahan pada


orang lain.
Dalam surah al-Muddatssir:38 dinyatakan
bahwa setap diri bertanggung jawab atas
perbuatannya sendiri.
Asas-asas Hukum Pidana

c. Asas Praduga tak bersalah


menyatakan bahwa seseorang yang dituduh
melalukan kejahatan harus dianggap tidak
bersalah sampai hakim dengan bukti-bukti
meyakinkan dengan tegas kesalahan orang
tersebut.
Asas-asas Hukum Perdata

a. Asas kebolehan atau mubah


Hukum asal suatu hubungan perdata adalh boleh,
selama tidak ada larangan didalam Al-qur'an dan
sunah.

b. Asas menolak mudarat dan mengambil manfaat


asas ini mengandung arti bahwa mencegah atau
menghindari kerusakan lebih diutamakan dari pada
mendatangkan keuntungan.
c. Asas kebajikan
Berdasarkan asas ini semestinya sebuah
hubungan perdata mendatangkan kebaikan bagi
kedua belah pihak maupun pihak ketiga
dilingkungan masyarakat.

d. Asas Kekeluargaan
asas ini melahirkan konsekuensi sebuah hubungan
yang saling menghormati menghormati, kasih-
mengasihi, serta tolong menolong dalam mencapai
tujuan bersama.
e. Asas Adil dan berimbang
Asas adil mengharuskan kepada setiap pihak
pelaku hubungan perdata untuk senantiasa berlaku
adil baik dalam pembagian hak dan kewajiban.

f. Asas mendahukan kewajiban dari hak


Islam mengajarkan bahwa seseorang akan
mendapatkan hak atau imbalan setelah dia
menunaikan kewajibannya terlebih dahulu.
g. Asas Larangan merugikan dirisendiri dan orang lain
Islam tidak membenarkan tindakan yang dapat
merusak diri sendiri dan orang lain. semisal
memusnahkan barang demi mencapai kemantapan
harga dan keseimbangan pasar.

h. Asas kemampuan berbuat atau bertindak


Mukallaf yakni orang yang sudah akil balig, mampu
memikul beban kewajiban dan hak, serta sehat
jasmani dan rohaninya adalh orang yang bisa
menjadi subjek dalam melakukan hubungan perdata.
g. Asas Tertulis atau diucapkan didepan saksi

Asas ini mengajarkan sebuah pedoman bahwa


hubungan perdata hendaknya dituangkan dalam
sebuah perjanjian tertulis dihadapan saksi, atau
dilakukan secara lisan namun harus disaksikan oleh
saksi-saksi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai