Anda di halaman 1dari 2

Kisah anak kampung pedalaman mengenal pendidikan dan kota

Biografi Thomas Amisim


Pekenalkan Nama saya Thomas Amisim saya berasal dari Kabupaten Timika tepatnya di distrik Alama,
dimana tempat saya dilahirkan oleh kedua sosok orang tua hebat (Ayah) Parno Amisim dan (IBU) (Oropina
Mulugol) pada tgl 23 Maret Maret 1998

Ayah saya seorang petani dan ibu seorang ibu rumah tangga saya dilahirkan di tengah keluarga yang sangat
sederhana, saya anak ketiga dari 5 bersaudara.

Kisah saya mulai bersekolah pada saat saya masih kecil di kampung halaman, tepatnya di tahun 2007 .
Ayah menasihati saya untuk harus sekolah dan ayah saya antar saya dari kampung Senewak ke Desa
Alama Distrik Jila, karena di kampung saya tidak ada jangkauan pendidikan sehingga ayah saya harus
mengantar saya dari kampung senewak menyeberangi sungai dan melintasi gunung perjalanan kurang lebih
memakan waktu sehari hingga dua hari perjalanan untuk sampai di Desa Alama yang ada jangkaun
pendidikan Dasar atau SD . Waktu itu saya tidak mulai dari Taman kanak kanak (TK) karena minimnya
jangkauan pendidikan dikampung saya. Sehingga Saya langsung masuk Sekolah Dasar (SD) tepatnya SD
Inpres Alama Distrik JilaKarena saya sangat terinspirasi oleh beberapa pilot orang Barat yang sering
mendarat di kampung saya sehingga tercipta cita cita saya untuk menjadi seorang pilot.

Dan di tahun 2011 saya tamat dari SD. Saya harus menempu pendidikan menengah pertama di Timika
karena dikampung saya tdk ada Sekolah Menengah Pertama (SMP). sementara saya belum pernah ke kota
Timika tetapi saya diajak oleh Paman saya ( Yaminus Wantik) yang sama-sama baru saja menyelesaikan
SD, karena beliau sudah pernah ke Timika sebelumnya sehingga orang tua saya beli tiket untuk saya harus
berangkat bersama paman ke Timika untuk melanjutkan pendidikan Menengah di Timika dan orang tua
saya bersurat ke adiknya Mama saya bernama Yuliana Wantik untuk saya tinggal bersama mama adik
selama pendidikan di Timika.

Setelah sampai di Timika saya mendaftar pendidikan Menengah di SMP Negeri 3 Mimika selama sekolah di
Timika saya bersama 8 orang teman2 saya, kami numpang tinggal di Rumah bapak Yunus Wandik dan
anaknya Mama Yuliana Wantik Mereka sebagai orang kami di Timika selama kami sekolah

Karena status kami semua pelajar, dan orang tua kami semua tinggal di kampung pedalaman sehingga kami
harus numpang di satu rumah selama masa pendidikan. Pada waktu itu di SMP Negeri 3 kami harus
membayar Uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan(SPP) Perbulan, sehingga kami pulang dari sekolah
harus berkebun untuk membantu orang tua kami agar bisa bayar tagian dari sekolah sehingga Mama
Yuliana sering jualan lengkuas di pasar dan hasilnya biasa bagi ke kami untuk bayar tagian. selama 3 tahun
Masa Penididikan

Dan setelah saya lulus dan SMP Negeri 3 di


tahun 2014 saya melanjutkan pendidikan
menengah Atas di SMA Negeri 5 Sentra
Pendidikandi Timika dimana SMAN 5 adalah
salah satu pendidkan berpola asrama di
Timika.Selama 3 tahun saya tinggal di Asrama
Sentra Pendidikan banyak hal yang beljar disana
tentang displin waktu, kekompakan dan banyak
hal lainnya dan setelah menyelesaikan studi di
SMAN5 di Tahun 2017.
Karena keinginan dan mimpi saya sajak kecil untuk menjadi pilot yang tidak pernah pudar, Walaupun saya
tahu bahwa umtuk menjadi seorang pilot tidaklah mudah apalagi dengan kondisi orang tua saya yang kurang
mampu

Sehingga saya mencoba datang ke kantor Pusat pemerintahan di Timika untuk mencari informasi mengenai
penerimaan Beasiswa kebetulan waktu saya ketemu Bapak Ausilius You dimana beliau menjabat sebagai
Sekda di Timika. Dan mengarahkan saya untuk ikut seleksi beasiswa penerbangan, karena pada saat itu
sedang mendagadakan seleksi penerimaan beasiswa untuk penerbangan Melalui dinas SDM dan saya ikut
seleksi di Hotel 66 Cendrawasih Timika, kemudian saya dinyatakan lulus

Saya berangkat ke Jakarta dandi Jakarta selama satu tahun tiga bulan saya belajar Bahasa Inggris karena
untuk masuk sekolah penerbangan harus bisa lulus Test Bahasa Inggris dengan Score TOEIC ( Test of
English International Communcation) dengan nilai minimal 400

Setelah saya lulus test bahasa Inggris saya bergabung di Proflight Pilot
School Indonesia pada Tahun 2020 pertengahan hingga, dan kurang
lebih hampir 2 tahun saya menyelesaikan pendidikan penerbangan
tepatnya di bulan Desember 2022.

Setelah selesai dari Proflight Pilot School dibilang Januari saya


ditawarkan oleh Proflight pilot School untuk Menjadi Instructor
Penerbang di Proflight dan saya mengikuti kelas tambahan dan terbang
untuk menjadi penahanan di Proflight hingga saat ini saya resmi diterima
oleh Proflight Pilot School menjadi Pengajar.

Akhir kata saya ingin mengucapkan banyak Terimakasih kepada orang


tua saya terus mendorong dalam doa, dukungan dan Motivasi

Yang ke dua saya ingin mengucapkan banyak Terimakasih kepada


Pemerintah Kabupaten Mimika yang selama ini terus mendukung dalam
Biaya serta motivasi saya dan teman bisa menjadi penerbang.

Juga saya Mengucapkan banyak Terimakasih kepada TEAM


PROFLIGHT PILOT SCHOOL yang terus memberikkan banyak ilmu
serta mendukung penuh untuk menyelesaikan pendidikan Penerbangan di
Proflight hingga saat ini saya jg diberikan kesempatan untuk jadi
Pengajar di Proflight Pilot School.

Anda mungkin juga menyukai