Anda di halaman 1dari 2

ANALIS BAHAN AJAR KB 3 MODUL 10 PADA ARTIKEL YANG BERJUDUL

“EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB”

A. KONSEP
1. EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan,
dengan melalui kegiatan penilaian dan pengukuran pembelajaran. Pengukuran dalam kegiatan
pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran
keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif. Pengertian penilaian belajar
dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan
pembelajaran secara kualitatif. Jadi didalam evaluasi ada kegiatan pengukuran dan penilaian
yang mana dari hasil kedua kegiatan tadi dijadikan alat untuk melihat tingkat keberhasilan
pembelajaran, yang selanjutnya dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan atau pemantapan
pembelajaran yang selanjutnya.
2. OBJEK EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
objek evaluasi program pembelajaran bahasa Arab yang pokok harus mencakup dua hal.
Pertama aspek manajerial atau pengelolaan pembelajaran, yaitu implementasi rancangan
pembelajaran yang telah disusun oleh guru dalam bentuk proses pembelajaran bahasa Arab
yang selanjutnya disebut dengan evaluasi kualitas proses pembelajaran bahasa Arab. Kedua
aspek substansial, yaitu hasil belajar siswa setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran
bahasa Arab yang dirancang oleh guru, atau disebut juga dengan penilaian hasil belajar siswa,
baik menggunakan tes maupun non tes.
3. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Tes merupakan alat ukur dalam proses evaluasi. Ruang lingkup tes bahasa dikategorikan menjadi
dua, yaitu tes komponen/unsur-unsur bahasa dan tes keterampilan bahasa. Adapun tes unsur-
unsur bahasa adalah sebagai berikut: 1) Tes ashwat bahasa Arab, 2) Tes Mufradat bahasa Arab,
3) Tes tarkib/ qawa’id (tata bahasa). Sedangkan tes keterampilan bahasa adalah sebagai berikut:
1) Tes keterampilan istima’(mendengar/ menyimak), 2) Tes keterampilan kalam (berbicara), 3)
Tes keterampilan qira’ah (membaca), 4) Tes keterampilan kitabah (menulis). Dalam pelaksanaan
tes pada kedua unsur ini maka setidaknya harus memenuhi prinsip-prinsip penilaian yang
penting untuk laksanakan, yaitu kepraktisan (practicality), keterandalan (reliability), validitas
(validity), dan keotentikan (authenticity).
B. KONTEKSTUALISAI MATERI AJAR PADA REALITA SOSIAL
Terjadi di masyarakat bahawa banyak siswa yang bagus secara nilai raport namun lemah dalam
penerapan dan pengamalan ilmu yang diperolehnya. Bahkan siswa yang dinyatakan telah lulus
dalam proses pembelajaran semestinya berdampak pada pengaruh keberhasilan dalam tingkat
kehidupannya. Namun terkadang lulus dalam studi tetapi gagal dalam kehidupan (tidak kunjung
sukses). Boleh jadi ini karena konten materi yang kurang tepat atau system evaluasi dalam artian
penilaian yang tidak memenuhi prinsip-prinsipnya. Bisa jadi system penilaian yang kurang otentik
sehingga tidak mampu menunjukkan kondidi sebetulnya siswa dalam pembelajaranya karena hanya
menilai dari sisi tertentu saja, atau boleh jadi system penilaian yang tidaj valid atau relibel sehingga
hasil yang tampak sebenarnya bukan gambaran yang sesungguhnya. Kalau memang seperti itu yang
terjadi maka evaluasi tidak berjalan dengan semestinya dan proses perbaikan menjadi salah
langkah, dan hasil jauh dari prediket ideal.
C. REFLEKSI KONTEKSTUALISASI MATERI PADA PEMBELAJARAN BERMAKNA
Kaitannya denga dunia pendidikan bahasa Arab, umumnya setiap akhir semester nilai anak serentak
tuntas hamper di seluruh lembaga madraah, namun dalam realita yang terdapat pada diri para
peserta didik adalah lemah dalam bahasa dan kemahiran berbahasa. Diketahui bahwa paling sedikit
siswa sudah 3-6 tahun berhasil menyelesaikan kompetensi qira’ah dan kitabah tetapi sangat jarang
bahkan langka karya tulis yang dihasilkan siswa dalam bahasa Arab atau karya terjemahan atau
resum kitab berbahasa Arab meskipun resum kitab atau karya tulis yang sangat tipis. Hal seperti ini
memberikan gambaran bahwa nilai yang ada belulah sesuai dengan kenyataan atau boleh jadi
system penilaian yang tidak atau jarang mengarah kepada hasil nyata kompetensi qiraah dan
kitabah tersebut, yaitu penuangan gagasan. Mestinya dari ribuan siswa madrasah yang lulus tiap
tahunnya ada beberapa karya anak-anak madrasah dalam hal karya tulis Arab. Hal ini perlu
dilakukan evaluasi terhadap materi atau system evaluasi tersebut terkait pembelajaran bahsa Arab,
agar kemahiran berbahasa Arab tidak hanya sekedar wacana.

Anda mungkin juga menyukai