net/publication/356816205
CITATIONS
0
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ibnu Rawandhy N. Hula on 07 December 2021.
Abstrak
ata Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang mengandung kata dasat value “nilai”.
Kata value atau Nilai dalam instilah Indonesia berkaitan dengan kayakinan bahwa sesuatu hal itu baik
dan buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau kurang dan sebagainya. Secara umum evaluasi
diartikan sebagai kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah
tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat tercapai. Evaluasi pendidikan merupakan aspek yang
penting, karena dengan evaluasi pendidikan dapat diketahui sejauh mana proses pendidikan telah
tercapai, juga dapat menentukan langkah selanjutnya mengenai apa yang hendak dilakukan. Artikel ini
menjelaskan tentang 1) Evaluasi, Asesmen, Pengukuran dan Tes, 2) Tujuan dan Fungsi Evaluasi, 3)
Prinsip-Prinsip Evaluasi, 4) macam-macam evaluasi dan 5) tes Bahasa Arab secara teoritis.
Kriteria.
Patokan yang
telah
ditentukan
Evaluasi kemajuan mahasiswa adalah merupakan aspek utama dari pekerjaan dosen.
Gambaran yang bagus tentang dimana dan bagaimana kemajuan mahasiswa merupakan hal yang
mendasar pada efesiensi kegiatan dosen dan efesiensi belajar mahasiswa. Data-data yang dikumpulkan
dalam evaluasi ada dua macam. Yaitu dapat berupa a) angka-angka, b) non angka. Data yang berupa
Istilah "tes" dalam bahasa Arab disebut ikhtibâr ) (اختبارSecara umum, tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan.2 Dalam kaitannya dengan bidang kebahasaan, tes bahasa
dipahami sebagai sejumlah pertanyaan atau tugas yang harus dijawab/direspon mahasiswa dengan
tujuan mengukur tingkat mereka dalam hal penguasaan keterampilan bahasa tertentu dan menjelaskan
kemajuan prestasi serta membandingkannya dengan prestasi mahasiswa lainnya. Jika pelaksanaan tes
bahasa tersebut dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung disebut kuis. Melalui
penyelenggaraan tes, diharapkan diperoleh informasi tentang seberapa banyak dan seberapa mendalam
kemampuan berbahasa Arab yang dimiliki oleh seorang mahasiswa.
1A. Muri Yusuf. Asesmen dan evaluasi pendidikan. Prenada Media, 2017, h. 3.
2 Moh. Matsna dan Erta Mahyudin. "Pengembangan Evaluasi dan Tes Bahasa Arab." Tangerang Selatan:
Alkitabah (2012).
Kemampuan berbahasa Arab secara konvensional dianggap meliputi empat jenis keterampilan.
Keempat jenis keterampilan berbahasa Arab itu adalah: keterampilan menyimak (mahârat al-istimâ')
untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan; keterampilan membaca (mahârat al-qirâ`ah) untuk
memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis; keterampilan berbicara (mahârat al-kalâm) untuk
mengungkapkan diri secara lisan; dan keterampilan menulis (mahârat al-kitâbah) untuk mengungkapkan
diri secara tertulis. Dengan demikian, tes bahasa Arab yang sasaran umumnya adalah kemampuan
berbahasa Arab, rincian sasarannya meliputi keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis. Sejalan dengan rincian sasaran itu, tes bahasa Arab dapat dirinci ke dalam tes menyimak, tes
membaca, tes berbicara, dan tes menulis.
Kemampuan berbahasa Arab dapat pula dikaitkan dengan penguasaan terhadap komponen
bahasa Arab seperti dimaksudkan dalam ilmu bahasa struktural ('ilm al-lughah al-tarkîbîy). Dalam
pandangan penganut aliran struktural , bahasa dianggap terdiri dari bagian-bagian yang dapat
dipisahkan dan dibedakan satu dari yang lain. Bagian-bagian yang dikenal sebagai komponen bahasa
itu, terdiri dari bunyi bahasa (ashwât), kosakata (mufradât), dan tatabahasa (qawâ'id). Penguasaan atas
komponen-komponen bahasa Arab dianggap merupakan bagian dari kemampuan berbahasa Arab.
Oleh karena itu, tes bahasa Arab yang sasarannya adalah kemampuan berbahasa Arab, juga meliputi
pula tes bunyi bahasa (ikhtibârât al-ashwât), tes kosakata (ikhtibârât al-mufradât), dan tes tatabahasa
(ikhtibârât al-qawâ'id).
Diagnostic;
Achieveme
Proficiety; Mengetahui
Aptitude; Selection; nt; kelemahan-
Mengukur
Mengukur Mengukur kekurangan
kemampuan Penyaringan
bakat bahasa kemampuan proses belajar
umum
belajar mengajar
Untuk pengajaran bahasa Arab di perguruan tinggi yang berkaitan langsung dengan tugas dosen
adalah tujuan nomor Mengetahui kelemahan dan kekurangan proses belajar mengajar (diagnostic) dan
Mengukur kemampuan belajar (Achievement).3 Dengan demikian dapatlah dirumuskan bahwa evaluasi
pengajaran bahasa Arab di perguruan tinggi-perguruan tinggi tersebut secara umum bertujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar. Dengan mengacu kepada tujuan evaluasi tersebut di atas, maka fungsi evaluasi pengajaran
bahasa Arab di perguruan tinggi-perguruan tinggi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua:
3 Ibnu Rawandhy N Hula وZulkifli Paputungan Mariana, Ana, "Pengembangan Hybrid Learning berbasis
Aplikasi Computer Assisted Test (CAT) pada Program Arabic Proficiency Test", Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
9, 25–103 :)2021( 1 عدد, https://doi.org/https://doi.org/10.30603/tjmpi.v9i1.2063.
أن يبنى
االتساق مع
الشمول التكامل على أساس التعاون االستمرار االقتصادية
األهداف
علمي
b. ( )الشمولMenyeluruh.
Evaluasi hendaknya tidak terbatas pada pengukuruan dan penilaian tingkat
kemampuan individu saja, tetapi harus lebih dari itu. Dosen hendaknya dalam melakukan
evaluasi memandang bahwa kepribadian mahasiswa terdiri dari unsur mental dan sosial, juga
mahasiswa harus dievaluasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotornya. Dan dari aspek
bahasa serta keterampilan bahasa yang ingin dicapai juga harus menjadi target sasaran yang
dalam proses evaluasi.
c. ( )التكاملTerpadu.
Evaluasi memiliki beberapa alat untuk mengukur dan menilai, dan setiap alat memiliki
sasaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu perlu adanya keterpaduan antara berbagai alat
tersebut, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang target yang ingin dicapai
oleh evaluasi tersebut. Keterpaduan itu harus tercermin dalam hal-hal berikut:
a) Terpadu antara macam-macam alat evaluasi yang akan digunakan.
e. ( )التعاونKerjasama.
Maksud dengan kerjasama di sini, adalah bahwa evaluasi harus dilakukan dengan
melibatkan berbagai individu atau kelompok yang terkait agar bisa mencapai sasaran yang
ingin dicapai. Evaluasi bukan hanya tanggung jawab dosen, tetapi merupakan tanggung
jawab semua pihak yang terkait semisal tenaga administrasi, para mahasiswa, bahkan penjaga
sekolah.
f. ( )االستمرارBerkesinambungan (Kontinyu)
Evaluasi merupakan alat untuk mengukur dan menilai kemajuan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar. Dosen dapat memvonis seorang mahasiswa naik kelas atau tidak
karena hasil evaluasi yang diadakan untuknya. Evaluasi menjadi penentu kenaikan atau
ketidaknaikan seorang mahasiswa. Maka di sini dosen harus hati-hati betul dalam
memberikan penilaian, tidak cukup sekali dua kali untuk menentukan berapa sebenarnya
nilai yang layak diberikan kepada seorang mahasiswa dalam mata pelajaran bahasa Arab
umpamanya. Bahkan nilai angka yang diberikan kepada seorang mahasiswa, tidak cukup
hanya dari hasil tes yang diadakan tetapi dosen harus juga melihat hasil pengamatan,
wawancara, bahkan survey dari kegiatan sehari-hari mahasiswa. Paling tidak evaluasi harus
dilakukan setiap proses pembelajaran, di tengah semester, dan di akhir semester.
g. ( )االقتصاديةEkonomis.
Evaluasi harus dilakukan dengan efektif dan efisien, tidak menghambur –
hamburkan waktu, tenaga, dan biaya. Tetapi dengan alasan ekonomis juga tidak boleh
mengorbankan aspek akademisnya.
Sebagai suatu usaha yang titik berat kegiatannya adalah bahasa, penyelenggaraan pengajaran
bahasa senantiasa dipengaruhi oleh pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa.4 Kadang-kadang seluruh
penyelenggaraan pengajarannya bahkan dirancang atas dasar pendekatan yang digunakan sebagai
acuan pokok itu. Bagaimana bahasa dimengerti dan disikapi menurut suatu pendekatan ilmu bahasa
tertentu, pertama-tama dapat mempengaruhi penentuan tujuan pengajarannya. Pengaruh itu lebih
lanjut dapat pula terasa dalam hal bagaimana bahasa itu diajarkan, atau apa yang perlu diajarkan. Dan
karena eratnya hubungan antara tes bahasa dan penyelenggaraan pengajarannya, dan bahkan juga
dengan tujuan pengajarannya, pengaruh pendekatan ilmu bahasa terhadap penyelenggaraan pengajaran
bahasa itu pada akhirnya tercermin pula pada pengembangan dan penggunaan tes bahasanya.5
Kajian tentang pendekatan terhadap tes bahasa dapat dilakukan dengan titik tolak dan kriteria
yang berbeda, dan yang menghasilkan rincian pendekatan yang berbeda pula. Dengan memperhatikan
rincian yang berbeda-beda seperti dikemukakan oleh berbagai ahli, pendekatan tes bahasa secara
keseluruhan dapat dibedakan ke dalam 5 pendekatan;
Discrete Pragmatics
a. Pendekatan Tradisional
Dalam pendekatan tradisional, tes bahasa diselenggarakan tanpa mengacu kepada teori
kebahasaan tertentu sebagai dasar. Penerapannya tidak menuntut kemampuan khusus dalam bidang
tes bahasa, sehingga siapa yang mampu mengajarkan bahasa dianggap mampu pula menyelenggarakan
tes bahasa. Demikian pula penilaian yang dilakukan terhadap pekerjaan mahasiswa. Semuanya
tergantung pada pendapat dan penilaian pengajar dengan segala unsur subjektifnya. Bahan yang
digunakan dalam tes banyak merujuk kepada karya sastra, dan bentuk tes yang banyak dipakai
4Jack Richards & Theodore S. Rodgers, Approach and Methods in Language Teaching (New York: Cambridge
6Muhammad 'Abd al-Khâliq Muhammad, Ikhtibârât al-Lughah (Riyâdh: Jâmi'ah al-Malik Sa'ûd, 1989), h. 1
7Tim McNamara, Language Testing (New York: Oxford University Press, 2000), h. 13
8Ibid., h. 14
9Ibid., h. 15
10Burhan Nurgiyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 164
11M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB Bandung, 1996), h. 12
12Ibid.
Daftar Pustaka
Abdullah, Abdul hamid dan Ghaly, Nasr Abdullah, Usus I’dad Kutub al- Ta’limiyyah li Ghairi an-
Nathiqin bi al-Arabiyyah, (Kairo: alI’tisaham, tt)
Abdul Aziz, Musthafa, al-Al’ab al-Lughawiiyah fi Ta’limil Lughat alAjnabiyyah ma’a Amtsilat li Ta’limil
‘Arabiyyah li Ghairi al;-Natiqina biha, (ar-Riyah: al-mamlakah al-‘Arabiyyah as-Su’udiyah, t,th).
Ahmann, J. Stanley and Glock, Marvin D., Evaluating Pupil Principles of Test and Measurement,
(Boston: Allyn and Bacon Growth, 1971)
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cetakan
ketiga ,--------Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineke Cipta, 2012),
cetakan keduabelas
al-Baghdadi, Muhammad Ridla, Al-Ahdaf wa al-Ikhtibarat Baina alNadhariyyat wa al-Tathbiq fi al-
Manahij wa Thuruq al-Tadrisi(,Kuwait: Maktabah al-Falah, tt,
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001).
E. Grounlund, Norman, Measurement and Evaluation in Teaching, (NewYork: Mac Millan Publishing
Co., 1981.)Hindam, Yahya dan Jabir Abdullah Jabir, Al-Manahij: Asasuha,Takhthituha,
Hidayat, H.D., “Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia, Masalah dan Cara Mengatasinya”, Makalah,
(Jakarta: Seminar Pengembangan Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia, 1986
Hula, Ibnu Rawandhy N, وZulkifli Paputungan Mariana, Ana. "Pengembangan Hybrid Learning
berbasis Aplikasi Computer Assisted Test (CAT) pada Program Arabic Proficiency Test".
Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 9, 25–103 :)2021( 1 عدد.
https://doi.org/https://doi.org/10.30603/tjmpi.v9i1.2063
Madkur, Ali Ahmad, Tadrisu Fununil Lughah al-‘Arabiyyah, (Kuwait:Maktabul falah, t.th)
Matsna, Muhammad, Tehnik Evaluasi Pengajaran Bahasa Arab: Buku Panduan Penataran
Instruktur/Pembina Guru MTs. 1991.
Muhammad, Abdul Khalik Muhammad, Ikhtibarat al-Lugah, (Riyadh:Jami’atu al-Malik Su’ud, 1989
Muhammad Thobroni, Arif Mustofa, Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2013