Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PELATIHAN MANAJEMEN DAN PENANGANAN KASUS


TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
Kekerasan merupaka isu utama saat ini, baik di negara maju maupun negara berkembang
seperti Indonesia. Perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa tindak kekerasan pada
kenyataannya terjadi semakin intensif. Tindakan yang dikategorikan sebagai bentuk kekerasan
adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang terdekat dalam hubungan
interpersonal, yang bisa dilakukan oleh teman dekat, seperti pacar, atasan dengan bawahan,
pasangan hidupnya atau antar anggota keluarga baik yang terikat dalam suatu perkawinan yang
sah maupun di luar perkawinan. Kelompok yang dianggap rentan menjadi korban kekerasan
adalah perempuan dan anak, dan kekerasan tersebut dapat terjadi di tempat umum, di tempat
kerja, di sekolah, bahkan di lingkungan keluarga. Kekerasan terhadap perempuan dan anak di
Indonesia mulai mendapatkan perhatian dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1999 dengan
deklarasi tentang kekerasan nol terhadap perempuan atau dikenal dengan “Zero tolerance
policy”. Kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat berdampak secara fisik dan psikologis.

Maka konsep layanan terpadu untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak dilahirkan atas dasar kebutuhan untuk mendekatkan akses keadilan bagi perempuan
korban dan sebagai strategi menjawab kebutuhan korban dan proses pemulihan. Beragamnya
pengalaman kekerasan yang dialami perempuan dan anak sebagai korban, membutuhkan
penanganan yang beragam, sehingga konsep pelayanan terpadu ini dibangun dan menjadi
langkah maju dalam penyelenggaraan bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Kerterpaduan
layanan yang dimaksudkan adalah menguatnya mekanisme koordinasi antar institusi pengada
layanan, sehingga korban semakin cepat terbantu dan tertangani.

Pemerintah merespon kebutuhan mendesak ini dengan membangun pusat pelayanan


terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) pada tahun 2002, yang selanjutnya
berdasarkan mandat Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak maka terbentuk UPTD PPA di seluruh pemerintahan
baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. UPTD PPA merupakan garda terdepan pemerintah
dalam memberikan layanan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan, diskriminasi,
trafficking, perlindungan khusus dan perlakuan salah lainnya. UPTD PPA memfasilitasi berbagai
pelayanan non fisik yang melipuiti informasi, rujukan, konsultasi/konseling, dan bantuan hukum
bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan.
Berikut data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tercatat sebagai berikut:

TAHUN
KABUPATEN/ TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2023
NO (JANUARI
KOTA 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
S.D
APRIL)

UPTD PPA
1 191 107 72 73 59 83 86 45
Aceh

Kabupaten
2 16 30 40 37 25 44 48 11
Aceh Barat

Kabupaten
3 Aceh Barat 5 20 61 34 24 17 25 7
Daya

Kabupaten
4 73 54 27 23 21 12 30 9
Aceh Besar

Kabupaten
5 19 16 16 16 1 4 5 4
Aceh Jaya

Kabupaten
6 4 24 28 35 38 14 15 6
Aceh Selatan

Kabupaten
7 4 18 32 15 20 35 34 7
Aceh Singkil

Kabupaten
8 36 36 29 21 27 28 33 34
Aceh Tamiang

Kabupaten
9 45 47 40 39 34 34 37 21
Aceh Tengah

Kabupaten
10 3 14 15 8 9 50 12 17
Aceh Tenggara

Kabupaten
11 32 23 27 45 28 40 22 5
Aceh Timur

Kabupaten
12 110 132 104 113 133 76 109 42
Aceh Utara

Kabupaten
13 46 37 64 42 50 47 62 27
Bener Meriah

Kabupaten
14 87 35 70 75 59 74 86 22
Bireun

Kabupaten Gayo
15 6 16 12 34 9 9 20 4
Lues

Kabupaten
16 32 22 33 28 18 11 15 6
Nagan Raya

Kabupaten
17 18 55 33 30 32 46 39 8
Pidie

Kabupaten
18 2 39 34 33 42 24 22 10
Pidie Jaya

Kabupaten
19 27 22 11 6 18 2 6 8
Simeulue
Kota Banda
20 100 140 142 160 114 116 152 51
Aceh

21 Kota Langsa 35 17 50 28 18 40 47 20

Kota
22 16 20 34 99 84 57 63 36
Lhokseumawe

23 Kota Sabang 14 10 27 11 15 27 33 11

Kota
24 21 22 29 19 27 34 28 4
Subulussalam

25 LBH Apik 0 160 96 43 0 0 0 0

Polresta Banda
26 0 0 0 0 0 0 0 6
Aceh

27 POLDA Aceh 706 676 250 0 0 0 0 3

TOTAL 1648 1792 1376 1067 905 924 1029 424

Data yang tersaji di atas belum dapat mencerminkan secara akurat jumlah perempuan dan
anak yang menjadi korban kekerasan, diyakini masih banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan pentingnya
pencatatan dan pelaporan data kekerasan melalui SIMFONI PPA. Data yang valid sangat
bermanfaat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan opsi terbaik dalam penanganan
kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Di sisi lain, keberadaan data yang valid dan
terintegrasi juga bermanfaat sebagai bahan evaluasi terhadap intervensi dalam penanganan
kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah dilakukan. Aplikasi SIMFONI PPA V.2.0
(Standar Modul TPPO) formulir online dan by name by address dan pada 2022 merupakan
generasi ke-3 yakni aplikasi Simfoni PPA V.3.0 yang berbasis manajemen kasus terintegrasi.

Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang Standar Layanan
Perlindungan Perempuan dan Anak. Dimana dalam penanganan dan pelayanan oleh petugas pada
UPTD PPA berbasis pada manajemen kasus. Manajemen kasus merupakan pendekatan yang
tepat dalam merespon kompleksitas permasalahan perlindungan perempuan dana anak di
Indonesia saat ini. Permasalahan perlindungan perempuan dan anak yang multidimensional,
menuntut Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) untuk
memiliki suatu pendekatan yang dapat mengintegrasikan maupun mengkoordinasikan layanan
yang ada. Melalui manajemen kasus, penanganan permasalahan terkait perlindungan anak dapat
dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.

Dinyatakan dalam Permen PPPA Nomor 2 Tahun 2022, bahwa Standar Layanan PPA
dimaksudkan sebagai pedoman bagi UPTD PPA dalam menyelenggarakan fungsi layanan PPA
kepada perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan secara Cepat, Akurat,
Komprehensif dan Terintegrasi (CEKATAN). Pemerintah Aceh sendiri dalam upaya
mengoptimalkan pelayanan bagi korban, dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi untuk
menjawab pemenuhan kebutuhan korban yang sangat kompleks telah menerbitkan Qanun Aceh
Nomor 9 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan
Anak. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2019 mengamanahkan adanya Standar Operasional Prosedur
(SOP) terpadu, sebagai panduan bagi lembaga layanan untuk memastikan pemenuhan hak
korban yang akan dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Gubernur Aceh, yang
didahului dengan adanya Peraturan Gubernur untuk pelaksanaan Qanun Aceh tersebut. Tentunya
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang masih dalam proses penyusunan untuk menjadi acuan
pelayanan dari UPTD PPA Aceh akan berpedoman pada fungsi layanan PPA yang tertuang
dalam Permen PPPA Nomor 2 Tahun 2022.

II. TUJUAN
Kegiatan Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus ini bertujuan :
1. Mengoptimalkan mekanisme pelayanan penanganan terhadap perempuan dan anak sebagai
korban kekerasan yang dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan melalui
penanganan berbasis manajemen kasus;
2. Mengaplikasikan pengetahuan dan nilai dalam praktek penanganan kasus berbasis
manajemen kasus bagi SDM pada UPTD PPA atau unit penyedia layanan perlindungan
perempuan dan anak; dan
3. Meningkatkan keterampilan bagi SDM pada UPTD PPA atau unit penyedia layanan
perlindungan perempuan dan anak dalam penanganan kasus berbasis manajemen kasus.

III. HASIL YANG DIHARAPKAN


Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Pelatihan Manajeman dan Penanganan
Kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta mampu menjelaskan pentingnya manajemen kasus dalam sistem perlindungan anak;
2. Peserta mampu menjelaskan konsep manajemen kasus dan mempraktikan proses manajemen
kasus;
3. Peserta mampu menerapkan etika praktik dalam manajemen kasus; dan
4. Peserta mampu menerapkan pentingnya membangun sistem rujukan dalam manajemen
kasus.

IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada
hari Senin s.d Selasa tanggal 14 s.d 15 Juni 2023 bertempat di Hotel Al Hanifi Jl. Gabus No. 38
Lampriet-Bandar Baru, Banda Aceh. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan dimaksud
dan mencapai output yang diharapkan, kriteria lokasi yang dibutuhkan adalah:
1. Fasilitas wifi yang memadai;
2. Tersedia minimal 1 (satu) buah LCD proyektor layar lebar; dan
3. Audio yang memadai.

V. PESERTA
Adapun peserta kegiatan Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus ini akan diikuti
oleh 40 orang dari UPTD PPA atau unit penyedia layanan perlindungan perempuan dan anak
tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota se-Aceh adalah sebagai berikut:

NO. PESERTA JUMLAH KETERANGAN


1 SDM pada UPTD PPA atau Unit Penyedia Layanan
1 orang dari setiap
Perlindungan Perempuan dan Anak Tingkat 23 Orang
Kabupaten/Kota
Kabupaten/ Kota
2 SDM pada UPTD PPA Provinsi Aceh 5 Orang
3 SDM pada Bidang Perlindungan Perempuan dan
Anak di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan 1 Orang
Perlindungan Anak Aceh
4 SDM pada Bidang Pemenuhan Hak Anak di Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 Orang
Aceh
5 SDM pada Penyedia Layanan Perempuan dan Anak
10 Orang
Akar Rumput/ Komunitas

VI. KELENGKAPAN
Peserta kegiatan Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus ini diharapkan untuk
membawa serta dan menyiapkan:
1. Surat Tugas dari pimpinan;
2. Fotocopy KTP/ NPWP;
3. Laptop
4. Tiket transportasi via darat bagi peserta dari Kabupaten/ Kota.

VII. NARASUMBER DAN FASILITATOR


Narasumber dan fasilitator kegiatan peserta kegiatan Pelatihan Manajeman dan
Penanganan Kasus ini berasal dari:
1. Taufik Riswan, MPH (Fasilitator Nasional)
2. Ibu Mardhatillah, MPSSp (Pekerja Soial)

VIII. MATERI PELATIHAN


Materi yang akan diberikan pada kegiatan Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus
ini adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Kasus dalam Perlindungan Perempuan dan Anak berbasis Layanan PPA-
CEKATAN;
2. Etika dan Prinsip dalam Manajemen Kasus berbasis Layanan PPA-CEKATAN; dan
3. Sistem Rujukan dalam Manajemen Kasus berbasis Layanan PPA-CEKATAN.un

akan laporan SIMFONI-PPA


IX. SUMBER BIAYA
Sumber biaya pelaksanaan kegiatan Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus ini
berasal dari DPA APBA pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh
Tahun Anggaran 2023.

X. JADWAL KEGIATAN
Berikut jadwal kegiatan Pelatihan Manajeman dan Penanganan Kasus.
JADWAL KEGIATAN
PELATIHAN SISTEM PENDATAAN KASUS KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN DAN ANAK MELALUI SIMFONI-PPA

TAHUN 2023
Banda Aceh, 14 s.d 15 Juni 2023

WAKTU KEGIATAN KETERANGAN


Senin, 14 Juni 2023
08.00-08.30 Registrasi Ulang Peserta Panitia

08.30-09.30 Pembukaan
a. Pengajian Al-Quran dan Pembacaan Do’a Panitia

b. Laporan Ketua Pelaksana Panitia

c. Sambutan Sekaligus Membuka Kegiatan Kadis DPPPA Aceh


09.30-10.00 Break Time Panitia
10.00-10.30 Pre Test Panitia
10.30-11.30 1. Modul 1 Perkenalan dan Pengantar Taufik Riswan, MPH
- Kerangka Materi dan Metode
Pelatihan

11.30-12.30 2. Manajemen Kasus dalam Perlindungan Taufik Riswan, MPH


Perempuan dan Anak berbasis Layanan
PPA-CEKATAN
- Permasalahan Perlindungan
Perempuan dan Anak
- Pendekatan Ekologi dan Strategik
Perlindungan Perempuan dan Anak
- Hak dan Perlindungan Perempuan dan
Anak dalam Layanan Berbasis Hak
12.30-13.30 Ishoma Panitia
13.30-15.00 3. Lanjutan Manajemen Kasus dalam Mardhatillah, MPSSp
Perlindungan Perempuan dan Anak
berbasis Layanan PPA-CEKATAN
- Pengertian dan Proses Manajemen
Kasus KtPA, Dasar-Dasar Manajemen
Kasus serta Langkah Tahapan
Manajemen Kasus
- Identifikasi Kasus dan Proses Asesmen

15.00-16.30 - Membuat Rencana Intervensi Mardhatillah, MPSSp


Berdasarkan Asesmen Kasus dan Case
Conference
- Pelaksanaan Intervensi dan Tim
Penyelenggaraan Layanan dalam
Proses Manajemen Kasus
16.30 Istirahat Panitia

Selasa, 15 Juni 2023


08.00-10.00 1. Etika dan Prinsip dalam Manajemen Taufik Riswan, MPH
Kasus berbasis Layanan PPA-CEKATAN
- Mengenal Diri sebagai Pendamping
Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan
- Alur Proses dan 6 Fungsi Layanan
UPTD PPA dalam Pendekatan
Manajemen Kasus
10.00-10.30 Break Time Panitia

10.30-12.30 2. Lanjutan Etika dan Prinsip dalam Taufik Riswan, MPH


Manajemen Kasus berbasis Layanan
PPA-CEKATAN
- Mengenal Diri sebagai Pendamping
Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan
- Alur Proses dan 6 Fungsi Layanan
UPTD PPA dalam Pendekatan
Manajemen Kasus
12.30-13.30 Ishoma Panitia

13.30-15.00 3. Lanjutan Etika dan Prinsip dalam Mardhatillah, MPSSp


Manajemen Kasus berbasis Layanan
PPA-CEKATAN
- Asas, Prinsip, Pedoman Etik
Pelayanan Berbasis HAM dan
Jaminan Keselamatan Korban

15.00-16.30 4. Sistem Rujukan dalam Manajemen Kasus Mardhatillah, MPSSp


berbasis Layanan PPA-CEKATAN
- Membangun dan Mengembangkan
Sistem Rujukan
16.30-16.45 Post Test Panitia

16.45-17.00 Rencana Tindak Lanjut Panitia

17.00 Penutupan Panitia

XI. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan Pelatihan Sistem Pendataan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Melalui
SIMFONI-PPA.

Anda mungkin juga menyukai