Anda di halaman 1dari 8

di Bidang TI (TI) / Sistem Informasi (SI)

TESTING DAN

IMPLEMENTASI

Dosen: Yusup Indra Wijaya, S.Kom., M.Kom.


Dasar-Dasar Testing
Materi 3

1. ƒ Obyektifitas Testing
2. ƒ Misi dari Tim Testing
3. ƒ Psikologi Testing
4. ƒ Prinsip – prinsip Testing
5. ƒ Moto Testing

Refresh Materi 2: Kualitas

TESTING DAN IMPLEMENTASI


1. Obyektifitas Testing
Secara umum obyektifitas dari testing adalah untuk melakukan verifikasi, validasi dan
deteksi error.
Namun terdapat pula beberapa pendapat dari praktisi yang dapat pula dipandang sebagai
bagian dari obyektifitas testing, antara lain:
1. ‰ Meningkatkan kepercayaan bahwa sistem
2. ‰ Menyediakan informasi yang dapat mencegah terulangnya error yang pernah terjadi
3. ‰ Menyediakan informasi yang membantu untuk deteksi error secara dini
4. ‰ Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan sistem
5. ‰ Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem
6. ‰ Menyediakan informasi untuk kualitas dari produk software

TESTING DAN IMPLEMENTASI


2. Misi dari Tim Testing
Misi dari tim testing tidak hanya untuk melakukan testing, tapi juga untuk membantu
meminimalkan resiko kegagalan proyek.

Tester mencari manifestasi masalah dari produk, masalah yang potensial, dan
kehadiran dari masalah. Mereka mengeksplorasi, mengevaluasi, melacak, dan
melaporkan kualitas produk, sehingga tim lainnya dari proyek dapat membuat
keputusan terhadap pengembangan produk.

Penting diingat bahwa tester tidak melakukan pembenahan atau pembedahan kode,
tidak mempermalukan atau melakukan komplain pada suatu individu atau tim, hanya
menginformasikan.

TESTING DAN IMPLEMENTASI


3. Psikologi Testing
Testing merupakan suatu psikologi yang menarik.

Seorang pengembang bertugas membangun, sedangkan seorang tester justru berusaha untuk
menghancurkan. Mental yang seperti inilah yang penting bagi seorang tester.

programer harus berorientasi pada “zero defect minded”, maka tester harus mempunyai keinginan
yang mendasar untuk “membuktikan kode gagal (fail), dan akan melakukan apa saja untuk
membuatnya gagal.”

Jadi bila seorang tester hanya ingin membuktikan bahwa kode beraksi sesuai dengan fungsi
bisnisnya, maka tester tersebut telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai tester.

Hal ini tidak merupakan pernyataan bahwa melakukan testing dari sudut pandang bisnis adalah
salah, namun pada kenyataannya adalah sangat penting diungkapkan, karena kebanyakan testing
yang ada pada organisasi hanya memandang dari titik “pembuktian bahwa kode bekerja sesuai
dengan yang dispesifikasikan.”

TESTING DAN IMPLEMENTASI


4. Prinsip – prinsip Testing
Terdapat 6 kunci prinsip-prinsip testing, yaitu:
1. ‰ Testing yang komplit tidak mungkin.
2. ‰ Testing merupakan pekerjaan yang kreatif dan sulit.
3. ‰ Alasan yang penting diadakannya testing adalah untuk mencegah terjadinya errors.
4. ‰ Testing berbasis pada resiko.
5. ‰ Testing harus direncanakan.
6. ‰ Testing membutuhkan independensi.

TESTING DAN IMPLEMENTASI


5. Moto Testing
Pandangan akan testing ini direfleksikan dalam moto testing yang dinyatakan oleh Myers di tahun 1976:
Test case yang bagus adalah yang mempunyai kemungkinan tinggi dalam mendeteksi defect yang sebelumnya
belum ditemukan, bukan yang dapat memperlihatkan bahwa program telah bekerja dengan benar.
Satu dari kebanyakan masalah sulit dalam testing adalah pengetahuan akan kapan untuk berhenti.
Tidak mungkin untuk mengetes program Anda sendiri.
Bagian yang dibutuhkan dari tiap test case adalah deskripsi dari keluaran yang diharapkan.
Hindari testing yang tidak produktif atau di awang-awang.
Tulis test case untuk kondisi yang valid dan tak valid.
Inspeksi hasil dari tiap tes.
Semakin meningkatnya jumlah defect yang terdeteksi dari suatu bagian program, kemungkinan dari
keberadaan defect yang tak terdeteksi juga meningkat.
Tunjuklah programer terbaik Anda untuk melakukan testing.
Pastikan bahwa testabilitas adalah suatu obyektifitas kunci dalam disain software Anda.
Disain dari sistem seharusnya seperti tiap modul yang diintegrasikan ke dalam sistem hanya sekali.
Jangan pernah mengubah program untuk membuat testing lebih mudah (kecuali pada perubahan yang
permanen).
Testing, seperti tiap aktifitas kebanyakan yang lain, testing juga harus dimulai dengan obyektifitas.

TESTING DAN IMPLEMENTASI


SELESAI;
TERIMA KASIH

Refresh ;)

TESTING DAN IMPLEMENTASI

Anda mungkin juga menyukai