Anda di halaman 1dari 3

Testing berdasarkan ANSI/IEEE 1059 : pross menganalisa suatu entitas software (database, user

interface, bahasa pemrograman, input, output) untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada
(saat running) dengan kondisi yang diinginkan (defect/error/bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari
entitas software.

Testing software : proses mengoperasikan software dalam kondisi yang dikendalikan, untuk :

1. Verifikasi. suatu pegujian perangkat lunak untuk memeriksa apakah perangkat lunak tersebut
sudah sesuai dengan dokumentasinya. tidak hanya memeriksa tapi juga menjalankan
softwarenya apakah sudah berfungsi sesuai semestinya atau tidak.
2. Mendeteksi adanya error atau bugs. sistem bisa diuji kalau sudah lolos verifikasi awal. sifat eror
ada 2, major : harus diperbaiki langsung ke developer dan bersifat looping. minor : bisa ditunda
perbaikannya seperti melakukan update/upgrade setelah diinstal.
3. Validasi. dilakukan setelah software bersifat eror minor. validasi : memeriksa apakah perangkat
lunak yang diuji sudah memenuhi kebutuhan pengguna.

Ciri Proyek PL yang gagal :

1. PL yang tidak selesai (overtime, overbudget),


2. PL sudah jadi (berjalan) tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna / user sulit
menggunakannya,
3. User tidak menggunakan pl tersebut.

Semakin banyak customisasi maka diindikasi sebagai perangkat lunak yang gagal setelah perangkat
lunak diinstal karena butuh banyak biaya. Customisasi bisa saja berhasil atau malah gagal karena bisa
saja setelah update jadi lebih buruk seperti adanya error.

HUBUNGAN TESTING DENGAN KUALITAS

 Software yang berkualitas : software yang bebas eror dan bugs secara objektif, tepat waktu
(tidak overtime), dan dana (dana sesuai tidak overbudget), sesuai dengan kebutuhan atau
keinginan dan dapat dirawat (maintainable, mudah dicustom, mudah di update dan updgrade).
 Testing merupakan pengukuran kualitas software, apakah software tersebut bebas dari error
atau bugs.
 Testing tidak dapat memastikan kualitas software namun dapat meberikan jaminan terhadap
software pada tingkat tertentu (tidak adanya error dan bugs).
 QA (Quality Assurance) merupakan mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat
produk yan berkualitas. Testing merupakan bagian dari aktivitas QA. Tapi QA bukan testing.

TUJUAN TESTING
Tujuan testing : proses mengeksekusi program (program harus dijalankan) yang bertujuan untuk
menemukan masalah (error dan bugs).

Sebuah test yang baik adalah yang mempunyai kemungkinan besar masalah yang sebelumnya tidak
terdeteksi oleh programmer. Pengujian pertama dilakukan oleh programmer lalu dilakukan oleh tester.

Sebuah test dikatakan sukses jika dapat menemukan masalah yang tidak ditemukan sebelumnya. Tester
akan gagal jika tidak menemukan masalah pada program.
Tujuan testing adalah menemuan sebanyak mungkin masalah untuk memperbaiki masalah tersebut oleh
programmer. Tester mendokumentasikan adanya masalah error/bugs lalu menginformasikan ke
programmmer.

Menangani masalah yang bersifat penting, tidak semua permasalahan dapat diselesaikan belaku prinsip
pareto. Prinsip pareto : menyatakan bahwa dengan 20% usaha yang dilakukan untuk menguji perangkat
lunak, dapat menemukan lebih dari 80% perangkat lunak tersebut. Pengujian 20% itu seolah-olah
mendapatkan kesalahan lebih dari 80%, jadi lebih efisien dan waktunya terbatas. Prinsip pareto bisa
dilakukan jika sudah berpengalaman.

MISI TIM TESTING

Misi tim testing : meminimalkan resiko kegagalan proyek. Mencari dan melaporkan error/bugs dan
melaporkan secara dikumentasi / tertulis sehingga tim lain dapat membuat keputusan terhadap
pengembang produk.

Terter hanya menginformasikan / mendokumentasikan dan tidak melakukan pembenahan kode.

Tester bersifat subjektif, tester memberikan hasil pengukuran dari kualitas produk. Prinsip tester :
mencari kesalahan sebanyak mungkin.

Namun perlu diingat:

- Tester hanya menginformasi bukan untuk membenahi kode ini tugas programmer

- Tester adalah individu (orang) yang memberikan hasil pengukuran dari kualitas produk yang diuji

- Tester harus mencari kesalahan sebanyak mungkin

KARAKTER TIM TESTING

1. Explorers. Jika diberikan PL maka akan mengeksplor fitur-fitur PL tersebut.


2. Troubleshooters. Orang yang mencari masalah dan mencari penyebabnya.
3. Relentless. Ulet.
4. Creative. Tester juga sebagai seorang user karena user lebih kreatif.
5. Perfectionists (mellowed). Selalu ingin mencari tahu lagi dan tidak cepat puas dengan meneukan
1 atau 2 kesalahan.
6. Exercise good judgement. Mengetahui jenis kesalahan major atau minor.
7. Tactfuk dan diplomatic. Menyampaikan hal yang tidak menyakiti programmer. Menyampaikan
kesalahan dengan baik.
8. Persuasive. Mampu mengajak agar kesalahan langsung diperbaiki oleh programmer.

PSIKOLOGI TESTING

Pengembangan dilakukan secara konstruktif, maka testing dilakukan secara destruktif. Menghancurkan
sistem dan mencari kesalahan sistem.

Tester mempunyai keinginan yang mendasar untuk membuktikan kode gagal dan akan melakukan apa
saja untuk membuatnya gagal.
Bila tester hanya ingin membuktikan bahwa kode beraksi sesuai dengan fungsi bisnisnya, maka tester
tersebut gagal menjalankan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai