Anda di halaman 1dari 4

Nafas Sadar -Kekuatan Penyembuhan dari Bernafas-

Written by Krishnamurti on 6 December 2007 – 12:00 am -

“Oiii! Kito lomba nyelem yang lamo yo…”

Teriak ajakan Anton teman berenang saya saat SMP Xaverius II Palembang
membangun emosi kami beramai-ramai nekat melompat, menyelam dan berdiam diri
di dalam kolam renang selama mungkin sesuai dengan kekuatan nafas masing-masing
untuk bertahan. Untuk yang paling akhir muncul ke permukaan, kami akan berikan
tepuk tangan yang riuh “Oi, hebat nian budak ini…!!!” Tanpa disadari agar bisa
menahan nafas selama mungkin, saya belajar ketenangan. Ah, begitulah kehidupan,
sering kali mengajarkan sesuatu yang hanya kita bisa petik hikmahnya di kemudian
hari.

Ya, tidak disangka memori ini muncul kembali saat saya bersama panitia dan
pembicara Seminar Parenting berkeliling kota Palembang tanggal 23 November yang
lalu dan melewati kolam renang yang sering kami gunakan untuk latihan. Ya, memori
indah yang tersimpan dengan rapi sekitar tahun 1978an lalu, tiba-tiba menjadi
inspirasi “AHA” saya untuk menulis artikel ini. Semoga Anton dan teman-teman
SMP saya lainnya membaca artikel ini. Paling tidak saya ingin sampaikan syukur
bahwa Anda semua telah menjadi warna indah dalam perjalanan hidup saya sampai
sekarang ini.

Memori berenang ini lalu klik dengan memori yang baru saja terjadi yakni pada hari
Minggu, 11 November 2007 saat saya diundang talkshow bareng bersama Bhante
Pannavatho tentang “Hidup Sehat dan Bahagia dengan Meditasi” di kampus ITB
Bandung. Lho, lalu apa kaitannya berenang dengan meditasi. Ehm… ya, tentu ada
dong! Menurut saya, paling tidak bernafas, bukan? Ya, teknik bernafasnya yang bisa
dijadikan suatu kompetensi diri. Demikian sharing pribadi saya dalam
mempraktekkan meditasi di kehidupan sehari-hari.

BAGI SAYA BERENANG ADALAH MEDITASI TERAPI.

Mengapa? Karena saat berenang, khususnya gaya kodok, saya biasanya memusatkan
perhatian dan pikiran saya pada nafas. Nafas masuk dan nafas keluar. Kadang saya
berenang dengan sangat lambat. Persis seperti film dengan gerakan “slow motion”.
Nah, saat itu perhatian saya hanya nafaaas… Saya sangat terinspirasi oleh pernyataan
yang disampaikan Guru Agung Sang Buddha tentang Kesadaran yang dalam bahasa
NLP saya sehari-hari, saya jabarkan sebagai berikut: “Amati, dengar dan rasakan
nafas Anda saat ini” Sadari, sadari dan sadari… Manfaat teknik nafas ini membuat
saya tenang dan segaaar.

Pengalaman bernafas secara sadar ini menjadi sangat indah, sangat penting dan sangat
berharga disaat saya menyelam menikmati tarian Nemo di jemari saya. Dikedalaman
15 meter laut Nusa Dua, Bali sungguh sangat hening sehingga kita bisa mendengar
desah nafas kita sendiri. Disini bernafas menjadi sangatlah bernilai dan membuat kita
irit dalam bernafas agar dapat menikmati Nemo lebih lam. Saat sangat hening dan
tenang, ikan hiupun dapat kita tatap dan bersapa ramah. Dan, setiba dipermukaan air,
pikiran menjadi sangat jernih dan bersih.

Sudah sangat banyak studi tentang manfaat dan berbagai macam teknik, cara atau
metode bernafas yang sangat berguna baik untuk kesehatan, kekuatan (power), terapi
diri, awet muda, panjang umur atau manfaat lainnya. Namun, saya ingin berbagi dari
sisi lain yang saya alami sendiri. Maklum dalam NLP, umumnya kami tidaklah terlalu
tertarik mengapa lampu bisa menyala terang, namun kami lebi tertarik bagaimana me-
MANFAAT-kan lampu yang menyala terang.

BERNAFAS UNTUK KONDISI TERTENTU

John Grinder dalam bukunya “Whispering in the wind” menuliskan bahwa salah satu
hal terpenting dalam mencapai Peak Performance adalah Respiration atau
kemampuan diri dalam mengolah Pernafasan. Saya terus dan getol me-model (baca:
meniru) teknik nafas tertentu beliau saat beliau mengajar kami di NLP Academy,
South Croydon, Inggris bulan Maret 2006 lalu. Ada situasi khusus dimana John
Grinder bernafas dengan teknik tertentu dan terus diulang untuk suatu kondisi yang
beliau butuhkan. Menurut saya, beliau bernafas dengan teknik ini saat memerlukan
energi yang besar. Hasilnya sungguh sangat tenaaang…

John Grinder sering bernafas demikian. Untuk kondisi tertentu, John menarik nafas
dalam dengan pelan sambil kepalanya sedikit mendongak ke kanan atas, menahan
nafas sebentar dan kadang menahan nafas sedikit lebih lama, seperti orang yang
berpikir mencari ide. lalu menghembuskan nafas perlahan sambil menjawab
pertanyaan atau memberikan penekanan untuk penjelasan tertentu. Saya sangat suka
meniru nafas ini, karena hasil modelling sederhana ini membuat saya seperti John
Grinder yang bisa menjawab apapun, termasuk kalimat: “Saya tidak tahu” he..he..
kan, itu juga jawaban.

TEKNIK NAFAS 3-3-3

Salah satu teknik sederhana untuk latihan bernafas yang bersifat terapi, saya dapatkan
tiba-tiba saat mengajar teknik nafas pada anak-anak kecil. Saat itu saya berpikir
mencari ide bagaimana membuat latihan ini mudah diingat. “AHA” muncullah ide ini
yakni tarik nafas 3-3-3 yakni: TARIK nafas dalam 3 hitungan, TAHAN nafas dalam 3
hitungan dan BUANG nafas dalam 3 hitungan. Atau sering kali saya bunyikan:

1. Tarik nafaaas Satu… Dua… Tiga…

2. Tahan nafaaas Satu… Dua… Tiga…

3. Buang nafaaas Satu… Dua… Tiga…

TEKNIK NAFAS 4-4-4-4

Teknik ini hanyalah salah satu variasi atau kembangan dari teknik 3-3-3 hanya
ditambahkan satu tahan nafas lagi setelah buang nafas. Satu siklus adalah Tarik,
Tahan, Buang dan Tahan. Semua kegiatan dilakukan dalam 4 hitungan. Lamanya
sebuah hitungan sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda sendiri.
TEKNIK NAFAS SANGAT PERLAHAN

Ayah saya yang pertama kali mengajarkan teknik nafas ini. Waktu itu saya masih
SMA dan ayah saya sangat getol mempraktekkan buku teknik bernafas karya Yos
Usin (maaf saya agak lupa nama penulisnya). Kami bertiga saudarapun dengan
bersemangat diajarkannya, namun hanya saya yang sangat tertarik dengan teknik-
teknik nafas yang diajarkan dalam buku itu. Salah satunya adalah bernafas dengan
sangat perlahan. Menahan nafas, jika diperlukan, juga seperlahan mungkin. Setelah
itu, menghembuskan nafas yang juga dilakukan seperlahan mungkin.

Peluh saya sebesar jagungpun muncul setelah melakukan teknik nafas ini selama 5-10
menit. Wow, teknik ini sangat ampuh karena bisa membuat sakit kepala saya sirna.
Sangat menghemat biaya pengobatan, bukan? Sungguh ayah yang cerdik he..he..

TAHAN NAFAS SELAMA MUNGKIN

Variasi lain yang sering saya lakukan dalam situasi apapun dan dimanapun, jika saya
perlu sangat tenang adalah menahan nafas selama mungkin. Apa yang saya lakukan
saat menahan nafas? Bisa hanya diam saja, berpikir cari ide baru, merasakan sesuatu
dalam diri saya atau menyiapkan diri untuk pindah State. Pindah state biasanya saya
lakukan saat memberikan pelatihan.

MEMANFAATKAN TEKNIK NAFAS UNTUK PENYEMBUHAN

Nah, bagaimana memanfaatkan teknik-teknik nafas ini sebagai sarana terapi atau
penyembuhan? Pilih teknik nafas sadar yang Anda rasa pas untuk Anda, setelah
melakukan teknik nafas ini beberapa kali dan Anda sudah mencapai rasa sangat
nyaman, tambahkan kalimat sugesti diri. Salah satu saat yang terbaik adalah saat
buang nafas dan katakan kalimat berikut dalam hati secara perlahan-lahan: “Aku
semakin segar…”, “Aku semakin sehat…” atau kalimat sugesti lainnya. Katakan
minimal 3 kali, lebih banyak lebih baik. Rasakan perubahan dalam diri.

Bagaimana manfaat penyembuhan lainnya? Hanya Unconscious Anda sendiri yang


akan menemukan yang terbaik untuk Anda. Lakukan dan latihan saja dengan
sungguh-sungguh, maka manfaat akan datang menghampiri dengan sendirinya…

Demikian sobat PortalNLP-ku artikel sharing pengalamanan sederhana ini. Semoga


berhikmah permberdayaan di dalam diri Anda ke transformasi tubuh yang semakin
sehat, guna mengayun langkah karya yang lebih jauh dan lebih luas. Karena banyak
tuaian, sayangnya pekerja keras sangatlah sedikit. Hal inilah yang terus menggelitik
jari saya untuk selalu berbagi, berbagi dan berbagi, agar makin banyak sang pekerja
keras.

Dan, sempatkan untuk selalu bersyukur saat hembuskan nafas perlahan, karena siapa
tahu itu yang terakhir? Itulah “The Secret” dari kekuatan penyembuhan terdahsyat
Bernafas Secara Sadar yakni Bersyukur…

Krishnamurti
Posted in NLP & Kesehatan |

Anda mungkin juga menyukai