Nusantara
majalah dwi bulanan
Redaksi
TIMREDAKSI
Majalah
Nusantara
Penerbit: DEWAN REDAKSI
Disdikpora DIY, Jl. Cendana No. 9 Yogyakarta Ratih Datrini Yuniarti
(Staf Dikmenti Dinas Dikpora DIY)
Alamat Redaksi: Ben Senang Galus
Jl. Bintaran Tengah No. 10 Kota Yogyakarta (Staf Dikmenti Dinas Dikpora DIY)
majalahnusantaraikpmdi@gmail.com Haidz Arif, Syafuandi, Mishbah Silawane, La Ode Idul,
Moh. Musyiq, Fathurrahman
Redaksi Nusantara menerima tulisan fakta, opini,
dan iksi, serta foto. Karya harus original/non-pla- TIM REDAKSI
giat. Redaksi berhak mengedit tulisan. Pemimpin Redaksi : Moh. Ariyanto
Nuruyunan
PENASEHAT Editor : Maman Suratman
Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji Desi Syukriati
(Kepala Dinas Dikpora DIY) Reporter : Arief Pradhana
Oci T
PENANGGUNGJAWAB Peka Tariska
Dra. Triana Purnamawati, MM Cover & Layouter : Muh. Fajrin
(Kabid Dikmenti Dikpora DIY) Dinul Islam
Tri Widyatmoko, ST., MT.,
(Kasi Dikti Dikpora DIY)
LAporAnutAmA
10
AKADEmIA
PeNdIdIKAN dALAM
20
PolItIK
WAJAH KEBEBASAN
30
KEARIfAn loKAl
KeARIFAN MANdAR uNTuK NuSANTARA
LANSKAP PeMbANguNAN (deMOKRASI)
12
ESAI
MeNgeMbALIKAN
24
PEnDIDIKAn
MeNyOAL KeTeRTINggALAN
32
gAYA hIDuP
gAdgeT dAN PeRILAKu ANAK uSIA dINI
FITRAH KeISTIMewAAN PeNdIdIKAN INdONeSIA
yOgyAKARTA
16 28
buDAYA
MeMbINCANg MuLTIKuLTuRALISMe
34
PuStAKA
PeRCIKAN PeMIKIRAN deMOKRASI
dALAM KeRANgKA KeINdONeSIAAN dI yOgyAKARTA
huKum
ReLASI HARMONIS
HuKuM DAN KEKuASAAN
D
i edisi yang telah lalu, Majalah Nusantara Edisi Januari
– Februari, telah kami suguhkan secara panjang leb- nah digagas oleh seorang pemimpin pertama Yogyakarta pasca
ar wacana seputar keistimewaan Yogyakarta. Kala itu, kemerdekaan: Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Karena me-
keistimewaan kami tempatkan sebagai satu strategi kebudayaan. mang, melalui percikan pemikirannya yang terangkum dalam
Arus dan prinsipnya kami suguhkan dengan menyertakan ban- Tahta Untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku
yak nilai yang senantiasa menjadi nafas gerak penyemaian gaga- Buwono IX (Atmakusumah dkk, 1982). HB IX menempatkan
gasan-gagasan publiknya bagi kehidupan rakyat. “tahta untuk rakyat” sebagai pijakan kepemimpinannya, sebuah
Dan di edisi kali ini, nafas dari keistimewaan kembali akan pijakan bagaimana keputusan-keputasan politik diambil dan di-
kami suguhkan. Bukan dalam arti hendak melakukan pengulan- canangkan, bagaimana sebuah kebijakan-kebijakan bagi wargan-
gan atasnya, melainkan lebih sebagai penegasan kembali nafas ya (rakyat) harus direalisasikan.
keistimewaan yang terejawantah sebagai sebuah falsafah hidup Secara prinsip, dasar pijakan tersebut mengambil bentukn-
masyarakat Yogyakarta. Dan dari sinilah akan nampak bahwa ya yang senada dengan konsep demokrasi yang dikenal dewasa
Yogyakarta ternyata punya wajah demokratis yang itu sangat ini. Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, adalah prinsip-prinsip
tercermin—meski berbeda secara praktik dari konsep demokra- yang terangkum dalam tahta untuk rakyat.
si secara umum—dari konsep “Tahta untuk Rakyat” besutan Sri Peneguhan tekad “tahta untuk rakyat, demikian juga “tahta”
Sultan Hamengku Buwono IX. bagi kesejahteraan kehidupan sosial-budaya, adalah komitmen
“Tahta untuk rakyat” adalah istilah di mana kekuasaan itu besar Kraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Komit-
dipercaya; ketika kekuasaan itu tumbuh dari rasa cinta rakyat men tersebut selalu membela kepentingan rakyat, berusaha untuk
pada pemimpinnya lantaran ia senantiasa hadir dalam persoa- bersama rakyat, dan memihak hanya pada kepentingan rakyat.
lan-persoalan kehidupan mereka. “Tahta untuk rakyat” adalah Bahwa “tahta untuk rakyat” mesti benar-benar harus dipahami
konsep hubungan antara pemimpin dan rakyatnya—manuggal- dalam konteks keberpihakan Kraton dalam rangka menegakkan
ing kawula gusti. keadilan dan kebenaran serta mengarah pada peningkatan kuali-
Sebagai sebuah ilsafat kenegaraan, “tahta untuk rakyat” tas hidup bagi seluruh rakyatnya.
adalah peristilahan lain dari konsep atau sistem demokrasi. Kon- Lebih jauh, “tahta untuk rakyat” tertuang dalam konsep
sep atau sistem ini bertitik tekan pada kebijakan publik. Sejauh ilosois “manunggaling kawula gusti”. Hematnya, keberadaan
kebijakan diperuntukkan dari rakyat, oleh dan untuk rakyat, Kraton karena adanya rakyat. sementara rakyat memerlukan
sejauh itu pula konsep demokrasi, dalam hal ini “tahta untuk dukungan Kraton agar terhindar dari eksploitasi yang bersumber
rakyat”, tersemai sebagaimana seharusnya. dari ketidakadilan dan keterpurukan. Bahwa Kraton, sejauh kon-
Mengapa ini penting? Di edisi perdana sebelumnya, Ma- sep tersebut masih dijadikan sebagai alas berpikirnya, tidak akan
jalah Nusantara Edisi Januari – Februari, editorial telah me- ragu-ragu memperlihatkan keberpihakannya terhadap rakyat, se-
nekankan pentingnya pembaruan pemikiran atas kebudayaan, bagaimana pernah dilaksanakan pada masa-masa revolusi dulu.
yakni rethinking of culture. Kami meyakini bahwa memikirkan Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Yogyakarta ber-
kembali kebudayaan secara kritis dan proporsional akan meng- prinsip politik yang demokratis. Kebijakan publiknya adalah
hadirkan tidak hanya wajah-wajah baru, melainkan pijakan-pi- kebijakan yang bermekanisme populis. Meski ditetapkan bukan
jakan dasar tersendiri yang konstruktif bagi masa depan. Dan dipilih, dalam arti konsep demokrasi yang umum dipahami di
hubungan dari tema “tahta untuk rakyat” di edisi selanjutnya ini Indonesia, itulah keistimewaan yang tidak boleh kita naikan.
adalah tak lain sebagai penegasan kembali aspek-aspek apa yang
utama dalam pengarahan sebuah kebudayaan sebagai cikal bakal Redaksi
peradaban manusia.
Bicara tentang “tahta untuk rakyat”, senantiasa kita akan
T
ampilnya Joko Widodo (Jokowi)
sebagai igur politik terkemuka
di Indonesia, diakui atau tidak,
merebak beragam optimisme segenap
kalangan, terutama mereka yang percaya
akan hari esok. Optimisme tersebut ter-
sua bahwa nantinya akan lahir sebuah
masa depan bumi pertiwi yang sudah
lama diidam-idamkan, yang itu sebelum-
nya hampir tak pernah mewujud, bahkan
untuk sekadar sebagai harapan sekalipun.
Tak hanya desain gayanya yang
merakyat yang pada kenyataannya seo-
lah menyihir mereka yang menengok-
nya, tetapi lebih kepada kebijakan-ke-
bijakan politiknya yang secara praktis
mampu mengubah rasa tawar menjadi
manis. Dapat terkatakan bahwa yang
terakhir inilah yang mungkin dapat kita
kedepankan sebagai dalih betapa Jokowi
dengan gaya dan kebijakan politiknya
yang khas, benar-benar tampil sebagai
harapan satu-satunya bagi bangsa yang
memang sudah lama dirundung kema-
langan hidup ini.
Segenap pembaca mungkin
akan bertanya-tanya apa maksud penulis
berucap manis atas diri seorang Jokowi;
mengapa penulis mencoba mengarah-
kan bahwa berkarakter khas ini adalah
harapan yang selama ini menjadi impian
rakyat Indonesia.
Tidak. Penulis sama sekali tak
ingin berpretensi pada pengagungan
Presiden ke-7 Republik Indonesia ini.
Penulis tak ada maksud memuliakannya,
apalagi sekadar mempromosikannya tan-
pa sebab yang memadai. Bahwa penulis
hanya mencoba memberi pengantar awal
kepada segenap pembaca ke perihal ta-
juk yang penulis ajukan dan akan diurai
secara lebih lanjut dalam laporan utama
edisi Majalah Nusantara kali ini.
***
Seperti kita ketahui,
tampilnya sosok Jokowi dengan ke-
bijakannya yang khas, berbeda dari
pemimpin sebelumnya, berhasil menarik perealisasiannya. dak populisme berdasar pada kehendak
“populisme” dalam nuansa perbincangan Secara konsep, populisme men- dan kedaulatan rakyat. Populisme jangan
dan perdebatan. Banyak orang yang men- jadi seperangkat kepercayaan masyarakat disalaharahkan.
debat bahwa adakah populisme hanya akan pemimpin yang dinilai dapat men-
dijadikan sekadar sebagai kedok politik gakat harkat-martabat hidup mereka. Demokrasi, Ruang Penyemaian
para pemimpin? Benarkah kebijakan-ke- Populisme menjadi semacam ilsafat Populisme
bijakan populis benar-benar lahir dari politik yang jika merujuk pada Kamus Secara umum, mereka yang
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat? Besar Bahasa Indonesia (KBBI): sebagai mendukung populisme adalah mer-
Sebelum berlanjut pada perbin- “paham yang mengakui dan menjun- eka yang berharap banyak pada alam
cangan seputar hal di atas, adalah utama jung tinggi hak, kearifan, dan keutamaan demokrasi. Mereka percaya bahwa
untuk membincang terlebih dahulu sep- rakyat. demokrasi adalah cara terbaik dari seki-
utar atau perihal populisme itu sendiri. Sebagai nafas dari gerak politik, an banyak cara yang berpretensi pada
Apa itu populisme? Mengapa populisme populisme tidaklah menekankan popu- kebaikan tertinggi. Mereka percaya bah-
digadang-gadang sebagai pembawa an- laritas (keteranaran) seseorang sehingga wa demokrasi memungkinkan mereka
gin segar di dunia yang sudah penat kom- ia dianggap populis. Jauh daripada itu, untuk berpartisipasi dan berperan penuh
pleksitas persoalan ini? Bagaimana teori populisme senantiasa harus terejawantah dalam upaya-upaya pemerintahan.
dan penerapannya dalam alam demokra- melalui kepemimpinan yang membela Secara historis, akar demokrasi
si seperti di Indonesia ini? kepentingan dan kebutuhan rakyat den- bisa kita telusuri dari para pemikir (il-
Sejumlah jawaban atas per- gan seperangkat kebijakan-kebijakan- suf) Abad Pencerahan. Melalui gagasan
tanyaan itulah yang akan mengisi penuh nya yang langsung tertuju pada hal-hal teori kontrak sosial dari para ilsuf seper-
bagian awal dari laporan utama ini. Dan mendasar dalam hidup dan penghidupan ti homas Hobbes, John Locke dan Jean-
selanjutnya, ulasan ini juga akan mem- mereka (rakyat). Jacques Rousseau, nampak bahwa istilah
perlihatkan bahwa agenda demokratisasi, Hemat kata, populisme sama demokrasi sangat bertolak belakang den-
sebagaimana dicanangkan para pemimp- sekali tak boleh digunakan dalam rang- gan komunisme atau sosialisme misaln-
in populis seperti Jokowi, nampak sena- ka menggambarkan retorika politik in- ya. Demokrasi menghendaki kesetaraan
da dengan apa yang pernah dibesut oleh dividu atau partai politik. Sebab dengan dalam perbedaan, sedang yang terakhir
salah seorang pemimpin Raja Mataram, menilainya demikian, populisme hanya menghendaki keseteraan dalam persa-
Sri Sultan Hamenku Buwono IX—seperti akan terbawa secara konotasi peyoratif maan.
kita ketahui bahwa melalui percikan pe- dan dianggap hanya sebagai “lip service” Sebenarnya, jauh sebelum para
mikirannya, dalam hal ini “Tahta untuk yang hanya tertuju pada penyenangan ilsuf Abad Pencerahan mendeinisikan
Rakyat”, HB IX mampu menjelmakan orang banyak tanpa bukti yang jelas dan demokrasi, ilsuf-ilsuf klasik seperti Soc-
tatanan Kraton sebagai negeri yang pu- memadai. rates, Plato dan Aristoteles, telah lebih
nya kekhasan dalam model pengambi- Alhasil, pemberian harapan tak dahulu mengkonseptualisasikan perihal
lan kebijakannya. Bahwa “Tahta untuk lebih sekadar pepesan kosong. Begitulah demokrasi ini. Kira-kira 500 tahun SM,
Rakyat” adalah percikan pemikiran sang realitas yang kini menjerat arus kebu- istilah ini mulai mendapat bentuknya
Sultan hingga melahirkan demokrasi ala dayaan kita dari dulu hingga sekarang, ketika ada sekelompok kecil manusia
Yogyakarta. dan mungkin juga kelak. yang berusaha mengembangkan sistem
Ya, tujuan kunci di balik pop- pemerintahan. Pada prosesnya, mekanis-
Populisme Sebagai Nafas Ger- ulisme adalah terletak pada partisipasi menya melibatkan rakyat banyak untuk
ak Politik politik secara aktif. Bahwa rakyat tanpa turut serta dalam pengambilan keputu-
Dalam aras demokrasi, popu- kecuali harus punya kesempatan yang san, dalam hal ini kebijakan publik secara
lisme menjadi seperangkat alas yang tepat sama-setara sebagai bagian rill dari mas- langsung.
guna dalam mengubah atau mengangkat yarakat. Bahwa mereka harus berperan Selain Yunani, Romawi Kuno
harkat-martabat manusia-manusianya. aktif dalam segenap pemerintahan yang pun tak luput menjadi satu sumber ru-
Seperti kita ketahui, input dan output hari ini melulu mengatasnamakan diri jukan utama tentang demokrasi. Jika
demokrasi adalah rakyat (kepentingan mereka dengan tendensi tanpa kelamin. Yunani memperkenalkannya dengan
dan kebutuhannya) di mana populisme Hemat kata, keutamaan popu- konsep demokrasi langsung, melibatkan
menjadi alas yang senada dalam proses lisme adalah keutamaan rakyat; kehen- rakyat dalam urusan kebijakan publik,
EDISI mar-apr 2016 |Nusantara | 7
Romawi tampil menjadi inspirasi bagi Dari sekulimit perihal sejarah lah wilayah yang sangat sensitif. Seperti
para pemikir politik dan negarawan demokrasi di atas, paling tidak memberi keyakinan yang ketika itu diusik, maka
dalam hal penerapan demokrasi per- kita gambaran umum tentang apa, men- ancamannya adalah konlik. Ya, begitu-
wakilan—rakyat diberi ruang untuk gapa, dan bagaimana harusnya penera- lah yang terjadi ketika SBY di penghu-
memilih perwakilan yang nantinya akan pan demokrasi dalam relitas kehidupan jung tahun 2010 memberi penekanan
bertugas merumuskan kebijakan-kebi- rakyat. Di sinilah urgensitas demokrasi bagi konsep dan arti demokrasi secara
jakan publik bagi warga negara yang di- jika segenap pembaca ingin secara lebih umum, yang itu berimbas pada polemik
wakilinya. lanjut mengkaji dan mendiskusikann- politik seputar wacana “penetapan” Sri
Meski demokrasi hancur ter- ya di lain tempat dan kesempatan. Hal Sultan sebagai Gubernur Daerah Istime-
benam selama hampir 20 abad lamanya ini sekaligus memberi penekanan bah- wa Yogyakarta (DIY).
akibat sistem feodalisme dan monarki wa demokrasi adalah ruang yang pal-
absolut di Abad Pertengahan, sistem pe- ing memungkink- an penyemaian “Negara kita adalah negara
merintahan ini mulai menuai kesuburan- gagasan-ga- gasan yang demokrasi. Karenanya, demo-
nya kembali. Tentu dengan konsepsi yang populis bagi segenap cratic value (nilai demokrasi) tak
lebih kompleks dari sebelumnya. kehidupan rakyat mungkin diabaikan. Maka juga, tak
Sekitar pertengahan abad ke-19, t a n p a kecuali. mungkin sistem monarki bertabra-
demokrasi mulai menunjukkan taring- kan dengan nilai demokrasi dan
nya lagi, dan itu terjadi di negara-nega- konstitusi.”
ra Eropa Barat. Melalui di masa inilah (cuplikan pidato SBY dalam Si-
demokrasi kemudian dikenal dengan is- dang Kabinet, 28 November 2010)
tilah “demokrasi Barat” atau demokrasi
modern dalam arti dewasa ini. Terlepas dari pro-kontra terse-
Tak hanya di belahan dunia sep- but, apakah Gubernur DIY harus ditentu-
erti Eropa dan Amerika misalnya, di Asia kan melalui mekanisme “pemilihan” atau
seperti Indonesia pun perdebatan sep- “penetapan”, yang jelas, Yogyakarta pun-
utar demokrasi seolah tak akan pernah ya sejarah tersendiri yang itu tidak layak
padam. Lagi-lagi, pro dan kontra selalu untuk kita naikan. Bahwa sebuah reali-
mewarnai sejumlah pergunjingannya. Di tas tidak boleh dinilai secara monolitik,
satu sisi, demokrasi berusaha diredam apalagi menaikan adanya landasan seja-
dengan anggapan bahwa ia tak sesuai rah yang menafasi gerak dan perkem-
dengan budaya “ketimuran” bangsa bangan sebuah realitas masyarakat
Indonesia. Solusi yang kerap dilon- tertentu. Mempertanyakan iya, tapi
tarkan untuk mengganti demokrasi pun menyalahkan tanpa landasan adalah
tak tanggung-tanggung. satu kekeliruan dalam berpikir.
Umumnya, sistem tersebut
ditarik ke dalam unsur-unsur agama, ***
seperti konsep khilafah dalam kaca- Merujuk pada pasal 18B ayat
mata kelompok Islam tertentu. Bahwa 1 UUD 1945, termaktub sebuah ka-
demokrasi sama sekali tidak kompat- limat bahwa “Negara mengakui dan
ibel dengan Islam. Produk Barat, pro- menghormati satuan-satuan pemer-
duknya orang-orang kair. Begitulah intahan daerah yang bersifat khusus
anggapan fundamentalnya. atau bersifat istimewa yang diatur
Selain itu, ada pula kelompok Demokrasi ala Yogyakarta: dengan undang-undang” (lihat: UU Re-
Islam lainnya yang mendukung penuh Tahta untuk Rakyat? publik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012
demokrasi. Berbeda dengan kelompok Seperti dapat kita telusuri se- tentang Keistimewan DIY). Esensi yang
yang pertama, mereka justru menggang- cara empirik, Yogyakarta punya konsep terkandung dalam pasal ini tentu mem-
gap bahwa nilai-nilai demokrasi adalah demokrasi tersendiri yang tercermin beri gambaran nyata pada demokrasi
juga nilai-nilai yang islami, misalnya melalui percikan pemikiran Sri Sultan yang terterap di Yogyakarta, tidak hanya
tentang musyawarah, konsep keadilan, Hamengku Buwono IX tentang “Tahta sebatas slogan dari rakyat, oleh rakyat,
amanah/bertanggungjawab, dan lain se- untuk Rakyat”. Sayangnya, masih terlihat dan untuk rakyat semata.
bagainya. banyak penyalahartian tentang falsafah Terlebih lagi bahwa pasal terse-
Melihat sejumlah perdebatan hidup masyarakat yang berjuluk “Kota but merupakan terusan dari Maklumat
tentang demokrasi tersebut, tak salah ke- Budaya” ini. Sehingga yang terjadi adalah 5 September, yang dalam Tahta Untuk
tika ada anggapan yang mengatakan bah- ketidakmampuan dalam mengarahkan Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan
wa sejarah itu berulang di mana esensi “Tahta untuk Rakyat” sebagai nafas gerak Hamengku Buwono IX (Atmakusumah
persoalan yang dihadapi manusia adalah yang benar-benar mengarah pada pem- dkk, 1982) memuat tiga aspek pokok di
sama. Yang berbeda hanyalah pada kon- baruan kebijakan publik yang utuh. dalamnya, yakni pertama, Ngayogyakar-
teks terjadinya sejarah itu. Memang, falsafah hidup ada- ta Hadiningrat berbentuk kerajaan yang
P
endidikan di bangsa ini masih yang seakan-akan gagap dan tidak mam- perilaku perundungan (bullying), pen-
menjadi “lukisan yang belum sele- pu berbuat apa-apa. didikan penanganan remaja, penguatan
sai”. Pada abad 21, pendidikan Lebih menyakitkan lagi, saat prestasi belajar, pendidikan kecakapan
masih menjadi keprihatinan kita bersa- prestasi sudah seperti barang dagangan. hidup, karakter dan kepribadian, serta
ma, sebab masih berada dalam gamba- Setiap gelaran UN selalu ada saja tran- pendidikan perilaku destruktif.
ran suram. Marak hal yang masih selalu saksi jual beli kunci jawaban. Tetiba saja, Nah, melalui wadah baru ini
membelit eksistensinya. peserta didik yang sudah ditempa sekian diharapkan keluarga mengerti perann-
Formalitas pendidikan telah tahun masih belum percaya diri akan ke- ya—baik ia sebagai orang tua kandung
melampaui hakiki. Dampaknya pada mampuannya. Mentalnya seketika ciut, atau yang mengasuhnya. Karena harus
pendekatan peraturan yang membonsai bahwa kelulusan dianggap capaian yang diakui, bahwa akhir-akhir ini anak-anak
kreatiitas peserta didik. Gonta-gantin- prestisius dari pada kejujuran. seringkali luput dari perhatian. Bahkan
ya kurikulum, tiba-tiba saja menjadikan tak sedikit orang tua atau yang menga-
pendidikan sebagai arena pencetak para suhnya tega melakukan tindakan di luar
kuli yang dibutuhkan pasar—menjadi batas terhadap anaknya.
gelanggang yang hanya menjanji sebuah Bagaimana pun, kehadiran kel-
kekayaan. Alhasil, pendidikan seketi- uarga begitu penting bagi proses anak-
ka kehilangan jiwa kependidikannya, anak. Keluarga tidak hanya menjadi orang
memanusiakan manusia. yang bertanggung jawab memenuhi ke-
Dampak nyata dari kondi- butuhan materi anaknya. Jauh melebihi
si yang semerawut ini bisa kita itu, peran keluarga dalam membentuk
saksikan dengan mata telanjang. karakter anak begitu penting. Aspek
Generasi bangsa tiba-tiba menjadi intelektual yang mereka kuasai perlu
generasi pemuja angka. Lihat saja, diimbangi dengan aspek spirituali-
bagaimana lembaga pendidikan tas agar tercapai keselarasan antara
nomor wahid menjadi sasaran uta- kebutuhan otak dan hati. Penanaman
ma. Mereka lebih memilih lemba- kesadaran serta pembentukan karakter
ga yang sudah mendapat pengakuan dewasa ini menjadi suatu keharusan un-
secara nasional– bahkan internasional, tuk diberikan kepada seorang anak.
daripada yang sesuai dengan keterampi- Melalui Direktorat Pembinaan
lan, keahlian atau kecenderungan yang Pendidikan Keluarga yang tahun ini
melekat pada dirinya. Mereka lebih per- mulai dioperasikan pendidikan bangsa
caya pada sertiikasi lembaga dari pada ini akan mampu mencetak insan yang
skill. Pentingnya Peran Keluarga bermoral. Tentunya, semua elemen yang
Selanjutnya, tontonan yang tak Melihat kejadian di atas, pen- di sekelilingnya saling bahu-membahu.
layak dikonsumsi publik menjadi hi- didikan bukanlah tumpuan utama dan Melaluinya, keluarga bisa memahami
dangan setiap hari. Seorang guru mem- menjadi jaminan untuk mencetak gen- perannya yang hakiki. Sehingga peran
perlakukan anak didiknya dengan tidak erasi bangsa. Disadari atau tidak, pendi- tersebut tidak hanya terarah pada pem-
semestinya. Mulai dari kekerasan isik, dikan hanya menjadi ruang belajar den- bentukan moral anak, juga mampu men-
hingga pelecehan seksual. Bahkan tak ja- gan batasan waktu yang telah ditentukan. gangkat prestasinya di sekolah.
rang tindakan tersebut merenggut nyawa. Artinya, persoalan pendidikan tidak bisa Dengan demikian, jika keluarga
Hal itu pun harus diselesaikan secara hu- dilimpahkan sepenuhnya kepada lem- mengerti perannya, sekolah juga paham
kum, ruang kelas yang digelutinya digan- baga pendidikan. Bahwa peran keluarga tanggung jawabnya. Maka, tidak akan
ti dengan ruang jeruji sebagai hukuman dalam proses pendidikan anak sangat ada lagi tontonan yang tak elok dipan-
atas perbuatannya. dibutuhkan. dang—baik berupa perlakuan tidak layak
Peserta didik tak ketinggalan. Kondisi semacam ini pun orang tua, pengasuh dan guru terhadap
Aksi tawuran sesama pelajar menjadi mendapat respon serius dari pemerintah anak atau sesama anak-anak. Karena
ajang pembuktian bahwa lembaga pendi- hari ini. Kementerian Pendidikan dan anak-anak tidak bisa disalahkan. Anak-
dikan sudah menjadi sarang preman. Tak Kebudayaan (Kemendikbud) memben- anak butuh perhatian ekstra karena
jarang karena persoalan sepele, mem- tuk unit baru dengan nama Direktorat dunia mereka dunia yang emosionalnya
bunuh menjadi penyelesaian utama. Be- Pembinaan Pendidikan Keluarga yang menggebu-gebu.
lum lagi, mereka yang di bawah umur be- menangani pendidikan keluarga dan
rani melakukan tindakan pemerkosaan. keorangtuaan. Respon ini bisa kita lihat Abdul Rahman Wahid
Semua terjadi searah dengan pendidikan dari acuan kerjanya, yakni penanganan Peneliti di Moeda Institute Yogyakarta
S
udah menjadi rahasia umum ketika
yakarta, lebih dari itu eksistensi dari keis- sosial) tidak seimbang dan berkesinam-
timewaan Yogyakarta sendiri yang akan bungan.
dipertaruhkan. Tindakan kekerasan yang bah-
Tidak ada pohon tanpa akarnya. kan berujung pada pembunuhan mer-
Suatu pelik sosial tentu tidak lepas dari upakan dilema konlik dalam kehidupan
akar masalah penyebabnya. Motif suatu masyarakat. Jhon Paul Lederach (2003)
tindakan kekerasan di dalam struktur so- dalam konsepnya tentang Transforma-
sial, menurut kacamata sosiologi konlik si Konlik (Conlict Transformation) di
terdapat banyak varian. mana setiap proses untuk mencapai per-
Mengacu pada teori konlik damaian yang berkesinambungan sebai-
Lewis A Coser dalam he Functions of So- knya dapat menyentuh empat dimensi
cial Conlict (1956), bahwa konlik dalam perubahan yang signiikan, yaitu dimen-
masyarakat struktural longgar, seringka- si perubahan yang ada tingkat personal,
li dipengaruhi oleh tiga kondisi utama, relasional, struktural, dan yang paling
yakni kondisi sosial politik, kondisi in- ideasional adalah tingkatan kultural atau
telektual, dan kondisi biograis. perubahan yang ada di tingkat pengeta-
huan budaya yang menjadi dasar hidup
Kohesi Sosial harmoni.
Talcot Parsons dalam he Struc- Kita mahum bahwa selama ini
ture of Sosial Action (1931), menyebutkan masyarakat Yogyakarta dikenal hidup
bahwa kohesi sosial dapat tercipta dengan dengan berpegangan pada budaya kera-
adanya sistem sosial yang utuh melalui ton yang hamemayu hayuning bawana,
adaptasi (adaptation), pencapaian tujuan yaitu menjungjung tinggi keselarasan
(goal attainment), integrasi (integration), hidup dan alam dengan berperilaku
dan pemeliharaan pola (latency). Walau sopan-santun, unggah-ungguh, tepa se-
sistem mengacu pada fungsi onalisme lira, dan budaya berbasis keraton lainn-
struktural tersebut seakan absurd, akan ya. Ketika hamemayu menjadi perilaku
tetapi hal demikian dapat menjadi sistem hidup kita sehari-hari, maka tindakan
laju migrasi disertai menjamurnya pem- kontrol terhadap segala perilaku mas- kekerasan, konlik, serta segala hal yang
bangunan, statusnya mulai darurat konf- yarakat dewasa ini. dipengaruhi oleh egosentrisme tidak
lik. Hal ini dipicu karena kian maraknya Keempat sistem yang ditawar- akan lagi menjadi ancaman kohesi sosial
kasus tindakan kriminal oleh sejumlah kan Parson tersebut mengacu pada pe- masyarakat, dan Yogyakarta akan tetap
oknum atau kelompok yang secara ‘sen- meliharaan hubungan sosial yang baik. berhati nyaman seperti sediakalanya.
gaja’ ingin mengusik stabilitas keamanan Misalnya dalam proses integrasi. Suatu
dan kenyamanan daerah ini. kelompok masyarakat seyogianya sadar
Patut disadari bahwa konlik bahwa eksistensi dirinya dalam sistem Ahmad Fathoni Fauzan
tersebut hampir menyentuh di semua sosial menjadi hal yang paling element- Penulis lepas media massa dan bergiat di
sektor. Misal konlik antar etnis, sengketa er dalam membangun harmonisasi. Lembaga Bina Muda Indonesia (LBMI)
lahan, dan lain sebagainya. Bagaimana- Harmonisasi tidak akan tercapai apabila sekaligus Komunitas KUTUB Pondok
pun juga, segala bentuk konlik yang terdapat pertentangan sistem sosial akut Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari
dibarengi dengan tindakan kriminalitas mulai dari level mikro hingga makro. Jl. Cabean, Sewon, Bantul, Yogyakarta
itu tidak dapat ditolerir dan dibiarkan Yaitu, mengutip George Ritzer (2004:
begitu saja. Ini merupakan acaman yang 259), interaksi antrara ego dengan alter
serius, tidak hanya bagi masyarakat Yog- ego (sebagai bentuk paling dasar sistem
EDISI mar-apr 2016 |Nusantara | 13
esai
Pendidikan Sebagai
Politik Penyadaran
Oleh: Uci Susilawati
P
ada dasarnya, pendidikan adalah gerakan penyadaran. Dua
pendidikan harus MeMbebaskan? Jawaban
sasaran utamanya, yakni pertama, menyadarkan manusia
akan eksistensinya; kedua, menyadarkan manusia akan re-
atas pertanyaan-pertanyaan ini lebih se- alitas lingkungannya di mana manusia hidup dan mengada.
bagai Jawaban eksistensial (ontologis) atas
Bicara soal eksistensi manusia berarti bicara tentang
peran manusia dalam realitas sosialnya. Manusia, pada intinya,
Manusia. bahwa kebebasan adalah fitrah adalah subjek pencipta. Manusia memiliki tanggungjawab penuh
keManusiaan, sedang pendidikan adalah
dalam membentuk serta mengarahkan hidup dan sejarahnya.
Meski manusia bukan satu-satunya mahluk yang hidup di dunia,
pewuJud fitrah keManusiaan itu. itulah tetapi hanya manusialah yang bertanggungjawab penuh atas se-
sebabnya, bicara soal kebebasan dan pen-
gala isi di alam raya ini.
Bagaimana manusia hendak menjadi subjek pencipta?
didikan, adalah bicara soal keManusiaan Pertama, manusia harus mengenali dirinya sebagai mahluk so-
(huManitas).
sial. Kedua, mengenali lingkungan di mana manusia hidup. Jika
kedua hal ini mampu dikenali—mengenal bukan berarti hanya
mengetahui, tetapi juga memahaminya sebagai rangkaian yang
saling berelasi—maka di sanalah manusia menjadi subjek pen-
cipta.
RElASI hARmonIS
huKum DAn KEKuASAAn
Oleh: Moh. Ariyanto*
secara historis, relasi hukuM dan kekuasan Ketentuan Pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945 tentang Neg-
senantiasa berJalan harMonis di indonesia.
ara hukum menimbulkan konsekuensi logis. Ketentuan ini telah
mengamanahkan bahwa Negara Indonesia harus dijalankan ber-
seJak berdirinya, kekuasaan selalu MenJadi dasar hukum: mengatur tata kelola pemerintahan agar terhindar
suMber otoritas. pun sebaliknya, hukuM
dari praktek domino kelompok tertentu dan kesewenang-wenan-
gan penguasa.
MenJadi pedoMan dalaM MeMbentuk dan Demi menghindari hal tersebut, Pasal 1 ayat 2 UUD
MenJalankan sebuah kekuasaan.
NRI 1945 telah lebih dulu menyatakan Indonesia adalah Nega-
ra Demokrasi, yakni kedaulatan di tangan rakyat dan dijalankan
menurut Undang-Undang. Implikasinya, maka seluruh kebijakan
dan tindakan harus berdasar pada kepentingan rakyat, termasuk
pembentukan hukum itu sendiri, dalam hal ini oleh Dewan Per-
wakilan Rakyat yang disebutkan dalam pasal 20 ayat 1 UUD NRI
1945 dan selanjutntya diatur oleh Undang-undang.
Pasal tersebut telah mengantarkan Negara Indonesia
pada proses pemerintahan yang utuh, berlandas pada aturan
dan kepentingan rakyat. Kompleksitas parade pembentukan pe-
merintahan, baik legislatif dan eksekutif maupun yudikatif, mer-
upakan alarm kepada mereka yang terlibat dalam posisi itu, dan
akan dimintai pertanggungjawabannya. Artinya, bentuk kebija-
kan dan tindakan dari tiga pemisahan kekuasaan itu telah
diatur segalanya oleh undang-undang dan akan diawasi
sepenuhnya oleh rakyat melalui berbagai ragam media.
Pertentangan berikutnya adalah prosesi
demokrasi yang kian hari menimbulkan polemik di tu-
buh masyarakat Indonesia sendiri. Tak pelak hukum
yang diciptakan oleh produk demokrasi ini sering
dicibir karena tidak sesuai dengan konsep keadilan.
Proses demokrasi yang kian mahal berakibat pada ban-
yaknya jual-beli kepentingan di dalamnya sebagai penggan-
ti dari modal pemenangan kursi kekuasaan tersebut.
Menurut Sajipto Rahardjo dalam “Membedah Hukum
Progresif ” (Kompas, 2008), hukum harus diejawantahkan dalam
bentuk negara hukum (rechstaat atau rule of law). Idealnya dic-
iptakan demi ketertiban dan kesejahteraan sosial (to order and
accomplish welfare). Namun, konsepsi pemerintahan dari, oleh,
dan untuk rakyat, belum menemukan hasil maksimalnya. Apa di-
gagas tersebut, oleh hampir seluruh pakar hukum sebagai bagian
dari tujuan negara, belum dapat dirasakan oleh semua elemen
masyarakat. Sebagai catatan, dalam UUD NRI 1945, “demokrasi”
lebih dulu disebut sebelum “hukum”, bermakna ada keutamaan
kepentingan rakyat di atas hukum. Kemudian, demokrasi dan
hukum yang berada dalam satu pasal secara bersamaan, menya-
takan bahwa relasi keduanya tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Moh. Mahfud MD, (Gama Media:1999) juga mengung-
kap bahwa relasi hukum dengan kekuasaan ini dapat dilihat
sebagai fenomena kekuasaan yang otoritatif, yang menentukan
16 | Nusantara | EDISI mar-apr 2016
“hukum
untuk manusia
bukan manusia
untuk hukum.”
Satjipto Rahardjo
Guru Besar dan Pakar Hukum Progresif
kebijakan hukum. Hukum hari ini merupakan produk kebijakan dengan menampilkan para wayang itu sebagai pemeran dalam
dari interaksi politik. Karena produk hukum yang tak lepas dari tata kenegaraan.
unsur kekuasaan ini, sering kali menciptakan ketidak-seimban- Pada konsep ini, hukum harus murni dibuat demi men-
gan relasi hukum dan kekuasan yang berdampak pada produk capai kesejahteraan. Sebab menurut Francis Fukuyama (2004),
hukum yang kurang baik. negara hukum yang demokratis lahir dari upaya rakyat proletar
dalam melawan absoulutisme kelompok borjuis. Sudah sepatut-
Kausalitas Hukum dan Kekuasaan nya negara menegakkan supremasi hukum untuk penegakan ke-
Secara historis, relasi hukum dan kekuasan senantiasa benaran dan keadilan serta penegasan kekuasaan yang diminta
berjalan harmonis di Indonesia. Sejak berdirinya, kekuasaan se- pertanggungjawabannya.
lalu menjadi sumber otoritas. Pun sebaliknya, hukum menjadi Oleh karenanya, produk hukum yang dihasilkan oleh
pedoman dalam membentuk dan menjalankan sebuah kekua- kekuasaan haruslah berdasar pada pemerataan hak-hak indivi-
saan. Walaupun dalam perjalanannya harmonisasi hukum dan du dalam mendapatkan pelayanan yang layak dan kesejahteraan
kekuasaan ini kian terciderai akibat produk hukum yang dihasil- yang merata. Semua elemen masyarakat pun wajib terus menjaga
kan oleh kekuasaan menjauh dari cita-citanya, kenyataan ini pun agar negara Indonesia memiliki hukum yang adil, berlaku prin-
harus tetap diterima sebagai bagian dari dinamika harmonis. sip distribusi kekuasaan, dan semua orang termasuk negara harus
Fenomena ketimpangan ini timbul dari kebiasaan para tunduk pada hukum.
penyelenggara negara (eksekutif dan legislatif) yang disebutkan
oleh Jimly Ashidiqi: hanya bergerak pada sikap rule-driven dan Sebagai Perekat Integrasi Sosial
badget-driven, bekerja hanya berdasarkan aturan tekstual dan Penempatan rakyat sebagai dasar dalam membentuk
sesuai anggaran. Inilah yang sering menciderai relasi harmonis hukum melalui sarana-sarana politik dan jejaring komunika-
tersebut karena banyak oknum tak punya sikap mission-driven si publik merupakan tafsir dari keinginan Jurgen Habermas.
yang sebenarnya bisa menjadi kunci relasi kekuasan dan hukum Menurutnya, hukum harus ditempatkan sebagai perekat integrasi
itu sendiri. sosial. Artinya, mensyaratkan penempatan faktor manusia baik
Pada hakekatnya, ide besar kekuasaan sebagai sarana sebagai objek pengaturan hukum atau sebagai subjek yang me-
membentuk hukum yang ada di Indonesia berasal dari pemikiran nentukan hukum.
John Locke dan Montesquieu. Hal ini dapat dilihat dari fenomena Bila relasi proses pembuatan hukum tidak lagi mene-
penetapan hukum yang melibatkan kerjasama eksekutif dan leg- mpatkan kedaulatan rakyat (kehendak atas perlindungan kebe-
islatif. Dalam prosesnya, pembentukan kekuasan sebagai sarana basan dan hak-hak individu), maka legitimasi yang dibuat oleh
meredam kesewenang-wenangan penguasa dan ditujukan untuk kekuasaan telah hilang. Relasi kuasa dan hukum dalam hubun-
kepentingan rakyat. Sebab, lanjut Mahfud, kekuasaan dan hukum gannya antara kebebasan individu dengan kepentingan mas-
merupakan sub-sistem kemasyarakatan, berada pada posisi yang yarakat ini wajib terus dikawal.
derajat determinasinya seimbang satu sama lain. Sebab menurut Munir Fuady (2010), negara dapat ber-
fungsi lebih aktif meminta warga negaranya untuk berpartisipa-
Alat Mencapai Kesejahteraan si dan memberikan dedikasinya dengan aktualisasi diri secara
Dalam konsep kedaulatan, hukum mengandaikan bah- kolektif yang dilakukan melalui suatu proses politik (kekuasaan).
wa pemimpin tertinggi suatu negara bukanlah igur atau tokoh, Hal ini mengacu pada konsep pemikiran kaum liberal klasik yang
tapi sistem (aturan). Hal ini tentunya akan menjaga kemurnian dipelopori oleh John Locke, karena lebih mengedepankan kebe-
tujuan hukum itu sendiri. basan individu dalam rangka mencapai tatanan kehidupan yang
Sejalan dengan telaah historis Abdul Aziz Hakim (2011) ideal bagi umat manusia.
bahwa Negara Hukum dan Demokrasi memiliki kesamaan kon-
sep, yaitu dilahirkan untuk membendung adanya kesewenangan Moh. Ariyanto
kekuasaan yang mempraktikkan sistem absolute dan mengab- Mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum
aikan hak-hak dari rakyat. Figur/tokoh hanyalah wayang dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
skenario (aturan) yang telah disusun dan disepakati bersama
Di zaman modern (dalam arti teritorialnya. ra modern, ada beberapa elemen pokok
kekinian) ini, kita bisa melihat bagaima- Dan entah sistem tersebut rele- yang tidak bisa diabaikan satu sama
na sistem demokrasi lumrah digunakan van diterapkan di zaman modern atau ti- lain, bahkan tak terpisahkan. Semuanya
di berbagai negara. Sistem yang konon dak, hanyalah soal nomor sekian. Karena membentuk sebuah hubungan sinergi
menurut banyak orang, di tataran teori terkadang, sebuah teori bisa relevan ha- yang apabila hubungan tersebut selaras,
dan praktis, adalah sistem kuasa dari, nya dalam konteks di mana ia lahir dan maka akan menghadirkan kesejahteraan
oleh dan untuk rakyat. diterapkan. Meski juga terlampau sering umum. Elemen-elemen tersebut adalah
Melalui pemaknaan sistem tidak relevan, entah sebagiannya atau territorial, hukum dan rakyat—akan di-
demokrasi di atas, maka sudah selayak- seluruhnya. uraikan dua elemen yang disebut terakh-
lah bahwa semua aktiitas negara harus ir.
dilakukan berdasar pada rakyatnya: from, Hukum dan Rakyat, Elemen Rakyat bisa diklasiikasikan se-
by, to people. Rakyat dalam arti individu, Pokok Kesejahteraan cara struktural-kenegaraan menjadi pe-
senantiasa punya kesamaan komitmen Perlu diperhatikan bahwa di merintah dan yang diperintah. Pemerin-
dengan individu lainnya. Tujuannya un- dalam sebuah negara, khususnya nega- tah adalah individu yang diberi mandat
tuk menjaga kedaulatan ekonomi dan atau hak istimewa untuk memerintah
18 | Nusantara | EDISI mar-apr 2016
masyarakat umum, sedang rakyat (yang
diperintah) adalah kelompok individu
pemberi mandat. Pemerintah adalah
pembantu yang bertugas mewujudkan
kehendak rakyatnya, dan rakyat adalah
sasaran dalam perwujudan kehendak itu.
Pemerintah sebagai individu
bebas (manusia) dan individu negara
(warga) harus benar-benar memahami
dua otonominya tersebut. Sebagai manu-
sia, dia harus mematuhi hukum-hukum
moralitas dan hukum negara sebagai seo-
rang warga. Hukum moralitas terkait ke-
benaran, kebaikan, rasionalitas, dan hak
asasi yang dimilikinya juga harus diber-
ikan kepada setiap warganya. Sedang
apapun yang menjadi norma kenegaraan
harus dilaksanakan dan ditegakkan un-
tuk setiap individu, tanpa harus ada ten-
densi tertentu.
Sinergitas antara pemerin-
tah dan rakyat diharapkan menghad-
irkan sebuah aturan atau hukum. Yang
tersebut harus mampu menjadi koridor
sekaligus acuan bertindak untuk menca-
pai kebaikan bersama. Tapi pertanyaan
yang kemudian harus dijawab adalah:
bagaimana hukum dalam sebuah negara
dapat dikatakan baik bagi semua orang?
Apa unsur pendukung utama dalam pen- akan menjadi jembatan penghubung di kan perdebatan diskursif antara individu
erapannya? tengah tegangan politik dan ekonomi. privat yang bebas. Perdebatan diskursif
Adalah niscaya bahwa hukum Karenanya, pemerintah sebagai lembaga ini akan menghasilkan sebuah solusi ter-
harus memperhatikan kehendak setiap penyelenggara harus bersifat inklusif, ter- baik dalam pembentukan hukum. Kedua,
orang yang berkepentingan. Jika terjadi buka bagi kritik dan aspirasi masyarakat. prosesnya melalui ruang publik yang di
perbedaan, maka harus ada kesepakatan Budi Hardiman menjelaskan, dalamnya selain ada individu bebas, juga
bersama secara konsekuen sebelum hu- ada beberapa hal yang harus diperhati- individu setara. Tidak ada perbedaan hak
kum diterapkan. Misalnya, terkait lahan kan terkait hukum. Pertama, kesahihan ataupun status. Senantiasa berdasar pada
parkir baru di area jalan Abu Bakar Ali, hukum terbatas pada sebuah komunitas rasionalitas. Ketiga, kesepakatan di da-
sekadar menyebut sebagai contoh. Se- politis tertentu. Jadi setiap negara akan lamnya harus bersifat intersubjektif. Art-
belum diberlakukan, semua pihak yang memiliki hukum yang berbeda-beda, inya, keputusan inalnya harus disepakati
terkait harus diperhatikan dan dipertim- karena kebutuhan masyarakat, kondisi oleh semua orang yang rasional tanpa ada
bangkan, seperti tukang parkir, pengguna territorial, dan sejarah dari setiap neg- perbedaan. Kalau begitu, proses pemben-
parkiran, tata ruang kota, keindahan dan ara juga berbeda. Kedua, hukum tidak tukan hukum harus melalui perdebatan
seterusnya. Jika kesepakatan sudah ter- hanya menyangkut persoalan partikular, diskursif di dalam ruang publik untuk
jadi, maka hukum itu baik untuk diber- tetapi juga persoalan universal. Artinya mencapai kesepakatan intersubjektif.
lakukan, namun tidak untuk sebaliknya. hukum tidak hanya terkait masalah-ma- Jika pemerintah dan rakyatnya
Praktek komunikasi seperti itu salah konteks kekinian, tetapi selalu bersama-sama membentuk hukum untuk
sebenarnya sudah ada di Indonesia den- berkesinambungan, seperti hukum ter- diterapkan bersama, ditegakkan dan dip-
gan bahasa politis yang umum, yakni kait HAM (Hak Asasi Manusia). Ketiga, raktekkan bersama dengan konsekuen,
“musyawarah”. Bukan hanya dalam ta- proses penyusunannya harus legitimate. maka kesejahteraan setiap individu neg-
taran praktis, norma yang menghendaki Pada bagian ketiga, disebutkan ara akan terwujud. Tidak ada hak yang
musyawarah juga tertera di urutan no- bahwa hukum harus memiliki proses dilanggar. Tidak ada diskriminasi dan
mor empat dalam lima sila negara Indo- yang legitimate. Karena jika cara pem- marginalisasi. Yang ada hanya pelaksa-
nesia. Jadi seharusnya bukan menjadi hal buatan dan penetapan hukum sudah naan komitmen secara konsekuen untuk
tabu bila komunikasi menjadi prasyarat benar, maka produknya pun akan ikut kebaikan yang telah disepakati bersama.
bagi pembentukan sebuah hukum yang benar. Proses hukum yang dimaksud
hendak diterapkan di tengah masyarakat. adalah proses yang di dalam pembentu- Iman Wahyudi
Komunikasi masyarakat dan pemerintah kan hukum, pertama, harus mengandai- Mahasiswa Filsafat UIN Yogyakarta
EDISI mar-apr 2016 |Nusantara | 19
politik
WAjAh KEbEbASAn
(DEmoKRASI)
Oleh: Ferhadz Ammar Muhammad*
T
ulisan ini diawali dengan uraian am permasalahan kala dibenturkan
untuk berhati-hati terhadap
singkat mengenai liberalisme. Se- dengan persoalan sistem politik body-
cara istilah, liberalisme percaya guard-nya–“Demokrasi”–yang begitu
perangkap yang terletak akan kemampuan manusia untuk ber- ketat. Di sinilah penulis harus mengam-
pada Jalan peMbela deMokra-
pikir sendiri, tidak perlu diatur orang lain, bil titik fokus pada ikhwal kebebasan da-
tidak perlu dipaksa orang lain. Manusia lam ruang sistem politik.
si tersebut, yang pada saat mampu memahami apa yang baik bagi
MeneriMa berada di bawah
dirinya dan mampu bertindak (Rizal Mal- Menyelami Konsep
larangeng, 2006). Apakah Negara Indonesia secara
tekanan akuMulasi bukti. Ya, kebebasan telah menjadi se- substantif—seperti dalam paparan Lid-
seMakin banyak fakta proses
mangat di banyak negara guna melind- dle (2006)—telah menganut demokrasi?
ungi segenap hak asasi warganya. Tidak Apakah secara khusus D.I. Yogyakarta ti-
deMokratis, naMun Menco- dibenarkan adanya pengekangan, mem- dak bisa dikatakan demokratis sebab ma-
ba untuk Mengurapi hasil
beri pelajaran lewat kekerasan isik bah- sih memuja Kratonnya? Atau memang
kan oleh orang tua, memaksa individu begitulah demokrasi yang sarat multi-in-
dari proses tersebut dengan untuk tunduk pada batas kelompok, dan terpretasi?
Minyak yang diaMbil dari
lain sebagainya. Pertanyaan di atas sangat mun-
Kita tentulah mengenal formula gkin dialami oleh kita sebagai akademi-
guci abad ke-18 (Joseph a. kebebasan bahwa batas kebebasan anda si yang tercekoki oleh deinisi normatif
schuMpter, 1976)
adalah kebebasan orang lain (Freedom hingga kemudian dibenturkan dengan
Institute, 2006). Na- mun hal realita. Masyarakat tampaknya lebih me-
demikian bu- mahami demokrasi sebagai kebebasan da-
kan lantas bebas lam bentuknya yang parsial. Pemahaman
dari per- yang timpang tersebut mendorong berb-
soalan, agai kelom- p o k
m a l a h an elite untuk bebas
timbul
berag-
Membaca (kembali)
“Tahta Untuk Rakyat”
Oleh: Riyadlus Sholihin*
P
emimpin adalah yang mam-
pu membuat orang yang
ragu berbalik setia, pesaing
menjadi sahabat, dan lawan menjadi
kawan. Begitulah Hideyoshi, sosok
pemimpin yang mempersatukan Je-
pang tanpa harus menumpah setetes
darah. Dengannya, ia lalu dijuluki Sa-
murai Tanpa Pedang—Kitami Masao da-
lam he Swordless Samurai (Tim Clark, 2013).
Seorang pemimpin harus mampu
menumbuhkan rasa percaya hingga kekua-
saan itu lahir dari rasa cinta rakyat yang dip-
impinnya. Kepercayaan ini bisa diperoleh jika
pemimpin tak hanya duduk menyaksikan sega-
la persoalan yang membelit rakyat, namun juga
hadir dan turut serta merasakan dan menyelesaikan
persoalan-persoalan tersebut.
Disadari atau tidak, kepemimpinan seperti di
atas sudah sangat langka di bangsa ini, baik yang besifat
lokal maupun nasional. Potret buramnya memberi penjela-
san bahwa falsafah kepemimpinan perlahan hilang. Kabar
tak sedap dari jamak media membuat masyarakat pesimis.
Apakah bangsa mampu realisasikan agenda kesejahteraan?
Banyaknya kasus korupsi yang menimpa para
pemimpin, tumbuh seperti jamur di kala musim penghu-
jan. Pemimpin kita sudah banyak yang keluar dari etika
sebagai tokoh panutan. Penggunaan narkoba men-
jadi hal biasa. Selingkuh jadi hidangan di tengah
kondisi bangsa sedang gaduh. Kekerasan
yang dilakukan membuat masyarakat su-
Menyoal Ketertinggalan
Pendidikan Indonesia
Oleh: Ahmad Fathoni Fauzan*
dibandingkan dengan filipina dengan per-
B
eberapa tahun yang lalu, yang dikeluarkan Organi-
ingkat ke-85, kaMboJa ke-102, india ke-107,
sasi Pendidikan, Ilmu Pengetauan, dan Kebudayaan Pers-
erikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di
dan laos di posisi ke-109, barangkali indo- New York, Senin (1/3/2011), merilis data indeks pembangunan
nesia dapat bernafas lega. walaupun data
pendidikan (education development index). Berdasarkan data
tersebut, perkembangan pembangunan pendidikan di Indonesia
deMografi tidak terMasuk dalaM ukuran menurun berada di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
peMbangunan pendidikan yang digariskan
Dari data tersebut, Indonesia masih tertinggal cukup
jauh—bahkan tahun 2016 sekarang—dibanding negara se-Asia,
unesco dan Masih di atas rata-rata negara Jepang, Brunei, Singapore, atau Malaysia. Jepang dengan perad-
se-asia tenggara, penurunan angka peMba-
aban kesadaran pendidikan tinggi kini masuk kelompok dengan
pencapaian tinggi pembangunan pendidikan dengan pering-
ngunan pendidikan tersebut tentunya Men- kat nomor satu di dunia. Sedangkan Brunei dan Malaysia mas-
Jadi warning bagi kita seMua. khususnya
ing-masing berada di posisi ke-34 dan ke-65.
Jepang yang dikenal sebagai negara dengan penerapan
bagi peMegang kebiJakan di peMerintahan. disiplin tinggi seakan menjadi pecut utama dalam membangun
kesadaran berilmu pengetahuan dan kesadaran kerja yang tinggi
“
gi segenap bangsa dengan memajukan menegaskan bahwa “Human Rights
kesejahteraan dan pendidikan. Maka Could be generally deined as those rights
tak salah jika tujuan didirikannya NKRI which are inherent in our nature and
“setiap warga negara wa- adalah untuk mencerdaskan kehidupan without which can not live as human be-
Jib Mengikuti pendidikan
bangsa. ing” (hak asasi manusia adalah hak-hak
Guna mewujudkan tujuan terse- yang melekat pada setiap manusia, yang
dasar dan peMerintah but, mestilah harus dicapai melalui pros- tanpanya manusia mustahil dapat hidup
waJib MeMbiayainya”.
es pendidikan. Pendidikan pada dasarn- sebagai manusia).
ya merupakan itrah manusia sebagai Abdul Kadir Audah juga per-
UUD 1945 Pasal 31 ayat 2 makhluk yang berakal dan berpikiran. nah menyebutkan beberapa hak tersebut,
Dalam pemenuhannya di lapangan, pen- yakni “Hak persamaan, hak kebebasan
didikan dapat dilakukan melalui jalur berpikir, berakidah, berbicara, berpendi-
formal, nonformal, dan informal pada dikan, dan memiliki”.
setiap jenjang dan jenisnya. Seperti juga telah diamanah-
Menurut pendapat Jan Ma- kan dalam Undang-Undang Dasar NKRI
terson (dari Komisi HAM PBB), dalam 1945 Pasal 31 Ayat (1):“Setiap warga neg-
Membincang Multikulturalisme
dalam Kerangka Keindonesiaan
Oleh: Redaksi
D
ewasa ini, bahkan jauh hari se- ma dalam perbedaan. Dalam asas ini (baca: multi-
belumnya, teramat banyak kita Dalam konteks Indonesia saat kulturalisme), ada semacam kesadaran
jumpai orang-orang yang selalu ini, nilai-nilai yang sama tersebut dapat yang paling fundamental bahwa bangsa
mencela, mencemooh, menghakimi lay- diartikan benar-benar sama, tetapi dapat ini bukanlah bangsa yang “tunggal”, me-
aknya Tuhan untuk sesamanya. Hanya pula berakar dari sebuah kebudayaan lainkan terdiri dari sekian banyak kom-
karena perbedaan semata, segala cara yang lebih kurangnya mengandung kesa- ponen yang berbeda. Multikulturalisme
menjadi “halal”, bahkan pengklaiman se- maan, dan juga dapat pula berupa aspira- menekankan prinsip yang sangat kokoh
bagai suara Tuhan pun ikut andil dalam si untuk bersatu dalam kesatuan. Semua dalam bangsa Indonesia bahwa tidak ada
melegitimasi apa yang seharusnya “salah” hal itu menjadi sangat mungkin, tentunya kebudayaan yang tinggi dan tidak ada ke-
justru cenderung menjadi “benar”. dengan landasan sebuah realitas bahwa budayaan yang rendah di antara sekian
Tak habis pikir akan hal ini. Apa dalam kesamaan dan kebersamaan, pada banyak keragaman budaya di dalamnya.
yang salah jadi benar (hanya karena su- hakikatnya terdapat berbagai perbedaan Pada dasarnya, semua ke-
ara mayoritas), dan apa yang benar jadi yang signiikan. Di sinilah makna keber- budayaan-kebudayaan tersebut sama
salah (karena kalah, salah ucap, keliru samaan dalam perbedaan lahir. adanya, dan karenanya haruslah diper-
strategi, bahkan karena itnah). Setiap Berangkat dari pemahaman lakukan dalam konteks “duduk sama
kalimat yang keluar dari bibir “seksi” seti- awal itulah sehingga bisa dikatakan bah- rendah dan berdiri sama tinggi” dengan
ap manusia, tidaklah sama dengan sabda wa penerapan sebuah asas yang dianut selalu menumbuhkan sikap “berat sama
para nabi. Setiap kalimat yang keluar dari bangsa saat ini merupakan penerapan dipikul, ringan sama dijinjing.” Intinya,
“lisan-tutur” manusia-manusia lainnya, yang sangat visioner. Bahwa penerapan- susah senang dirasakan bersama, sama
bukanlah irman sebagaimana Tuhan nya berdasar pada kesepakatan bersama rata sama rasa. Itulah yang terumus da-
memberi arahan kepada segenap makh- antar komponen terpenting di dalamnya. lam semboyan Bhinneka Tunggal Ika,
luk ciptaan-Nya. Hal itu berarti bahwa ti- Penyesuaian asas dengan reali- meskipun berbeda-beda tetapi senantiasa
dak ada manusia “suci” di bumi ini, yang tas bangsa, mengisyaratkan bahwa adan- berkeinginan untuk tetap menjadi satu
ada hanyalah manusia biasa yang tetap ya kondisi keanekaragaman budaya-bu- dalam kesatuannya, bersatu dalam per-
tak luput dari kesalahan-kekeliruan. daya di dalamnya. Dengan begitu, pilihan bedaannya.
Perlu kiranya kita menyela- untuk menganut asas multikulturalisme Kesadaran penuh bahwa bang-
mi makna kembali dari lahirnya suatu merupakan hal yang sangat tepat dalam sa Indonesia merupakan potret sebuah
bangsa. Bangsa yang lahir dan besar ha- kondisi dan situasi ini. bangsa yang memiliki keragaman budaya
nyalah bangsa yang memiliki nilai-nilai haruslah senantiasa kita tumbuh-subur-
yang sama, serta berkeinginan k a n di mana dan kapan pun
luhur nan teguh un- kita berpi-
tuk hidup
bersa-
Nusantara
gorikan sebagai petuah. Petuah bagi segenap masyarakat Mandar
untuk bersungguh-sungguh dalam memilih pemimpin.
Nah, sebelum jauh mengelaborasi makna dari petuah
tersebu, maka terlebih dahulu, untuk memperjelas keadaan, saya
Oleh: Restu Bumi Juarta* akan mengisahkan apa itu Mandar dan siapakah itu manusia
Mandar.
D
i era digital, perkembangan te- asa bahwa anak yang berusia 4 dan 5 ta-
berpengaruh pada penyu-
knologi begitu pesat manjamah hun pun telah pandai memainkan atau
pengetahuan manusia, dari mengoperasikannya.
sutan keMaMpuan psikoMo- anak-anak hingga lanjut usia. Inilah era Ada beragam pengaruh yang
torik anak.
modern dengan seluruh aneka perkem- ditimbulkan oleh gadget pada penggu-
bangannya. nanya, utamanya pada anak-anak. Untuk
Beragam jenis teknologi hampir itu peran orang tua begitu sentral untuk
hal ini MenJadikan keMaM-
sulit terhitung jari. Salah satunya adalah mengontrol penggunaannya pada anak.
Gadget. Ia dapat ditemui di manapun dan
puan anak Jadi (atau ku- oleh siapapun, baik pada orang dewasa Dampak Positif Gadget pada
rang) berkeMbang. pada-
maupun anak-anak. Anak
Banyaknya keunggulan te- Dengan gadget, seorang anak
hal, di Masa kanak-kanak knologi gadget yang bersaing menyebab- tentu akan mudah mengakses kebutu-
sendiri, harusnya Mereka
kan harganya semakin terjangkau. Dulu, hannya, baik yang berhubungan dengan
gadget hanya dimiliki oleh kalangan me- pelajarannya, bahkan yang tidak ber-
MaMpu Mengeksplor seMua nengah ke atas. Tetapi sekarang, hampir hubungan sama sekali. Selain itu, pening-
bakat psikoMotoriknya, sep-
semua kalangan masyarakat memilikin- katan ini membuat tentu akan memiliki
ya. Karena hakekatnya, teknologi dicipta akses pengetahuan yang luas. Hal terse-
erti dalaM hal MenggaM- untuk mempermudah urusan manusia. but dapat dilakukan bila segala media
bar, bernyanyi, bertanding,
Seiring berkembangnya te- dan aplikasi di dalamnya, berhubungan
knologi, pengaruh gadget ini telah men- dengan pengetahuan, misalnya game te-
Maupun aktifitas lainnya. gakar pada anak usia dini. Gadget sangat bak-tebakan dan lain sebagainya.
mudah sekali menarik perhatian dan mi- Ya, di balik semua resiko peng-
nat anak dengan beragam keunikan yang gunaan gadget, anak tentu tidak akan
ditawarkan. Sudah menjadi hal yang bi-
32 | Nusantara | EDISI mar-apr 2016
mengganggu lagi lagi kedua orangtuanya penggunaan gadget pun akan berpen-
yang sedang bekerja. Sebab mereka telah garuh pada penyusutan kemampuan Saran untuk Orang Tua
punya kesibukan dan keasyikan di dun- psikomotorik anak. Hal ini menjadikan Peran orang tua sangatlah pent-
ianya sendiri, meski hanya baru sebatas kemampuan anak jadi (atau kurang) ing agar para generasi penerus bangsa
menggunakan gadget. berkembang. Padahal, di masa kanak- tidak terkena dampak negatif yang ditim-
kanak sendiri, harusnya mereka mampu bulkan oleh kemajuan teknologi. Seba-
Negatifnya pada Anak mengeksplor semua bakat psikomotori- liknya, dengan pengawasan orang tua,
Akan tetapi, penggunaan gadget knya, seperti dalam hal menggambar, maka kemajuan teknologi akan mem-
secara berlebihan tentu berisiko besar bernyanyi, bertanding, maupun aktiitas bantu para remaja untuk meningkatkan
pada radiasi elektromagnetik. Tidak sama lainnya. kreativitas dan meraih prestasi. Beber-
dengan orang dewasa, badan anak-anak Ya, penggunaan gadget secara apa hal yang bisa dilakukan orang tua
khususnya anak yang berumur dibawah berlebihan pun akan membuat si anak agar anak terhindar dari dampak negatif
lima tahun, mereka sangatlah peka pada jadi kecandung. Inilah yang paling fatal. perkembangan teknologi, di antaranya
kemungkinan bahaya dari lingkungan- Maka mau tidak mau, orang tua harus sebagai berikut.
nya. Telah kita ketahui bahwa tiap-tiap berperan serta dalam mengawasi anakn- Pertama, memberi batasan-
gadget punya paparan elektromagnetik ya pada kemungkinan kecanduan gadget batasan waktu dalam menggunakan
yang bisa memengaruhi badan. Jangank- ini. Tanpa ada pengawasan, ada kemu- gadget agar anak tidak menghabiskan
an anak-anak, orang dewasa saja tidak ngkinan anak dapat jadi gadget-holic, terlalu banya waktu, karena hal itu akan
dianjurkan untuk terpapar radiasi elek- den- gan kata lain ke- memberikan dampak tidak baik bagi
tromagnetik dalam periode waktu lama. canduan perkembangan anak. Mengajak anak un-
Untuk anak 1-3 tahun yang gadget. tuk mengobrol santai dan memberikan
saraf-sarafnya sedangkan berkembang, arahan serta bimbingan merupakan tin-
radiasi elektromagnetik dari lingkun- dakan yang sangat disarankan. Tentunya
gan di sekelilingnya bisa menghalan- agar anak cenderung menggunakan in-
gi perkembangannya. Hal itu dapat ternet dengan bijak dan tidak membuka
mengakibatkan perubahan kogintif situs-situs yang kurang bermanfaat.
anak berjalan lambat, dan anak sulit Kedua, menanamkan nilai-nilai
berkonsentrasi. moral dan keagamaan, sehingga anak
Di samping itu, anak tentu memiliki benteng yang melindunginya
juga tidak akan mudah berkonsentra- dari hal-hal yang negatif. Menanyakan
si pada teks mata pelajarannya di kelas. kepada anak, apa saja yang telah dipela-
Karena memang, aplikasi-aplikasi serta jari dari Internet serta sesekali mengecek
sistem operasi pada gadget, meng- history di browser tentang situs-situs yang
hidangkan hubungan multime- biasa dikunjungi anak, dan bila perlu me-
dia yang memikat. Permain- masang sotware parental control di gad-
an warna, animasi ditambah get.
nada, menjadikan anak kerasan Ketiga, Jika menemukan peru-
berlama-lama di depan monitor bahan perilaku buruk pada anak maupun
gadget. Pada saat sekolah tiba, hal-hal tidak menyenangkan lainnya,
anak yang punya kebiasaan jangan terburu panik dan memarahinya.
berhubungan dengan gadget Ajak untuk jalan-jalan dan berdiskusi
bakal menjumpai kesusah- agar orang tua lebih tau apa yang diing-
an untuk menyerap materi inkan anaknya, serta memberikan con-
pelajaran sekolah yang toh yang baik bagi anak. Dukung hobi
condong statis. Teks hitam anak jika menyangkut kegiatan-kegia-
putih, tanpa ada animasi, tan positif seperti melukis, olahraga,
tanpa ada nada. Terlebih berorganisasi dan lain-lain, sehingga
bertemu dengan guru yang anak cenderung menghabisakan wak-
kurang lihai mengemas mata tunya dengan hal-hal positif.
pelajaran jadi menarik.
Lebih daripada itu,
Percikan
Pemikiran
Demokrasi
di Yogyakarta
Oleh: Ridhal Rinaldy
Judul : Tahta Untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan
Sultan Hamengku Buwono IX
Kata Sambutan : Soeharto
Penghimpun : Mohamad Roem, Mochtar Lubis, Lustiniyati
Mochtar, S. Maimoen
Penyunting : Atmakusumah
Bahasa : Indonesia
Kulit Muka : Hard Cover
Tebal : xxiv + 388 Halaman
Dimensi : 15 x 21,5 Cm
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta
Y
ogyakarta, seperti yang kita kenal, merupakan satu wari-
san sejarah yang masih kental akan tradisi kebudayaann-
ya. Salah satu yang bisa kita nilai dari sana adalah sistem
pemerintahannya yang secara kasat mata masih mempertahank-
an tradisi monarki sebagai bentuknya, sembari demokratis se-
bagai jiwa dan dalam pelaksanaannya.
yogyakarta MenJadi Miniature nu-
Adalah benar bahwa dalam kehidupan manusia, segala se-
suatu hadir secara berpasang serta senantiasa berjalan harmonis
santara (indonesia) yang pada prak- dari waktu ke waktu. Kita tak dapat mengenali rasa bahagia tanpa
tiknya MaMpu MeMberi tatanan edu-
mengenali rasa sedih, begitu sebaliknya. Demikian dalam ber-
negara, ada rakyat dan pemerintah, ketika kedua elemen tersebut
katif, terutaMa bagi para pelaJar tidak berjalan secara harmonis, maka tujuan dari bernegara akan
dan Mahasiswa tentang betapa pent-
sulit tercapai.
Sebagaimana termuat dalam Sastra Gending karya Kanjeng
ingnya MeMahaMi bangsa sebagai Sultan Agung Hanjokrokusuma (pendiri Kerajaan Mataram), di-
satu kesatuan identitas dengan ber-
gambarkan bagaimana sastra dan gending bersatu-padu dalam
keharmonisan. Keduanya lalu menjadi satu prinsip hidup: Kawu-
landas pada pluralisMe dan Multi- la Gusti—Kawula Manunggal dengan Gusti-nya. Hal ini pula
kulturalisMe.
yang diadopsi Ki Hajar Dewantara dalam prinsip pendidikannya:
“Guru bukan penguasa, melainkan pengabdi pada sang anak”.
Memanglah sulit bicara soal demokrasi, apalagi dalam kon-
teks keistimewaan Yogyakarta. Segenap pertanyaan akan sangat
mungkin tertuju, seperti bagaimana mungkin sebuah tatanan
demokrasi mampu meresap dalam alam monarki? Tidakkah
kedua konsep atau sistem pemerintahan itu bertentangan pada
diri masing-masingnya sendiri? Lantas, mungkinkah keduanya
mampu diterapkan dala ruang dan waktu secara bersamaan?
Ya, pertanyaan-pertanyaan di atas memang terasa sulit un-
tuk kita selami. Akan tetapi, ketika kita membaca percikan pe-
34 | Nusantara | EDISI mar-apr 2016
mikiran seorang Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalamTahta akan mewarnai kebijakan-kebijakan politik yang diambil oleh
Untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwo- Sultan HB IX sebagai seorang negarawan. Bahwa dari perpaduan
no IX (Atmakusumah dkk, 1982), satu persatu pertanyaan-per- pemikiran itu, lahirlah landasan Yogyakarta dengan semangat
tanyaan tersebut akan terurai. Bahwa di sana akan kita dapa- multikulturalisme yang sekaligus menjadi ruh masyarakat Yo-
ti, penerapan demokrasi yang dikehendaki sama sekali tak gyakarta. Karena memang, kebudayaan tidak boleh dilepaskan
bertentangan dengan alam Kraton yang secara umum menganut dari demokrasi. Justru dengan mengacu pada kebudayaan (Jawa)
sistem monarki dalam pemerintahannya. itulah, demokrasi bisa diterapkan pada sistem masyarakat yang
sarat dengan budaya atau tradisi masa lampau.
Riwayat Buku
“Tahta untuk Rakyat: Celah-celah Kehidupan Sultan Monarki-Demokratis dalam Dimensi Kebudayaan
Hamengku Buwono IX” adalah buku semi biograi. Di dalamn- Gagasan Sultan HB IX tentang demokrasi dalam konteks
ya banyak tercerita bagaimana kisah perjalan seorang Sultan HB kebudayaan (keistimewaan) Yogyakarta lebih tepat disebut se-
IX, mulai dari perjuangannya melawan penjajah Kolonial hingga bagai demokrasi budaya. Gagasan ini tercermin sebagaimana
hembusan nafas terakhirnya. Semua tercerita secara naratif, yang Sultan berusaha mengubah pola pikir dalam pelaksanaan se-
memudahkan pembaca mampu mengurai beragam percikan-per- buah sistem kenegaraan, yakni dari sistem pemerintahan monar-
cikan pemikirannya, terutama gagasan demokrasi (Tahta untuk ki-absolut ke sistem pemerintahan monarki-demokratis—dalam
Rakyat) yang dicetuskannya dari Yogyakarta dan untuk masa de- pandangan Aristoteles, yang terakhir ini disebut sebagai monar-
pan Nusantara. ki-konstitusional.
Tahta untuk Rakyat pertama kali diluncurkan pada perin- Salah satu cara dalam penerapan demokrasi budaya adalah
gatan ulang tahun ke-70 Sultan HB IX di Taman Ismail Marzuki melalui pendidikan multikultural. Hal itu bisa kita lihat dalam
Jakarta, 2 April 1982. Disebut sebagai semi biograi, karena tidak praktik Tari Golek Menak dan epos Wong Agung Jayangrana,
sepenuhnya memuat seluruh riwayat Sultan, melainkan sekadar misalnya.
“celah-celah kehidupannya” semata. Sedangkan dalam penerapannya sebagai konsep politik,
Adapun isi dari buku tersebut, terbagi dalam 3 (tiga) tema Sultan HB IX berusaha merangkul tradisi-tradisi yang datang
besar, yakni “Pak Sultan dari Masa ke Masa”, “Mengenal Sultan dari luar, seperti Hinduisme, Budhisme, atau pada Islam sendi-
dari Dekat”, dan “Perjalanan Terakhir Ngarsa Dalem”. Semua ri. Meski dirangkul dan berharmonis dengan tradisi-tradisi luar,
merupakan hasil wawancara yang tersaji dalam bentuk naratif pada akhirnya “dijawakan”. Inilah yang kemudian menjadi ciri
sehingga mudah dipahami oleh segenap pembaca. khas masyarakat Yogyakarta, semisal dalam pemahaman dan
pengalaman ajaran-ajaran Islam, punya identitas tersendiri yang
*** itu sangat berbeda dengan Islam di Timur Tengah.
Mengemban amanah sebagai Sultan Hamengku Buwono Lebih jauh, sekaligus menjadi inti bagaimana demokrasi
IX, menjadi titik awal pemimpin bernama kecil Dorodjatun ini. budaya sebagai satu konsep politik Yogyakarta, di masa kepemi-
Seperti dapat kita lihat dari buku tersebut, ia mengambil ban- mpinan Sultan HB IX, ia mampu membentuk Yogyakarta dengan
yak peran dalam memperjuangkan Bangsa dan Negara. Meski- jargon “meng-Indonesia-kan Indonesia”. Dan terbukti, paling
pun dengan atribut pendidikannya di Barat, ia tetap saja selalu tidak sampai hari ini, Yogyakarta menjadi miniature Nusantara
meyakinkan kepada warga Kraton bahwa pendidikan Eropa tidak (Indonesia) yang pada praktiknya mampu memberi tatanan edu-
lantas menjadikannya keluar sebagai orang Jawa. Dalam pidato katif, terutama bagi para pelajar dan mahasiswa tentang betapa
kebesarannya ketika ia dilantik menjadi Raja Kraton Yogyakarta pentingnya memahami bangsa sebagai satu kesatuan identitas
berkata: dengan berlandas pada pluralisme dan multikulturalisme.
Ya, begitulah selintas percikan Sultan HB IX yang tenar
Al heb ik een uitgesproken Westerse opvoeding gehad, dengan konsep “Tahta untuk Rakyat”-nya. Paling tidak, darinya
toch ben en blijk ik in de allereeste plaats Javaan. Zo kita bisa belajar bahwa siapapun, semuanya tetap boleh melupa-
zal de adat, zo deze niet remmend werkt op de ontwik- kan jati dirinya masing-masing. Bahwa pemahaman tentang ke-
keling, een voorname plaats blijven innemen in de tradi- jati-dirian senantiasa akan membawa kita memasuki dunia luar
tierijke Keraton. yang sangat kaya dan beragam ini. Inilah kekuatan budaya dan
kebudayaan yang dapat kita rasakan dari Yogyakarta.
(Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat,
namun pertama-tama saya tetap adalah orang Jawa. Ridhal Rinaldy
Maka selama tak menghambat kemajuan, adat akan Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Polewali Mandar Su-
tetap menduduki tempat yang utama dalam Keraton lawesi Barat
yang kaya akan tradisi ini.) Periode 2014 – 2016
“Berbeda”
Tidak Berarti
Menyimpang
Oleh: Rusdi Kamalaka*
Hampir setiap hari bisa kita simak, kehidupan para gay (le- ini. Mereka dihina, diusir, diinjak-injak layaknya sampah kumuh
laki yang suka sesama jenis) kerap dipandang sebagai kehidupan tak bernilai. Sungguh begitu ironisnya.
yang abnormal, menyalahi hukum Negara dan agama, bahkan Jika kita menilik kembali cita-cita kemerdekaan bangsa
juga Ketetapan dari Sang Pencipta. Mereka terkutuk, neraka, ini: kemerdekaan adalah hak segala bangsa, tentu berisyarat bah-
laknat, dan akan mendapat azab sebagaimana yang dulu pernah wa tiap-tiap manusia, entah dari mana ia berasal, dari golongan
menimpa kaum Nabi Luth yang berhaluan serupa. mana ia bernaung, warna kulitnya seperti apa, tentu juga orienta-
Menjadi seorang gay, tentu bukanlah pilihan hidup. Pili- si seksualnya, tidaklah boleh ada pembeda-bedaan di dalam pem-
han hanya bisa diukur ketika garis kebenaran dengan keburukan berian rasa kemanusiaan yang adil dan beradab itu. Hematnya,
sudah ditetapkan, lalu memilih di antara salah satunya untuk semua sama di mata hukum. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak
dikerjakannya. Berbeda dengan gay, lesbian, atau perilaku-per- menjadikan para gay atau waria sebagai bagian dari bangsa yang
ilaku lainnya yang lazim di anggap “menyimpang” padahal tidak memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara
semestinya. Tak lebih ia adalah kodrat, ketetapan dari Yang Maha pada umumnya.
Kuasa yang senantiasa patut untuk kita syukuri. Hal senada juga pernah diungkapkan oleh almarhum Bun-
Dalam tradisi Mandar , mereka yang gay diistilahkan se- da Mariani, seorang waria pendiri Pondok Pesantren Khusus
bagai orang-orang calabai . Pada realitas kehidupan sehari-hari, Waria Yogyakarta. Dengan keyakinan kuat, ia selalu menegas-
mereka yang dianggap calabai kerap mengalami perlakuan kan: “Waria juga manusia, punya hak yang sama sebagai war-
diskriminatif yang hilirnya selalu pada pelabelan serta penguci- ga Negara, dan berkewajiban menjunjung tinggi dan membela
lan mereka di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bahkan tak Tanah Air Ibu Pertiwi ini.”
jarang tanpa kekerasan. Dengan gamblangnya, mereka dianggap Lebih mengagumkannya lagi, pihaknya juga menambah-
sebagai “sampah masyarakat” yang tak patut ada di kehidupan kan, mereka secara sadar menerima kenyataan bahwa mereka
EDISI mar-apr 2016 |Nusantara | 37
memang “berbeda”, tetapi hal itu tidak
berarti mereka menyimpang sebagaima- perempuan pilihan ibunya (Rini), sema-
na anggapan masyarakat pada umumnya. kin membuatnya menderita. Ia seakan
Sekali lagi, konsep “menyimpang” hidup di dalam sebuah neraka, neraka
sebenarnya tidak patut dilontarkan oleh yang tanpa pernah tahu akan perasaan
siapapun kepada mereka yang dipandang hati si penghuninya sendiri.
berbeda dari yang umumnya, bahkan Pertemuannya dengan rekan-rekan
Negara sekalipun terhadap warga nega- aktivis gay serta buku-buku bacaan ten-
ranya. tang perjuangan para gay yang menuntut
Bukankah bangsa ini dibangun di haknya, membuatnya tersentak tersadar.
atas fondasi ke-bhinneka-an yang (ka- Ia seketika ingin menjadi dirinya sendiri.
tanya) tunggal ika ini? Mengapa yang Be yourself! Kata-kata itu yang kemudi-
berbeda dalam pandangan realitas sosial an memberanikan Amir mengakui bahwa
selalu dianggap salah, keliru, bahkan dirinya memang seorang gay, dan tidak
menyimpang? Justru, kita harus bangga boleh ada orang lain yang berhak mela-
dengan semua itu. Bahwa tak ada bangsa rang apa yang diyakininya.
yang kuat dan berdaulat tanpa rasa saling Meskipun karena pengakuannya
harga-menghargai di atas perbedaan an- membuat Amir berpisah dengan sang is-
tar sesamanya. tri, awalnya ia merasa lega, menganggap
Dari ranah ini, sangat terang bah- dirinya bebas serta terlepas dari kepe-
wa para gay, homoseks, atau waria, mer- natan yang sudah lama menghantuinya.
upakan bagian dari mahluk ciptaan-Nya. Akan tetapi, kebebasan itu tak sepenuhn-
Sepatutnyalah mereka mendapat hak dan ya ia nikmati. Bambang yang selama 10
kewajiban yang sama di hadapan-Nya. tahun menjadi kekasih hidupnya, pergi
Sebagaimana dalam irman-Nya, yang meninggalkannya karena kesalahannya
membedakan hanyalah dari segi ke- sendiri yang selalu bersikap peragu dan
taqwaannya. bimbang dengan ke-gay-annya.
Dan sekali lagi, bahwa menjadi Amir memang terpukul. Meski be-
yang demikian, bukanlah pilihan, me- gitu, terhadap Bambang ia tetap bangga.
lainkan kondrat yang patut disyukuri dan Bambang yang Batman, superhero, bera-
dijalankan sebagaimana semestinya. ni melangkah jauh untuk membuktikan
bahwa hak menjadi seorang gay harus
diperjuangkan dengan penuh komitmen.
Perjuangan dan Cinta
Demikian pula Amir. Padanya, meski
Denny Januar Ali, akrab disebut
jauh dari Bambang, ia pada akhirnya be-
Denny JA, seorang entrepreneur intel-
rani untuk lebih terbuka dan menyatakan
lectual yang berpaham liberal, menuang-
dirinya sebagai apa adanya.
kan realitas kehidupan di atas ke dalam
Terkadang, cinta memang mem-
sebuah puisi esai karangannya berjudul
buahkan pilihan-pilihan yang dilematis.
Cinta Terlarang Batman dan Robin. Ber-
Berkaca pada kisah cinta Batman dan
sama dengan sutradara pluralis Hanung
Robin di atas, tentu menuntut kita untuk
Bramantyo, mereka kemudian memvi-
lebih menghargai pentingnya pengorba-
sualisasikannya dengan judul Cinta yang
nan serta keteguhan hati di dalam upaya
Dirahasiakan, berdurasi kurang lebih 44
peraihannya.
menit 36 detik.
Tak sekadar itu, kisah di atas juga
Berkisah tentang cinta seorang
mengajarkan kepada kita semua bahwa
Amir (Robin) kepada Bambang (Bat-
hanya kepada yang berani menyatakan
man), yang pada perjalanannya tak kun-
haknyalah yang patut diberikan haknya;
jung merasakan kebahagiaan. Semua
bahwa hanya kepada yang berani ber-
disebabkan karena lingkungannya yang
juanglah, yang patut diberi kemerdekaan
sangat menentang keras adanya perilaku
dan kebebasannya. Ini yang mesti dicatat.
semacam ini di antara sesama jenis, tidak
Dan akhirnya, semoga bangsa ini selalu
hanya di sekolahnya, keluarganya, bah-
dilimpahkan rahmat-Nya untuk senantia-
kan juga di tempat ia menempuh pendi-
sa menghargai perbedaan pada sesama.
dikan agama.
Singkat cerita, menjelang ibunya
wafat, Amir, tokoh central di dalam ilm
Rusdi Kamalaka
ini, telah berjanji untuk membahagiakan
Peminat Berat Film-ilm Keberagaman
ibunya. Pernikahannya dengan seorang
M
embentang dari barat ke timur aga Abdurrahman Sayidin Panatagama berjauhan.
sepanjang 31,2 KM, selokan Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Akan tetapi, berkat kecerdikan
Mataram yang pada zaman Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". sang raja, hal yang dahulu terdengar
pendudukan Jepang disebut kanal yoshi- Ia adalah anak kesembilan dari Sul- mustahil dapat diwujudkan dengan ker-
ro ini, menjadi satu satu bukti kebesa- tan HB VIII dengan istri kelimanya RA ja keras warga Jogja sendiri sehingga
ran sang Sultan Jogja. Bahwa selokan Kustilah/KRA Adipati Anum Amangku terbuktilah kata-kata Sunan Kalijaga—
Mataram dibangun sebagai alibi untuk Negara/Kanjeng Alit. Sebelum dinobat- perlu diketahui bahwa sebelum pemban-
melindungi rakyat dari sistem kerja pak- kan, Sultan yang berusia 28 tahun ber- gunan Selokan Mataram, dataran rendah
sa Jepang atau yang kita kenal sebagai negosiasi secara alot selama 4 bulan den- luas di antara kedua sungai besar itu
romusha. gan diplomat senior Belanda Dr. Lucien merupakan daerah kurang produktif. Ta-
Ya, di balik pembangunan selokan Adam mengenai otonomi Yogyakarta. naman pangan hanya bisa ditanam pada
mataram yang melintas di atas 24 sungai Banyak sumber menyebutkan bah- musim hujan saja. Tak ada harapan jika
dan mengalir di bawah 3 sungai, terdapat wa ide Sultan untuk membangun selokan kemarau datang. Sri Sultan mengusulkan
sosok Sri Sultan Hamengku Buwono IX. ini berasal dari perkataan Sunan Kalijaga, kepada Jepang agar warganya diperin-
Bernama kecil Gusti Raden Mas Dorod- yang mengatakan bahwa bumi Mataram tahkan untuk membangun sebuah sel-
jatun yang lahir di Ngasem Yogyakarta akan subur dan rakyatnya sejahtera jika okan saluran air yang menghubungkan
pada tanggal 12 April 1912. Beliau di- Sungai Progo dan Sungai Opak bisa sa- Sungai Progo di barat dan Sungai Opak
nobatkan sebagai Sultan menggantikan ling terhubung. Tentu sangat sulit mem- di timur. Dengan demikian lahan pertani-
ayahnya Sultan Hamengku Buwono bayangkan pada waktu itu bagaimana an di Yogyakarta yang kebanyakan lahan
XIII pada tanggal 18 Maret 1940 dengan bisa menyatukan dua buah sungai yang tadah hujan bisa tetap diairi pada musim
gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem jaraknya saling berjauhan, bahkan bisa kemarau sehingga mampu menghasilkan
Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan dibilang pekerjaan mustahil jika mengin- padi dan bisa memasok kebutuhan pan-
Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngal- gat jarak antara kedua sungai yang saling gan Tentara Jepang.
“
saya cukup istirahat
3 JaM sehari satu MalaM.
Kamis, (14/04) saat tim Majalah semua cita-cita yang sudah tercapai dan bahwa pendidikan di DIY itu bukan ha-
Nusantara menyambangi kantor Dinas bahkan yang tidak dicita-citakan juga. nya mengedepankan tentang pendidikan
Pendidikan dan Olahraga Daerah Istime- Hanya saja, keinginan untuk menjadi ak- akademik saja, tetapi juga anak-anak ha-
wa Yogyakarta (Dikpora DIY), kami ademisi yang sesungguhnya tidak terca- rus terampil dari tangannya. Anak-anak
disambut hangat oleh perempuan paruh pai. “Padahal dulu cita-cita ingin menjadi harus punya mental serta sikap yang baik
baya bernama Feri. Darinyalah kami bisa perofesor,” ujarnya. dari sisi emosinya. “Pendidikan tersebut
bertemu dengan R. Kadarmanta Baskara mulai dicanangkan tahun ini bahwasanya
Aji, Kepala Dikpora DIY, dan berbincang PEKERJAAN pendidikan di DIY itu adalah pendidikan
banyak seputar seluk-beluk kehidupann- Mengenai pekerjaan, bapak empat yang penuh kasih sayang, pendidikan
ya. anak ini tidak digarukan lagi bahwa ia yang penuh pujian dan penghargaan.
sangat menyukai pekerjaannya. Untuk Bahwa pendidikan yang penuh dengan
IMPIAN urusan yang satu ini ia punya falsafah hukuman, pendidikan yang penuh ke-
Sejak kecil dan sampai hari ini, R. ‘Hidup paling bahagia itu, kalau mencin- kerasan, tidak boleh ada di Yogya,” te-
Kadarmanta Baskara Aji punya semangat tai pekerjaan’ maka apa pun pekerjaan itu gasnya.
untuk menjadi akademisi. “Saya itu dulu baginya sama saja. Ya, Jogja adalah kota pelajar yang
kalo bekerja pengen-nya jadi dosen atau Kecintaan akan pekerjaan ia buk- multikultur. Perlakukan antara maha-
jadi guru,” ujarnya. Akan tetapi, setelah tikan dengan datang ke kantor sebelum siswa dan pelajar harus sama. Tidak
lulus kuliah, ia diminta mbahnya (ka- pukul 07.00 WIB dan pulang paling ce- berdasarkan daerah, darah, tetapi semua
keknya) untuk kembali ke rumah men- pat saat magrib. Tetapi seringkali ia juga mendapatkan haknya untuk dilayani di
jadi petani, karena ingin ada yang me- pulang telat melebihi ambang batas yang bidang pendidikan. “Yang pintar mau-
neruskan beliau menjadi petani. Namun, jadi ketentuanny. “Saya cukup istirahat 3 pun yang bodoh, yang nakal maupun
dikerenakan banyaknya waktu luang, ia jam sehari satu malam,” paparnya. yang nggak nakal, mesti terus diasupi
iseng-iseng mendaftar menjadi Pegawai Kebiasaan tersebut sudah sejak pendidikan. Bahkan saya tidak pernah
Negeri Sipil (PNS) dan akhirnya diteri- lama, bahkan dulu dalam 1 hari 1 malam melarang anak-anak yang sudah terlan-
ma. belum tentu tidur. Ia mengatakan kelebi- jur pecandu narkoba untuk terlibat aktif
Hingga saat ini, pria kelahiran hannya dari orang lain adalah apa pun di sekolah. Dan meski harus dalam pen-
Jogja ini masih bisa membajak sawah, masalahnya tetap bisa tidur nyenyak. gawasan, kita harus memberikan mereka
baik menggunakan sapi maupun trak- “Sebanyak-banyaknya pekejaan dan ma- pendidikan yang menyenangkan lagi me-
tor. “Cara menanam, cara mencangkul salah, yang namanya tidur, begitu saya merdekakan, dan itu harus kita bangun
yang baik, saya pintar, mulai dari padi kena bantal ya bablas. Lagi pula peker- sedini mungkin di kota pelajar yang ber-
sampai palawija,” ujarnya. Dan saampai jaan bukan untuk dipikirkan tetapi untuk hati nyaman ini,” tutup pria yang sangat
saat ini ia tidak pernah meninggalkan dikerjakan,” imbuhnya. menghormati ibunya ini.
kegiatan sebagai petani. Pagi hari sela- Mengenai prestasi yang diraih se-
lu jalan-jalan di sekitar sawah sekaligus lama menjabat sebagai Kepala Dikpo-
menggarap sawah. Dan setelah pension ra, ia tak banyak menjawab tentang itu. Peka Tariska
nanti, ia berniat untuk menjadi pentane “Nanti kalau saya bilang sendiri dikira Mahasiswi Universitas Sarjanawiyata
seutuhnya. umuk. Tanyakan saja sama mba Feri,” Yogyakarta
Ketika ditanya menenai impi- ujarnya dengan tawa penuh canda. Meski
an yang belum terpenuhi, ia menjawab demikian, ia tetap punya harapan dan visi
D
i era demokrasi, media massa memiliki peran besar
dalam mengawal dan melakukan perubahan bagi mas- daksi Majalah Nusantara menuturkan, tujuan diadakannya diklat
yarakat. Era kebebasan yang dibuka sangat lebar ini telah jurnalistik adalah untuk membakar semangat jurnalisme para
menggiringnya menjadi bagian terpenting di luar Trias Politika. calon jurnalis yang terlibat serta. Pada tataran perencanaan, Ha-
Ia memiliki strong power yang tidak mudah dijamah atau dibata- idz menambahkan bahwa hasil dari diklat jurnalistik ini dapat
si oleh aturan-aturan yang mengikat, kecuali etikanya sendiri memberikan ruang-ruang yang positif terhadap mahasiswa daer-
(baca: kode etik jurnalistik). ah yang ada di yogyakarta ini.
Pertanyaannya, sejauh mana kesiapan mahasiswa mengisi “Artinya, Pemda DIY yang diwakili oleh Dinas Dikpora
peluang besar di media massa? memberikan fasilitas terhadap mahasiswa daerah (yang ada di
Tepat pada tanggal 21-23 April 2016 lalu, Ikatan Pelajar yogyakarta) dalam bentuk Diklat Jurnalistik. Peran ini nantin-
Mahasiswa Daerah Indonesia (IKPMDI) Yogyakarta menggelar ya diharapkan mampu memberikan karakter kepada mahasiswa
Diklat Jurnalistik kerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda daerah sehingga saat mereka pulang ke daerah masing-masing,
dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Agenda yang ber- sudah memiliki basic bagaimana membuat sebuah berita dan
langsung di Hotel Gowongan Inn ini melibatkan masing-masing laporan-laporan jurnalistik lainnya.”
delegasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah dari seluruh Nusan-
tara. Kaderisasi dan Regenerasi
Dalam sambutannya, Ben Senang Galus (Staf Dikmenti Pelatihan Jurnalistik ini utamanya adalah sebagai ruang ka-
Dinas Dikpora DIY) menekankan bahwa identitas kita (maha- derisasi untuk pengurus Majalah Nusantara yang baru. “Karena
siswa) dimulai dengan menulis. “Kalo Discartes mengatakan memang regenerasi dalam roda kepemimpinan di Majalah Nu-
saya berikir maka saya ada, maka disini saya mengatakan saya santara ini harus tetap dilaksanakan,” tutur Haidz menegaskan.
menulis maka saya ada” sambut pria yang akrab disapa Pak Ben. Selanjutnya adalah memperkenalkan apa itu jurnalistik di mata
Diklat jurnalistik yang dilaksanakan dalam rangka pembi- mahasiswa daerah se Indonesia. “Karena peserta Diklat Jurnal-
naan kemahasiswaan ini, diharapkan mampu memberi kontribusi istik ini terdiri dari delegasi asrama-asrama mahasiswa daerah
utuh pada pola menulis kawan-kawan mahasiswa. “Semoga saja tingkat provinsi yang ada di yogyakarta” tutupnya.
lewat Diklat Jurnalistik ini lahir sumber daya manusia (tokoh) “Maka dalam kegiatan Diklat Jurnalistik kali ini, kami dari
bangsa yang baru dari kawan-kawan yang ada disini nantinya,” pihak Dikpora meyerahkan sepenuhnya ke teman-teman IKPM-
tutupnya mengakhiri. DI. Sifatnya tidak lagi top down seperti tahun lalu, tetapi but-
tom up,“ tutur Tri Widyatmoko mewakili Kepala Dinas Dikpora
Penggerak Perubahan membuka acara.
Diklat Jurnalistik ini bertujuan agar mahasiwa mampu “Buttom up di sini maksudnya adalah apa yang dibutuh-
mengisi ruang kosong yang ditinggalkan media massa karena kan mahasiswa terutama muatan materi dan narasumber Diklat
kepentingan pasar. Mengingat media massa adalah salah satu alat Jurnalistik ini, berasal dari ide dan kebutuhan mahasiswa sendi-
penggerak perubahan bagi masyarakat dan taman baca mengak- ri.,Kalian yang memformulasikan dan kami memfasilitasinya,”
ses informasi apapun, maka perlu kiranya mahasiswa memiliki tandas Tri melanjtukan.
bekal mendalam tentang media massa.
EDISI mar-apr 2016 |Nusantara | 45
cerpen
T
iap pagi ia merenung, berpikir en- Hampir setiap hari orangtuanya im itu, hanya tiga buah? Sampai hari ini,
tah apa. Amir namanya. Orangnya bekerja banyak waktu. Meskipun dengan tetangga-tetangganya masih juga tak bisa
lugu tapi cerdas, banyak di segala upah yang tak seberapa, tetap hanya bisa percaya bahwa Amir lebih cerdas daripa-
bidang. Mau silat? Jadi. Berdebat? Ok pu- hidupi keseharian. Selebihnya mampu da mereka yang orang tuanya (bisa dika-
nya. Menulis? Apalagi. Semua hampir tak menambah tabungan untuk hal-hal kebu- takan) punya uang untuk segalanya.
luput ia kuasai. tuhan lainnya. Setiap hari, kelelahannya seusai
Sering Amir juarai beberapa lom- Di usianya yang hampir berkepa- mencangkul hanya ia obati dengan mem-
ba di kelasnya. Tak jarang tanpa mem- la dua, hanya Amir seorang yang tidak baca sebuah buku. Bukunya yang sudah
bawa piala-piala penghargaan bernomor melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang usang, robek, bahkan tak lagi bersampul
1 segera ketika usai mengikuti lomba lebih tinggi. Setelah tamat dari SMP, ia itu, dibukanya pelan-pelan untuk ia nik-
demi lomba. Sudah puluhan lebih piala turut serta membantu orang tuanya men- mati. Ya, sembari melepas lelah dan da-
dan piagam yang ia dapat, dipajang oleh jadi tulang punggung keluarga. Tetang- haga di saat suntuk. Komitmen dalam be-
ibunya di dinding-dinding kiri-kanan ga-tetangga dekatnya menyayangkan. lajar, itu prinsip hidupnya. Ia seolah tak
rumahnya, tanpa pernah sedikitpun ia Amir seorang yang cerdas dibanding pernah rela melepaskan harinya berlalu
merasa girang karenanya. dengan saudara-saudara lainnya dan tanpa membaca dan menulis, meskipun
Temannya yang juara di bawahnya teman-teman sebayanya. Tapi kenapa tanpa teman berdiskusi.
saja, gilanya minta ampun saat mendapat kedua orangtuanya tak mau melanjut- Di kampungnya, teman-teman se-
penghargaan sebagai peserta penulis ter- kan pendidikan anaknya yang cerdas bayanya hanya bisa bermain. Hura-hura
baik nomor 2. Dibilangnya sama khalay- itu? Mereka mungkin akan berpikiran sana-sini. Hanya mampu memeras jerih
ak, dimintanya simpati masyarakat atas demikian, sebab kenyataannya hampir payah orang tuanya untuk kesenangan
raihan yang ia peroleh. Sungguh berbeda serupa. pribadinya. Naasnya, orangtua-orangtua
dari sikap dan prilaku si Amir. Berbang- Amir memang putus sekolah. Tapi mereka pun senang. Memanjakan
ga boleh, tapi besar kepala karenanya, itu niatnya untuk terus belajar tak pernah anak-anaknyanya seolah sebagai kewa-
yang sering ia hindari. ia padamkan, bahkan terus bertambah. jiban yang harus mereka jalankan. Mem-
Meski aktiitas kesehariannya hanya beri kesenangan kepada sang titipan Tu-
*** mencangkul di lahan orang lain, juga han adalah wajib dalam peniliannya.
Di dalam keluarga, ia anak ke- merenung (aktiitas yang tak pernah ia Dengan sikapnya yang tak mau
tiga dari lima bersaudara. Ibunya seo- tinggalkan), ia justru banyak belajar di sedikitpun bergantung hidup pada orang
rang petani, ayahnya pun iya. Meski tiap harinya. Buku-bukunya hanya ada lain, apalagi kepada kedua orangtuanya,
petani, kedua orang tuanya hanya bisa tiga buah, Bahasa Indonesia untuk seko- hal ini yang menyebabkan Amir memu-
menggarap lahan, mencari sesuap nasi lah dasar, al-Quran, dan sebuah novel se- tuskan untuk tidak bersekolah lagi. Jelas,
bagi keluarga, dan untuk biaya sekolah jarah Indonesia, hanya itu yang ia miliki. ini berbeda dari anggapan lingkungann-
anak-anaknya di atas tanah-tanah orang Bagaimana mungkin Amir bisa ya.
lain. belajar dengan buku-buku yang se-min- Putus sekolahnya Amir dianggap
Sensasi “Djogja” di
Desa Wisata Jelok
Oleh: Moh. Ariyanto*
S
ebagai destinasi favorit dalam dat- keunikan yang dapat memanjakan sia- desa ini seakan tidak mau mengikut arus
ar tempat wisata di Indonesia, Jogja papun yang berkunjung ke daerah penuh modernisasi. Alam yang membentang
tenar di kalangan domestik hing- nuasan keromantisan ini. menyuguhkan pemandangan yang elok,
ga para turis mancanegara. Karena me- Desa Wisata Jelok namanya. Kon- terbentang di bantaran beningnya Sungai
mang, sejumlah daerah wisatanya meny- sep perkampungan yang hampir meng- Oyo yang airnya tak pernah kering seka-
impan pelbagai keunikan dan kekayaan gambarkan bagaimana “DJogja di Tem- lipun musim kemarau panjang.
mempesona. poe Doeloe” yang dapat dilihat pada
Statistik kepariwisataan membuk- dewasa ini. Desa Wisata Jelok memiliki Sensasi Djogja Djaman Doeloe
tikan bahwa pertumbuhan kunjungan potensi yang luar biasa dalam mengemas Hal paling menarik dari desa wisa-
wisata ke Jogja mengalami pertumbu- paket wisata sebagai perpaduan upaya ta ini adalah penduduknya yang ramah,
han setiap tahuannya. Tahun 2012 saja, pelestarian lingkungan dan tradisi bu- juga para pemandu wisatawan. Siapapun
kunjungan wisata mencatatkan angka daya lokal dengan semangat pluralitas, dapat bermalam di rumah warga, mera-
3.4 juta turis domestik dan 148 ribu turis kebersamaan dan gotong-royong. sakan masakan “ala kampung” yang di-
mancanegara. Terletak di Padukuhan Jelok, petik dari sawah organik dengan biaya
Ya, wilayah yang dipimpin seorang Desa Beji, Kecamatan Patuk Kabupat- yang sangat murah, kisaran Rp. 50.000
Sultan ini memiliki keindahan alam yang en Gunungkidul, Daerah Istimewa Yo- per malam untuk 4 orang.
memikat serta kehidupan masyarakat lo- gyakarta. Tepatnya di Jl. Wonosari KM Menginjakkan kaki di Desa Jelok
kal yang unik. Tidak hanya Candi-candi 25, sekitar 30 KM arah Tenggara Kota serasa terbang di langit dunia yang ber-
yang telah lama jadi cagar budaya, bu- atau 15 KM arah Barat kota Wonosari, beda. Jauh dari polusi dan kebisingan
kan pula pesona eksotis pasir putih dan Gunung Kidul. Walaupun tidak begitu kota. Di antara semilir angin sepoi pedes-
pantainya, tetapi masih terdapat lagi satu jauh dari pusat Kota Yogyakarta, namun aan, gemericik jernihnya air sungai, in-
Refleksi Atas D
emokrasi adalah sistem pemerintahan. Ia tak lain sebagai
sistem politik “terbaik” yang dijalankan untuk menca-
pai tujuan sebuah Negara. Keadilan dan kesejahteraan
sosial-ekonomi bagi rakyat, itulah tujuan utama dari demokrasi.
Dan anggapan ini lumrah di hampir semua kalangan masyarakat.
Jika ditelisik sejarah lahirnya demokrasi (sejarah klasikn-
Demokrasi
Oleh: Imam Muslimin
ya), demokrasi tak lain sebagai sistem sosial-ekonomi sebelum
kemudian menjadi sistem politik. Artinya, kelahiran demokrasi,
dalam hal ini dicetuskan pertama kali oleh bangsa Yunani, ia tak
hanya bermaksud untuk memperbaiki sistem-sistem pemerintah-
an saja, melainkan pertama-tama untuk memperbaiki sistem ke-
runtuhnya orde laMa, indonesia kini diar- hidupan sosial dan ekonomi rakyat sebuah bangsa.
Mereka, bangsa Yunani menyikapi politik sebagai sarana
ahkan ke orde baru. di bawah kepeMiMpinan bukan tujuan. Adapun sistem pemerintahan, tak lain diperuntuk-
soeharto, deMokrasi dihias atas naMa kan hanya sebagai alat untuk memperbaiki sejumlah kerusakan
di tubuh kehidupan sosial-ekonomi rakyat, bukan yang lain,
kepentingan keloMpok. deMokrasi di era ini apalagi dijadikan sebagai alat untuk meraih kekuasaan.
dikenal dengan naMa deMokrasi pancasila. Karenanya, berucap bahwa demokrasi adalah sistem poli-
tik an sich, dan bahwa sistem politiklah yang menginspirasi
sekilas Mungkin terlihat serupa dengan perjuangan sosial-ekonomi, sungguh keliru adanya. Sangat bisa
deMokrasi terpiMpin. dikatakan bahwa orang-orang telah melupakan sejarah dengan
berucap demikian; mereka melupakan sejarah yang sejatinya
menjadi patokan dasar dalam mengawal perjuangan kehidupan
rakyat.
Tak bisa disangkal lagi bahwa sistem demokrasi adalah
sistem paling ideal dibanding dengan sistem-sistem pemerintah-
Dalam sejarah emansipasi wani- baiki segala sesuatu yang telah diru- tas-batas kemampuan dan sesuai dengan
ta, negara barat memiliki peran strate- sak oleh keserakahan nafsu, mengobati kodratnya sebagai perempuan.
gis. Bermula pada wanita yan kian hari segala penyakit yang telah ditebarkan Islam mengakui hak-hak sipil yang
dikerdilkan dan menjadi warga kelas dua. masyarakat jahiliyah. Undang-undang penuh bagi seorang perempuan. Baru
Akumulasi kekecewaan pada kaum wan- Islam tidak pernah keluar dari nafsu 13 abad kemudian hak yang seperti itu
ita inilah yang kemudian menimbulkan kepentingan pribadi seorang, ia tak per- diakui setelah kaum perempuan berjuang
perjuangan emansipasi wanita. nah memutuskan persoalan masyarakat keras menuntut emansipasi wanita.Se-
Gerakan ini memberi kesempatan berdasarkan keberpihakan kepada salah dangkan agama Islam telah memberikan
pada wanita untuk bekerja, belajar dan satu pihak. Nabi Muhammad SAW diu- hak-hak luas yang menjamin martabat
berkarya seperti halnya para laki-laki, tus untuk kemudian mengajak manusia kemanusiaan dalam melindungi derajat
seimbang dengan kemampuan yang di- menuju penciptanya dan menerangkan kesopanan bagi perempuan tanpa adan-
miliknya. Pengertian "sama" di sini leb- kepada umat untuk syari’at-Nya yang ya revolusi dan perjuangan emansipasi
ih dipersepsikan pada kata setara karena penuh rahmat dan abadi. Telah tertulis sebagaimana yang dilakukan kaum per-
tidak bisa dipungkiri bahwa wanita dan dalam sunnah-sunnah Allah SAW bahwa empuan di Barat. Hak-hak perempuan
laki-laki memang berbeda, baik dari jika perempuan melakukan keshalihan, dalam ajaran islam adalah perwujudan
segi isik, sisi emosional, dan sifat-sifat beramal baik merupakan orang yang ha- dari nilai kemanusiaan dan keadilan. Na-
bawaan masing-masing. rus disyukuri kehadirannya dan dihargai mun walau beda prinsipnya dalam islam
Dalam perspektif Islam, Islam amalnya. Mereka mendapat perlakuan tidak membedakan antara laki-laki dan
datang lebih terbuka untuk memper- yang sama dengan laki-laki dalam ba- perempuan, akan tetapi karena perbedaan
Membuat Androidmu
Jadi Lebih Nyaman 1. Safe Mode
Sama seperti komputer, Android juga memiliki Safe Mode
atau mode aman. Misalnya jika kamu menemukan masalah-ma-
Oleh: Dinul Islami salah tertentu. Dengan Safe Mode kamu dapat mengetahui mas-
alah yang ada karena aplikasi yang kamu install atau merupakan
masalah pada perangkatl unak. Begini cara masuk ke Safe Mode:
a. Langkah pertama adalah mematikan ponsel terlebih da-
hulu.
Perkembangan teknologi yang pesat membawa banyak pe-
b. Selanjutnya, tekan dantahan tombol Power bersamaan-
rubahan dalam kehidupan keseharian kita. Tak hanya merombak
dengantombol volume (-).
kehidupan secara pribadi, teknologi juga membawa perubahan
c. Saat ponsel sudah mulai menyala, bisa langsung mele-
global baik itu di tatanan sosial, budaya, maupun ekonomi.
paskan tombol tersebut.
Salah satu bidang teknologi yang perkembangannya san-
d. Maka ponsel akan langsung masuk ke Safe Mode.
gat dinamis adalah bidang teknologi komunikasi. Hampir setiap
e. Fitur Safe Mode yang aktif akan memberikan tanda pe-
menit bahkan detik akan selalu ada bermunculan inovasi-inovasi
san bacaan pada layar.
pengembangan baru di bidang ini. Hal ini tentunya memaksa kita
untuk tetap mengikuti alur dari setiap langkah perkembangann-
ya.
Hadirnya sebuah inovasi baru tentang ponsel yang mampu
menampung berbagai basis aplikasi perangkat lunak yang dapat
berperan sebagai alat bantu, tentunya banyak diminati dan digan-
drungi oleh setiap kalangan saat ini. Tak hanya kalangan muda,
yang tua pun berlomba memiliki ponsel dengan harga dan spe-
siikasi tinggi.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang be-
berapa tips dan trik yang kami himpun dari berbagai sumber dan
bisa di plikasikan pada salah satu OS (operating system) yang
paling diminati oleh pengguna ponsel saat ini, yaitu operating
system android.
Android merupakan sistem operasi dengan sumber ter-
buka, yang memungkinkan perangkat lunak untuk dimodiikasi 2. Menyembunyikan File dengan Folder .nomedia
secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, Setiap orang tentunya memiliki beberapa ile pribadi, yang
operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Dengan basis peng- tidak ingin orang lain lihat. Untuk menyembunyikan ile tersebut,
guna lebih dari satu miliar orang, menjadikannya sebagai sistem ternyata kamu tidak perlu pakai aplikasi tambahan lho. Kamu
operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di dunia hanya perlu membuat folder baru dengan nama .nomedia dalam
lantara perbaikan dan pembaruannya yang sangat signiikan. folder yang berisi ile yang ingin kamu sembunyikan.
Banyak sekali itur dan trik-trik baru yang bisa kita gu- Sebagai contoh, saat kamu memiliki sebuah folder bernama
nakan untuk membuatnya mudah dioperasikan dan berguna. "Gokil", kamu bisa memindahkan semua ile-ile pribadi seperti
Berikut adalah 6 tips yang sederhana dan berguna yang harus gambar, video, atau dokumen dalam folder ini. Untuk menyem-
diketahui setiap pengguna Android. bunyikan isi folder ini, kamu hanya perlu membuat folder baru
dengan nama .nomedia. Maka semua ile dalam folder "Gokil"
yang akan disembunyikan dan tidak akan terlihat di galeri.
56 | Nusantara | EDISI mar-apr 2016
5. Matikan Autocorrect
Fitur Autocorrect ini dimaksudkan untuk melindungi kamu
dari salah ejaan memalukan atau kesalahan tata bahasa. Sayangnya
koreksi otomatis ini kadang memilih kata yang salah, sehingga mak-
sud dan tujuan pesan pun melenceng.
Agar dapat mengetik dengan nyaman, lebih baik matikan itur
koreksi otomatis. Sesuaikan bahasa ke Indonesia dan tetap aktifkan
saran kata berikutnya. Untuk mematikan itur koreksi, otomatis bisa
kamu temukan di pengaturan. Pilih bahasa dan masukkan, lalu atur
sesuai jenis keyboard yang kamu gunakan.
S
elain memiliki ragam budaya, adat
Memanjakan Lidah dengan istiadat dan bahasa, Indonesia juga
punya cita rasa kuliner yang khas.
Cita rasa ini melekat dalam warisan le-
Suguhan Khas Nusantara luhur, dan menjamur di setiap sudut
daerah. Hingga tak heran bila sampai
sekarang berbagai macam kuliner khas
Bagian Barat: daerah menjadi transenter di kalangan
kuliner nasional bahkan dunia, yang
juga tak kalah saing dengan berbagai
O, datanglah gelombang Api syair telah padam Para buruh miskin kota
Datanglah sekalian hempasan Rumah mereka adalah sanubari Di kamar-kamar pelacur
Terjanglah dada perahu Yang tak lagi berkobar Yang berbau mani
Perahu syair yang mencari-cari Rumah dan tanah mereka Di meja-meja kekuasaan
Bait penghabisan Telah musnah di ujung bedil yang merumuskan
Di luasan samudera makna Telah terkurung di kantong tiran penindasan
dan penghancuran peradaban
O, lautan kata-kata O, penyair
Laut yang riaknya Tak ada arak cinta di sini Penyair, penyair
Melahirkan penyair Berhentilah kehausan Cahaya rembulan
Yang mabuk di kesunyian Tak ada langit Telah merabunkan matamu
Yang bisa kau jadikan tahta Telah mengaburkan ingatanmu
Wahai penyair mabuk Kehidupanmu kini
Yang bermimpi terbang ke langit Adalah amis pasar-pasar ikan Buku-buku
Bergegaslah dari mimpi panjangmu Keringat para buruh Telah menarikmu ke dalam
Lepaslah jubah musimmu Cangkul-cangkul yang terbakar Labirin ke dasar jurang
Dan masuki belantara Dan loak-loak sepi pengunjung Yang paling kelam
Penderitaan manusia atas manusia
Kata-kata telah mengungsi Penyair rembulan
Di sini tak kan kau temui lagi Di barak-barak bencana Jangan kau renggut
Rembulan kekasih Di tenda-tenda prajurit perang kenyataan kami yang pahit
Dan kerling bintang yang nakal Yang terluka Ke dalam sajak cintamu yang
Tak ada harap pujian dan keagungan Di gubuk-gubuk kumuh sentimentil
Masa silam para moyang
Yang kau banggakan Yogyakarta, 2014
Di wajahmu
Sembilan puluh sembilan
Puisi lahir darinya.
Yogyakarta, 2015.
D
isiplin adalah karakter yang kerap didengung sebagai
Foucault
(produk) hingga menjadi identitas masyarakat modern, maka
tentu ada proses berikut alat yang digunakan untuk mengarah-
kan paradigma sosial, yakni sebuah pendisiplinan—umumnya
bersumber dari sistem dan model controlling.
Oleh: Putra Amin Marhamah* Untuk memahami bagaimana pendisiplinan berkerja hing-
ga membentuk diskursus disiplin masyarakat, tentu gagasan Mi-
chel Foucault dalam Surveiller et Punir: Naissance de la prison
“
(1975) patut digunakan sebagai rujukan. Foucault memaparkan
secara teoretis kesejarahan beberapa metode dan praktek kedi-
pelatihan disiplin tidak dilaku-
siplinan dari dulu hingga saat ini.
Pendisiplinan tentulah menggunakan metode agar tepat. *Mahasiswa Jurusan Siyasah (Ilmu Politik) UIN Sunan Kalijaga,
Foucault (1975) pada dasarnya telah meletakkan fondasi untuk asal Rembang.
membaca model-model pada zaman sekarang, dengan menya-
takan tiga cara efektif membentuk masyarakat yang disiplin, per-
tama, melalui pengamatan atau pengawasan bertingkat.
Model tersebut terinspirasi dari gagasan arsitektur penjara
panopticon ala Samuel Bentham 1785. Dalam panopticon, ruang
penjara disusun O atau U bertingkat sedang di tengahnya ter-
Redaksi:
Jl. Bintaran Tengah No. 10 Kota Yogyakarta
majalahnusantaraikpmdi@gmail.com