Merauke Coffee Center
Merauke Coffee Center
SKRIPSI
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Mengetahui
Ketua Jurusan
Teknik Arsitektur
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT dan juga Rasul-Nya yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya, serta tuntunan untuk menuntut ilmu tiada
Adapun isi dari penulisan proposal ini yaitu tentang bagaimana cara
modern. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga proposal ini dapat
1. Bapak Dr. Drs. Beatus Tambaib, M.A selaku Rektor Universitas Musamus
Merauke beserta jajaran yang telah memfasiltasi sarana dan prasarana selama
2. Ibu Dr. Maria Veronica Irene Herdjiono, S.E., M.Si., selaku Wakil Rektor I
v
vi
4. Ibu Yosehi Mekiuw, S.P., M.Sc., selaku Wakil Rektor III Universitas
5. Bapak Daniel Parenden, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
6. Bapak Paulus Mangera, ST., MT., selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik
Musamus.
memberikan masukan yang berarti sampai akhir pembuatan Tugas Akhir ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Arsitektur yang telah memberi bekal ilmu
Musamus.
10. Teristimewa kedua orang tuaku, atas semuanya yang mungkin penulis tidak
vi
vii
11. Untuk saudara seperjuangan Arsitektur 2016 yang selalu mendorong dan
penulis menyadari bahwa proposal ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
penulis berharap semoga proposal ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
viii
2.1. Tinjauan Umum.........................................................................................7
ix
2.4.3 Bentuk Radial...................................................................................44
2.5. Sirkulasi...................................................................................................46
2.6.1 Struktur.............................................................................................57
2.6.2 Kontruksi..........................................................................................58
2.7.1 Pondasi.............................................................................................61
2.8. Utilitas.....................................................................................................64
x
2.8.1 Air Bersih.........................................................................................64
2.8.4 Listrik...............................................................................................69
2.8.5 Generator..........................................................................................70
3.6 Peralatan..................................................................................................89
xi
4.2 Analisa Dasar Perancangan.....................................................................91
129
xii
4.6.3 Pola Hubungan Ruang...................................................................171
5.1 Kesimpulan............................................................................................177
5.2 Saran......................................................................................................178
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................179
LAMPIRAN........................................................................................................181
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 3 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Coffee Tour...160
Tabel 4. 5 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Servive dan
Maintenance.........................................................................................................162
Tabel 4. 6 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Rekreasi dan
Akomodasi...........................................................................................................163
Tabel 4. 11 Analisa Besaran Ruang, Kebun Kopi, Pos Satpam, Garasi Penyewaan
xiv
Tabel 4. 12 Analisa Besaran Ruang, Mushola, Gedung Genset, Wc Umum,
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
DAFTAR GAMBAR
sloof........................................................................................................................62
Gambar 2. 43 Sistem Air Bersih (a) dengan Pompa langsung (b) dengan Tangki di
Atas........................................................................................................................67
Gambar 2. 44 Sistem pengolahan limbah kopi.....................................................69
..............................................................................................................................157
wisata...................................................................................................................176
BAB I
PENDAHULUAN
rempah khususnya kopi, dan sudah dikenal sejak abad ke-9. Pertama kali, kopi
hanya ada di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran
tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji
kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara
massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran
komoditi penyegar yang diperlukan oleh penduduk dunia, mulai dari desa-desa
pusat pariwisata internasional dibanyak negara dimana minuman kopi itu sendiri
internasional.
pada tahun 1696 Pemerintah Belanda membawa kopi dari Malabar, sebuah
daerah sota dan jagebob yang merupakan dataran rendah, akan tetapi masyarakat
Merauke sebagian besar belum mengetahui adanya tumbuhan kopi yang dapat
1
dibudidayakan pada dataran rendah, untuk jenis kopi yang bisa tumbuh pada
dataran rendah ada 2 jenis kopi yaitu excelsa dan liberikia. Dan mulai banyak
penggemar kopi mengkonsumsi kopi lokal yang dipasok dari daerah jagebob dan
sota perbatasan Merauke papua nugini, yang biji kopinya di distribusikan ke kota
sehingga masyarakat dapat menikmati kopi lokal Merauke, kopi lokal untuk saat
ini hanya bisa memproduksi sebanyak ±30 Kg biji kopi/tahun menurut data yang
telah diambil pada kedai-kedai yang ada di Merauke. sehingga masih bayak
masyarakat Merauke yang belum bisa menikmatinya bahkan kopi ini awam di
mulai ramai pada tahun 2016 hingga saat ini, di harapkan kedai-kedai kopi yang
ada di Merauke dapat memperkenalkan kepada masyarakat yang lebih luas lagi,
dapat digunakan sebagai daya tarik Wisata, diantaranya yaitu wisata alam Biras,
kopi lokal secara luas akan dipadukan dengan sektor parawisata, yaitu
akan berdampak sangat luas terhadap pengembangan ekonomi dan dapat menjadi
stimulus bagi petani kopi lainnya. Dan di perlukan tempat atau wadah pengolahan
kopi yang bisa memproduksi kebutuhan kopi lokal untuk kabupaten Merauke.
2
Berdasarkan latar belakang diatas perancang mengambil judul ”Merauke
pengolahan kopi, dan merupakan pusat kopi yang ada di Merauke nantinya. tapak
yang mudah diakses dari satu fasilitas ke fasilitas yang lain dan dipadukan dengan
pemanfaatan potensi site yang masih alami serta dikelilingi oleh hutan sebagai
menjadi sebuah wadah wisata dan edukasi yang diharapkan dapat menarik
wisatawan lokal dan manca negara. Dengan pendekatan desain arsitektur modern
berikut :
a. Di Kabupaten Merauke hanya terdapat satu kebun kopi milik warga yang
b. Produksi kopi lokal (sota) yang sedikit tidak sebanding dengan permintaan
3
1.3 Rumusan masalahan
berikut :
masyarakat luas?
masyarakat luas
pendekatan modern tropis serta memperhatikan tapak yang baik dan aksesibel.
4
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis :
b. Manfaat praktis :
5
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik wisata serta usaha – usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan
wisata.
dibedakan menjadi 3 bagian , yaitu : Daya tarik alam, Daya tarik budaya, Daya
7
2.1.2. Pengunjung dan Karakteristiknya
wisatawan.
Pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu Negara atau tempat
tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan
Organization (IUTO)).
a. Wisatawan (tourist)
Pacific Area Travel Association memberi batasan bahwa wisatawan sebagai orang
–orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan
maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia
badan/organisasi
8
mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain dapat digolongkan
wisatawan.
b. Pelancong
berikut:
a. Akomodasi
c. Tempat belanja
Sedangkan prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya
9
a. Prasarana umum, meliputi air bersih, listrik, sirkulasi, telekomunikasi,
b. Kebutuhan pokok pola hidup modern, meliputi bank, pompa bensi, dll
suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik objek
wisata itu sendiri, selain itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar
instansi terkait.
produk agro atau dapat tinggal di lingkungan pertanian, terlibat dalam proses
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau
10
tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan,
2005).
kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur yang harus
dipenuhi, yaitu :
a. Attractions
b. Facilities
c. Infrastructure
keamanan.
d. Transportation
11
e. Hospitality
Pelaku kegiatan agrowisata adalah setiap pihak yang berperan dan terlibat
a. Pengelola
4. Tenaga Ahli
12
a) Tenaga Ahli Pemandu, yang memiliki keterampilan dan pengetahuan
b. Pengunjung
a. Tempat Parkir
b. Resepsonis/Pusat Informasi
d. Shelter
e. Restoran/Cafe
13
g. Toko Souvenir
h. Kantor pengelola
i. Fasilitas umum
a. Arabika
cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan
biji kopi jenis ini. Kopi Arabika tumbuh pada ketinggian >800 m di atas
permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi
b. Robusta
yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang
jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas
daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi
permuakaan laut.[6]
c. Liberika
rendah dimana robusta dan arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling
14
tahan pada penyakit HV dibanding jenis lainnya. Mungkin inilah yang
pohon jenis kopi liberika lebih besar dari arabika dan robusta.[6]
d. Excelsa
Kopi excelsa (Coffea excelsa) merupakan salah satu jenis kopi yang
paling toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik
didataran rendah mulai 0-750 meter dpl. Selain itu, kopi excelsa juga tahan
terhadap suhu tinggi dan kekeringan. Pohon kopi excelsa bisa menjulang
hingga 20 meter. Bentuk daunnya besar dan lebar dengan warna hijau keabu-
abuan. Kulit buahnya lembut, bisa dikupas dengan mudah oleh tangan. Kopi
adalah tinggi tempat : 800 – 2000 m dpl, suhu : 15º C – 25 ºC, curah hujan : 1.750
– 3000 mm/thn, lamanya bulan kering 3 bulan. Syarat tanah yang optimal untuk
varietas lain ± 100 meter, lahan bebas hama dan penyakit, mudah melakukan
pengawasan, pH tanah : 5,5 – 6,5, top soil : minimal 2 %, strukrur tanah : subur,
15
a. Penyiapan bibit budidaya kopi.
1. Teknik generative
2. Teknik vegetative
1. Penyulaman
2. Pemupukan
3. Pemangkasan pohon
4. Penyiangan gulma
kulitnya dan pengeringan dengan kadar air 10 – 13 %. Biji kopi kering dengan
kadar lebih dari 13 % akan mudah diserang kapang sehingga dapat menurunkan
mutu biji kopi dimana nantinya produk kopi bubuk akan berasa asam dan apek.[8]
Pengolahan buah kopi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pengolahan basah
dan pengolahan kering yang berbeda pada proses fermentasi. Secara keseluruhan
a. Sortasi
16
c. Fermentasi Bertujuan untuk membantu melepaskan lapisan lender yang
yaitu:
1. Fermentasi basah
2. Fermentasi kering
d. Pencucian
e. Pengeringan
1. Penjemuran,
2. Mekanis
f. Roasting (Penyangraian)
g. Penggilingan
h. Pengemasan
kemasan .[9]
17
2.2. Studi Literatur
industri pertanian. Tujuan pengolahan kopi adalah Menurunkan kadar air biji kopi
produk biji kopi yang sudah terkelupas (kopi mentah) yang terdiri dari kopi RWP
a. Material
Pabrik kopi Banaran mengolah kopi yang berasal dari kebun PT.
komoditas utama. Ada beberapa klon kopi Robusta yang ditanam antara lain BP
18
234, BP 288, BP 42, BP 409, BP 354, BP 358, dan SA 237. Balai Penelitian
sedangkan SA merupakan kependekan dari Sumber Asin, Jawa Timur. Buah kopi
merupakan material utama yang kemudian akan diolah menjadi biji kopi.
dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit
asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Sifat fisik
kopi dilihat dari kadar air yang merupakan salah satu sifat yang akan
penyimpanan.
b. Metode
menjadi bahan jadi sehingga menambah nilai pada produk tersebut. Contoh dari
19
metode adalah dilas, dipanaskan, ditempa, di-press, digerinda, dikemas, dan lain-
lain. Pada PT. Perkebunan Nusantara IX pabrik kopi Banaran, proses produksi
dibagi menjadi 2 tipe yaitu RDP dan RWP namun secara garis besar metode yang
digunakan tidak terlalu berbeda buah kopi akan tetap melalui proses
Gambar 3.5. Buah kopi yang tiba di pabrik kemudian dilakukan penimbangan
ulang dengan tujuan untuk mengetahui jumlah buah kopi yang masuk ke pabrik,
timbangan digital seperti pada Gambar 3.5. dan Gambar 3.6. Tujuan dari proses
penerimaan bahan ini untuk menampung sementara bahan mentah kopi sebelum
dilakukan proses lebih lanjut. Kapasitas dari bak penampungan kopi glondong
yaitu 70 ton. Agar kualitas dari kopi tetap terjaga dari pembusukan dan jamur
maka penyimpanan kopi di bak penampungan dibatasi selama 24 jam. Desain bak
penerimaan dibuat dengan lantai miring ke arah Bak Siphon tujuannya untuk
20
Sumber: (Puthut Nugraha 2017)
1. Analisis Kopi
kambangan.
2. Analisis Warna
sampel buah kopi sebanyak 1 kg secara acak dari setiap kebun yang
21
3. Analisis Hama
yaitu diambil sebanyak 100 biji buah kopi secara acak dari sisa
4. Analisis Kambangan
c. Sortasi basah
Buah kopi yang terdapat di dalam bak penampung akan dialirkan menuju
bak siphon dengan bantuan air mengalir. Tujuan proses pada Bak Siphon, yaitu
memisahkan buah kopi superior dan buah kopi inferior serta kontaminan yang
berasal dari kebun yang masuk dari Bak Penerimaan berdasarkan prinsip
22
perbedaan berat jenis. Pada prinsipnya, buah kopi dengan berat jenis lebih besar
dari berat jenis air akan tenggelam (buah kopi superior) dan kopi dengan berat
jenis lebih kecil akan mengapung (buah kopi inferior). sehingga diperoleh bahan
kualitas produk. Prinsip kerja bak siphon adalah menampung air sampai
terpisahnya buah inferior/kambangan dan buah superior. Setelah itu buah kopi
dialirkan dari bak penampung menuju bak siphon setelah sekat pemisah dibuka
dan kopi akan mengalir. Saat buah kopi mengalir ke bak shipon, ada beberapa
daun, tali, plastik, karung plastik, puntung rokok, bunga kopi dan lain-lain selain
buah kopi . Kemudian kopi kambangan akan terpisah dari kopi superior,
buah kopi kambangan akan mengapung dan mengalir ke pipa yang menuju
bak kambangan, agar semua kopi kambangan masuk ke pipa para petugas
kambangan.
23
Sumber: (Puthut Nugraha 2017)
d. Pelecetan (pulping)
Pulping merupakan tahap lanjutan dari proses sortasi basah, di mana tahap
ini menggunakan alat yang disebut dengan Raung Pulper seperti pada Gambar
3.10. Raung Pulper bertujuan untuk mengupas kulit dan daging buah kopi dan
menghilangkan lendir pada biji kopi sehingga dihasilkan biji kopi HS (Horn
Skin). Buah kopi kasah yang masih diselimuti kulit tanduk dan kulit ari seperti
memproses buah kopi kambangan. Perbedaan prinsip pulping pada kopi arabika
dan kopi robusta. Kopi robusta diharapkan sudah tidak berlendir lagi ketika masuk
24
e. Pengeringan
suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alami dan buatan. Biasanya
kandungan air tersebut dikurangi sampai batas di mana mikroba tidak dapat
tumbuh lagi di dalamnya. Selain itu tujuan dari pengeringan adalah menurunkan
kadar air biji kopi HS basah menjadi 9%-12%. Kadar air yang rendah dapat
meningkatkan umur simpan dan meningkatkan cita rasa kopi. Pabrik kopi
dan kimia sebelum bahan diolah atau dimanfaatkan. Prinsip kerja Viss
25
Gambar 2. 7 Tungku Pembakaran Untuk Viss Dryer
Sumber: (Puthut Nugraha 2017)
2. Masson Dryer
Pada proses pengeringan ini yang membedakan jenis kopi RWP atau
26
air 9-12%. Kapasitas mesin Masson Dryer yaitu 15 ton. Masson
Dryer lebih efisien daripada Vis dryer dari sisi tenaga kerja dan waktu
efisien daripada Vis dryer dari sisi tenaga kerja dan waktu
pengeringan.
f. Pengerebusan
Kopi HS kering dari ruang pengering dibawa menuju ruang Huller dengan
bantuan gerobak atau konveyor. Huller merupakan sebuah mesin yang digunakan
untuk mengupas kulit tanduk dan kulit ari biji kopi (setelah dikeringkan) sehingga
biji kopi yang dihasilkan siap untuk proses selanjutnya. Karung kopi diusahakan
dalam posisi yang pas pada saat pengangkutan manual menggunakan gerobak
agar tidak terjadi human error seperti jatuhnya karung saat menuju pengangkutan
27
keatas lantai yang dapat membahayakan pegawai. Di pabrik kopi Banaran terdapat
g. Sortasi kering
selanjutnya yaitu sortasi. Sortasi bertujuan untuk memisahkan biji kopi kering
secara visual berdasarkan mutu, yaitu mutu 1, mutu 4, mutu lokal, mutu DP (Dry
Proses) dan kopi gelondong serta menghilangkan kotoran yang terbawa saat
proses penggrebusan. Biji kopi cacat yang dimaksudkan adalah biji kopi yang
pecah, biji hitam, biji kopi bolong, dan biji kopi yang masih menyisakan kulit ari.
Biji kopi yang pecah dan hitam akan dikelompokan ke dalam kopi lokal,
sedangkan biji kopi yang bolong akan dikelompokan ke dalam kopi mutu 4.
Untuk kopi yang tidak cacat akan dikelompokkan ke dalam kopi mutu 1. Prinsip
sortasi yang diterapkan di pabrik kopi Banaran adalah Sortasi Kering. Dimana
28
sortasi ini dilakukan secara manual oleh pekerja borongan yang rata-rata dapat
melakukan sortasi terhadap 20 kg biji kopi kering per orang per harinya.
h. Quality Control
hasil kerja kepada petugas quality control di meja quality control .Terdapat 5 meja
pengambilan sampel secara acak untuk menilai hasil sortasi pekerja sudah sesuai
dengan mutunya atau belum. Analisa ini dilakukan dengan cara mengambil 300 gr
dari masing-masing kelompok biji kopi yaitu mutu 1 (L, M, S) , mutu 4 (L, M,
S) , dan biji kopi DP (biji kopi yang masih menyisakan kulit ari) (L,S). Penentuan
i. Pengayakan
pengayakan. Proses pengayakan adalah proses dimana biji kopi kering dipisahkan
29
berdasarkan ukuran diameternya yaitu, Large dengan diameter kurang lebih 7,5
mm, Medium dengan diameter kurang lebih 6,5 mm, Small dengan diameter
kurang lebih 5,5 mm, criell dengan diameter kurang dari 5,5 mm. Berikut
1. Mutu 1 Kopi biji yang mulus tidak ada lubang dengan nilai cacat 0-11.
2. Mutu 4 Kopi biji berlubang satu dengan atau tanpa tutul dengan nilai
j. Pergudangan
Biji kopi yang telah disortir dan diayak sesuai dengan mutu dan ukuran,
ini antara lain untuk menjaga mutu, mengamankan dari serangan hama dan
Pengepakan biji kopi ini menggunakan jenis karung goni yang memiliki 2
kapasitas dengan ukuran yang berbeda. Ada dua macam karung goni yang
digunakan yaitu karung goni berkapasitas 60 kg untuk biji kopi yang akan di
ekspor ke luar negeri, dan karung berkapasitas 80 kg untuk biji kopi lokal.
Adapun syarat karung yang digunakan adalah Karung baru HC Green Oil
30
Vegetable,ukuran karung adalah 110 x 74 cm (80 kg), 91 x 74 (60 kg), kondisi
karung harus baik dan memberi label sesuai kualitas dengan cara disablon.[10]
Merupakan salah satu Wisata Agro yang dimiliki oleh PT. Perkebunan
Afdeling Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35 dengan ketinggian
480 – 600m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 23ºC - 27º C.
“Banaran Coffee” juga dibangun arena bermain anak – anak, lapangan tenis,
Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, Taman
Lokasi wisata agro ini di tengah areal perkebunan kopi robusta, persis di
tepi jalan Semarang-Salatiga atau satu kilometer dari Terminal Bawen. Kopi
31
robusta olahan Banaran sudah memasuki pasar ekspor sejak dulu, tidak hanya
a. Kereta Wisata
b. Flying Fox
32
Gambar 2. 14 Flying Fox
Sumber: (Puthut Nugraha 2017)
c. Coffee House
33
Gambar 2. 16 Taman dan Gazebo
Sumber: (Puthut Nugraha 2017)
34
e. Camping Ground
f. Griya Robusta
35
2.3. Pendekatan Desain
mana ruang adalah objek utama untuk diproses. Jika di masa lalu arsitektur lebih
mementingkan pemrosesan fasad, ornamen, dan aspek kualitas fisik lainnya, maka
dalam arsitektur modern kualitas non-fisik lebih penting. Fokus dalam arsitektur
efisien. Karena dianggap tidak aktif, hal ini disebabkan oleh kebutuhan
36
6. Singular (tunggal), arsitektur modern tidak memiliki karakteristik
(masing-masing).
seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak
terhaap iklim tropis, di mana kondisi tropis memerlukan perahatian khusus dalam
desainnya. efek utama berasal dari suhu tinggi dan kondisi kelembabab, yang
37
mempengaruhi tingkat kenyamanan saat pengguna berada di dalam ruangan.
tingkat kenyamanan seperti tingkat udara dingin pada bangunan, oleh aliran udara
adalah salah satu contoh penerapan konsep bangunan tropis. meskipun konsep
bangunan tropis selalu dikaitkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk
( tipologis ) bangunan terhadap iklim, ada juga banyak penjelasan konsep ini
bahan tertentu sebagai penggambaran sumber daya alam tropis, seperti kayu,
menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmi, kondisi yang mempengaruhi dalam mendesain
1. Kenyamanan Thermal
kelaur dari gedung dan mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung
lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari atas
cukup sulit karena akan membuat atap lebih berat. Tahan panas
38
bangunan dapat ditingkatkan dalam beberapa cara, seperti rongga
diantaranya :
bernafas, membawa asap dan uap air keluar dari ruangan, kurangi
gaya thermal, yaitu adanya perbedaan suhu antara udara didalam dan
39
3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi dari sinar matahari yang langsung memasuki
40C. ini sering terjadi di bawah langit-langit atau atap bagian bawah.
estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi atau penanganan iklim
akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis, hal ini karena selain
tersebut. Seperti:
dari hujan yang disertai angina minimal 80-100 cm. Selain itu, juga untuk
40
Gambar 2. 19 Bentuk Atap Modern tropis
( sumber : Novia, 2018 )
2. Memiliki taman sebagai ruang luar yang sebaiknya didesain sesuai dengan
kondisi alam yang ada. Karakteristik taman tropis dihiasi banyak jenis
jalan setapak, gazebo, bangku taman, lampu, taman, dan hiasan patung,
maupun kerikil.
41
a) Menentukan orientasi bangunan. Ada baiknya bangunan menghadap ke
seperti ruang tidur dan kamar mandi bisa mendapatkan cahaya alami.
Dengan begitu rumah akan lebih hemat energi dan terbebas dari kuman.
d) Sediakan ruang luar berupa teras, dapat di depan rumah atau di belakang
42
e) Plafon lebih ditinggikan karena plafon yang tinggi memberi kelebihan
i i i
bagi penghuni rumah . Selain nyaman karena ruang terasa lega , juga
i i i i i i i i i i
bangunan yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan fungsi dan
43
2.4.1 Bentuk Terpusat
keteraturan geometris. Ciri-ciri utama memusatkan diri seperti titik dan lingkaran.
Bentuk garis lurus atau linear dapat diperoleh dari perubahan secara
sepanjang garis. Bentuk garis dapat diletakan di muka atau menunjukan suatu
44
2.4.3 Bentuk Radial
Bentuk radial merupakan bentuk linear yang berkembang dari suatu unsur
inti terpusat kearah luar menuju jari-jarinya. Inti dapat digunakan sebagai simbol
atau sebagai pusat fungsional seluruh organisasi. Lengan- lengan radial dapat
Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang
induk.
mengekspresikan volumenya.
45
Dapat menghubungkan volume-volume dan bergabung menjadi suatu bentuk
Bentuk cluster juga dapat terbentuk dari bentuk yang umumnya setara.
yang berjarak teratur. Grid yang paling umum yaitu berdasarkan grid bujur
sangkar. Grid dapat digunakan sebagai skala yang membagi suatu permukaan
46
2.5. Sirkulasi
Menurut Hakim (1987, dalam Tambing 2013), ada beberapa hal yang
berikut:
a. Urut-urutan yang jelas baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah.
dihindarkan sama sekali dan bottle neck (jalan masuk yang sempit) harus
dihilangkan.
servis.
d. Informasi yang jelas agar tidak tersesat dalam memberikan arah yang
setiap fungsi kegiatan dalam suatu ruang dengan ruang lainnya yang masih
terdapat dalam satu lantai. Ruang sirkulasi horisontal yang terdapat dalam
perancangan bangunan dan ruang luarnya antara lain: koridor, lobby, selasar
47
untuk pejalan kaki, plaza, area sirkulasi dan tempat terbuka luas. Pola sirkulasi
1. Sirkulasi Linier
2. Sirkulasi Radial
48
ruang orientasi seperti hall. Kelebihan pada sirkulasi ini adalah daya
tampung yang cukup besar, sehingga biasa juga dipakai pada ruang-
ruang bersama.
3. Sirkulasi Grid
posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau
bidang grid tiga dimensi. Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis
sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur
Gambar Keterangan
49
dilapisi, dengan tetap mempertahankan
50
Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang
tapak
4. Sirkulasi vertikal
atau lantai dibawahnya. Tidak terdapat satupun ruang publik yang dapat
dapat terancam.
b. Sirkulasi Difabel
yang memungkinkan digunakan oleh orang banyak secara sekaligus, seperti balai
51
pertemuan, bioskop, harus menggunakan ukuran dasar maksimum (Widi &
Nirwansyah, 2013).
c. Area parkir
penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik turun
kursi roda, daripada tempat parkir yang biasa.Sedangkan daerah untuk menaik-
52
turunkan penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi semua
penumpang, termasuk penyandang cacat, untuk naik atau turun dari kendaraan
(Kepmen No.468/KPTS/1998).
d. Pencapaian ke bangunan
pada objek yang dituju. Pencapaian tersamar adalah pencapaian yang tidak
langsung mengarah pada obyek, karena pada pencapaian ini akan dibantu oleh
perspektif bangunan yang dituju serta jalur sirkulasinya dapat dibelokkan berkali-
kali sebelum mencapai obyek. Pencapaian memutar adalah pencapaian yang juga
tidak langsung mengarah pada obyek yang dituju, karena untuk menuju obyek
harus berputar terlebuh dahulu. Hal ini dapat memperlihatkan bentukan tiga
53
e. Pintu masuk ke bangunan
berbeda dengan elemen bangunan lainnya, tetapi tetap selaras dengan bangunan
secara keseluruhan.
f. Konfigurasi jalan
berbeda dengan bentuk organisasi ruang dan berfungsi sebagai fisik perlawanan
tujuan yang di inginkan tanpa suatu halangan yang dapat menghambat kualitas
1. Sirkulasi Parkir.
parkiran, yaitu:
54
a) Parkir di badan jalan (on street parking) terbagi menjadi dua yaitu
parkir pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir dan parkir pada
b) Parkir di luar badan jalan (off street parking) yaitu fasilitas parkir
dimensi kendaraan dan perilaku dari pengemudi (manuver parkir maju atau
mundur) berkaitan dengan layout SRP yang meliputi sudut parkir, lebar ruang
(stall), lebar gang (aisle), dan arah sirkulasi kendaraan. Dan mengetahui dimensi
Tempat parkir pada umumnya dibatasi oleh garis berwarna (putih atau
kuning) yang terletak di samping dan di depan dengan lebar antara 12 - 20 cm.
Posisinya ditinggikan terhadap dinding sampai 1,0 m agar tampak (dapat dilihat)
dengan baik. Posisi mobil satu sama lain dibatasi oleh palang yang tingginya
sekitar 10 cm. Secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut
0˚), menyudut (30˚, 45˚, 60˚, 75˚), dan tegak lurus (right-angle atau 90˚). Pola
parkir sudut 45˚ yang akan digunakan pada perencanaan bangunan karena unggul
55
dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir. Berikut ini adalah contoh
56
Gambar 2. 34 Pola sirkulasi dua arah
(sumber: Data Arsitek/Ernst Neuferd jilid 2, 2002)
Jenis pola parkir yang akan digunakan dalam perencanaan adalah pola
57
2.6. Standar Bangunan Tinggi
2.6.1 Struktur
serta bagaimana sistem ini dapat membentuk ruang, karena di dalam bangunan
58
2.6.2 Kontruksi
Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau
khusus dan tidak dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam
yang jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.
59
2.6.3 Bahan Bangunan
dalam struktur ataupun konstruksi serta sifat-sifat fisik yang akan diberikan pada
bangunan. Pemakaian bahan tertentu akan mempengaruhi setiap aspek lain dalam
kriteria lain pada bangunan (konstruksi, harga, tekstur, warna, kekuatan, keawatan
dan sebagainya).
menentukan ruang maka struktur dan konstruksi yang dibentuk oleh bangunan
Site atau lokasi juga akan berpengaruh terhadap aspek lain karena
dan sebagainya. Informasi pada site ini juga sangat menentukan tindakan-tindakan
60
2.6.6 Sistem Bangunan
oleh empat faktor, yaitu berat atau massa bangunan, denah bangunan yang
simetris dan sederhana, kekuatan bahan dan mutu pelaksanaan, serta kekakuan
konstruksi. Prinsip dasar dari bangunan tahan gempa adalah setiap komponen
bangunan harus saling terikat kuat antara satu dengan yang lain, sehingga terjadi
satu kesatuan, jadi tidak bekerja secara terpisah-pisah. Ikatan tersebut mulai dari
61
pondasi dengan sloof, sloof dengan kolom praktis, kolom praktis dengan ring
2.7.1 Pondasi
langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan
atasnya.
Secara umum terdapat dua macam pondasi, yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Pondasi dangkal misalnya digunakan untuk bangunan yang tidak
62
Gambar 2. 39 Pondasi setempat beton bertulan
(Sumber: Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa,2008)
2.7.2 Hubungan Antara Pondasi Dan Balok Sloof
Hubungan antara Pondasi batu kali dan balok sloof sangat penting, karena
energi getaran gempa yang telah diterima pondasi akan diterima pertama kali oleh
sloof. Sangat penting untuk memastikan sloof tidak bergeser dan terlepas dari
atasnya.
63
2.7.3 Hubungan Antara Pondasi Dan Dinding
sangat rawan saat terjadi gempa. Apabila hubungan antara kolom dan
dindingkarena terlepas dari kolom. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan
bagian yang lemah dan tidak dapat menahan beban. Pada saat terjadi getaran
Atap yang ringan lebih tahan pada guncangan gempa. Oleh karena itu
penggunaan atap seng atau sirap lebih baik daripada genting. Genting memang
mampu menahan sengatan panas matahari, tetapi genting keramik ini lebih berat
daripada jenis atap yang lain. Kayu memang cukup ringan untuk kerangka atap,
64
tetapi kuda-kuda dan kerangka atap yang terbuat dari aluminium selain ringan
2.8. Utilitas
Tanggoro, 2004).[17]
Air bersih yang dimaksud di sini adalah air minum, yaitu air yang dapat
bersih yang digunakan berasal dari PDAM, sumur dan air hujan.
65
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
digunakan sumur pompa dalam (deep well) dengan jumlah debit yang tinggi.
Besar kebutuhan air, khususnya untuk kebutulran manusia, dihitung rata-rata per
orang per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan
manusia tersebut.
mengalirkan air ke tempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu
a. Sistem horizontal
66
Sistem horizontal adalah suatu sistem pemipaan yang banyak digunakan
untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-
rumah tinggal yang tidak bertingkat. Ada dua cara yang dipakai untuk sistem
daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil
daya pancarannya.
penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air
b. Sistem vertikal
dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat
dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut.
kran yang diperlukan. sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa,
tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami
pemadaman.
67
memerlukan, dengan menggunakan sistem gravitasi/diturunkan secara langsung.
Pada tempat-tempat tertentu yang jaraknya kurang dari 9 m dari tangki digunakan
tekan.
Gambar 2. 43 Sistem Air Bersih (a) dengan Pompa langsung (b) dengan Tangki di
Atas
(Sumber:Dwi Tanggoro,2004)
Air buangan/air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat
a. Air bekas buangan: Air yang digunakan untuk memcuci mandi, dan
c. Air limbah khusus: Air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat
tertentu seperti air bekas dari rumah sakit, laboratorium, restoran, dan
pabrik.
Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat di gabung
68
Sistem air kotor plambing harus diperhatikan pembuangan dan penyambungannya
itu, pipa-pipa dibuat/dipasang dalam ukuran yang besar mulai dari diameter 3"
sampai dengan 6" dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran air
kotor tersebut.
Tanggoro,2004) :
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air
69
2.8.3 Limbah Kopi
kopi berupa limbah cair dan limbah padat (kulit buah kopi dan kulit kering kopi).
Limbah cair yang mengandung tingkat keasaman tinggi berupa air bekas
pencucian dan fermentasi kopi akan disalurkan dari bak pencucian dan fermentasi
70
2.8.4 Listrik
Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik tenaga Diesel (PLTD). Dari tempat
tinggi ke kota-kota yang memerlukan dan diubah dari tegangan tinggi ke tegangan
berada di jalan jalan besar untuk menuju ke gardu-gardu tertentu perlu diubah
bangunan rumah.
2.8.5 Generator
bangunan yang besar dan bersifat sebagai pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan bahan minyak diesel dalam skala kecil. Fungsi dari generator ini
yaitu minyak diesel yang harus dapat disimpan di dalam ruangan generator
71
dan di luar ruang generator. Perputaran mesin yang dihasilkan daya listrik
tidak dapat stabil, karena itu perlu adanya alat pengatur tegangan/
Mengingat ruangan ini nenghasilkan suara gaduh dan asap dari bekas
ruang kerja. Ruang panel dan ruang stabilisator adalah tempat untuk
Atap dari ruangan sebaiknya tertutup rapat, paling baik dengan atap beton.
72
Gambar 2. 45 Silent diesel generator set electric genset
(sumber : https://youkai-power.en.made-in-china.com)
suara bising. Pondasi generator dibuat terpisah dengan pondasi bangunan dengan
cara diberi lapisan ijuk dan pasir. Mengingat udara di dalam ruang generator akan
menjadi panas akibat dari mesin genefator maka perlu adanya ventilasi atau diberi
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya
tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kamera dan TV ini
73
CCTV ini dapat bekerja selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan. Setiap
gambar dapat ditayang-ulang pada posisi waktu yang diinginkan oleh operator.
Karena-bersiflt rahasia. maka peletakan kamera dan tempat monitor diatur oleh
bagian sekuriti.
sebagai berikut :
ruang efektif, ruang sirkulasi, penempatan tangga yang tepat dengan pintu
74
kebakaran. Juga harus disiapkan hidran yang dapat menjangkau semua
bangunan.
dengan arah bukaan ke arah ruangan tangga dan dapat menutup kembali
secara otomatis. dilengkapi lampu dan tanda petunjuk seta ruangan tangga
yang bebas asap. Tangga kebakaran dalam ruang efektif mempunyai jarak
terhadap lingkungannya.
Persyaratannya
Udara
kebakaran.
75
Selain mengusahakan peralatan, penggunaan bahan, dan persyaratan
Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah
76
Gambar 2. 48 Hidran dalam ruangan
(Sumber: Materi Penunjang Kuliah Mk Utilitas: System Pencegahan Bahaya Kebakaran)
3. Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5" - 2" harus terbuat dari
4" untuk 2 kopling, diameter 6" untuk 3 kopling, dan mampu mengalirkan
sebagai faktor utama yang harus dipadamkan, juga asap harus diperhatikan karena
77
asap adalah faktor berikutnya yang harus segera dapat ditanggulangi. Untuk
menanggulanginya, seperti fire damper, smoke and heat ventilating, vent and
exhaust.
dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan
tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinngi
Berdasarkan hal tersebut berikut ini adalah pembagian sistem instalasi penangkal
petir.
78
a. Sistem Konvensional/Franklin
keindahan bangunan.
79
Gambar 2. 51 Penangkal petir system faraday
(Sumber: Utilitas Bangunan,Dwi Tanggoro, 2004)
Sistem ini baik sekali untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangan tidak
perlu dibuat tinggi karena sistem payung yang digunakan dapat melindunginya.
80
Gambar 2. 52 Penangkal petir system thomas
(Sumber: Utilitas Bangunan,Dwi Tanggoro, 2004)
Dari ketiga sistem ini, cara pemasangannya adalah titik puncak kepala dari
alat penangkal petir dihubungkan dengan pipa tembaga menuju ke dasar tempat
sebagai pentanahan yaitu pipa tembaga tersebut harus mencapai tanah yang berair.
Oleh karena itu, tempat-tempat tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga
Latar Belakang
Potensi Kopi
Potensi Wisata Alam
Permintaan owner
Permasalahan
Tujuan Manfaat
81
Kajian Teori
A. Definisi Judul
B. Kajian umum
agrowisata & Proses Pengumpulan Data:
Pengolahan KOPI A. Observasi
C. Arsitektur modern B. Wawancara
Tropis C. Dokumentasi
D. Standard bangunan D. Studi literautur
E. Utilitas
F. Sirkulasi
Analisa:
1. Analisa tapak
2. Analisa bangunan
Konsep Perencanaan
Tidak
Praperancanaan
Ya
Perancangan
Desain 2D/3D
Animasi
Poster
82
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi mencari data, data berupa kebutuhan kopi yang ada diMerauke dan
proses budi daya kopi, data di dapat dengan menyebar kuisioner dan
b. Pemilik kedai : New rahmat, Koplink coffee & roaster, Mr. bean coffee,
c. Pengunjung kedai pada : New rahmat, Koplink coffee & roaster, Mr. bean
Untuk pemilihan lokasi mencari data seperti yang di tunjukan pada peta
dibawah ini
83
3.1.2 Lokasi Site Penelitian
pencapaian dari kota Merauke menuju sota dengan jarak ±56,8 km. Dengan posisi
84
SOTASis
tem
Konven
sional/F
ranklinS
DV
SOTASis
tem
Konven
sional/F
ranklinS
DV
Gambar 3. 3 rencana site pada Merauke coffe center (sota)
(Sumber: google earth, 2019)
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam hal ini data tersebut dapat di bagi
a. Data yang diperoleh secara langsung, yaitu data yang didapatkan berupa
diteliti.
b. Data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti
85
c. Data Primer
kepada pemilik kedai dan pengunjung kedai yang mengetahui data atau
d. Data Sekunder
86
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
Populasi dari penelitian ini merupakan jumlah penikmat kopi yang ada pada
b. Sampel
yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks
penelitian.[19]
Sampel dalam penelitian ini yaitu empat kedai kopi dan pengunjung kedai kopi
diMerauke.
87
Tabel 3. 2 Sampel penelitian
KEDAI JUMLAH
CANGKIR/MINGGU
Mr.Bean 105
Dalam hal ini, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
Observasi yang dilakukan yaitu terkait dengan lahan yang di tanami pohon
kopi berada pada sota jalur 5B. Hal yang diamati yaitu kondisi eksisting
88
b. Wawancara/Interview, adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
hal ini, wawancara dilakukan dengan narasumber pada pemilik kedai serta
barista dari New rahmat, Koplink coffee & roaster, Mr. bean coffee, dan
mengenai lokasi lahan tanaman kopi serta objek eksisting tanaman kopi
89
sistematis, faktual dan akurat mengenai situasi daerah tertentu. Metode ini
angin, hujan).
ruang
dalam desain Merauke Coffee Center. Adapun tahapan proses analisis yaitu:
90
a. Penggolongan data baik kuantitatif maupun kualitatif untuk diseleksi
perancangan.
3.6 Peralatan
dan mengolah data yang diperlukan pada penelitian ini. Alat/Instrument yang
laporan
laporan
91
BAB IV
nampan, cangkir dan biji kopi, sebagai landasan konseptual perancangan dalam
memunculkan ide, untuk menghasilkan bentuk yang selaras dengan tema yang di
Coffee Center ini dilakukan dengan beberapa cara pendekatan, seperti filosofi dan
analogi.
Konsep
Desain
92
4.2 Analisa Dasar Perancangan
Pemilihan site merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
sarana dan prasarana, sehingga aktivitas dan kegiatan dapat terwadahi dengan
baik.
menjadi kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur yang
93
2. Facilities Fasilitas yang diperlukan seperti penambahan sarana umum, dan
94
Gambar 4. 4 Sistem keamanan polsek sota
(Sumber: Dokumentasi Penulis)
kota/objek wisata.
95
4.2.2 Lokasi Site Terpilih
kabupaten Merauke. dengan pencapaian dari kota Merauke menuju sota dengan
96
Gambar 4. 7 Lokasi Tapak dan Sekitarnya
(Sumber: Dokumentasi Penulis dan Google Earth diakses 2020)
a. Kriteria Tapak
Site eksisting “Merauke Coffee Center” ini berada pada lahan kosong
yang berdekatan dengan PLBN SOTA berjarak ±600m dari site terpilih.
97
b. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
jalan sota pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten Merauke
tahun 2010-2030 menetapkan sebagai ruas jalan kolektor primer. Dengan garis
yang dibagi menjadi 2 akses, yaitu main entrance (ME) yang merupakan akses
utama ke dalam tapak bagi pengunjung, dan side entrance (SE) yang
a. Dasar Pertimbangan
3. Jalur side entrance (SE) di pisah dengan jalur masuk, agar tidak
98
memudahkan kegiatan pengelola, service dan maintenance, dan
b. Analisa :
Akses pencapaian pada site yang dapat di lalui transportasi yaitu dari
c. Konsep :
1. Site berada di jalur utama dan jalur akses kendaraan logistik. Jalur
menghindari croos
99
2. Jalur side entrance (SE) site di buat di sisi utara, agar kegiatan
100
4.3.2 Analisa Sirkulasi
eksistingnya masih berupa lahan kosong, jalan masuk sota ini hanya memiliki 1
a. Dasar Pertimbangan :
servis.
4. Sirkulasi parkir
b. Analisa
101
c. Konsep
private.
102
Gambar 4. 11 Konsep sirkulasi dalam tapak
(Sumber: Analisa Penulis)
103
Gambar 4. 12 Konsep sirkulasi dalam tapak
(Sumber: Analisa Penulis)
104
Gambar 4. 13 Konsep area parkir pada site
(Sumber: Analisa Penulis)
105
Gambar 4. 14 Konsep area parkir pada site
(Sumber: Analisa Penulis)
Kabupaten Merauke adalah sebesar 79.5% dan kondisi paling lembab terjadi
pada bulan Maret sebesar 84%. Curah hujan tertinggi 356.6 mm dengan 23 hari
106
Area tapak merupakan lahan kosong yang mendapat sinar matahari
terutama cahaya matahari pagi. Untuk mengurangi panas pada siang dan sore
hari, akan digunakan overstek dan vegetasi untuk pembentukan bayangan pada
yang dinamis dapat menyalurkan angin dan air hujan dengan optimal pada
a. Dasar pertimbangan :
3. Penangulangan klimatologi.
107
b. Analisa
c. Konsep :
2. Penempatan vegetasi.
108
Gambar 4. 16 Konsep klimatologi
(Sumber: Analisa Penulis)
109
4.3.4 Analisa View
ini ditentukan dengan pertimbangan potensi view yang menarik, jalan yang
a. Dasar pertimbangan :
110
b. Analisa :
111
c. Konsep :
112
4.3.5 Analisa Kebisingan
lingkungan sekitar tapak maupun dalam tapak, yang nantinya dapat digunakan
Sumber kebisingan berasal dari jalan utama yang dilalui kendaraan dan
dibagian timur bersebelahan dengan PLBN SOTA ±600m dari site yang tidak
a. Dasar pertimbangan :
113
b. Analisa :
c. Konsep :
114
3. Area dalam tapak yang memiliki tingkat kebisingan rendah
115
a. Dasar pertimbangan :
b. Analisa
116
c. Konsep
2. Area tapak yang jauh dari jalan utama digunakan untuk zona private,
3. Diantara zona publik dan zona private dibatasi zona semi publik,
meliputi, gedung pengelola, aula, mini caffee, mini babrik kopi, dan
117
4.3.7 Analisa Landscape
Tujuan dari Analisa konsep ini adalah memperbaiki dan menjaga iklim
lingkungan fisik kawasan. Beberapa contoh elemen lanskap secara alami dan
buatan, yaitu :
a. Softscape
118
berbatang keras
penunjuk arah.
119
Gambar 4. 23 Konsep Softscape
(Sumber: Analisa Penulis)
120
b. Streetscape
121
Gambar 4. 25 Konsep Streetscape
(Sumber: Analisa Penulis)
122
c. Hardscape
kawasan industri lain dimana di atas permukaan tanah tidak terkena tanah
aslinya lagi.
123
Gambar 4. 27 Konsep Streetscape
(Sumber: Analisa Penulis)
a. Gubahan Massa
massa yang akan digunakan pada bangunan – bangunan dan tapak dalam
yang berada di sekitar perkebunan kopi, Karena kondisi tersebut maka objek
124
wisata kopi ini identik dengan bentuk tanaman kopi/biji kopi. Bentuk – bentuk
tersebut nantinya akan digunakan dalam beberapa massa bangunan agar selaras
center.
1. Bentuk dasar
lingkungannya.
125
(Sumber: Analisa Penulis)
c. Transformasi Dimensional
sepanjang sumbu
iklim yang sesuai dengan analisis kebisingan, arah angin dan orientasi
analisis.
126
Penerapan bentuk dasar fasade:
cangkir dan biji kopi”. kopi juga sebagai salah satu hidangan yang di
Merauke coffee center agar bisa menjadi wadah rekreasi bagi keluarga,
kerabat, maupun tamu (dari luar Merauke) sebagai ajang silaturahmi dan
127
Gambar 4. 31 Analisa Filosofi Bentuk
(Sumber: Analisa Penulis)
maupun edukasi.
128
Gambar 4. 32 Konsep Filosofi Bentuk
(Sumber: Analisa Penulis)
2. Bentuk biji kopi, sebagai objek utama pada Merauke coffee center
129
a) Bean/biji kopi
b) Transformasi
c) Penerapan
Center.
130
4.4 Hubungan Pendekatan Arsitektur Modern Tropis dan Fasade Bangunan
tropis yang tercermin dari adanya penggunaan unsur pabrikasi berupa atap
berbahan GFRC (Glass Fibre Reinforced Concrete), atap kaca peredam panas,
bangunan yang tepat pada tapak yang dilihat dari segi bentuk dasar, tema
Sistem struktur pada perancangan Merauke coffee center terdiri atas tiga
bagian, yakni; Sub Structure (Struktur Bawah), Mid Structure (Struktur Tengah)
a. Sub Structure
berikut:
131
3. Pemilihan jenis pondasi yang sesuai dengan fungsi bangunan.
akan diterapkan pada bangunan. Kondisi tanah pada tapak merupakan tanah
lunak/berawa. Oleh karena itu pada bangunan pengelola, mini pabrik, coffee
shop, aula, penyewaan kendaraan wisata dan gudang menggunakan pondasi foot
plat beton. Sedangkan bangunan pendukung lainnya seperti pos jaga, green
132
Gambar 4. 35 Konsep pondasi foot plat
(Sumber: Analisa Penulis dan google)
b. Mid Structure
133
1. Kolom dan balok
juga geser dan diteruskan ke kolom. Adapun kolom dan balok yang
134
4. Dinding
a. b.
135
5. lantai
a) Lantai granit
b) Lantai kramik
136
Gambar 4. 40 Konsep penutup lantai keramik
(Sumber: Analisa Penulis dan google)
c. Upper Structure
berfungsi sebagai penutup dan pelindung bangunan dari panas dan hujan.
tidak menerima gaya momen dan torsi sehingga gaya yang terjadi hanya
gaya aksial. Penutup atap yang digunakan adalah berbahan GFRC (Glass
atap pada bangunan pendukung menggunakan atap zincalume dan atap dak
cor beton.
137
Gambar 4. 41 Struktur Space Frame
(sumber: google)
a b c
Gambar 4. 42 a.atap zincalume b.atap GFRC c.atap dak cor beton
(sumber: google)
138
4.5.2 Konsep Utilitas
adalah jaringan listrik yang berasal dari PLN yang didukung oleh genset.
Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan
genset. Selain itu diterapkan pula solar lamp sebagai penerangan pada akses
penerangan dan instalasi untuk power (alat - alat elektronik, pompa, dan
hemat energi.
139
PLN RUANG ME METERAN DISTRIBUSI
GENSET
140
Gambar 4. 45 Konsep Sistem Jaringan Listrik
(Sumber: Analisa Penulis)
141
b. Distribusi Air Bersih
dalam kawasan. Sedangkan air kotor berasal dari air buangan dapur, kamar
air lainnya. Adapun pendistribusian air pada Merauke coffee center sebagai
berikut:
Berikut adalah penerapan sistem distribusi air bersih pada Merauke coffee
142
Gambar 4. 46 Konsep Sistem Jaringan Air Bersih
(Sumber: Analisa Penulis)
143
c. Sistem Pembuangan Air Kotor/Limbah
melalui pipa- pipa menuju ke sistem pengolahan air limbah melalui pipa
saluran pembuangan. Kemudian dari pengolahan air limbah tersebut air kotor
CLOSET/
SEPTICTANK SUMUR RESAPAN
URINOIR
144
Gambar 4. 47 Konsep Sistem Pembuangan Air Kotor/Limbah
(Sumber: Analisa Penulis)
145
d. Sistem pengolahan Limbah Kopi
bekas pencucian dan fermentasi kopi akan disalurkan dari bak pencucian dan
PENGOLAHAN
BAK PENCUCIAN DISTRIBUSI
BIOGAS
146
Gambar 4. 48 Konsep Sistem pengolahan Limbah Kopi
(Sumber: Analisa Penulis)
147
Dan Sebagian Limbah kulit buah kopi akan ditampung pada
baku amelioran tanah alami yang berfungsi untuk meningkatkan daya dukung
kebutuhan air pada tapak. Pengelolaan air hujan dari atap setiap bangunan
AIR HUJAN
DISTRIBUSI
DRAINASE/
SALURAN KOTA
148
Gambar 4. 49 Konsep Sistem Pengolahan air hujan
(Sumber: Analisa Penulis)
149
f. Sistem Pembuangan Sampah/Limbah Padat
diletakkan dalam setiap massa bangunan dan jalur sirkulasi. Setiap hari
sampah – sampah tersebut akan diangkut dengan mobil sampah menuju TPS
perkebunan kopi.
150
Gambar 4. 50 Konsep Sistem Pembuangan sampah/limbah padat
(Sumber: Analisa Penulis)
151
Berikut adalah penerapan sistem pembuangan sampah organik, anorganik,
dan B3 :
152
g. Sistem Pencegahan Kebakaran
pada setiap massa bangunan terutama pada bangunan pengolahan kopi yang
memiliki resiko kebakaran tinggi, serta penempatan fire sprinkler pada setiap
penyewaan kendaraan wisata, dan Gudang kopi. Selain itu juga akan
WADUK
PENAMPUNGAN PIPA DISTRIBUSI HYDRAN
FIRE
SPRINKLER
153
Gambar 4. 53 Konsep Sistem Pencegahan Kebakaran
(Sumber: Analisa Penulis)
154
Gambar 4. 54 APAR, hydrant indoor, dan hydrant outdoor
(Sumber : Google)
h. Sistem Keamanan
akan ditempatkan di dalam bangunan dan luar bangunan di setiap zona pada
kawasan Merauke coffee center pada waktu tertentu, dan berjaga di pos – pos
bangunan penerima.
155
Gambar 4. 55 Konsep Sistem Keamanan
(Sumber: Analisa Penulis)
156
Gambar 4. 56 Perlengkapan CCTV
(Sumber : Google)
i. Penangkal Petir
pengguna yang ada disekitarnya. Jenis penangkal petir yang digunakan adalah
dengan jenis produk Thomas, area perlindungan system ini berupa bola
dengan radius proteksi mencapai 125 meter. dan memakai tiang tunggal
157
Gambar 4. 57 Konsep Penangkal Petir
(Sumber: Analisa Penulis)
158
Gambar 4. 58 penangkal petir elektrostatis berbasis ESE (Early Stremer Emission)
(Sumber : Google)
Merauke coffee center, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui pelaku,
aktivitas dan kebutuhan ruang yang mana hal tersebut akan menghasilkan besaran
159
akan direncanakan. Hal ini berkaitan dengan pelaku serta aktifitas yang
sebagai berikut.
b. Fasilitas Edukasi
Merupakan kegiatan utama berupa coffee tour dalam objek wisata, dimana
kegiatan pengolahan kopi dari perkebunan hingga menjadi biji kopi yang
siap dihidangkan.
c. Fasilitas rekreasi
kopi, kegiatan kuliner, kegiatan belanja aneka olahan kopi dan souvenir,
d. Fasilitas pendukung
seluruh aktifitas yang ada, seperti toilet umum, gazebo, dan fasilitas
pendukung lainnya.
160
4.6.1 Analisa Pelaku Kegiatan, Kebutuhan Ruang dan Alur Aktifitas
DAN MAINTENANCE
KEBUTUHAN RUANG
KELOMPOK PELAKU MACAM KEBUTUHAN
KEGIATAN KEGIATAN RUANG
ZONA PENERIMA
Kegiatan Penerima Pengunjung Parkir Area Parkir
Masuk dan Hall/Lobby
menunggu
Mencari Informasi Resepsonis
Membeli tiket Loket
Metabolisme Lavatory
Pengelola Memberikan Resepsonis
(pegawai) informasi kepada
pengunjung
Melayani Loket
administrasi
pengunjung
Metabolisme Lavatory
(Sumber: Analisa Penulis)
161
Tabel 4. 3 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Coffee Tour.
KEBUTUHAN RUANG
KELOMPO PELAKU MACAM KEBUTUHAN
K KEGIATAN RUANG
KEGIATAN
ZONA EDUKASI : COFFEE TOUR
Kegiatan Pengunjung Mengunjungi kebun Kebun Kopi
Wisata kopi (Shelter)
Edukasi : Memanen buah kopi
Coffee Tour Mengunjungi/ Area penyemaian
Belajar dan pembibitan
proses persemaian
dan pembibitan
tanaman kopi
Melihat proses Ruang
produksi kopi Pengelupasan
kulit buah
(pulping),
fermentasi biji
kopi, dan
pencucian biji
kopi
Ruang
Pengeringan
(drying) biji kopi
Ruang
pengelupasan kulit
tanduk (hulling)
dan Ruang
sortasi/pemisahan
biji kopi sesuai
ukuran (grading)
Ruang Roasting
biji kopi,
Pembubukkan biji
kopi, dan
Pengemasan kopi
Mengikuti Ruang
seminar/penyuluhan Pertemuan/Seminar/Gedun
tentang tanaman g
kopi Serbaguna
Menikmati Café
secangkir
Kopi
162
Metabolisme Lavatory
Pengelola Memandu Kebun Kopi
(pegawai, pengunjung
staff bidang Melakukan proses Ruang – ruang
budidaya produksi biji kopi proses produksi
tanaman, dan biji kopi
penyakit/ham Memberikan Area perkebunan
a tanaman, edukasi kopi
dan staff tentang tanaman Ruang
pengolahan kopi Pertemuan/Seminar
kopi) Menyajikan Café
secangkir kopi
kepada pengunjung
(Sumber: Analisa Penulis)
163
dan Personalia
Rapat Ruang Rapat
Istirahat Pantry
Metabolisme Lavatory
Pegawai Persiapan/Menyimpan Loker
barang
Bekerja melayani Semua Area
Pengunjung dan
membantu
direktur/sekertaris/manager
dan staff
Rapat Ruang Rapat
Istirahat Pantry
Metabolisme Lavatory
(Sumber: Analisa Penulis)
Tabel 4. 5 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Servive dan
Maintenance
KEBUTUHAN RUANG
KELOMPO PELAKU MACAM KEBUTUHAN
K KEGIATAN RUANG
KEGIATAN
ZONA SERVICE DAN MAINTENANCE
Kegiatan Petugas Menyimpan barang Gudang/Ruang
Service dan Kesehatan/Ke Peralatan
Maintenance selamatan Bekerja (Memeriksa) Ruang P3K
Kerja Metabolisme Lavatory
Petugas Menyimpan barang Loker
Keamanan Mengawasi Semua Area dan
Keamanan Ruang CCTV
Menjaga Keamanan Pos Keamanan
Metabolisme Lavatory
Petugas Menyimpan barang Gudang
Kebersihan dan alat Loker
Bekerja dan Semua area dan
Membuang Sampah Tempat Sampah
Metabolisme Lavatory
Petugas Menyimpan barang Gudang
Pelayanan dan alat Loker
Teknis Mengatur mekanikal Resevoir
elektrikal, mengolah Ruang Genset
limbah dan
164
melakukan perawatan Ruang
saranan utilitas Maintenance
Pengolahan
Limbah
Lavatory
Pengunjung Beribadah Mushola
Metabolisme Lavatory
(Sumber: Analisa Penulis)
Tabel 4. 6 Analisa Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Rekreasi dan
Akomodasi
KEBUTUHAN RUANG
KELOMPOK PELAKU MACAM KEBUTUHAN
KEGIATAN KEGIATAN RUANG
ZONA REKREASI DAN AKOMODASI
Kegiatan Berkemah Pengunjung Mencari Ruang Informasi
Wisata Informasi
Rekreasi Check in Hall/Lobby
Kegiatan Camping Ground
rekreasi dan
relaksasi
Pengelola Memberikan Ruang Informasi
(pegawai) informasi
kepada
pengunjung
Hall/Lobby
Makan/Minum Pengunjung Memesan Bar Cafe
Makan/minum Cafe
Membayar Kasir
Metabolisme Lavatory
Pengelola Melayani Bar Cafe
(pegawai cafe) pengunjung
Mempersiapkan Dapur
makanan dan
minuman
Mengantar Cafe
makanan
Melayani Kasir
pembayaran
Belanja Pengunjung Melihat – lihat Shop area
aneka
olahan kopi dan
sovenir
165
Membayar Kasir
Pengelola Melayani Shop area
(pegawai) pengunjung
Melayani Kasir
pembayaran
Menikmati Pengunjung Melihat Taman dan
Pemandangan, Pemandangan Gazebo
Bermain dan dan
bersantai Bersantai
Bermain Flying Fox & jalur
ATV
Metabolisme Lavatory
Pengelola Melayani Ruang
(pegawai) pengunjung Pengawasan
(Sumber: Analisa Penulis)
a. Alur Aktifitas
ruang.
166
2. Alur Aktifitas Pengelola
167
4.6.2 Analisa Besaran Ruang
dan elemen pengisi ruang, selain itu sirkulasi di dalam ruang juga perlu
168
JUMLAH 978
(Sumber: Analisa Penulis)
169
(Sumber: Analisa Penulis)
170
Tabel 4. 12 Analisa Besaran Ruang, Mushola, Gedung Genset, Wc
Umum, Gudang Kopi dan Pupuk, Parkiran.
MUSHOLA
N RUANGAN/ BESARAN JUMLAH TOTAL
O FASILITAS RUANG M² UNIT M²
1 Ruang sholat 88 1 88
2 Tempat wudu pria & 20 2 22
wanita
3 Toilet pria & wanita 13 2 15
JUMLAH 125
GEDUNG GENSET
N RUANGAN/ BESARAN JUMLAH TOTAL
O FASILITAS RUANG M² UNIT M²
1 Ruang mesin genset 86 1 86
JUMLAH 86
WC UMUM
N RUANGAN/ BESARAN JUMLAH TOTAL
O FASILITAS RUANG M² UNIT M²
1 Toilet pria & wanita 40 5 45
2 Toilet difabel 3 8
3 Gudang 3 8
JUMLAH 61
GUDANG KOPI DAN PUPUK
N RUANGAN/ BESARAN JUMLAH TOTAL
O FASILITAS RUANG M² UNIT M²
1 Area gudang 781 1 781
JUMLAH 781
PARKIRAN
N RUANGAN/ BESARAN JUMLAH TOTAL
O FASILITAS RUANG M² UNIT M²
1 Parkiran pengunjung 1199 1 1199
roda 2
2 Parkiran pengunjung 1315 2 1317
roda 4
3 Parkiran karyawan 648 1 648
JUMLAH 3164
(Sumber: Analisa Penulis)
171
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Besaran Ruang
N KEBUTUHAN RUANG BESARAN SATUA
O RUANG N
1 GEDUNG PENGELOLA 978 M²
2 GEDUNG PENGOLAHAN 499 M²
3 KEBUN KOPI 80000 M²
4 KEDAI/COFFEE SHOP 651 M²
5 AULA PERTEMUAN/GEDUNG SERBA 650 M²
GUNA
6 POS SATPAM 37 M²
7 GARASI PENYEWAAN KENDARAAN 684 M²
WISATA
8 GREEN HOUSE 271 M²
9 MUSHOLA 125 M²
10 GEDUNG GENSET 86 M²
11 WC UMUM 61 M²
12 GUDANG KOPI DAN PUPUK 781 M²
13 WADUK 6644 M²
14 PARKIRAN 3164 M²
TOTAL M²
94.631
(Sumber: Analisa Penulis)
40% untuk Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan 60% untuk Open Space (OS).
172
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Besaran Ruang
LUAS TAPAK P L 200.00
0
500 400
Perbandingan Luasan 40%:60%
Open Space (OS) = 60/40 x LUAS TAPAK = m²
133.333
Maka luasan tapak yang dibutuhkan adalah:
Tapak Terbangun = m²
94.631
Tapak tidak terbangun/Open Space (OS) 60% = m²
133.333
KDB + OS = m²
227.964
Garis Sempadan Bangunan (GSB) = m²
227.950
Total Luas Tapak = m²
227.950
LUAS TAPAK YANG DI BUTUHKAN = ± 22. Ha m²
(Sumber: Analisa Penulis)
Luas tapak yang dibutuhkan untuk Wisata Kuliner Kopa adalah seluas ± 22 Ha.
173
Pola hubungan ruang pada Merauke coffee center di bedakan dalam
b. Gedung Pengelola
174
(Sumber : Analisa Penulis)
c. Gedung Pengolahan
175
(Sumber : Analisa Penulis)
d. Gedung Aula/Serbaguna
176
e. Gedung Green House
g. Gedung Mushola
177
Gambar 4. 65 Analisa pola hubungan ruang gedung mushola
(Sumber : Analisa Penulis)
178
BAB V
5.1 Kesimpulan
a. Tapak yang direncanakan untuk Merauke Coffee Center Dengan luasan lahan
sebesar ±22 Ha. Lokasi tapak memenuhi kebutuhan lahan dan telah
pada tapak didasarkan pada jenis aktifitasnya, hal ini untuk mempermudah
pengunjung dalam mencapai setiap fasilitas sesuai dengan jenis kegiatan yang
akan dilakukan.
gedung aula, gedung kedai/caffee, gudang, wc/toilet umum, pos satpam, dan
179
luar tapak dipisahkan untuk pengunjung dan pengelola (servis). Melalui
dengan kondisi tapak yang merupakan area perkebunan kopi dan kondisi
sekitar tapak yang masih alami (hutan) sehingga menerapkan makna filosofi
yang berbentuk biji kopi pada bangunan pengelola sebagai poin of interest.
contohnya yaitu penggunaan material baja bulat (rangka atap space frame)
Reinforced Concrete), dan atap kaca peredam panas yaitu atap laminated
glass.
5.2 Saran
a. Dengan potensi tumbuhnya dan adanya pohon kopi yang dimiliki Kabupaten
daya tarik wisata. Selain itu juga dapat menjadi salah satu sumber pemasukan
bagi daerah.
180
181
DAFTAR PUSTAKA
2014.
KOPI BUBUK.” .
182
[9] P. Studi, A. Fakultas, and U. S. Maret, “TUGAS AKHIR Diajukan sebagai
Pembimbing :”
Semarang,” 2017.
[14] F. D. Ching, “Bentuk, Ruang dan Tatanan edisi kedua,” Erlangga: Jakarta,
2000.
bangunan gedung dan non gedung,” Sni, vol. 1726, p. 2012, 2012.
183
2010.
184
LAMPIRAN
185