Anda di halaman 1dari 116

i

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL MATA KULIAH SISTEM TERDISTRIBUSI


DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FT-UNM

E-MODULE DEVELOPMENT OF DISTRIBUTED SYSTEMS COURSE AT


THE DEPARTMENT OF INFORMATICS AND COMPUTER ENGINEERING
FT-UNM

SUL FIKRAN
1929041048

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kegagalan adalah cara Allah Mengatakan

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

Tuntutlah dirimu karena menunda adabmu kepada Allah, jangan tuntut Tuhanmu

karena tertundanya keinginanmu”

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia-Nya, saya

dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan lancar. Skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan doa dan dukungan

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

2. Almamater Universitas Negeri Makassar.

3. Seluruh mahasiswa UNM khususnya Jurusan Teknik Informatika dan Komputer


ii

ABSTRAK

SUL FIKRAN. 1929041048. 2023. Pengembangan E-modul Mata Kuliah Sistem


Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer. Jurusan Teknik
Informatika dan Komputer. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makassar.
Pembimbing: Jumadi Mabe Parenreng dan Muhammad Riska.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan kepraktisan, e-modul mata
kuliah Sistem Terdistribusi pada Jurusan Teknik Informatika dan Komputer di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk
penelitian pengembangan (Research and Development) dengan model Analysis,
Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE). Subjek penelitian
adalah mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Komputer di FT UNM yang telah
memprogram mata kuliah Sistem Terdistribusi. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data meliputi lembar uji validasi dan angket respon mahasiswa,
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa e-modul Sistem Terdistribusi untuk Jurusan Teknik Informatika
dan Komputer di FT UNM memiliki nilai persentase validitas sebesar 92,39 %
dengan kategori sangat layak. Selain itu, e-modul tersebut juga dinyatakan praktis
berdasarkan analisis respon mahasiswa dengan nilai persentase kepraktisan sebesar
86,51% dengan kategori sangat praktis. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa e-
modul Sistem Terdistribusi dapat diterima sebagai bahan ajar bagi mahasiswa Jurusan
Teknik Informatika dan Komputer di Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Kata Kunci: Pengembangan, E-modul, Sistem Terdistribusi


iii

ABSTRACT

SUL FIKRAN. 1929041048. 2023. Development of E-module for Distributed


Systems Course in the Department of Informatics and Computer Engineering FT-
UNM. Department. Informatics and Computer Engineering Education Study
Program. Informatics and Computer Engineering Department. Faculty of
Engineering. Makassar public university. Advisors: Jumadi Mabe Parenreng and
Muhammad Riska.

This study aims to determine the feasibility and practicality of the Distributed
Systems e-module subject at the Department of Informatics and Computer
Engineering at the Faculty of Engineering, Makassar State University. This research
was conducted in the form of research and development (Research and Development)
with the Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE)
model. The research subjects were students of the Department of Informatics and
Computer Engineering at FT UNM who had programmed the Distributed Systems
course. The instruments used to collect data included validation test sheets and
student response questionnaires. The data analysis technique used was descriptive
data analysis. The results showed that the Distributed Systems e-module for the
Department of Informatics and Computer Engineering at FT UNM had a validity
percentage value of 92.39% with a very feasible category. In addition, the e-module
was declared practical based on an analysis of student responses with a practicality
percentage of 86.51% in the very practical category. Therefore, it can be concluded
that the Distributed Systems e-module can be accepted as teaching material for
students of the Department of Informatics and Computer Engineering at the Faculty
of Engineering, Makassar State University.

Keywords: Development, E-module, Distributed Systems


iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas izin dan petunjuk Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Puji syukur kepada sang khalik atas petunjuknya-Nya yang diberikan

kepada penulis dalam mewujudkan karya tulis ini. Shalawat dan salam juga penulis

curahkan kepada junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan

yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan

setiap insan, termasuk penulis.

Judul proposal penelitian yang penulis jadikan skripsi adalah “Pengembangan

E-modul Mata Kuliah Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika Dan

Komputer FT-UNM”. Dunia akademik khususnya program Strata 1 (S1) menjadikan

skripsi sebagai syarat mutlak selesai tidaknya mahasiswa dari dunia kampus yang

dijalani kurang lebih empat tahun.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan dapat selesaikan

sebagaimana mestinya tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

tak terhingga kepada mereka yang telah memberikan andil hingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak M. Sukri dan Ibu Masnia, orang tua penulis yang telah memberikan kasih

sayang, motivasi dan inspirasi serta dengan sabar mendidik sejak kecil hingga

dapat tumbuh menjadi seperti sekarang ini.


v

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP, IPU, Asean Eng., Rektor Universitas

Negeri Makassar beserta wakil Rektor I, II dan III yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng., IPU., Asean Eng.,

Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar beserta wakil dekan I, II,

dan III, yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana selama penulis menuntut

ilmu di Fakultas Teknik.

4. Bapak Dr. Ir. Mustari S. Lamada, M.T. Ketua Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan

arahan, masukan dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Proposal Skripsi ini.

5. Ibu Dr. Sanatang, M.T. Sekretaris Jurusan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

6. Bapak Fathahillah, S.Pd., M.Eng. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik

Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

7. Bapak Dr. Ir. Eng. Jumadi Mabe Parenreng, S.ST, M.Kom., IPM Kepala

Laboratorium Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan

arahan, masukan dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Proposal Skripsi ini.

8. Ir. Muhammad Riska, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar sekaligus Pembimbing


vi

II yang telah memberikan arahan, masukan dan kemudahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini.

9. Dr. Muh. Yusuf Mappeasse, M.Pd. Selaku Penanggap I.

10. Nurul Mukhlisah Abdal, S.Si., M.Si. Selaku Penanggap II

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi

ini. Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam Skripsi

ini, maka peneliti bersikap positif dalam menerima saran maupun kritikan yang

sifatnya membangun.

Akhirnya, harapan peneliti semoga tulisan ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer dan almamater Universitas Negeri Makassar

secara umum. Peneliti akan terus menjaga citra baik almamater di mata

masyarakat sebagai universitas kehidupan mahasiswa yang sesungguhnya.

Semoga bantuan dan usaha yang telah dilakukan bernilai ibadah dan

mendapat pahala di sisi Allah SWT. Amin.

Makassar, 29 Mei 2023


Penulis

SUL FIKRAN
vii

DAFTAR ISI

MOTTO..........................................................................................................................i
ABSTRAK....................................................................................................................ii
ABSTRACT.................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................4
D. Spesifikasi e-modul yang dikembangkan...............................................................4
E. Manfaat Penelitian..................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7
A. Landasan Teori.......................................................................................................7
B. Penelitian yang Relevan.......................................................................................32
C. Kerangka Pikir......................................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................36
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................36
B. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................36
C. Prosedur Pengembangan......................................................................................37
D. Uji Coba Produk...................................................................................................40
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................42
F. Instrumen Pengumpulan Data..............................................................................42
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen....................................................................46
H. Teknik Analisis Data............................................................................................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................55
A. Hasil Penelitian.....................................................................................................55
B. Pembahasan..........................................................................................................90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................95
A. Kesimpulan...........................................................................................................95
B. Keterbatasan Penelitian........................................................................................96
C. Saran.....................................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................98
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.........................................................................................35


Gambar 3.1 Gambar Pengembangan Model ADDIE..................................................37
Gambar 4.1 Gambar Layout Sampul Depan E-modul................................................62
Gambar 4.2 Gambar Layout Isi E-modul....................................................................63
Gambar 4.3 Gambar Layout Penutup..........................................................................63
Gambar 4.4 Tampilan Sampul Depan.........................................................................66
Gambar 4.5 Tampilan Pendahuluan............................................................................67
Gambar 4.6 Tampilan Daftar Isi..................................................................................67
Gambar 4.7 Tampilan Petunjuk Penggunaan..............................................................68
Gambar 4.8 Halaman Kegiatan Belajar.......................................................................69
Gambar 4.9 Halaman Tes Formatif dan Video Pembelajaran.....................................70
Gambar 4.10 Halaman Sampul Belakang....................................................................71
Gambar 4.11 Hasil Validasi Ahli Materi.....................................................................76
Gambar 4.12 Hasil Validasi Ahli Materi.....................................................................83
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Penilaian Angket Ahli.......................................................................43


Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Ahli Media.......................................................................43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi Pembelajaran................................................44
Tabel 3.4 Kisi-kisi angket untuk tanggapan mahasiswa..............................................45
Tabel 3.5 Uji Validitas Angket Respon Mahasiswa....................................................47
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Angket Respon Mahasiswa................................................49
Tabel 3.7 Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban...........................................................50
Tabel 3.8 Kriteria Persentase Kevalidan.....................................................................51
Tabel 3.9 Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban...........................................................51
Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan E-modul......................................................................52
Tabel 3.11 Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban.........................................................53
Tabel 3.12 Kriteria Kepraktisan Produk......................................................................54
Tabel 4.1 Konsep e-modul sesuai RPS........................................................................57
Tabel 4.2 Konsep Materi pada E-modul......................................................................60
Tabel 4.2 Daftar Aplikasi/Media yang digunakan dalam pembuatan e-modul...........64
Tabel 4.3 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Self.......................................72
Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Self Contained.....................73
Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Stand Alone..........................73
Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Adaptive...............................74
Tabel 4.7 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek User Friendly......................75
Tabel 4.9 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Format..................................77
Tabel 4.10 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Organisasi..........................78
Tabel 4.11 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Bentuk dan Ukuran Huruf..79
Tabel 4.12 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Ruang Kosong (Spasi).......80
Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Konsistensi.........................81
Tabel 4.14 Data Hasil Penilaian Ahli Media...............................................................81
Tabel 4.15 Saran Revisi Produk Ahli Materi..............................................................84
Tabel 4.16 Revisi Produk Ahli Materi.........................................................................85
Tabel 4.17 Saran Revisi Produk Ahli Media...............................................................86
Tabel 4.18 Revisi Produk Ahli Media.........................................................................87
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kelompok Kecil..........................................88
Tabel 4. 20 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kelompok Besar.........................................89
x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi pembelajaran terus mengalami kemajuan seiring

dengan perubahan zaman. Dalam implementasi pembelajaran sehari-hari, seringkali

teknologi digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi

dalam pembelajaran dapat terlihat dari adanya e-modul yang telah berbagai macam

jenisnya dan telah membawa perubahan dalam metode pembelajaran melalui berbagai

media elektronik seperti audio/video, TV interaktif, compact disc (CD), dan internet

(Jamun & Yohannes Maryono. 2016). Guru atau dosen seringkali menggabungkan

teknologi dalam proses pembelajaran.

Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Komputer tidak lepas dari

kegiatan perkuliahan. Kegiatan Proses belajar yang dialami oleh mahasiswa memiliki

peranan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi keberhasilan dalam

mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, kesuksesan atau kegagalan dalam

mencapai tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana mahasiswa menjalani proses

belajar. Belajar menurut Slameto (1995), Belajar adalah upaya yang dilakukan

individu untuk mendapatkan perubahan perilaku baru secara menyeluruh melalui

interaksi dengan lingkungannya. Di era sekarang, kemajuan pesat dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak signifikan pada bidang

1
pendidikan, mendorong peningkatan kualitasnya secara terus-menerus. (Rahmawati

& Narsa, 2019).

2
2

Kemajuan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

menghasilkan perubahan yang signifikan dalam domain pendidikan dan proses

pembelajaran. Perkembangan TIK memberikan tantangan dan peluang dalam

pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran, yang dapat meningkatkan

kualitas dan cakupan sistem pembelajaran. Salah satu contohnya adalah mata kuliah

Sistem Terdistribusi yang mewajibkan penggunaan IPTEK/TIK. Di Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar, Jurusan Teknik Informatika dan Komputer memiliki

peran penting dalam melatih individu agar menjadi ahli dan terampil di bidang

pendidikan IT.

E-modul adalah suatu bentuk media pembelajaran elektronik yang dapat

diakses melalui komputer dan dirancang dengan menggunakan berbagai perangkat

lunak yang diperlukan. Modul elektronik ini berfungsi sebagai media pembelajaran

yang memuat berbagai materi, metode, evaluasi, dan batasan yang disusun secara

teratur dan menarik. Tujuan dari e-modul ini adalah untuk mencapai kompetensi yang

diinginkan sesuai dengan tingkat kompleksitas, dan semua ini dapat dilakukan secara

elektronik.

Mata kuliah Sistem Terdistribusi dapat diuraikan menjadi dua kata, yaitu

"Sistem" dan "Terdistribusi". Sistem terdistribusi merujuk pada kumpulan elemen

yang saling terhubung dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu atau

menjalankan serangkaian fungsi. Adapun terdistribusi berasal dari kata “distribusi”

yang merupakan lawan kata “sentralisasi” yang artinya penyebaran, sirkulasi,

penyerahan, pembagian menjadi bagian-bagian kecil. Berawal dari pengertian kata-


3

kata pembentuknya, Sistem Terdistribusi dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan

dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk

mendistribusikan data (Maseleno, 2003).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap Arfianita (ketua tingkat kelas Teknik

Komputer C 2020) di ruangan embedded Sistem yaitu pada hari Selasa 1 November

2022, di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Makassar,

ditemukan bahwa terdapat kekurangan ketersediaan e-modul yang digunakan dalam

proses pembelajaran. Selain itu, e-modul tersebut juga belum mencakup dari awal

materi hingga materi akhir, peneliti juga menanyakan terkait kesulitan yang dihadapi

dalam proses pembelajaran adalah kurang lengkapnya e-modul yang diberikan oleh

dosen, hal itu membuat mahasiswa kesulitan dalam melakukan pembelajaran pada

mata kuliah Sistem Terdistribusi. Hadirnya e-modul mata kuliah Sistem Terdistribusi

ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep terkait dengan materi mata

kuliah tersebut, sehingga akan menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran.

Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan e-

modul khusus untuk mata kuliah Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika

dan Komputer FT-UNM. Harapannya, e-modul ini akan dapat meningkatkan tingkat

kemandirian mahasiswa dan memberikan bantuan dalam proses pembelajaran,

sehingga e-modul ini berguna di bidang pendidikan, khususnya bagi Jurusan Teknik

informatika dan Komputer.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan e-modul mata kuliah Sistem Terdistribusi di

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM?

2. Bagaimana kelayakan hasil pengembangan e-modul mata kuliah Sistem

Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM?

3. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan e-modul mata kuliah Sistem

Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan e-modul mata kuliah

Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM.

2. Untuk mengetahui kelayakan pengembangan e-modul mata kuliah sistem

terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM.

3. Untuk mengetahui kepraktisan e-modul mata kuliah Sistem Terdistribusi di

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM dalam proses

pembelajaran.

D. Spesifikasi e-modul yang dikembangkan

Spesifikasi e-modul yang akan dikembangkan dalam penelitian ini

sebagai berikut:
5

1. E-modul yang dikembangkan menggunakan Flip PDF Corporate Edition.

2. E-modul yang dikembangkan dapat memenuhi keperluan Dosen dalam

memberikan materi dan sebagai media untuk pemberian materi di Jurusan

Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, sebagai

pengimplementasian ilmu pengetahuan dan sekurang–kurangnya dapat

berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan peneliti mengenai pengembangan e-modul mata

kuliah Sistem Terdistribusi.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

1) Menjadi masukan bermanfaat guna meningkatkan kualitas lembaga Pendidikan,

terkhususnya menunjang akreditasi di Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer.

2) Menjadi pertimbangan untuk diterapkan di lembaga Pendidikan Universitas

khususnya Universitas Negeri Makassar Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer.

c. Bagi Mahasiswa
6

Dengan adanya e-modul, mahasiswa dapat belajar secara mandiri di

mana pun dan kapan pun.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut M. Rudy Sumiharsono (2018), kata "media" berasal dari bahasa

Latin dan secara harfiah merujuk pada bentuk jamak dari kata "medium" yang berarti

perantara atau pengantar. Media berperan sebagai perantara dalam menyampaikan

pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Olson, seperti yang dikutip oleh Gede

Putu Arya Oka (2017), mendefinisikan media sebagai teknologi yang digunakan

untuk menyajikan, membagi, merekam, dan mendistribusikan simbol serta mengatur

informasi melalui rangsangan indra tertentu. Terdapat berbagai batasan yang telah

diberikan oleh berbagai pihak tentang media. Sebagai contoh, Association of

Education and Communication Technology (AECT) di Amerika mendefinisikan

media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan oleh individu untuk

menyampaikan pesan atau informasi (Nizwardi Jalinus, 2016).

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat atau sarana dalam proses

pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Media

berperan sebagai perantara atau penghubung yang membantu meningkatkan efisiensi

pembelajaran guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pemanfaatan media dalam

pembelajaran memberikan manfaat baik bagi dosen maupun mahasiswa. Bagi dosen,

8
penggunaan media menyediakan sarana yang mewakili dan memadai dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Di sisi lain, bagi mahasiswa, penggunaan media

membantu mengatasi kejenuhan dan kebosanan yang mungkin terjadi dalam proses

pembelajaran (Masykur & Syazali, 2017). Dalam banyak situasi, istilah "media"

sering dikaitkan atau digantikan oleh kata "teknologi," yang memiliki akar kata Latin

"Tekne" yang berarti seni dan "logos" yang berarti ilmu dalam bahasa Indonesia.

Menurut Bakri, media pembelajaran mencakup semua hal yang terkait dengan

perangkat lunak dan perangkat keras yang berfungsi sebagai sarana untuk

menyampaikan materi pembelajaran dari sumber kepada pembelajar. Media ini

digunakan dengan metode pembelajaran yang memberikan umpan balik kepada

pengguna berdasarkan masukan yang diberikan melalui media tersebut.

Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam

mengubah cara seseorang belajar, mendapatkan informasi, menyesuaikan informasi,

dan sebagainya (Taufiq & Amalia, 2017).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran tidak terbatas hanya pada bentuk cetak, tetapi juga dapat diubah dan

disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan

media berupa perangkat lunak (e-modul) dalam proses pembelajaran. Penggunaan

media tersebut bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran agar lebih mudah

dipahami oleh mahasiswa.

9
a. Jenis–jenis Media Pembelajaran

Hubungan antara jenis media pembelajaran dan sumber bahan ajar sangat erat.

Sumber bahan ajar merujuk pada tempat atau sumber di mana bahan ajar dapat

diperoleh. Saat ini, media pembelajaran tidak hanya terdiri dari dua jenis saja, tetapi

memiliki beragam variasi. Sebagai contoh, Majid (2007) mencantumkan beberapa

jenis bahan media pembelajaran seperti:

1) Handout

Handout adalah sebuah materi tertulis yang disiapkan oleh seorang guru atau

dosen dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan peserta didik. Biasanya,

handout disusun berdasarkan literatur yang relevan dengan materi yang sedang

diajarkan atau kompetensi dasar yang perlu dikuasai oleh peserta didik.

2) Buku

Buku merupakan suatu bentuk media yang menyampaikan ilmu pengetahuan

melalui tulisan tertulis. Konten dalam buku dapat berasal dari berbagai sumber,

seperti pengamatan, penelitian, otobiografi, pengalaman nyata, atau imajinasi

seseorang yang sering disebut sebagai karya fiksi.

3) Modul

Modul merupakan sebuah buku yang berisi komponen-komponen dasar dari

materi pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya. Modul ini dirancang dengan

tujuan memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar secara mandiri tanpa

memerlukan bimbingan langsung dari guru atau dosen.

10
4) Radio

Radio broadcasting merupakan bentuk media pendengaran (audio) yang

digunakan sebagai bahan ajar. Program-program radio dapat dirancang sebagai media

pembelajaran untuk mempelajari suatu hal, dengan penjadwalan yang sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah disusun oleh pendidik.

5) Video atau Film

Video atau film merupakan bentuk media audio visual yang memungkinkan

penonton mendengar dan melihat, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan

melalui media ini dapat disajikan secara komprehensif. Dengan menonton video,

peserta didik memiliki kesempatan untuk menguasai beberapa kompetensi dasar

setelah menyelesaikan penayangan tersebut.

6) Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif merupakan kombinasi dari dua atau lebih media yang

memungkinkan pengguna untuk memanipulasi dan mengendalikan perintah dalam

suatu presentasi. Selain itu, media ini juga membantu pengguna dalam mempelajari

materi tertentu dengan lebih mudah.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan e-

modul sebagai materi pembelajaran. Penggunaan e-modul sebagai bahan ajar dipilih

karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan

mengukur pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan

demikian, mahasiswa dapat belajar secara independen bahkan tanpa didampingi oleh

dosen.

11
b. Karateristik Media Pembelajaran

Dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, diperlukan perhatian

terhadap karakteristik komponen lainnya seperti materi, tujuan, strategi, dan evaluasi

pembelajaran. Guru perlu mempertimbangkan karakteristik-karakteristik seperti

tingkat pendidikan, budaya, usia, pekerjaan, etnis, jenis kelamin, dan faktor sosial

ekonomi. Karakteristik-karakteristik ini penting dalam membimbing pemilihan

strategi, metode, dan media yang tepat untuk proses pembelajaran. (Siskawati,

Pargito & Pujiati, 2015).

Vembiarto (1985) menyatakan bahwa terdapat delapan ciri dalam proses

pembelajaran, yaitu:

1) Self-instruction package, yaitu merujuk pada suatu program pembelajaran yang

disusun khusus untuk instruksi mandiri.

2) Menyadari bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam proses

pembelajaran.

3) Merumuskan dengan jelas tujuan pembelajaran.

4) Melibatkan penghubungan, struktur, dan urutan dalam memperoleh pengetahuan.

5 Menggunakan beragam jenis media dalam pembelajaran.

6) Memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif.

7) Memberikan penguatan secara langsung terhadap respons mahasiswa.

8) Melakukan penilaian terhadap hasil belajar untuk mengukur pemahaman

mahasiswa.

12
Parafrase: Ada beberapa faktor yang perlu direvisi dan diperluas dalam bidang

pendidikan dan pembelajaran, termasuk perubahan, pengembangan, dan penggunaan

media pembelajaran dalam proses pengajaran dan pendidikan. Penting bagi kita untuk

memilih dengan bijak media pembelajaran yang cocok agar proses belajar mengajar

berjalan efektif. (Netriwati & Mai Sri Lena, 2017)

Fred Percival mengklasifikasikan beberapa kriteria dalam memilih media

pembelajaran, antara lain:

1) Menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

2) Kesesuaian (validitas) dengan konteks atau materi yang diajarkan.

3) Media perlu memiliki kepraktisan, fleksibilitas, dan daya tahan yang baik.

4) Pendidik harus mampu menguasai dan menggunakan media dengan baik.

5) Kualitas teknis media yang baik.

6) Media pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pemikiran siswa (Fahmi &

Wanarti, 2016).

2. Pengembangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna asal dari kata "pengembangan"

dapat diartikan sebagai proses menjadi lebih sempurna dalam hal pribadi, pikiran,

pengetahuan, dan sejenisnya. Oleh karena itu, pengembangan merupakan tindakan

untuk mencapai kesempurnaan melalui penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan

penyempurnaan dalam suatu kegiatan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia

nomor 11 tahun 2019, pengembangan merupakan kegiatan untuk meningkatkan

13
manfaat dan daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbukti kebenaran

dan keamanannya, dengan tujuan meningkatkan fungsi dan manfaat ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa Metode penelitian dan pengembangan

dapat diartikan sebagai pendekatan ilmiah yang digunakan untuk melakukan

penyelidikan, merancang, memproduksi, dan menguji validitas produk yang

dihasilkan. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menciptakan

produk baru atau meningkatkan produk yang sudah ada. Pengembangan khususnya

merujuk pada proses menciptakan produk baru atau memperbaiki produk yang sudah

ada (Titting, 2016). Terdapat beberapa model yang dapat digunakan dalam penelitian

pengembangan, di antaranya adalah model ASSURE, model ADDIE, dan model 4D.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing model tersebut:

a. Model ASSURE

Model ASSURE, yang dirancang oleh Sharon Smaldino, Robert Henich,

James Russel, dan Michael Molenda, adalah serangkaian langkah yang terkait dengan

proses pengajaran. ASSURE merupakan akronim yang meliputi langkah-langkah

Analisis pembelajar, Menetapkan tujuan, Memilih metode pengajaran, media, dan

materi, Memanfaatkan media dan materi, Mewajibkan partisipasi pembelajar, dan

Mengevaluasi serta merevisi (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, & James D.

Russell, 2014).

1) Analyze Learner

Tahap pertama adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik peserta

14
didik, termasuk aspek-aspek umum, kompetensi dasar (pengetahuan, keterampilan,

dan sikap), dan gaya belajar mereka.

2) State objectives

Pada tahap ini, langkahnya adalah menetapkan standar dan tujuan

pembelajaran yang terperinci. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari kurikulum

atau silabus yang digunakan, petunjuk yang terdapat dalam buku teks yang

digunakan, atau dapat dirumuskan oleh perancang pembelajaran.

3) Select method, media, and materials

ada tahap ini, tugasnya adalah memilih metode, media, atau materi

pembelajaran yang akan digunakan. Dalam memilih metode, media, dan materi

pembelajaran, ada beberapa pilihan yang tersedia, misalnya menggunakan media dan

materi yang telah ada, melakukan penyesuaian pada materi pembelajaran yang telah

ada, atau membuat materi pembelajaran baru.

4) Utilize media and materials

Tahap selanjutnya melibatkan eksperimen dengan metode, media, atau materi

pembelajaran untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut berfungsi dengan

baik saat digunakan dalam situasi nyata. Sebelum melakukan eksperimen terbatas,

beberapa langkah perlu dilakukan terlebih dahulu, seperti persiapan metode, media,

atau materi pembelajaran; persiapan lingkungan; persiapan peserta didik; dan

memberikan pengalaman belajar.

5) Require learner participation

Keterlibatan aktif peserta didik merupakan penanda apakah media yang

15
digunakan efektif atau tidak. Desain pembelajaran harus memfokuskan pada kegiatan

yang memungkinkan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan atau

keterampilan baru dan mendapatkan umpan balik mengenai kemajuan mereka

sebelum dan sesudah pembelajaran.

6) Evaluate and revise

ahap evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan pembelajaran dan

pencapaian hasil belajar peserta didik. Evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang menyeluruh tentang kualitas pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Model ADDIE

Model ADDIE adalah sebuah kerangka kerja pengembangan yang dikenal dan

banyak digunakan pada tahun 1990-an. Model ini menggunakan singkatan ADDIE

yang mencakup tahapan-tahapan dalam proses pengembangan, yaitu Analisis-Desain-

Pengembangan-Implementasi-Evaluasi. (Tatik Sutarti & Edi Irawan, 2017).

1) Analysis

Pada tahap awal, pengembang pembelajaran harus melakukan analisis. Tahap

ini melibatkan tugas penting untuk menganalisis kebutuhan pengembangan model

atau metode pembelajaran baru, serta mengevaluasi kelayakan dan persyaratan yang

diperlukan dalam proses pengembangan tersebut. Pengembangan pembelajaran baru

biasanya dimulai ketika terdapat masalah yang diidentifikasi dalam model atau

metode pembelajaran yang sudah ada. Masalah tersebut dapat muncul karena model

atau metode pembelajaran yang sedang digunakan tidak lagi relevan dengan

kebutuhan target, lingkungan belajar, perkembangan teknologi, karakteristik peserta

16
didik, dan faktor-faktor lainnya.

2) Design

Perancangan dilakukan berdasarkan hasil formulasi yang diperoleh pada tahap

analisis. Dalam perancangan pembelajaran, tahap desain memiliki kesamaan dengan

merancang kegiatan belajar mengajar. Tahap ini melibatkan proses yang terstruktur

yang dimulai dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, memilih media

dan sumber belajar, menyusun skenario pembelajaran, Setelah tahap desain, langkah

selanjutnya adalah tahap pengembangan (development).

3) Development

Tahap pengembangan dalam model ADDIE melibatkan aktivitas untuk

mewujudkan produk rancangan yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap desain,

telah dibuat kerangka konseptual untuk menerapkan model atau metode pembelajaran

baru. Selanjutnya, pada tahap pengembangan, kerangka tersebut yang masih dalam

bentuk konseptual akan diimplementasikan menjadi produk yang siap digunakan.

Sebagai contoh, jika pada tahap desain telah merancang penggunaan model atau

metode baru dalam bentuk konsep, maka pada tahap pengembangan akan disiapkan

atau dibuat perangkat pembelajaran yang melibatkan penggunaan model atau metode

baru tersebut, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran,

dan materi pelajaran. Setelah proses produksi, tahap ini melibatkan validasi oleh tim

ahli, di mana hasil validasi tersebut akan digunakan untuk melakukan revisi

berdasarkan masukan dari tim ahli tersebut.

17
4) Implementation

Pada tahap ini, rancangan dan metode yang telah dikembangkan

diimplementasikan dalam situasi nyata kepada pengguna produk. Selama proses

implementasi, rancangan model atau metode yang telah dikembangkan diterapkan

dalam kondisi yang sesungguhnya.

5) Evaluation

Terdapat dua jenis evaluasi yang dapat dilakukan, yaitu evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan secara berkelanjutan selama proses

pembelajaran dan antara tahapan-tahapan pembelajaran. Tujuan dari evaluasi formatif

adalah untuk melakukan perbaikan pada sistem pembelajaran sebelum versi finalnya

diterapkan. Sementara itu, evaluasi sumatif dilakukan setelah versi final diterapkan

dan bertujuan untuk menilai secara menyeluruh e-modul pembelajaran yang telah

dikembangkan.

c. Model 4D

Model pengembangan Four-D adalah suatu kerangka kerja yang dibuat oleh

Thiagarajan, yang terdiri dari empat tahapan utama, yaitu Pendefinisian (Define),

Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), dan Uji coba (Disseminate). (Rizki

Wahyu Yunian Putra & Popi Indriani, 2017).

1) Define (Pendefinisian)

Pada tahap ini, terlibat kegiatan untuk menetapkan dan mengidentifikasi

persyaratan pengembangan. Dalam beberapa model lain, tahap ini sering disebut

18
sebagai analisis kebutuhan. Setiap produk membutuhkan analisis yang berbeda-beda.

Secara umum, pada tahap pendefinisian ini dilakukan analisis kebutuhan

pengembangan, menentukan persyaratan pengembangan produk yang sesuai dengan

kebutuhan pengguna.

2) Design (Perancangan)

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan meliputi:

a). Tahap perancangan dimulai dengan menyusun kriteria sebagai langkah pertama

untuk mengevaluasi kemampuan awal peserta didik dan sebagai alat evaluasi

setelah implementasi kegiatan.

b). Pada tahap perancangan, dilakukan pemilihan media pembelajaran yang cocok

dengan materi dan karakteristik peserta didik.

c). Penentuan cara penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran

yang dipilih. Bila pendidik akan menggunakan media audio visual, pada saat

pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan mengapresiasi

tayangan media audio visual tersebut.

d). Dalam tahap perancangan, dilakukan pembuatan produk awal atau rancangan

perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang masih dalam bentuk

konseptual akan dinilai oleh validator. Pada tahap perancangan, peneliti telah

menciptakan produk awal atau rancangan produk. Dalam konteks

pengembangan bahan ajar, tahap ini dilakukan untuk menciptakan perangkat

pembelajaran yang sesuai dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan

materi. Sebelum rancangan produk melanjutkan ke tahap selanjutnya, validasi

19
rancangan produk menjadi langkah yang penting. Validasi rancangan produk

dilakukan oleh rekan sejawat seperti dosen atau pendidik yang memiliki

keahlian di bidang studi terkait.

3) Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan terdiri dari dua kegiatan, yaitu penilaian oleh ahli

(expert appraisal) dan pengujian pengembangan (developmental testing). Penilaian

oleh ahli digunakan untuk memvalidasi atau mengevaluasi kelayakan rancangan

produk. Pada kegiatan ini, para ahli dalam bidang terkait akan mengevaluasi materi

dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Saran-saran yang diberikan oleh

para ahli tersebut akan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan

pembelajaran. Di sisi lain, pengujian pengembangan merupakan kegiatan uji coba

rancangan produk dengan pengguna yang sebenarnya. Pada tahap ini, data respons,

reaksi, dan komentar dari pengguna dicari dan diperoleh. Hasil dari pengujian ini

akan digunakan untuk melakukan perbaikan pada produk. Setelah produk diperbaiki,

dilakukan uji coba kembali hingga diperoleh hasil yang efektif.

4) Disseminate (Penyebaran)

Tahap ini adalah tahap di mana perangkat yang telah dikembangkan

diimplementasikan dalam skala yang lebih luas, seperti di kelas-kelas lain, sekolah-

sekolah lain, atau oleh pendidik lainnya. Salah satu tujuan dari tahap ini adalah

untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan penjelasan tentang model-model pengembangan sebelumnya,

peneliti memilih model ADDIE sebagai model pengembangan pembelajaran.

20
Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa model ADDIE memiliki

struktur yang lebih sistematis dan menyediakan langkah-langkah pengembangan

produk yang lebih rasional dan komprehensif.

3. Modul

A. Pengertian Modul

Modul merupakan kumpulan materi pembelajaran yang disusun secara

teratur sehingga pembaca dapat belajar melalui modul tersebut secara mandiri atau

tanpa bimbingan langsung dari pendidik. Oleh karena itu, sebuah modul harus

mampu menggantikan peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran. Jika

pendidik memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi, maka modul harus dapat

menyampaikan informasi tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta

didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka. Menurut Depdiknas

(2008:20), modul merupakan kumpulan bahan ajar yang disusun secara sistematis

sehingga dapat digunakan tanpa bimbingan seorang guru atau fasilitator. Berikut

adalah beberapa keuntungan yang diperoleh saat menggunakan modul dalam

pembelajaran. (Wayan Somayasa, Nyoman Natajaya, & Made Candiasa, 2013)

1) Meningkatkan motivasi peserta didik karena setiap kali mereka mengerjakan tugas

pelajaran yang memiliki batasan yang jelas dan sesuai dengan kemampuan

mereka.

2) Setelah melalui proses evaluasi, baik pendidik maupun peserta didik dapat

mengetahui dengan jelas pada modul mana peserta didik telah berhasil dan pada

21
bagian mana mereka masih belum berhasil.

3) Peserta didik berhasil mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuan mereka.

4) Bahan pelajaran dibagi secara lebih merata selama satu semester.

5) Pendidik lebih berdaya guna karena bahan pelajaran menurut jenjang akademik.

Berdasarkan kutipan di atas, kesimpulannya adalah modul adalah suatu

sarana pembelajaran yang dirancang dengan tujuan mencapai tujuan belajar peserta

didik. Modul ini berisi materi, metode, dan evaluasi. Tujuan dari pembuatan modul

adalah agar peserta didik dapat belajar secara individu sesuai dengan kemampuan

mereka. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk mengetahui bagian-bagian yang

telah mereka pahami dan yang masih perlu mereka pelajari lebih lanjut.

B. Karateristik Modul

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 yang disampaikan dalam

Chomsin, Widodo S. & Jasmadi (2008) Agar dapat menciptakan modul yang dapat

meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan

karakteristik yang diperlukan sebagai berikut: (a) Sifat instruksional diri , (b)

Mandiri, (c) Mandiri secara individual, (d) Adaptif, dan (e) Mudah digunakan oleh

pengguna.

a. Self Instruction

Karakteristik yang sangat penting dalam modul adalah kemampuan untuk

memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak

22
lain. Untuk memenuhi karakteristik self-instruction, modul harus:

1) Menyajikan tujuan pembelajaran yang terdefinisi dengan jelas dan mampu

menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

2) Memuat materi pembelajaran yang disusun dalam unit-unit kegiatan yang

terperinci dan spesifik, sehingga mempermudah pemahaman yang

komprehensif.

3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan penjelasan materi

pembelajaran.

4) Mencakup berbagai jenis soal latihan, tugas, dan aktivitas yang memungkinkan

untuk mengukur pemahaman dan penguasaan peserta didik.

5) Karakteristik kontekstual, yang berarti materi yang disajikan terkait dengan

situasi, tugas, atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.

6) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan komunikatif.

7) Mengandung ringkasan materi pembelajaran yang disajikan.

8) Mengandung instrumen penilaian yang memungkinkan peserta didik untuk

melakukan penilaian diri sendiri (self assessment).

9) Mengandung umpan balik terhadap penilaian peserta didik, sehingga peserta

didik dapat mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan mereka terhadap

materi.

10) Mengandung informasi tentang referensi, pengayaan, atau sumber tambahan

yang mendukung materi pembelajaran yang disajikan.

b. Self Contained

23
Modul dikatakan self contained apabila semua materi pembelajaran yang

diperlukan tercakup dalam modul tersebut. Konsep ini bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara

menyeluruh, karena semua materi pembelajaran diintegrasikan dalam satu kesatuan

yang lengkap. Jika ada kebutuhan untuk membagi atau memisahkan materi

berdasarkan standar kompetensi atau kompetensi dasar, harus dilakukan dengan

hati-hati dan mempertimbangkan luasnya cakupan standar kompetensi atau

kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.

c. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Karakteristik stand alone atau berdiri sendiri pada modul menyiratkan bahwa

modul tidak tergantung pada bahan ajar atau media lainnya, dan tidak memerlukan

penggunaan bersama dengan bahan ajar atau media lainnya. Dengan menggunakan

modul, peserta didik tidak perlu mengacu pada bahan ajar atau media lain untuk

mempelajari dan menyelesaikan tugas yang terdapat dalam modul tersebut. Jika

peserta didik masih bergantung pada bahan ajar atau media lain di samping modul

yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai modul

yang berdiri sendiri.

d. Adaptif

Modul sebaiknya memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dikatakan adaptif jika mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terjadi. Selain itu, modul juga sebaiknya fleksibel dan dapat digunakan dengan

24
berbagai perangkat keras yang tersedia.

e. Bersahabat/Akrab (User Friendly)

Modul juga seharusnya memenuhi prinsip user-friendly atau ramah

pengguna. Setiap instruksi dan informasi yang disajikan dalam modul haruslah

membantu dan bersahabat dengan penggunanya, serta mudah dipahami dan diakses

sesuai dengan keinginan mereka. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti, dan menggunakan istilah yang umum digunakan adalah contoh dari

aspek user-friendly yang perlu diperhatikan dalam penyusunan modul.

C. Susunan Modul

Menurut penjelasan Depdiknas tahun 2008, modul adalah sebuah buku yang

disusun dengan tujuan memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri, baik

dengan atau tanpa bimbingan guru. Dengan demikian, modul berisi setidaknya

tentang:

(1) Terdapat petunjuk belajar yang dapat digunakan oleh siswa dan guru sebagai

panduan dalam proses pembelajaran.

(2) terdapat informasi tentang kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.

(3) konten atau isi materi yang disajikan.

(4) Informasi tambahan yang mendukung pemahaman materi.

(5) Berbagai aktivitas atau tugas yang dirancang untuk melatih pemahaman dan

penerapan materi.

(6) Panduan atau instruksi yang berisi langkah-langkah yang harus diikuti oleh

peserta didik, yang dapat berupa Lembar Kerja (LK) atau sejenisnya.

25
(7) Pengukuran kemajuan atau penilaian (evaluasi) dan

4. E-Modul

A. Pengertian E-Modul

E-Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif, efisien, dan

memberikan penekanan pada kemandirian mahasiswa. Menurut Vembriarto (1987),

modul adalah suatu paket pengajaran yang berisi unit konsep dari materi

pembelajaran. Dalam era teknologi saat ini, terdapat banyak teknologi baru yang

mampu menyediakan informasi dengan jumlah yang lebih besar. Perkembangan

teknologi terus berlanjut seiring berjalannya waktu. (Kuswandi, 2018).

Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih dan terjangkau

saat ini, modul yang sebelumnya umumnya tersedia dalam bentuk cetakan dapat

disajikan dalam bentuk digital menggunakan teknologi elektronik, yang dikenal

sebagai e-modul. Dalam hal ini, komputer digunakan sebagai sarana untuk

menyajikan modul dalam format digital. (Danang, 2015).

Perkembangan teknologi e-book mendorong inovasi dalam pengembangan

bahan ajar dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah

transformasi bahan ajar ke dalam bentuk elektronik, termasuk modul. Modul

elektronik, yang juga dikenal sebagai e-modul, merupakan sebuah alat pembelajaran

yang dirancang secara elektronik dan menyajikan materi yang menarik dan

terstruktur dengan tujuan mencapai kompetensi yang diinginkan.(Fahmi &Wanarti,

2016)

Berikut adalah beberapa tujuan dalam penyusunan e-modul:

26
1) Untuk memungkinkan mahasiswa belajar secara mandiri, baik dengan atau tanpa

bimbingan dari dosen.

2) Untuk mengurangi dominasi peran dosen dalam kegiatan pembelajaran.

3) Untuk mengakomodasi variasi tingkat dan kecepatan belajar mahasiswa

4) Untuk memungkinkan mahasiswa secara mandiri mengukur tingkat penguasaan

materi yang telah dipelajari.

Cecep, K & Bambang, S (dalam Wiyoko, 2014) Menyatakan bahwa media

elektronik yang dapat diakses oleh siswa memiliki manfaat dan karakteristik yang

beragam. Dari segi manfaatnya, media elektronik dapat membuat proses

pembelajaran lebih menarik, interaktif, dapat dilakukan secara fleksibel kapan dan di

mana saja, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian yang

dilakukan oleh Salsabila (2013) mengenai penggunaan modul elektronik sebagai

media pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan modul tersebut dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan tingkat rata-rata sebesar 89%. Selain

itu, modul elektronik memiliki karakteristik seperti ukuran file yang relatif kecil

sehingga dapat disimpan dalam flashdisk, mudah dibawa, bisa digunakan secara

offline, dan dapat dipelajari kapan dan di mana saja selama terdapat komputer atau

laptop..

Dari penjelasan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa e-modul merupakan

media pembelajaran yang setara dengan pembelajaran tatap muka. E-modul dapat

dianggap sebagai tutorial yang disusun oleh seorang penulis dan disampaikan secara

tertulis. Oleh karena itu, sebaiknya penulis e-modul menulis dengan gaya mengajar

27
yang mengkomunikasikan topik atau informasi yang ingin disampaikan selama

proses pembelajaran, dan kemudian dituangkan dalam bentuk e-modul yang disusun

oleh penulis tersebut.

B. Karateristik e-modul

Menurut Daryanto (2013), dalam mengembangkan e-modul untuk

meningkatkan motivasi belajar, perlu diperhatikan karakteristik-karakteristik

berikut:

1) Self instructional

Karakteristik self-instructional berarti bahwa melalui modul, seorang peserta

didik dapat belajar secara mandiri tanpa bergantung pada pihak lain. Untuk

memenuhi karakteristik self-instructional tersebut, modul harus memenuhi hal-hal

berikut:

a) Adanya tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan

perantara.

b) Terdapat materi pembelajaran yang disusun dalam unit-unit/kegiatan spesifik

dengan tujuan agar memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi secara

komprehensif.

c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi

pembelajaran.

d) Terdapat soal-soal latihan, tugas, atau aktivitas lain yang memungkinkan peserta

didik memberikan respons dan mengukur kemampuannya.

e) Memiliki karakteristik kontekstual, di mana materi yang disajikan terkait dengan

28
situasi atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik.

f) Penggunaan bahasa yang sederhana dan komunikatif harus diutamakan.

g) Menyediakan rangkuman materi pembelajaran.

h) Menyertakan instrumen penilaian/assessment yang memungkinkan peserta didik

melakukan penilaian diri (self-assessment).

i) Dilengkapi dengan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai tingkat

penguasaan materi, sehingga dapat menentukan kegiatan belajar selanjutnya.

j) Tersedianya informasi mengenai rujukan, pengayaan, atau referensi yang

mendukung materi pembelajaran yang disampaikan.

2) Self Contained

Self-contained mengacu pada situasi di mana seluruh materi pembelajaran

dari satu kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat dalam satu e-

modul secara lengkap. Konsep ini bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara menyeluruh, karena materi

tersebut dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Jika terdapat kebutuhan untuk

membagi atau memisahkan materi dari satu kompetensi atau subkompetensi, hal ini

harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan cakupan luasnya kompetensi

atau subkompetensi yang harus dikuasai.

3) Stand Alone (berdiri sendiri)

Stand-alone mengacu pada e-modul yang dikembangkan secara independen

tanpa ketergantungan pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama

dengan bahan ajar lainnya. Dengan menggunakan e-modul tersebut, peserta didik

29
tidak memerlukan bahan ajar lainnya untuk mempelajari atau menyelesaikan tugas

dalam e-modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung

pada bahan ajar lain selain e-modul yang sedang digunakan, maka bahan ajar

tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.

4) Adaptif

E-modul sebaiknya memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Keberadaan e-modul tersebut dianggap adaptif

ketika mampu menyesuaikan dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta dapat fleksibel digunakan di berbagai tempat. E-modul yang adaptif

akan memiliki isi materi pembelajaran dan perangkat lunak yang dapat digunakan

dalam kurun waktu tertentu.

5) User Friendly (bersahabat/akrab)

E-modul juga perlu memenuhi prinsip user-friendly atau bersahabat dengan

pengguna. Setiap instruksi dan informasi yang ditampilkan harus membantu dan

bersahabat dengan pengguna, termasuk memudahkan pengguna dalam merespons

dan mengakses sesuai keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dipahami, dan penggunaan istilah yang umum digunakan adalah salah satu bentuk

dari user friendly.

5. Flip PDF Corporate Edition

A. Pengertian Flip PDF Corporate Edition

Flip pdf corporate edition adalah suatu perangkat lunak yang bisa digunakan

untuk mendukung pengembangan e-modul. Flip pdf corporate edition merupakan

30
software Windows yang memiliki kemampuan untuk mengubah halaman pdf menjadi

publikasi digital yang dapat dibalik, dilengkapi dengan berbagai fitur canggih. Flip

pdf Corporate edition memungkinkan penggabungan multimedia seperti teks,

gambar, audio, dan video menjadi satu buku digital. Dengan fitur-fitur yang tersedia,

Perangkat lunak ini memiliki kemampuan untuk membuat e-modul yang lebih

menarik sehingga dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Software ini menyediakan beragam opsi format untuk menyimpan data outputnya,

seperti format exe, app, fbr, dan html.

B. Keunggulan dan Kekurangan Flip PDF Corporate Edition

Berikut adalah beberapa keunggulan dari perangkat lunak Flip PDF

Corporate Edition:

1) Flip PDF Corporate Edition menyediakan antarmuka yang user-friendly dan

intuitif, memudahkan pengguna untuk membuat dan mengedit publikasi digital

dengan cepat dan mudah.

2) Flip PDF Corporate Edition menyediakan fitur penerbitan multi-format,

sehingga pengguna dapat menghasilkan publikasi digital yang kompatibel

dengan berbagai perangkat dan platform, termasuk desktop, tablet, dan

smartphone.

3) Software ini dilengkapi dengan fitur animasi dan efek khusus, seperti transisi

halaman, suara latar, video, gambar, dan tautan, yang dapat meningkatkan

pengalaman membaca pengguna dan membuat publikasi digital lebih interaktif.

31
Namun, salah satu kelemahan menggunakan Flip PDF Corporate edition adalah

bahwa pengolahan e-modul dengan software ini hanya memungkinkan untuk

mengimpor data dari format PDF, (Sindi Natri & Tilova, Risda Amini, 2022).

6. Sistem Terdistribusi

Sistem Terdistribusi adalah kumpulan autonomus komputer yang saling

berhubungan dengan jaringan komputer dan dilengkapi dengan perangkat

pendukung seperti hardware dan software Sistem Terdistribusi untuk membentuk

fasilitas komputasi terintegrasi. Maka dari itu, diharapkan melalui mata kuliah

sistem terdistribusi, mahasiswa dapat mengerti dan paham bagaimana menamajemen

process dan data pada Sistem Terdistribusi dan mampu mengaplikasikan dalam

menyelesaikan masalah sehari-hari.

Seperti harapan di atas, mata kuliah Sistem Terdistribusi sangat perlu

memerlukan e-modul sebagai pendalaman materi, hadirnya e-modul ini diharapkan

mampu memudahkan bagi mahasiswa untuk memahami mata kuliah Sistem

Terdistribusi. Adapun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dari mata kuliah

sistem terdistribusi pada Jurusan Teknik Informatika dan Komputer yaitu :

1) Konsep dasar sistem terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Memahami definisi sistem terdistribusi dan dapat memberikan contoh nyata.

b) Mengetahui karakteristik sistem terdistribusi.

c) Mengetahui model sistem terdistribusi.

d) Mengetahui permasalahan - permasalahan yang terjadi pada sistem terdistribusi.

32
2) Komunikasi antar komponen dalam sistem terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui prinsip-prinsip dan layer protokol serta metode komunikasi di

antara proses-proses yang terjadi pada sistem terdistribusi.

b) Mengenal konsep RPC (Remote Procedure Call).

c) Mengeatahui konsep objek terdistribusi dan object interface.

3) Konsep pemrosesan dalam sistem terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui implementasi thread dan multithreaded server.

b) Mengetahui model-model arsitektur dan memahami arsitektur client – server.

c) Mengenal software, teknologi dan bahasa komunikasi agent Mengenal software,

teknologi dan bahasa komunikasi agent.

4) Bagaimana sistem operasi bekerja dalam Sistem Terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui fungsi sistem operasi.

b) Mengetahui komponen inti sistem operasi dan fungsi Kernel.

c) Mengetahui konsep proses dan thread dalam sistem operasi.

5) Model dasar untuk file service dan mengetahui name service yang digunakan

client dalam proses pengalamatan

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Memahami file service terdistribusi.

b) Mengetahui komponen-komponen file service.

33
c) Mengetahui interface service.

d) Memahami konsep dasar name service.

e) Mengetahui model name service.

6) Koordinasi dalam sistem terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui sinkronisasi clock.

b) Mengetahui proses koordinasi aktifitas-aktifitas dalam sistem terdistribusi.

c) Mengetahui dan dapat membedakan model sinkronisasi dan asinkronisasi.

7) Ujian Tengah Semester

8) Bagaimana server mengelola data shared antara client-client

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui konsep dan operasi antara server dan client.

b) Mengetahui proses layanan pada saat terjadi crash dan urutan operasi yang

dijalani oleh server.

c) Mengetahui konsep dasar replikasi.

9) Pengelolaan database terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui konsep database trdistribusi.

b) Mengetahui pengelolaan database terdistribusi.

10) Konsep pemrosesan paralel pada system terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui konsep dasar paralel processing.

34
b) Mengetahui model arsitektur paralel.

c) Mengetahui PVM dan MPI.

11) Konsep keamanan pada sistem terdistribusi

Pada materi ini mahasiswa diharapkan dapat:

a) Mengetahui definisi security.

b) Mengetahui mekanisme dan teknik-teknik security.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini:

1. Abdul Hafizh (2021) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Modul

Pembelajaran Teori dan Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer Berbasis E-

modul pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer”

menghasilkan modul pembelajaran yang memenuhi kriteria valid, efektif dan

efisien yang telah diuji oleh para ahli. Model penelitian pengembangan yang

digunakan adalah model pengembangan 4D yang merupakan singkatan dari

define (pendefinisian), design (perancangan), development (pengembangan), dan

disseminate (penyebaran). Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa hasil

tingkat kelayakan modul pembelajaran mata kuliah jaringan komputer yang telah

dikembangkan dinyatakan “Sangat Baik” digunakan dalam pembelajaran mata

35
kuliah jaringan komputer program studi Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer.

2. Dalam penelitiannya yang berjudul "Pengembangan E-Modul Interaktif pada

Mata Kuliah Jaringan Komputer di Prodi PTIK JTIK FT UNM", Nurul Hikmah

(2020) melakukan penelitian dan pengembangan dengan fokus pada

pengembangan e-modul sebagai media pembelajaran. Penelitian ini memiliki

relevansi karena memiliki tujuan yang serupa, yaitu menciptakan e-modul

sebagai sarana pembelajaran. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa

proses pengembangan e-modul untuk mata kuliah jaringan komputer di prodi

PTIK JTIK FT-UNM melibatkan tahapan pendefinisian, perancangan, dan

pengembangan. Evaluasi terhadap kelayakan e-modul yang dilakukan oleh ahli

materi menunjukkan tingkat kelayakan yang sangat baik, dan hal serupa juga

terlihat dalam evaluasi oleh ahli media.

3. Rahmat Hidayat Ruddin (2021) melakukan penelitian dan pengembangan yang

berjudul "Pengembangan E-Modul Berbasis Flipbook pada Mata Pelajaran

Komputer dan Jaringan Dasar di SMK Latanro Enrekang". Penelitian ini relevan

karena menggunakan aplikasi flipbook sebagai platform untuk e-modul.

Berdasarkan hasil dari angket dan lembar validasi terhadap e-modul, dapat

disimpulkan bahwa penilaian tingkat kualitas e-modul oleh ahli materi mencapai

93,7%, yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan, ahli media

memberikan penilaian sebesar 97,6% dan 98,4%, yang juga termasuk dalam

kategori sangat baik.

36
C. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjabaran masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, tahap

kerangka berpikir ini bertujuan untuk mengklarifikasi tujuan penelitian dengan lebih

jelas. Dengan merujuk pada tinjauan literatur sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

kerangka berpikir menjadi landasan berpikir bagi peneliti dalam memberikan

penjelasan kepada orang lain. Sebagai hasilnya, peneliti menciptakan gambaran

tentang bagaimana menghubungkan setiap masalah dan menggabungkannya dengan

teknologi untuk menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and

Development (R&D), yang merupakan metode penelitian dan pengembangan yang

bertujuan untuk menghasilkan suatu produk khusus, yaitu e-modul untuk mata kuliah

Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM.

Sugiyono menyatakan bahwa penelitian R&D adalah metode yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu. Kegiatan riset dilakukan untuk memperoleh informasi

tentang kebutuhan pengguna (needs assessment), sedangkan kegiatan pengembangan

dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran (Adellia, 2016). Sanjaya

(2014) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan adalah proses

pengembangan dan validasi produk pendidikan. Dalam penelitian ini, digunakan

model pengembangan Lee dan Owens, yaitu ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer,

dengan fokus pada mahasiswa yang telah memprogram mata kuliah Sistem

Terdistribusi. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2023.

38
37

C. Prosedur Pengembangan

Pengembangan media dalam bentuk e-modul ini melibatkan beberapa tahapan

penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang

merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Evaluation. Pemilihan model penelitian ini didasarkan pada kelebihannya yang

sistematis dan lengkap, dengan adanya tahap evaluasi pada setiap tahapannya.

Berikut ini adalah gambaran dari model ADDIE.

Dalam penelitian ini, terdapat tahapan-tahapan yang meliputi Analysis,

Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

Gambar 3.1 Gambar Pengembangan Model ADDIE


38

A. Tahap Analisis (Analysis)

Dalam tahap analisis, peneliti melakukan tiga jenis kegiatan yaitu sebagai

berikut:

a. Peneliti melakukan analisis terhadap mahasiswa untuk memahami berbagai

permasalahan yang dihadapi oleh mereka dalam proses pembelajaran.

b. Peneliti menganalisis konsep dan tugas untuk menentukan materi-materi yang

akan dimasukkan dalam pembuatan e-modul, setelah melakukan analisis

terhadap Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang diberikan oleh dosen mata

kuliah.

B. Tahap Perencanaan (Design)

Tujuan dari tahapan perancangan adalah untuk membuat atau merencanakan

pengembangan suatu produk. Desain produk awal harus mempertimbangkan

kelayakan sehingga dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. Ada tiga

langkah yang perlu diambil selama tahapan perancangan ini, yaitu:

a. Penyusunan kerangka e-modul, sebelum membuat e-modul peneliti merancang

kerangka/tata letak e-modul yang akan dikembangkan. setelah itu e-modul

dikembangkan jika kerangka dan materi pembelajaran telah terkumpulkan.

b. Pemilihan desain media, dalam hal ini peneliti memilih aplikasi/media apa saja

yang nanti akan digunakan dalam proses mendesain dan membuat e-modul.

c. Perancangan instrumen dalam tahapan perancangan ini peneliti merancang

instrumen yang kemudian nanti di bagikan ke ahli dan mahasiswa.


39

C. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan ini merupakan kelanjutan atau tahapan berikutnya

setelah semua konsep telah dirancang pada tahap perancangan. Tahap ini melibatkan

serangkaian langkah sebagai berikut:

a. Pembuatan e-modul, dalam tahapan ini e-modul akan dibuat, setelah melewati

tahapan perancangan kerangka e-modul

b. Validasi produk, Setelah menyelesaikan tahap pembuatan e-modul, langkah

selanjutnya adalah melakukan validasi oleh ahli, baik dari ahli media dan ahli

materi, yang kemudian dalam proses validasi tersebut terdapat penilaian serta

saran yang akan di dianalisis dari hasil penilaian ahli tersebut.

c. Pada tahap ini, produk yang telah melewati proses validasi akan direvisi

berdasarkan saran dari ahli.

D. Implementasi (Implementation)

Setelah e-modul Sistem Terdistribusi dinyatakan valid/layak, dilakukan uji

coba oleh mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah tersebut. Uji coba dilakukan

dengan memberikan e-modul sebagai media pembelajaran yang telah dikembangkan

kepada mahasiswa. Setelah menggunakan e-modul, mahasiswa diminta untuk

mengisi angket yang bertujuan untuk mengevaluasi kemenarikan e-modul dan

mengumpulkan tanggapan serta manfaat yang diperoleh dari penggunaan e-modul

tersebut. Hasil yang diperoleh dari uji coba ini akan digunakan sebagai dasar untuk

melakukan revisi pada e-modul guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran.


40

E. Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap ini, dilakukan evaluasi terhadap produk e-modul mata kuliah

Sistem Terdistribusi yang telah menjalani uji coba. Hasil evaluasi digunakan untuk

menggambarkan tingkat kepraktisan e-modul pembelajaran tersebut. Setelah produk

e-modul pembelajaran dievaluasi, akan dapat diketahui apakah perlu dilakukan revisi

atau sudah memenuhi kriteria kepraktisan dan daya tarik yang diperlukan dalam

pembelajaran. Dengan demikian, produk yang dihasilkan akan memiliki tingkat

kepraktisan yang memadai untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

D. Uji Coba Produk

1. Uji Coba Produk

Uji coba produk dalam penelitian pengembangan produk dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui kelayakan produk dan tanggapan pengguna. Desain uji coba

dibagi menjadi dua bagian yang mencakup:

a. Uji Kelayakan

Uji kelayakan adalah proses pengujian yang dilakukan oleh para ahli dengan

tujuan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengevaluasi

keunggulan dan kelemahan produk yang sedang dikembangkan.

b. Uji Tanggapan Pengguna


41

Uji tanggapan pengguna adalah hasil pengujian kepada mahasiswa untuk

mengetahui tanggapan pengguna terhadap produk yang telah dikembangkan. Uji coba

dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut:

1) Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan menerapkan media kepada 7

mahasiswa aktif jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM yang telah

memprogram mata kuliah Sistem Terdistribusi. Uji coba ini dilakukan di luar jam

perkuliahan, Hasil dari uji coba ini meliputi respon dan komentar dari pengguna

produk guna mengevaluasi kepraktisan dan kemudahan penggunaan produk. Hasil uji

coba ini akan digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk.

2) Uji Coba Kelompok Besar

Pada tahap ini, e-modul diujikan pada mahasiswa aktif yang telah

memprogramkan mata kuliah Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer FT-UNM yang berjumlah 22 orang. Peneliti menghimpun data melalui

angket yang diberikan kepada mahasiswa untuk menilai respon mereka setelah

menggunakan e-modul. Hasil dari tanggapan tersebut dapat digunakan untuk menarik

kesimpulan mengenai kepraktisan e-modul yang telah dikembangkan.

2. Subjek Uji Coba Produk

Subjek ahli terdiri dari 2 validator media, 1 validator materi dan 2 validator

instrumen yang merupakan dosen di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer.

Sedangkan subjek uji coba kelompok kecil melibatkan 7 orang mahasiswa dan
42

kelompok besar terdiri dari 22 mahasiswa aktif yang telah memprogramkan mata

kuliah Sistem Terdistribusi.

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif yang

diperoleh dari penyebaran angket. Dari instrumen ahli media, ahli materi dan

tanggapan pengguna.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Kuesioner (Angket)

Angket atau kuesioner digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam

penelitian ini. Angket berisi serangkaian pertanyaan yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran terkait e-modul yang sedang dikembangkan. Angket

diberikan kepada validator, ahli materi, ahli media pembelajaran, serta mahasiswa

yang terlibat dalam uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

2. Wawancara

Proses awal dalam penelitian ini melibatkan wawancara dengan responden

untuk memperoleh data awal. Informasi yang diperoleh dari wawancara tersebut

kemudian digunakan sebagai masukan dalam pengembangan media e-modul.


43

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah aktivitas yang dilakukan secara sistematis dalam

melakukan pencarian, pengumpulan dan penelitian melalui media tertentu untuk

mendapatkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena yang diamati baik dalam bidang alam maupun sosial (Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian pengembangan e-modul mata kuliah Sistem Terdistribusi ini,

instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang menggunakan skala

likert. Skala Likert ini memiliki rentang skor antara 1 hingga 5, di mana skor 1

mengindikasikan tingkat penilaian terendah dan skor 5 mengindikasikan tingkat

penilaian tertinggi. Kuesioner tersebut diberikan kepada ahli media dan ahli materi

sebagai responden dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Skala Penilaian Angket Ahli


Skor Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Kurang Baik
1 Sangat Kurang Baik
Sumber: Data Penelitian yang diolah

a) Kisi -kisi Angket Ahli media

Alat pengumpul data untuk ahli media berupa angket dengan aspek: (a)

format, (b) organisasi, (c) daya tarik, (d) Bentuk dan Ukuran Huruf (e) Ruang (Spasi

Kosong dan (f) konsistensi. Berikut tabel kisi-kisi angket untuk ahli media.
44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Ahli Media


No. Aspek Indikator No. Soal Butir
Penggunaan format kertas 1,2, 2
1 Format Penggunaan tanda-tanda
3,4, 2
(warna)
Isi materi pembelajaran 5,6,7,8 4
Naskah, gambar/video 9,10 2
Antar bab, antar unit dan antar
2 Organisasi 11 1
paragraf
Antar judul, sub judul dan
12 1
uraian
Bagian tampilan 13,14 2
Bagian sampul 15,16 2
Bagian isi e-modul 17,18,19,20 4
3 Daya Tarik Bagian rangkuman dan latihan
21,22,23 3
(quis)
Bahan media 24,25,26,27,2
5
8
Bentuk dan ukuran huruf 29 1
Bentuk dan Perbandingan huruf antar
4 30 1
Ukuran Huruf judul, sub judul dan isi naskah
Penggunaan huruf kapital 31 1
Ruangan sekitar judul bab dan
32 1
Ruang (Spasi sub bab
5
Kosong) Ruangan sekitar dan ilustrasi
33 1
dan gambar
Huruf 34,35,36 3
6. Konsistensi
Spasi antar kolom 37,38 2
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 3.2 yaitu kisi-kisi angket ahli media terdapat 6 aspek yang

menjadi acuan penilaian untuk ahli media dan jumlah total pertanyaan dari 6 aspek

tersebut sebanyak 38 butir pertanyaan.

b) Kisi – kisi angket ahli materi

Alat pengumpul data untuk ahli materi berupa angket dengan aspek : (a) Self

instruction, (b) Self contained, (c) Stand alone, (d) Adaptive, dan (e) User Friendly.
45

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi Pembelajaran


No. Aspek Indikator Item Butir
Kejelasan tujuan pembelajaran. 1 1
Pengemasan materi pembelajaran. 2,3 2
Materi pembelajaran didukung
4,5 2
dengan contoh dan ilustrasi.
Ketersediaan soal-soal dan tugas
untuk mengukur penguasaan peserta 6,7 2
1
Self instruction didik
Bahasa yang sederhana dan
8,9 2
komunikatif.
Ketersediaan rangkuman materi
10,11,12 3
pembelajaran.
Ketersediaan instrumen 13 1
Ketersediaan Referensi 14 1
Memuat seluruh materi
2
Self Contained pembelajaran sesuai dengan 15,16 2
kompetensi dasar
3 Tidak tergantung pada bahan
Stand Alone 17,18 2
ajar/media lain
4 E-modul mengadaptasi
Adaptive 19 1
perkembangan teknologi.
Setiap instruksi dan paparan
5
User Friendly informasi bersifat membantu dan 20,21 2
bersahabat dengan pemakainya
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 3.3 yaitu kisi-kisi angket ahli materi terdapat 5 aspek yang

menjadi acuan penilaian untuk ahli materi dan jumlah total pertanyaan dari 5 aspek

tersebut sebanyak 21 butir pertanyaan.

c) Kisi–kisi angket untuk penilaian untuk mahasiswa

Instrumen penilaian untuk mahasiswa ini merupakan angket yang akan

ditujukan kepada mahasiswa untuk mengetahui keefektifan media jika diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Angket yang dibuat dan digunakan untuk mahasiswa
46

ditinjau dari 3 aspek yaitu aspek penyajian materi, aspek media dan kemanfaatan,

Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam uji kepraktisan oleh respon

mahasiswa ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi angket untuk tanggapan mahasiswa


No. Aspek Indikator Item Butir
Kejelasan Tujuan Pembelajaran
1 1
materi
1 Materi Kesesuaian Penggunaan warna
2 1
setiap judul
Kejelasan Materi bahasa 3,4,5 3
Kejelasan petunjuk 6 1
2 Media
Kemenarikan media e-modul 7,8,9 3
Kemandirian pengguna e-modul 10,11 2
3 Kemanfaatan Menambah Pemahaman dan
12,13,14 3
motivasi
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 3.4 yaitu kisi-kisi angket tanggapan mahasiswa terdapat 3

aspek yang menjadi acuan penilaian untuk tanggapan mahasiswa dan jumlah total

pertanyaan dari 5 aspek tersebut sebanyak 14 butir pertanyaan.

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu proses pengujian yang bertujuan untuk menentukan

keabsahan atau validitas suatu alat ukur. Tujuan dari uji ini adalah untuk

mengevaluasi apakah alat ukur tersebut benar-benar valid atau tidak valid. Alat ukur

yang dimaksud disini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada Kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalamnya dapat secara

tepat mengungkapkan atau mengukur variabel yang sedang diteliti. Dengan kata lain,
47

validitas kuesioner menunjukkan sejauh mana kuesioner tersebut mampu

menggambarkan konsep atau aspek yang ingin diukur atau diteliti.

Dalam penelitian ini, validitas diuji menggunakan metode korelasi product

moment antara variabel penelitian dengan keseluruhan item pertanyaan yang terdapat

dalam instrumen. Uji validitas diperoleh dengan cara setiap skor dengan total skor

indikator variabel, kemudian hasilnya dibandingkan nilai kritis pada nilai Rtabel.

Teknik korelasinya memakai Pearson Correlation, dihitung dengan menggunakan

bantuan komputer program SPSS. Berikut adalah rumus untuk menghitung

Correlation Pearson:

Keterangan:
rxy = Indeks korelasi validitas item
N = jumlah subyek
∑ X = Jumlah skor butir kuesioner
∑Y = Jumlah skor total aspek yang memuat item yang di uji validitasnya
∑XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
∑X2 = Jumlah skor item kuadrat
∑Y2 = Jumlah skor total kuadrat

Sumber: (Arikunto, 2010)

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Proses

uji validitas menggunakan bantuan aplikasi SPSS for windows. Signifikansi alpha =

0,05 (5%), besarnya rtabel = 0,423. Kriteria validitas instrumen penelitian ini yaitu
48

apabila rhitung > rtabel/ 0,423 maka instrumen dianggap valid, dan sebaliknya apabila

harga rhitung < rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.

Hasil perhitungan uji validitas terdapat 14 item yang dinyatakan valid/shahi

yang akan menjadi skala yang digunakan dalam penelitian. Berikut daftar pengujian

validitas di bawah ini:

Tabel 3.5 Uji Validitas Angket Respon Mahasiswa


Nomor Butir R-Hitung R-Tabel Signifikasi Keterangan
1 0.665 0,423 5% Valid
2 0.537 0,423 5% Valid
3 0.668 0,423 5% Valid
4 0.727 0,423 5% Valid
5 0.430 0,423 5% Valid
6 0.690 0,423 5% Valid
7 0.661 0,423 5% Valid
8 0.437 0,423 5% Valid
9 0.619 0,423 5% Valid
10 0.674 0,423 5% Valid
11 0.744 0,423 5% Valid
12 0.749 0,423 5% Valid
13 0.631 0,423 5% Valid
14 0.778 0,423 5% Valid
Sumber: Data Penelitian yang diolah (SPSS Versi 25)

Berdasarkan tabel 3.5 yaitu hasil pengujian validitas angket respon mahasiswa

mendapat hasilkan valid dari keseluruhan item pertanyaan. Adapun pengkategorian

valid tidaknya suatu item yaitu berdasarkan Jika nilai r-hitung lebih besar daripada

nilai r-tabel, dengan nilai r-tabel untuk 14 item sebesar 0,423, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang sedang

diteliti.

2. Uji Reliabilitas
49

Menurut Notoatmodjo (2005) dalam Widi E (2011), reliabilitas adalah indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.

Sehingga uji reliabilitas dapat digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat ukur tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Alat ukur

dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan

pengukuran berkali-kali. Pada pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus

Alpha Cronbach.

Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Jumlah butir pertanyaan
: Jumlah varian butir
: Varian total

Data hasil penelitian reliabilitas instrumen diolah dengan menggunakan

aplikasi SPSS dengan Cronbach Alpha. Koefisien reliabilitas yang diperoleh

kemudian dibandingkan dengan alpha 0,60. Apabila koefisien > alpha (0,60) maka

instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika alpha (0,60) < koefisien reliabilitas

maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Berikut pengujian reliabilitas di bawah ini:

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Angket Respon Mahasiswa


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.890 14
Sumber: Data Penelitian yang diolah
50

Berdasarkan tabel 3.6 yaitu hasil pengujian reliabilitas angket respon

mahasiswa nilai cronbach’s alpa yang di dapatkan adalah 0.89 dari 14 item, hasil

tersebut reliabel karena telah melewati nilai alpha yaitu 0.60.

H. Teknik Analisis Data

Salah satu tahapan yang penting dalam sebuah penelitian adalah tahap analisis

data. Teknik analisis data yang digunakan melibatkan pengumpulan data melalui

instrumen yang didistribusikan kepada responden. Data tersebut kemudian akan

dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian

pengembangan. Hasil dari angket penilaian validator akan dianalisis menggunakan

pendekatan kuantitatif, sementara saran dan masukan akan dianalisis secara kualitatif.

1. Analisis Data Uji Validator Instrumen

Angket respon validator terhadap produk yang dikembangkan memiliki

empat pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan. Setiap pilihan

jawaban memiliki skor yang berbeda, yang mengindikasikan tingkat kesesuaian

angket yang diberikan oleh validator terhadap e-modul Sistem Terdistribusi.

Tabel 3.7 Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban


Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Sangat tidak Baik
Sumber : Sugiyono, 2015
51

Selanjutnya Hasil dari skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing

validator dapat dilihat pada tabel 3.7 yang kemudian akan dijumlah dan dikonversi ke

dalam bentuk persentase, berikut tabel 3.8 mengenai kriteria presentasinya:

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Kevalidan


Persentase (%) Tingkat Kevalidan Keterangan
81-100 Sangat Valid Tidak Revisi
61-80 Valid Revisi Sebagian
41-60 Kurang Valid Revisi
0-40 Tidak Valid Revisi Total
Sumber : Arikunto, S. 2010

Dari Tabel 3.8, kriteria persentase kevalidan menyatakan bahwa e-modul

dikategorikan sebagai valid jika memperoleh persentase antara 61-80%. Informasi

yang lebih rinci dan penjelasan terkait dapat ditemukan di bagian lampiran, yang

akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana nilai tersebut

diperoleh dari penilaian oleh validator instrumen.

2. Analisis Data Validasi Ahli

Analisis terhadap angket validasi ahli materi dan ahli media akan dilakukan

dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Saran dan komentar yang diberikan oleh

ahli materi dan media akan dianalisis secara kualitatif, sementara hasil penilaian yang

diberikan oleh ahli materi dan media dengan menggunakan skala Likert lima interval

akan dianalisis secara kuantitatif. Tabel kriteria penskoran skala Likert disajikan

sebagai panduan dalam melakukan analisis data validasi oleh para ahli.
52

Tabel 3.9 Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban


Skor Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat Kurang
Sumber : Sugiyono, 2015

Berdasarkan tabel 3.9 yaitu tabel penilaian jawaban, yang merupakan rentang

skor dari penilaian ahli, skor tersebut kemudian dikonversi ke dalam bentuk rata-rata.

Untuk mencari skor rata-rata dari setiap data yang dikumpulkan (validasi oleh ahli

materi dan media serta respon mahasiswa), dapat menggunakan rumus berikut:

∑ Xi
Me=
N

Keterangan:
Me: Nilai Rata-rata
∑ X𝑖: Jumlah Nilai
N: Jumlah data

Sumber: (Sugiyono, 2019)

Digunakan rumus persentase untuk dikonversi dalam bentuk tabel kriteria

kelayakan produk. Berikut ini rumus persentase:

Keterangan:
P: persentase yang dicari
∑ 𝑥: jumlah total skor jawaban validator (nilai nyata)
∑ 𝑥𝑖: jumlah total skor maksimal dalam keseluruhan instrumen (nilai harapan) 100%:
bilangan konstan
53

Setelah mendapatkan hasil persentase, peneliti akan mengklasifikasikan data

tersebut ke dalam kriteria kelayakan produk. Berikut ini adalah Tabel 3.10 yang berisi

kriteria kelayakan tersebut.

Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan E-modul


No Persentase (%) Kategori
1 81%-100% Sangat Layak
2 61%-80% Layak
3 41%-60% Cukup Layak
4 21%-40% Tidak Layak
5 <21% Sangat Tidak Layak
Sumber: Arikunto, 2009

Berdasarkan tabel 3.10 yaitu tabel kriteria kelayakan e-modul. E-modul

dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran apabila memenuhi kriteria skor yang

sudah ditentukan di atas senilai 61 hal ini mencakup seluruh aspek di dalam

pengumpulan hasil validasi.

3. Analisis Data Kepraktisan E-modul

E-modul yang praktis dapat diperoleh melalui pengolahan data dari kuesioner

yang diisi oleh mahasiswa dalam respon mereka. Setiap item pertanyaan pada lembar

angket dijawab dengan skala Likert. Saran dan komentar dari mahasiswa akan

dianalisis secara kualitatif, sedangkan data dari kuesioner respon mahasiswa yang

diukur dengan skala Likert lima interval akan dianalisis secara kuantitatif. Berikut ini
54

adalah tabel kriteria penskoran skala Likert yang disediakan sebagai acuan dalam

melakukan analisis data.

Tabel 3.11 Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban


Skor Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat Kurang
Sumber : Sugiyono, 2015

Untuk menguji kepraktisan produk, skor yang diberikan oleh mahasiswa

dikonversi menjadi persentase. Untuk melakukan konversi ini, digunakan sebuah

rumus yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
P = Nilai Persentase
𝑇𝑆𝑒 = Total Skor Jawaban mahasiswa
𝑇𝑆ℎ = Total Skor maksimal yang diharapkan

Untuk menentukan praktis tidaknya sebuah produk, produk tersebut dapat

dengan mudah diterapkan atau digunakan oleh mahasiswa. Setelah memperoleh hasil,

peneliti kemudian dikategorikan hasil tersebut menjadi kriteria kepraktisan produk.


55

Kriteria tersebut disusun berdasarkan tabel kepraktisan produk yang diadaptasi dari

Akbar (2017), dan informasinya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.12 Kriteria Kepraktisan Produk


No Kriteria Kepraktisan Tingkat Kepraktisan
1 85,01% - 100,00% Sangat Praktis
2 70,01% - 85,00% Praktis
3 40,01% - 70,00% Cukup Praktis
4 20,01% - 40,00% Tidak Praktis
5 01,00% - 20,00% Sangat Tidak Praktis
Sumber : Akbar. S 2017

Berdasarkan kriteria yang tercantum dalam Tabel 3.12, e-modul akan

dianggap praktis digunakan dalam pembelajaran jika memenuhi persyaratan

kepraktisan yang telah ditentukan, yaitu mencapai atau melebihi nilai 70,01%.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah produk berupa e-modul Sistem

Terdistribusi yang dikembangkan di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-

UNM. Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model pengembangan ADDIE

yang terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1) Analisis, 2) Perancangan, 3)

Pengembangan, 4) Implementasi, dan 5) Evaluasi. Hasil dari penelitian ini dapat

dilihat dari setiap tahapan nya, yaitu:

1. Analysis (Analisis)

Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi

yang relevan terkait dengan produk yang akan dikembangkan. Hal ini mencakup

analisis kebutuhan mahasiswa serta karakteristik peserta didik yang kemudian

digunakan sebagai dasar untuk pembuatan e-modul Sistem Terdistribusi di Jurusan

Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM. Tahap analisis ini terdiri dari tiga

langkah, yaitu:

a. Analisis Mahasiswa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada mahasiswa yang

memprogram mata kuliah Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer dapat disimpulkan bahwa, mereka masih kesulitan dalam memahami

materi Sistem Terdistribusi di karena dalam proses pembelajaran e-modul yang di

55
berikan belum lengkap dari materi awal hingga materi akhir terlebih lagi mahasiswa

hanya

56
56

kebanyakan presentasi sedangkan e-modul yang di berikan belum lengkap dan kurang

praktis ketika digunakan (terlalu banyak e-modul setiap sub pembelajaran) hal ini

membuat mahasiswa sulit memahami dan menguasai mata kuliah Sistem

Terdistribusi.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, peneliti melakukan pengembangan e-

modul untuk mata kuliah Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer FT-UNM. Dengan harapan bisa mengatasi permasalahan tersebut yaitu

kesulitan memahami materi dan praktis dalam penggunaannya. Dengan adanya e-

modul ini, mahasiswa dapat melakukan pembelajaran secara mandiri dan lebih aktif.

E-modul ini dibuat menggunakan aplikasi FLIP PDF Corporate Edition dan

dilengkapi dengan fitur seperti dengan video pembelajaran serta terdapat quiz

interaktif, sehingga mahasiswa dapat lebih praktis dan mudah dengan menggunakan

e-modul Sistem Terdistribusi dalam proses pembelajaran.

b. Analisis Konsep dan Tugas

E-modul yang akan dikembangkan akan didasarkan pada kurikulum dan

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah Sistem Terdistribusi dengan

tujuan untuk membantu mahasiswa memahami dasar-dasar konsep yang terkait

dengan mata kuliah tersebut. Analisis konsep telah dilakukan oleh peneliti dan

hasilnya akan diuraikan dalam tabel 4.1, yang akan mencakup pokok-pokok dasar

yang penting untuk dipelajari oleh mahasiswa.


57

Tabel 4.1 Konsep e-modul sesuai RPS

Capaian
No Indikator Materi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4)


1. Pengertian Sistem Terdistribusi
Mahasiswa mampu 2. Contoh Sistem Terdistribusi
memahami 3. Keuntungan Sistem
Mahasiswa
pengertian Terdistribusi
mengetahui
mengetahui contoh, 4. Permasalahan Dalam Sistem
1 konsep dasar
permasalahan, Terdistribusi.
Sistem
karakteristik dan 5. Karakteristik Sistem
Terdistribusi.
model dalam Terdistribusi
Sistem Terdistribusi. 6. Model dalam Sistem
Terdistribusi
Mahasiswa mampu
Mahasiswa Mengetahui prinsip-
mengetahui prinsip dan layer
1. 1. Pengertian Protokol.
komunikasi protokol, Mengenal
2. Remote Procedure Call (RPC).
2 antar konsep RPC,
3. Konsep Objek Terdistribusi dan
komponen Mengetahui konsep
Object Interface.
dalam Sistem objek
Terdistribusi. terdistribusi dan
object interface.
Mahasiswa mampu
Mengetahui thread
Mahasiswa 1. Pengertian Thread.
dan multithreaded
mengetahui 2. Pengertian Multithreaded
server, Mengetahui
konsep Server.
3 model-model
pemrosesan 3. Multithreading Models.
arsitektur, Mengenal
dalam Sistem 4. Model-Model Arsitektur.
software, teknologi
Terdistribusi. 5. Agent.
dan bahasa
komunikasi agent.
4. Mahasiswa Mahasiswa mampu 1. Pengertian Sistem Operasi.
mengetahui Mengetahui fungsi 2. Fungsi Sistem Operasi.
bagaimana sistem operasi, 3. Komponen Inti Sistem Operasi.
sistem mengetahui 4. Hardware Sistem Operasi
operasi bekerja komponen inti Terdistribusi.
dalam sistem operasi, 5. Proses Dan Sistem Operasi Pada
Sistem mengetahui Sistem Terdistribusi.
58

Capaian
No Indikator Materi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4)


Hardware Sistem
Operasi Terdistribusi
Terdistribusi. mengetahui konsep
proses dalam system
operasi.
Mahasiswa mampu
memahami file
service terdistribusi, 1. Pengertian File Service.
Mahasiswa
mengetahui 2. Karakteristik File System.
mengetahui
komponen- 3. Komponen File Service.
5 model dasar
komponen file 4. Kebutuhan File System
untuk file
service, Mengetahui Terdistribusi.
service.
kebutuhan file 5. Interface Service.
system, mengetahui
interface service.
Mahasiswa mampu
Mahasiswa
memahami konsep
mengetahui 1. Pengertian Name Service.
dasar name service,
name service 2. Tujuan Penamaan.
mengetahui tujuan
yang 3. Jenis Nama.
6 penamaan, jenis
digunakan 4. Struktur Nama.
nama, dan struktur
client dalam 5. Name List.
nama, memahami
proses 6. Name Service.
name list dan name
pengalamatan.
service.
Mahasiswa mampu
Mengetahui time and
1. Pengertian Time and
coordination,
Coordination.
Mahasiswa Mengetahui
2. Logical Clock &
mengetahui sinkronisasi clock &
Synchronization.
7 koordinasi synchronization,
3. Proses koordinasi pada Sistem
dalam Sistem Mengetahui proses
Terdistribusi.
Terdistribusi. dan dapat
4. Model Sinkronisasi dan
membedakan model
Asinkronisasi.
sinkronisasi dan
asinkronisasi.
8 Mahasiswa Mahasiswa mampu 1. Share Data.
mengetahui mengetahui share 2. Fault Tolerance & Transaction.
bagaimana data (mengirim 3. Replication.
59

Capaian
No Indikator Materi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4)


data),
Mengetahui
server
kesalahan (Fault
mengelola data
tolerance &
shared
Transaction),
antara client-
mengetahui konsep
client.
dasar replikasi
(replication).
Mahasiswa mampu
mengetahui konsep
Mahasiswa
database
mengetahui 1. Pengenalan data terdistribusi.
terdistribusi,
9 pengelolaan 2. Distributed Database
Mengetahui
database Management System (DDBMS).
pengelolaan
terdistribusi.
database
Terdistribusi.
Mahasiswa Mahasiswa mampu 1. Pengertian Pemrosesan Paralel
mengetahui konsep dasar parallel (Paralel Processing).
konsep processing, 2. Model Arsitektur Parallel.
10 pemrosesan Mengetahui model 3. MPI (Message Passing
parallel pada arsitektur parallel, Interface).
Sistem Mengetahui MPI dan 4. PVM (Parallel Virtual
Terdistribusi. PVM. Machine).
Mahasiswa
Mahasiswa mampu
mengetahui
mengetahui
konsep 1. Pengertian Security.
pengertian security,
11 keamanan 2. Metode Penyerangan.
mengetahui metode
pada 3. Teknik Keamanan.
penyerangan dan
Sistem
teknik keamanan.
Terdistribusi.
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Tabel konsep e-modul sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

yang akan dikembangkan dan akan disusun. Setelah melakukan analisis konsep

sebelumnya, pada tahap ini akan ditentukan materi-materi yang akan dikembangkan
60

dalam penyusunan e-modul. Materi-materi tersebut telah dipilah menjadi beberapa

bagian berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. Berikut ini adalah hasil

analisis materi yang terdapat dalam Tabel 4.2:

Tabel 4.2 Konsep Materi pada E-modul


No. Kegiatan Belajar Materi
a) Pengertian Sistem Terdistribusi.
b) Contoh Sistem Terdistribusi.
c)  Keuntungan Sistem Terdistribusi.
1 Kegiatan Belajar 1
d)  Permasalahan Dalam Sistem Terdistribusi.
e)  Karakteristik Sistem Terdistribusi.
f)   Model dalam Sistem Terdistribusi.
a)  Pengertian Protokol.
2 Kegiatan Belajar 2 b)  Remote Procedure Call (RPC).
c)  Konsep Objek Terdistribusi dan Object Interface.
a)  Pengertian Thread
b)  Pengertian Multithreaded Server.
3 Kegiatan Belajar 3 c)  Multithreading Models.
d)  Model-Model Arsitektur.
e)  Agent.
a)  Pengertian Sistem Operasi.
b)  Fungsi Sistem Operasi.
c)  Komponen Inti Sistem Operasi.
4 Kegiatan Belajar 4
d)  Hardware Sistem Operasi Terdistribusi.
e)  Proses Dan Sistem Operasi Pada Sistem
Terdistribusi.
a) Pengertian File Service.
b)  Karakteristik File System.
5 Kegiatan Belajar 5 c)  Komponen File Service.
d) Kebutuhan File System Terdistribusi.
e)  Interface Service.
a)  Pengertian Name Service.
b)  Tujuan Penamaan.
6 Kegiatan Belajar 6 c)  Jenis Nama.
d)  Struktur Nama.
e)  Name List.
61

No. Kegiatan Belajar Materi


f)  Name Service.
a)  Pengertian Time and Coordination.
b)  Logical Clock & Synchronization.
7 Kegiatan Belajar 7
c)  Proses koordinasi pada Sistem Terdistribusi.
d)  Model Sinkronisasi dan Asinkronisasi.
a)  Share Data.
8 Kegiatan Belajar 8 b)  Fault Tolerance & Transaction.
c)  Replication.
a)  Pengenalan data terdistribusi.
9 Kegiatan Belajar 9 b)  Distributed Database Management System
(DDBMS).
a)  Pengertian Pemrosesan Paralel (Paralel
Processing).
10 Kegiatan Belajar 10 b)  Model Arsitektur Parallel.
c)  MPI (Message Passing Interface).
d)  PVM (Parallel Virtual Machine).
a)  Pengertian Security.
11 Kegiatan Belajar 11 b)  Metode Penyerangan.
c)  Teknik Keamanan.
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Tabel 4.2 merupakan tabel materi yang akan dikembangkan yang terdiri dari

11 bab/kegiatan belajar.

2. Design (Perancangan)

Tujuan dari tahapan perancangan adalah untuk membuat atau merencanakan

pengembangan suatu produk. Ada 3 langkah yang perlu diambil selama tahapan

perancangan ini, yaitu:

a. Penyusunan Kerangka E-Modul

1) Tampilan e-modul

Tampilan dari sebuah e-modul yang dikembangkan mencakup:


62

a) Bagian pembuka

Bagian pembuka yaitu cover berisi judul, logo institusi, gambar pendukung

dan keterangan institusi.

Gambar 4.1 Gambar Layout Sampul Depan E-modul

Gambar 4.1 kerangka sampul depan dari e-modul yang akan dikembangkan

meliputi dari logo Instansi, Judul E-modul, Gambar Pendukung, Nama Penyusun dan

Keterangan Institusi.

b) Bagian isi e-modul

Bagian isi e-modul berisi Judul Kegiatan Belajar, Indikator, Capaian

Pembelajaran, Uraian Materi, Rangkuman dan Tes Formatif.


63

Gambar 4.2 Gambar Layout Isi E-modul


Gambar 4.2 merupakan kerangka isi/kegiatan belajar dari e-modul yang akan

dikembangkan yang terdiri dari Judul Kegiatan Belajar, Indikator, Capaian

Pembelajaran, Uraian Materi, Rangkuman dan Tes Formatif.

c) Bagian penutup

Bagian terakhir dari sebuah e-modul adalah sampul belakang yang berisikan

semua judul sub bab dari mata kuliah Sistem Terdistribusi.

Gambar 4.3 Gambar Layout Penutup


64

Gambar 4.3 merupakan kerangka bagian penutup dari e-modul yang akan

dikembangkan yang terdiri dari sampul belakang.

b. Pemilihan Desain Media

Peneliti melakukan seleksi desain media yang cocok untuk menyajikan materi

pembelajaran. Dalam hal ini, e-modul akan dibuat dengan menggunakan beberapa

aplikasi yang sesuai dan dapat dilihat pada tabel 4.2 Berikut.

Tabel 4.2 Daftar Aplikasi/Media yang digunakan dalam pembuatan e-modul


Nama Aplikasi Kegunaan
Melakukan perancangan desain sampul/cover,
Adobe Photoshop CC 2018 merancang layout, serta menyertakan gambar
pendukung dalam e-modul.
Melakukan pengetikan atau pembuatan naskah
Microsoft Word 2016
atau draft e-modul.
Menambahkan video setiap rangkuman,
menambahkan tes formatif dan quiz
Flip PDF Corporate Edition interaktif/evaluasi dari setiap babnya,
menjadikan modul sebagai e-modul yang
berbentuk web.
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Tabel 4.2 merupakan daftar Aplikasi/media merupakan alat untuk membuat

sebuah e-modul mulai dari tahapan desain, pengetikan hingga mengekstrak e-modul

menjadi web.

c. Perancangan Instrumen

Instrumen yang dipersiapkan adalah dalam bentuk angket yang telah

disesuaikan agar mencakup semua aspek yang diperlukan. Angket ini berisi daftar

pertanyaan yang terkait dengan kelayakan produk. Mahasiswa akan diminta untuk

mengisi angket respon terkait kemenarikan dan kemudahan penggunaan dari e-


65

modul. Selanjutnya, e-modul akan dievaluasi berdasarkan saran-saran dari ahli dan

respon yang telah diberikan.

Perancangan instrumen dimulai dengan merancang kisi-kisi angket., yang

kemudian digunakan untuk membuat angket penilaian. Angket ini akan diberikan

kepada ahli untuk mengevaluasi produk baik dari segi media dan materi. Selain itu,

juga disiapkan angket untuk mahasiswa, agar dapat mengetahui respon mereka

terhadap e-modul yang telah dikembangkan.

3. Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan yang dimaksud adalah tahap pengembangan produk,

dalam tahap ini tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan produk (e-modul)

yang layak di terapkan, adapun beberapa tahapan yang di tempuh oleh peneliti dalam

tahap ini adalah membuat e-modul, validasi produk dan revisi produk.

a. Pembuatan E-modul

E-modul pada tahap ini akan dibuat sesuai dengan rancangan yang telah

disusun sebelumnya. Adapun Hasil pembuatan e-modul ini dapat direpresentasikan

melalui beberapa gambar visual yang termasuk dalam e-modul Sistem Terdistribusi

yang telah dibuat.


66

1) Bagian Pembuka

Gambar 4.4 Tampilan Sampul Depan


Gambar 4.4 Bagian pembuka yaitu sampul depan berisi logo institusi, gambar

pendukung, judul, penyusun dan keterangan institusi.


67

Gambar 4.5 Tampilan Pendahuluan


Gambar 4.5 penulis menyampaikan beberapa kata sebelum pembaca mulai

menggunakan e-modul
68

Gambar 4.6 Tampilan Daftar Isi


Gambar 4.6 tampilan daftar isi yang merupakan isi e-modul yang telah

dirangkum dalam satu halaman, yang dapat memudahkan pembaca dalam

menggunakan e-modul.
69

Gambar 4.7 Tampilan Petunjuk Penggunaan

Gambar 4.7 tampilan dari petunjuk penggunaan e-modul ini untuk

memudahkan pembaca dalam menggunakan e-modul.

2) Bagian isi e-modul (materi)

Gambar 4.8 Halaman Kegiatan Belajar


70

Gambar 4.8 tampilan dari kegiatan belajar yang berisi sampul bab yang terdiri

dari tujuan pembelajaran dan deskripsi materi.

Gambar 4.9 Halaman Tes Formatif dan Video Pembelajaran

Gambar 4.9 merupakan tampilan tes formatif yang berisikan quis/latihan,

tugas serta pengumpulan tugas.


71

3) Bagian Penutup
72

Gambar 4.10 Halaman Sampul Belakang


Gambar 4.10 merupakan tampilan sampul belakang dari e-modul yang telah di

kembangkan.

b. Validasi Produk

Validasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian dan kelayakan e-

modul Sistem Terdistribusi yang di lakukan oleh 1 ahli materi dan 2 ahli media yang

merupakan dosen dari Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar.

1) Analisis Data Validasi Ahli Materi

Validasi dilakukan oleh satu orang validator yang merupakan dosen dari

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui

kevalidan e-modul yang di kembangkan. Adapun data dari hasil evaluasi dan validasi

ahli materi antara lain dapat dilihat pada tabel 4.3, tabel 4.4 tabel, tabel 4.5, tabel 4.6,

tabel 4.7 dan tabel 4.8.

Tabel 4.3 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Self Instructional
Skor yang
No Indikator Skor Ahli Materi
Diharapkan
1 Kejelasan Tujuan pembelajaran 5 5
2 Pengemasan materi pembelajaran. 9 10
Materi pembelajaran didukung dengan
3 8 10
contoh dan ilustrasi.
4 Ketersediaan soal-soal latihan/tugas 7 10
Bahasa yang sederhana dan
5 9 10
komunikatif
73

Ketersediaan rangkuman materi


6 15 15
pembelajaran
7 Ketersediaan Evaluasi 1 5
8 Ketersediaan Referensi 5 5
Skor Total 59 70
Rata-rata Skor Perolehan 4.21
Persentase Penilaian 84.3%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 yaitu penilaian ahli materi, dalam aspek self

instructional, nilai total indikator penilaian diperoleh sebesar 59 dari jumlah

pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 70. Oleh karena itu, persentase

penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek self instructional, adalah sebesar

84,28% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan,

hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Layak".

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Self Contained
Skor Ahli Skor yang
No Indikator
Materi Diharapkan
Tidak tergantung pada bahan
1 9 10
ajar/media lain
Skor Total 9
Rata-rata Skor Perolehan 4.5
Persentase Penilaian 90%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 yaitu penilaian ahli materi, dalam aspek Self Contained,

nilai total indikator penilaian diperoleh sebesar 9 dari jumlah pernyataan pada angket
74

yang seharusnya adalah 10. Oleh karena itu, persentase penilaian skor total butir

pernyataan dalam aspek Self Contained adalah sebesar 90% dari persentase maksimal

100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil tersebut dapat dikategorikan

sebagai "Sangat Layak".

Tabel 4.5 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Stand Alone
Skor Ahli Skor yang
No Indikator
Materi Diharapkan
Tidak tergantung pada bahan
1 9 10
ajar/media lain
Skor Total Perolehan 9
Rata-rata Skor Perolehan 4.5
Persentase Penilaian 90%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 yaitu penilaian ahli materi, dalam aspek Stand Alone,

nilai total indikator penilaian diperoleh sebesar 9 dari jumlah pernyataan pada angket

yang seharusnya adalah 10. Oleh karena itu, persentase penilaian skor total butir

pernyataan dalam aspek Stand Alone adalah sebesar 90% dari persentase maksimal

100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil tersebut dapat dikategorikan

sebagai "Sangat Layak".

Skor Ahli Skor yang


No Indikator
Materi Diharapkan
Setiap instruksi dan paparan
1 informasi bersifat membantu dan 10 10
bersahabat dengan pemakainya
Skor Total 10
Rata-rata Skor Perolehan 5
Persentase Penilaian 100%
Kategori: Sangat Layak
75

Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek Adaptive
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 yaitu penilaian ahli materi, dalam aspek Adaptive, nilai

total indikator penilaian diperoleh sebesar 5 dari jumlah pernyataan pada angket yang

seharusnya adalah 5. Oleh karena itu, persentase penilaian skor total butir pernyataan

dalam aspek Adaptive adalah sebesar 100% dari persentase maksimal 100%.

Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil tersebut dapat dikategorikan

sebagai "Sangat Layak".

Skor Ahli Skor yang


No Indikator
Materi Diharapkan
Menyesuaikan IPTEK, serta
1 5 5
fleksibel/luwes digunakan
Skor Total 5
Rata-rata Skor Perolehan 5
Persentase Penilaian 100%
Kategori: Sangat Layak
Tabel 4.7 Data Hasil Penilaian Ahli Materi dari Aspek User Friendly

Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 yaitu penilaian ahli materi, dalam aspek User Friendly,

nilai total indikator penilaian diperoleh sebesar 10 dari jumlah pernyataan pada

angket yang seharusnya adalah 10. Oleh karena itu, persentase penilaian skor total

butir pernyataan dalam aspek User Friendly adalah sebesar 100% dari persentase

maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil tersebut dapat

dikategorikan sebagai "Sangat Layak”.


76

Tabel 4.8 Data Hasil Penilaian Ahli Materi


Skor Ahli Skor Rata-rata
No Indikator Persentase
Materi Maksimal Skor
1 Self Instruction 59 70 4.2 84.3%
2 Self Contained 9 9 4.5 90%
3 Stand Alone 9 9 4.5 90%
4 Adaptive 5 5 5 100%
5 User Friendly 10 10 5 100%
Skor Total Perolehan 92
Jumlah Skor yang Diharapkan 105
Rata-rata Keseluruhan Skor Penilaian 4.64
Persentase Penilaian 92.86%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 yaitu nilai total dari seluruh aspek, yaitu self

instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly, adalah

59+9+9+5+10 = 92, sedangkan jumlah skor yang seharusnya diperoleh berdasarkan

jumlah pernyataan pada angket adalah 70+10+10+5+10 = 105. Oleh karena itu,

persentase penilaian skor total butir pernyataan dari seluruh aspek adalah sebesar

92.86% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan,

hasil tersebut termasuk dalam kategori "Sangat Layak".


77

Gambar 4.11 Hasil Validasi Ahli Materi


Berdasarkan gambar 4.11 yaitu hasil validasi ahli materi terdapat 5 aspek yang

menjadi penilaian yaitu aspek self instructional, self contained, stand alone, adaptive

dan user friendly. Rata-rata persentase dari kelima aspek tersebut adalah 92.86% dari

persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil

tersebut termasuk dalam kategori "Sangat Layak".

2) Analisis Data Validasi Ahli Media

Validasi ahli media dilakukan oleh dua validator yang merupakan dosen

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer. Analisis instrumen penelitian untuk ahli

media di modifikasi dari elemen mutu model oleh Daryanto, (2013) yaitu aspek

format, organisasi, daya tarik, bentuk dan ukuran huruf, ruang kosong (spasi), dan

konsistensi.

Tujuan dari validasi tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana penilaian

e-modul yang telah dikembangkan. Jika hasil validasi menunjukkan bahwa produk

tersebut tidak valid, maka perlu dilakukan perbaikan atau revisi agar menjadi valid.

Data hasil validasi oleh ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.9, Tabel 4.10, Tabel

4.11, Tabel 4.12, Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.

Tabel 4.9 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Format
Skor Ahli Media
Rata-
Skor yang
No Indikator rata
Ahli Ahli Jumlah Diharapkan
Skor
Pertama Kedua Skor
Penggunaan format 20
1 10 10 20 5
kertas
Penggunaan tanda- 20
2 10 9 19 4.75
tanda (warna)
78

Skor Total Perolehan 39


Jumlah Skor yang Diharapkan 40
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 4.9
Persentase Penilaian 97.50%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 yaitu penilaian ahli media, dalam aspek format, nilai

total indikator penilaian diperoleh dari 2 ahli media yaitu sebesar 39 dari jumlah

pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 40. Oleh karena itu, persentase

penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek format adalah sebesar 97,50% dari

persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil

tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Layak"

Tabel 4.10 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Organisasi
Skor Ahli Media
Rata-
Skor yang
No Indikator rata
Ahli Ahli Jumlah diharapkan
Skor
Pertama Kedua Skor
1 Isi materi pembelajaran 18 20 38 4.75 40
2 Naskah, gambar/video 10 9 19 4.75 20
Antar bab, antar unit
4 5 5 10 5 10
dan antar paragraf
Antar judul, sub judul dan
5 uraian
5 5 10 5 10
Skor Total Perolehan 77
Jumlah Skor yang Diharapkan 80
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 4.88
Persentase Penilaian 96,25%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 yaitu penilaian ahli media, dalam aspek organisasi,

nilai total indikator penilaian diperoleh dari 2 ahli media yaitu sebesar 77 dari jumlah

pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 80. Oleh karena itu, persentase
79

penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek organisasi adalah sebesar 96,25%

dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil

tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Layak".

Skor Ahli Media


Rata-rata Skor yang
No Indikator
Ahli Ahli Jumlah Skor Diharapkan
Pertama Kedua Skor
1 Bagian tampilan 10 10 20 5 20
2 Bagian sampul 10 10 20 5 20
3 Bagian isi e-modul 20 18 38 4.75 40
Bagian rangkuman
13 13 26 4.33 30
4 dan latihan (quiz)
5 Bahan media 24 25 49 4.9 50
Skor Total Perolehan
153
Jumlah Skor yang diharapkan
160
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 4.80
Persentase Penilaian 95,62%
Kategori: Sangat Layak
Tabel 4.11 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Daya Tarik
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 yaitu penilaian ahli media, dalam aspek daya tarik,

nilai total indikator penilaian diperoleh dari 2 ahli media yaitu sebesar 153 dari

jumlah pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 160. Oleh karena itu,

persentase penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek daya tarik adalah sebesar
80

95,62% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan,

hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Layak".

Tabel 4.12 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Bentuk dan Ukuran Huruf
Skor Ahli Media
Rata-
Skor yang
No Indikator rata
Ahli Ahli Jumla Diharapkan
Skor
Pertama Kedua h Skor
Bentuk dan ukuran
1 10 10 20 5 20
huruf
Perbandingan huruf
2 antar judul, sub judul 5 5 10 5 20
dan isi naskah
3 Penggunaan huruf kapital 5 5 10 5 10

Skor Total Perolehan


40
Jumlah Skor yang diharapkan 40
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 5
Persentase Penilaian 100%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.12 yaitu penilaian ahli media, dalam aspek bentuk dan

ukuran huruf, nilai total indikator penilaian diperoleh dari 2 ahli media yaitu sebesar

40 dari jumlah pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 40. Oleh karena itu,

persentase penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek bentuk dan ukuran huruf

adalah sebesar 100% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang

telah ditetapkan, hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Baik".

Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Ruang Kosong (Spasi)
Skor Ahli Media
Rata-
Skor yang
No Indikator rata
Ahli Ahli Jumlah Diharapkan
Skor
Pertama Kedua Skor
1 Ruangan sekitar 5 5 10 5 10
81

Skor Ahli Media


Rata-
Skor yang
No Indikator rata
judul bab dan sub Diharapkan
Skor
bab
Ruangan sekitar dan
2 5 5 10 5 10
ilustrasi dan gambar
Skor Total Perolehan 20
Jumlah Skor yang diharapkan
20
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 5
Persentase Penilaian 100%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.13 yaitu penilaian ahli media, dalam aspek ruang kosong

(spasi), nilai total indikator penilaian diperoleh dari 2 ahli media yaitu sebesar 20 dari

jumlah pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 20. Oleh karena itu,

persentase penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek ruang kosong (spasi)

adalah sebesar 100% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang

telah ditetapkan, hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Layak".

Tabel 4.14 Data Hasil Penilaian Ahli Media dari Aspek Konsistensi
Skor Ahli Media
Rata-rata Skor yang
No Indikator Ahli Ahli Jumlah
Skor Diharapkan
Pertama Kedua Skor
1 Huruf 14 15 29 4.83 30
2 Spasi antar kolom 10 10 20 5 20
Skor Total Perolehan
49
Jumlah Skor yang diharapkan 50
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 4.92
Persentase Penilaian 98%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah
82

Berdasarkan tabel 4.14 yaitu penilaian ahli media, dalam aspek konsistensi,

nilai total indikator penilaian diperoleh dari 2 ahli media yaitu sebesar 49 dari jumlah

pernyataan pada angket yang seharusnya adalah 50. Oleh karena itu, persentase

penilaian skor total butir pernyataan dalam aspek ruang konsistensi adalah sebesar

98% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan,

hasil tersebut dapat dikategorikan sebagai "Sangat Layak".

Tabel 4.15 Data Hasil Penilaian Ahli Media


Skor Ahli Media
  Rata-
Skor yang
No Indikator rata
Ahli Ahli Jumlah Diharapkan
Skor
Pertama Kedua Skor
1 Aspek Format 20 19 39 4.9 40
2 Aspek Organisasi 38 39 77 4.88 80
3 Aspek Daya Tarik 77 76 153 4.80 160
Aspek Bentuk dan
20 20 40 5 40
 4 Ukuran Huruf
Aspek Ruang (Spasi
10 10 20 5 20
5 Kosong)
6 Aspek Konsistensi 24 25 49 4.92 50
Skor Total 378
Jumlah Skor yang diharapkan 390
Jumlah Rata-rata Skor Perolehan 4.85
Persentase Penilaian 97,17%
Kategori: Sangat Layak
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan gambar 4.15 Total skor yang diperoleh dari berbagai aspek

seperti format, organisasi, daya tarik, bentuk dan ukuran huruf, ruang kosong (spasi),

dan konsistensi, adalah 39+77+152+40+20+49=378. Sedangkan skor yang

diharapkan berdasarkan jumlah pernyataan pada angket adalah

40+80+160+40+20+50=390. Oleh karena itu, persentase penilaian skor total dari


83

semua pernyataan dalam setiap aspek adalah sebesar 97,17% dari persentase

maksimal 100%. Berdasarkan kategori penilaian, nilai tersebut dapat diklasifikasikan

sebagai "Sangat Layak".

Gambar 4.12 Hasil Validasi Ahli Materi


Berdasarkan gambar 4.12 yaitu hasil validasi ahli media terdapat 6 aspek yang

menjadi penilaian yaitu aspek aspek seperti format, organisasi, daya tarik, bentuk dan

ukuran huruf, ruang kosong (spasi), dan konsistensi, Rata-rata persentase dari kelima

aspek tersebut adalah 97.17% dari persentase maksimal 100%. Berdasarkan kategori

yang telah ditetapkan, hasil tersebut termasuk dalam kategori "Sangat Layak".
84

Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi dan ahli media, e-modul yang telah

dikembangkan dapat dikatakan layak atau valid di terapkan dalam uji coba dengan

persentase rata-rata 92,86% yang termasuk dalam kategori “Sangat Layak”.

c. Revisi Produk

Revisi pada produk dilakukan dengan merujuk pada masukan, pendapat, dan

hasil validasi dari ahli materi dan media yang terkait dengan e-modul Sistem

Terdistribusi yang telah di kembangkan, Adapun revisi yang dilakukan yaitu:

1) Revisi Produk Ahli Materi

Penilaian yang dilakukan oleh seorang validator yaitu dosen Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer FT UNM yaitu Dr. Ir. Eng. Jumadi Mabe Parenreng,

S.ST, M. Kom., IPM sebagai dosen pengampu mata kuliah Sistem Terdistribusi.

Tujuan dari penilaian oleh ahli materi adalah untuk mendapatkan masukan dan kritik

dari validator sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan revisi.

Hasil dari saran dan masukan tersebut dikonversikan dalam tabel 4.15.

Tabel 4.15 Saran Revisi Produk Ahli Materi


No Jenis Kekurangan Saran Perbaikan
Penambahan latihan dan pengumpulan
1 Bagian tes formatif
latihan
2 Bagian daftar pustaka Tambahkan link web daftar pustaka
3 Penambahan materi Perdalam materinya
Sumber: Data Penelitian yang diolah
85

Berdasarkan saran dari validator bahwa e-modul yang di kembangkan perlu di

perbaiki yaitu penambahan latihan dan pengumpulan latihan, penambahan link web

pada daftar pustaka dan perdalam lagi materinya. Adapun tampilan e-modul sebelum

dan sesudah revisi dari validator dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.16 Revisi Produk Ahli Materi


No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Sebelum penambahan latihan dan Sesudah penambahan latihan dan


pengumpulan latihan pengumpulan latihan
86

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Sebelum penambahan materi Sesudah penambahan materi

Sebelum penambahan link web Sesudah penambahan link web pada


pada daftar pustaka daftar pustaka
Sumber: Data Penelitian yang diolah

2) Revisi Produk Ahli Media

Penilaian yang dilakukan oleh seorang validator yaitu dosen Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer FT UNM yaitu Andi Akram Nur Risal, S.Pd., M.Kom.

dan Ir. Muhammad Riska, S.Pd, M.Pd. Tujuan dari penilaian oleh ahli materi adalah

untuk mendapatkan masukan dan kritik dari validator sehingga dapat digunakan
87

sebagai panduan dalam melakukan revisi. Hasil dari saran dan masukan tersebut

dikonversikan dalam tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17 Saran Revisi Produk Ahli Media


No Jenis Kekurangan Saran Perbaikan
Perbaiki videonya agar dapat
1 Bagian video pembelajaran
berjalan
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.17 yaity saran dari validator bahwa e-modul yang di

kembangkan perlu di perbaiki yaitu perbaiki video di dalam e-modul dapat berjalan.

Adapun tampilan e-modul sebelum dan sesudah revisi dari validator dapat dilihat

pada tabel 4.17.

Tabel 4.18 Revisi Produk Ahli Media


No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Sebelum revisi video tidak dapat Sesudah revisi video sudah dapat
berjalan berjalan
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan hasil validasi dan evaluasi oleh ahli media, dapat disimpulkan

bahwa materi yang terdapat pada e-modul sangat layak dengan persentase 97,17%
88

Sementara itu, menurut hasil penilaian oleh ahli materi, e-modul juga dinilai sangat

layak dengan persentase 87,61%. jumlah keseluruhan persentase penilaian e-modul

oleh ahli media dan materi adalah 92,39% dan pantas digunakan pada tahap

implementasi.

4. Implementation (Implementasi)

Setelah melakukan proses revisi dan divalidasi oleh validator, e-modul Sistem

Terdistribusi kemudian diterapkan dengan melakukan uji coba, adapun uji coba yang

dilakukan yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba ini

dilakukan untuk mengetahui pendapat dan tanggapan mahasiswa terhadap e-modul

tersebut setelah melalui proses revisi.

a. Uji Coba Kelompok Kecil

Untuk tujuan perbaikan dan evaluasi me-modul yang telah dikembangkan,

dilakukan uji coba kelompok kecil terhadap 7 mahasiswa dari Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer yang dipilih secara acak sebagai representatif dari

mahasiswa yang telah memprogram mata kuliah Sistem Terdistribusi. Uji coba ini

dilakukan setelah mahasiswa melihat e-modul pembelajaran secara mandiri dan

kemudian diberikan kuesioner dalam bentuk skala likert untuk mengetahui tanggapan

dan respons mereka terhadap e-modul yang telah di kembangkan. Hasil dari uji coba

kelompok kecil tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.19.

Rata-
Skor yang
No Responden Materi Media Kemanfaatan Total rata
Diharapkan
Skor
89

1 R1 26 19 16 61 70 4.36
2 R2 24 16 16 56 70 4.00
3 R3 21 16 14 51 70 3.64
4 R4 23 17 18 58 70 4.14
5 R5 30 20 17 67 70 4.79
6 R6 30 18 20 68 70 4.86
7 R7 29 15 20 64 70 4.57
Jumlah Rata-rata Keseluruhan 4.30
Persentase Rata-rata 86,73%
Kategori Sangat Praktis
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa hasil uji coba yang dilakukan oleh 7

mahasiswa menunjukkan nilai rata-rata persentase sebesar 86,73% dengan kategori

“Sangat Praktis”. Mahasiswa yang diuji pada uji coba kelompok kecil juga

memberikan tanggapan/respon yang baik terhadap penggunaan e-modul Sistem

Terdistribusi.

b. Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan pada 22 mahasiswa yang telah

memprogram mata kuliah Sistem Terdistribusi dari Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer di FT UNM. Sebelum e-modul ini digunakan, tujuan dari penggunaannya

dijelaskan terlebih dahulu kepada para mahasiswa dan juga mereka menggunakan e-

modul tersebut sebelum mengisi angket melalui link google form yang terdiri dari 3

aspek dan 14 pertanyaan untuk memberikan tanggapan atau respon terhadap e-

modul yang telah di kembangkan, berikut ini adalah rekapitulasi dari hasil jawaban

dari 22 mahasiswa yang telah memprogram mata kuliah Sistem Terdistribusi di

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT UNM.


90

Tabel 4. 20 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kelompok Besar


Skor Rata-
No Responden Materi Media Kemanfaatan Total yang rata
Diharapkan Skor
1 R1 26 18 16 60 70 4.29
2 R2 23 17 16 56 70 4.00
3 R3 28 19 20 67 70 4.79
4 R4 26 18 18 62 70 4.43
5 R5 27 16 17 60 70 4.29
6 R6 27 18 18 63 70 4.50
7 R7 26 19 17 62 70 4.43
8 R8 18 12 12 42 70 3.00
9 R9 24 18 17 59 70 4.21
10 R10 24 16 16 56 70 4.00
11 R11 27 16 16 59 70 4.21
12 R12 27 14 17 58 70 4.14
13 R13 30 20 20 70 70 5.00
14 R14 24 16 16 56 70 4.00
15 R15 28 18 20 66 70 4.71
16 R16 27 17 17 61 70 4.36
17 R17 26 18 18 62 70 4.43
18 R18 23 18 19 60 70 4.29
19 R19 28 18 19 65 70 4.64
20 R20 26 17 18 61 70 4.36
21 R21 26 19 18 63 70 4.50
22 R22 27 16 18 61 70 4.36
Jumlah Rata-rata Keseluruhan 4.31
Persentase Rata-rata 86.30
Kategori Sangat Praktis
Sumber: Data Penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa hasil uji kelompok besar yang

dilakukan oleh 22 mahasiswa menunjukkan nilai rata-rata skor penilaian secara

keseluruhan adalah 4.31 dari skor maksimal 5.00, dengan persentase rata-rata 86.30%

yang termasuk dalam kategori “Sangat Praktis”.


91

B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, telah berhasil menghasilkan

sebuah produk akhir berupa e-modul pembelajaran untuk mata kuliah Sistem

Terdistribusi. Penelitian ini termasuk dalam kategori Penelitian dan Pengembangan

(Research and Development/R&D) dan menggunakan model ADDIE. Tahapan

pengembangan produk yang dilakukan terdiri dari tahapan analisis (analysis),

perancangan (design), pengembangan (development), Implementasi (Implementation)

dan evaluasi (evaluation).

Tahap awal dalam proses pengembangan dimulai dengan tahap Analisis

(analysis), yang merupakan proses analisis awal atau identifikasi. Pada tahap ini,

peneliti melakukan analisis terhadap mahasiswa untuk mendapatkan informasi

tentang permasalahan yang mendasari pengembangan e-modul Sistem Terdistribusi.

Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa yang telah memprogram

mata kuliah Sistem Terdistribusi sebagai informasi awal untuk mengembangkan e-

modul. Selain itu peneliti juga menganalisis konsep dan analisis tugas yang tujuan

utamanya adalah untuk memperkuat data yang telah diperoleh selama proses

pembuatan e-modul pembelajaran.

Pada tahap perancangan (design), terdapat beberapa langkah yang perlu

dilakukan, diantaranya adalah penyusunan kerangka e-modul, pemilihan media, dan

perancangan instrumen. Penyusunan kerangka e-modul dilakukan untuk

merencanakan tata letak atau susunan e-modul yang akan di kembangkan. Sedangkan

pemilihan media dilakukan untuk menentukan aplikasi apa saja yang akan digunakan
92

dalam merancang desain dari e-modul. Setelah menentukan media peneliti merancang

instrumen yang digunakan untuk mengukur valid/praktis nya e-modul yang akan

diberikan kepada ahli dan mahasiswa.

Tujuan dari pengembangan (development) adalah untuk menghasilkan produk

akhir yang berupa modul yang telah melalui tahap validasi dan revisi. Sebelum

melakukan proses validasi dan revisi peneliti membuat e-modul yang nantinya akan

di validasi oleh ahli, Setelah menyelesaikan proses pembuatan e-modul, langkah

selanjutnya adalah melakukan proses validasi yang akan dilakukan oleh validator

ahli. Validasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang

ada dalam e-modul tersebut. Setelah itu, dilakukan tahap revisi untuk memperbaiki

dan menyempurnakan produk.

Setelah tahap validasi dan revisi selesai, tahapan selanjutnya adalah

implementasi (implementation) yaitu uji coba terhadap pengguna, E-modul yang telah

dikembangkan akan diuji coba oleh mahasiswa untuk memperoleh respon dan

tanggapan mereka terhadap e-modul tersebut. Uji coba pengembangan dilakukan

dengan tujuan untuk mengevaluasi respon atau tanggapan mahasiswa terhadap e-

modul mata kuliah Sistem Terdistribusi yang telah dikembangkan. Selanjutnya, hasil

analisis pengembangan e-modul ini akan dibahas oleh peneliti, terutama dalam hal

validitas/kelayakan dan kepraktisannya. Berikut ini adalah pembahasan yang

menjelaskan analisis dari hasil pengembangan e-modul mata kuliah Sistem

Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, meliputi:

1. Analisis Kelayakan oleh Ahli Materi


93

Dalam penilaian dari lima aspek yaitu self instruction, self contained, stand

alone, adaptive, dan user friendly, hasil validasi oleh ahli materi mendapatkan skor

rata-rata sebesar 87,61% dari persentase maksimal yaitu 100%. Berdasarkan kategori

yang telah ditetapkan, hasil tersebut dapat diklasifikasikan sebagai "Sangat Layak".

2. Analisis Kelayakan oleh Ahli Media

Dalam penilaian dari enam aspek yaitu format, organisasi, daya tarik, bentuk

dan ukuran huruf, ruang kosong (spasi), dan konsistensi, hasil validasi oleh ahli

materi mendapatkan skor rata-rata sebesar 97,17% dari persentase maksimal yaitu

100%. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, hasil tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai "Sangat Layak".

3. Analisis Kepraktisan Berdasarkan Tanggapan Pengguna

Dalam uji coba kelompok kecil, terdapat 7 mahasiswa yang akan diuji, skor

yang mendapatkan 85,01% - 100,00% adalah sebanyak empat orang dengan kategori

“Sangat Praktis” dan dalam kategori “Praktis” dengan skor 70,01%-85,00% sebanyak

tiga orang, sedangkan untuk kategori “Cukup Praktis” dengan skor 40,01%-70,00%,

kategori “Cukup Praktis” 20,01%-40,00%, “Tidak Praktis” dan kategori “Sangat

Tidak Praktis” 01,00%-20,00% tidak mendapatkan frekuensi dari tanggapan

responden, Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

pada uji coba kelompok kecil memberikan tanggapan yang Sangat Praktis.
94

Pada uji coba kelompok besar terdapat 22 responden yang akan di uji, skor

yang mendapatkan 85,01% - 100,00% adalah sebanyak 15 orang dengan kategori

“Sangat Praktis” dan dalam kategori “Praktis” dengan skor 70,01%-85,00% sebanyak

6 orang, untuk kategori “Cukup Praktis” dengan skor 40,01%-70,00%, sebanyak 1

orang sedangkan untuk skor 20,01%-40,00%, “Tidak Praktis” dan kategori “Sangat

Tidak Praktis” 01,00%-20,00% tidak mendapatkan frekuensi dari tanggapan

responden, Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

pada uji coba kelompok besar memberikan tanggapan yang “Sangat Praktis”.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa e-modul mata

kuliah Sistem Terdistribusi memenuhi kriteria sebagai sumber belajar yang layak dan

praktis digunakan dalam Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM. E-

modul ini diharapkan dapat membantu kinerja dosen dalam menyampaikan materi

dan memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan e-modul

Sistem Terdistribusi, berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil:

1. Hasil dari penelitian ini menghasilkan sebuah produk yang berbentuk e-modul

Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari

tahapan Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. E-

modul ini telah disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok yang

terdapat dalam RPS Sistem Terdistribusi yang diterapkan di Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer. E-modul ini berbasis flipbook yang dapat diakses di

sistem operasi windows, android dan ios. Dalam e-modul ini terdapat materi

pembelajaran dan video pembelajaran serta terdapat evaluasi berupa quiz

interaktif.

2. Hasil dari penelitian ini menghasilkan sebuah produk yang berbentuk e-modul

Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM

yang di nyatakan layak, hal ini didasarkan karena telah melewati tahap validasi

dengan nilai rata-rata keseluruhan dari validator yaitu sebesar 92,39% yang

termasuk dalam kategori “Sangat Layak”. Hasil validasi tersebut

95
96

menunjukkan bahwa semua instrumen untuk ahli yang digunakan dalam

penelitian ini layak untuk di terapkan dalam proses pembelajaran.

3. Hasil dari penelitian ini menghasilkan sebuah produk yang berbentuk e-modul

Sistem Terdistribusi di Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT-UNM

yang di nyatakan praktis, hal ini di dasarkan oleh respon mahasiswa yang

memiliki nilai rata-rata keseluruhan sebesar 86,51% yang termasuk dalam

kategori “Sangat Praktis”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam

pengembangan dan penerapan e-modul ini mahasiswa merasakan kemudahan

dan tertarik dalam proses pembelajaran.

B. Keterbatasan Penelitian

Pengembangan e-modul ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu

diperhatikan, antara lain:

1. Pengujian e-modul ini terbatas pada saat uji coba kelompok besar yaitu

pengujiannya dilakukan secara online (Google Meet) dikarenakan pertimbangan

bahwa mata kuliah pilihan Sistem Terdistribusi tidak di berjalan di semester

genap sehingga mahasiswa tidak dapat dikumpulkan pada saat pengujian

kelompok besar.

2. Penelitian pengembangan ini fokus pada aspek kelayakan dan kepraktisan e-

modul yang dikembangkan, namun belum mencapai tahap pengujian

efektifitasnya dalam konteks pembelajaran sehari-hari.


97

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Dosen

Dosen disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan e-modul yang telah

dikembangkan sebagai salah satu pilihan bahan ajar bagi mahasiswa Jurusan Teknik

Informatika dan Komputer FT-UNM dalam proses pembelajaran mata kuliah Sistem

Terdistribusi.

b. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dan Komputer FT UNM disarankan

untuk menggunakan e-modul Sistem Terdistribusi secara maksimal agar memahami

materi tanpa merasa bosan, serta mahasiswa juga dapat belajar secara mandiri.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang telah dilakukan belum sampai pada tahap uji efektivitas e-

modul. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya memiliki peluang untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terkait pengujian efektivitas e-modul dalam konteks

pembelajaran.
98

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. D. (2017). Instrumen Perangkat Pembelajaran (158). Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penilitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka


Cipta.

Arpan, M., Budiman, R. D. A., & Verawardina, U. (2018). Need assessment


penerapan media pembelajaran pengenalan hardware jaringan komputer
berbasis augmented reality. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 16(1), 48.
https://doi.org/10.31571/edukasi.v16i1.834.

Chomsin, Widodo S. & Jasmadi. (2008). Panduan menyusun bahan ajar berbasis
kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam
mengajar. Yogyakarta:Gava Media.

Fahmi, R., Awaluddin, D., & Wanarti, P. (2016). Pengembangan modul elektronik
plc pada standar kompetensi memprogram peralatan sistem pengendali
elektronik dengan plc untuk SMK Raden Patah kota Mojokerto. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, 5(3), 711–716.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/17/index.

Gulo, W. (2004). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Gramedia.

Gunarto, H. (2013). Model dan metode pembelajaran. Semarang: Unissula.

Hasyim, A. (2016). Metode penelitian pengembangan di sekolah. Yogyakarta: Media


Akademi.

Hidayat, R., Ruslan, R., & Syamsurijal, S. (2022). Pengembangan e-modul berbasis
flipbook pada mata pelajaran komputer dan jaringan dasar di SMK Latanro
Enrekang. Semnasice 2022.
https://ojs.unm.ac.id/semnasice/article/view/38261%0Ahttps://ojs.unm.ac.id/
semnasice/article/download/38261/17811

Hikmah, N., & Hamid, Marsud, S. (2021). Pengembangan e-modul interaktif pada
mata kuliah jaringan komputer di program studi PTIK JTIK FT UNM. Jurnal
MediaTIK : Jurnal Media Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer, 4(2),
99

13–16.

Jalinus, M. & Ambiyar. (2016). Media dan sumber pembelajaran.


(Jakarta :Kencana).

Jamun, (2016). Desain aplikasi pembelajaran peta ntt berbasis multimedia. Jurnal
pendidikan dan kebudayaan missio, 8(1), 144–150.

Johnson, E. B. (2002). Contextual teaching and learning: What it is and why it's here
to stay. Corwin Press.

Karim, S. A., Parenreng, J. M., & Hafizh, A. (2022). Pengembangan Modul


Pembelajaran Mata Kuliah Jaringan Komputer di Prodi PTIK UNM. INTEC
Journal: Information Technology Education Journal, 1(1), 75–78.
https://ojs.unm.ac.id/intec/article/view/32192%0Ahttps://ojs.unm.ac.id/intec/
article/viewFile/32192/14862

Khalimah, Nur, Farin, K. I., Nikmah, M. Ni’mah, K., & Jatmiko. (2017). Budaya
kediri dalam pembelajaran matematika (pengembangan lembar kegiatan siswa
(lks) berbasis etnomatematika melalui pendekatan saintifik. JIPMat, 2(1).

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan pembelajaran. Bandung. PT. Remaja


Rosdakarya

Maryam, (2018). Pengembangan e-modul matematika berbasis open ended pada


materi sistem persamaan linear dua variabel kelas viii skripsi.

Maseleno, A. (2003). Kamus istilah komputer dan informatika. Edisi Ketiga, Penerbit
Gaya Media, Jakarta.

Masykur, R., Nofrizal, N., & Syazali, M. (2017). Pengembangan media


pembelajaran matematika dengan macromedia flash. Al-Jabar : Jurnal
Pendidikan Matematika, 8(2), 177. https://doi.org/10.24042/ajpm.v8i2.2014.

Muzijah, R., Wati, M., & Mahtari, S. (2020). Pengembangan e-modul menggunakan
aplikasi exe-learning untuk melatih literasi sains. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika, 4(2), 89. https://doi.org/10.20527/jipf.v4i2.2056.

Netriwati & Lena, S. M. (2017). Media pembelajaran matematika. Bandar Lampung:


Permata Net.

Notoatmodjo, (2005). Metodologi penelitian kesehatan. (Jakarta: Rineka Cipta).

Oka, G.P.A. (2017). Media multimedia pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.


100

Putra, K. W. B., Wirawan, I. M. A., & Pradnyana, G. A. (2017). Pengembangan e-


modul berbasis model pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran
“sistem komputer” untuk siswa kelas x multimedia SMK Negeri 3 Singaraja.
Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 14(1), 40–49.
https://doi.org/10.23887/jptk.v14i1.9880.

Rahmawati, R. N., & Narsa, I. M. (2019). Intention to use e-learning: aplikasi


technology acceptance model (tam). Owner: Riset Dan Jurnal Akuntansi, 3(2),
260-269.

Pamungkas, R. & Setiawan D. (2019). Pelatihan desain grafis untuk perangkat desa
dalam rangka peningkatan sdm di desa sawojajar kecamatan takeran
kabupaten magetan. http://pics.unipma.ac.id/

Putra, R.W. & Indriani, P. (2017). Implementasi etnomatematika berbasis budaya


lokal dalam pembelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar. :
NUMERICAL: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,

Salsabila, R. P. E. G. (2013). Pengembangan modul elektronik fisika sebagai media


instruksional pokok bahasan hukum newton pada pembelajaran fisika di SMA.

Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan: jenis, metode dan prosedur.

Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Sindi Natri Tilova, (2022)“Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu


Menggunakan Aplikasi Flip Pdf Corporate Berbasis RADEC di Kelas V SD.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. (2014). Instructional technology &
media for learning. :Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar (Prenada
Media).

Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Somayasa, W., Natajaya, N., & Candiasa, M. (2013). Pengembangan Modul


Matematika Realistik Disertai Asesmen Otentik Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X Di SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal
Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Indonesia 3.

Sugiyono. (2019). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:


Alfabeta.
101

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Cetakan Ke-22.
Bandung. Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan


Kualitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta

Sumiharsono, M. R., & Hasanah, H. (2018). Media Pembelajaran. (Jember : Pustaka


Abadi).

Sutarti, T. & Irawan, E. (2017). Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan
(Deepublish).

Taufiq, M., Amalia, A. V., & Parmin. (2017). The development of science mobile
learning with conservation vision based on android app inventor 2. Unnes
Science Education Journal, 6(1), 1472–1479.

Titting, Hidayah, T., Pramono, H. (2016). Pengembangan multimedia pembelajaran


senam lantai berbasis android pada pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di sma. Journal of Physical Education and Sports 5.

Utami, R. E., Nugroho, A. A., Dwijayanti, I., & Sukarno, A. (2018). Pengembangan
e-modul berbasis etnomatematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), 2(2), 268.
https://doi.org/10.33603/jnpm.v2i2.1458.

Vembriarto, S. T. (1987). Sosiologi Pendidikan; Yayasan Pendidikan Paramita.

Wiyoko, T. (2014). Pengembangan media pembelajaran fisika modul elektronik


animasi interaktif untuk kelas xi sma ditinjau dari motivasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai