Kegiatan Belajar
Relasi ini dinyatakan dengan [A B C], yang berarti B terletak antara A dan C. jika
B tidak terletak antara A dan C, maka dikatakan “tidak [A B C]”.
Dalil 1
Definisi
Jika A dan B dua titik berlainan, maka segmen AB atau ruas garis AB ialah
himpunan titik P yang memenuhi [A P B]. dikatakan titik P terletak pada
segmen AB.
Dalil 3
Titik A maupun titik B tidak terletak pada segmen AB
Bukti:
Jika A atau B terletak pada segmen AB maka terdapat [AAB] atau
[A B B]. ini bertentangan dengan dalil 2. Jadi A maupun B tidak
terletak pada segmen AB.
Dalil 4
Segmen AB ¿segmen BA
Bukti:
Menurut aksioma IV, jika [A P B], m aka [B P A]. Jadi segmen AB
sama dengan segmen BA.
Definisi
Interval AB ialah segmen AB ditambah ujung-ujungnya A dan B. Jadi
AB= A+ AB+ B.
Sinar A / B (dari A menjauhi B) ialah himpunan titik-titik P yang memenuhi
[P A B]
Garis AB ialah interval AB ditambah sinar-sinar A/B dan B/A. Jadi garis
AB= A /B+ AB+ B / A
Dalil 7
Antara dua titik berlainan ada suatu titik lain.
Bukti : Misalkan A dan B kedua titik itu seperti pada gambar berikut.
Maka menurut aksioma VI ada suatu titik E tidak pada AB. Menurut
aksioma II ada suatu titik C yang memenuhi [A E C]. Mengingat dalil 5
maka garis AC sama dengan garis AE. B tidak terletak pada garis ini, maka
ABC suatu segitiga. Menurut aksioma II ada suatu titik D yang memenuhi
[BCD]. Menurut aksioma VII ada titik F antara A dan B. Terbukti.
Dalil 8
Jika ABC suatu segitiga dan [B C D] dan [C E A], maka pada garis DE ada
suatu titik F yang memenuhi [A F B] dan [D E F]
Bukti ini memang agak istimewa. Maka dalil-dalil berikut disajikan tanpa
bukti, karena buktinya semacam bukti dalil di atas.
Dalil 9
Suatu garis tidak mungkin memotong ketiga sisi suatu segitiga (sisi berupa
segmen).
Dalil 10
Jika [A B C] dan [B C D], maka [A B D]
A B C D
Gambar 5
Dalil 11
Jika [A B C] dan [A B D] dan C ≠ D, maka [BCD] atau [BDC], dan
[ACD] atau [ADC]
a) .
A B C D
b) . A B D C
Gambar 6
Dalil 12
Jika [A B D] dan [A C D] dan B ≠ C, maka [A B C] atau [A C B]
a) .
A B C D
b) .
A C B D
Gambar 7
Dalil 13
Jika [A B C] dan [A C D], maka [B C D] dan [A B D]
A B C D
Gambar 8
A O B
Gambar 9
Sebarang titik O pada sinar dari A membagi sinar dalam suatu segmen dan
suatu sinar, AO dan O/A.
A O
Gambar 10
Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan; jika
[A O B], maka sinar-sinar itu ialah O/A dan O/B, sinar O/A yang memuat titik B,
kadang-kadang lebih mudah disebut sinar OB.
A O B
Gambar 11
Untuk n>1, maka n titik berlainan membagi garisnya dalam 2 sinar dan
n−1 segmen. Titik-titiknya dapat T 1 , T 2 , … , T n sedemikian hingga kedua sinar itu
T 1 /T n
Gambar 12
dan T n /T 1. Sedang n−1 segmen itu T 1 , T 2 , T 2 , T 3 , … , T n −1 , T n masing-masing
tidak memuat titik itu. Kita katakana, bahwa titik-titik itu dalam urutan
T 1 , T 2 , … , T n dan ditulis [T 1 ,T 2 ,T 2 ,T 3 , … ,T n ].
Aksioma ini cukup kuat dan dari ini dapat diturunkan dalil 14. Jika dalil 14
ini diambil sebagai aksioma, maka dari ini tidak dapat diturunkan aksioma VII
sebagai dalil.
Dalil 14
Jika ABC suatu segitiga dan [A F B] dan [B C D] maka pada garis DF,
ada suatu titik E yang memenuhi [C E A].
Bukti :
Gambar 13
Perhatikan gambar 13
Diambil G pada B/F dan dipandang ∆ BDF dengan [F B G] dan [B C D].
maka menurut aksioma VII pada garis GC ada titik H sedemikian, sehingga
[DHF]. Menurut dalil 8 [G C H]. Menurut dalil 10, karena [A F B] dan [F B G].
Dipandang ∆ AFD dengan [A F G] dan [D H F]. Maka menurut aksioma VII pada
garis GH ada suatu titik K sedemikian, sehingga [D K A], dan menurut dalil 8 [G
H K]. Karena [G C H] dan [G H K], maka [C H K]. Jadi segitiga ACK dengan [A
K D] dan [K H C], maka menurut aksioma VII pada garis DH (atau garis DF) ada
suatu titik E yang memenuhi [C E A]. terbukti.
4.1.2 Latihan 1
1) Terangkan, bahwa suatu garis mempunyai titik yang tidak terhingga
banyaknya
2) Telah didefinisikan, bahwa suatu segmen ialah himpunan titik-titik. Sebutkan
definisinya secara lengkap dan terangkan apakah himpunan ini dapat berupa
himpunan kosong.
3) Jika ABC suatu segitiga dan [B L C], [C M A], dan [A N B], maka ada suatu
titik E yang memenuhi [A E L] dan [M E N]. Buktikan
4) Jika ABC suatu segitiga, maka B/C, C/A, dan A/B tidak mempunyai
transversal.
Gambar 15
5) Diketahui segitiga ABC
Buktikan : B/C, C/A, A/B tidak mempunya transversal.
Gambar 16
4.1.3 Rangkuman
Dengan mempelajari pengertian pangkal, aksioma-aksioma, definisi-
definisi dan dali-dalil dari Geometri Terurut ini anda dapat memahami dengan
benar suatu sistem deduktif.
Geometri Terurut dapat dikatakan sebagai Geometri yang masih
sederhana, dalam arti tersusun oleh pengertian pangkal, aksioma, definisi dan dalil
yang sedikit banyaknya.
Urutan memegang peranan dan Geometri ini menjadi dasar untuk
Geometri Absolut dan Geometri Affne.
Gambar 17
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan= ×100 %
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
0% - 69% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 1,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
4.2 Kegiatan Belajar 2
DIMENSI RUANG
4.2.1 Uraian dan Contoh
Sampai pembicaraan ini kita sudah bekerja dalam ruang berdimensi dua.
Peningkatan dari ruang berdimensi satu keruang berdimensi dua dimulai dengan
aksioma VI. Jika AB suatu garis ada suatu titik C, tidak pada garis ini. Kemudian
didefinisikan segitiga ABC. Selanjutnya diperlukan definisi bidang berikut ini.
Definisi
Definisi
Suatu sudut terdiri dari suatu titik O dan dua sinar yang noncollinear yang
titik pangkalnya di O. Titik
O adalah titik sudut dan
sinar-sinar itu adalah sisi-
sisi dari sudut itu. Jika sisi-
sisinya sinar-sinar OA dan
OB atau a 1 dan sudutnya
dinyatakan dengan ∠ AOB atau (∠ BOA atau b 1 a1 ). Sudut yang sama a 1 b1
ditentukan oleh sebarang titik-titik A dan B pada sisi-sisinya.
Jika C sebarang titik antara A dan sinar OC dikatakan di dalam sudut itu.
Definisi
Suatu daerah konveks adalah himpunan titik-titik yang dua sebarang titiknya
dapat dihitungkan oleh suatu segmen yang semua titiknya adalah titik-titik dari
himpunan dengan syarat tambahan, bahwa setiap titik terletak pada paling sedikit
dua segmen noncollinear yang semua titiknya adalah titik-titik dari himpunan itu.
Khususnya suatu daerah sudut (“angular region”) adalah himpunan semua titik
pada sinar-sinar dalam suatu sudut dan suatu daerah segitiga (“triangular region”)
adalah himounan semua titik antara pasangan-pasangan titik pada sisi-sisi
berlainan dari suatu segitiga. Suatu daerah sudut segitiga dikatakan terbatas oleh
sudut/ segitiga itu.
Gambar 19
Dapat dibuktikan, bahwa sebarang garis yang memuat suatu titik dari
suatu daerah konveks membagi daerah itu dalam dua daerah konveks. Khususnya
suatu garis a membagi suatu bidang dalam dua setengah bidang (“half-plane”).
Dua titik dikatakan pada pihak
yang sama dari a , jika titik-titik
itu dalam setengah bidang yang
sama misalnya P dan Q, dan dua
titik dikatakan pada pihak yang
berlawanan, jika titkk-titik itu
dalam setengah bidang yang
berlawanan (“opposite”),
misalnya P dan R yaitu segmen yang menghubungkannya memotong a . Dalam
hal terakhir ini kita katakana juga, bahwa a memisahkan kedua titik itu.
Gambar 20
Seperti telah kita ketahui sebarang titik O pada suatu garis a membagi a
dalam dua sinar a 1 dan a 2. Sebarang garis lain melalui O juga dibagi oleh O dalam
dua sinar b 1dan b 2, satu dalam masing-masing setengah bidang yang ditentukan
oleh a . Tiap-tiap sinar membagi setengah bidang yang memuatnya dalam dua
daerah sudut. Jadi dua garis
sebarang potong memotong a dan b
bersama-sama membagi bidang
dalam empat daerah sudut, dibatasi
oleh sudut-suudut a 1 b1 , b1 a2 , a2 b2
dan b 2 a1 . Dikatakan sinar-sinar a 1
dan a 2 memisahkan sinar b 1 dan b 2.
Gambar 21
Aksioma IX
Jika A B C suatu bidang, maka ada suatu titik D tidak pada bidang ini.
Gambar 23
Dua bidang yang bertemu di satu titik, bertemu di titik yang lain, dengan
demikian bertemu di suatu garis.
Bukti. Misalkan kedua bidang itu α dan β dan titik P salah satu titik
persekutuannya. Dalam bidang α dapat
di ambil titik-titik A, B dan C
sedemikian, hingga P di dalam segitiga
ABC. Misalkan DPQ dalam bidang β .
Jika D atau Q dalam bidang α , maka α
dan β sudah mempunya 2 titik
berserikat. Andaikan tidak, maka dapat
dibuat bidang empat ABCD, PQ tentu
memotong (menmbus) bidang-empat
ABCD di titik lain yang bukan P (ingat
definisi ruang berdimensi tiga),
misalnya titik R. maka DR akan
memotong bidang sisi ABC di titik T, T
terletak pada β dan juga pada bidang α .
Jadi bidang α dan β bersekutu titik-titik
P dan T atau bersekutu garis PT.
Terbukti.
Gambar 24
Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi tiga, kita mempunyai aksioma X
Aksioma X
Semua titik ada dalam ruang yang sama.
Tetapi jika kita ingin bekerja dalam ruang yang berdimensi lebih tinggi
atau kita ingin menambah banyaknya dimensi, maka aksioma X dapat diganti
dengan aksioma XI.
Aksioma XI
Jika A0 A1 A 2 A 3 suatu ruang berdimensi tiga (“3-space”) maka ada titik A 4
yang tidak dalam ruang ini.
4.2.2 Latihan 2
1) Jika m garis, berlainan yang sebidang melalui satu titik O, maka mereka
membagi bidang itu dalam 2m daerah sudut. Terangkan.
2) Jika ABC suatu segitiga, maka ketiga garis BC, CA, dan AB membagi
bidang dalam 7 daerah konveks, salah satunya berupa daerah segitiga.
Terangkan.
3) Jika m garis sebidang diletakkan sedemikian, hingga setiap 2 tetapi tidak 3
mempunya titik persekutuan maka garis-garis itu membagi bidang dalam
sejumlah daerah konveks. Sebut jumlah ini f (2 , m), maka
f ( 2 , m )=f ( 2 , m−1 ) +m. Tetapi f ( 2,0 )=1, maka f ( 2,1 ) =2, f ( 2,2 ) =4 ,
f ( 3,3 )=8, f ( 3,4 )=15 dan f ( 3 , m )=1+ (m1 )+(m2 )+(m3 ) . Tunjukkan.
5) Terangkan langkah-langkah yang ditempuh untuk menaikkan dimensi dari
ruang berdimensi dua ke ruang berdimensi tiga.
f ( 2 , 3 )=7=4+3
f ( 2 , m )=f ( 2 , m−1 ) +m
¿ f ( 2 , m−2 ) + ( m−1 ) +m
¿ f ( 2 , m−3 ) + ( m−2 )+ ( m−1 )+ m
¿ f ( 2 , m−4 ) + ( m−3 )+ ( m−2 )+ ( m−1 ) +m
¿ f ( 2 , 0 ) +1+2+3+ 4+…+ ( m−1 ) +m
¿ 1+m+1+ 2+3+4 +…+(m−1)
1
¿ 1+m+ ( m−1 ) m
2
m!
¿ 1+m+
2 ! ( m−2 ) !
¿ 1+m+ m
2()
4) Diketahui m bidang dalam ruang, setiap 3 tetapi tidak 4 mempunyai titik
persekutuan. Jumlah daerah konveks yang terjadi f (3 , m).
Ditunjukkan: f ( 3 , m )=f ( 3 ,m−1 )+ f (2 , m−1)
1( )( )( )
¿ 1+ m + m + m .
2 3
Keterangan: bidang (m−1) pertama membagi bidang yang ke m dalam
f (2 , m−1) daerah bidang yang terletak dalam f (2 , m−1) dari f (3 , m−1)
daerah ruang. Setiap f (2 , m−1) daerah ruang masing-masing dibagi
menjadi dua, lainnya tetap.
f ( 3 , m )=f ( 3 ,m−1 )+ f (2 , m−1)
¿ f ( 3 , m−2 ) + f (2 , m−2 ) + f ( 2, m−1 )
¿ f ( 3 , m−3 ) + f ( 2, m−3 )+ f ( 2 , m−2 )+ f ( 2 , m−1 )
¿ f ( 3 , 0 ) + f ( 2,0 )+ f ( 2 ,1 ) + f ( 2, 2 ) + f ( 2 , 3 ) +…+ f (2 , m−1)
()( ( )) (
¿ 1+1+ ( 1+1 )+ 1+ 2+ 2 + 1+3+ 3 + …+ 1+ ( m−1 )+ m−1
2 2 2 ( ))
( 2 ) ( 2) ( 2 )
¿ 1+m+ ( 1+2+3+…+ ( m−1 ) ) + 2 + 3 + m−1
1 1
¿ 1+m+ m ( m−1 ) + m ( m−1 ) ( m−2 )
2 6
( )( )( )
¿ 1+ m + m + m .
1 2 3
5) Langkah-langkah untuk menaikan dimensi dari ruang berdimensi dua ke
ruang berdimensi tiga. Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi dua
aksioma yang berlaku aksioma VIII: semua titik ada dalam satu bidang. Jika
kita bekerja dalam ruang berdimensi tiga aksioma VIII diganti dengan
aksioma IX. Jika ABC suatu bidang, maka ada suatu titik D tidak pada
bidang ini. Kemudian didefinisikan bidang empat ABCD, yang mempunyai
4 titik sudut, 6 rusuk dan 4 bidang sisi. Ruang berdimensi yang ditentukan
oleh bidang empat ABCD ialah himpunan semua titik yang segaris
(collinear) dengan pasangan-pasangan titik-titik dalam satu atau dua bidang
sisi dari bidang empat tersebut. Jika kita bekerja dalam ruang dimensi tiga,
maka kita mempunyai aksioma X: semua titik ada dalam ruang yang sama.
Dengan demikian setiap bidang empat menentukan ruang yang sama.
4.2.3 Rangkuman
Saat ini kita hidup dalam ruang berdimensi tiga. Setelah Anda mempelajari
Dimensi Ruang, Anda dapat memahami, bahwa dimensi ruang dapat dinaikkan
(ditambah) secara matematik.
Perluasan sampai ruang berdimensi n dapat dipikirkan secara matematik.
Setiap kali kita akan menambah dimensi ruang, kita pikirkan adanya suatu titik di
luar ruang semula dan kemudian dapat didefinisikan ruang yang berdimensi lebih
tinggi.
Langkah-langkah ini dapat anda temukan pada penambahan dimensi dari
ruang berdimensi satu ke ruang berdimensi tiga dan dari ruang berdimensi tiga ke
ruang berdimensi empat.
1) Jika kita bekerja dalam, ruang berdimensi dua (dalam bidang datar), maka…
A. Setiap 3 titik yang tidak segaris menentukan suatu bidang datar
berlainan
B. Setiap 3 titik yang tidak segaris menentukan bidang datar yang sama
C. Ada titik di luar bidang itu
D. Ada dua garis yang bersilangan
2) Setiap garis yang menembus suatu bidang sisi dari suatu bidang empat tentu
menembus bidang sisi yang lain atau melalui suatu titik sudut, karena …
A. Bidang empat itu ada dalam ruang berdimensi tiga
B. Tidak mungkin garis itu tidak menembus lagi
C. Titik-titik dalam ruang adalah titik-titik yang segaris dengan pasangan
titik dari satu atau dua bidang sisi dari bidang empat itu
D. Bidang-bidang sisi bidang empat berpotongan
3) Suatu hyperplane ialah
A. Suatu ruang yang berdimensi n
B. Bidang sisi dari simpleks
C. Suatu bidang dalam ruang berdimensi empat
D. Suatu subspace yang membagi ruang berdimensi n dalam 2 daerah
konveks, yaitu ruang yang berdimensi n−1
4) Ada 3 garis a, b, dan c dan dipenuhi [a b c], maka …
A. a, b dan c berpotongan pada satu titik
B. a, b dan c tidak berpotongan
C. a, b dan c tidak berpotongan dan setiap garis yang menghubungkan
sebarang titik pada b akan memotong c
D. setiap garis yang menghubungkan sebarang titik pada a dengan sebarang
titik pada b akan memotong c
5) Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi 3, maka …
A. setiap bidang empat menentukan ruang yang sama
B. setiap 3 titik yang tidak segaris menentukan bidang yang sama
C. setiap bidang empat menentukan ruang yang berlainan
D. setiap dua bidang tentu berpotongan
Rumus:
jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan= ×100 %
5
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
4.3 Kegiatan Belajar 3
Aksioma XII
Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam dua
himpunan yang tidak kosong sedemikian, hingga tidak ada titik dari
masing-masing himpunan yang terletak antara dua titik dari himpunan
lainnya maka ada satu titik dari satu himpunan yang terletak antara
setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik dari himpunan lainnya.
Keterangan.
Gambar 27
Bukti : Dipandang sudut ABC dan perpotongan semua sinar oleh garis AB.
Menurut aksioma XII titik-titik pada
AB dapat dibagi dalam dua
himpunan sedemikian, hingga ada
satu titik dari satu himpunan yang
terletak antara setiap titik dari
himpunan itu dan setiap titik dari
himpunan lainnya. Sinar melalui 0
dan titik tersebut memberikan sinar
yang dimaksud.
Gambar 28
Dalam Geometri Terurut ini masih perlu kita tinjau pula kesejajarannya
atau parallelisme. Yang akan dibicarakan adalah parallelisme dari Gauss.
Dalil 18
Untuk sebarang titik A dan sebarang garis r yang tidak melalui A, ada tepat
dua sinar dari A, dalam bidang Ar, yang tidak memotong r dan memisahkan
semua sinar dari A yang memotong r dari semua sinar lainnya yang tidka
memotong r.
Bukti :
Gambar 29
Pada garis r diambil dua titik B dan C dan dipandang sudut antara sinar AC dan
A/B. Sinar-sinar dalam sudut ini dapat dibagi dalam dua himpunan yaitu
himpunan sinar yang memotong C/B dan yang tidak memotong C/B. Jelas
himpunan-himpunan ini tidak kosong. Menurut dalil 19 oleh partisi ini ada salah
satu sinar lainnya dari himpunan itu dan setiap sinar dari himpuna lainnya. Sinar
istimewa ini kita sebut p1 dan dapat dibuktikan, bahwa p1 adalah anggota
himpunan sinar yang tidak memotong C/B.
Jika p1 memotong C/B, misalnya di D, maka kita akan mempunyai [BCD].
Menurut aksioma II, kita dapat mengambil suatu titik E sedemikian, hingga
[CDE]. Maka sinar AE ini akan menjadi anggota himpunan yang tidak memotong
p1 atau sinar AD adalah sinar terakhir yang memotong. Sinar AE juga anggota
himpunan sinar yang memotong C/B. Jadi terdapat pertentangan.
Maka sinar p1 dalah sinar pertama yang tidak memotong sinar C/B dalam
sudut antara sinar AC dan A/B. Ini berarti setiap sinar antara AC dan p 1
memotong C/B.
Dengan menukar peranan B dan C, yaitu dengan memandang sinar-sinar
dalam sudut antara sinar AB dan A/C, kita dapat sinar istimewa lainnya Q1, yang
dapat dipandang (untuk rotasi berlawanan arah jarum jam) sebagai sinar terakhir
yang tidak memotong B/C. Karena garis r memuat dua sinar B/C, C/B dengan
interval BC , maka kita dapat dua sinar p1 dan Q1 yang memisahkan semua sinar
dari A yang memotong r dari semua sinar lainnya dari A yang tidak memotong r.
Gambar 30 Gambar 31
Sinar-sinar istimewa dari A dikatakan sejajar (parallel) dengan garis r
dalam dua arah p1 sejajar dengan C/B dan Q1 sejajar dengan B/C.
Untuk lengkapnya didefinisikan sinar-sinar yang sejajar dengan r dari
suatu titik A dan r sendiri ialah sinar-sinar dari r yang terbagi oleh A.
Jika A tidak pada r, apakah p1 dan q1 masih merupakan bagian-bagian dari
satu garis atau bukan.
Jika ya, maka garis ini membagi bidang dalam 2 setengah bidang yang
salah satu memuat seluruh garis r. Hal ini terjadi pada Geometri Affine.
Jika tidak. Maka garis p dan q membagi bidang dalam 4 daerah sudut,
p1 q1 , q1 p 2 , p2 q2. Dalam hal ini r terletak seluruhnya dalam daerah p1 q1. Hal ini
terjadi pada Geometri Hiperbolik.
Sebagai akibat dari dalil 18 didapat.
Akibat: untuk sebarang titik A dan sebarang garis r yang tidak melalui A ada
paling sedikit sat ugaris melalui A, dalam bidang Ar, yang tidak memotong r.
Gambar 32 Gambar 33
4.3.2 Latihan 3
1) Suatu sinar yang parallel dengan garis r tidak berubah (tetap parallel
dengan r ), jika titik pangkal sinar diubah dengan mengurangi suatu
segmen. Buktikan.
2) Suatu sinar yang parallel dengan garis r , tidak berubah jika titik
pangkalnya diubah dengan menambahkan suatu segmen. Buktikan.
3) Jika psejajar dengan s dan [ p r s], maka p sejajar dengan r . Buktikan.
4) Pandanglah semua titik yang betul-betul terletak dalam suatu lingkaran
dalam bidang Euclides. Anggaplah, bahwa titik-titik lainnya tidak ada.
Pandanglah talibusur-talibusur lingkaran itu sebagai garis-garis, maka
aksioma-aksioma I, VII, VIII, dan XII dipenuhi. Gambarkan garis yang
melalui satu titik dan sejajar garis yang lain.
5) Terangkan, apakah model pada soal no 4 termasuk Geometri Affine atau
Geometri Hiperbolik.
Gambar 34
Misalkan B suatu titik pada r . Sinar p1 adalah sinar A’/A dan jelas sinar ini
tidak memotong r . Akan ditunjukkan, bahwa setiap sinar dari A’ dalam
sudut antara sinar A’B dan p1 memotong r . Ambillah sebarang sinar dari A’
dan misalkan D suatu titik pada sinar itu. Karena p1 dari A parallel dengan r
, maka garis AD memotong r , misalnya di C. Garis A’B yang memisahkan
A dan D memotong segmen AD misalnya di E. Dipandang CBE dan BEA’
dan EDC. Maka menurut aksioma VII pada garis A’D ada suatu titik F yang
memenuhi BFC. Jadi A’D memotong r maka p1 parallel dengan r . Terbukti.
2) Diketahui: p1 parallel dengan r , titik pangkal p1 ialah A.
Dibuktikan: p ' 1 dengan titik pangkal A’ parallel dengan r .
Bukti: Misalkan B suatu titik pada r . Sinar p ' 1 ialah sinar A’A dan jelas
sinar ini tidak memotong r . Akan ditunjukkan, bahwa setiap sinar dalam
sudut antara sinar A’B
dan p ' 1 memotong r .
Ambillah sebarang
sinar dari A’ dalam
sudut ini dan misalkan
D suatu titik pada sinar
berlawanannya. Karena
p1 parallel dengan r ,
maka sinar DA
memotong r misalnya
di C. Garis BA’
memisahkan A dan D
dan memotong segmen AD di E. dipandang segitiga CBE dengan [B A’ E]
dan [C E D]. Maka menurut aksioma VII pada garis DA’ ada suatu titik F
yang memenuhi [B F C]. Jadi DA’ memotong r maka p1 parallel dengan r .
Terbukti.
Gambar 35
s. Karena r memisahkan p
dan s, maka sinar dari P
dalam sudut itu juga memotong r . Jadi p ' parallel dengan r atau p parallel
dengan r . Terbukti.
Gambar 36
(P , r)
Gambar 37
5) Karena garis-garis pdan q yang melalui A dan sejajar r membentuk suatu
sudut (tidak berimpit), maka model pada soal 4 termasuk Geometri
Hiperbolik.
4.3.3 Rangkuman
Parallelisme memegang peranan yang penting sekali dalam mempelajari
sistem-sistem Geometri. Sebab seperti telah Anda ketahui timbulnya Geometri
Non-Euclides ialah karena adanya postulat kelima atau postulat parallelisme dari
Euclides.
Dengan mempelajari bagian terakhir ini Anda telah dapat memahami
perbedaan parallelisme dan Geometri Affine dan Geometri Hiperbolik.
Perlu anda perhatikan pula, bahwa tak terhingga banyaknya titik pada suatu
garis belum menyatakan, bahwa garis itu kontinu. Hal ini sama dengan keadaan
garis bilangan. Antara dua bilangan rasional tentu ada bilangan rasional lainnya,
sehingga banyaknya bilangan rasional tidak terhingga. Tetapi ini tidak berarti,
bahwa setiap bilangan real adalah bilangan rasional.
Rumus:
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Modul berikutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
5. Kunci Jawaban Tes Formatif
Gambar 38
4) Pilihan jawaban: B
Titik-titik sudut tidak terletak pada sisi
5) Pilihan jawaban: A
Gambar 39
5) Pilihan jawaban: A
Menurut aksioma X. Semua titik ada dalam ruang yang sama.
Gambar 40
2) Pilihan jawaban: C
Sinar-sinar melalui A yang
parallel dengan r adalah sinar-
sinar berlawanan, jadi satu garis
3) Pilihan jawaban: D
Aksioma XII
4) Pilihan jawaban: B
Untuk kontinuitas diperlukan aksioma Dedekind.
5) Pilihan jawaban: C
Dalam Geometri Affine yang termasuk Geometri Terurut ada tepat 1 garis
yang parallel dengan r.
Dalam Geometri Hiperbolik yang termasuk Geometri Terurut ada lebih 1
garis yang parallel dengan r.
6. Referensi
Coxeter, H S M., Introduction to Geometry, New York: John Wiley and Sons, Inc,
1967.