Anda di halaman 1dari 36

4.

Kegiatan Belajar

4.1 Kegiatan Belajar 1

PENGERTIAN PANGKAL, DEFINISI-DEFINISI DAN AKSIOMA-


AKSIOMA GEOMETRI TERURUT

4.1.1 Uraian dan Contoh


Geometri Terurut ini akan kita pelajari sebagai suatu sistem deduktif. Jadi
tentu ada pengertian pangkal, aksioma-aksioma dan definisi-definisi, kemudia dari
ini semua dapat diturunkan dalil-dalil.
Marilah kita perhatikan perkembangannya seperti yang diuraikan oleh
H.S.M. Coreter dalam bukunya “Introduction To Geometry”.
Dalam pengembangan Pasch, yang disederhanakan oleh Veblen, sebagai
pengertian pangkal Geomtri Terurut ditentukan.
titik-titik A, B, C, D, … sebagai unsur yang tidak didefinisikan relasi
keantaraan (“Intermediacy”) sebagai relasi yang tidak didefinisikan.

Relasi ini dinyatakan dengan [A B C], yang berarti B terletak antara A dan C. jika
B tidak terletak antara A dan C, maka dikatakan “tidak [A B C]”.

Kemudian ditentukan asioma-aksiomanya


Aksioma I. Ada paling sedikit dua titik
Aksioma II. Jika A dan B dua titik berlainan, maka ada satu titik C yang
memenuhi [A B C]
Aksioma III. Jika [A B C], maka A dan C berlainan: A ≠ C
Aksioma IV. Jika [A B C] , maka [C B A] tetapi tidak [B C A]

Selanjutnya ada dalil-dalil yang harus dibuktikan

Dalil 1

Jika [A B C], maka tidak [C B C]


Bukti. Menurut aksioma IV
Jika [C A B], maka tidak [A B C]
Ini ekuivalen dengan jika [A B C], maka tidak [C A B]
Dalil 2
Jika [A B C], maka A, B, dan C berlainan atau A ≠ B ≠ C
Bukti. Misalkan B=C , maka [A B B]
Jika [A B B], maka [B B A], tetapi tidak [B A B] (menurut
aksioma IV). Terdapat pertentangan, Jadi B≠ C .
Misalkan A=B , maka [A A C]
Jika [A A C], maka [C A A] (menurut aksioma IV)
Jika [A A C], maka tidak [C A A] (menurut dalil 1)
Terdaoat kontradiksi, jadi A ≠ B .
Terbukti, bahwa A ≠ B ≠ C

Kemudian diperlukan pula beberapa definisi

Definisi
Jika A dan B dua titik berlainan, maka segmen AB atau ruas garis AB ialah
himpunan titik P yang memenuhi [A P B]. dikatakan titik P terletak pada
segmen AB.

Dalil 3
Titik A maupun titik B tidak terletak pada segmen AB

Bukti:
Jika A atau B terletak pada segmen AB maka terdapat [AAB] atau
[A B B]. ini bertentangan dengan dalil 2. Jadi A maupun B tidak
terletak pada segmen AB.

Dalil 4
Segmen AB ¿segmen BA

Bukti:
Menurut aksioma IV, jika [A P B], m aka [B P A]. Jadi segmen AB
sama dengan segmen BA.

Definisi
Interval AB ialah segmen AB ditambah ujung-ujungnya A dan B. Jadi
AB= A+ AB+ B.
Sinar A / B (dari A menjauhi B) ialah himpunan titik-titik P yang memenuhi
[P A B]

Garis AB ialah interval AB ditambah sinar-sinar A/B dan B/A. Jadi garis
AB= A /B+ AB+ B / A

Dalil 7
Antara dua titik berlainan ada suatu titik lain.
Bukti : Misalkan A dan B kedua titik itu seperti pada gambar berikut.

Maka menurut aksioma VI ada suatu titik E tidak pada AB. Menurut
aksioma II ada suatu titik C yang memenuhi [A E C]. Mengingat dalil 5
maka garis AC sama dengan garis AE. B tidak terletak pada garis ini, maka
ABC suatu segitiga. Menurut aksioma II ada suatu titik D yang memenuhi
[BCD]. Menurut aksioma VII ada titik F antara A dan B. Terbukti.

Dari aksioma VII didapat pula dalil berikut

Dalil 8
Jika ABC suatu segitiga dan [B C D] dan [C E A], maka pada garis DE ada
suatu titik F yang memenuhi [A F B] dan [D E F]

Bukti : Karena F terletak pada garis DE, maka ada 5 kemungkinan:


a) F = D;
b) F = E;
c) [E F D];
d) [F D E];
e) [D E F];
a) Jika F = D, maka [B C D] dan [A D B], jadi A, B dan C collinear.
Terdapat pertentangan sebab ABC suatu segitiga jadi F ≠ D .
b) Jika F = E, maka [C E A] dan [A E B], jadi A, B dan C collinear. Hal ini
juga tidak mungkin.
c) Jika [E F D], maka perhatikan gambar berikut.
Dalam segitiga D C E dengan
[C E A] dan [E F D], maka
menurut aksioma VII pada A F
ada X yang memenuhi [DXC].
Karena AF dan CD tidak
mungkin berpotongan lebih dari
satu kali, maka X = B, sehingga
terdapat [DBC]. Ini
bertentangan dengan ketentuan [BCD]. Jadi tidak mungkin [EFD].
d) Jika [F D E], maka gambarnya adalah sebagai berikut.
Dalam segitiga AFE dengan
[A F B], maka menurut
aksioma VII pada garis BD
ada suatu titik Y sedemikian
sehingga [A Y E]. karena BD
dan AE tidak berpotongan di
lebih dari satu titik, maka Y =
C, sehingga terdapat [A E C].
Jadi tidak mungkin [F D E]. Jadi kemungkinan hanya [D E F].

Bukti ini memang agak istimewa. Maka dalil-dalil berikut disajikan tanpa
bukti, karena buktinya semacam bukti dalil di atas.

Dalil 9
Suatu garis tidak mungkin memotong ketiga sisi suatu segitiga (sisi berupa
segmen).

Dalil 10
Jika [A B C] dan [B C D], maka [A B D]
A B C D
Gambar 5
Dalil 11
Jika [A B C] dan [A B D] dan C ≠ D, maka [BCD] atau [BDC], dan
[ACD] atau [ADC]
a) .
A B C D

b) . A B D C

Gambar 6

Dalil 12
Jika [A B D] dan [A C D] dan B ≠ C, maka [A B C] atau [A C B]
a) .
A B C D

b) .
A C B D

Gambar 7
Dalil 13
Jika [A B C] dan [A C D], maka [B C D] dan [A B D]

A B C D
Gambar 8

Kemudian diberikan definisi berikut.


Definisi
Jika [A B C] dan [A C D], kita tulis [A B C D].
Urutan 4 titik ini mempunyai sifat, jika [A B C D], maka [D C B A].
Urutan titik-titik ini dapat diperluas sebagai berikut. Seperti telah kita
ketahui sebarang titik 0 pada segmen AH membagi segmen itu dalam dua segmen,
AO dan OB.

A O B
Gambar 9
Sebarang titik O pada sinar dari A membagi sinar dalam suatu segmen dan
suatu sinar, AO dan O/A.

A O
Gambar 10

Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan; jika
[A O B], maka sinar-sinar itu ialah O/A dan O/B, sinar O/A yang memuat titik B,
kadang-kadang lebih mudah disebut sinar OB.

A O B
Gambar 11

Untuk n>1, maka n titik berlainan membagi garisnya dalam 2 sinar dan
n−1 segmen. Titik-titiknya dapat T 1 , T 2 , … , T n sedemikian hingga kedua sinar itu
T 1 /T n

Gambar 12
dan T n /T 1. Sedang n−1 segmen itu T 1 , T 2 , T 2 , T 3 , … , T n −1 , T n masing-masing
tidak memuat titik itu. Kita katakana, bahwa titik-titik itu dalam urutan
T 1 , T 2 , … , T n dan ditulis [T 1 ,T 2 ,T 2 ,T 3 , … ,T n ].

Syarat perlu dan cukup untuk ini ialah:


[ T 1 T 2 T 3 ] , [ T 2 T 3 T 4 ] , [ T 3 T 4 T 5 ] , … [ T n−2 T n−1 T n ].
Marilah kita perhatikan kembali aksioma VII. Perkembangan logika yang
terbaik dari suatu subjek menggunakan himpunan aksioma yang paling sederhana
atau yang paling lemah.
Pasch memberikan pernyataan yang lebih kuat tentang aksioma VII. Ia
menyatakan :
Jika sebuah garis dalam bidang suatu segitiga memotong satu sisi, maka ia juga
akan memotong sisi yang lain (atau melalui suatu titik sudut).
Aksioma VII yang kita pakai yaitu suatu aksioma dari Peano, lebih baik,
karena
a. Kata bidang tidak dipakai sama sekali
b. Garis DE memasuki segitiga ABC dengan cara yang khusus, yaitu sebelum
memotong CA ia berasal dari titik D pada C/B

Aksioma ini cukup kuat dan dari ini dapat diturunkan dalil 14. Jika dalil 14
ini diambil sebagai aksioma, maka dari ini tidak dapat diturunkan aksioma VII
sebagai dalil.

Dalil 14
Jika ABC suatu segitiga dan [A F B] dan [B C D] maka pada garis DF,
ada suatu titik E yang memenuhi [C E A].
Bukti :

Gambar 13
Perhatikan gambar 13
Diambil G pada B/F dan dipandang ∆ BDF dengan [F B G] dan [B C D].
maka menurut aksioma VII pada garis GC ada titik H sedemikian, sehingga
[DHF]. Menurut dalil 8 [G C H]. Menurut dalil 10, karena [A F B] dan [F B G].
Dipandang ∆ AFD dengan [A F G] dan [D H F]. Maka menurut aksioma VII pada
garis GH ada suatu titik K sedemikian, sehingga [D K A], dan menurut dalil 8 [G
H K]. Karena [G C H] dan [G H K], maka [C H K]. Jadi segitiga ACK dengan [A
K D] dan [K H C], maka menurut aksioma VII pada garis DH (atau garis DF) ada
suatu titik E yang memenuhi [C E A]. terbukti.

4.1.2 Latihan 1
1) Terangkan, bahwa suatu garis mempunyai titik yang tidak terhingga
banyaknya
2) Telah didefinisikan, bahwa suatu segmen ialah himpunan titik-titik. Sebutkan
definisinya secara lengkap dan terangkan apakah himpunan ini dapat berupa
himpunan kosong.
3) Jika ABC suatu segitiga dan [B L C], [C M A], dan [A N B], maka ada suatu
titik E yang memenuhi [A E L] dan [M E N]. Buktikan
4) Jika ABC suatu segitiga, maka B/C, C/A, dan A/B tidak mempunyai
transversal.

Kunci Jawaban Latihan 1


1) Menurut definisi garis AB ialah interval AB ditambah sinar-sinar A/B dan
B/A. Jadi garis AB = A/B + AB + B/A. Garis AB ialah himpunan titik P yang
memenuhi [P A B] digabung dengan himpunan titik P yang memenuhi [A P
B] dan digabung lagi dengan himpunan titik P yang memenuhi [A B P] dan
ditambah titik-titik A dan B, sehingga banyaknya titik pada garis AB tidak
terhingga (ingat aksioma II dan dalil 8).
2) Jika A dan B dua titik berlainan, maka segmen AB ialah himpunan titik P
yang memenuhi [A P B]. Dikatakan titik P terletak pada segmen AB.
Menurut dalil 7 yang mengatakan, bahwa antara dua titik berlainan ada satu
titik lain, maka himpunan P tersebut tidak mungkin berupa himpunan kosong.
3) Diketahui segitiga ABC, [B L C], C M A], dan [A N B]
Dibuktikan : ada titik E yang memenuhi [A E L] dan [M E N].
Bukti : Dipandang segitiga CNB dan [B N A] (karena [A N B] dan [B L
C].
Menurut dalil 14 pada garis A L
ada titik D yang memenuhi [C D
N]. dipandang segitiga CMN
dengan [CDN] dan [C M A].
Maka menurut dalil 14 pada
garis AD ada titik E yang
memenuhi [M E N]. Karena [A
D L], maka garis AD sama dengan garis AL. Jadi, ada titik E yang memenuhi
[MEN] dan [AEL]. Terbukti.

4) Diketahui segitiga ABC.


Dibuktikan : B/C, A/C, A/B mempunyai transversal
Bukti : Ambillah titik B’ pada B/C dan titik A’ pada A/B dan dipandang
segitiga BA’B’. Dipenuhi [B’BC] dan [B A A’]. Maka menurut aksioma VII
pada garis CA ada suatu titik
D yang memenuhi [A’ D B’]
dan menurut dalil 8 [C A D].
Jadi garis A’B’ merupakan
ttransversal dari B/C, A/C
dan A/B. Terbukti.

Gambar 15
5) Diketahui segitiga ABC
Buktikan : B/C, C/A, A/B tidak mempunya transversal.

Bukti : Ambillah B’ pada B/C dan A’ pada A/B.


Telah Terbukti (pada soal 4)
bahwa A’B’ memotong A/C
jadi tidak mungkin A’B’
memotong C/A. Maka B/C,
C/A dan A/B tidak
mempunyai transversal.
Terbukti.

Gambar 16
4.1.3 Rangkuman
Dengan mempelajari pengertian pangkal, aksioma-aksioma, definisi-
definisi dan dali-dalil dari Geometri Terurut ini anda dapat memahami dengan
benar suatu sistem deduktif.
Geometri Terurut dapat dikatakan sebagai Geometri yang masih
sederhana, dalam arti tersusun oleh pengertian pangkal, aksioma, definisi dan dalil
yang sedikit banyaknya.
Urutan memegang peranan dan Geometri ini menjadi dasar untuk
Geometri Absolut dan Geometri Affne.

4.1.4 Tes Formatif 1


Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling benar menurut pendapat Anda.
1) Jika A dan B dua titik berlainan, maka ada paling sedikit 1 titik C yang
memenuhi [A B C]. Pernyataan ini adalah…
A. Hal yang harus dibuktikan
B. Suatu dalil
C. Suatu aksioma
D. Suatu definisi
2) Antara dua titik berlainan ada suatu titik lain. Pernyataan ini adalah…
A. Suatu definisi
B. Suatu Aksioma
C. Akibat suatu dalil
D. Suatu dalil
3) Jika [A B D] dan [A C D] dan B ≠ C, maka …
A. [A B C]
B. [A B C] atau [A C B]
C. [A C B]
D. [A B C] dan [A C B]
4) Menurut definisi suatu segitiga ABC mempunyai sebagai sisi-sisi…
A. Garis-garis AB, BC, dan CA
B. Segmen AB, BC, dan CA
C. Interval-interval AB, BC , dan CA
D. Sinar-sinar AB, BC, dan CA
5) Dipandang segitiga KLM dengan [MKN] dan [KPL] maka menurut aksioma
VII.
A. Pada garis NP ada suatu titik Q yang memenuhi [L Q M]
B. Pada garis NP ada suatu titik Q yang memenuhi [N P Q]
C. Pa
da

garis ML ada suatu titik Q yang


memenuhi [N P Q]
D. Pada garis ML ada suatu titik Q yang
memenuhi [M Q L]

Gambar 17

4.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat pada bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang
benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan= ×100 %
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
0% - 69% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 1,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
4.2 Kegiatan Belajar 2
DIMENSI RUANG
4.2.1 Uraian dan Contoh
Sampai pembicaraan ini kita sudah bekerja dalam ruang berdimensi dua.
Peningkatan dari ruang berdimensi satu keruang berdimensi dua dimulai dengan
aksioma VI. Jika AB suatu garis ada suatu titik C, tidak pada garis ini. Kemudian
didefinisikan segitiga ABC. Selanjutnya diperlukan definisi bidang berikut ini.

Definisi

Jika A, B, C tiga titik noncollinear, bidang A B C adalah himpunan semua


titik yang collinear dengan pasangan titik-titik pada satu atau dua sisi dari
segitiga ABC. Suatu segmen, Interval, garis atau sinar dikatakan terletak
dalam bidang, jika semua titiknya terletak dalam bidang itu

Aksioma I sampai aksioma VII dapat dipakai untuk membuktikan semua


sifat-sifat letak (“incidence”) dalam bidang, termasuk kedua sifat berikut ini yang
oleh Hilbert diambil sebagai aksioma

1) Sebarang tiga titik noncollinear dalam bidang ∝ menentukan dengan lengkap


bidang tersebut.
2) Jika dua titik berlainan pada suatu garis a terletak dalam bidang ∝, maka
setiap titik dari a terletak dalam bidang

Dalam suatu bidang didefinisikan pula hal-hal berikut.

Definisi

Suatu sudut terdiri dari suatu titik O dan dua sinar yang noncollinear yang
titik pangkalnya di O. Titik
O adalah titik sudut dan
sinar-sinar itu adalah sisi-
sisi dari sudut itu. Jika sisi-
sisinya sinar-sinar OA dan
OB atau a 1 dan sudutnya
dinyatakan dengan ∠ AOB atau (∠ BOA atau b 1 a1 ). Sudut yang sama a 1 b1
ditentukan oleh sebarang titik-titik A dan B pada sisi-sisinya.

Jika C sebarang titik antara A dan sinar OC dikatakan di dalam sudut itu.

Definisi

Suatu daerah konveks adalah himpunan titik-titik yang dua sebarang titiknya
dapat dihitungkan oleh suatu segmen yang semua titiknya adalah titik-titik dari
himpunan dengan syarat tambahan, bahwa setiap titik terletak pada paling sedikit
dua segmen noncollinear yang semua titiknya adalah titik-titik dari himpunan itu.
Khususnya suatu daerah sudut (“angular region”) adalah himpunan semua titik
pada sinar-sinar dalam suatu sudut dan suatu daerah segitiga (“triangular region”)
adalah himounan semua titik antara pasangan-pasangan titik pada sisi-sisi
berlainan dari suatu segitiga. Suatu daerah sudut segitiga dikatakan terbatas oleh
sudut/ segitiga itu.

Gambar 19

Dapat dibuktikan, bahwa sebarang garis yang memuat suatu titik dari
suatu daerah konveks membagi daerah itu dalam dua daerah konveks. Khususnya
suatu garis a membagi suatu bidang dalam dua setengah bidang (“half-plane”).
Dua titik dikatakan pada pihak
yang sama dari a , jika titik-titik
itu dalam setengah bidang yang
sama misalnya P dan Q, dan dua
titik dikatakan pada pihak yang
berlawanan, jika titkk-titik itu
dalam setengah bidang yang
berlawanan (“opposite”),
misalnya P dan R yaitu segmen yang menghubungkannya memotong a . Dalam
hal terakhir ini kita katakana juga, bahwa a memisahkan kedua titik itu.

Gambar 20

Seperti telah kita ketahui sebarang titik O pada suatu garis a membagi a
dalam dua sinar a 1 dan a 2. Sebarang garis lain melalui O juga dibagi oleh O dalam
dua sinar b 1dan b 2, satu dalam masing-masing setengah bidang yang ditentukan
oleh a . Tiap-tiap sinar membagi setengah bidang yang memuatnya dalam dua
daerah sudut. Jadi dua garis
sebarang potong memotong a dan b
bersama-sama membagi bidang
dalam empat daerah sudut, dibatasi
oleh sudut-suudut a 1 b1 , b1 a2 , a2 b2
dan b 2 a1 . Dikatakan sinar-sinar a 1
dan a 2 memisahkan sinar b 1 dan b 2.
Gambar 21

Dua garis yang tidak berpotongan (“nonintersecting”) tetapi sebidang (“coplanar”)


membagi bidang dalam tiga daerah. Salah satu dari daerah ini terletak antara dua
lainnya, dalam arti bahwa daerah ini
memuat segmen AB untuk sebarang
titik A pada a dan sebarang titik B
pada b . Suatu garis lain C dikatakan
terletak antara a dan b jika C memotong segmen AB tetapi tidak memotong a atau
b dan ditulis [a b c].
Gambar 22
Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi dua, kita mempunyai aksioma
berikut.
Aksioma VIII.
Semua titik ada dalam satu bidang. Tetapi jika kita bekerja dalam ruang
berdimensi tiga, maka aksioma VIII ini diganti dengan aksioma IX.

Aksioma IX
Jika A B C suatu bidang, maka ada suatu titik D tidak pada bidang ini.

Kemudian didefinisikan bidang-empat (tetrahedron) A B C D yang


memuat 4 titik tidak sebidang (“noncoplanar”) A, B, C, dan D, yang disebut titik-
titik bidang-empat itu. Keenam segmen AD, BD, CD, BC, CA, dan AB disebut
rusuk-rusuk dan ke-empat daerah segitiga BCD, CDA, DAB dan ABC disebut
bidang sisi-bidang sisi. Ruang
berdimensi tiga (“3-space”) ABCD,
yaitu ruang berdimensi tiga yang
ditentukan oleh ABCD ialah
himpunan semua titik yang collinear
(segaris) dengan pasangan titik-titik
dalam satu atau dua bidang sisi dari
bidang-empat ABCD.

Gambar 23

Kemudian dapat diturunkan sifat-sifat tentang letak garis-garis dan bidang-


bidang dalam ruang berdimensi tiga. Khususnya, sebarang empat titik
noncoplanar dari suatu ruang menentukan dengan lengkap ruang ini dan garis
yang menghubungkan sebarang dua titik dari ruang terletak seluruhnya dalam
ruang. Jika Q dalam ruang ABCD dan P suatu titik dalam suatu bidang sisi dari
bidang-empat ABCD, maka PQ memotong bidang-empat lagi pada suatu titik lain
yang bukan P.
Dapat dibuktikan pula dalil berikut ini.
Dalil 16

Dua bidang yang bertemu di satu titik, bertemu di titik yang lain, dengan
demikian bertemu di suatu garis.

Bukti. Misalkan kedua bidang itu α dan β dan titik P salah satu titik
persekutuannya. Dalam bidang α dapat
di ambil titik-titik A, B dan C
sedemikian, hingga P di dalam segitiga
ABC. Misalkan DPQ dalam bidang β .
Jika D atau Q dalam bidang α , maka α
dan β sudah mempunya 2 titik
berserikat. Andaikan tidak, maka dapat
dibuat bidang empat ABCD, PQ tentu
memotong (menmbus) bidang-empat
ABCD di titik lain yang bukan P (ingat
definisi ruang berdimensi tiga),
misalnya titik R. maka DR akan
memotong bidang sisi ABC di titik T, T
terletak pada β dan juga pada bidang α .
Jadi bidang α dan β bersekutu titik-titik
P dan T atau bersekutu garis PT.
Terbukti.
Gambar 24

Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi tiga, kita mempunyai aksioma X

Aksioma X
Semua titik ada dalam ruang yang sama.

Tetapi jika kita ingin bekerja dalam ruang yang berdimensi lebih tinggi
atau kita ingin menambah banyaknya dimensi, maka aksioma X dapat diganti
dengan aksioma XI.

Aksioma XI
Jika A0 A1 A 2 A 3 suatu ruang berdimensi tiga (“3-space”) maka ada titik A 4
yang tidak dalam ruang ini.

Kemudian didefinisikan simpleks A0 A1 A 2 A 3 A 4 yang mempunyai 5 titik


sudut Ai , 10 rusuk Ai A j ( i < j ) , 10 bidang sisi Ai A j Ak ( i≤ j ≤ k ) dan 5 sel (“cell”)
Ai A j Ak Al ( i< j<k <l ) yang berupa daerah tetrahedral.
Maka ruang berdimensi empat (“4-space”) A0 A1 A 2 A 3 A 4 adalah
himpunan titik-titik yang collinear dengan pasangan titik-titik pada satu atau dua
sel dari simpleks.
Dengan cara sesuai di atas maka mungkin diadakan perluasan sampai
ruang berdimensi n dengan menggunakan induksi matematik.
Seperti telah kita ketahui suatu bidang (berdimensi dua) dibagi menjadi 2
setengah bidang oleh suatu garis (berdimensi satu). Ruang berdimensi tiga dibagi
menjadi 2 setengah ruang oleh suatu bidang (berdimensi dua).
Dengan pemikiran yang serupa, maka ruang berdimensi n (“n-space”)
A0 A1 A 2 … A n dibagi menjadi dua daerah konveks (“half-space”) oleh suatu
“subspace” berdimensi n−1, misalnya A0 A1 … A n−1 untuk n>3 , subspace
berdimensi n−1 ini disebut “hyperplane” (bidang hyper atau “prime” atau (n−1)
– flat”).
Kita hidup dalam ruang berdimensi tiga, tetapi secara matematik dapat
diciptakan ruang berdimensi yang lebih tinggi.

4.2.2 Latihan 2

1) Jika m garis, berlainan yang sebidang melalui satu titik O, maka mereka
membagi bidang itu dalam 2m daerah sudut. Terangkan.
2) Jika ABC suatu segitiga, maka ketiga garis BC, CA, dan AB membagi
bidang dalam 7 daerah konveks, salah satunya berupa daerah segitiga.
Terangkan.
3) Jika m garis sebidang diletakkan sedemikian, hingga setiap 2 tetapi tidak 3
mempunya titik persekutuan maka garis-garis itu membagi bidang dalam
sejumlah daerah konveks. Sebut jumlah ini f (2 , m), maka
f ( 2 , m )=f ( 2 , m−1 ) +m. Tetapi f ( 2,0 )=1, maka f ( 2,1 ) =2, f ( 2,2 ) =4 ,

f ( 2,3 )=7 dan f ( 2 , m )=1+m+ ( m2 ) . Tunjukkan.


4) Jika m bidang dalam ruang berdimensi tiga diletakkan sedemikian hingga
setiap 3, tetapi tidak 4 mempunyai titik persekutuan, maka bidang-bidang
itu membagi ruang dalam f (3 , m) daerah konveks. Maka
f ( 3 , m )=f ( 3 ,m−1 )+ f ( 2 ,m−1 ) . Tetapi f ( 3,0 )=1, maka f ( 3,1 ) =2, f ( 3,2 ) =4 ,

f ( 3,3 )=8, f ( 3,4 )=15 dan f ( 3 , m )=1+ (m1 )+(m2 )+(m3 ) . Tunjukkan.
5) Terangkan langkah-langkah yang ditempuh untuk menaikkan dimensi dari
ruang berdimensi dua ke ruang berdimensi tiga.

Kunci Jawaban Latihan 2

1) 1 garis membagi bidang dalam 2 setengah bidang


1 garis membagi 1 daerah sudut dalam 2 daerah sudut
2 garis membagi bidang dalam 4 daerah sudut.
Setiap tambahan satu garis menambah 2 daerah sudut.
Jadi 3 garis membagi bidang dalam 4 +2=6 daerah sudut
4 garis membagi bidang dalam 6+ 2=8 daerah sudut.
Sehingga n , garis membagi bidang dalam 2 n daerah sudut.
n+1 garis membagi bidang dalam 2 n+2=2 ( n+1 ) daerah sudut.
Maka jelas m garis membagi bidang dalam 2 m daerah sudut.
2) Diketahui : ABC suatu segitiga.
Diterangkan : BC, CA, AB membagi
bidang dalam 7 daerah konveks salah
satunya berupa daerah segitiga.
Keterangan : BC dan CA membagi
bidang dalam 4 daerah sudut AB
tidak melalui daerah sudut yang
dibatasi oleh C/A dan C/B, tetapi
membagi ketiga daerah sudut lainnya.
Sehingga ada 1+6=7 daerah sudut. Daerah yang berhingga adalah daerah
segitiga ABC.
Gambar 25
3) Diketahui m garis, setiap 2 tetapi tidak 3 memounyai titik persekutuan.
Jumlah daerah konveks yang terjadi f (2 , m).

Ditunjukkan: f ( 2 , m )=f ( 2 , m−1 ) +m=1+m+


m
2 ()
Keterangan: Garis ke m menambahkan m daerah konveks
f ( 2 , 0 )=1 (tak ada garis)
f ( 2 , 1 )=2=1+1
f ( 2 , 2 )=4=2+ 2

f ( 2 , 3 )=7=4+3

f ( 2 , m )=f ( 2 , m−1 ) +m
¿ f ( 2 , m−2 ) + ( m−1 ) +m
¿ f ( 2 , m−3 ) + ( m−2 )+ ( m−1 )+ m
¿ f ( 2 , m−4 ) + ( m−3 )+ ( m−2 )+ ( m−1 ) +m
¿ f ( 2 , 0 ) +1+2+3+ 4+…+ ( m−1 ) +m
¿ 1+m+1+ 2+3+4 +…+(m−1)
1
¿ 1+m+ ( m−1 ) m
2
m!
¿ 1+m+
2 ! ( m−2 ) !

¿ 1+m+ m
2()
4) Diketahui m bidang dalam ruang, setiap 3 tetapi tidak 4 mempunyai titik
persekutuan. Jumlah daerah konveks yang terjadi f (3 , m).
Ditunjukkan: f ( 3 , m )=f ( 3 ,m−1 )+ f (2 , m−1)

1( )( )( )
¿ 1+ m + m + m .
2 3
Keterangan: bidang (m−1) pertama membagi bidang yang ke m dalam
f (2 , m−1) daerah bidang yang terletak dalam f (2 , m−1) dari f (3 , m−1)
daerah ruang. Setiap f (2 , m−1) daerah ruang masing-masing dibagi
menjadi dua, lainnya tetap.
f ( 3 , m )=f ( 3 ,m−1 )+ f (2 , m−1)
¿ f ( 3 , m−2 ) + f (2 , m−2 ) + f ( 2, m−1 )
¿ f ( 3 , m−3 ) + f ( 2, m−3 )+ f ( 2 , m−2 )+ f ( 2 , m−1 )
¿ f ( 3 , 0 ) + f ( 2,0 )+ f ( 2 ,1 ) + f ( 2, 2 ) + f ( 2 , 3 ) +…+ f (2 , m−1)

()( ( )) (
¿ 1+1+ ( 1+1 )+ 1+ 2+ 2 + 1+3+ 3 + …+ 1+ ( m−1 )+ m−1
2 2 2 ( ))
( 2 ) ( 2) ( 2 )
¿ 1+m+ ( 1+2+3+…+ ( m−1 ) ) + 2 + 3 + m−1

1 1
¿ 1+m+ m ( m−1 ) + m ( m−1 ) ( m−2 )
2 6

( )( )( )
¿ 1+ m + m + m .
1 2 3
5) Langkah-langkah untuk menaikan dimensi dari ruang berdimensi dua ke
ruang berdimensi tiga. Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi dua
aksioma yang berlaku aksioma VIII: semua titik ada dalam satu bidang. Jika
kita bekerja dalam ruang berdimensi tiga aksioma VIII diganti dengan
aksioma IX. Jika ABC suatu bidang, maka ada suatu titik D tidak pada
bidang ini. Kemudian didefinisikan bidang empat ABCD, yang mempunyai
4 titik sudut, 6 rusuk dan 4 bidang sisi. Ruang berdimensi yang ditentukan
oleh bidang empat ABCD ialah himpunan semua titik yang segaris
(collinear) dengan pasangan-pasangan titik-titik dalam satu atau dua bidang
sisi dari bidang empat tersebut. Jika kita bekerja dalam ruang dimensi tiga,
maka kita mempunyai aksioma X: semua titik ada dalam ruang yang sama.
Dengan demikian setiap bidang empat menentukan ruang yang sama.

4.2.3 Rangkuman

Saat ini kita hidup dalam ruang berdimensi tiga. Setelah Anda mempelajari
Dimensi Ruang, Anda dapat memahami, bahwa dimensi ruang dapat dinaikkan
(ditambah) secara matematik.
Perluasan sampai ruang berdimensi n dapat dipikirkan secara matematik.
Setiap kali kita akan menambah dimensi ruang, kita pikirkan adanya suatu titik di
luar ruang semula dan kemudian dapat didefinisikan ruang yang berdimensi lebih
tinggi.
Langkah-langkah ini dapat anda temukan pada penambahan dimensi dari
ruang berdimensi satu ke ruang berdimensi tiga dan dari ruang berdimensi tiga ke
ruang berdimensi empat.

4.2.4 Tes Formatif 2

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling benar menurut pendapat Anda.

1) Jika kita bekerja dalam, ruang berdimensi dua (dalam bidang datar), maka…
A. Setiap 3 titik yang tidak segaris menentukan suatu bidang datar
berlainan
B. Setiap 3 titik yang tidak segaris menentukan bidang datar yang sama
C. Ada titik di luar bidang itu
D. Ada dua garis yang bersilangan
2) Setiap garis yang menembus suatu bidang sisi dari suatu bidang empat tentu
menembus bidang sisi yang lain atau melalui suatu titik sudut, karena …
A. Bidang empat itu ada dalam ruang berdimensi tiga
B. Tidak mungkin garis itu tidak menembus lagi
C. Titik-titik dalam ruang adalah titik-titik yang segaris dengan pasangan
titik dari satu atau dua bidang sisi dari bidang empat itu
D. Bidang-bidang sisi bidang empat berpotongan
3) Suatu hyperplane ialah
A. Suatu ruang yang berdimensi n
B. Bidang sisi dari simpleks
C. Suatu bidang dalam ruang berdimensi empat
D. Suatu subspace yang membagi ruang berdimensi n dalam 2 daerah
konveks, yaitu ruang yang berdimensi n−1
4) Ada 3 garis a, b, dan c dan dipenuhi [a b c], maka …
A. a, b dan c berpotongan pada satu titik
B. a, b dan c tidak berpotongan
C. a, b dan c tidak berpotongan dan setiap garis yang menghubungkan
sebarang titik pada b akan memotong c
D. setiap garis yang menghubungkan sebarang titik pada a dengan sebarang
titik pada b akan memotong c
5) Jika kita bekerja dalam ruang berdimensi 3, maka …
A. setiap bidang empat menentukan ruang yang sama
B. setiap 3 titik yang tidak segaris menentukan bidang yang sama
C. setiap bidang empat menentukan ruang yang berlainan
D. setiap dua bidang tentu berpotongan

4.2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat pada bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang
benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 2.

Rumus:
jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan= ×100 %
5

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
0% - 69% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
4.3 Kegiatan Belajar 3

KONTINUITAS DAN KESEJAJARAN (PARALELLIS)


4.3.1 Uraian dan Contoh
Telah dibuktikan, bahwa antara dua titik berlainan ada titik yang lain,
dengan demikian ada tidak terhingga banyaknya titik antara kedua titik itu. Telah
dibuktikan pula bahwa suatu garis memuat titik yang tidak berhingga banyaknya.
Tetapi ini tidak berarti, bahwa berdasarkan aksioma-aksioma yang lalu suatu garis
itu kontinu. Untuk kekontinuitas suatu garis dibutuhkan paling sedikit satu
aksioma lagi.
Kita akan menggunakan pendekatan Dedekind yang memberikan aksioma
berikut.

Aksioma XII
Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam dua
himpunan yang tidak kosong sedemikian, hingga tidak ada titik dari
masing-masing himpunan yang terletak antara dua titik dari himpunan
lainnya maka ada satu titik dari satu himpunan yang terletak antara
setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik dari himpunan lainnya.

Keterangan.

Gambar 27

Aksioma ini ternyata memberikan pernyataan yang sama dengan beberapa


perubahan: Misalnya “titik pada suatu garis” dapat digantikan dengan “titik pada
suatu sinar” atau “titik pada suatu segmen” atau “titik pada suatu interval”
Kemudian dapat dibuktikan dalil berikut.
Dalil 17
Untuk setiap partisi dari semua sinar dalam suatu sudut dalam dua
himpunan yang tidak kosong semedikian, hingga tidak ada sinar dari
masing-masing himpunan terletak antara dua sinar dari himpunan lainnya,
maka ada suatu sinar dari satu himpunan yang terletak antara setiap sinar
lainnya dari himpunan itu dan setiap sinar dari himpunan lainnya.

Bukti : Dipandang sudut ABC dan perpotongan semua sinar oleh garis AB.
Menurut aksioma XII titik-titik pada
AB dapat dibagi dalam dua
himpunan sedemikian, hingga ada
satu titik dari satu himpunan yang
terletak antara setiap titik dari
himpunan itu dan setiap titik dari
himpunan lainnya. Sinar melalui 0
dan titik tersebut memberikan sinar
yang dimaksud.
Gambar 28

Dalam Geometri Terurut ini masih perlu kita tinjau pula kesejajarannya
atau parallelisme. Yang akan dibicarakan adalah parallelisme dari Gauss.

Dalil 18
Untuk sebarang titik A dan sebarang garis r yang tidak melalui A, ada tepat
dua sinar dari A, dalam bidang Ar, yang tidak memotong r dan memisahkan
semua sinar dari A yang memotong r dari semua sinar lainnya yang tidka
memotong r.

Bukti :
Gambar 29
Pada garis r diambil dua titik B dan C dan dipandang sudut antara sinar AC dan
A/B. Sinar-sinar dalam sudut ini dapat dibagi dalam dua himpunan yaitu
himpunan sinar yang memotong C/B dan yang tidak memotong C/B. Jelas
himpunan-himpunan ini tidak kosong. Menurut dalil 19 oleh partisi ini ada salah
satu sinar lainnya dari himpunan itu dan setiap sinar dari himpuna lainnya. Sinar
istimewa ini kita sebut p1 dan dapat dibuktikan, bahwa p1 adalah anggota
himpunan sinar yang tidak memotong C/B.
Jika p1 memotong C/B, misalnya di D, maka kita akan mempunyai [BCD].
Menurut aksioma II, kita dapat mengambil suatu titik E sedemikian, hingga
[CDE]. Maka sinar AE ini akan menjadi anggota himpunan yang tidak memotong
p1 atau sinar AD adalah sinar terakhir yang memotong. Sinar AE juga anggota
himpunan sinar yang memotong C/B. Jadi terdapat pertentangan.
Maka sinar p1 dalah sinar pertama yang tidak memotong sinar C/B dalam
sudut antara sinar AC dan A/B. Ini berarti setiap sinar antara AC dan p 1
memotong C/B.
Dengan menukar peranan B dan C, yaitu dengan memandang sinar-sinar
dalam sudut antara sinar AB dan A/C, kita dapat sinar istimewa lainnya Q1, yang
dapat dipandang (untuk rotasi berlawanan arah jarum jam) sebagai sinar terakhir
yang tidak memotong B/C. Karena garis r memuat dua sinar B/C, C/B dengan
interval BC , maka kita dapat dua sinar p1 dan Q1 yang memisahkan semua sinar
dari A yang memotong r dari semua sinar lainnya dari A yang tidak memotong r.

Gambar 30 Gambar 31
Sinar-sinar istimewa dari A dikatakan sejajar (parallel) dengan garis r
dalam dua arah p1 sejajar dengan C/B dan Q1 sejajar dengan B/C.
Untuk lengkapnya didefinisikan sinar-sinar yang sejajar dengan r dari
suatu titik A dan r sendiri ialah sinar-sinar dari r yang terbagi oleh A.
Jika A tidak pada r, apakah p1 dan q1 masih merupakan bagian-bagian dari
satu garis atau bukan.
Jika ya, maka garis ini membagi bidang dalam 2 setengah bidang yang
salah satu memuat seluruh garis r. Hal ini terjadi pada Geometri Affine.
Jika tidak. Maka garis p dan q membagi bidang dalam 4 daerah sudut,
p1 q1 , q1 p 2 , p2 q2. Dalam hal ini r terletak seluruhnya dalam daerah p1 q1. Hal ini
terjadi pada Geometri Hiperbolik.
Sebagai akibat dari dalil 18 didapat.
Akibat: untuk sebarang titik A dan sebarang garis r yang tidak melalui A ada
paling sedikit sat ugaris melalui A, dalam bidang Ar, yang tidak memotong r.

Gambar 32 Gambar 33

4.3.2 Latihan 3
1) Suatu sinar yang parallel dengan garis r tidak berubah (tetap parallel
dengan r ), jika titik pangkal sinar diubah dengan mengurangi suatu
segmen. Buktikan.
2) Suatu sinar yang parallel dengan garis r , tidak berubah jika titik
pangkalnya diubah dengan menambahkan suatu segmen. Buktikan.
3) Jika psejajar dengan s dan [ p r s], maka p sejajar dengan r . Buktikan.
4) Pandanglah semua titik yang betul-betul terletak dalam suatu lingkaran
dalam bidang Euclides. Anggaplah, bahwa titik-titik lainnya tidak ada.
Pandanglah talibusur-talibusur lingkaran itu sebagai garis-garis, maka
aksioma-aksioma I, VII, VIII, dan XII dipenuhi. Gambarkan garis yang
melalui satu titik dan sejajar garis yang lain.
5) Terangkan, apakah model pada soal no 4 termasuk Geometri Affine atau
Geometri Hiperbolik.

Kunci Jawaban Latihan 3


1) Diketahui: p1 parallel dengan r dengan titik pangkal A
Dibuktikan. p1 dengan titik pangkal A ’ parallel dengan r .
Bukti:

Gambar 34
Misalkan B suatu titik pada r . Sinar p1 adalah sinar A’/A dan jelas sinar ini
tidak memotong r . Akan ditunjukkan, bahwa setiap sinar dari A’ dalam
sudut antara sinar A’B dan p1 memotong r . Ambillah sebarang sinar dari A’
dan misalkan D suatu titik pada sinar itu. Karena p1 dari A parallel dengan r
, maka garis AD memotong r , misalnya di C. Garis A’B yang memisahkan
A dan D memotong segmen AD misalnya di E. Dipandang CBE dan BEA’
dan EDC. Maka menurut aksioma VII pada garis A’D ada suatu titik F yang
memenuhi BFC. Jadi A’D memotong r maka p1 parallel dengan r . Terbukti.
2) Diketahui: p1 parallel dengan r , titik pangkal p1 ialah A.
Dibuktikan: p ' 1 dengan titik pangkal A’ parallel dengan r .
Bukti: Misalkan B suatu titik pada r . Sinar p ' 1 ialah sinar A’A dan jelas
sinar ini tidak memotong r . Akan ditunjukkan, bahwa setiap sinar dalam
sudut antara sinar A’B
dan p ' 1 memotong r .
Ambillah sebarang
sinar dari A’ dalam
sudut ini dan misalkan
D suatu titik pada sinar
berlawanannya. Karena
p1 parallel dengan r ,

maka sinar DA
memotong r misalnya
di C. Garis BA’
memisahkan A dan D
dan memotong segmen AD di E. dipandang segitiga CBE dengan [B A’ E]
dan [C E D]. Maka menurut aksioma VII pada garis DA’ ada suatu titik F
yang memenuhi [B F C]. Jadi DA’ memotong r maka p1 parallel dengan r .
Terbukti.
Gambar 35

3) Diketahui: p parallel dengan s dan [p r s]


Dibuktikan: p parallel dengan r
Bukti: [p r s] menunjukkan, bahwa ketiga garis itu tidak berpotongan ada
titik P pada p, R pada r dan
S pada s, hingga [P R S].
Akan ditunjukkan, bahwa
setiap sinar dalam sudut
antara sinar PR dan p1
memotong r . Setiap sinar
dalam sudut ini memotong
s, karena p ' parallel dengan

s. Karena r memisahkan p
dan s, maka sinar dari P
dalam sudut itu juga memotong r . Jadi p ' parallel dengan r atau p parallel
dengan r . Terbukti.
Gambar 36

4) Misalkan lingkaran dalam bidang

(P , r)

Euclides dan dipandang semua titik betul-betul di dalam lingkaran.


Talibusur-talibusur lingkaran dipandang sebagai garis-garis dan memenuhi
aksioma-aksioma I, VII, VIII, dan XII. Misalkan r suatu garis dan A suatu
titik di luarnya. Maka garis-garis yang melalui A dan sejajar dengan r
adalah garis pdan q .

Gambar 37
5) Karena garis-garis pdan q yang melalui A dan sejajar r membentuk suatu
sudut (tidak berimpit), maka model pada soal 4 termasuk Geometri
Hiperbolik.

4.3.3 Rangkuman
Parallelisme memegang peranan yang penting sekali dalam mempelajari
sistem-sistem Geometri. Sebab seperti telah Anda ketahui timbulnya Geometri
Non-Euclides ialah karena adanya postulat kelima atau postulat parallelisme dari
Euclides.
Dengan mempelajari bagian terakhir ini Anda telah dapat memahami
perbedaan parallelisme dan Geometri Affine dan Geometri Hiperbolik.
Perlu anda perhatikan pula, bahwa tak terhingga banyaknya titik pada suatu
garis belum menyatakan, bahwa garis itu kontinu. Hal ini sama dengan keadaan
garis bilangan. Antara dua bilangan rasional tentu ada bilangan rasional lainnya,
sehingga banyaknya bilangan rasional tidak terhingga. Tetapi ini tidak berarti,
bahwa setiap bilangan real adalah bilangan rasional.

4.3.4 Tes Formatif 3


Pilihlah jawaban yang paling benar menurut Anda.
1) Dalam Geometri Terurut dua garis yang tidak berpotongan …
A. Adalah dua garis yang parallel
B. Adalah dua garis yang belum tentu parallel
C. Adalah dua garis yang tidak parallel
D. Tidak ada, semua garis berpotongan
2) Melalui suatu titik A pada garis r ada tepat satu garis dalam bidang Ar
yang parallel dengan r . Ini adalah aksioma dalam geometri …
A. Ordered (Geometri Terurut)
B. Hiperbolik
C. Affine
D. Non-Euclides
3) Aksioma yang kita pelajari untuk kontinuitas adalah dari …
A. Hilbert
B. Gauss
C. Peano
D. Dedekind
4) Mengingat bahwa suatu garis memuat titik-titik yang tidak terhingga
banyaknya, maka dapat dikatakan, bahwa garis itu …
A. Kontinu
B. Belum tentu kontinu
C. Mempunyai bagian yang kontinu
D. Tidak mungkin kontinu
5) Dalam Geometri Terurut, melalui suatu titik A tidak pada garis r , dalam
bidang Ar ….
A. Ada 1 garis yang parallel dengan r
B. Ada lebih dari 1 garis yang parallel dengan r
C. Ada paling sedikit 1 garis yang parallel dengan r
D. Tidak ada garis yang parallel dengan r

4.3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat pada bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang
benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 3.

Rumus:

jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan= ×100 %
5

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
0% - 69% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Modul berikutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
5. Kunci Jawaban Tes Formatif

5.1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1


1) Pilihan jawaban: C
Aksioma 11
2) Pilihan jawaban: D
Dalil 7
3) Pilihan jawaban: B
Dalil 12

Gambar 38

4) Pilihan jawaban: B
Titik-titik sudut tidak terletak pada sisi
5) Pilihan jawaban: A

5.2 Kunci Jawaban Tes Formatif 2


1) Pilihan jawaban: B
Menurut aksioma VIII: semua titik ada dalam satu bidang
2) Pilihan jawaban: C
Menurut definisi bidang empat
3) Pilihan jawaban: B
Menurut definisi
4) Pilihan jawaban: C

Gambar 39
5) Pilihan jawaban: A
Menurut aksioma X. Semua titik ada dalam ruang yang sama.

5.3 Kunci Jawaban Tes Formatif 3


1) Pilihan jawaban: B
garis p parallel dengan r
garis q parallel dengan r
garis s tidak memotong garis
r, tetapi garis s tidak parallel
dengan r.

Gambar 40

2) Pilihan jawaban: C
Sinar-sinar melalui A yang
parallel dengan r adalah sinar-
sinar berlawanan, jadi satu garis

3) Pilihan jawaban: D
Aksioma XII
4) Pilihan jawaban: B
Untuk kontinuitas diperlukan aksioma Dedekind.
5) Pilihan jawaban: C
Dalam Geometri Affine yang termasuk Geometri Terurut ada tepat 1 garis
yang parallel dengan r.
Dalam Geometri Hiperbolik yang termasuk Geometri Terurut ada lebih 1
garis yang parallel dengan r.
6. Referensi

Adler, Claire Fisher, , Ph.D., Modern Geometry

Blumenthal, Leonard M., A Modern View of Geometry, London: W. H.


Freemann and Company, 1961.

Coxeter, H S M., Introduction to Geometry, New York: John Wiley and Sons, Inc,
1967.

Meserve, Bruce E., Fundamental Concepts of Geometry, Massachusetts; Addison-


Wesley Publishing Company, Inc, 1959.

Prenowitz, Walter; Jordan, Meyer., Basic Concepts of Geometry, London:


Blaisdell Publishing Company, 1965.

Anda mungkin juga menyukai