Anda di halaman 1dari 17

BAB XI

GEOMETRI FANO

A. Sejarah Geometri Fano

Geometri Euclid dipandang sebagai geometri yang kompleks. Pada Geometri Euclid,
terdapat banyak titik, garis, dan teorema. Sementara itu, ada geornetri lain yang hanya memiliki
aksioma, teorema, dan unsur-unsur seperti titik c dan garis yang terbatas. Jenis geometri
tersebut dikenal sebagai Geometri Finit. Geometri ini mem-pelajari tentang struktur geometris
yang lebih sederhana daripada sistem geometri lain karena memiliki aksioma, teorema, titik,
dan garis yang terbatas.

Sebuah model dari segmen garis seperti sebuah stik spaghetti yang tipis dapat dibagi-
bagi ke dalam bagian yang lebih kecil dan lebih kecil lagi. Hal tersebut meyakinkan kita bahwa
ada titik yang tak hingga banyaknya yang membuat segmen garis atau stik spaghetti. Meskipun
demikian dalam pandangan fisika modern, spaghetti tersusun oleh atom-atom dan partikel-
partikel sub atom yang menyusun atom tersebut. Hal ini mengarahkan pada ide bahwa
banyaknya terbatas walaupun jumlahnya sangat besar. Inikah yang membuat perasaan ingin
menyelidiki, sebuah geometri dimana aksioma-aksioma atau aturan-aturan yang membicarakan
tentang keberadaan dari titik dan garis yang terhingga banyaknya. Inilah yang pada akhirnya
membicara-kan tentang geometri finit.

Geometri Finit pertama kali diperkenalkan sebagai geometri tiga dimensi dengan
masing-masing bidang terdiri dari tujuh titik dan tujuh baris. Kemudian, geometri ini
dikembangkan dengan penekanan pada eksplorasi oleh Gino Fano pada tahun 1892. Pada tahun
1906, Geometri Finit dipelajari kembali oleh Veblen dan Bussey. Dalam geometri ini, titik dan
garis adalah sebuah istilah terdefinisi. Geometri ini memiliki banyak aplikasi dalam statistik.
Fano adalah pelopor pertama Geometri Finit dan banyak matematikawan lain yang mencoba
mengembangkan geometri ini menjadi bidang yang lebih abstrak.

B. Biografi Fano

Ayah Gino Fano, Ugo Fano berasal dari keluarga kaya, sehingga dia tidak
membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kehidupannya.

Ugo Fano adalah pengikut Giuseppe Garibaldi dan sangat


mendukung unifikasi Italia.

Setelah mengikuti sekolah militer di Milan selama 4 tahun, Fano


melanjutkan sekolahnya di Institute Teknik Mantua. Pada tahun
1888, Fano pindah ke Universitas Turin jurusan teknik mesin.
Tetapi, Fano justru tertarik mempelajari matematika selama
beberapa tahun di Universitas Turin.
Gambar.11.1.
Gino Fano(1871-1952)
Fano belajar dengan arahan Corrado Segre dan Castelnuovo. Segre memberikan
kontribusi besar pada orientasi ilmiah Fano. Ketika ia masih berstatus sebagai mahasiswa pada
tahun 1890, Fano pernah menerjemahkan Sejarah Erlangen Program Matematika oleh F. Klein,
menerima undangan dari seorang Master yang pada waktu itu tercatat melakukan penelitian di
Italia. Tanggal 22 Juni 1892 ia memperoleh gelar di bidang matematika dengan nilai tertinggi. Ia
lulus dengan sebuah tesis berjudul Geometri Hyperspace, di bawah arahan Segre, yang diterbitkan
pada tahun yang sama dalam Jurnal Mathematic Battaglini. Studi tersebut merupakan bagian dari
penelitian yang dilakukan oleh M. Pasch, G. Peano dan F. Amodeo.

Pada tahun 1893 dia pergi ke Göttingen untuk melakukan penelitian sekaligus belajar
kepada Felix Klein. Pada tahun 1894, bersama Peano ia menulis sebuah artikel di sebuah Jurnal
matematika mengenai penetapan karakteristik pembelajaran matematika di universitas-universitas
Jerman.

Kemudian ia kembali ke Italia pada tahun 1894-1899.Ia membantu Fano G. Castelnuovo


di Universitas Roma. Pada tahun 1899 Felix Klein menawarkan dia sebuah pekerjaan sebagai guru
di Jerman, namun Fano menolaknya. Sementara itu, Fano mendapat sebuah pekerjaan sebagai
dosen Algebra and Analytic Geometry di Universitas Messina, sampai tahun 1901. Kemudian ia
pindah kembali ke Turin, sebagai profesor Geometri Deskriptif dan Proyektif pada tahun 1904,
yang diperoleh dari sebuah kompetisi pengangkatan guru disiplin di Universitas Parma. Namun
akhirnya ia berhenti dan meminta untuk berpindah ke Universitas Turin pada tahun 1905. Fano
menjadi profesor Geometri Proyektif dan Deskriptif di Universitas Turin sampai tahun 1935. Di
Turin Fano juga mengembangkan geometri yang lebih tinggi (1924-1925), menanalisis geometri
dengan unsur Geometri Proyektif dan Deskriptif disertai gambar (1935-1938), menjabat sebagai
direktur sekolah Geometri Proyektif dan Deskriptif (1911-1926), menjabat sebagai direktur
perpustakaan matematika (1924-1938), anggota komite tetap dari Perpustakaan Universitas
Nasional yaitu sebagai wakil dari Fakultas Ilmu (1926-1938).

Karya ilmiah Fano dibagi menjadi tiga bagian. Tiap-tiap bagian tersebut mendapat
kontribusi dari guru-gurunya, yaitu C. Segre, F. Klein dan G. Castelnuovo. Untuk bagian pertama
adalah studi pada geometri garis yang menghasilkan sebuah rumusan teori umum kongruensi pada
ordo tiga. Lalu Fano juga mengkaji tentang persamaan diferensial linear homogen pada varietas
aljabar. Pembelajaran tentang varietas aljabar pada tiga dimensi merupakan bidang yang ia geluti
selama empat puluh tahun. Hasil penelitiannya dipublikasikan dan berhasil pada tahun 1942.

Di antara karyanya yang membanggakan adalah sebuah artikel yang ditulis pada tahun
1907 pada Encyklopädie der mathematischen Wissenshaften dan sebuah tulisan yang ditujukan
pada Geometri non-Euclidean dan non-Archimedes dari Encyclopaedia matematika yang didasari
oleh L. Berzolari, G. Vivanti, dan D. Gigli.

Penerima berbagai gelar kehormatan seperti Officer of The Order of the Crown Italia,
anggota penduduk nasional R. Academy of Sciences Torino, R. Accademia dei Lincei, anggota
Lombard Institute of Sciences and Lettters, anggota dari R. Virgilian Academy of Sciences,
Academy of Arts and Letters Mantua Peloritana Messina dan medali emas Pendidikan pada tahun
1928. Dan akhirnya Fano meninggal di Verona pada tanggal 8 November 1952.
C. Geometri Fano

Pada tahun 1892, Gino Fano menemukan gometri tiga dimensi yang mempunyai 15
titik, 35 garis dan 15 bidang. Satu dari bidang-bidang tersebut adalah Geometri Fano. Berikut
aksioma-aksioma pada geometri Fano.

Aksioma 11.1

Terdapat paling sedikit satu garis.

Aksioma 11.2

Terdapat tepat tiga titik pada setiap garis.

Aksioma 11.3

Tidak semua titik segaris.

Aksioma 11.4

Terdapat tepat satu garis pada sebarang dua titik berbeda.

Aksioma 11.5

Terdapat paling sedikit satu titik sekutu pada sebarang dua garis berbeda.
Berikut model Geometri Fano.

Dari aksioma-aksioma di atas diturunkan teorema-teorema berikut.

Teorema 11.1

Dua garis berbeda mempunyai tepat satu titik sekutu.

Bukti:
No Pernyataan Alasan

1 Terdapat dua garis berbeda, misal garis k dan l Premis

2 Terdapat satu titik sekutu dari garis k dan l, misal titik P Aksioma 11.5

3 Andaikan terdapat titik sekutu yang lain dari garis k dan l, Pengandaian
misal titik Q
4 Titik P dan Q pada garis k Akibat 2 dan 3
5 Titik P dan Q pada garis l Akibat 2 dan 3
6 Terdapat dua garis yaitu garis k dan l melalui dua titik yaitu Akibat 6 dan 7
titik P dan Q
(kontradiksi

aksioma 11.4)

Jadi, pengandaian salah sehingga pernyataan"dua garis berbeda mempunyai tepat satu
titik sekutu" adalah benar (Teorema 11.1 terbukti).

Teorema 11.2
Terdapat tepat 7 titik dan 7 garis

Bukti:

No Pernyataan Alasan
1 Terdapat sebuah garis k Dikonstruksi, aksioma 11.1
2 Garis k memuat tepat tiga titik berbeda, misal Aksioma 11.2
titik A, B dan C
3 Terdapat minimal satu titik tidak pada garis k, Aksioma 11.3
misal titik P
4 Terdapat garis-garis yang berbeda dari Aksioma 11.4
titik P ke setiap titik pada garis k, misal garis l,
m, dan n

5 Garis l memuat tepat tiga titik berbeda, misal Aksioma 11.2


titik P, Q, dan
6 Garis m memuat tepat tiga titik berbeda, misal Aksioma 11.2
titik P, R, dan B
7 Garis n memuat tepat tiga titik berbeda, misal Aksioma 11.2
titik P, S, dan C

8 Terdapat minimal 7 titik A, B, C, P, Q, R, dan 5,6,dan 7


S
9 Terdapat garis t melalui titik Q, R, dan C Dikonstruksi,
aksioma 11.4,dan 11.5
10 Terdapat garis u melalui titik S, R dan A Dikonstruksi,
aksioma 11.4, dan 11.5
11 Terdapat garis v melalui titik Q, B,dan S Dikonstruksi,
aksioma 11.4, dan 11.5
12 1,4,9,10, dan 11
Terdapat minimal 7 garis k, l, m,n, t, u,dan v

13 Andaikan terdapat titik ke-8, Pengandaian


misalkan titik T
14 Aksioma 11.4
Titik P dan T dihubungkan oleh sebuah garis,
misal garis r (garis ke-8)

15 Garis r dan k berpotongan, misal titik potong Aksioma 11.5


garis r dan k adalah titik A

16 5,14, dan 15
Titik P dan A terdapat pada garis l dan r

17 Garis l dan r merupakan garis yang sama 16,


Aksioma 11.4
(kontradiksi 14)
18 15 dan 17
Titik potong garis r dan k bukan pada titik A,
missal titik potong garis r dan k adalah titik B

19 6,14, dan 18
Titik P dan B terdapat pada garis m dan r

20 Garis m dan r merupakan garis yang sama 19,


Aksioma 11.4
(kontradiksi 14)
21 Titik potong garis r dan k bukan pada titik B, 18 dan 20
misal titik potong garis r dan k adalah titik C

22 Titik P dan C terdapat pada garis n dan r 7,14, dan 21

23 Garis n dan r merupakan garis yang sama 22,


Aksioma 11.4
(kontradiksi 14)
24 Titik potong garis r dan k bukan pada titik C 18,21dan 23

25 Titik potong garis r dan k bukan pada titik A, 18,21,24, dan


B, dan C, misal pada titik D Aksioma 11.5

26 Terdapat 4 titik berbeda pada garis k yaitu titik 2 dan 25


A, B, C, dan D (kontradiksi aksioma
11.2)
27 - Terdapat tepat 7 titik A, B, C, P, Q, R, dan 8,13,14,17,20,23, dan
S 29
- Terdapat 7 garis k, l, m, n, t, u, dan v

Jadi, pernyataan “terdapat tepat 7 titik dan 7 garis" adalah benar (Teorema 11.2 terbukti).

Teorema 11.3

Garis yang melalui sebarang titik memuat semua titik.

Bukti:

Jika diambil sebarang titik A, maka semua titik berada dalam garis yang melalui titik
A.

No Pernyataan Alasan

1 Ambil sebarang titik A Premis

2 Setiap titik yang lain Aksioma 11.4

dihubungkan oleh sebuah garis

ke titik A

3 Semua titik berada dalam garis 2

yang melalui titik A

Jadi, untuk pernyataan “garis pada Geometri Fano yang melalui sebarang titik memuat
semua titik” adalah benar (Teorema 11.3 terbukti).

Contoh:
Ambil titik A, maka titik A dilalui oleh tiga garis, yaitu garis k yang memuat titik A, B,
dan C, garis l yang memuat titik P, Q, dan A, dan garis u yang memuat titik A, R, dan S.
Garis yang melalui titik A, yaitu garis k, l, dan u memuat semua titik, yaitu titik A, B, C,
P, Q, R, dan S.

Teorema 11.4

Setiap titik dilalui tepat tiga garis.

No Pernyataan Alasan
1 Ambil sebarang titik A Premis
2 Setiap titik yang lain dihubungkan Aksioma 11.4
oleh sebuah garis ke titik A
3 Andaikan terdapat kurang dari 3 garis Pengandaian
melalui titik A

4 Misal terdapat 1 garis yang melalui titik A 3


5 Garis yang melalui titik A memuat lebih dari 3 titik 4, teorema 11.3

6 Pengandaian nomor 3 salah Kontradiksi


dengan Teorema
11.3

7 Terdapat tepat 2 garis yang melaluititik A Teorema 11.1, 11.3,


11.4

8 Salah satu garis yang melalui titik Amemuat lebih Teorema 11.3,11.8
dari 3 titik

9 Kontradiksi
Pengandaian nomor 3 salah
Aksioma 11.2
10 Terdapat paling sedikit 3 garis yang 9
melalui titik A

11 Andaikan terdapat lebih dari 3 garis Pengandaian


melalui titik A
12 Terdapat paling sedikit 4 garis yang melaui titik A 11

13 Terdapat paling sedikit 9 titik 12,


Teorema 11.2,
Aksioma 11.2
14 Pengandaian nomor 12 salah Kontradiksi
dengan 11,
Teorema 11.2
15 Terdapat paling banyak 3 garis yang 14
melaui titik A
16 Terdapat tepat 3 garis yang melaui 11,15
titik A
Jadi, pernyataan "setiap titik dilalui tiga garis" adalah benar (Teorema 11.4 terbukti).

Contoh:

Ambil titik A, maka titik A dilalui oleh tepat tiga garis, yaitu garis k, l, dan
u. Ambil titik B, maka titik B dilalui oleh tepat tiga garis, yaitu garis k, m,
dan v. Ambil titik C, maka titik C dilalui oleh tepat tiga garis, yaitu garis k,
t, dan n. Ambil titik P, maka titik P dilalui oleh tepat tiga garis, yaitu garis
l, m, dan n Ambil titik Q, maka titik Q dilalui oleh tepat tiga garis, yaitu
garis 1,t, dan v. Ambil titik R, maka titik R dilalui oleh tepat tiga garis,
yaitu garis u, m, dan t.

Teorema 11.5
Untuk setiap dua titik berbeda, terdapat tepat dua garis yang tidak melalui
dua titik tersebut.

Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 Ambil sebarang dua titik berbeda, missal titik A dan B Premis
2 Terdapat sebuah garis yang menghubungkan titik A dan B, misal Aksioma
garis g 11.4
3 Titik A tepat dilalui 3 garis berbeda yaitu garis g, h, dan i Teorema
11.4

4 Titik B tepat dilalui 3 garis berbeda yaitu garis g, j, dan k Teorema


11.4

5 Terdapat tepat 5 garis yang melalui titik A atau B yaitu garis 3 dan 4
g,h,i,j,dan k
6 Teorema
Terdapat tepat 7 garis 11.2

7 Terdapat tepat 2 garis yang tidak melalui titik A dan B 5 dan 6

Contoh:
Gambar.11.11

Ambil titik A dan titik B, maka terdapat tepat dua garis yang tidak melalui titik A dan B,
yaitu garis t dan n.

Teorema 11.6

Jika diberikan tiga garis yang tidak memuat titik yang sama, maka terdapat tepat satu
titik yang tidak termuat pada ketiga garis tersebut.

Bukti:

No Pernyataan Alasan

1 Tiga garis yang tidak memuat titik yangsama, misal Premis


garis yang menghubungkantitik A dan B adalah k, garis
yangmenghubungkan titik B dan C adalah l, dan garis
yang menghubungkan titik Adan C adalah m

2 Setiap dua garis berpotongan pada satu titik, misal garis Teorema 11.1
k dan m berpotongan pada titik A, garis k dan l
berpotongan pada titik B, dan garis l dan m berpotongan
pada titik C
3 Setiap garis memuat 3 titik, misal titik Opada garis k, Aksioma 11.2
titik P pada garis l, dan titikQ pada garis m

4 Akibat 2 dan 3
Ada minimal 6 titik termuat pada ketiga garis

5 Akibat 4 dan
Ada maksimal 1 titik tidak termuat pada ketiga garis
teorema 11.2
6 Andaikan tidak ada titik yang tidak termuat pada ketiga Pengandaian
garis tersebut
7 Ketujuh titik termuat pada garis k, l, dan m, misal ada titik Akibat 6
R pada garis m
8 Ada garis yang memuat 4 titik, yaitu garis m Akibat 7
(Kontradiksi
aksioma 11.2)

Karena terjadi kontradiksi, maka pengandaian nomor 6 salah sehingga tidak mungkin
tidak ada titik yang tidak termuat pada ketiga garis. Jadi, terdapat tepat satu titik yang
tidak termuat pada ketiga garis tersebut (teorema 11.6 terbukti).
Contoh:

Ambil tiga buah garis yang tidak memuat titik yang sama, misal garis k, garis l, dan
garis n, maka terdapat tepat satu titik yang tidak termuat pada ketiga garis tersebut,
yaitu titik R.

D.Aplikasi Geometri Fano

1. Kode Hamming

Kemajuan dalam teknologi komputer telah mendorong kebutuhan akan


kecilnya tingkat kesalahan dalam pengkodean. Informasi dikirim, diterima dan
diproses dalam suatu format digital dari transmisi data antara komputer dan telepon
seluler ke pembacaan data dalam pengiriman dan harga scan. Masalah yang muncul
adalah bagaimana cara mengoreksi atau meminimalkan kesalahan yang terjadi pada
proses pengiriman, penerimaan dan scan data. Penelitian dalam teori pengkodean
menggunakan penyelesaian dari Geometri Proyektif, Teori Grup dan Program
Linear.

Richard W. Hamming (1915-1998) adalah orang pertama yang


memikirkan tentang kesalahan pengoreksian kode (error-correcting codes) saat ia
bekerja untuk Laboratorium Telepon Bell (Bell Telephone Laboratories) di tahun
1940. Motivasi pemikiran-nya muncul seiring dengan frustasinya karena mengalami
kesalahan sehingga harus sering mengulang perhitungan dari awal. Kesalahan
memasukkan data sering terjadi ketika kartu data (the punch cards), yang digunakan
untuk menyimpan dan memasukkan data, dimasukkan. Tahun 1950, Hamming
mempublikasikan hasil penelitiannya, yang kini dikenal dengan Kode Hamming.
Salah satu algoritmanya, kode Hamming (7,4), dapat mendeteksi dan memperbaiki
digit kesalahan. Beberapa aplikasi masih menggunakan kode yang dikembangkan
oleh Hamming. Kode Hamming (7,4) bukanlah pilihan terbaik untuk menyelesaikan
kode tidak baku dengan panjang karakter 7 digit dan pembatasannya untuk
menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam suatu posisi digit tunggal. Walaupun
Hamming tidak mengembangkan kode Hamming (7,4), berikut akan diuraikan
sekilas kode tersebut untuk menggambarkan aplikasi nyata dari Geometri Finit
(Berhingga).

Angka “7" dalam kode Hamming (7,4) menunjukkan banyaknya digit


yang digunakan untuk menunjukkan suatu kata kunci (kode) yang ditulis sebagai
bilangan binair, seperti 1001100. “4" menunjukkan posisi empat digit pertama yang
merupakan digit informasi data, di mana posisi empat digit pertama memberikan
penyajian binair dari 16 bilangan desimal dari 0 sampai 15 (0000, 0001, 0010, ...,
1111) yang menunjukkan kata atau pesan. Catatan bahwa angka binair 1101 adalah
13 dalam angka sistem desimal, karena 1(23) + 1(22) + 0(21) + 1(2°)= 13. Posisi
tiga digit yang terakhir adalah kelebihan (redundan) digit data yang digunakan untuk
melihat kesalahan.

Geometri berhingga digunakan untuk menjadi alasan mengapa Kode


Hamming (7,4) harus selalu digunakan untuk mentransmisi tujuh digit kata sandi
dengan asumsi kesalahan paling banyak satu digit. Dengan mempertimbangkan
bidang berhingga dimensi tujuh memuat semua kemungkinan binair dari 7-tuple,
seperti tiap tujuh digit kata sandi adalah titik pada model geometri berhingga.
Bidang itu memuat 27 titik (128 kata sandi). Hanya 16 dari 128 titik yang dianggap
sebagai kata sandi tanpa kesalahan transmisi. Hamming mempertimbangkan suatu
fungsi jarak untuk mengukur berapa banyak titik terpisah. Definisi:

“The Hamming distance d :S → [0 , n] between any two binary n-tuples x and


y is i.e., the number ofcomponents by which the n-tuples differ”
n
d ( x , y )=∑ | xi − y i| Jarak Hamming d :S → [0 , n] antara dua binair n-
i =1
tuple x dan y adalah
n
d ( x , y )=∑ | xi − y i| yang
merupakan bilangan yang menunjukkan
i =1
komponen dengan n-tuple yang berbeda.

Contohnya, d(1100101, 1010110) = 4 karena kedua 7-tuple berbeda pada


posisi kedua, ketiga, keenam dan ketujuh. Dalam bidang dimensi tujuh, jarak
minimum Hamming antar titik yang terdaftar dalam Tabel kata sandi adalah tiga,
dan jarak maksimum antara dua kata sandi adalah tujuh. Begitu juga, tiap kata
sandi memiliki tepat tujuh kata sandi lain pada suatu jarak Hamming.Sehingga,
dipertimbangkan setiap titik ( kata sandi ) menjadi pusat dari suatu lapisan dengan
jari-jari yang terdiri dari tepat tujuh titik yang berbeda. Ke-16 titik ( kata sandi ),
yang terdaftar pada tabel, menentukan 16 lapisan berbeda dengan jari-jari tertentu
dimana tidak ada dua lapisan yang berpotongan, seperti pada gambar dibawah.
Ke-16 lapisan itu meliputi 128 titik pada bidang berhingga dimensi tujuh.
Hasil ini berlaku untuk kata sandi Hamming (7,4) yang menyatakan bahwa suatu
transmisi kata sandi dengan suatu kesalahan pada satu digit pasti merupakan jarak
Hamming dari suatu kata sandi yang valid. Algoritma ini membuat perbaikan
dengan cara mengubah posisi kesalahan digit tunggal.

Suatu model matriks untuki Geometri Fano, membuat suatu himpunan


putaran untuk kata sandi valid pada Hamming kode (7,4). Seperti yang tertulis pada
bagian sebelumnya bahwa Geometri Fano adalah suatu Geometri Proyektif dengan
order 2. Geometri Proyektif dengan order lain, dapat digunakan untuk
mengembangkan perbaikan kesalahan pengkodean yang lain.

2. Perpindahan Jaringan (Switching Network)

Satu di antara aplikasi perpindahan jaringan ini adalah perangkat yang


dapat menghubungkan setiap telepon ke telepon yang lain. Dimana sebuah jaringan
hanya menghubung-kan 3 nomor dari 7 nomor yang harus disambungkan. Salah
satu contoh adalah sambungan {1, 2, 4}. Semua jaringan bisa ditemu-kan dengan
penambahan 0 sampai 6 Mfod 7, seperti ({1, 2, 4), {1. 5, 6), {1, 3, 7), {2, 6, 7}), {2,
3, 5}, {3, 4, 6}, {4, 5, 7}}. Berapa banyak tombol yang diperlukan agar setiap
nomor dapat memanggil nomor lain?

Hal ini bisa dikembangkan untuk menemukan jaringan yang terdiri dari:
 4 nomor dari 13 nomor yang akan dihubungkan atau
 5 nomor dari 21 nomor yang akan dihubungkan , sebagai sebuah
contoh dideskripsikan dengan { 1, 2, 5 , 15, 17}
 6 nomor dari 36 nomor yang akan dihubungkan, sebagai sebuah
contoh dideskripsikan dengan {1, 2,4,9,13,19}
 8 nomor dari 57 nomor yang akan disambungkan, sebuah contoh
dideskripsikan dengan {1, 2, 4, 14,33,37. 44,53).(dari La Jolla
Difference Set Repository)

3. Kartu Domino

Geometri Fano juga diterapkan pada seperangkat kartu domino. Dari


setiap garis diperoleh kombinasi titik yaitu: (1, 7, 3), (1, 6, 5), (1, 4, 2), (3, 4, 6), (3,
2, 5), (2, 6, 7). Jika angka 7 diganti dengan 0 (tanpa angka), maka akan diperoleh
kombinasi seperangkat kartu domino di bawah ini.

Dari kombinasi (1, 7, 3), dapat diperoleh kombinasi dua angka yaitu (1,
1), (1, 7), (1, 3), (7, 7), (7, 3), (3, 3).

Dari kombinasi (1, 4, 2), dapat diperoleh kombinasi dua angka yaitu
(1,1), (1,4), (1, 2), (4, 4), (4, 2), (2, 2). Dan seterusnya, sehingga diperoleh himpunan
kombinasi dua angka dari Geometri Fano yaitu: {(1,1);(1,2);(1,3);(1,4);(1,5);(1,6);
(1,7); (2,2); (2,5); (2,6); (2,7); (3,2); (3,3); (3,4);(3,5);(3,6);(4,2);(4,4);(4,5); (4,6);
(5,4); (5,5); (5,7);(6,2);(6,5);(6,6);(7,3);(7,7)} yang merupakan kombinasi angka
pada seperangkat kartu domino dengan mengganti angka 7 menjadi angka 0 (tanpa
angka).

4. Tabel Periodik Bentuk atom

Gino Fano menggunakan teknik-teknik untuk menemukan sembilan bentuk


atom 2 dimensi. Penemuan ini digunakan oleh Corti dan koleganya Vasily Golyshev,
yang didasarkan pada ide dari teori string untuk menemukan struktur atom yang lebih
tinggi. Para matematikawan di London menekuni proyek selama tiga tahun untuk
membuat block building dengan versi mereka sendiri dari tabel peridik bentuk-
bentuk dari semua bentuk yang mungkin di dunia melewati tiga, empat, lima
dimensi.

Anda mungkin juga menyukai