Anda di halaman 1dari 22

SIFAT – SIFAT DIALETRIK

OLEH :
ABDUL AGIM ASTI : E1D120029
ALFAJRI NUR ABDILLAH ; E1D120033
AMALIA FEBRIANA LATULA : E1D120034
ANANTA DARA DINANTI : E1D120035
ANGGRENI PUTRI UTAMI : E1D120037
DIKY HARYANTO : E1D120038
AZHAR PATANGGA : E1D118040
FIRMAN JOHAN : E1D120043
HAYONO : E1D120044
I GEDE PASTIKA YASA : E1D120045
IDIL : E1D120046

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KOTA KENDARI
2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam teknik tegan gan tinggi, fungsi yang paling utama dari suatu bahan
isolasi adalah untuk mengisolasi konduktor yang membawa tegan gan terhadap yang
lainnya sama baiknya terhadap tanah. Dan sebagai tambahannya, harus sering
melakukan fungsi mekanis dan harus mampu menahan penekanan termal dan kim ia.
Serta juga memiliki daya tahan yang lama atau usia daya tahannya di bawah jenis -
jenis penekanan yang bervariasi yang dihadapi dalam praktek sebagai pertimban gan
penentuan aplikasi ekonomis.
Bahan dielektrik padat digunakan pada hampir seluruh rangkaian listrik dan
peralatan listrik untuk mengisolir bagian-bagian pembawa arus dari bagian lainnya.
Bahan dielektrik padat yang baik harus mempunyai rugi-rugi dielektrikum yang
rendah, kekuatan mekanis yang tin ggi, bebas dari kemungkinan pembentukan gas dan
debu, dan tahan terhadap perubahan temperatur dan pengaruh kimia.
Isolasi padat mempunyai kekuatan tegangan tembus yang tinggi dibandingkan
dengan isolasi cair dan gas. Studi yang palin g penting dalam teknik isolasi adalah
studi tegan gan tembus dari dielektrikum padat. Jika terjadi tembus, maka isolasi
padat akan rusak secara permanen sedangkan pada isolasi gas akan kembali ke
sifatnya semula dan pada isolasi cair sebagian akan kembali ke sifatnya semula dan
sebagian lainnya tidak. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk mengu las tentang
sifat-sifat dielektrik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dielektrik?


2. Apa saja jenis-jenis dielektrik?
3. Bagaimana rangakaian ekivalen dielektrik?
4. Apa saja karakteristik dielektrik?
5. Apa saja penggunaan dielektrik?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertin dielektrik.


2. Mengetahui jenis-jenis dielektrik.
3. Mengetahui rangkaian ekivalen dielektrik.
4. Mengetahui karakteristik dielektrik.
5. Mengetahui penggunaan dielektrik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dialetrik

Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat
kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan
gas.T idak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron
konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan ole h pengaruh medan listrik. Medan
listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat
inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam
bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga
terbentuk suatu struktur regan gan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau
gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama -sama sehingga tiap aliran
massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika su atu dielektrik
diberi muatan listrik, muatan ini akan tin ggal terlokalisir di daerah di mana muatan
tadi ditempatkan.
Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling
penting dari suatu isolasi adalah:
1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain. Misalnya
antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa dengan
tanah.
2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai kekuatan dielektrik yang tin ggi, agar dimensi sistem isolasi
menjadi kecil dan pengunaan bahan dielektrik semakin sedikit, sehin gga
harganya semakin murah.
2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan
elektrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.
5. Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).
6. Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
7. Konduktivitas panas yang tinggi.
8. Koefisien muai panas yang rendah.
9. Tidak mudah terbakar.
10. Tahan terhadap busur api.
11. daya serap air yang rendah.
Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua
syarat-syarat diatas. Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat -sifat apa saja yang
lebih diutamakan.
2.2 Jenis-jenis Dielektrik

Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat ( solid ), cair (liquid ) dan udara (gas).
Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik
tertinggi yang dapat ditahannya dimana dielektrik tersebut tidak berubah sifat
menjadi konduktif (tembus listrik). Berikut ini dalam tabel 2.1 akan diberikan
beberapa contoh dari bahan-bahan dielektrik :

KD Konstanta
Bahan Tgð (50Hz)
(kV/cm) dielektrik (s)
Natural rubber 100-390 0,02-0,1 2,9-6,6
Silicon rubber 90-390 0,006-0,02 2,6-3,4
Karet Polysar kryflex

dan styrene 80-380 0,02-0,09 3,8-6,2


butadine rubber
Butyl rubber
dan polysar 80-200 0,003-0,03 2,2-3,2
butyl rubber
Alumina 1600 5x10-4 9
Keramik
Forsterite 800-1200 3-4x10-4 6
PVC 300 0,015-0,02 3-3,3
Fluoro P.T.F.E 200 <0,0002 2
Carbon P.C.T.F.E 210 0,0012-0,0036 2,3-2,8
Plastic P.V.F2 104-512 0,0491-0,15 6,49-8,4
Nylon 6/6 154 0,014 4,1
Nylon Nylon 6 176-204 0,06-0,1 5-14
Nylon 6/10 190 0,04 4,6
Mika dan Muscovite 10.000 0,03 6-7,5
turunannya phlogopite 7000 0,03 6-7,5
Transformator 150 0,001 2,2-2,3
Kabel 300 0,002 2,3-2,5
Dielektrik
Kapasitor 200 0,25x10 -2 2,1
Minyak
Askarels 200-250 0,6x10 -2 4,8
Silikon 300-400 10-3 2,7-3
Low density 170-280 2.10-4 2,3
Med-Density 200-280 2.10-4 2,3
Polyethylen
High Density 180-240 2.10-4 2,35
Irradiated 720-1000 5.10-4 2,3

M.S Naidu, V. Kamaraju “ High Voltage Enggineering”, Tata Mc Graw-Hill


Publishing, Seven Reprint, bab III dan IV, New Delhi, 1990.
Tabel 2.1. Beberapa contoh kekuatan dielektrik suatu bahan.
2.3 Rangkaian Ekivalen Dielektrik

Arus yang timbu l pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus
pengisian, arus absorpsi dan arus konduksi. Sehin gga rangkaian ekivalen suatu
dielektrik harus dapat menampilkan adanya ketiga kompanen arus diatas. Rangkaian
ekivalen mendekati gambar berikut.

Gambar 2.1. Rangkaian ekivalen suatu dielektrik


Keterangan:
Cg = Kapasitansi geometris Rk = Tahanan dielektrik
Ra = Tahanan absorbsi Ca = Kapasitansi arus absorbsi

Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen dielektrik


maka komponen arus adalah sebagai berikut:
Arus total yang diberikan sumber tegangan adalah seperti gambar 2.3. berikut ini :

Gambar 2.3. Komponen arus dielektrik


2.4 Karakteristik Dielektrik

Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:


1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial ( partial discharge )
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength )
Berikut ini akan dijelaskan secara sederhana maksud dari keenam sifat di atas:
2.4.1 Kekuatan Dielektrik
Semua bahan dielektrik memiliki tingkat ketahanan yang disebut dengan
“kekuatan dielektrik”, diartikan sebagai tekanan listrik tertinggi yang dapat ditahan
oleh dielektrik tersebut tanpa merubah sifatnya menjadi konduktif. Apabila suatu
dielektrik berubah sifatnya menjadi konduktif, maka dielekrik tersebut telah tembus
listrik (breakdown ). Kekuatan dielektrik juga dapat diartikan sebagai tekanan listrik
terendah yang mengakibatkan dielektrik tersebut tembus listrik. Kekuatan dielektrik
ini disebut juga dengan kuat medan kritis. Tegangan tembus ( breakdown voltage )
suatu isolator adalah tegangan minimum yang dibutuhkan untuk merusak dielekrik
tersebut. Kekuatan dielektrik dari suatu bahan isolasi dinyatakan dengan tegangan
maksimum yang dapat ditahan oleh suatu medium tanpa merusaknya. Dengan kata
lain, kekuatan dielektrik dinyatakan dengan gradien tegan gan yang diperlukan supaya
dielektrik itu mengalami tembus listrik.
2.4.2 Konduktansi
Apabila tegangan searah diberikan pada plat-plat sebuah kapasitor komersil
dengan isolasi seperti mika, porselin atau kertas maka arus yang timbu l tidak berhenti
mengalir untuk waktu yang sin gkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal itu disebabkan
oleh ketiga komponen arus yang terdapat di dalam dielektrik tersebut seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.4.Arus pada kapasitor komersial


Arus pengisian (ip) terjadi selama waktu t1. Arus pengis ian disebabkan oleh
molekul-molekul yang bergerak cepat sehingga terpolarisasi dengan cepat pula.
Kemudian arus berkurang perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi
(ia). Arus absorpsi terjadi karena adanya gerakan-gerakan lambat (viscous) dari
molekul-molekul dielektrik. Akhirnya arus mencapai nilai tertentu (ik), arus ini
disebut arus konduksi. Arus ini tetap mengalir dengan konstan karena tahana n
dielektirk tidak mencapai nilai tak hingga.
2.4.3 Rugi-rugi Dielektrik
Rugi-rugi dielektrik untuk isolasi tegangan tinggi merupakan salah satu
ukuran pentin g terhadap kualitas material isolasi. Suatu bahan dielektrik tersusun atas
molekul-molekul dan elektron-elektron di dalamnya terikat kuat dengan inti atomnya.
Ketika bahan tersebut belum dikenai medan listrik, maka susunan molekul dielektrik
tersebut masih belum beraturan (tidak tersusun rapi), seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.5.a.

Gambar 2.5. Dampak medan listrik terhadap molekul dielektrik


Ketika molekul-molekul tersebut dikenai medan listrik, maka muatan inti
positif menga lami gaya yang searah dengan medan listrik dan elektron -elektron
dalam molekul tersebut akan mengalam i gaya listrik yang arahnya berlawanan
dengan arah medan listrik tadi. Gaya listrik ini akan mengubah posisi elektron dan
proton dari posisi semula, akibatnya molekul-molekul die lektrik akan terpolarisasi
dan berubah arahnya sejajar dengan arah me dan listrik, seperti pada Gambar 2.5.b.
Karena mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya, maka arah dipol
juga berubah-ubah setiap saat (1800) terhadap posisi semula, seperti pada Gambar
2.5.c. P erubahan arah molekul akan menimbu lkan gesekan antar molekul. Karena
medan listrik yang berubah setiap saat, maka gesekan antar molekul juga terjadi
berulang-ulan g. Gesekan ini akan menimbulkan panas yang disebut dengan rugi-rugi
dielektrik.
2.4.4 Peluahan Parsial ( Partial Discharge)
Peluahan parsial (partial discharge ) adalah peluahan elektrik pada medium
isolasi yang terdapat di antara dua elektroda berbeda tegangan, di mana peluahan
tersebut tidak sampai menghubungkan kedua elektroda secara sempurna. P eristiwa
seperti ini dapat terjadi pada isolasi padat yang di dalamnya terdapat rongga udara
seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. berikut ini :
Gambar 2.6. Celah udara dielektrik padat
Jika medan elektrik dihasilkan oleh dua elektroda piring sejajar yang luasnya
tak hingga, maka kuat medan elektrik pada setiap lapis dielektrik adalah:

dimana:
V = beda tegangan di antara elektroda (V)
= konstanta dielektrik ε
s = tebal dieletrik (cm)
Jika dim isalkan konstanta dielektrik padat adalah enam dan konstanta
dielektrik udara adalah satu, maka kuat medan dielektrik pada celah udara untuk
susunan dielektrik seperti gambar di atas adalah:

Karena su relatif sangat kecil dibanding terhadap tebal keseluruhan dielektrik padat
(s1 + s2), maka kuat medan dieletrik pada celah udara adalah:

Dengan cara yang sama dapat dihitung kuat medan elektrik pada dielektrik padat,
hasilnya adalah:
Terlihat bahwa kuat medan dielektrik pada celah udara enam kali lebih besar
dari kuat medan eletrik dielektrik padat. Sedangkan kekuatan dielektrik udara jauh
lebih kecil dari kekuatan dielektrik padat. Jika kuat medan elektrik di celah udara
melebihi kekuatan dielektrik udara, maka udara akan tembus listrik. Sementara itu
dielektrik padat tidak mengalam i tembus listrik. Karena terpaan elektrik yang
dialam inya masih di bawah kekuatan dielektriknya. Karena tembus listrik hanya
terjadi di celah udara maka peristiwa ini disebut peluahan parsial ( partial discharge ).
Ada beberapa jenis peristiwa pada peluahan parsial, yaitu :
1. Peluahan parsial internal
Peluahan ini terjadi pada susunan dielektrik yang tidak sempurna,
terdapat celah atau rongga yang berisi udara atau pun campuran dielektrik lain
yang memilik i konstanta dielektrik lebih rendah. Kondisi tersebut dapat
diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7. Kemungkinan terjadinya peluahan internal


2. Peluahan parsial permukaan
Peluahan parsial permukaan mungk in terjadi bila terdapat daerah yan g
secara paralel dengan dielektrik mengalam i stres tegan gan berlebihan.
Kejadian ini biasa dialam i pada bushin g, ujung kabel, overhang dari
kumparan generator.
3. Korona
Korona merupakan hasil terakselerasinya ionisasi di bawah pengaruh
suatu medan listik. Ini merupakan suatu proses fisika dimana struktur molekul
netral atau atom diubah akibat benturan atom atau molekul netral dengan
elektron bebas, photon atau ion negatif. Setiap sistem isolasi atau elektroda
dimana korona dapat terjadi merupakan sumber korona. W ilayah dimana
korona terjadi disebut lokasi korona. Korona dapat dideteksi dari peristiwa
emisi cahaya yang berwarna violet atau juga dari bunyi getaran yang
dihasilkan pada konduktor.
4. Pemohonan elektrik (electrical treeing )
Pemohonan elektrik bermula dari kondisi dielektrik yang tidak baik
dikarenakan adanya rongga/celah udara di dalam dielektrik itu sendiri.
Apabila diberi tegangan tinggi, maka terjadi peluahan internal yang dalam
waktu lama akan terjadi percabangan rongga akibat erosi. P emohonan elektrik
dapat juga terjadi dalam waktu yang sin gkat dikarenakan ketidak mampuan
dielektrik dalam menahan terpaan medan listrik. Oleh karena peristiwa ini
maka dielektrik telah mengalam i kerusakan secara fisik.
2.4.5 Tahanan Isolasi
Jika suatu dielektrik diberi tegan gan searah, maka arus yang mengalir pa da
dielektrik terdiri dari dua komponen, yaitu Arus yang menga lir pada permukaan
dielektrik (Is) dan arus yang mengalir melalui volume dielektrik (Iv) seperti terlihat
pada gambar 2.8. Sehingga hambatan dielektrik terdiri dari resistansi permukaan dan
resistansi volum.
Gambar 2.8. Arus pada suatu dielektrik
Dalam prakteknya, hasil tahanan isolasi tergantung pada besar polaritas
tegangan pengukuran serta jenis bahan isolasi.
2.4.6 Kekuatan Kerak Isolasi
Bila suatu sistem isolasi diberi tekanan elektrik, maka arus akan mengalir
pada permukaannya. Besar arus permukaan ini menentukan besarnya tahanan
permukaan sistem isolasi. Arus ini serin g juga disebut arus bocor atau arus yang
menelusuri sirip isolator. Besar arus tersebut dipengaruhi o leh kondisi sekitar, yaitu
suhu, tekanan, kelembaban dan polusi. Secara teknis sistem isolasi harus mampu
memikul arus bocor tersebut tanpa menimbulkan pemburukan karena arus bocor
dapat dibatasi.
Arus bocor menimbulkan panas, dan hasil sampingannya adalah timbulnya
penguraian pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem isolasi. Efek yang
sangat nyata dari penguraian ini adalah timbu lnya kerak (jejak arus). Kerak dapat
membentuk jalur konduktif yang selanjutnya akan menimbulkan tekanan elektrik
yang berlebihan pada isolasi. P anas yang ditimbulkan arus bocor dapat juga
menimbulkan erosi tanpa didahului oleh adanya kerak konduktif.
2.5 Penggunaan Dielektrik

Dielektrik digunakan untuk memisahkan dua permukaan yang memiliki


perbedaan potensial listrik. Dielektrik banyak digunakan sebagai isolasi pemisah dan
pembungkus pada konduktor. Ada empat area yang secara prinsipil harus
menggunakan pemisah, yaitu :
1. Antara phasa dengan bumi
2. Antara phasa dengan phasa
3. Antara belitan suatu kumparan
4. Antara kumparan dengan kumparan lainnya
2.5.1 Penggunaan Pada Transformator Daya
Pemakaian dielektrik sebagai pemisah pada transformator daya dibagi secara
luas dalam beberapa hal, sebagai berikut :
1. Pemisah antar belitan
2. Pemisah antar kumparan
3. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan bumi
4. Pemisah kumparan tegangan rendah dengan kumparan tegangan tinggi
5. Pemisah kumparan tegangan tinggi dengan bumi
Pada transformator daya, kumparan tegangan tin ggi maupun tegangan rendah
dimasukkan ke dalam suatu tangki logam. Kumparan inti trafo ditahan atau
didudukkan pada isolator solid yang pada umumnya berupa kayu untuk mencegah
terjadinya bagian kontak tegangan pada tangki. Rongga kosong yang ada normalnya
diisi dengan dielektrik minyak atau pun gas. Minyak atau pu n gas ini membantu
mengurangi panas yang timbul pada konduktor inti selain menambah umur trafo
tersebut. P ada kumparan konduktor belitan-belitan trafo dipisah dengan
menggunakan enamel organik untuk rating trafo yang rendah, namun pada ratin g
yang lebih tinggi digunakan kertas atau ge las sebaga i pembungkus konduktor. Selain
itu, dapat dipakai juga pressboard, glass fabric, porcelain untuk kondisi ratin g trafo
yang lebih tinggi lagi.
2.5.2 Penggunaan Pada Mesin Berputar
Pada mesin berputar seperti motor atau generator, penggunaan dielektrik pada
mesin ini ditentukan berdasarkan tegangan kerja mesin, apakah bekerja pada
tegangan tinggi atau pada tegangan rendah. Untuk bahan-bahan dielektrik yang
dipakai, maka kemampuan suhu kerja serta kekuatan mekanis bahan harus
diperhatikan. Bahan yang sering dipakai adalah mika, enamel organik dan epoxi
resin.
2.5.3 Penggunan Pada Circuit Breaker
Circuit breaker merupakan alat listrik yang berfungsi memutuskan daya dari
sumber arus kepada beban pada saat terjadi gangguan. Circuit breaker merupakan
saklar otomatis yang memiliki len gan penghubung yang dalam kondisi normal berada
dalam keadaan tertutup. Bila terjadi gan gguan maka lengan penghubung akan terbuka
sehin gga rangkaian menjadi terbuka. P ada tegangan yang rendah, circuit breaker diis i
dengan udara, namun pada tegan gan tinggi dan dengan daya yang besar biasanya
digunakan OCB ( Oil Circuit Breaker ), gas SF6 atau juga hampa udara. Bahan-bahan
tersebut berguna untuk mencegah terjadinya arus busur api, ataupun mempercepat
pemadaman busur api yang sempat terjadi.
Pada tabung atau kotak CB biasanya dilap isi oleh bahan isolasi seperti teflon,
mika, plastik, kaca, porselein atau lainnya sesuai dengan kemampuan temperatur
bahan tersebut bekerja normal.
2.5.4 Penggunaan Pada Kabel
Dewasa ini, penggunaan karet alami praktis telah digantikan oleh penggunaan
karet sintetis atau pelastik sebagai pemisah kabel. P engguanaan dari bahan tersebut
tergantung pada jenis aplikasinya. Bahan tersebut harus dapat memanjang,
merenggan g atau memiliki sifat elastisitas dan kekerasan yang baik sehingga
memudahkan pada waktu pemasangan atau perbaikan selain itu juga tidak mudah
rusak. Bahan tersebut juga harus memilik i konstanta dielektrik dan faktor daya yang
rendah tetapi memilik i kekuatan dielektrik dan resistansi yang tinggi. Juga, selama
operasional, dikarenakan melebih i beban penuh atau pun dalam keadaan beban penuh
yang terjadi terlalu lama, maka bahan dapat rusak karena temperatur yang tinggi.
Hal ini memaksa bahan untuk dapat memilki kemampuan menahan penuaan
akibat tin gginya temperatur dengan baik. Bahan juga harus dapat menahan sinar
matahari dengan lama dan berbagai jenis bahan kimia. Kabel tegangan tinggi dapat
menimbulkan ozon, sebaga i akibatnya bahan dielektrik akan menjadi lebih buruk.
Tempat yang paling dipengaruhi adalah yang dekat dengan konduktor.
Kabel juga kadang-kadang ditempatkan pada sungai atau di bawah laut. Untuk
penerapan tersebut maka bahan harus dapat tetap kering atau memilik i daya serap air
yang rendah. Ketika kabel harus digunakan pada temperatur yang dingin, maka bahan
tidak boleh menjadi kaku dan merenggas sehingga menjadi gampan g rusak. Kejadian
peluahan sebahagian ( partial discharge ) pada bahan dielektrik juga harus dijaga
untuk serendah mungkin terjadi.
Jenis bahan dielektrrik yang sering digunakan pada industri kabel adalah
kertas, karet, plastik dan udara tekan. Kertas masih sering digunakan sebagai
pembungkus selubung kabel adalah karena keterandalannya, kekuatan dielektrik yang
tinggi, rugi-rugi dielektrik yang rendah dan umur yang panjang. Yang paling sering
digunakan sebagai bahan dielektrik untuk kabel tegangan rendah adalah P.V.C ( Poly-
Vinyl-Chloride ). Polyethylen dan sejenisnya juga sering digunakan. P.V.C tidak

cocok digunakan untuk tegangan tinggi dikarenakan konstanta dielektrik yang tinggi
dan tingginya rugi-rugi. Bahan ini tidak dapat digunakan secara berkelanjutan pada
tegangan yang lebih tinggi, meskipun P.V.C. dapat digunakan pada temperatur di atas
85 oC pada tegangan rendah tanpa terganggu. Pada sisi lainnya, polyethylene

memiliki konstanta dielektrik yang rendah dan nilai rugi-rugi yang rendah tetapi
memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi. Bahan dielektrik yang paling baik untuk
tegangan tinggi dan temperatur kerja yang tinggi adalah teflon (P.T.F.E) yang dapat
digunakan sampai 250 oC. Karet silikon memiliki derajat ketahanan panas yang
tinggi untuk suhu kerja sampai 150oC. Karena kelebihan yang dimiliknya, maka
bahan ini sering digunakan pada kabel pesawat udara. Pada dielektrtik kertas, kertas
yang digunakan adalah kertas impregnasi dengan minyak. Dalam tabel 2.2 berikut ini
akan diberikan beberapa jenis bahan yang sering digunakan pada kabel.
Tabel 2.2. Bahan yang sering digunakan pada kabel
2.5.5 Penggunan Pada Kapasitor Daya
Penggunaan kapasitor daya erat kaitannya dengan membicarakan sistem
distribusi daya listrik. Kapasitor daya dikenal baik fungsinya sebagai penyetabil
tegan gan pada sistem transmisi dan kemampuanya dalam memperbaiki faktor daya
pada jaringan distribusi.
Pemakaian energi listrik pada industri, pada umumnya menyerap daya reaktif
sehin gga menimbu lkan arus yang tertinggal terhadap tegan gan pada jaringan. Hal ini
membutuhkan penambahan kapasitansi. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan
kapasitor yang menyerap daya kapasitif sehin gga timbul arus yang mendahului
tegan gan. Kapasitor dibuat dalam unit-unit yang sederhana dengan rating tegangan
dari 220 volt sampai 13.800 volt dengan ratin g daya reaktif mula i dari 0,5 KVAR
sampai 25 KVAR. Kapasitor daya umumnya dibuat dengan menggunakan kertas
impregnasi.
Kapasitor daya juga digunakan pada penerapan frekuensi tin ggi seperti
perbaikan faktor daya pada pemanas atau kumparan tungku api. P ada frekuensi yang
tinggi rugi-rugi dielektrik naik dengan sangat cepat, hal ini membuat kapasitor
menjadi panas sehingga kapasitor harus segera didin ginkan dengan menggunakan air
pendingin.
Umumnya, kapasitor daya dibuat dengan menggunakan lembaran kertas
dengan ketebalan yang memadai dan alumuniu m foil dengan ketipisan enam mikron
sebagai elektroda. Lembaran kertas disusun satu persatu kemudian bersamaan dengan
elektroda alumunium diimpre gnasi dengan minyak dielektrik. Minyak kapasitor yang
digunakan adalah yang memilik i rugi-rugi dielektrik yang rendah dengan harga yang
murah.
Persyaratan bahan kertas sebagai dielektrik pada penerapan sebagai kapasitor
hendaknya memiliki kekuatan dielektrik yang tin ggi, rugi-rugi dielelektrik yang
rendah, konstanta dielektrik yang tinggi, ketebalan yang sama, campuran partikel
konduktor diusahakan sangat rendah.
Dalam perkembangan penemuan bahan, maka kertas yang dulunya sering
digunakan sebagai dielektrik pada kapasitor kini mulai digeser oleh polypropilene
plastic film. Hasilnya adalah ukuran kapasitor yang semakin mengecil dengan

kemampuan yang hampir sama.


2.5.6 Penggunaan Pada Peralatan Elektronik
Penggunaan pada peralatan elektronik sangat kompleks, kemampuan bahan
bergantung pada kemampuan alami bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan
harus dapat bekerja pada tegangan ac maupun dc dalam berbaga i kondisi temperatur
dan kelembapan. Penerapan bahan dielektrik dalam hal ini adalah dalam pembuatan
komponen-komponen elektronika, dudukan komponen peralatan tersebut, pelindung
dan pengaman.
BAB III

KESIMPULAN

Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat
kecil atau bahkan hampir tidak ada. Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat ( solid ), cair
(liquid ) dan udara (gas). Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik
tertentu, yaitu tekanan elektrik tertinggi yang dapat ditahannya dimana dielektrik
tersebut tidak berubah sifat menjadi konduktif (tembus listrik). Arus yang timbul
pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus pengisian, arus absorpsi dan arus
konduksi. Sehingga rangkaian ekivalen suatu dielektrik harus dapat menampilkan
adanya ketiga kompanen arus diatas.
Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge )
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength )
Dielektrik digunakan untuk memisahkan dua permukaan yang mem iliki perbedaan
potensial listrik. Dielektrik banyak digunakan sebaga i isolasi pemisah dan
pembungkus pada konduktor.
Daftar Pustaka

Titik. 2009. Sifat dielektrik. [serial online].

http://titik-i--fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-38664-Umum-DIELEKTRIK.html.
21 April 2012

Wikipedia. 2012. Dielektrik. [serial online].

http://id.wikipedia.org/wiki/Dielektrik . 21 April 2012

HaGe. 2012 Sifat-sifat llistrik dielektrik. [serial online].

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/sifat-sifat-listrik-dielektrik.html. 21 April
2012

Anda mungkin juga menyukai