4 PB Upim
4 PB Upim
POLICY BRIEF
Rancangan UPIM
Internalisasi ketiga pilar tersebut diwujudkan dalam rancangan kelembagaan UPIM.
Terdapat 6 model rancangan UPIM yang disusun sesuai dengan batas kewenangan
pengelolaan DI, tahapan irigasi modern, dan pengembangan organisasi serta sistem
pendukungnya (lihat gambar 1).
- Penempatan lima fungsi wajib UPIM baik yang berupa pola titip kelola maupun
swakelola.
- Kebutuhan lokal akan SDM (jumlah dan kualitas), standar remunerasi, dan sistem
pengembangan kompetensi.
- Pemenuhan kebutuhan minimum infrastruktur pendukung.
- Sumber dan komponen pembiayaan yang berbasis AKNOP serta otomasi sistem
pelaporan untuk memastikan akuntabilitas dan tercapainya standar kinerja.
Model rancangan UPIM Minimal DI Lintas Provinsi dilekatkan lima fungsi wajib UPIM
pada posisi tertentu pada struktur BBWS yang ada saat ini. Model rancangan UPIM
Minimal DI Lintas Kabupaten kewenangan dan tanggungjawab penyelenggaraannya
tetap pada pemerintah pusat, pengelolaan dan anggaran OP diserahkan kepada
pemerintah daerah melalui TPOP, namun ada penambahan fungsi-fungsi wajib UPIM
yang harus diimplementasikan oleh penerima TPOP. Model rancangan UPIM Minimal DI
Satu Kabupaten sama dengan model rancangan UPIM Minimal DI Lintas Kabupaten.
Model rancangan UPIM Minimal DI Provinsi seluruh fungsi UPIM dikelola oleh unit-unit
terkait pada Balai PSDA Provinsi, rancangan UPIM Minimal ini berlaku juga untuk UPIM
Menengah dan Lanjutan. Model rancangan UPIM Menengah merupakan bentuk
organisasi UPIM yang mampu menjalankan beberapa fungsinya secara mandiri yang
akan diimplementasikan hanya pada daerah irigasi kewenangan pusat. Model
rancangan UPIM Lanjutan merupakan bentuk organisasi UPIM yang dianggap memiliki
kemampuan untuk menjalankan seluruh fungsi wajib UPIM secara mandiri dimana satu
DI dikelola oleh satu UPIM.
Prioritas Kebijakan
Berdasarkan temuan riset ini maka direkomendasikan beberapa masukan untuk
formulasi kebijakan yang terkait rancangan dan implementasi rancangan UPIM sebagai
berikut: 1) prioritas pertama yaitu mendesain dan implementasi pilot project yang
lokasinya ditetapkan oleh Menteri PUPR (standarisasi sistem remunerasi, sistem
pengembangan kompetensi, revitalisasi PTGA, pemenuhan alat bantu kerja operasional,
pembentukan knowledge center) serta pembentukan PMU; 2) prioritas kedua yaitu
semua DI pusat menerapkan UPIM dan pengamanan anggaran multi year melalui
program prioritas; 3) Prioritas ketiga yaitu diskresi Kementerian PUPR untuk menarik
TPOP menjadi swakelola.