Anda di halaman 1dari 41

Republik Indonesia

DOKUMEN SELEKSI
Untuk Pengadaan Pekerjaan

Konsultan Program Manajemen Nasional


Kelompok Kerja (POKJA) 51 ULP Pusat

Pengadaan Jasa Konsultansi Bidang Sumber Daya Air

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Tahun Anggaran 2018

Pengadaan
Jasa Konsultansi
(Badan Usaha)
BAB IV
KERANGKA ACUAN KERJA
Konsultan Program Manajemen Nasional

1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan kinerja layanan irigasi, Pemerintah mencanangkan program pembangunan
nasional berkelanjutan yang tertuang dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang
bertujuan (1) mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan, (2) menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar-daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar fungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah; (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan (5)
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
Sejalan dengan UU No. 17/2007 Tentang RPJPN 2005-2025, UU No.18/2012 tentang Pangan, dan UU
No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan sasaran di atas, maka arah
Kebijakan Umum Ketahanan Pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah: (i) pemantapan ketahanan
pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan produksi pangan pokok; (ii) stabilisasi harga
bahan pangan; (iii) perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; (iv) mitigasi gangguan
terhadap ketahanan pangan; serta (v) peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama
petani, nelayan, dan pembudidayaan ikan;
Sasaran utama pembangunan ketahanan air sesuai RPJMN 2015-2019 diantaranya adalah mendukung
program Nawacita Pemerintah dalam hal kedaulatan pangan melalui rehabilitasi 3 juta Ha jaringan
irigasi dan pembangunan 1 juta Ha jaringan irigasi serta Operasi dan Pemeliharaan (OP) jaringan irigasi
seluas 5 juta Ha sampai dengan 2019 yang meliputi jaringan irigasi permukaan, jaringan irigasi rawa
dan jaringan irigasi air tanah.
Untuk mewujudkan sasaran di atas, arah kebijakan pembangunan ketahanan air adalah meningkatkan
kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air yang
terpadu, efektif, efisien dan berkelanjutan, termasuk peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses
terhadap data dan informasi. , melalui strategi:
1) Melengkapi peraturan perundangan serta penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) sebagai pedoman teknis pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan sumber
daya air;
2) Melanjutkan penataan kelembagaan sumber daya air, antara lain dengan:
a. Mensinergikan pengaturan kewenangan dan tanggung jawab di semua tingkat
pemerintahan beserta seluruh pemangku kepentingan;
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama, dan koordinasi antar lembaga;
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan sumber daya air, termasuk
kelembagaan operasi dan pemeliharaan.
3) Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antar pemerintah dan antar sektor dalam hal
pengelolaan daerah hulu dan hilir;
4) Menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap upaya
pengelolaan sumber daya air melalui proses pendampingan, penyuluhan dan pembinaan,
serta sistem kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pengelolaan
sumber daya air;

50
5) Mendorong terbentuknya jaringan informasi sumber daya air antar pemangku kepentingan
dan mendorong terbentuknya sistem pengelolaan data serta informasi terpadu untuk
mewujudkan jaringan basis data antar pemangku kepentingan yang dapat diakses dan
dimanfaatkan;
6) Meningkatkan kapasitas operasional dan pemeliharaan melalui pemenuhan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) untuk setiap infrastruktur sumberdaya
air;
7) Mendorong meningkatnya Indeks Pembangunan Gender dari sejak awal pelaksanaan
kegiatan dan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) pada tahun 2019.
Sejalan dengan Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 bidang Irigasi, Pemerintah melaksanakan
rehabilitasi dan peningkatan OP jaringan Irigasi dan Rawa di 74 Kabupaten melalui Integrated
Participatory Development of Irrigation Program - IPDMIP. Secara umum IPDMIP adalah program
untuk mendukung penguatan kapasitas kelembagaan, organisasi pengelolaan SDA dan pemerintah
dalam rangka meningkatkan penyediaan air bagi petani melalui rehabilitasi dan peningkatan sistem
irigasi. Dan dengan dukungan peningkatan program penyuluhan, akses pelayanan keuangan, efisiensi
pola tanam dan rantai hasil diharapkan pendapatan petani dapat meningkat. Cakupan wilayah
program IPDMIP adalah di 74 kabupaten di 16 provinsi, dengan menggunakan dana pinjaman dari
ADB/AIF sebesar USD 600 juta dan Euro 93 juta.
Pelaksana IPDMIP terdiri dari 4 Kementerian Negara yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Kementerian PUPR (Direktorat Irigasi dan Rawa, Direktorat Bina Operasi dan
Pemeliharaan, Direktorat Pengembangan Jaringan SDA), Kementerian Dalam Negeri (Direktorat
Jenderal Bina Pembangunan Daerah) dan Kementerian Pertanian (Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian - BPPSDMP). Disamping itu IPDMIP juga melibatkan
14 Pemerintah Provinsi dan 74 Pemerintah Kabupaten sebagai bagian dari dukungan dan pembinaan
pemerintah pusat dalam mendukung keberlanjutan sistem irigasi yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah.
Sebagai executing Agency, Ditjen SDA Kementerian PUPR melalui NPMU berkewajiban untuk
memastikan IPDMIP dapat dilaksanakan dan mencapai hasil sebagaimana yang telah ditetapkan
didalam perjanjian pinjaman luar negeri. Untuk itu diperlukan Konsultan Program Manajemen
Nasional yang juga didukung oleh Konsultan Monitoring Evaluasi dan Verifikasi, untuk mendampingi
dan membantu NPMU dalam melaksanakan tugasnya.

2 REFERENSI HUKUM
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;
b) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
c) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
d) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 14/PRT/M/2015 tentang kriteria dan
penetapan Status Daerah Irigasi;
e) Peraturan Menteri PUPR no 30 tahun 2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi;
f) Peraturan Menteri PU no 34/PRT/M/2006 tentang pedoman pelaksanaan sistem pengendalian
manajemen (sisdalmen) penyelenggaraan kontrak jasa konstruksi (pemborongan) di lingkungan
departemen pekerjaan umum
g) Permen. PUPR No.12 tahun 2015 tentang Exploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
h) Peraturan perundangan terkait lainnya.

51
3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan adalah melakukan pendampingan kepada National Project Management Unit
(NPMU) dalam melaksanakan tugasnya sehingga IPDMIP dapat berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efisien dan efektif.
Tujuan utama kegiatan Konsultan adalah:
a. Membantu NPMU dalam koordinasi dan pembinaan program IPDMIP dengan semua pihak yang
terkait
i. Membantu NPMU dalam melaksanakan koordinasi dan mensinkronkan kegiatan IPDMIP
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan agar sesuai dengan
rencana dan target yang telah ditetapkan.
ii. Mendukung NPMU melaksanakan koordinasi dengan ADB, AIF dan IFAD serta semua NPIU,
PPIU dan KPIU didalam pelaksanaan IPDMIP;
iii. Bekerjasama dengan Konsultan Monitoring Evaluasi dan Verifikasi, dalam rangka mendukung
tugas-tugas NPMU agar dapat terlaksana dengan baik;
iv. Membantu NPMU dalam penyusunan dan sosialisasi pedoman pelaksanaan kegiatan IPDMIP
tentang pengelolaan kegiatan fisik, administrasi dan keuangan
b. Membantu NPMU dalam perencanaan,pelaksanaan, evaluasi dan monitoring program IPDMIP
dengan semua pihak pelaksanan kegiatan IPDMIP
i. Membantu NPMU melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kemajuan
keuangan dan fisik (DLI dan Non DLI) dalam pelaksanaan seluruh komponen kegiatan IPDMIP;
ii. Membantu NPMU untuk menyelenggarakan sistem informasi program IPDMIP yang
terintegrasi dengan system monitoring berbasis web yang sudah ada di lingkungan
Kementerian PUPR (eMonitoring);
iii. Membantu NPMU untuk melakukan proses pengisian rekening khusus RBL (withdrawal
application/WA) sesuai dengan hasil dokumen verifikasi RBL dari BPKP;
iv. Membantu NPMU untuk membuat laporan hasil pengadaan barang dan jasa di area/wilayah
program;
v. Mendukung terlaksananya program peningkatan kapasitas sesuai dengan rencana aksi
program (PAP/Program Action Plan) yang telah disepakati dengan Asian Developmen Bank
(ADB) di dalam Program Administration Document (PAD), lihat Lampiran-01;

4 SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai adalah:
a. Tercapainya koordinasi dan pembinaan yang baik dalam program IPDMIP dengan semua pihak
terkait
1. Terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi kegiatan IPDMIP mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan agar sesuai dengan rencana dan target
yang telah ditentukan;
2. Terlaksananya koordinasi antara Ditjen SDA selaku executing Agency dengan ADB, AIF dan
IFAD serta semua NPIU, PPIU dan KPIU didalam pelaksanaan IPDMIP;
3. Terlaksananya kerjasama dengan Konsultan Monev dan Verifikasi dalam rangka mendukung
tugas-tugas NPMU agar dapat terlaksana dengan baik;
4. Terlaksananya penyusunan dan sosialisasi pedoman pelaksanaan kegiatan IPDMIP tentang
pengelolaan kegiatan fisik, administrasi dan keuangan;

52
b. Tercapainya perencanaan, pelaksanaan,evaluasi dan monitoring program IPDMIP dengan baik
semua pihak pelaksanan kegiatan IPDMIP
1. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kemajuan keuangan dan fisik (DLI
dan Non DLI) dalam pelaksanaan seluruh komponen kegiatan IPDMIP;
2. Terbentuknya sistem informasi program IPDMIP yang terintegrasi dengan system
monitoring berbasis web yang sudah ada di lingkungan Kementerian PUPR;
3. Terlaksananya proses pengisian rekening khusus RBL (withdrawal application/WA) sesuai
dengan hasil dokumen verifikasi RBL dari BPKP;
4. Terlaksananya penyusunan laporan hasil pengadaan barang dan jasa di area/wilayah
program;
5. Terlaksananya program peningkatan kapasitas sesuai dengan rencana aksi program
(PAP/Program Action Plan) yang telah disepakati dengan Asian Developmen Bank (ADB);

5 LOKASI KEGIATAN
Konsultan Program Managemen Nasional, berkedudukan di Jakarta dengan areal kerja sesuai dengan areal program
IPDMIP yang meliputi 16 Provinsi dan 74 Kabupaten sebagaimana tersaji pada tabel 01.

Tabel 01. Lokasi Kegiatan


No PROVINSI KABUPATEN KETERANGAN
Wilayah Barat
1 Aceh (1) Aceh Timur, (2) Aceh Besar, (3) Aceh
Utara dan (4) Bireuen
2 Sumatera Utara (5) Asahan, (6) Simalungun, (7) Tapanuli
Tengah, dan (8) Humbang Hasundutan,
3 Sumatera Barat (9) Pasaman, (10) Limapuluh Koto, (11)
Sijunjung, (12) Pasaman Barat dan (13)
Pesisir Selatan
4 Sumatera Selatan (14) Musi Rawas, (15) Empat Lawang, (16)
OKU Selatan, (17) Musi Banyuasin, (18)
Banyuasin, (19) Muara Enim dan (20) Lahat
5 Lampung (21) Pesawaran, (22) Tulangbawang, (23)
Tanggamus, (24) Lampung Tengah, (25)
Mesuji dan (26) Lampung Selatan
Wilayah Tengah
6 Banten (27) Pandeglang, dan (28) Serang PPMU3 dan PPIU
Provinsi Banten tidak
dibentuk
7 Jawa Barat (29) Indramayu, (30) Garut, (31) Kuningan,
(32) Ciamis, (33) Sukabumi, dan (34)
Majalengka
8 Jawa Tengah (35) Kebumen, (36) Banjarnegara, (37) Pati, PPMU dan PPIU
(38) Purworejo, (39) Pekalongan, (40) Provinsi Jawa Tengah
Banyumas dan (41) Cilacap tidak dibentuk

3
PPMU = Provincial Program Management Unit, PPIU = Provincial Program Implementation Unit.
53
No PROVINSI KABUPATEN KETERANGAN
9 Jawa Timur (42) Jombang, (43) Bojonegoro, (44) Ngawi,
(45) Lamongan, (46) Kediri, (47) Madiun, (48)
Lumajang, (49) Jember dan (50) Tuban
Wilayah Timur
10 Kalimantan Barat (51) Sambas, (52) Kayong Utara, (53)
Ketapang, dan (54) Kubu Raya
11 Kalimantan (55) Tanah Bumbu, (56) Hulu Sungai Tengah,
Selatan (57) Tapin, dan (58) Barito Kuala
12 Sulawesi Utara (59) Minahasa Selatan, dan (60) Bolaang
Mongondow
13 Sulawesi Tengah (61) Toli-Toli, (62) Poso, dan (63) Banggai
14 Sulawesi Selatan (64) Wajo, (65) Pinrang, (66) Sidenreng
Rappang, (67) Soppeng dan (68) Bone
15 Nusa Tenggara (69) Lombok Timur, (70) Bima, (71) Lombok
Barat (NTB) Tengah, dan (72) Dompu
16 Nusa Tenggara (73) Manggarai Timur dan (74) Manggarai
Timur (NTT) Barat

Guna memudahkan pengelolaan tugas, wilayah kerja Konsultan dibagi menjadi tiga yaitu
Wilayah Barat yang meliputi 26 (dua puluh enam) Kabupaten (Kabupaten 1 - 26) dalam 5
(lima) Provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, wilayah tengah yang meliputi 24 (dua puluh
empat) Kabupaten (Kabupaten 27 - 50) dalam 4 (empat) Provinsi yang terletak di Pulau Jawa
dan Wilayah Timur meliputi 24 Kabupaten (Kabupaten 51 - 74) dalam 7 (tujuh) Provinsi yang
terletak di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

6 SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini didanai melalui DIPA Satuan Kerja Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan sistim Kontrak Tahun
Jamak. Biaya pelaksanaan kegiatan pekerjaan ini termasuk PPN adalah Rp. 14.838.395.000,- (PPn tidak
dipungut).

7 NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama pekerjaan : Konsultan Program Manajemen Nasional
Pengguna Jasa : PPK Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air II, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian PUPR.

8 LINGKUP KEGIATAN KONSULTAN


 Membantu NPMU mengkoordinasikan dan mensinkronkan kegiatan IPDMIP mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi agar berjalan sesuai dengan rencana yang
telah disepakati dan mencapai indikator yang telah ditetapkan;
 Membantu melaksanakan koordinasi baik dengan ADB dan IFAD serta semua NPIU/PPIU/KPIU
dalam pelaksanaan IPDMIP.
 Membantu NPMU dalam melaksanakan terwujudnya koordinasi yang efektif antar penyelenggara
program di tingkat Nasional dan Daerah.

54
 Membantu NPMU dalam menyiapkan Konsolidasi Rencana Penggunaa Dana Program (Overall Work
Plan-OWP) yang akan disampaikan ke NSCWR untuk mendapatkan persetujuan.
 Membantu NPMU dalam mengkoordinasikan dan mensinkronkan Annual Work Plan (AWP) di
tingkat program yang disusun oleh semua NPIU/PPIU/KPIU yang selanjutnya disampaikan ke
NSCWR untuk mendapatkan persetujuan; Serta membantu menyampaikan annual work plan (AWP)
Komponen Pertanian dari NPIU-BPPSDMP ke IFAD untuk mendapatkan NoL
 Membantu memberikan informasi kepada umum tentang kemajuan program IPDMIP, melalui
Sistem Informasi berbasis web yang ada di lingkup Kementerian PUPR.
 Membantu NPMU dalam melakukan sosialisasi dan pemantauan pelaksanaan/penerapan pedoman
pengelolaan program;
 Membantu NPMU dalam mengumpulkan laporan pemantauan pengamanan lingkungan dan sosial
serta Laporan peningkatan peran perempuan dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat program;
 Membantu NPMU memberikan bimbingan manajemen pelaksanaan program (Capacity Building)
kepada pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dalam bidang pengelolaan keuangan,
pengadaan Barang dan Jasa, pengaman lingkungan dan pengamanan sosial, gender dan lain-lain.
 Membantu NPMU memberikan arahan, pembinaan dan atau pelatihan tentang pengelolaan
kegiatan, administrasi dan keuangan kepada masing-masing National Program Implementation Unit
(NPIU) dan Provincial Program Implementation Unit (PPIU) serta Kabupaten Program
Implementation Unit (KPIU);
 Membantu NPMU dalam penyusunan dan pembaharuan Rencana Kerja secara keseluruhan
(Overall Work Plan) di tingkat program (termasuk semua sumber pendanaan).
 Bekerja sama dengan Tim Konsultan Monitoring, Evaluasi dan Verifikasi IPDMIP dalam penyiapan dan
pengelolaan pemantauan kinerja termasuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;
 Membantu NPMU melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap kemajuan fisik dan keuangan
pelaksanaan semua komponen kegiatan IPDMIP, termasuk pembaharuan data pencapaian PAP;
 Membantu NPMU mengumpulkan laporan kemajuan keuangan dan fisik (DLI dan Non DLI) dalam
pelaksanaan seluruh komponen kegiatan IPDMIP.
 Menyiapkan laporan konsolidasi kemajuan keuangan dan fisik (DLI dan Non DLI) secara teratur
sesuai kebutuhan NPMU; Mengevaluasi dan menyusun Laporan konsolidasi pencapaian indikator
Program berdasarkan laporan masing-masing NPIU;
 Menyiapkan laporan rekapitulasi Surat Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana
(SPM dan SP2D) yang dikeluarkan oleh Satker di tingkat Pusat dan tingkat Daerah (PPIU dan KPIU)
rangka membantu NPMU melaksanakan rekonsiliasi data dengan kementerian keuangan.
 Menyiapkan laporan konsolidasi keuangan program irigasi (Un-audited Financial Statement for the Program)
untuk disampaikan kepada ADB;
 Identifikasi masalah dan kendala yang dapat mempengaruhi pelaksanaan subkomponen dan pemberian saran
dan masukan tentang bagaimana isu-isu tersebut mungkin dapat diatasi;
 Membuat laporan hasil pengadaan barang dan jasa di area/wilayah program di tingkat program (termasuk
semua sumber pendanaan) untuk disampaikan kepada ADB;
 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan IPDMIP dengan menggunakan Sistim Informasi Program
Performance Monitoring System (SI-PPMS) berbasis Web-GIS (ePPMS) yang terintegrasi dengan
Sistem eMonitoring (eMon) yang saat ini sudah diterapkan di Kementerian PUPR;
 Mengkoordinir dan mengumpulkan Laporan dari NPIU tentang kegiatan lingkungan yang terkait
dengan kerangka kerja jaring pengaman (Safeguards), rencana dan pedoman yang disepakati di
tingkat program;

55
 Mengkoordinir dan mengumpulkan Laporan dari NPIU tentang pemantauan perkembangan
keterlibatan Perempuan di tahapan kegiatan dan peningkatan partisipasi-perempuan dalam
pembangunan, rehabilitasi, dan pengelolaan sistem irigasi di tingkat program (termasuk semua
sumber pendanaan).

9 KELUARAN:
Sejalan dengan tujuan kegiatan, diharapkan Output Konsultan sekurangnya seperti tersebut pada
Tabel 02.
Tabel 02. Output Kegiatan
Output Target Waktu
Bulan kedua awal
Laporan Pendahuluan
penugasan
November
Rencana Kerja Tahunan (Annual Work Plan/AWP)
(Tahunan)
Maret, Juni,
Laporan Triwulan Program (rangkuman seluruh Subkomponen) September dan
Desember
Laporan PPMS dan Penyerapan dana Bulanan
Laporan pencapaian Non DLI dan PAP 2018 sd. 2021

Desember
(Tahunan kecuali
Laporan Tahunan termasuk Kegiatan Pengembangan Kapasitas
pada saat disusun
laporan akhir)

Bulan terakhir
Laporan Akhir (rangkuman seluruh Subkomponen)
penugasan
Notulensi rapat dan laporan insidentil lain yang diperlukan selama masa
Sewaktu-waktu
pelaksanaan program

Konsultan akan menyediakan laporan kemajuan dan isu strategis jika sewaktu-waktu diminta oleh
NPMU. Format dan isi laporan-laporan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan NPMU untuk
mendapatkan arahan.
10 JANGKA WAKTU
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 42 (empat puluh dua) bulan kalender dengan jadwal
pelaksanaan tentatif seperti ditunjukkan pada Gambar 03.
11 PERSONIL:
Konsultan ini memerlukan tenaga-tenaga Ahli Nasional total sekitar 293 Orang-Bulan dan Tenaga
Asisten sekitar 200 Orang-Bulan dengan rincian seperti ditunjukkan pada Tabel 03, dengan
kualifikasi seperti ditunjukkan pada Tabel 04.

56
Table 03 Kebutuhan Personil
Jumlah
No Tenaga Ahli Jumlah Jumlah
Bulan
orang OB
A Tenaga Ahli Nasional:
1 Ketua Tim/Ahli Pengelolaan Irigasi 1 42 42
2 Ahli Pertanian 1 42 42
3 Ahli Gender dan Social Safeguards 1 18 18
4 Ahli Lingkungan 1 18 18
5 Ahli Manajemen Keuangan, Wil. Barat 1 40 40
6 Ahli Manajemen Keuangan, Wil. Tengah 1 40 40
7 Ahli Manajemen Keuangan, Wil. Timur 1 40 40
8 Ahli GIS 1 26 26
9 Ahli Pengadaan dan Dokumen Lelang 1 27 27
Jumlah Tenaga Ahli 9 293

B Tenaga Asisten
1 Asisten Manajemen Keuangan Wil.Barat 1 1 40 40
2 Asisten Manajemen Keuangan Wil. Tengah 1 40 40
3 Asisten Manajemen Keuangan Wil. Timur 1 40 40
5 Asisten Pertanian dan Manajemen Pengadaan 1 40 40
6 Asisten Lingkungan, Gender & Social Safeguards 1 40 40
Jumlah Tenaga Asisten 5 200

C Tenaga Pendukung Administrasi


1 Office Manager 1 42 42
2 Billingual Secretary 1 42 42
3 Operator Komputer 2 42 84
4 Staf Keuangan 1 42 42
5 Pramubakti 1 42 42
Jumlah Tenaga Pendukung Adm 6 252

Tabel 04 Kualifikasi Personil yang dibutuhkan


KUALIFIKASI
NO POSISI
PENDIDIKAN KEAHLIAN PENGALAMAN
A TENAGA AHLI
1 Ketua Tim/Ahli Minimal Sarjana Memiliki sertifikat keahlian Berpengalaman kerja
Pengelolaan S1 jurusan Teknik (SKA) Ahli Madya bidang sekurang-kurangnya 8 tahun,
Irigasi Sipil/ Pengairan/ SDA dengan pengalaman termasuk pengalaman dalam
Teknik Keairan kerja setelah mempunyai kegiatan-kegiatan terkait
lulusan SKA sekurang-kurangnya pembentukan badan/orga-
universitas/ selama 6 tahun atau SKA nisasi di bidang pertanian
perguruan tinggi Ahli Muda dengan dan Perkumpulan Petani
atau yang pengalaman sekurang-nya 8 Pemakai Air (P3A) serta
disamakan, yang tahun. kegiatan-kegiatan
dibuktikan dengan Memiliki keahlian di bidang pembaharuan pengelolaan
ijazah yang perencanaan umum, irigasi.
dilegalisir perencanaan teknis dan
pengawasan konstruksi

57
NO POSISI KUALIFIKASI
irigasi, rehabilitasi maupun
Operasi dan Pemeliharaan
(OP) Jaringan Irigasi skala
kecil hingga besar;
Memiliki pengetahuan
terkait siklus perencanaan
program pemerintah,
prosedur pengadaan dan
mekanisme pengelolaan
keuangan.
Memiliki kemampuan
berbahasa Inggris yang baik,
lisan maupun tertulis.
2 Ahli Pertanian Minimal Sarjana Memiliki keahlian di bidang Berpengalaman berkerja
S1 Pertanian ilmu sosial ekonomi minimal 7 tahun dalam
lulusan pertanian, dibuktikan dengan pengembangan kelembagaan
universitas/ mata kuliah/ irigasi pertanian pada
perguruan tinggi jurusan/pengkhususan yang program pemerintah yang
atau yang relevan pada ijazah S1. didanai dengan pinjaman/
sederajat, yang Memiliki keahlian di bidang hibah luar negeri di bidang
dibuktikan dengan kelembagaan irigasi pengelolaan irigasi
ijazah yang pasrtisipatif. partisipatif.
dilegalisir. Memiliki kemampuan
berbahasa Inggris yang baik,
lisan maupun tertulis.

3 Ahli Gender dan Minimal Sarjana Memiliki keahlian di bidang Berpengalaman kerja
Social S1 jurusan Sosial Gender, Sosiologi, sekurang-kurangnya 6
Safeguards lulusan Penanganan Dampak Sosial tahun, termasuk pengalaman
universitas/ Ekonomi Masyarakat, dalam kegiatan-kegiatan
perguruan tinggi dibuktikan dengan mata terkait sosial safeguard dan
atau yang kuliah/ gender dalam pembentukan
disamakan, yang jurusan/pengkhususan yang badan/orga-nisasi di bidang
dibuktikan dengan relevan pada ijazah S1. pertanian dan Perkumpulan
ijazah yang Memiliki pengetahuan Petani Pemakai Air (P3A)
dilegalisir terkait siklus perencanaan serta kegiatan-kegiatan
program pemerintah, pembaharuan pengelolaan
prosedur pengadaan dan irigasi.
mekanisme pengelolaan Memahami organisasi Dinas
keuangan. Pengairan Provinsi dan
Memiliki kemampuan Kabupaten, kebutuhan-
menyusun laporan dan kebutuhan Perencanaan
berbahasa Inggris baik lisan Umum dan Pengelolaan
maupun tertulis. Irigasi di tingkat Kabupaten,
dan
Berpengalaman di bidang
sosial safeguard dan gender
dalam pengelolaan irigasi
dan tanggungjawab

58
NO POSISI KUALIFIKASI
kelembagaan.
4 Ahli Lingkungan Minimal Sarjana Memiliki sertifikat keahlian Berpengalaman kerja
S1 jurusan Teknik (SKA) Ahli Madya sekurang-kurangnya 6
Lingkungan Lingkungan dengan tahun, termasuk pengalaman
lulusan pengalaman kerja setelah dalam kegiatan-kegiatan
universitas/ mempunyai SKA sekurang- terkait pengelolaan
perguruan tinggi kurangnya selama 3 tahun lingkungan.
atau yang atau SKA Ahli Muda Memahami organisasi Dinas
disamakan, yang Lingkungan dengan Pengairan Provinsi dan
dibuktikan dengan pengalaman sekurang-nya 6 Kabupaten, kebutuhan-
ijazah yang tahun; kebutuhan Perencanaan
dilegalisir Memiliki kemampuan Umum dan Pengelolaan
menyusun laporan dan Irigasi di tingkat Kabupaten.
berbahasa Inggris lisan
maupun tulisan.
5 Ahli Manajemen Minimal Sarjana Memiliki keahlian dalam Berpengalaman sekurang-
Keuangan 1 S1 jurusan bidang manajemen kurangnya selama 5 tahun
Ekonomi/ keuangan, prosedur dalam hal Audit/
Keuangan atau keuangan proyek dan Pemeriksaan Keuangan pada
jurusan lain yang prosedur keuangan proyek-proyek pemerintah
sesuai, lulusan pemerintah yang didanai terutama di bidang Sumber
universitas/ dengan pinjaman/hibah luar Daya Air termasuk perihal
perguruan tinggi negeri. proses penyerapan
yang sede-rajat, (Disbursement) dan
yang dibuktikan meknisme penarikan dana
dengan ijazah yang pinjaman (Withdrawal
dilegalisir. Application/WA), serta audit
kinerja.
6 Ahli Manajemen Sarjana S1 jurusan Memiliki keahlian dalam Berpengalaman sekurang-
Keuangan 2 Ekonomi/ bidang manajemen kurangnya selama 5 tahun
Keuangan atau keuangan, prosedur dalam hal Audit/
Jurusan lain yang keuangan proyek dan Pemeriksaan Keuangan pada
sesuai, lulusan prosedur keuangan proyek-proyek pemerintah
universitas/ pemerintah yang didanai terutama di bidang Sumber
perguruan tinggi dengan pinjaman/hibah luar Daya Air termasuk perihal
yang sederajat, negeri. proses penyerapan
yang dibuktikan (Disbursement) dan
dengan ijazah yang meknisme penarikan dana
dilegalisir pinjaman (Withdrawal
Application/WA), serta audit
kinerja.
7 Ahli Manajemen Sarjana S1 jurusan Memiliki keahlian dalam Berpengalaman sekurang-
Keuangan 3 Ekonomi/Keuanga bidang manajemen kurangnya selama 5 tahun
n atau Jurusan lain keuangan, prosedur dalam hal Audit/
yang sesuai, keuangan proyek dan Pemeriksaan Keuangan pada
lulusan prosedur keuangan proyek-proyek pemerintah
universitas/ pemerintah yang didanai terutama di bidang Sumber
perguruan tinggi dengan pinjaman/hibah luar Daya Air termasuk perihal
yang sederajat, negeri. proses penyerapan
59
NO POSISI KUALIFIKASI
yang dibuktikan (Disbursement) dan
dengan ijazah yang meknisme penarikan dana
dilegalisir pinjaman (Withdrawal
Application/WA), serta audit
kinerja.
8 Ahli Sistem Sarjana S1 jurusan Memiliki keahlian dan Berpengalaman sekurang-
Informasi Teknik Geodesi, kemampuan analisis dan kurangnya selama 5 tahun
Geografis (GIS) lulusan pengelolaan data, informasi, dalam kegiatan pengelolaan
universitas/ dan peta berbasis geospasial data GIS pada kegiatan
perguruan tinggi (GIS) perencanaan irigasi.
yang sederajat, Memiliki sertifikat ahli muda
yang dibuktikan geodesi minimal 5 tahun atau
dengan ijazah yang ahli madya minimal 3 tahun.
dilegalisir
9 Ahli Manajemen Minimal Sarjana Memiliki keahlian di bidang Berpengalaman sekurang-
Pengadaan dan S1 jurusan Teknik pengadaan barang/jasa dan kurangnya 5 (lima) tahun di
Dokumen Lelang Sipil/ Pengairan/ memahami bidang pengadaan barang
Teknik Keairan perencanaan/ dan jasa di lingkungan
lulusan prosedur/administrasi/penga kemen-terian PUPR, dan
universitas/ pergu- daan barang/jasa berpengala-man menyiapkan
ruan tinggi atau dokumen lelang untuk
yang disamakan, pengadaan barang dan jasa
yang dibuktikan pada proyek-proyek Irigasi
dengan ijazah yang atau Sumber Daya Air
dilegalisir lainnya termasuk penyiapan
Analisa Biaya

B TENAGA ASISTEN
1 Asisten Minimal Sarjana Memiliki keahlian di Mempunyai pengalaman
Manajemen S1/D4 atau D-3 bidang administrasi sekurangnya 2 tahun bagi yang
Keuangan 1 jurusan Ekonomi atau dan pengelolaan atau berpendidikan S1/D4 atau 4
keuangan ataupun audit keuangan tahun bagi yang berpendidikan
jurusan lain yang D3 di bidang administrasi
sesuai, lulusan dan/atau prosedure peng-
universitas/ perguruan anggaran dan keuangan di
tinggi Negeri atau proyek-proyek SDA.
Swasta yang
terakreditasi
2 Asisten Minimal Sarjana Memiliki keahlian di Mempunyai pengalaman
Manajemen S1/D4 atau D-3 bidang administrasi sekurangnya 2 tahun bagi yang
Keuangan 2 jurusan Ekonomi atau dan pengelolaan atau berpendidikan S1/D4 atau 4
keuangan ataupun audit keuangan tahun bagi yang berpendidikan
jurusan lain yang D3 di bidang administrasi
sesuai, lulusan dan/atau prosedure peng-
universitas/ perguruan anggaran dan keuangan di
tinggi Negeri atau proyek-proyek SDA.
Swasta yang
terakreditasi

60
NO POSISI KUALIFIKASI
3 Asisten Minimal Sarjana Memiliki keahlian di Mempunyai pengalaman
Manajemen S1/D4 atau D-3 bidang administrasi sekurangnya 2 tahun bagi yang
Keuangan 3 jurusan Ekonomi atau dan pengelolaan atau berpendidikan S1/D4 atau 4
keuangan ataupun audit keuangan tahun bagi yang berpendidikan
jurusan lain yang D3 di bidang administrasi
sesuai, lulusan dan/atau prosedure peng-
universitas/ perguruan anggaran dan keuangan di
tinggi Negeri atau proyek-proyek SDA.
Swasta yang
terakreditasi
4 Asisten Pertanian Minimal Sarjana S1 Memiliki keahlian di Berpengalaman sekurang-
dan Manajemen jurusan Teknik bidang pengadaan kurangnya 2 (dua) tahun di
Pengadaan Sipil/Teknik barang/jasa dan bidang pengadaan barang dan
Keairan/Pertanian memahami jasa di lingkungan kemen-terian
lulusan universitas/ perencanaan/ PUPR, dan berpengala-man
pergu-ruan tinggi atau prosedur/administrasi/ menyiapkan dokumen lelang
yang disamakan, yang pengadaan barang/jasa untuk pengadaan barang dan jasa
dibuktikan dengan pada proyek-proyek Irigasi atau
ijazah yang dilegalisir Sumber Daya Air lainnya
termasuk penyiapan Analisa
Biaya
6 Asisten Gender Minimal Sarjana S1 Memiliki keahlian di Berpengalaman kerja sekurang-
dan Social jurusan Teknik bidang Lingkungan, kurangnya 2 tahun, termasuk
Safeguards dan Lingkungan lulusan Gender, Sosiologi, pengalaman dalam kegiatan-
Lingkungan universitas/ perguruan Penanganan Dampak kegiatan sosial,gender dan
tinggi atau yang Sosial Ekonomi lingkungan terkait pembentukan
disamakan, yang Masyarakat, badan/organisasi di bidang
dibuktikan dengan dibuktikan dengan pertanian dan Perkumpulan
ijazah yang dilegalisir mata kuliah/ Petani Pemakai Air (P3A) serta
jurusan/pengkhususan kegiatan-kegiatan pembaharuan
yang relevan pada pengelolaan irigasi.
ijazah S1. Memahami organisasi Dinas
Memiliki pengetahuan Pengairan Provinsi dan
terkait siklus Kabupaten, kebutuhan-
perencanaan program kebutuhan Perencanaan Umum
pemerintah, dan Pengelolaan Irigasi di
pengalaman dalam tingkat Kabupaten, dan
kegiatan-kegiatan Berpengalaman di bidang
terkait pengelolaan pengelolaan irigasi dan
lingkungan. tanggungjawab kelembagaan.
Memiliki kemampuan
menyusun laporan dan
berbahasa Inggris baik
lisan maupun tertulis.

61
A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI
1) Ketua Tim/ Ahli Pengelolaan Program Irigasi
Tanggungjawab utama bagi Ketua Tim adalah memastikan bahwa tugas konsultan Manajemen
Program baik secara tim maupun masing-masing tenaga ahli, dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
telah ditetapkan. Tugas Ketua Tim antara lain termasuk:
i) Memimpin dan memfasilitasi tim dalam pelaksanaan tugas konsultan mendukung tugas NPMU;
ii) Membantu NPMU dalam melakukan koordinasi agar IPDMIP berjalan dan mencapai output-outcome
sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam dokumen-dokumen perjanjian pinjaman.
iii) Membantu NPMU dalam melakukan kerjasama, koordinasi dan integrasi dengan seluruh instansi
pelaksana IPDMIP maupun dengan pihak Donor yaitu ADB, AIF dan IFAD
iv) Membantu NPMU untuk mempersiapkan Konsolidasi Rencana Kerja Tahunan (Annual Work Plan/AWP)
yang disusun oleh NPMU, NPIU, PPIU dan PPMU, KPIU dan KPMU, dan memperbahurui Rencana Kerja
secara keseluruhan (Overall Work Plan);
v) Membantu NPMU dalam memantau pelaksanaan program dan melakukan evaluasi dan penyesuaian
program terhadap pencapaian kegiatan;
vi) Membantu NPMU melakukan identifikasi masalah dan kendala yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
IPDMIP dan memberikan saran dan masukan untuk menangani kendala yang ada;
vii) Membantu NPMU melaksanakan monitoring pelaksanaan integrasi kegiatan inftastruktur dan kegiatan
pengembangan pertanian;
viii) Mendukung NPMU dalam melaksanakan PAP dan monitoring sebagaimana tertera dalam matriks
terlampir;
ix) Membantu Menyusun Laporan-laporan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan;
x) Mengumpulkan Laporan Monitoring Jaring Pengaman Lingkungan dan Soial, serta perkembangan
peran serta perempuan (termasuk Indeks pembangunan gender dan Indeks pemberdayaan Gender).

2) Ahli Pertanian
Tanggungjawab utama ahli pertanian adalah membantu mengkoordinasikan dan mensinkronkan
kegiatan komponen pertanian agar selaras dengan kegiatan IPDMIP secara keseluruhan. Tugas pokok
Ahli Pertanian antara lain termasuk:
i) Membantu Ketua Tim dalam melakukan koordinasi di tingkat Pusat dengan Kementerian
Pekerjaan PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, serta di tingkat daerah
dengan PPIU/KPIU di Provinsi dan kabupaten peserta program IPDMIP;
ii) Melakukan koordinasi perencanaan umum, penyusunan program dan penganggaran terkait
komponen penguatan kapasitas kelembagaan pengelolaan irigasi dan komponen pertanian;
iii) Melakukan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian capaian kemajuan kegiatan
komponen penguatan kapasitas kelembagaan pengelolaan irigasi dan komponen pertanian
dengan konsultan terkait di setiap NPIU dan PPMU/PPIU.
iv) Memantau pelaksanaan program kegiatan komponen penguatan kapasitas kelembagaan
pengelolaan irigasi dan komponen pertanian, serta melakukan evaluasi dan penyesuaian program
terhadap pencapaian kegiatan kedua komponen dimaksud;
v) Membantu Ahli Manajemen Keuangan dalam pengumpulan data-data atau laporan keuangan
komponen penguatan kapasitas kelembagaan pengelolaan irigasi dan komponen pertanian, serta
jika diperlukan membantu proses penarikan dana komponen pertanian dari IFAD (Withdrawal
Application dan Replenishment);
vi) Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Komponen
penguatan kapasitas kelembagaan pengelolaan irigasi dan Komponen Pertanian dan memberikan
62
saran dan masukan tentang bagaimana isu-isu tersebut mungkin dapat diatasi dengan cepat dan
tepat;
vii) Membantu NPMU untuk mempersiapkan Konsolidasi Rencana Kerja Tahunan (Annual Work
Plan/AWP) yang disusun oleh NPMU dan NPIU, PPMU dan PPIU, serta KPMU dan KPIU;
viii) Menyusun konsolidasi laporan kemajuan komponen penguatan kapasitas kelembagaan
pengelolaan irigasi dan komponen pertanian pada akhir tahun program IPDMIP;
ix) Membantu Ketua Tim menyusun laporan triwulan dan tahunan yang diperlukan untuk
penyampaian kemajuan kegiatan di komponen penguatan kapasitas kelembagaan pengelolaan
irigasi dan komponen pertanian; dan
x) Membantu Ketua Tim menyusun laporan penyelesaian proyek (Progress Completion Report)
program IPDMIP terkait komponen penguatan kapasitas kelembagaan pengelolaan irigasi dan
komponen pertanian
i) Mengumpulkan Laporan Monitoring Jaring Pengaman Lingkungan dan Soial, serta perkembangan
peran serta perempuan (termasuk Indeks pembangunan gender dan Indeks pemberdayaan
Gender).
Ahli Pertanian diharapkan mampu menyusun laporan dan memahami kebutuhan-kebutuhan
pelaksanaan program pemerintah di bidang pertanian dan harus lancar berbahasa Inggris.

3) Ahli Gender dan Social Safeguards


Tanggungjawab utama ahli pertanian adalah membantu mengkoordinasikan dan mensinkronkan
kegiatan komponen pertanian agar selaras dengan kegiatan IPDMIP secara keseluruhan. Tugas pokok
Ahli Pertanian antara lain termasuk:
i) Membantu Ketua Tim dalam melakukan koordinasi di tingkat Pusat yaitu Kementerian Pekerjaan
PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, serta di tingkat daerah dengan
PPIU/KPIU di Provinsi dan Kabupaten dalam rangka pencapaian komponen gender dan social
safeguards dalam program IPDMIP.
ii) Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dapat mempengaruhi pelaksanaan komponen gender
dan social safeguards, dan memberikan saran untuk penyelesaian masalah secara cepat dan tepat;
iii) Melakukan evaluasi dan penyesuaian program terhadap pencapaian sasaran IPDMIP komponen
gender dan social safeguards;
iv) Membantu NPMU untuk mempersiapkan Konsolidasi Rencana Kerja Tahunan (Annual Work
Plan/AWP) yang disusun oleh NPMU dan NPIU, PPMU dan PPIU, serta KPMU dan KPIU terkait
komponen gender dan social safeguards;
v) Menyusun konsolidasi laporan kemajuan komponen gender dan social safeguards pada akhir
tahun program IPDMIP;
vi) Membantu Ketua Tim menyusun laporan triwulan dan tahunan yang diperlukan untuk
penyampaian kemajuan kegiatan di komponen gender dan social safeguards; dan
vii) Membantu Ketua Tim menyusun laporan penyelesaian proyek (Progress Completion Report)
program IPDMIP terkait komponen gender dan social safeguards.
Ahli Gender dan social safeguards diharapkan mampu menyusun laporan dan memahami kebutuhan-
kebutuhan pelaksanaan program pemerintah di bidang gender dan social safeguards, serta harus
lancar berbahasa Inggris.

63
4) Ahli Lingkungan
Tanggungjawab utama ahli pertanian adalah membantu mengkoordinasikan dan mensinkronkan
kegiatan komponen pertanian agar selaras dengan kegiatan IPDMIP secara keseluruhan. Tugas pokok
Ahli Pertanian antara lain termasuk:
i) Membantu Ketua Tim dalam melakukan koordinasi di tingkat Pusat yaitu Kementerian Pekerjaan
PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, serta di tingkat daerah dengan
PPIU/KPIU di Provinsi dan Kabupaten dalam rangka pemenuhan persyaratan lingkungan dalam
pelaksanaan program IPDMIP.
ii) Mengidentifikasi masalah dan kendala yang dapat berpotensi tidak terpenuhinya persyaratan
lingkungan, dan memberikan saran untuk penyelesaian masalah secara cepat dan tepat;
iii) Melakukan evaluasi dan penyesuaian program untuk pemenuhan persyaratan lingkungan;
iv) Membantu NPMU untuk mempersiapkan Konsolidasi Rencana Kerja Tahunan (Annual Work
Plan/AWP) yang disusun oleh NPMU dan NPIU, PPMU dan PPIU, serta KPMU dan KPIU terkait
komponen lingkungan;
v) Menyusun konsolidasi laporan kemajuan komponen lingkungan pada akhir tahun program
IPDMIP;
vi) Membantu Ketua Tim menyusun laporan triwulan dan tahunan yang diperlukan untuk
penyampaian kemajuan kegiatan di komponen lingkungan; dan
vii) Membantu Ketua Tim menyusun laporan penyelesaian proyek (Progress Completion Report)
program IPDMIP terkait komponen lingkungan.
Ahli Lingkungan diharapkan mampu menyusun laporan dan memahami kebutuhan-kebutuhan
pelaksanaan program pemerintah di bidang gender dan social safeguards, serta harus lancar
berbahasa Inggris.

5) Ahli Manajemen Keuangan 1


Tanggungjawab utama bagi Ahli Manajemen Keuangan 1 adalah membantu mengumpulkan data-data
SPM dan SP2D yang diterbitkan sesuai pembelanjaan para Satker terkait, dan mengkonsolidasikannya
guna keperluan penyerapan keuangan (disbursement) dan pencairan dana. Tugas Ahli Manajemen
Keuangan Wilayah Barat ini juga akan mengkonsolidasikan pendataan/pelaporan keuangan yang ada
di Wilayah Barat maupun Timur. Tugas pokok Ahli ini secara lebih rinci antara lain termasuk:
i) Menyiapkan kerangka pemantauan kemajuan keuangan dan penyerapan anggaran, dan sistim
pelaporan;
ii) Meyiapkan bahan dan memberikan pelatihan kepada staf PIU mengenai sistim pelaporan
keuangan dan dokumen-dokumen yang diperlukan;
iii) Melakukan koordinasi dengan Konsultan Monitoring, Evaluasi dan Verifikasi untuk mengumpulkan
dan mengkompilasi data-data dari para KPIU dan PPIU baik secara langsung ataupun melalui NPIU
terkait kemajuan keuangan termasuk SPM dan SP2D dan data kontrak
iv) Memeriksa dan meng-konsolidasikan SPM dan SP2D yang diterima dari PIU dan memastikan
bahwa kelengkapan dokumen nya juga sudah terkumpul;
v) Memeriksa dan meng-konsolidasikan laporan-laporan keuangan yang diterima dari PIU Komponen-
4 sebagai bahan audit bagi badan pemeriksa keuangan independen guna keperluan Penarikan
Dana dari IFAD;
vi) Apabila diperlukan, membantu PIU dalam menyusun Laporan Keuangan dan dokumen-dokumen
yang diperlukan;

64
vii) Menyiapkan Laporan Konsolidasi Keuangan dari pemerintah daerah sebagai bahan rekomendasi
kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) termasuk untuk keperluan penggantian
dana Penerus Hibahan (On-Granting);
viii) Bekerjasama dengan Tenaga Ahli Verifikasi Keuangan dari Konsultan Monitoring,Evaluasi dan
Verifikasi IPDMIP dalam memantau dan mengevaluasi kemajuan keuangan untuk keseluruhan
target proyek.
ix) Melaksanakan pemutahiran “expenditure framework” program pertahun;
x) Menyiapkan modul pelatihan dan program pengelolaan keuangan serta mendukung terlaksananya
kegiatan pelatihan tahunan bagi para pihak yang terlibat dalam program;
xi) Menyiapkan konsolidasi “unaudited program financial statement” dari semua sumber dana
tambahan untuk program;
xii) Melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan bagi staff pemerintah di tingkat pusat
maupun daerah guna menyiapkan laporan keuangan program;
xiii) Penguatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah terkait pemanfaatan E-Mon untuk informasi
keuangan dan laporan fisik sesuai standar pengukuran yang berlaku (Ha atau Km, dan sebagainya)
sehingga pemerintah memiliki kemampuan memonitor keberhasilan program baik keuangan
maupun fisik yang tertera dalam PAP
xiv) Mendukung NPMU dalam melaksanakan PAP yeng terkait dengan bidang keuangan segaimana
disajikan di dalam lampiran PAP;
Lingkup tugas Ahli Manajemen Keuangan 1 mencakup kegiatan yang ada di tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten di wilayah barat.

6) Ahli Manajemen Keuangan 2


Tanggungjawab utama bagi Ahli Manajemen Keuangan 2 adalah membantu mengumpulkan dari PIU
data-data SPM dan SP2D yang diterbitkan sesuai pembelanjaan para Satker terkait, dan meng-
konsolidasikannya guna keperluan penyerapan keuangan (disbursement) dan pencairan dana. Tugas
Tenaga Ahli Manajemen Keuangan antara lain termasuk:
i) Menyiapkan kerangka pemantauan kemajuan keuangan dan penyerapan anggaran, dan sistim
pelaporan;
ii) Meyiapkan bahan dan memberikan pelatihan kepada staf PIU mengenai sistim pelaporan
keuangan dan dokumen-dokumen yang diperlukan;
iii) Melakukan koordinasi dengan Konsultan NPMC-A1b untuk mengumpulkan dan mengkompilasi
data-data dari para KPIU dan PPIU baik secara langsung ataupun melalui NPIU terkait kemajuan
keuangan termasuk SPM dan SP2D dan data kontrak
iv) Memeriksa dan meng-konsolidasikan SPM dan SP2D yang diterima dari PIU dan memastikan
bahwa kelengkapan dokumen nya juga sudah terkumpul;
v) Memeriksa dan meng-konsolidasikan laporan-laporan keuangan yang diterima dari PIU Komponen-
4 sebagai bahan audit bagi badan pemeriksa keuangan independen guna keperluan Penarikan
Dana dari IFAD;
vi) Apabila diperlukan, membantu PIU dalam menyusun Laporan Keuangan dan dokumen-dokumen
yang diperlukan;
vii) Menyiapkan Laporan Konsolidasi Keuangan dari pemerintah daerah sebagai bahan rekomendasi
kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) termasuk untuk keperluan penggantian
dana Penerus Hibahan (On-Granting);

65
viii) Bekerjasama dengan Tenaga Ahli Verifikasi Keuangan dari Konsultan Konsultan
Monitoring,Evaluasi dan Verifikasi IPDMIP dalam memantau dan mengevaluasi kemajuan
keuangan untuk keseluruhan target proyek.
ix) Melaksanakan pemutahiran “expenditure framework” program pertahun;
x) Menyiapkan modul pelatihan dan program pengeloaan keuangan serta mendukung terlaksananya
kegiatan pelatihan tahunan bagi para pihak yang terlibat dalam program;
xi) Menyiapkan konsolidasi “unaudited program financial statement” dari semua sumber dana
tambahan untuk program;
xii) Melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan bagi staff pemerintah di tingkat pusat
maupun daerah guna menyiapkan laporan keuangan program;
xiii) Penguatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah terkait pemanfaatan E-Mon untuk informasi
keuangan dan laporan fisik sesuai standar pengukuran yang berlaku (Ha atau Km, dan sebagainya)
sehingga pemerintah memiliki kemampuan memonitor keberhasilan program baik keuangan
maupun fisik sebagaimana tertera dalam PAP.
xiv) Mendukung NPMU dalam melaksanakan PAP yeng terkait dengan bidang keuangan segaimana
disajikan di dalam lampiran PAP;
Lingkup tugas Ahli Manajemen Keuangan 2 mencakup kegiatan yang ada di tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten di Wilayah Tengah.

7) Ahli Manajemen Keuangan 3


Tanggungjawab utama bagi Ahli Manajemen Keuangan 3 adalah membantu mengumpulkan dari PIU
data-data SPM dan SP2D yang diterbitkan sesuai pembelanjaan para Satker terkait, dan meng-
konsolidasikannya guna keperluan penyerapan keuangan (disbursement) dan pencairan dana. Tugas
Tenaga Ahli Manajemen Keuangan antara lain termasuk:
i) Menyiapkan kerangka pemantauan kemajuan keuangan dan penyerapan anggaran, dan sistim
pelaporan;
ii) Meyiapkan bahan dan memberikan pelatihan kepada staf PIU mengenai sistim pelaporan
keuangan dan dokumen-dokumen yang diperlukan;
iii) Melakukan koordinasi dengan Konsultan NPMC-A1b untuk mengumpulkan dan mengkompilasi
data-data dari para KPIU dan PPIU baik secara langsung ataupun melalui NPIU terkait kemajuan
keuangan termasuk SPM dan SP2D dan data kontrak
iv) Memeriksa dan meng-konsolidasikan SPM dan SP2D yang diterima dari PIU dan memastikan
bahwa kelengkapan dokumen nya juga sudah terkumpul;
v) Memeriksa dan meng-konsolidasikan laporan-laporan keuangan yang diterima dari PIU
Komponen-4 sebagai bahan audit bagi badan pemeriksa keuangan independen guna keperluan
Penarikan Dana dari IFAD;
vi) Apabila diperlukan, membantu PIU dalam menyusun Laporan Keuangan dan dokumen-dokumen
yang diperlukan;
vii) Menyiapkan Laporan Konsolidasi Keuangan dari pemerintah daerah sebagai bahan rekomendasi
kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) termasuk untuk keperluan penggantian
dana Penerus Hibahan (On-Granting);
viii) Bekerjasama dengan Tenaga Ahli Verifikasi Keuangan dari Konsultan NPMC dalam memantau dan
mengevaluasi kemajuan keuangan untuk keseluruhan target proyek.
ix) Melaksanakan pemutahiran “expenditure framework” program pertahun;
x) Menyiapkan modul pelatihan dan program pengeloaan keuangan serta mendukung terlaksananya
kegiatan pelatihan tahunan bagi para pihak yang terlibat dalam program;
66
xi) Menyiapkan konsolidasi “unaudited program financial statement” dari semua sumber dana
tambahan untuk program;
xii) Melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan bagi staff pemerintah di tingkat pusat
maupun daerah guna menyiapkan laporan keuangan program;
xiii) Penguatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah terkait pemanfaatan E-Mon untuk informasi
keuangan dan laporan fisik sesuai standar pengukuran yang berlaku (Ha atau Km, dan sebagainya)
sehingga pemerintah memiliki kemampuan memonitor keberhasilan program baik keuangan
maupun fisik sebagaimana tertera dalam PAP.
xiv) Mendukung NPMU dalam melaksanakan PAP yeng terkait dengan bidang keuangan segaimana
disajikan di dalam lampiran PAP;
Lingkup tugas Ahli Manajemen Keuangan 3 mencakup kegiatan yang ada di tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten di Wilayah Timur.

8) Ahli Sistem Informasi Geografis (GIS)


Tanggungjawab utama bagi Ahli Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah membantu mengumpulkan
dan mengelola data-data GIS dari PIU-PIU di pusat maupun di daerah. Tugas Tenaga Ahli GIS antara
lain termasuk:
i) Menyiapkan kerangka pemantauan kemajuan pengelolaan data GIS;
ii) Meyiapkan bahan dan memberikan pembinaan kepada staf PIU dan asisten GIS di daerah
mengenai pengelolaan sistim informasi geografis di bidang irigasi;
iii) Melakukan koordinasi dengan NPIU-NPIU di Pusat, maupun PIU di daerah, termasuk dengan
Konsultan Pendukung di BWS/BBWS dalam rangka pengumpulan dan kompilasi data-data GIS
untuk IPDMIP.
iv) Penguatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah terkait pemanfaatan data GIS untuk IPDMIP.

9) Ahli Manajemen Pengadaan dan Dokumen Lelang


Tugas Ahli Pengadaan dan Dokumen Lelang antara lain termasuk:
i) Memastikan bahwa Satker pelaksana baik dipusat maupun didaerah sebagai pengguna anggaran
IPDMIP untuk kegiatan pengadaan barang, jasa konstruksi, jasa lainnya dan jasa konsultan wajib
menyelenggarakan sistem pengadaan sesuai dengan peraturan Indonesia yaitu menggunakan
Perpres No. 54/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, beserta
perubahannya, dan Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015 serta peraturan lainnya termasuk metoda
pengadaan barang/jasa konstruksi: Pelelangan Umum, Pelelangan Sederhana, Pelelangan Cepat,
Pelelangan Terbatas, dan Pemilihan Langsung, serta metoda pengadaan jasa konsultansi: Seleksi
Umum dan Seleksi Sederhana;
ii) Memastikan bahwa Pelaksanaan pengadaan tersebut diatas dilakukan secara elektronik atau
sistim e-procurement4 dengan e-tendering, yaitu sejak tahap pengumuman, rapat penjelasan
(Aanwijzing), klarifikasi dan penyerahan penawaran serta pengumuman pemenang, dilakukan
melalui media elektronik. Untuk pembelian barang/jasa dilakukan dengan e-purchasing yang
berdasarkan sistim e-catalogue (Katalog elektronik). Dokumen penawaran untuk metoda
pengadaan tersebut disiapkan sesuai dengan standar nasional sebagaimana diterbitkan oleh LKPP
(yaitu: Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)) dan Kementerian terkait.

4
Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
67
iii) Memeriksa Kerangka Acuan Kerja (KAK ) dan dokumen pelelangan serta melakukan verifikasi
(monitor dan evaluasi) kontrak-kontrak Pelaksanaan Konstruksi maupun Konsultan Pelaksanaan
Program yang terkait di semua level;
iv) Membantu Executing Agency (EA) dan Instansi Pelaksana (Implementing Agency/ IA) dalam
kegiatan persiapan lelang;
v) Menyusun panduan ringkas bagi tim pengadaan tentang prosedur pengadaan barang dan jasa
sesuai peraturan yang berlaku;
vi) Membuat format standar untuk penyusunan KAK pekerjaan-pekerjaan SID dan Supervisi di
lingkungan Irigasi sesuai standar KAK termasuk perubahan iklim dan lain-lain dalam Kriteria
Perencaan (KP); Menyelenggarakan kegiatan Jaminan Mutu untuk semua kegiatan dalam program
(termasuk semua sumber pendanaan);
vii) Membuat format untuk pemantauan perkembangan pelelangan di seluruh IA baik untuk
pengadaan barang maupun jasa pemborongan dan jasa konsultan;
viii) Melakukan pemantauan dan mengevaluasi perkembangan pengadaan, serta mengidentifikasi
masalah dan kendala yang dapat mempengaruhi kemajuan pelaksanaan serta memberikan saran
dan masukan bagaimana masalah tersebut mungkin dapat diatasi;
ix) Membuat laporan hasil pengadaan barang dan jasa di area/wilayah program termasuk semua
sumber pendanaan;
x) Menyiapkan modul pelatihan dan program pengadaan guna mendukung terlaksananya kegiatan
pelatihan tahunan bagi para pihak yang terlibat dalam program.

B. TUGAS DAN KEWAJIBAN TENAGA ASISTEN


1) Asisten Ahli Manajemen Keuangan 1
Kewajiban Asisten Ahli Manajemen Keuangan 1 adalah disesuaikan dengan kewajiban Ahli
Manajemen Keuangan Wilayah Barat. Lingkup tugas/kewajiban Asisten Ahli Manajemen Keuangan
Wil. Barat mencakup pemantauan kegiatan yang ada di tingkat Pusat, provinsi dan kabupaten di
wilayah Barat (tabel Lokasi Kegiatan di atas);
2) Asisten Ahli Manajemen Keuangan 2
Kewajiban Asisten Ahli Manajemen Keuangan 2 adalah disesuaikan dengan kewajiban Ahli
Manajemen Keuangan Wilayah Tengah. Lingkup tugas/kewajiban Asisten Ahli Manajemen
Keuangan Wil.Tengah mencakup pemantauan kegiatan yang ada di tingkat Pusat, provinsi dan
kabupaten di wilayah Tengah (Tabel 1 Lokasi Kegiatan di atas);
3) Asisten Ahli Manajemen Keuangan 3
Kewajiban Asisten Ahli Manajemen Keuangan 3 adalah disesuaikan dengan kewajiban Ahli
Manajemen Keuangan Wilayah Timur. Lingkup tugas/kewajiban Asisten Ahli Manajemen
Keuangan Wil. Timur mencakup pemantauan kegiatan yang ada tingkat Pusat, provinsi dan
kabupaten di wilayah Timur ( tabel 1 Lokasi Kegiatan di atas)
4) Asisten Ahli Pertanian dan Manajemen Pengadaan
Kewajiban Asisten Ahli Pengadaan, Pertanian & Kelembagaan adalah membantu pelaksanaan
tugas ahli pengadaan, ahli pertanian dan kelembagaan.
5) Asisten Ahli Lingkungan, Gender & Social Safeguards
Kewajiban Asisten Ahli Lingkungan, Gender & Social Safeguards adalah membantu pelaksanaan
tugas ahli Lingkungan dan ahli Gender & Social Safeguards.

68
12 LAPORAN YANG DIPERLUKAN:
Konsultan harus menyiapkan dan menyerahkan laporan-laporan berikut ini kepada EA dalam Bahasa
Indonesia kecuali ada ketentuan lain yang disebutkan pada penjelasan berikut ini, masing-masing 5
buku dan/atau menggunakan salinan elektronik.
a. Laporan Pendahuluan:
Konsultan harus menyusun dan menyerahkan Laporan Pendahuluan pada awal bulan ke tiga
setelah mobilisasi, yang memuat antara lain catatan kondisi awal pekerjaan, laporan hasil
kajian awal, Pendekatan pekerjaan dengan hasil kajian awal, rencana kerja secara keseluruhan
termasuk Laporan hal lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan, jadwal pelaksanaan
pekerjaan, termasuk rencana mobilisasi/demobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung.
Laporan Pendahuluan harus dibahas/didiskusikan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
pekerjaan dan dijadikan panduan dalam melaksanakan desain rinci serta mengikat untuk
dipenuhi dalam laporan-laporan berikutnya.
b. Laporan Monitoring Triwulan PHLN:
Konsultan harus menyusun dan menyerahkan Laporan triwulan yang memuat ringkasan
kegiatan dan pendanaan seluruh subkomponen proyek menggunakan Formulir Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Yang Dibiayai dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (LPKPHLN) yang
dikeluarkan oleh Bappenas.
c. Laporan Triwulan Program
Konsultan harus menyusun Laporan yang memuat hasil dari kerangka kerja (results framework)
dan monitoring pelaksanaan PAP dan lain-lain untuk disampaikan kepada ADB
Laporan ini disiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia;
d. Laporan Tahunan:
Konsultan harus menyusun dan menyerahkan Laporan Tahunan yang memuat rangkuman
kegiatan konsultan selama periode tahun yang berlangsung, status fisik dan finansial program,
jumlah Orang-Bulan yang dipergunakan, penyerapan keuangan, pencapaian kegiatan di tingkat
program dari berbagai sumber pendanaan termasuk pengadaan, masalah jaring pengaman
lingkungan dan sosial serta Gender, permasalahan yang timbul, rencana kerja selanjutnya dan
saran/rekomendasi terhadap program.
e. Laporan Rencana Kerja Tahunan (AWP):
Konsultan harus menyiapkan Laporan Rencana Kerja Tahunan yang merupakan konsolidasi
AWP yang disusun sehubungan dengan rencana anggaran dari para PIU.
f. Laporan Akhir
Konsultan harus menyusun dan menyerahkan Laporan Akhir yang memuat rangkuman
pelaksanaan program yang menampilkan Kondisi awal (Baseline) dan setelah indikator Survey
proyek, termasuk status fisik dan finansial program yang dilengkapi dengan peta-peta DI,
penyerapan keuangan, permasalahan yang timbul dan proses pembelajaran yang dapat dipetik
dari pelaksanaan program. Laporan Akhir (Final) disusun setelah Draft Laporan Akhir dibahas
dan disetujui oleh Direksi.
Laporan ini disiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
g. Laporan khusus terkait perkembangan proyek disusun, sesuai kebutuhan, dalam bentuk
presentasi atau ringkasan.

13 FASILITAS YANG DIBERIKAN:

69
Tim Konsultan akan bekerja di Jakarta dan di gedung Ditjen SDA, sehingga tidak perlu untuk
menyewa gedung atau ruang kantor di sekitar Kompleks perkantoran Kementerian PUPR.
Sedangkan untuk peralatan kantor, Konsultan diberikan anggaran untuk pengadaan peralatan
kantor berupa 1 unit Komputer Desk Top, 3 unit Laptop, Printer warna A4 dengan Scanner, Printer
warna A3, Mesin Fotokopi, Digital Camera, Jaringan Telpon dan peralatan sesuai keperluan. Biaya
peralatan-peralatan tersebut perlu dimasukkan ke dalam penawaran. Tim Konsultan juga harus
mempertimbangkan biaya-biaya yang diperlukan untuk melakukan perjalanan dinas ke daerah-
daerah sesuai dengan kebutuhan. 1 (satu) orang wakil Konsultan perlu mengikuti/menghadiri rapat
berkala (Triwulan) yang mungkin diadakan di Jakarta.

70
Gambar 03) Jadwal Standar Pelaksanaan Kegiatan

No Tenaga Ahli Jumlah Satuan 2018 2019 2020 2021 Catatan


A Tenaga Ahli

1 - Ahli Pengelolaan Irigasi (Team Leader) 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 - Ahli Pertanian (Co. TL) 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 - Ahli Gender dan Social Safeguards 18 OB 0 2 2 3 2 3 3 3

4 - Ahli Lingkungan 18 OB 2 3 2 3 2 3 3

5 - Ahli Manajemen Keuangan 1 40 OB 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 - Ahli Manajemen Keuangan 2 40 OB 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 - Ahli Manajemen Keuangan 3 40 OB 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 v`

8 - Ahli GIS 26 OB 3

9 - Ahli Pengadaan dan Dokumen Lelang 27 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Sub Total A 293


B Tenaga Asisten
1 - Asisten Manajemen Keuangan 1 40 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 - Asisten Manajemen Keuangan 2 40 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 - Asisten Manajemen Keuangan 3 40 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 - Ass. Pertanian dan Pengadaan 40 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 - Ass. Lingkungan, Gender & Social Safeguards 40 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Sub Total B 200


C. Tenaga Pendukung Administrasi
1 Office Manager 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Secretary 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 Staf Keuangan 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 Operator Komputer 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 Operator Komputer 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 Pramubakti 42 OB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Sub Total C 252


TOTAL 745

71
MATRIX DISTRIBUTION TASKS OF CONSULTANT SERVICES FOR PAP
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
A Planning for Results achievement
1 The RBL modality has the potential to create Strengthen coordination mechanisms IPDMIP overall and annual work plans DGWR, DWRI, NPMC,
synergies between externally-financed by ensuring systematic planning and integrate irrigation and agriculture MOHA, MOA NPIC Bappenas,
projects and national programs, but is also reviews at central, province, district development as the basis for the on NPIC Bangda, &
exposed to the risk of fragmentation arising and scheme levels granting agreement between national and NPIC MoA
from poor coordination among the many sub national government. (2018 onwards)
different stakeholders across different sectors
and levels Work plans set out (a) activities (b)
reviews and (c) reporting mechanisms at
each level, for achieving each result in the
results framework as well as the
supporting results in the PAP

Overall and annual work plans for the NPIC Bappenas


program endorsed by the NSCWR NSCWR, DWRI (2018 onwards)

Prepare an operation manual for the Plan prepared by DGWR and approved by NPMC &
program NSCWR DWGR, NSCWR NPIC Bappenas
(2018)
B Outcome achievement and measurement
1 The DGWR performance index (IKSI) is one of Identify lagging districts from the Problem solving teams organized to DOM, MOHA, NPIC DOM &
the outcome indicators. The index and means current state of the IKSI database. identify and target districts for which IKSI NPIC Bangda
of verification are conceptually sound, but the Organize WRA teams backed up by reporting is a problem (2018 – 2019)
organizational and technical capacities of DGWR to conduct socialization
districts vary widely. The gap among districts sessions at district levels, identify the # national and subnational staff trained in
is not only technical, but also one of bottlenecks in reporting, and IKSI assessment, data collection and
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
organization and motivation. train/assist local teams in resolving reporting
these
2 Gaps in coordination between irrigation and Ensure joint planning and Baseline data set for agricultural MOA NPIC MoA
agricultural interventions could put outcome convergence with MOA, giving interventions (2018)
achievement at risk priority to setting the baseline for
agricultural productivity in the
program area
3 Incorporation of RP2I into district and province Conduct socialization and advocacy Advocacy session(s) held with DPRD MOHA, NPIC Bangda
five-year development plans will depend on sessions designed to persuade key members in each district/province (2018 onwards)
the political will of regional parliaments members of regional parliaments
(DPRD)
C Results area 1: Systems and institutional
capacity for sustainable irrigated agriculture
strengthened
1 Improving delivery systems for irrigated Set up supervisory and monitoring Local monitoring mechanisms are set up DGWR, DWRI, NPMC,
agriculture management will require not only mechanisms early to monitor in each Program district MOHA NPIC Bangda, &
the development and issuance of sound adherence to the guidelines NPIC Bappenas
guidelines and regulations, which are already Involve a cross-section of key Spot checks are conducted by central (2018 onwards)
planned as a DLI, but also adherence to these stakeholders (WRAs, WUAs, teams
guidelines. Irrigation Commissions, etc.)
2 Institutional reforms require the support and Build political support among local Meetings conducted with the respective MOHA NPIC Bangda
involvement of local decision makers decision makers for (a) IMU (b) District Head and Governor in all Program (2018 onwards)
Irrigation Commission (c) RP2I districts and provinces
endorsement
Regulation for participatory irrigation
Strengthen support to subnational development and development or MOHA/MOA NPIC Bangda &

73
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
governments Pengembangan dan Pengelolaan Sistem NPIC MoA
Irigasi Partisipatip (PPISP) issued by sub (2018 onwards)
5
national governments

Regulation for agriculture land protection


6
issued by sub national governments . MOHA/MOA NPIC Bangda &
NPIC MoA
Consistency between land use and spatial (2018 onwards)
plans verified
MOHA NPIC Bangda
(2018 onwards)
3 Institutional reforms also require a strong Set up Water resources knowledge WRKMC Concept formulated and DGWR & MOHA NPMC, NPIC
knowledge base. In order to avoid mistakes management centers (WRKMC) , to endorsed by DGWR in 2017, Xxx WR-KMC DOM,
made elsewhere and to replicate best function as “one-stop” shops for established in 2018, Xxx WR-KMC NPIC DILL, &
practices, subnational authorities require providing information and established in 2018, and Xxx knowledge NPIC Bangda
access to relevant knowledge and best knowledge management centers established by 2021 (2018 onwards)
practices Conduct study on performance Study conducted DWRI NPIC Bappenas
based contract for construction and (2017 onwards)
O&M
Pilot a model for water productivity Model piloted DGWR NPIC DILL &
measurement and disseminate ADB
lessons learnt (2018 onwards)
4 Only 30% of sub national agencies report to Establish communication 50% of subnational agencies report on DOM, MOHA NPIC DOM &

5
In line with the Ministry of Public Works and Housing Regulation 30/2015 and Law 23/2014
6
In line with the Law 41/2009 on protection of sustainable agriculture land and Law 26/2007 on spatial planning

74
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
DGWR on the use of DAK funding for mechanisms to remind WRAs to DAK use in 2016, 75% in 2017, 100% in NPIC Bangda
rehabilitation of irrigation systems report on DAK use 2018 (2018 onwards)

The reporting on achievements of DAK Conduct awareness sessions


financing needs to be improved so that
subnational governments can optimize this
funding source
5 Monitoring and predictability of financing for Update the medium-term Updated medium-term expenditure DWRI IME(2018
irrigation sector is fragmented expenditure framework for irrigation framework onwards)
rehabilitation, O&M and
management
6 Limited staff resources for program and Recruit services for (i) program Consultant recruited as per program DGWR, MOHA, NPMC,
financial management, safeguards monitoring, management including financial requirements DWRI NPIC Bangda, &
engineering design and supervision and O&M management and M&E, (ii) NPIC Bappenas
services works improvement of guidelines (2018)
(engineering, O&M); (iii) engineering
designs and construction supervision
for irrigation rehabilitation, (iv) O&M
and management services including
surveys, and (v) environment and
social safeguards implementation
and M&E
7 Technical capacity of the independent Strengthen IVA technical capacity Verification guidelines developed and DGWR, MOHA, NPMC,
verification agency (IVA) is limited for the for verification of DLIs by conducting approved DWRI, BPKP NPIC Bangda, &
sector a training program through the NPIC Bappenas
MPWH training centers (DIKLAT) to (2018)
strengthen technical capacity of IVA staff trained MPWH training NPMC (2018)

75
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
BPKP staff to verify DLIs centers NPMC
Technical support provided by DGWR (2018 – 2021)
RBOs/WRAs and/or third party (university,
consultant)
8 DOM reporting is not complete as sub national Upgrade the DOM reporting system DOM reporting system upgraded to DOM NPIC DOM
agencies do not report on a regular basis to include all key indicators and be capture all indicators and be web based (2018)
web based
Lack of understanding of the M&E process M&E guidelines endorsed and
Establish clear M&E guidelines and disseminated DOM NPIC DOM
M&E guidelines and reporting systems are processes, roles and responsibilities, (2018)
inconsistently implemented and a framework that includes
reporting systems.
Inaccurate data collection because of manual
input into databases or reports. IAMIS updated with latest data set DOM, RBOs, NPIC DOM,
Use the IAMIS to track crop WRAs PPIC RBO,
production and cropping patterns, PPIC PSDA Prov
and the availability of water in the & KPIC PSDA
long term, and strengthen IAMIS to Kab (2018 –
measure IKSI (see above) 2021)

Capacity development at all Staff trained DOM NPIC DOM


government levels (2018)
9 Reporting does not capture gender and social Strengthen MPWH and MOHA Reporting forms revised and agreed DGWR, MOHA, NPMC,
indicators reporting to incorporate program- DWRI NPIC Bangda, &
specific indicators, including Updated reporting forms disseminated NPIC Bappenas
environmental monitoring (2018 onwards)
compliance and social and gender Annual reports produced

76
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
indicators with gender-disaggregated
data.

Update MPWH and MOHA MIS


reporting forms and prepare annual
M&E report
D Results Area 2. Irrigation operation,
maintenance, and management improved
1 Modernization following the Government’s Support the development and 2016: Modernization guidelines DGWR NPIC DILL
technical standards is a relatively new concept update of modernization guidelines, completed and officially endorsed; 2017: (2018 onwards)
and much support will be needed to prepare and apply these to the planned modernization assessments completed for
and implement this approach modernization assessments. 2 irrigation schemes; 2018: modernization
assessments completed for 2 irrigation
schemes
2 The level of participation among women, Identify schemes/communities DMF indicators are achieved on time MOHA, MOA NPIC DOM,
WUAs and farmer groups varies widely, requiring special efforts to increase NPIC Bangda, &
especially the participation of women in community/female participation NPIC MoA
decision making bodies during (a) each SETIP exercise and (b) (2018 onwards)
baseline data collection on DMF
indicators relating to women’s and
farmers’ participation.
3 Screening is weak in determining impact on Prepare technical guidance on Guidance prepared and disseminated DGWR in NPIC DILL
indigenous people screening check lists, impact collaboration (2018)
assessment of program to indigenous with Ministry of
people including GRM, and Social, AMAN
meaningful consultation and support by

77
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
ADB
Indigenous people is included in the
SETIP WRA and BAPPEDA staff trained on MOHA NPIC Bangda
indigenous peoples screening, social (2018)
impact assessment (SIA) and consultation

Indigenous people’s socio economic


situation and project potential impact MOHA NPIC Bangda
included in the SETIP (2018 – 2021)
4 Data collection for irrigation asset is weak and Introduce aerial data collection to Technical specifications for aerial surveys DOM, DILL NPIC DOM &
fragmented obtain (i) topography and asset agreed NPIC DILL
location, (ii) dimension of canals and (2018)
drains to be automatically Contractors recruited for surveys and data DOM NPIC DOM
incorporated into the IAMIS processing (2018)

Improve field check procedures and Field check procedures and arrangements DOM, DILL NPIC DOM &
arrangements endorsed NPIC DILL
(2018)
Ensure that support to IAMIS is Field checking conducted by RBOs/WRAs RBOs, WRAs PPIC RBO,
coordinated with support to MOHA with the support of third party (university, PPIC PSDA Prov
and MOA information systems consultant) & KPIC Kab
(2018 – 2021)
# national/subnational staff trained in
IAMIS
E Results area 3: Irrigation infrastructure
improved
1 Where technically, economically and Conduct pilot schemes for 2016: Assessment (technical, financial and RBOs, DILL NPIC DILL &

78
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
institutionally feasible, irrigation canals need hydropower generation institutional) methodology developed PPIC RBO
to be equipped with hydropower turbines 2017: Screening for eligible pilot (2018 onwards)
conducted
2018: Pilot implemented
2019: Pilot implemented
F Environment
1 Screening and criteria for categorization Update the MPWH guidance on Updated guidance in place including check DGWR in NPMC, NPIC
(AMDAL/UPL/UKL/SPPL) from the Minister of categorizing irrigation rehabilitation list and disseminated consultation DILL (2018)
Public Work regulation 10/2008 needs projects to UKL/UPL or SPPL. The with MOEF
improvement on the definition of impacts for regulation will include (i) negative
7
rehabilitation of irrigation system. checklist to ensure exclusion of Environment screening included in the DGWR NPMC, NPIC
environmentally critical projects, and SETIP template and guidance DILL (2018)
No or limited screening for irrigation projects (ii) EMP and monitoring
budgeted by provinces/districts requirements and format

Environmental impacts not fully assessed by Disseminate the updated WRA staff trained on environment DGWR, MOHA NPIC DILL &
district governments due to limited experience regulation/guidance and provide requirements (e.g. MOEF No. 05/2012), NPIC Bangda
training to RBOs and WRAs staff on MPWH regulation, and on existing (2018 – 2018)
environment requirements for procedures and preparation of
irrigation rehabilitation including environment documents
screening, preparation of AMDAL,
UPL/UKL, SPPL and EMP Updated EMP and monitoring RBOs, WRAs PPIC RBO,
requirements PPIC PSDA Prov
Integrate the screening and & KPIC Kab

7
Government regulation No. 27/2012 describes the mandate for each sector to develop or revise a technical regulation.

79
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
categorization of impacts into the (2018 – 2020)
Social, Economic, Technical and
Institutional Profile (SETIP) NPIC DILL
DGWR (2018)
Integrate EMP and monitoring Developed and implemented full RKL/RPL
requirements into the technical as per regulation requirement PPIC RBO,
specifications as per of the contract RBOs, WRAs PPIC PSDA Prov
for work & KPIC Kab
(2018 – 2021)
Develop and implement full RKL/RPL
for each proposed subprojects if
needed
2 Engineering design do not consider climate Integrate environmental aspects, MPWH design standard guidelines for DGWR NPIC DILL
change variability ecological engineering for irrigation updated (2018)
infrastructure, climate resilient
infrastructure into MPWH design RBOs and WRAs staff briefed and trained DGWR NPIC DILL
standard guidelines for irrigation (KP) on updated MPWH design standard (2018)
guidelines for irrigation rehabilitation
Disseminate MPWH design standard
guidelines for irrigation to WRAs
G Involuntary Resettlement and Negotiated
land Acquisition
1 Livelihood restoration programs are provided For land acquisition using Law Guidance on land acquisition and RBOs, WRAs PPIC RBO,
for projects financed by multilateral agencies 2/2012 procedure (land to be resettlement include identification of PPIC PSDA Prov
and state owned enterprises, and none for acquired more than 5 hectares) vulnerable and severely AHs and social & KPIC Kab
local government projects ; physically and (i) Strengthen the delivery of action plan delivered to these groups (2018 – 2020)
economically displaced persons are not social/livelihood program for

80
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
provided with transitional support and entitled parties considered Compensation for emotional loss
9
development assistance vulnerable and severely Solatium provided to cover transitional
8
affected persons . The program allowance and depreciation of affected
can be covered by local building
government program
(ii) Clarify and agree for physical MOU between agencies on arrangement
relocation to include and implementation of SAP prepared
transitional allowance
(iii) advise APs in using cash Consultation with host communities
compensation wisely conducted if resettlement option is taken
10
for compensation .

Included in M&E system and reporting


2 Compensation provided for affected assets For Non-Land Right Holders Compensation at replacement and RBOs, WRAs PPIC RBO,
11
owned by non-land rights holders are varying, (squatters) Improve compensation assistance delivered as per regulations PPIC PSDA Prov
from providing with uang kerohiman and no and its delivery for non- land assets or exclusion of sub projects with & KPIC Kab

8
Vulnerable groups are people who might suffer more or face the risk of being further marginalized due to the project and specifically include: i) households that are headed by women, ii) household
heads with disabilities, iii) households falling under the regional poverty line, and iv) elderly household heads. Severely affected persons refer to the affected/ displaced Persons who will i) lose 10% or more
of their total productive assets, ii) have to relocate, and/or iii) lose 10% or more of their total income sources due to the project.
9
The 2013 Indonesia valuation Standard (Standar Penilaian Indonesia) of MAPPI indicates that the solatium will be ranging 10% - 30& of the total affected assets rate depending on the people’s
attachment to the assets.
10
Land acquisition law No. 2 of 2012 , Article 36 describes on options for compensation including; i) cash; ii) land replacement; iii) resettlement; iii) shareholding; or v) other forms as agreed upon by
both parties. The elucidation of article 36 stipulates that resettlement means a process of replacing the entitled parties’s land with the land of different location as agreed during the process of land acquisition.
11
The law and regulations include KUH Perdata, Law No. 39 of 1999on Human Rights, article 29 stating that every person is entitled of protection of their property rights. Article 36 stipulates that
property rights can not be taken without due process and against the law.
Agencies to (i) hire an appraiser; or (ii) refer to official appraiser guidance (SP306); or (iii) local governments to provide social support; or (iv) coordinate with contractor; or (v) end of lease
agreement

81
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
compensation at all at replacement cost along the significant impact from the program (2018 – 2020)
irrigation channel
3 Right of way management needs to be Protect and manage ROW to prevent ROW protection and management DGWR NPIC DILL
improved, however this is constrained by poor return of affected persons and new included in official detailed engineering (2018)
condition of physical delineation along encroachers design guidelines
irrigation canals
Legalize land assets ROW management plans developed as RBOs, WRAs PPIC RBO,
Weak monitoring and protection of ROW along part of the O&M plans PPIC PSDA Prov
rehabilitated canals that encourage Improve delineation along irrigation & KPIC Kab
encroachment and squatters canals DGWR’s land assets legalized (2018 – 2020)

2016: Screening of irrigation schemes,


2017: Xxx km, 2018: Xxx km, 2019: Xxx
km, 2020: Xxx km, 2021: Xxx km of
irrigation canals have physical delineation
H Institutional Capacity for social and
environment safeguards
1 Insufficient organizational capacities and Establish and/or strengthen Generic TOR for environment and social DGWR NPIC DILL
human resources of agencies for social and dedicated units for both safeguards units developed (2018)
environment safeguards environment and social safeguards in
RBOs and WRAs including generic Dedicated units in RBOs and WRAs for RBOs, WRAs PPIC RBO, PPIC
terms of reference both environment and social safeguards PSDA Prov &
established (2017: 5%, 2018: 20%, 2019: KPIC Kab (2018
Assign and train focal persons for 50%, 2020: 75%, 2021: 100%) – 2020)
social and environment safeguards in
RBOs and WRAs PPIC RBO,
Focal persons for social and environment RBOs, WRAs PPIC PSDA Prov

82
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
Hire safeguards expert to ensure the safeguards assigned and trained & KPIC Kab
smooth implementation of the (2018 – 2020)
program
NPIC DILL
Training orientation across levels (2018)
(executing and implementing Safeguards specialists is hired DGWR
agencies and participating agencies) NPIC DILL
on Country Systems with key (2018)
concerns for environment, Trained staff across levels DGWR
involuntary resettlement and
indigenous peoples, safeguards and
PSSA Action plan

Awareness raising and capacity


development for WRAs to assure
that the EMP implementation is
carried out. DADU-online.com is used
as basis for monitoring/ reporting of
compliance to environmental
regulations.
2 Grievance redress mechanisms (GRM) lack of Develop guidance for GRM with clear Guidance for GRM developed or upgraded DGWR, MOHA NPIC DILL, NPIC
standard timeline role and responsibility and timeline DOM, & NPIC
covering social, environment and Bangda (2018)
other issues
PPIC RBO, PPIC
GRM institutionalization not optimal Ensure that GRM are made available Functioning communication platform for RBOs, WRAs, PSDA Prov, PPIC
through various ways (phone lines, GRM BAPPEDAs Bappeda Prov,

83
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
websites, newspaper, radio) KPIC PSDA Kab,
& KPIC Bappeda
Kab (2018 –
2019)

Idem

Strengthen public relation units in Trained public relation units staff in RBOs RBOs, WRAs,
RBOs and WRAs to handle and WRAs to handle complaints BAPPEDAs
complaints
Idem

Public announcement within 7 days Registry system for complaints established RBOs, WRAs,
after receiving complaint BAPPEDAs
I Reporting and Monitoring on Environment
1 Public disclosure
For environmental assessment documents of Socialize the requirements of the MOE regulation 17/2012 requirements DGWR, MOHA in NPMC &
irrigation projects at the district level, there is MOE regulation 17/2012 on public socialized to RBO, WRAs and BAPPEDAs coordination NPIC Bangda
no public disclosure of the findings disclosure of environment with MOEF (2018)
documents
Local governments follow law requirements, Environment report uploaded into the RBOs, WRAs PPIC RBO,
but interested parties sometimes not invited Adopt the official MOEF online official MOEF online system (DADU- PPIC PSDA Prov
to consultations system (DADU-online.com) for public online.com) 2017: 5%, 2018: 20%, 2019: & KPIC PSDA
disclosure 50%, 2020: 75%, 2021: 100%) Kab
(2018 – 2021)
2 Program impact and actions related to land Prepare a standard format and Standard format and guidance for DGWR, MOHA, NPMC,
clearing and/or vulnerable groups are not guidance for reporting on impacts reporting on impacts and actions related MOA NPIC Bangda, &

84
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
documented and disclosed to beneficiaries and actions related to land clearing to land clearing and/or vulnerable groups NPIC MoA –
and/or vulnerable groups (with developed (with disaggregated data on (2018)
disaggregated data on vulnerability) vulnerability) and post LAR
and post LAR
Lack of regular and continual supervision and RBOs and WRAs staff briefed and trained DGWR, MOHA, NPMC,
monitoring for post land acquisition and Brief RBOs and WRAs staff on the on reporting requirements for land MOA NPIC Bangda, &
resettlement (LAR) reporting requirements for land clearing and/or vulnerable groups and NPIC MoA –
clearing and/or vulnerable groups post LAR (2018 - 2019)

RBOs, WRAs PPIC RBO &


Ensure preparation and disclosure of Reports for land clearing and/or PPIC PSDA Prov
reports for land clearing and/or vulnerable groups prepared and disclosed & KPIC PSDA
vulnerable groups Kab (2018 -
2019)
Monitor the resettlement outcomes
and their impacts on the living
standards of displaced person (if any)
through reviewing complaints
received and conducting consultation
with community, and take necessary
actions of impacts are found to affect
the livelihood status of affected
persons
3 Annual reporting Annual monitoring on program Annual environment and social safeguards DGWR NPMC
action plan implementation monitoring reports submitted to ADB (2018 – 2021)
including any complaint handling is
compiled by DGWR and submitted to

85
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
ADB
J Others
J.1 Procurement
1 The procurement profile and data information Updating of the current e- Improved use of SiRUP and procurement MPWH, MOHA, NPMC,
is not consistently stored in the SPSE procurement and e-monitoring reporting as part of regular e- monitoring Bappenas, Local NPIC Bangda,
preventing reliable procurement monitoring system by each implementing system Governments NPIC Bappenas,
agencies along with their reporting in & PPIC Bappeda
the system. Prov & KPIC
Bappeda Kab –
(2018)
2 Potential procurement delays with no advance Improvement of procurement Procurement packages entered into SIRUP MPWH, MOHA, NPMC,
procurement actions planning, and ensure that all and linked with budget document Bappenas, Local NPIC Bangda,
procurement packages (including Governments NPIC Bappenas,
those below the threshold for e- & PPIC Bappeda
procurement) are entered in the Prov & KPIC
SiRUP, and that the SiRUP links with Bappeda Kab –
the budget document. (2018)
3 Limited competition and barrier for entry Increase competition measured as Average number of qualified bidders is MPWH NPMC &
the number technically compliant more than 3 by the end of RBL period NPIC DILL –
bids for civil works contracts through (2019)
better procurement planning and
capability development of local
contractors to meet requirements of
the bidding documents. Better
procurement planning shall include
aggregation of requirements and

86
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
avoid bidding out all contracts
simultaneously.
Conduct procurement/probity audits Procurement/probity audit is conducted MPWH NPMC (2018)
of 3-5 procuring entities yearly.
4 The ToR for the selection of consultants does All ToRs shall be shared and ToR are reviewed by dan DLI DB MPWH, MOHA, NPMC,
not provide incentives for quality aspects and discussed with ADB prior to BAPPENAS NPIC Bangda, &
it is restricted preventing consultants tendering NPIC Bappenas
proposing high quality proposals – (2018)
5 Non compliance in the selection of consultants Procurement audit of all consulting The procurement audit is conducted MPWH (ADB) - 2018
and ensuring that all prior concerns have been contracts after one year of
addressed and performed consistently effectiveness of the RBL. The
throughout the process of selection of procurement audit is carried out by
consultants with regard to: the appropriate institution in
- improved and agreed RFP is used Indonesia. ADB will during review
- LPSE system is improved to allow missions verify the outcome of the
international competition for the selection of procurement audit. The Government
consultants will take appropriate steps to address
any findings as required under
Indonesian law. The audit report, its
findings and the actions taking by the
Government in response to any
findings shall be shared with ADB as
soon as possible.
6 The selection of consultants is mostly driven by A Value-For-Money audit of the The value for money audit is performed MPWH (ADB) - 2018
the cost factor compromising the quality consulting services shall be carried
aspects out in the last year of the RBL by an

87
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
independent firm. The results shall
be shared with ADB as soon as
possible.
J.2 Fiduciary
1 Limited resources for financial management Hire a financial management Terms of references developed and DGWR NPMC (2018)
specialist to support the preparation agreed Consultant mobilized
of interim Financial reports on a
quarterly basis
2 Lack of consolidated information on the To prepare consolidated unaudited Submission of financial report on the DGWR and LG NPMC
program related expenditures, at the national program financial statement covering program from national level and local (2018 onwards)
and local government level all source of fund on incremental government level
basis
Conduct training on financial Training program developed MOF NPMC
management training for the central Training conducted and evaluated (2018 onwards)
and LG staff to prepare financial
reports on the program Manual developed and disseminated by
government
3 Inconsistency in the monitoring system impede Enhance/strengthen the use of e- E-mon upgraded and standardized DGWR NPMC &
the process of consolidating data at the central mon at central and local government NPIC DILL –
and local government to capture the information on (2018)
financial and physical reports by
using a standard measurement (i.e.
ha or km, etc) to enable the
government to monitor the
achievement of the program in terms
of financial and physical

88
Nr Key Gap Proposed Action Indicator Responsibility Consultants
achievement.
J.3 Gender mainstreaming
Key actions to improve gender (i) Gender audit of guidelines conducted DGWR, DWRI, NPIC DILL,
mainstreaming: (i) conduct gender (ii) gender mainstreaming integrated in MOHA, MOA, PPIC RBOs, &
audits of all guidelines; (ii) include the SETIP and into the irrigated agriculture RBOs, and WRAs PPIC Bappeda
gender mainstreaming in the SETIP management plan Prov &
and integrate findings into the (iii) 30% quota for women farmers KPIC Bappeda
irrigated agriculture management representation in WUA executive Kab – (2018
plan to ensure women smallholders’ committees onwards)
interests related to location, (iv) 20% target for women’s participation
alignment, and access to irrigation in the planning and design of local
infrastructure are addressed and irrigation infrastructure investments
their access to commercial crops and
access to value chain services for
enhancing productivity and
diversification of produce are
improved; and (iii) encourage the
participation and monitoring of (a) a
30% quota for women farmers
representation in WUA executive
committees, and (b) a 20% target for
women’s participation in the
planning and design of local irrigation
infrastructure investments.

89

Anda mungkin juga menyukai