Anda di halaman 1dari 19

TUGAS METODE PENELITIAN TESIS TERAPAN

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT (ILM)


DOSEN : Dr. NAJMI KAMARIAH, SE., M.Si

EVALUASI KINERJA LAYANAN OPERASI DAN

PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PADA UPTD PENGAIRAN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KABUPATEN LUWU TIMUR

RIANI YUSUF, ST

M012021091

PROGRAM MAGISTER TERAPAN

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA

POLITEKNIK STIA LAN MAKASSAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sector yang diandalkan

oleh negara Indonesia, karena mampu memberikan pemulihan dalam

suatu krisis pangan yang masih terjadi. Pertumbuhan penduduk

Indonesia sekarang ini lebih pesat dari pada pertumbuhan disektor

pangan. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,4% per tahun,

diperkirakan pada tahun 2050 penduduk Indonesia mencapai 400 juta

jiwa. Di lain pihak luas lahan panen padi tahun 2000 adalah 11,61 juta

hektar dengan laju penurunan luas panen padi sebesar 3-25%

pertahun yang berarti pada tahun 2050 menjadi sekitar 2,15 juta

hektar (Nasution dalam Pertanian mandiri, 2004; Pasandaran et

Jurnal Techno-Socio Ekonomika, Edisi Khusus November 2019

Universitas Sangga Buana YPKP 116 ISSN 1979-4835 al., 2005).

Melihat kondisi tersebut, sehingga diperlukan suatu tindakan yang

tepat dalam meningkatkan produktivitas khususnya tanaman padi.

Besarnya kontribusi hasil pertanian terhadap pendapatan petani dan

keluarganya, juga berpengaruh pada pemeliharaan sarana pertanian

termasuk sarana irigasi. Semakin besar kontribusi hasil pertanian

terhadap pendapatan petani maka ketergantungan petani akan hasil

pertanian semakin tinggi, dan karenanya perhatian akan lebih banyak

diberikan pada upaya untuk tetap terpeliharanya fungsi sarana irigasi.


Menurut Peraturan Menteri PUPR RI No. 12 tahun 2015 tentang

Eksploitasi dan Pemeliharaan, sistem irigasi meliputi prasarana irigasi,

air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan

sumber daya manusia. Keterpaduan system irigasi (5 pilar) tersebut

harus didukung dengan perangkat hukum / norma serta alokasi

pembiayaan yang mencukupi. Salah satu pilar irigasi, yaitu sumber

daya manusia merupakan hal terpenting agar irigasi dapat berjalan

dan berfungi baik untuk melayani masyarakat. Bentuk kegiatan

pelayanan yang lazim kita temui, antara lain:

pembangunan/rehabilitasi waduk dan jaringan irigasi baru serta

Operasi & Pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi. Kegiatan ini

merupakan bentuk layanan rutin sehari-hari dari pemerintah kepada

masyarakat, sehingga memerlukan perangkat kelembagaan,

peralatan serta sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan

cukup jumlahnya.

Unit Pelaksanana Teknis Dinas (UPTD) Pengairan merupakan

unsur pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional dan

pemeliharaan dinas di wilayah yang memiliki tugas utama

memberikan layanan langsung kepada masyarakat berupa layanan

pembagian dan pemberian air irigasi. Personil UPTD terdiri atas

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/Pengamat, Juru

Pengairan, Petugas Operasi Bendung (POB), Petugas Pintu Air (PPA)

serta Pekarya/pekerja saluran.


Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi yang besar di bidang

pertanian. Luas lahan sawah sebesar 26.487 Ha terdiri dari sawah

irigasi 24.843 Ha, sawah tadah hujan 1.609 dan sawah pasang surut

35 Ha. Untuk menunjang perkembangan sector pertanian diperlukan

perencanaan, pengembangan serta pengelolaan irigasi yang

berkelanjutan, sehingga dibentuklah UPTD Pengairan yang

bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang. Dinas PUPR Kab. Luwu Timur memiliki 4

(empat) UPTD Pengairan yaitu UPTD Pengairan Kalaena Kanan,

UPTD Pengairan Bendung Kalaena, UPTD Pengairan Kalaena Kiri

dan UPTD Pengairan Larona.

Berdasarkan lampiran 2, Permen Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Republik Indonesia No. 12/PRT/M/2015 tentang

Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (Pedoman

Penyelenggaraan Pemeliharaan Jaringan Irigasi), Kebutuhan Tenaga

Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan terdiri atas:

 Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cabang Dinas/Korwil/: 1

orang + staff per 5.000 – 7.500 Ha

 Mantri/Juru Pengairan: 1 orang per 750 -1500 Ha

 Petugas Operasi Bendung (POB): 1 orang per bendung, dapat

ditambah beberapa pekerja untuk bendung besar

 Petugas Pintu Air (PPA): 1 orang per 3-5 bangunan sadap dan

bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2-3 km atau

daerah layanan 150 sd 500 ha


 Pekerja/pekerja saluran (PS): 1 orang per 2-3 km panjang

saluran.

Kompetensi petugas Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Jabatan Kompetensi Pendidikan Fasilitas


Minimal
Kepala Mampu melaksanakan Sarjana Mobil Pick Up,
Ranting/Pengamat/ tupoksi untuk areal Muda/DIII Rumah Dinas,
UPTD/Cabang irigasi 5.000-7.000 Ha Teknik Sipil Alat Komunikasi
Dinas/Korwil/Pengama
t
Juru/Mantri Pengairan Mampu melaksanakan STM Sepeda Motor,
tupoksi untuk areal Bangunan Alat Komunikasi
irigasi 750-1.500 Ha
Petugas Operasi Mampu melaksanakan ST, SMP Sepeda, Alat
Bendung tupoksi Komunikasi
Petugas Pintu Air Mampu melaksanakan ST, SMP Sepeda, Alat
tupoksi Komunikasi
Pekerja/Pekarya Mampu melaksanakan ST Alat Kerja Pokok
Saluran tupoksi
Sumber: Lampiran II Permen PUPR No. 12 Tahun 2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan JI

Dari data dari Bagian Umum dan Kepegawaian diketahui bahwa

tenaga pada UPTD Pengairan sebanyak 61 personil (51 PNS dan 10

Tenaga Upah Jasa). Berdasarkan pengamatan awal di lapangan,

kualitas kerja UPTD Pengairan saat ini tidak berjalan optimal, hal ini

seperti kurang terpeliharanya jaringan irigasi yang menyebabkan

tingginya biaya pemeliharaan, layanan kepada masyarakat berjalan

lambat, banyaknya kehilangan pintu air, maraknya pencurian air,

kualitas pelaporan data debit air dan tanaman yang kurang baik (tidak

akurat). Oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi kinerja operasional

dan pemeliharaan jaringan irigasi UPTD Pengairan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pelayanan operasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi pada UPTD Pengairan?

2. Bagaimana tingkat layanan operasi dan pemeliharaan irigasi yang

diberikan oleh UPTD Pengairan?

3. Bagaimana penilaian petani terhadap layanan operasi dan

pemeliharaan irigasi UPTD Pengairan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelayanan

operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

2. Untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasi dan

pemeliharaan irigasi

3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan dari petani terhadap

pelayanan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori yang

telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima ke dalam

penelitian yang sebenarnya khususnya yang berkaitan dengan

pengawasan.

2. Manfaat Praktis
 Sebagai sumber informasi mengenai kinerja layanan operasi

dan pemeliharaan irigasi UPTD Pengairan.

 Sebagai bahan masukan kepada pihak terkait juga

pengawasan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Luwu Timur untuk melakukan evaluasi

terhadap kinerja layanan operasi dan pemeliharaan jaringan

irigasi
BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Kinerja

Kinerja merupakan performance atau unjuk kerja. Maier

menyatakan bahwa penilaian kinerja atau prestasi kerja sebagai

suatu kesuksesan yang dihasilkan seseorang dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and

Poter menyatakan bahwa kinerja adalah “Succesfull Role

Achivement” yang diperoleh seseorang dari perbuatannya

(As’ad, 1991:46-47). Berdasarkan hal tersebut maka kinerja

atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai seseorang

menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu,

berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya.

Andrew F. Sikula dalam Malayu S.P. Hasibuan (2001:87)

mengemukakana bahwa kinerja (prestasi) adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-


tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, (2000),

merumuskan kinerja sebagai: “Gambaran tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi”.Sejalan

dengan pengertian tersebut, Mangkunegara (2005: 9)

mengatakan bahwa: “Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”

Pengertian kinerja menurut Sedarmayanti (2007:14)

menyatakan bahwa: “Kinerja merupakan sistem yang digunakan

untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau

merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang seharus

dicapai seseorang) dan kompetensi bagaimana seseorang

mencapainya”.

Wibowo (2008:49) menyatakan bahwa sasaran kinerja

merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang menjelaskan

hasil yang harus dicapai, kapan dan oleh siapa sasaran yang

ingin dicapai tersebut dielesaikan. Sifatnya dapat dihitung,

prestasi yang dapat diamati, dan dapat diukur. Sasaran


merupakan harapan. Sebagai sasaran, suatu kinerja mencakup

unsur-unsur diantaranya:

a) The Performer, yaitu orang yang menjalankan kinerja

b) The Action atau performance, yaitu tentang tindakan atau

kinerja yang dilakukan oleh performer.

c) A Time Element, menunjukkan waktu kapan pekerjaan

dilakukan.

d) An Evaluation Methode, tentang cara penilaian bagaimana

hasil pekerjaan dapat dicapai.

e) The place, menunjukkan tempat dimana pekerjaan

dilakukan.

2. Evaluasi Kinerja

Evaluasi adalah suatu proses mengevaluasi kinerja pekerja

membagi informasi dengan mereka, dan mencari cara untuk

memperbaiki kinerjanya. Evaluasi kinerja dilakukan untuk

memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja.

Evaluasi kinerja akan memberikan umpan balik terhadap tujuan

dan sasaran kinerja, perencanaan, dan proses pelaksanaan

kinerja. Evaluasi kinerja dapat pula dilaksanakan terhadap

proses penilaian, review, dan pengukuran kinerja. Evaluasi

kinerja organisasi pada umumnya dilakukan bersifat tahunan

sehingga dapat memperoleh gambaran kinerja organisasi

selama satu tahun. Pada prinsipnya, evaluasi kinerja, adalah

penilaian kinerja yang dilakukan pada akhir tahun atau akhir


periode perencanaan tertentu, sehingga diperoleh gambaran

secara menyeluruh kinerja organisasi.

Evaluasi kinerja digunakan untuk kepentingan evaluasi

tujuan dan sasaran, evaluasi rencana, evaluasi pengukuran

kinerja, evaluasi hasil, evaluasi lingkungan, dan evaluasi proses

kinerja.

1. Evaluasi tujuan dan sasaran, evaluasi terhadap tujuan

dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya dapat tercapai atau tidak.evaluasi

terhadap sasaran untuk mengukur pencapaian sasaran

terhadap target yang telah ditetapkan. Evaluasi tujuan dan

sasaran memberikan umpan balik bagi proses perencanaan.

2. Evaluasi rencana, untuk menilai apakah hasil yang dicapai

telah sesuai dengan apa yang direncanakan.

3. Evaluasi lingkungan, untuk menilai kondisi lingkunan yang

dihadapi saat proses pelaksanaan kinerja, dan dapat

mengakibatkan kesulitan dan kegagalan dalam mencapai

hasil kinerja.

4. Evaluasi proses kinerja, untuk menilai apakah terdaat

kendala dalam proses kinerja.

5. Evaluasi pengukuran kinerja, untuk menilai apakah

pengukuran kinerja telah dilakukan dengan benar, siste

review dan coachingtelah berjalan dengan semestinya,serta


apakah meetode yang digunakan dalam pengkuruan sudah

tepat dan benar dilakukan.

6. Evaluasi hasil, untuk menilai hasil kinerja organisasi,

kelompok, maupun individu masing-masing pekerja.

3. Pelayanan Publik

Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang telah ditetapkan. (Agung Kurniawan 2005: 4).

Kepmenpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman

Tatalaksana Pelayanan Umum terdapat kriteria kualitatif untuk

menilai kualitas pelayanan publik yaitu :

a) Jumlah warga/masyarakat yang meminta pelayanan (per

hari, per bulan, atau per tahun) serta perkembangan

pelayanan dari waktu ke waktu, apakah menunjukan

peningkatan / tidak.

b) Lamanya waktu pemberian pelayanan.

c) Ratio atau perbandingan antara jumlah pegawai atau tenaga

yang ada dengan jumlah warga/masyarakat yang meminta

pelayanan untuk menunjukkan tingkat produktivitas kerja.

d) Penggunaan perangkat-perangkat modern untuk

mempercepat dan mempermudah pelaksanaan.


e) Frekuensi keluhan atau pujian dari masyarakat mengenai

kinerja pelayanan yang diberikan, baik melalui media massa

maupun melalui kotak saran yang disediakan.

f) Penilaian fisik lainnya, misalnya kebersihan dan kesejukan

lingkungan, motivasi kerja pegawai dan lain-lain aspek yang

mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja pegawai

pelayanan publik.

4. Operasi dan Pemeliharaan Irigasi

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20

Tahun 2006 Tentang Irigasi menyatakan bahwa: Pasal 1 (37)

Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan

pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu

bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun

sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,

melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data,

memantau dan mengevaluasi. (38) Pemeliharaan jaringan

irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan

irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna

memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan

kelestariannya.

B. Definisi Konsep

1. Evaluasi terhadap hasil kinerja dilakukan terhadap hasil kinerja

organisasi. Evaluasi terhadap hasil kinerja organisasi dapat

dilihat dari pencapaian tujuan dan sasaran telah dapat dicapai.


Evaluasi terhadap kinerja organisasi dapat dipergunakan untuk

penetapan tujuan dan sasaran organisasi di kemudian hari.

2. Pelayanan publik merupakan kegiatan untuk pemenuhan

kebutuhan satiap manusia sebagai penerima pelayanan yang

dilakukan oleh penyelenggara negara. UPTD Pengairan

sebagai penyelenggara pelayanan Operasi dan Pemeliharaan

Irigasi harus mampu memberikan kualitas pelayanan yang

sesuai dengan undang-undang agar mendapatkan sebuah

pelayanan publik yang baik.

C. Kerangka Penelitian

1. Evaluasi rencana
2. Evaluasi pengukuran
Evaluasi Kinerja kinerja
layanan Operasi dan
3. Evaluasi tujuan dan
Pemeliharaan Jaringan
Irigasi sasaran
4. Evaluasi hasil
5. Evaluasi proses kerja
6. Evaluasi lingkungan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis melalui proses

wawancara.

Tujuan digunakan desain kualitatif adalah untuk memahami

secara mendalam persoalan yang dihadapi dalam pemberian

layanan operasi dan pengelolaan irigasia gar berjalan optimal pada


UPTD Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Luwu Timur.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini data diperoleh dari:

1. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan pengamatan

serta proses wawancara mendalam terhadap informan yaitu

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Kepala UPTD,

Petugas Operasi dan Pemeliharaan Irigasi UPTD Pengairan

dan masyarakat penerima layanan (Petani/P3A)

2. Data sekunder diperoleh dari SK Pembentukan UPTD

Pengairan, arsip penilaian hasil lomba OP jaringan irigasi

kategori juru tingkat Kabupaten Luwu Timur tahun 2022, serta

data pendukung dari bagian personalia dan Bidang Sumber

Daya Air.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini instrumen utama penelitian adalah

peneliti sendiri. Peneliti melakukan sendiri wawancara secara

langsung dengan informan penelitian serta melakukan observasi

lapang sendiri. Dengan terjun langsung dalam proses pengumpulan

data, peneliti akan dapat mengetahui secara mendetail

permasalahan layanan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

serta. Alat bantu yang digunakan selama penelitian adalah

handphone, camera digital, ballpoint, pensil, kertas/buku.


D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan

yaitu:

1. Wawancara. Menurut iqbal hasan (2002), wawancara adalah

teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

langsung oleh pewawancara kepada responden, jawaban-

jawaban responden dicatat atau direkam atau menggunakan

kuesioner.

2. Observasi atau pengamatan data dengan cara mengadakan

pengamatan terhadap suatu teknik atau cara mengumpulkan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang berlangsung, pada penelitian ini menggunakan observasi

nonpartisipatif dalam melakukan pengambilan data.

3. Dokumentasi dilakukan ialah untuk melengkapi data yang

diperoleh dari data observasi dan data wawancara.

Dokumentasi yangdiperoleh pada penelitian ini berupa foto-foto

pendukung informasi

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data

lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh


responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan.

Adapun jenis teknik analisis dalam penelitian kuantitatif

yaitu statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku umum ataugeneralisasi.

Teknik pengolahan data angket dengan cara menghitung

persentase tiap jawaban per pernyataan kemudian

menginterpretasikannya. Rumus pengolahannya sebagai

berikut:

f
P= x 100 %
n

P = Presentase

f = Jumlah jawaban

n = Jumlah responden

Cara mengumpulkan data primer dilakukan dengan

mengajukan kuesioner kepada responden. Kuesioner tersebut

dibuat yang meliputi instrumen tentang kompetensi dan

instrumen tentang kinerja pegawai. Item-item alat pengumpulan


data yang akan digunakan dalam kuesioner tersebut adalah

item-item yang dibuat dalam skala likert.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban pada skala likert dapat berupa kata sebagai berikut:

SS = Sangat Setuju =5

ST = Setuju =4

RG = Ragu-ragu =3

TS = Tidak Setuju =2

STS = Sangat Tidak Setuju = 1

Anda mungkin juga menyukai