Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas: 2KC
I. TUJUAN PERCOBAAN
Venturi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit aliran air dalam
pipa.Venturi merupakan bentuk klasik yang terdiri dari bagian masuk yang mengecil,
bagian leher dan bagian keluar yang membesar. Tabung tersebut dipasang di tempat
sambungan pipa sedemikian rupa sehingga bagian lehernya konsentris dengan lubang
pipa.
- 3% dan penurunan tekanan sangat kecil akan tetapi dari segi biaya harganya cukup
tinggi. Mengambil rasio diameter leher terhadap pipa tidak dapat diubah-ubah. Tabung
venturi dapat digunakan untuk menangani fluida cair, lumpur (slurry) dan cairan yang
kotor (air limbah) disain umum yang dipakai dengan ukuran diameter pipa 2- 20 in
dan koefisiennya 0,984.
Hubungan antara laju alir dan beda tekanan untuk tabung venturi adalah
sebagai berikut :
Q = CdA0 [1- (A0/A1)2 ]1/2 √2 𝑔 ( ℎ1 − ℎ2 )
Dimana :
3. Mematikan pompa
1. Pompa dimatikan
V. DATA PENGAMATAN
Laju alir
500 1000 1500 500 1000 1500
(L/jam)
Beda tekan
-25 -7 24 -24 -6 23
(mbar)
No.
Awal 500 L/jam 1000 L/jam 1500 L/jam
percobaan
H1 H2 H1 H2 H1 H2
Percobaan
1 beda
15,5 18,5 26,5 15,5 41 9,5 64
tekan
(cm)
Percobaan
2 beda
16,5 19 26,5 15,5 42 10 63
tekan
(cm)
VI. DATA PERHITUNGAN
1/2
151,67𝑚𝑚 2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( 559,61𝑚𝑚 )2 ] √2.10𝑚/𝑠 2 (24 𝑚𝑏𝑎𝑟)
= 1.128.435.792 mm2/jam
= 1128,43 L/jam
1128,43−1500
%Kesalahan =| | × 100% = 24,77 %
1500
2. Data 1500 L/jam (Percobaan 2)
𝐴𝑂 2
𝑄 = 𝑐𝑑. 𝐴𝑜 [1 − ( ) ]√2. 𝑔 (𝑚𝑏𝑎𝑟)
𝐴𝐼
1/2
151,67𝑚𝑚 2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( 559,61𝑚𝑚 )2 ] √2.10𝑚/𝑠 2 (23 𝑚𝑏𝑎𝑟)
= 1.104.690.635 mm2/jam
= 1104,69 L/jam
1104,69 −1500
%Kesalahan =| | × 100% = 26,35 %
1500
1/2
151,67𝑚𝑚 2 2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( ) ] √2.10𝑚/𝑠 2 (8 𝑐𝑚)
559,61𝑚𝑚
= 651.523.842 mm2/jam
= 651,52 L/jam
651,52 −500
%Kesalahan =| | × 100% = 23,25 %
500
2. Data 1000 L/jam (Percobaan 1)
𝐴𝑂 2
𝑄 = 𝑐𝑑. 𝐴𝑜 [1 − ( ) ]√2. 𝑔 (ℎ1 − ℎ2)
𝐴𝐼
1/2
151,67𝑚𝑚 2 𝑚2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( 559,61𝑚𝑚 )2 ] √2.10 (25,5 𝑐𝑚)
𝑠
= 1.163.203.647 mm2/jam
= 1163,20 L/jam
1163,20−1000
%Kesalahan =| | × 100% = 16,32 %
1000
1/2
151,67𝑚𝑚 2 𝑚2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( 559,61𝑚𝑚 )2 ] √2.10 (42,5 𝑐𝑚)
𝑠
= 1.501.662.273 mm2/jam
= 1501,66 L/jam
1501,66 −1500
%Kesalahan =| | × 100% = 0,11 %
1500
= 630.817.653 mm2/jam
= 630,81 L/jam
630,81 −500
%Kesalahan =| | × 100% = 20,73 %
500
1/2
151,67𝑚𝑚 2 𝑚2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( 559,61𝑚𝑚 )2 ] √2.10 (24,5 𝑐𝑚)
𝑠
= 1.140.128.093 mm2/jam
= 1140,12 L/jam
1140,12−1000
%Kesalahan =| | × 100% = 14,01 %
1000
1/2
151,67𝑚𝑚 2 𝑚2
= (0,98)(151,67 𝑚𝑚2 ) [1 − ( 559,61𝑚𝑚 )2 ] √2.10 (40 𝑐𝑚)
𝑠
= 1.456.850.372 mm2/jam
= 1456,85 L/jam
1456,85 −1500
%Kesalahan =| | × 100% = 2,87 %
1500
Tekanan pada internet lebih kecil daripada bagian outlet atau bagian keluar. Hal
ini disebabkan karena luas penampang lebih besar sehingga menyebabkan tekanan
kecil hal itu terjadi karena tekanan berbanding terbalik dengan luas penampang titik
tekanan berbanding lurus dengan kecepatan aliran sehingga semakin besar tekanan
maka laju alir akan semakin besar juga.
Berdasarkan data yang diperoleh pada pengukuran digital dapat dilihat bahwa
pada percobaan 1 beda tekan yang didapat cenderung naik yakni dari -25, -7, dan 24.
pada percobaan 2 beda tekan yang didapat yakni, -24, -6, dan 23. Laju Alir yang
digunakan pada percobaan 1 dan 2 adalah 500 l/jam 1000 L/jam dan 1500 L/jam.
Sedangkan pada percobaan pengukuran manometer secara manual h percobaan 1,
yakni 8cm, 25,5 cm, dan 42,5 cm. Dan h percobaan 2 yakni, 7,5 cm, 24,5 cm, dan 40
cm. Laju Alir yang digunakan pada percobaan 1 dan 2 adalah 500 l/jam 1000 L/jam
dan 1500 L/jam.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Laju alir dengan beda tekan digital.
Percobaan 1 : pada laju alir 1500 L/jam, Q= 1128,43 L/jam, %kesalahan=
24,77%.
Percobaan 2 : pada laju alir 1500 L/jam, Q= 1104,69 L/jam, %kesalahan=
26,35%.
b. Laju alir dengan beda tekan manometer.
Percobaan 1 :
Pada laju alir 500 L/jam, Q= 651,52 L/jam, %kesalahan= 23,25%
Pada laju alir 1000 L/jam, Q= 1163,20 L/jam, %kesalahan= 16,32%
Pada laju alir 1500 L/jam, Q= 1501,66 L/jam, %kesalahan= 0,11%
Percobaan 2 :
Pada laju alir 500 L/jam, Q= 630,81 L/jam, %kesalahan= 20,73%
Pada laju alir 1000 L/jam, Q= 1140,12 L/jam, %kesalahan= 14,01%
Pada laju alir 1500 L/jam, Q= 1456,85 L/jam, %kesalahan= 2,87%
DisusunOleh:
Kelompok 1
Kelas:2KC
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mendemontrasikan aplikasi tabung orifice dalam pengukuran laju alir dan
kecepatan alir dalam pipa
Mengukur beda tekan secara praktek
Membandingkan beda tekan secara praktek dan teori
Untuk zat cair yang mengalur melalui sebuah lubang paga tangki,maka besar
kecepatannya selalu dapat diturunkan dari hokum Bernouli yaitu : V = √2𝑔ℎ, ℎ adalah
kedalaman lubang dari permukaan zat cair (Mirower dan Ersemhork,2003).
Peralatan yang digunakan untuk mengukur pengeluaran fluida adalah orifice dan
noozle.Orifice adalah sebuah bukaan (biasanya bulat pada dinding tangki atau pad plat
normal di sumbu pipa,plat yang sama juga ada di ujung pipa atau dibeberapa daerah lanjut
airnya.Dikaraliterlisasi dari kenyataan bahwa ketipisan dinding/ plat relative kecil terhadap
ukuran bukaan.Orifice standar dengan sisi tajam atau dengan bahan pesergi atau bulat bukan
jenis standar dengan sisi tajam atau dengan bahan pesergi atau bulat bukan jenis standar
karena aliran yang melalui nya dipengaruhi oleh ketebalan plat,kekerasan permukaannya,jari-
jari lekukannya.Orifice ini harus di uji jika diperlukan ketelitian yang tinggi ( Titherington
dan Rimmer,1986).
IV. PROSEDUR KERJA
- Dik : d = 26,7 mm
𝐴1 = ¼.3,14.(26,7 𝑚𝑚)2
= 559,6186 𝑚𝑚2
= 33,15%
= 31,64%
= 15,9%
- Data 1500 L/Jam (Percobaan 1)
ℎ1 = 19-18,5 = 0,5 ℎ2 = 63,5-18,5 = 45
Q = Cd.𝐴𝑜 [ 1-(𝐴0/ 𝐴𝐼)2 ]1/2 √2. 𝑔. (ℎ1 − ℎ2 )
233,3158 𝑚𝑚 2
= (0,62).(233,3158 𝑚𝑚2 ).[ 1-(559,6186 𝑚𝑚2 )2 ]1/2 √2.10 𝑚/𝑠 2 .(44,5 cm)
= 5,86%
- Data 500 L/Jam (percobaan 2)
ℎ1 = 19-18,5 = 0,5 ℎ2 = 63,5-18,5 = 45
Q = Cd.𝐴𝑜 [ 1-(𝐴0/ 𝐴𝐼)2 ]1/2 √2. 𝑔. (ℎ1 − ℎ2 )
233,3158 𝑚𝑚 2
= (0,62).(233,3158 𝑚𝑚2 ).[ 1-(559,6186 𝑚𝑚2 )2 ]1/2 √2.10 𝑚/𝑠 2 .(7 cm)
= 12%
- Data 1000 L/Jam (percobaan 2)
ℎ1 = 23-20= 3 ℎ2 = 44,5-20 = 24,5
Q = Cd.𝐴𝑜 [ 1-(𝐴0/ 𝐴𝐼)2 ]1/2 √2. 𝑔. (ℎ1 − ℎ2 )
233,3158 𝑚𝑚 2
= (0,62).(233,3158 𝑚𝑚2 ).[ 1-(559,6186 𝑚𝑚2 )2 ]1/2 √2.10 𝑚/𝑠 2 .(21,5 cm)
= 1,85%
= 7,46%
VII. ANALISIS PERCOBAAN
Pada praktikum yang dilakukan yaitu karakteristik tabung orifice floco 2.Orifice adalah
sebuah tabung yang biasanya bulat pada dinding tangki atau pada plat normal di sumbu
pipa.Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengukuran laju alir dengan pemakaian
digital dan manual menggunakan manometer.Pada metode pembacaan digital terdapat
detector yang mendeteksi aliran akan mengubah sinyal menjadi aliran listrik dann
menunjukkan angka secara langsung dalam saluran mbar,sedangkan pada pembacaan dengan
manometer besarnya aliran di tunjukkan oleh skala manometer dalam millimeter.
Berdasarkan data yang diperoleh pada pengukuran digital bahwa beda tekannya,cenderung
naik yakni -25,-10,22 dengan laju alirnya 500 L/jam,1000 L/jam dan 1500 L/jam dalam
percobaan 1.Pada percobaan 2 yakni dari -27,-11,23 dengan laju alir yang sama yaitu 500
L/jam,1000 L/jam,dan 1500 L/jam
Pada percobaan pengukuran manometer ∆ℎ yakni pada percobaan 1 yaitu 7,5 cm ,20
cm,dan 44,5 cm dengan laju alir 500L/jam,1000L/jam dan 1500 L/jam.Pada percobaan 2
yaknin 7cm,21,5 cm,dan 43 cm dengan laju alir yang sama yaitu 500L/jam,1000L/jam dan
1500 L/jam.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa :
Laju alir dengan pengukuran digital
- Percobaan 1 = pada 1500 L/jam,Q = 1002,7220 L/jam,%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 33,15%
- Percobaan 2 = pada 1500 L/jam,Q = 1025,2579 L/jam,%kesalahan = 31,64%
pH-METER 632
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas: 2KC
I. Tujuan Percobaan
V. DATA PENGAMATAN
VI. PERHITUNGAN
=11,96 M
M1 = N1
N1 x V1 = N2 x V2
0,1 𝑁 𝑥 50 𝑚𝑙
V1 = 11,76
V1 = 0,4 ml
Gr = M x V x Bm
= 0,2 gr
1 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 50 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,02 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
| × 100%
1,69−1,71
=| | × 100% = 1,18%
1,69
0,9 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 51 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0176 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
1,75−1,74
=| | × 100% = 0,57%
1,75
0,8 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 52 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0153 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
1,81−1,83
=| | × 100% = 1,10%
1,81
0,7 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 53 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0132 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
1,87−1,88
=| | × 100% = 0,53%
1,87
0,6 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 54 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0111 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
1,95−1,97
=| | × 100% = 1,02%
1,95
0,5 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 55 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0090 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,04−2,02
=| | × 100% = 0,98%
2,04
0,4 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 56 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0071 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,14−2,11
=| | × 100% = 1,40%
2,14
0,3 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 57 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0052 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,28−2,27
=| | × 100% = 0,44%
2,28
0,2 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 58 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0034 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,46−2,50
=| | × 100% = 1,62%
2,46
10. HCl 0,1N 10ml dan NaOH 0,1 N 9 ml
0,1 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 59 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0016mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,79−2,77
=| | × 100% = 0,72%
2,79
0 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 60 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0 mmol/ml
pH teori = - log [H+]
= - log [0]
= - (dianggap 7 karena telah mencapai titik ekuivalen (pH=7) HCL : NaOH =
1:1)
pH praktik = 7,6
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
7−7,6
=| | × 100% = 8,57%
7
0,1 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 61 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0016 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
11,22−11,25
=| | × 100% = 0,27%
11,22
13. HCl 0,1N 10ml dan NaOH 0,1 N 12 ml
0,2 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 62 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0032 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
11,51−11,49
=| | × 100% = 0,17%
11,51
0,3 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 63 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0047 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
11,68−11,59
=| | × 100% = 0,77%
11,68
0,4 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 64 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,00625 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
11,8−11,78
=| | × 100% = 0,17%
11,8
0,5 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 65 𝑚𝑚𝑜𝑙
= 0,0076 mmol/ml
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% kesalahan = | | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
11,89−11,85
=| | × 100% = 0,33%
11,89
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebebasan yang dimiliki oleh suatu larutan, yang didefinisikan sebagai logaritma
aktivitas ion hydrogen [H+] yang terlarut.
Dengan pH-meter 632 dapat mengetahui pH yang terkandung dalam suatu sampel dan
dapat mengetahui larutan tersebut bersifat asam atau basa.
Titik ekuivalen yang didapatkan :
Secara teori : 9,8
Secara praktek : 9,6
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 9,8−9,6
% kesalahan : = x 100 % = x 100% = 2,04 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 9,8
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM INSTRUMEN & TEKNIK PENGUKURAN
HUMIDITAS
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas: 2KC
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengukur
temperatur bola basah dan bola kering.
Mahasiswa dapat menentukan humiditas udara dengan grafik psikometri.
Mahasiswa dapat menentukan Relatif komunitas udara dengan grafik
psikometri.
3. DASAR TEORI
Temperature bola kering dan temperature bola basah dalam proses industri
sering diperlukan untuk menentukan uap air atau kelembapan udara atau
kandungan air dalam udara kering untuk pembakaran.
5. DATA PENGAMATAN
Blower AC
Waktu Bola basah (0C) Bola kering (0C)
(menit) awal akhir awal akhir
5 menit 26,6 35,0 31,0 41,0
AC
Waktu Bola basah (0C) Bola kering (0C)
(menit) awal akhir awal akhir
5 menit 26,0 21,0 31,0 23,0
6. DATA PERHITUNGAN
RH (relative humidity)
Dik: Bola basah = 26,6 (0C)
Bola kering = 31,0 (0C)
Titik potong berada diantara 60% dan 70%
Jarak 60% dan 70% = 2 mm
Jarak titik potong ke 60% = 1 mm
Range : 70%-60% = 10%
2 𝑚𝑚 10%
=
1 𝑚𝑚 𝑥
2x = 10%
X = 5%
Humiditas
Jarak antar kotak = 4 mm
Jarak titik potong ke 60% = 2 mm
Range kotak = 0,002
4 𝑚𝑚 0,002
=
2 𝑚𝑚 𝑥
4x = 0,004
X = 0,001
Humiditas = 0,002 + 0,001 = 0,023 mg dry air
RH (relative humidity)
Bola basah = 35,0 (0C)
Bola kering = 41,0 (0C)
Titik potong berada diantara 60% dan 70%
Jarak 60% dan 70% = 2 mm
Jarak titik potong ke 60% = 2 mm
Range : 70%-60% = 10%
2 𝑚𝑚 10%
=
2 𝑚𝑚 𝑥
2x = 20%
X = 10%
Humiditas
Jarak antar kotak = 4 mm
Jarak titik potong ke 60% = 1 mm
Range antar kotak = 0,004
4 𝑚𝑚 0,004
=
1 𝑚𝑚 𝑥
4x = 0,004
X = 0,001
Humiditas = 0,004 + 0,001 = 0,005 mg dry air
Penentuan Humiditas dan RH (relative humidity) wpt dan dry pada
temperatur awal AC
RH (relative humidity)
Bola basah = 26,0 (0C)
Bola kering = 31,0 (0C)
Titik potong berada diantara 60% dan 70%
Jarak 60% dan 70% = 3 mm
Jarak titik potong ke 60% = 4 mm
Range : 70%-60% = 10%
4 𝑚𝑚 10%
=
3 𝑚𝑚 𝑥
4x =30%
X = 7,5%
Humiditas
Jarak antar kotak = 4 mm
Jarak titik potong ke 60% = 3 mm
Range kotak = 0,002
4 𝑚𝑚 0,002
=
3 𝑚𝑚 𝑥
4x = 0,006
X = 0,0015
Humiditas = 0,002 + 0,0015 = 0,0035 mg dry air
RH (relative humidity)
Bola basah = 21,0 (0C)
Bola kering = 23,0 (0C)
Titik potong berada diantara 80% dan 90%
Jarak 80% dan 90% = 2 mm
Jarak titik potong ke 80% = 3 mm
Range : 90%-80% = 10%
2 𝑚𝑚 10%
=
3 𝑚𝑚 𝑥
2x = 30%
X = 15%
Humiditas
Jarak antar kotak = 4 mm
Jarak titik potong ke 80% = 3 mm
Range antar kotak = 0,0016
4 𝑚𝑚 0,0016
=
3 𝑚𝑚 𝑥
4x = 0,0048
X = 0,0012
Humiditas = 0,0016 + 0,0012 = 0,0028 mg dry air
7. ANALISIS PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan yaitu mengamati dan
menentukan humiditas udara atau kandungan air yang terkandung dalam udara dan
untuk menentukan relatif humiditas. Percobaan menggunakan bola basah dan bola
kering termometer air raksa dibalut tisu kering yang satunya tisu di basah kan terlalu
basah tetapi tidak terlalu basah kemudian dililit dengan isolatif untuk menentukan
relatif komunitas dan bumi di tas dari udara di gunakan grafik psychrometric.
Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan sebanyak 1 kali dengan
masing-masing tiap 5 menit untuk melihat pergerakan nilai pada skala termometer
baik untuk temperatur bola basah dan maupun bola kering.
Pada percobaan pertama kedua termometer diletakkan pada blower dan
ditunggu 5 menit pertama didapat suhu pada bola basah awal adalah 26,60C dan suhu
akhir 35,00C. Suhu bola kering adalah 31,00C dan suhu akhirnya 41,00C. selanjutnya
pada percobaan kedua termometer diletakkan pada AC dan ditunggu 5 menit pertama
didapat suhu pada bola basah awal adalah 26,00C dan suhu akhir 23,00C. Suhu bola
kering adalah 31,00C dan suhu akhirnya 21,00C.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dapat dilihat bahwa suhu pada
bola basah memiliki suhu yang lebih kecil dibandingkan dengan suhu bola kering hal
ini dikarenakan pengaruh kelembaban tisu yaitu semakin rendah suhu kelembaban
tinggi dan semakin tinggi suhunya maka kelembaban rendah.
8. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Blower
Nilai humiditas pada Blower yaitu :
Awal : 0,023 mg dry air
Akhir : 0,005 mg dry air
Relative humidity pada Blower :
Awal : 5 %
Akhir : 10 %
AC
Nilai humiditas pada Blower yaitu :
Awal : 0,0035 mg dry air
Akhir : 0,0028 mg dry air
Relative humidity pada Blower :
Awal : 7,5 %
Akhir : 15 %
9. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet 2021, Penuntun Praktikum Instrumen dan Teknik Pengukuran,”Humiditas”.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya
Suhu (°C)
Waktu
Bola Bola
(menit)
Basah Kering
1 26,6 31
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
6 - -
7 - -
8 - -
9 - -
10 35 41
Grafik Temperatur terhadap Waktu pada
Blower
50
Suhu (°C) 40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)
2) AC
Suhu (°C)
Waktu (menit) Bola Bola
Basah Kering
1 26,6 31
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
6 - -
7 - -
8 - -
9 - -
10 21 23
20
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (menit)