Anda di halaman 1dari 4

A.

Evolusi kimia

Teori evolusi kimia ini awal mulanya dilakukan pengajuan oleh A.I. Operin (tahun
1920), beliau adalah pakar biokimia di rusia serta J.B.S. Haldane (tahun 1924), sebagai pakar
genetika dalam negara Inggris (Fatmayanti Aulia,dkk 2022). Teori evolusi kimia
mengungkapkan yakni kehidupan asalnya dari pengakumulasian senyawa organic yang
dijumapai berjuta tahun lamanya. Senyawa organic itu asalnya dari suatu reaksi berbagai
senyawa anorganik yang didukung kondisi lingkungan sekitar (Fatmayanti Aulia,dkk 2022).

Teori evolusi kimia baru dibuktikan hipotesisnya oleh Harold Urey dan muridnya
Stanley Miller pada tahun 1953. Mereka menciptakan eksperimen yang menirukan atmosfer
bumi primitive dengan melakukan pencampuran berbagai gas misalnya uap air, ammonia,
metan, serta hydrogen di peralatan yang dirancang itu. Miller yakni bahwasanya proses
membentuk senyawa kompleks yang Menyusun makhluk hidup itu sulit dan membutuhkan
berjuta tahun lamanya agar terdapat evolusi kimia sampai tercipta makhluk hidup
sederhana. Sehingga, terciptanya makhluk itu tidak semudah yang dipercayai oleh penganut
teori abiogenesis. Karena menurut penganut teori evolusi kimia, mereka menagatakan
bahwa kehipan tercipta melalui proses evolusi kimia yang memerlukan waktu berjuta tahun
lamanya (Fatmayanti Aulia,dkk 2022).

B. Evolusi Biologi

Dunia yang kita diami ini hanyalah nerupakan titi kalam raya, meskipun demikian
kita kira hanya bumi inilah tempat kehidupan. Evolusi kehidupan atau evolusi biologi
sepanjang pengetahuan para ahli hanya pernah terjadi di bumi kita. Persoalan mengenai
berapa tahun kehidupan ini dimulai belum pernah terdapat kata sepakat. Fosil tertua yang
patut di percayai berumur lebih kurang 500 juta tahun. Meskipun evolusi sudah harus terjadi
sebelum waktu itu, ternyata fosil dari organisme yang berumur lebih tua dari 500 juta tahun
belum pernah ditemukan. Dengan alas an ini dapat disimpulkan nahwa mungkin kehidupan
di bumi telah dimulai dari 500 juta tahun yang lalu (Waluyo Lud 2019).

Fosil tumbuhan darat pertama di perkirakan berumur 400 juta tahun yang lalu,
hewan darat pertama diperkirakan hidup 300 juta tahun yang lalu, vertebrata pertama
diperkiarakan muncul pada 200 juta tahun yang lalu, mamalia pertama di perkirakan muncul
pada 125 juta tahun yang lalu, dan mulai menyebar kira-kira 75 juta tahun yang lalu. Tanda-
tanda adanya manusia diperkirakan 1 juta tahun yang lalu (Waluyo Lud 2019).

Para ahi sangat tertarik mempelajari dan mendalami evolusi biologi, disebabkan
seridaknya bidang ini dapat memberikan jawab terhadap 3 topil utama bahsan evolusi yakni:
1. Pembuktian asal mula kehidupan
2. Pembuktian hubungan kekerabatan dan keanekaragaman makhluk hidup.
3. Perkiraan perkembangan makhluk hidup dimasa mendatang.

C. Konsep abiogenesis

Abiogenesis berasal dari kata abio dan geneasis (abio: tidak hidup, genesis: asal atau
kejadian). Sehingga arti abiogenesis adalah kehidupan yang berasal dari benda yang tidak
hidup ((Fatmayanti Aulia,dkk 2022). Teori abiogenesis beropini bahwa makhluk hidup
asalnya dari benda mati yang muncul dengan spontan dikarenakan terdapatnya gaya hidup.
Teori dikenal pula sebagai teori generasi spontan. Teori yang berkemban sejak abad ke-19 ini
telah dipercayai oleh banyak ilmuwan. Generasi spontan meyakini bahwa makhluk hidup
muncul secara spontan dari kombinasi bahan-bahan, termasuk bahan anorganik
(Sumampouw, 2019).

D. Konsep Biogenesis

Pengetahuan mengenai mikroorganisme maki nada pertambahan. Semakin ketidak


benaran teori abiogenesis. Mereka berpendapat yakni makhluk hidup pun asalnya dari
makhluk hidup sebelumnya. Pendapat inilah yang dikenal dengan teori biogenesis
(Fatmayanti Aulia,dkk 2022). Berikut ini yakni beberapa ilmuwan pendukung teori
biogenesis.
1. Francesco Redi (1665)

Tahun 1665 seorang dokter dari Italia bernama Francesco Redi membuktikan ketidak
benaran teori abiogenesis melalui penelitiannya. Melalui hasil percobaan, ditampilkan
bahwasanya ulat mengalami perkembangbiakan pada daging busuk tidak bisa terjadi jika
daging di simpan di tempat tertutup berkasa halus maka lalt tidak bisa menaruh telur di
dagingnya tersebut (Fatmayanti Aulia,dkk 2022).

2. Spallanzani (1768)

Tahun 1768 ilmuwan bernama Spallanzani menentang opini Aristoteles dan


Needham. Spallanzani menyebutkan bahwa proses merebus dan menutup botol
berisikan air rebusan yang dilaksanakan oleh Needham itu tidak mencapai
kesempurnaan. Untuk membuktikan pernyataannya, Spallanzani merebus satu potong
daging sekama berjam lamanya. Selanjutnya ia memasukkan air rebusan dagingnya itu
kedalam botol dan menutupnya rapat-rapat sehingga tidak diperoleh mikroorganisme
baru didalam botol tersebut (Fatmayanti Aulia,dkk 2022).

3. Schultze (1836) dan Schwann (1837)

Teori yang ditarik berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani
tidak dapat diterima oleh semua ilmuwan saat itu. Beberapa dari mereka berpendapat
bahwa botol yang tertutup rapat tersebutlah yang menyebabkan tidak terdapatnya
udara didalam botol. Karena tidak adanya udara sehingga tidak ada oksigen di dalam
botol, maka mikroorganisme tidak dapat hidup. Hal inilah yang menjadi kelemahan atau
kekurangan pada percobaan Spallnxani sehingga masih ada yang meragukan teorinya
tersebut. Kekurangan yang terdapat pada percobaan Spallanzani kemudian di perbaiki
oleh Schultze (Fatmayanti Aulia,dkk 2022).

4. H. Schroeder dan Th. Von Dusch (1854)

H. Schroeder dan Th. Von Dusch memberikan gagasan dalam melakukan


penyaringan udara yang mengalir pada botol berisikan kaldu. Udara tersebut dialirkan
pada botol berisikan kapas steril. Dengan metode itu mereka tidak memperoleh
mikroorganisme baru dalam kaldu. Hal ini lah yang mematahkan teori abiogenesis
(Fatmayanti Aulia,dkk 2022).
DAFTAR PUSTAKA
Fatmayanti, Aulia, Almira Ulimaz, Nurfitri Arfani, Rissa Megavitry, Nana Citrawati Lestari, Waode
Munaeni, Indas Wari Rahman, Andi nur Asrinawaty, Afika Herma Wardani, Dasar-Dasar
Mikrobiologi, Global Eksekutif Teknologi, 2022, Bab V: 59-66.
Waluyo, Lud, Evolusi Organik,UMMPress, 2019, Bab II:31

Anda mungkin juga menyukai